Anda di halaman 1dari 18

PRAKTIKUM I

Topik : Bakteri
Tujuan : Untuk mengetahui berbagai macam dan bentuk bakteri.
Hari/Tanggal : Senin/19 September 2016
Tempat : Laboratorium Biologi PMIPA FKIP ULM Banjarmasin

I. ALAT DAN BAHAN


A. Alat
1. Mikroskop
2. Kaca benda
3. Kaca penutup
4. Gelas kimia
5. Tissue
6. Pipet tetes
7. Jarum Oase
8. Spirtus
B. Bahan
1. Aqudest
2. Kentang rebus yang dibasikan
3. Nasi yang dibasikan
4. Agar-agar yang dibasikan
5. Tape singkong
6. Tape ketan.
7. Kue lapis yang dibasikan
8. Metilen blue

II. CARA KERJA


1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan
2. Menyalakan lampu spirtus
3. Memijarkan/menyeterilkan jarum oase menggunakan lampu spirtus,
kemudian diangin-anginkan sebentar.
4. Mengambil sampel lendir menggunakan jarum oase, kemudian
dimasukkan kedalam tabung reaksi yang sudah diisi aquadest, lalu
diaduk.
5. Meletakkan sempel ke kaca benda
6. Menutup kaca benda menggunakan kaca penutup.
7. Mengamati menggunakan mikroskop
8. Menggambar hasil pengamatan

III. TEORI DASAR


Bakteri dipelajari dalam ilmu Bakteriologi, karena belum memiliki
membran inti yang disebut Prokariotik. Berdasarkan ukurannya bakteri
tergolong jasad renik/mikroba, umumnya uniseluler (tunggal) dan tidak
berklorofil serta berkembangbiak dengan membelah diri. Bakteri hidup
bebas (kosmopolit) baik di tanah, di udara, di dalam air, bahan makanan
manusia, hewan dan tumbuhan.
Bakteri merupakan kelompok makhluk hidup bersel tunggal, yang
hubungan kekerabatannya dengan makhluk hidup lainnya masih diliputi
kegelapan. Mereka dimasukkan ke dallam golongan jasad renik atau
mikroba, mengingat tubuhnya yang amat kecil sehingga tak dapat terlihat
dengan mata telanjang. Studi tentang bakteri mulai berkembang setelah
ditemukannya mikroskop oleh Anthonie vam Leeuwenhoek menjelang
berakhirnya abad ke-17. Bakteri untuk pertama kali dilihat oleh
Leeuwenhoek dalam tahun 1683. Sejak itu studi tokoh-tokoh terkemuka
seperti Pasteur, davaine, Koch, Winogradsky, dan lain-lain, akhirnya
berkembang ilmu tentang jasad renik, yaitu mikrobiologi.
Bentuk bateri ada bermacam-macam, seperti bentuk peluru, bola,
baang, bengkok seperti koma/secrop dan spiral. Bentuk tubuhnya
merupakan salah satu dasar dalam klasifikasinya bakteri. Tubuh yang
berupa sel tunggal itu mempunyai dinding sel yang jelas. Dinding sel tidak
mengandung selulosa tetapi tersusun atas hemiselulosa dan senyawa-
senyawa pectin yang mengandung dan lebih mendekati dinding sel yang
jelas. Dinding sel tidak mengandung selulosa tetapi tersusun atas
hemiselulosa dan senyawa-senyawa pectin yang mengandung dan lebih
mendekati dinding sel hewan dari pada sel tumbuhan pada umumnya.
Adanya selulosa dalam dinding sel hanya perkecualian, dinding itu dilapisi
oleh selaput gelatin yang menyebabkan dinding sel itu dalam larutan air
menjadi berlendir.
Ukuran tubuhnya hanya mencapai beberapa mikron (mikron = 0,001
mm), paling besar sekitar 100 , hingga hampir terlihat dengan mata
telanjang, tetapi ada pula yang kurang dari 1 yang terkecil kira-kira 0,1 .
Bukti-bukti menunjukkan, bahwa ada baktei yang kurang dari itu yang tidak
lagi dapat dilihat dengan mikroskop biasa, tetapi memerlukan mikroskop
elektron untuk dapat menyidiknya.
Pada umumnya bakteri bergerak pasif tapi dalam keadaan tertentu
dapat membentuk flagel sehingga dapat bergerak aktif dalam media air.
Sedangkan untuk jumlah dan letaknya alat geraknya sangat berbeda seperti:
a. Monotorik, terdapat satu flagel pada satu kutubnya.
b. Diatrik/sub polar, terdapat dua flagel dalam masing-masing kutub.
c. Ampitrik, terdapat dua berflagel masing-masing
d. Peritrik, terdapat banyak flagel di seluruh permukaan tubuh.
e. Atrik, tidak memiliki flagel.
Bakteri umumnya hidup di tempat-tempat yang lembab dan ada juga
di tempat kering dan suhu tinggi.
a. Thermophyl, hidup pada suhu minimum 30oC, suhu optimum 50o-55oC
dan suhu maksimum 90o-100oC.
b. Mesophyl, suhu minimum 20oC, suhu optimum 25o-40oC, dan suhu
maksimum 50oC.
c. Psychophyl, suhu minimum 0oC, suhu optimum 15o 20oC. Dan suhu
maksimum 30oC.
d. Criophyl, suhu sangat minimum
Berdasarkan cara hidupnya, bakteri di bagi menjadi 2 yaitu:
a. Penyediaan makanan
1. Autotrof : kemoautrotrof dan fotoautotrof
2. Heterotrof : Saprofit dan parasit (fakultatif, obligat dan pathogen)
b. Kebutuhan Oksigen
1. Aerob : Menggunakan oksigen (aerob obligat dan aerob
fakultatif)
2. Anaerob : Tidak mempergunakan oksigen
Secara umum bakteri di kelompokkan dalam 3 bentuk:
a. Kokus (coccus); berbentuk bulat seperti bola terdiri dari monococcus,
diplococcus, streptococcus, staphylococcus, sarcina.
b. Basil (bacillus); berbentuk silinder atau bulat penjang atau batang terdiri
dari monobacillus, diplobacillus, streptobacillus.
c. Spiral (spirillum); berbentuk spiral atau bengkok, termasuk bakteri
bentuk koma atau vibrion.
IV. HASIL PENGAMATAN
A. Kentang yang dibasikan
1. Gambar hasil pengamatan

Keterangan:
1. Coccus
2. Bacillus
3. Staphylococcus

2. Foto hasil pegamatan

Keterangan:
1. Coccus (40 x 10)
2. Bacillus (40 x
10)
3. Staphylococcus
(40 x 10)

(Dokumentasi Pribadi. 2016)


3. Foto Literatur

Keterangan:
1. Coccus
2. Bacillus
3. Staphylococcus

(Anonim a. 2016)
B. Kentang yang dibasikan
1. Gambar hasil pengamatan

Keterangan:
1. Vibrio

2. Foto hasil pegamatan

Keterangan:
1. Vibrio (40 x 10)

(Dokumentasi Pribadi. 2016)


3. Foto Literatur

Keterangan:
1. Vibrio

(Anonim b. 2013)
C. Kue lapis yang dibasikan
1. Gambar hasil pengamatan

Keterangan:
1. Coccus
2. Bacillus

2. Foto hasil pegamatan

Keterangan:
1. Coccus (4 x 10)
2. Bacillus (4 x 10)

(Dokumentasi Pribadi. 2016)


3. Foto Literatur

Keterangan:
1. Coccus
2. Bacillus

(Anonim c. 2016)
D. Agar-agar lapis yang dibasikan
1. Gambar hasil pengamatan

Keterangan:
1. Coccus
2. Bacillus

2. Foto hasil pegamatan

Keterangan:
1. Coccus (4 X 10)
2. Bacillus (4 X 10)

(Dokumentasi Pribadi. 2016)


3. Foto Literatur

Keterangan:
1. Coccus
2. Bacillus

(Anonim c. 2016)
E. Tape Singkong
1. Gambar hasil pengamatan

Keterangan:
1. Coccus

2. Foto hasil pegamatan

Keterangan:
1. Coccus (4 X 10)

(Dokumentasi Pribadi. 2016)


3. Foto Literatur

Keterangan:
1. Coccus

(Anonim e. 2016)
F. Tape ketan
1. Gambar hasil pengamatan

Keterangan:
1. Bacillus

2. Foto hasil pegamatan

Keterangan:
1. Bacillus (4 x 10)

(Dokumentasi Pribadi. 2016)


3. Foto Literatur

Keterangan:
1. Bacillus

(Anonim F. 2016)
V. ANALISIS DATA
A. Kentang rebus yang di basikan
Dari hasil pengamatan dapat diketahui bahwa pada kentang yang
dibasikan mengandung bakteri. Bakteri tersebut ialah Coccus, Basillus,
dan staphylococcus. Bakteri coccus ini memiliki bentuk bulat seperti
bola dan memiliki ukuran yang sangat kecil. Kemudian bakteri yang
ditemukan selanjutnya ialah Basillus. Bakteri ini memiliki bentuk
batang. Sedangkan bakteri Staphylococcus memiliki bentuk bulat.
Bakteri coccus dan staphylococcus sama-sama memiliki bentuk
bulat, namun meskipun pada bakteri coccus memiliki bentuk bulat
tunggal, sedangkan pada bakteri staphylococcus memiliki bentuk bulat
yang berkoloni membentuk seperti buah anggur. Bakteri ini sama-sama
merupakan bakteri gram positif. Staphylococcus merupakan bagian dari
coccus.
Bakteri-bakteri tersebut diperoleh melalui lendir kentang. Lendir
pada kentang itu merupakan dinding sel dari bakteri, dimana dinding sel
ini dibungkus dengan lapisan lendir dengan ketebalan berbeda. Selaput
dari lendir ini merupakan pelindung terhadap lingkungan yang kurang
baik. Dinding sel pada kentang ini terdiri atas bermacam-macam bahan
organik, di antaranya selulosa, hemiselulosa, dan kitin. Dan fungsi
dinding sel di sini adalah sebagai pemberi bentuk pada sel, memberi
perlindungan, mengatur keluar masuknya zat-zat kimia, serta
mempunyai peranan dalam pembelahan sel
B. Nasi yang dibasikan
Klasifikasi bakteri Vibrio:
Kingdom : Eubacteria
Divisio : Bacteri
Clasiss : Schizomycetes
Ordo : Eubacteriales
Family : Vibrionaceae
Genus : Vibrio
Spesies : Vibro anguillarum, Vibrio vulnificus, Vibrio
salmonicida, Vibrio hollisae, Vibrio alginolyticus,
Vibrio damsel, Vibrio cholera, Vibrio fluvialis, V.
parahaemolyticus , dan Vibrio mimicus
(Sumber : http://documents.tips/documents/laporan-bakteri-
vibriodoc.html. 2015)
Dari hasil pengamatan diketahui bahwa nasi yang dibusukkan
mengandung bakteri. Bakteri tersebut adalah Vibrio. Pada pengamatan
ini, bakteri yang diamati kurang begitu jelas, sehigga pengamat tidak
mengetahui vibrio jenis apa yang terdapat pada media nasi yang
dibusukan. Vibrio memiliki bentuk batang yang membengkok dan
ukurannnya sangat kecil. Menurut Indah Kesuma Dewi dalam
tulisannya yang berjudul Laporan Bakteri Vibrio mengatakan bahwa,
bakteri vibrio ini tidak berspora, tidak berkapsul, bakteri gram negatif,
bergerak dengan flagel satu kutub tetapi tidak begitu panjang dan flagel
ini berakar dalam sitoplasma kuman. Bakteri vibrio yang patogen dapat
hidup di bagian tubuh organisme lain baik di luar tubuh dengan jalan
menempel, maupun pada organ tubuh bagian dalam seperti hati, usus
dan sebagainya.
Bakteri ini dapat mengganggu sistem pencernaan, karena bakteri
ini dapat menginfeksi saluran pencernaan. Seperti penyakit kolera yang
disebabkan oleh bakteri Vibrio cholera. Kolera merupakan penyakit
diare akut terutama diperoleh melalui air yang terkontaminasi dan juga
dapat melalui makanan, ikan ,atau makanan laut yang lainnya, susu, es
krim, dan daging tanpa bahan pengawet. Penderita kolera berakibat
dapat menyebapkan meninggal dunia disebapkan oleh hovopolomik
shock dan circulatory collapse. Jenis dari diare ini dapat menyebapkan
dehidrasi sangat cepat dan keseimbangan elektrolit terganggu jika
cairan tubuh yang hilang bersama tinja tidak segera diganti.
C. Kue Lapis yang dibasikan
Klasifikasi bakteri bacillus:
Kingdom : Procaryote
Divisio : Bacteria
Clasiss : Schizomycetes
Ordo : Eubacterialles
Famili : Bacillaceae
Genus : Bacillus
Spesies : Bacillus sp.
(Sumber : http://dokumen.tips/documents/bacillus-
55b078fdafdcd.html. 2015.

Dari hasil pengamatan dapat diketahui bahwa kue lapis yang


dibasikan mengandung bakteri coccus dan bacillus. Bakteri coccus
memiliki bentuk bulat seperti bola. Pada pengamatan ini bakteri yang
terlihat ialah bakteri coccus, namun karena tidak begitu jelas, sehingga
susah untuk mengetahui spesies coccus yang mana yang ada pada kue
lapis yang dibusukkan. Selain coccus, pada kue lapis juga terdapat
bakteri bacillus. Bakteri ini memiliki bentuk batang tunggal atau
monobacillus.
Bakteri ini diambil dari lendir kue lapis yang sudah dibusukkan.
bakteri coccus ini dapat mengakibatkan infeksi. Biasanya masing-
masing spesies memiliki penyakit yang berbeda-beda dan cara
penularannya. Seperti bakteri streptococcus yang dapat mengakibatkan
infeksi paru-paru.
D. Agar-agar yang dibasikan
Klasifikasi bakteri bacillus:
Kingdom : Procaryote
Divisio : Bacteria
Clasiss : Schizomycetes
Ordo : Eubacterialles
Famili : Bacillaceae
Genus : Bacillus
Jenis : Bacillus sp.
(Sumber : http://dokumen.tips/documents/bacillus-
55b078fdafdcd.html. 2015.
Dari hasil pengamatan dapat diketahui bahwa agar-agar yang
dibasikan mengandung bakteri bacillus. Bakteri ini memiliki bentuk
batang. bakteri yang diamati pada agar-agar yang dibasikan ini
memiliki bentuk basil tunggal atau monobacillus. Karakteristik yang
lain seperti flagel kurang jelas terlihat. Karena gambaran bakteri selama
pengamatan kurang jelas.
Secara umum kelompok Bacillus merupakan bakteri berbentuk
batang (basil), dan tergolong dalam bakteri gram positif yang umumnya
tumbuh pada medium yang mengandung oksigen (bersifat aerobik)
sehingga dikenal pula dengan istilah aerobic sporeformers. Kebanyakan
anggota genus Bacillus dapat membentuk endospora yang dibentuk
secara intraseluler sebagai respon terhadap kondisi lingkungan yang
kurang menguntungkan, oleh karena itu anggota genus Bacillus
memiliki toleransi yang tinggi terhadap kondisi lingkungan yang
berubah-ubah.
E. Tape singkong
Berdasarkan dari hasil pengamatan yang telah dilakukan,
diketahui bawah tape singkong mengandung bakteri coccus, yang
berbentuk bulat. Coccus ini tidak berkoloni atau tunggal sehingga
disebut dengan monococcus. Pada tape singkong hanya terdapat satu
bakteri saja.
Tak berbeda jauh dengan kentang dan agar, tape singkong ini juga
terdapat lendir. Lendir pada tape singkong diperoleh dari hasil
pembusukan, karena adanya kegiatan fisiologis dari bakteri tersebut,
dimana setelah itu substrat akan mengalami penguraian, disertai
dengan timbulnya energi (dapat berupa gas). Proses inilah yang
dinamakan pembusukan, tapi juga diseratai dengan proses peragian.
Karena itu pembusukan juga disertai dengan adanya khamir.

F. Tape ketan
Klasifikasi bakteri bacillus
Kingdom : Procaryote
Divisio : Bacteria
Clasiss : Schizomycetes
Ordo : Eubacterialles
Famili : Bacillaceae
Genus : Bacillus
Jenis : Bacillus sp.
(Sumber : http://dokumen.tips/documents/bacillus-
55b078fdafdcd.html. 2015.
Berdasarkan dari hasil pengamatan, dapat diketahui bahwa tape
ketan mengandung bakteri bacillus. Tape ketan ini difermentasi lebih
lama. Bakteri ini muncul karena ketika proses fermentasi 2-3 hari, tape
ini terkena udara, setelah itu tape difermetasikan kembali. Sehingga
bakteri yang lain seperti bacillus berkembang. Dan mungkin ada
beberapa faktor lain selain itu.
Apabila tape ketan telah selesai pada masa fermentasi yang kira-
kira 2-3 hari kemudian dikonsumsi dan ingin menyimpannya lagi,
hendakknya menyimpan di dalam kulkas. Hal ini dimaksudkan agar
bakteri lain tidak berkembang biak dalam tape tersebut. Sehingga tidak
busuk dan masih bisa dikonsumsi.

VI. KESIMPULAN
1. Kentang yang dibasikan dan diamati ternyata mengandung bakteri
Coccus, bacillus, dan staphylococcus.
2. Nasi yang dibasikan dan diamati ternyata mengandung bakteri Vibrio.
3. Kue lapis yang dibasikan dan diamati ternyata mengandung Coccus dan
bacillus.
4. Agar-agar yang dibasikan dan diamati ternyata mengandung bakteri
bacillus dan coccus.
5. Tape singkong yang dibasikan dan diamati ternyata mengandung
bakteri coccus.
6. Tape ketan yang dibasikan dan diamati ternyata mengandung bakteri
bacillus.

VII. DAFTAR PUSTAKA


Amintarti, sri. 2016. Penuntun Praktikum Botani Tumbuhan Rendah.
Banjarmasin: FKIP ULM.
Anonim a. 2016. Ciri-ciri dan bentuk bakteri. Diakses melalui
http://ilmuveteriner.com/ciri-ciri-dan-bentuk-bakteri/. Pada tanggal
25 september 2016.
Anonim b. 2013. Macam-macam bentuk bakteri. Diakses melalui
http://www.zonabiokita.web.id/2013/05/macam-macam-bentuk-
bakteri.html. Pada tanggal 25 september 2016
Anonim c. 2016. Ciri-ciri dan bentuk bakteri. Diakses melalui
http://ilmuveteriner.com/ciri-ciri-dan-bentuk-bakteri/. Pada tanggal
25 september 2016.
Anonim d. 2016. Ciri-ciri dan bentuk bakteri. Diakses melalui
http://ilmuveteriner.com/ciri-ciri-dan-bentuk-bakteri/. Pada tanggal
25 september 2016.
Anonim e. 2016. Ciri-ciri dan bentuk bakteri. Diakses melalui
http://ilmuveteriner.com/ciri-ciri-dan-bentuk-bakteri/. Pada tanggal
25 september 2016.
Anonim f. 2016. Ciri-ciri dan bentuk bakteri. Diakses melalui
http://ilmuveteriner.com/ciri-ciri-dan-bentuk-bakteri/. Pada tanggal
25 september 2016.
Kesuma, dewi, indah. 2015. Laporan Bakteri Vibrio. Diakses melalui
http://documents.tips/documents/laporan-bakteri-vibriodoc.html.
Pada Tanggal 25 september 2016
Rosidah, vivin. 2015. Bacillus. Diakses melalui
http://dokumen.tips/documents/bacillus-55b078fdafdcd.html. Pada
tanggal 25 September 2016
Tjitrsoepomo, G. 1989. Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta: gadjah Mada
University Press.
LAPORAN PRAKTIKUM I
BOTANI TUMBUHAN RENDAH
(ABKC 2301)

BAKTERI

Disusun Oleh:
Alfin Zidniyatur Rochman Banjari
(A1C215002)
Kelompok III A

Asisten Dosen:
Putri Pratami Rahmiati
Siti Sarah

Dosen Pengasuh:
Dra. Hj. Sri Amintarti, M.Si
Dra. Aulia Ajizah, M.Kes
Nurul Hidayati Utami, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
SEPTEMBER
2016

Anda mungkin juga menyukai