Dosen:
Dr. Mindo Tua Siagian, Msi
Oleh :
DEWI PERMATA
NPM. 160101165
UTARA TAHUN
2016
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
untuk memenuhi tugas kuliah Program Pasca Sarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat
penyusunan paper ini, oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan
Harapan penulis semoga paper ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi
Penulis
i
DAFTAR ISI
Analisis ................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA
ii
1. PENDAHULUAN
peningkatan temperatur global dari tahun ke tahun karena terjadinya efek rumah
kaca (greenhouse effect) yang disebabkan oleh meningkatnya emisi gas-gas seperti
kenaikan temperatur global termasuk Indonesia yang terjadi pada kisaran 1,5-40 oC
Salah satu dampak pemanasan adalah perubahan iklim yang ekstrem. Iklim
aktivitas manusia. Hal ini disebabkan oleh peningkatan konsentrasi gas-gas yang
peningkatan efek rumah kaca dan mengakibatkan bumi, planet yang kita huni
menjadi lebih panas. Hubungan antara perubahan iklim dengan kesehatan manusia
adalah sangat kompleks. Terdapat dampak langsung seperti penyakit atau kematian
yang berhubungan dengan suhu yang ekstrim dan efek pencemaran udara oleh spora
ditularkan melalui air atau makanan, penyakit yang ditularkan melalui vektor dan
rodent, atau penyakit karena kekurangan air dan makanan. Perubahan iklim
Kerusakan sistem fisik dan ekologi bumi ini juga dapat dibuktikan dengan adanya
1
2
degradasi tanah, dan perubahan sistem atau siklus air (Soedjajadi, 2007).
iklim dan akan menambah daftar resiko kesehatan lingkungan bagi manusia.
ekstrim, penyakit yang menular lewat makanan , air dan vektor serta penyakit akibat
pencemaran udara.
Dari uraian yang telah dibahas diatas maka muncul rumusan masalah yaitu
sebagai berikut:
temperatur global dari tahun ke tahun karena terjadinya efek rumah kaca
pada permukaan bumi telah meningkat 0,74 0,180 C selama 100 tahun
terakhir (Utina,2015).
konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia melalui efek rumah
kaca. Ketidaknaturalan efek rumah kaca yang disebabkan oleh gas-gas karbon
dioksida, metana, nitrogen dioksida, sulfur dioksida, dan khloro fuoro karbon
industri, sisa pembakaran yang berasal dari knalpot mobil dan motor, AC,
kulkas, dan lain-lain. Namun, pemicu atau penyumbang gas efek rumah kaca
3
4
di dunia. Merujuk pada perjanjian bahwa setiap negara maju harus memenuhi
dan meratifikasi Protokol Kyoto, yang mengarah pada pengurangan emisi gas-
a. Perubahan iklim
punah
h. Perubahan ekosistem
terjadi di Perancis tahun 2003. Kondisi iklim yang tidak stabil dapat juga
efeknya pada sumber air dan penyediaan air bersih, penyakit malaria, demam
khususnya di kalangan orang tua. Saat kejadian gelombang panas tahun 2003
di Eropa, misalnya, dilaporkan ada lebih dari 70.000 orang tewas. Temperatur
yang tinggi juga meningkatkan kadar ozon dan polutan lain di udara yang
(heathstroke) dan kematian, terutama pada orang tua, anak-anak dan penyakit
kronis. Temperatur yang panas juga dapat menyebabkan gagal panen sehingga
kebakaran) dan kematian akibat trauma. Serbuk sari (polen) dan alergen
udara juga meningkat di cuaca panas yang ekstrem. Hal ini dapat memicu
bersih dan sanitasi yang adekuat, serta juga tersedianya makanan yang higienis
diare yang masuk rumah sakit di semua bagian belahan bumi ini. Studi yang
musim kemarau, dan meningkat 12% untuk setiap peningkatan temperatur 1oC
di musim penghujan. Di Fiji studi pada hal yang sama menunjukkan adanya
meluas akibat perubahan iklim yang terjadi sekarang ini (Duarsa, 2008).
rata suhu global akan meningkat 1,0oC-3,5oC pada tahun 2100, yang akan
Perubahan iklim akan memiliki dampak jangka panjang dan jangka pendek
Dikutip dari harian Tribun Pekanbaru, Ketua Bidang Riset Research Center
For Climate Change (RCCC) Universitas Indonesia, Dr. Budi Haryanto, dari
provinsi sejak tahun 2013 hingga awal 2014, menunjukkan mayoritas daerah
8
semakin rentan mengalami resiko kejadian wabah DBD dan malaria yang
lima provinsi yaitu DKI Jakarta, Jawa Timur, Sumatera Barat, Banten, Bali dan
Kalimantan Tengah.
Menurut Budi Peningkatan penyakit DBD dan malaria sangat erat terkait
peningkatan suhu udara dan curah hujan pada suatu daerah. Dengan tidak
adanya sistem drainase yang baik maka akan terbentuk genangan-genangan air
yang sangat cocok untuk tempat berkembang biak nyamuk Aedes aegypti
Malaria.
temperatur juga menjadikan siklus hidup nyamuk dari telur hingga dewasa
lebih pendek. Normalnya dulu perlu 12 hari untuk menjadi dewasa, akhir-akhir
ini hanya perlu sekitar 9 hari. Selain itu, nyamuk Aedes maupun Anopheles
sekarang ditemukan di dataran tinggi, karena suhu di dataran tinggi sudah tidak
dingin lagi. Dengan begitu, jumlah vektor menjadi bertambah dengan cepat.
2.3 Analisis
patogen lama maupun baru. Berbagai penyakit yang ditimbulkan parasit juga
9
meningkat. Kenaikan permukaan air laut akan mengakibatkan banjir dan erosi,
tingkat emisi gas rumah kaca sebagai penyebab terjadinya pemanasan global
10
DAFTAR PUSTAKA
2. Melvinas. 2014. Antara Perubahan Iklim, Malaria Dan Demam Berdarah. Tribun
4. Singh RBK, Hales S, de Wet N. 2002. The Influence Climate Variation and