Anda di halaman 1dari 11

1. Cari dan Jelaskan Negara mana yang pendidikannya paling baik ?

= Jepang
Kualitas pendidikan di Jepang memang tak perlu dipertanyakan
lagi, jika melihat berhasilnya Jepang untuk menghasilkan sumber daya
manusia yang berkualitas. Salah satu yang paling berperan dalam
meningkatkan kualitas sumber daya manusia adalah kurikulum
pendidikan di negara tersebut.
Tingkatan pendidikan di Jepang sama dengan di Indonesia yaitu
dengan menggunakan sistem 6-3-3 (6 tahun SD, 3 tahun SMP, tiga tahun
SMA) dan Perguruan Tinggi. Pendidikan Sekolah Dasar dan Sekolah
Menengah Pertama digolongkan sebagai Compulsory Education dan
Sekolah Menengah Atas digolongkan sebagai Educational Board.
Di Jepang Pendidikan dasar tidak mengenal ujian kenaikan kelas,
tetapi siswa yang telah menyelesaikan proses belajar di kelas satu secara
otomatis akan naik ke kelas dua, demikian seterusnya. Ujian akhir juga tidak
ada, karena SD dan SMP masih termasuk kelompok compulsory education,
sehingga siswa yang telah menyelesaikan studinya di tingkat SD dapat
langsung mendaftar ke SMP. Selanjutnya siswa lulusan SMP dapat memilih
SMA yang diminatinya, tetapi kali ini mereka harus mengikuti ujian masuk
SMA yang bersifat standar, artinya soal ujian dibuat oleh Educational
Board.
Sedangkan untuk tingkat Sekolah Dasar (SD), sifat dan karakteristik
kurikulum di Jepang hampir sama dengan kurikulum
SDdi Indonesia.Hanya yang membedakan adalah pada mata pelajaran
kebiasaan hidup yang umumnya diajarkan di kelas 1 dan 2. Tujuan utama
diajarkan mata pelajaran ini adalah untuk mengenalkan dan membiasakan
anak-anak pada pola hidup mandiri. Daripada mengajarkan mata pelajaran
IPA dan IPS, Jepang lebih memilih memperkenalkan tata cara kehidupan
sehari-hari kepada anak-anak yang baru lulus dari tingkat TK yang lebih
memfokuskan kegiatan bermain daripada belajar di dalam kelas.
Pembelajaran utama seperti bahasa Jepang dan berhitung
mempunyai porsi yang lebih dibanding pelajaran lainnya. Sedangkan
pelajaran moral diajarkan tidak secara khusus dalam mata pelajaran tertentu,
tetapi diajarkan oleh wali kelas sejam seminggu atau diintegrasikan melalui
pelajaran lain. Dan pendidikan moral sudah termasuk pada pendidikan
agama (Kristen, Budha, Shinto). Selain murid disibukkan dengan
pendidikan akademik, pendidikan bersifat estetik berupa musik dan
menggambar juga diajarkan dalam porsi besar di kelas 1 dan 2.
Untuk pendidikan SMP, kurikulum menitik beratkan pada
pendidikan bahasa Jepang, matematika, IPA dan IPS. Sedangkan
pendidikan bahasa asing seperti Inggris dan Jerman tidak diwajibkan dan
hanya bersifat pilhan bagi murid. Pelajaran bahasa Inggris baru dijadikan
pelajaran wajib di level SMP pada kurikulum 2002. Adanya mata pelajaran
pilihan seperti bahasa Jepang, IPS, matematika, IPA, musik, art, pendidikan
jasmani, keterampilan, dan bahasa asing, merupakan pembeda khas antara
kurikulum pendidikan SMP di Jepang dan Indonesia.
Di Jepang memperlakukan kegiatan belajar di luar secara berkala,
mereka mengunjungi tempat-tempat bersejarah dan lahan pertanian atau
perkebunan untuk belajar memetik teh, jeruk dan menggali umbi-umbian,
bahkan sampai belajar menanam padi di sawah. Di lain waktu, siswa secara
berkelompok diajarkan cara menumpang kereta (densha) untuk melatih
kemandirian, selain itu diselingi kegiatan wawancara dengan berbagai
narasumber kemudian menjadi bahan untuk presentasi di depan kelas.

2. Komparasikan sistem pendidikan di Negara Maju dan Negara Berkembang?


Jelaskan!
=
A. Inggris (Negara Maju)
Inggris dikenal dengan standar pendidikannya yang tinggi, sistem
pendidikan Inggris telah banyak mempengaruhi banyak negara dan adalah
rumah untuk beberapa universitas terkenal.
- Sekolah Dasar
Pendidikan wajib di Inggris dimulai dari usia 5 tahun dengan
sekolah dasar. Siswa naik dari kelas 1 sampai 6 tanpa ujian, meskipun
kemampuan mereka diuji di usia 7 tahun. Penekanan ada pada belajar secara
praktikal dibandingkan menghafal. Siswa belajar mata pelajaran inti seperti
Inggris, matematika dan sains, juga pelajaran dasar seperti sejarah, geografi,
musik, seni dan olahraga.
- Sekolah Menengah Atas
Siswa memulai sekolah menengah pada usia 11 tahun, dimana
menjadi kewajiban untuk lima tahun berikutnya. Di setiap jenjangnya, siswa
memperdalam pengetahuan mereka pada mata pelajaran inti dan ditambah
setidaknya 1 bahasa asing.Di tahun ke-4, mereka mulai bersiap untuk
mengikuti ujian-ujian yang disebut General Certificate of Secondary
Education atau GCSE. Siswa akan diuji di 9 atau 10 topik GCSE yang
mereka pilih.
Setelah menyelesaikan ujian GCSE, siswa sekolah menengah dapat
meninggalkan sekolah untuk bekerja, mengikuti program training di
sekolah kejuruan atau teknik, atau melanjutkan 2 tahun lagi untuk
menyiapkan diri bagi ujian masuk universitas, yang dikenal dengan "A-
Levels." Secara umum, siswa yang ingin masuk ke universitas akan belajar
3-4 subyek untuk ujian A-Levels. Ini kerap dilakukan di sekolah yang
dinamakan Sixth Form Colleges.Makin tinggi nilai ujian A-Levels, makin
baik peluang siswa untuk masuk ke universitas pilihannya.
- Program Sarjana
Ditingkat sarjana, siswa di Inggris dapat memilih jurusan "art" dan
"sciences".Program biasanya berlangsung selama tiga tahun dimana selama
itu siswa menyelesaikan pelajaran dan tutorial di bidang masing-masing.
Siswa yang akan lulus biasanya harus mengikuti ujian akhir. Syarat
penerimaan bagi siswa internasional termasuk kefasihan bahasa Inggris
(min IELTS 6.0), tambahan 1 tahun sekolah menengah, dikenal dengan
University Foundation Year atau nilai A-Level.
- Pasca Sarjana atau PhD
Pelajaran universitas dapat diteruskan ke tingkat pasca sarjana.Gelas
pasca sarjana tradisional biasanya dibidang "Arts" (MA) atau "Sciences"
(MSc). Gelar pasca sarjana yang makin populer adalah Masters in Business
Administraion (MBA). Program Master berlangsung selama satu sampai
dua tahun dan mengharuskan ujian dan tesis untuk syarat kelulusan. Bagi
program tertentu, pengalaman dibidang riset dan bekerja dibutuhkan untuk
mengikuti program doktoral, atau PhD, yang dapat berlangsung selama
empat atau lima tahun di sekolah dan riset serta disertasi.
Ada beberapa masalah pendidikan di Inggris yang cukup
mendapatkan perhatian dari kalangan pemerhati pendidikan di sana.
Persatuan Guru Nasional Inggris dan Walesmengemukakan ada beberapa
masalah kependidikan yang dihadapi oleh pendidikan Inggris. Masalah-
masalah tersebut antara lain :
a. Hubungan antara pendidikan dan guru untuk mempersiapkan siswa dalam
masa peralihan dari sekolah ke dunia kerja
Masyarakat Inggris berpandangan bahwa tugas pokok sekolah
adalah membantu siswa memecahkan masalah.Termasuk di dalamnya yaitu
membantu siswa memecahkan masalah transisi dari sekolah menuju dunia
kerja.Masyarakat Inggris menghendaki adanya fungsi nyata dari lulusan
suatu sekolah dalam arti bagaimana lulusan tersebut dapat didayagunakan
dalam dunia kerja.Mereka menginginkan adanya hubungan antara
lingkungan pendidikan dengan dunia kerja.Oleh karenanya, sekolah
diharapkan dapat menjalin kerjasama dengan perusahaan
perusahaan, holding company dan sebagainya.
b. Prinsip Pendidikan Sepanjang Hayat
Pendidikan di Inggris tengah berupaya agar prinsip pendidikan
sepanjang hayat (long life education) dapat terlaksana.Upaya ini dilakukan agar
mereka yang sudah berusia lanjut juga terus mendapatkan pendidikan. Hal ini
dikarenakan ada sebagian orang-orang lanjut usia yang pada masa kanak-
kanaknya kurang mengenyam pendidikan. Dengan adanya usaha ini diharapkan
adanya pemerataan pendidikan baik muda maupun tua sesuai dengan
prinsip long life education.
c. Pengembangan Fasilitas Pendidikan
Salah satu resiko dari pengembangan sarana pendidikan adalah biaya
yang dikeluarkan akan semakin banyak. Apalagi di era arus informasi dan
teknologi yang semakin hari semakin berkembang dengan cepat sehingga
membutuhkan sarana pendidikan yang dapat disesuaikan dengan
perkembangan zaman.Hal ini agar pendidikan Inggris tidak ketinggalan zaman.
Dampak dari pengembangan sarana pendidikan berteknologi tinggi, akan
mengurangi tenaga kerja guru itu sendiri. Akibatnya banyak guru-guru yang
akan menganggur. Namun di lain pihak apabila fasilitas tidak terpenuhi atau
kurang maka akan menimbulkan hambataan belajar sehingga kurang
optimalnya proses belajar siswa. Hal ini juga akan berdampak pada ekonomi
Inggrhgis di masa mendatang.
d. Pendidikan Guru
Pendidikan guru juga merupakan masalah yang harus diperhatikan.
Sistem dan metode pengajaran hendaknya dapat memenuhi permintaan
masyarakat yang menginginkan hasil yang bagus.Untuk menangani masalah
tersebut, pendidikan profesi keguruan di Inggris dipersiapkan secara matang
selama 4 tahun.Melalui pendidikan tersebut, guru diharapkan dapat
menjelaskan tentang kenyataan hidup dalam masyarakat plural yang multirasial
dan multikultural.
B. Indonesia (Negara Berkembang)
Pelaksanaan pendidikan nasional berlandaskan kepada Pancasila
dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, yang bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
- Pendidikan Dasar
Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi
jenjang pendidikan menengah. Setiap warga negara yang berusia tujuh
sampai dengan lima belas tahun wajib mengikuti pendidikan dasar.
Pemerintah dan Pemerintah Daerah menjamin terselenggaranya wajib
belajar bagi setiap warga negara yang berusia 6 (enam) tahun pada jenjang
pendidikan dasar tanpa memungut biaya.
Pendidikan dasar berbentuk:
Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang
sederajat; serta
Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs),
atau bentuk lain yang sederajat.

- Pendidikan Menengah
Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar.
Pendidikan menengah terdiri atas:
(1). Pendidikan menengah umum, dan
(2). Pendidikan menengah kejuruan.
Pendidikan menengah berbentuk:
(1). Sekolah Menengah Atas (SMA)
(2). Madrasah Aliyah (MA)
(3). Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan
(4). Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang sederajat.

- Pendidikan Tinggi
Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan
menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister,
spesialis, dan doktor yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi.
Perguruan tinggi dapat berbentuk:
(1). Akademi
(2). Politeknik
(3). Sekolah Tinggi
(4). Institut
(5). Universitas.
Universitas berkewajiban menyelenggarakan pendidikan,
penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.Perguruan tinggi dapat
menyelenggarakan program akademik, profesi, dan/atau vokasi.
Pendidikan guru adalah salah satu pusat syaraf dari pendidkan. Di
Indonesia terdapat kekurangan guru yang parah menurut ukuran baratdan
kelas-kelas besar membutuhkan teknik mengajar yang berbeda. Namun
kebanyakan dari para guru itu sendiri mendapat sekali pendidikan dan boleh
dikatakan hampir tidak memperoleh latihan. Jadi tugas pertama adalah yang
menaikan tingkat pendidikan guru-guru yang ada dan berusaha memberi
mereka latihan kerja. Ditingkatkan statusnya, untuk meningkatkan status
guru, mereka harus menaikan gajinya, namunkenyataannya mereka terlalu
miskin untuk itu.
Pendidkan guru, merupakan tugas utama bagi negar-negara yang
sedang berkembang guna mengembangkan sistem pendidikan yang pada
umunya mereka terima dari warisan pejajah mereka. Tanpa pendidikan
guru, maka struktur pendidkan secara barat mungkin hancur.Namun
untukmemperoleh latihan-latihan mengajar atas dasar yang kuat, diperlukan
suatu reorganisasi yang radikal.

Perbandingan Sistem Pendidikan di Inggris dengan Indonesia

- Biaya pendidikan di Indonesia sudah gratis tapi bayar sampai saat ini
sedangkan diInggris biaya sekolah sepenuhnya dibiayai oleh
pemerintah.
- Kalau di Indonesia siswa SD baru diperkenalkan dengan komputer
itupun belumsemuanya, di Negeri Putri Diana ini anak SD sudah
diharuskan belajar jejaring sosialseperti twitter dan ensiklopedia online
Wikipedia
- Biaya pendidikan di Inggris lebih terjangkau bahkan sampai jenjang
pascasarjana di banding negara eropa lainnya seperti jerman dan
prancis
- Di negara Eropa khususnya negara sepak bola (Inggris), sistem
pendidikan menganut pola press shcematic (maksudnya tidak terlalu
banyak yang dipelajari tetapi terfokusdan lebih terspesialisasi,
sehingga kepakaran ilmunya sangat dalam). Sedangkan di Indonesia
salah satunya menganut pola breadth schematic sehingga tidak
mengakar karena otak otak siswa sudah overloading , kebanyakan
pelajaran.
3. Cari dan jelaskan negara-negara mana yang dilihat dari sejarahnya memiliki
kemanjuan yang pesat dalam pendidikan ?
= Jepang
Jepang merupakan salah satu negara termaju dalam berbagai bidang
kehidupan: ekonomi, teknologi, ilmu pengetahuan, sosial, politik, dll.
Kemajuan-kemajuan ini tentu berkaitan erat dengan kemajuan pendidikan
Pendidikan di Jepang sebelum Restorasi Meiji pada awalnya
berdasarkan sistem masyarakat feodal, yaitu pendidikan untuk samurai,
petani, tukang, pedagang, serta rakyat jelata. Kegiatan ini dilaksanakan di
kuil dengan bimbingan para pendeta Budha yang terkenal dengan sebutan
Terakoya (sekolah kuil). Mirip dengan pesantren di Indonesia. Setelah
Restorasi Meiji pemerintah gencar menerbitkan dan menerjemahkan
berbagai macam buku serta mengirimkan pelajar ke berbagai negara untuk
mendalami berbagai bidang ilmu. Usaha ini akhirnya membuahkan hasil
yang cukup memuaskan bagi negara tersebut.
Dalam hal pendidikan Jepang sangat maju, terbukti tingkat melek
huruf mencapai: 99,8% (1990), 100,0% (2000), pendidikan wajib di jepang
selama 9 tahun (Dari umur 6 ke 15 tahun), dan jumlah pelajar sekolah
menengah yang maju ke pendidikan tinggi kira-kira 96%.
Dalam usaha meningkatkan minat baca, masyarakat Jepang mengkomikkan
bahan ajar, dari pelajaran-pelajaran dasar seperti sejarah, biologi, fisika
sampai ilmu filsafat. Pendekatan visualisasi dengan komik biasanya
digunakan untuk menarik minat baca kaum muda dan mempermudah
pembaca dalam memahami materi yang akan disampaikan. Dari situ budaya
baca masyarakat tumbuh, dan di Jepang kita akan dengan mudah
menemukan pembaca-pembaca buku dari berbagai usia di setiap lorong-
lorong densha (kereta listrik), bus ataupun kursi tunggu di eki (stasiun
densha).
Adapun sistem pendidikan di Jepang dibangun atas prinsip-prinsip:
Legalisme, administrasi yang demokratis, netralitas, penyesuaian dan
penetapan kondisi pendidikan, dan desentralisasi. Dan Pendidikannya
memiiliki beberapa tujuan yang hendak dicapai di antaranya ialah:
mengembangkan kepribadian secara penuh dengan, berupaya keras
membangun manusia yang sehat pikiran dan badan, yang mencintai
kebenaran dan keadilan, menghormati perseorangan, menghargai kerja,
mempunyai rasa tanggungjawab yang dalam, dan memiliki semangat
independen sebagai pembangun negara dan masyarakat yang damai.
Sistem administrasi pendidikan dibangun dalam empat tingkat: pusat,
prefectural (antara propinsi dan kabupaten), municipal (antara kabupaten
dan kecamatan), dan sekolah. Masing-masing tingkat administrasi
pendidikan tersebut mempunyai peran dan kewenangan yang saling mengisi
dan bersifat kerjasama. Disamping itu, terdapat asosiasi-asosiasi kepala
sekolah, guru, murid, dan orang tua yang mendukung pengembangan
sekolah.
Pada umumnya metode pengajaran yang digunakan di sekolah-
sekolah di Jepang adalah kombinasi dari: penjelasan dari dan tanya jawab
dengan guru, diskusi antar murid, dan eksplorasi oleh murid sendiri dengan
menggunakan alat pembelajaran. Di awal biasanya guru memberikan
penjelasan sebagai pengantar, kemudian murid melakukan diskusi sesama
mereka dan atau mengeksplorasi menggunakan alat pembelajaran seperti
multimedia, laboratorium, dll. sesuai dengan mata pelajaran dan kebutuhan.
Hasil diskusi dan atau eksplorasi tersebut lalu dipresentasikan di depan
kelas dengan bimbingan guru.
Di samping hal di atas, pengaruh pendidikan terhadap anak dan
masyarakat telah membuat pendidikan Jepang mempunyai potensi yang
luar biasa dalam berbagai hal. Misalnya, (1) Minat masyarakat yang besar
sekali pada pendidikan; (2) prestasi kognitif dan motivasi siswa relatif
setaraf; (3) prestasi kognitif siswa rata-rata tinggi; (4) munculnya pelajaran
ide egalitarianisme; (5) perubahan sosial yang egalitarian; (6) timbulnya
kesamaan yang sama bagi semua lapisan masyarakat.
Ciri khas bangsa Jepang adalah kehausan mereka akan ilmu yang
tak pernah terpuaskan. Karena itu tidak heran bila kehidupan sehari-hari
bangsa Jepang tidak akan lepas dari membaca. Di stasiun, perpustakaan, di
jalan, atau secara ekstremnya dikatakan, di mana ada kehidupan, di situ
mereka membaca. Bahkan hingga saat ini, koran adalah bacaan wajib
mereka setiap hari. Ini merupakan budaya yang sangat positif dan patut kita
tiru. Dan ada sebagian orang yang mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri
karena tekanan dari kurikulum dan orang tua yang begitu intens. Tuntutan
ini tak lain ialah tuntutan jaman yang makin kompetitif dan
ketidakmampuan bertahan berarti tersingkir menurut persepsi mereka.
Menurut Wiliam K. Cummings, Jepang berhasil merombak
masyarakat melalui pendidikan melalui beberapa faktor antara lain :
perhatian pada pendidikan datang dari berbagai macam pihak, sekolah
Jepang tidak mahal, tidak ada diskriminasi terhadap sekolah, kurikulum
sekolah Jepang amat berat, sekolah sebagai unit pendidikan, guru terjamin
tidak akan kehilangan jabatan, guru Jepang penuh dedikasi, guru Jepang
merasa wajib memberi pendidikan manusia seutuhnya, dan guru Jepang
bersikap adil. Selain itu menurut Danasasmita ada beberapa karakteristik
yang mendorong bangsa ini maju. Ini dibuktikan dengan beberapa ucapan
orang Jepang, arigatou (terima kasih). Orang Jepang menghargai jasa orang
lain, otsukaresamadeshita (maaf, Anda telah bersusah payah). Orang Jepang
menghargai hasil pekerjaan orang lain, ganbatte kudasai (berusahalah!).
Perlunya setiap orang harus berusaha, semangat bushido (semangat
kesatria). Orang Jepang punya semangat yang tidak pernah luntur, tahan
banting, dan tidak mau menyerah.
Pada tahun 2001 Kementrian Pendidikan Jepang mengeluarkan
rencana reformasi pendidikan di Jepang yang disebut sebagai `Rainbow
Plan`. Isinya adalah sebagai berikut:
1. Mengembangkan kemampuan dasar scholastic siswa dalam model
pembelajaran yang menyenangkan. Ada 3 pokok arahan yaitu,
pengembangan kelas kecil terdiri dari 20 anak per kelas, pemanfaatan IT
dalam proses belajar mengajar, dan pelaksanaan evaluasi belajar secara
nasional.
2. Mendorong pengembangan kepribadian siswa menjadi pribadi yang hangat
dan terbuka melalui aktifnya siswa dalam kegiatan kemasyarakatan, juga
perbaikan mutu pembelajaran moral di sekolah
3. Mengembangkan lingkungan belajar yang menyenangkan dan jauh dari
tekanan, diantaranya dengan kegiatan ekstra kurikuler olah raga, seni, dan
sosial lainnya.
4. Menjadikan sekolah sebagai lembaga yang dapat dipercaya oleh orang tua
dan masyarakat. Tujuan ini dicapai dengan menerapkan sistem evaluasi
sekolah secara mandiri, dan evaluasi sekolah oleh pihak luar, pembentukan
school councillor, komite sekolah yang beranggotakan orang tua, dan
pengembangan sekolah berdasarkan keadaan dan permintaan masyarakat
setempat.
5. Melatih guru untuk menjadi tenaga professional, salah satunya dengan
pemberlakuan evaluasi guru, pemberian penghargaan dan bonus kepada
guru yang berprestasi, juga pembentukan suasana kerja yang kondusif untuk
meningkatkan etos kerja guru, dan pelatihan bagi guru yang kurang cakap
di bidangnya.
6. Pengembangan universitas bertaraf internasional
7. Pembentukan filosofi pendidikan yang sesuai untuk menyongsong abad
baru, melalui reformasi konstitusi pendidikan (kyouiku kihon hou) (MEXT,
2006).
Hingga tahun 2007, ketujuh poin telah dilaksanakan secara simultan,
walaupun di beberapa bagian ada protes dari kalangan guru, masyarakat
pemerhati pendidikan. Untuk mewujudkan ketujuh poin tersebut bukan hal
mudah, tapi saya melihat reformasi pendidikan di Jepang sekalipun
mencontoh praktik dari Inggris atau Amerika, poin-poin yang diajukan
benar-benar sesuai dengan problematika yang ada di Jepang.
Jumlah siswa per kelas di kota-kota besar masih cukup besar 35
orang per kelas, tetapi di beberapa propinsi jumlah siswa hanya sepuluh atau
belasan orang dikarenakan angka kelahiran yang merosot. Jepang tidak
membangun kelas-kelas baru di sekolah tetapi justru memerger sekolah-
sekolahnya. Pendidikan moral yang diperdebatkan saat ini adalah yang
berkaitan dengan nasionalisme, perlu tidaknya menceritakan sejarah perang
kepada anak didik, perlu tidaknya menyanyikan lagu Kimigayo atau
mengibarkan bendera hi no maru. Pendidikan kedisiplinan tentu saja sudah
terbentuk dengan baik di sini.
Poin nomor 4 merupakan hal yang terlihat nyata dengan banyaknya
upaya sekolah membuka diri kepada masyarakat atau orang tua, misalnya
dengan program jugyou sanka (orang tua yang menghadiri kelas anak-
anaknya), sougou teki jikan (integrated course) yang melibatkan masyarakat
setempat, dan forum sekolah. Poin ke-5 pun sedang marak dibicarakan saat
ini dengan adanya `kyouin hyouka`, sistem evaluasi guru yang dibebankan
kepada The Board of Education, dan renew sertifikasi mengajar melalui
training atau pendidikan guru.
Reformasi higher education tampaknya sangat gencar dilakukan dengan
berbondong-bondongnya mahasiswa asing datang ke Jepang. Hanya ada
satu kelemahan, yaitu bahasa. Mahasiswa asing yang datang ke Jepang perlu
mendalami bahasa selama 1 tahun, atau statusnya sebagai research student
sebelum memulai program yang sebenarnya, dan ini yang membuat
sebagian besar mahasiswa China lebih memilih Amerika yang notabene
berbahasa Inggris, dan tak perlu membuang waktu 1 tahun sebagai research
student.
UU Pendidikan juga menjadi bahan diskusi yang hangat di seantero
Jepang. Tidak saja ahlinya yang turun tangan berbicara tetapi juga Teacher
Union, forum siswa, senat mahasiswa, bahkan ibu rumah tangga biasa yang
terlibat dalam kegiatan volunteer.
Di Jepang, untuk anak SD tidak ada sistem ranking jadi level semua
anak sama Jam belajar SD di Jepang cukup panjang, sekitar enam jam setiap
harinya yaitu mulai sekitar pukul 8 pagi hingga sekitar pukul 2 siang,
apabila sudah kelas 4 SD lebih meningkat frekuensi belajarnya. Satu hal
lagi, anak-anak SD di Jepang apabila pergi ke sekolah diwajibkan jalan
kaki, jadi tidak ada istilah diantar supir pribadi dan ditunggu oleh ibu/bapak
atau babysitter. Tujuannya adalah melatih kemandirian anak.
DAFTAR PUSTAKA

Mardiyansah, N. L. (2014). Perbedaan Pendidikan Negara Maju Dan Berkembang.


Malang: Universitas Negeri Malang.

Octavierly, A. (2013). Perbandingan Sistem Pendidikan Di Inggris dengan Indonesia.


Perbedaan Pendidikan Di Negara Maju Dan Negara Berkembang, 13.

Tifan, L. (2012, June 2). Educharmy. Retrieved from Educharmy Web Site :
https://educharmy.wordpress.com/2012/06/02/sejarah-pendidikan-di-jepang-
klasik-pertengahan-sampai-era-modern-2/

Warung Kopi. (2015, June 5). Retrieved from Warung Kop Web Site :
http://warungkopi.okezone.com/thread/397041

Anda mungkin juga menyukai