Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Hidup

ISSN: 2528-4002 (media online)


ISSN: 2355-892X (print)
Online: http://e-journal.sari-mutiara.ac.id/index.php/Kesehatan_Masyarakat
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANGKA RUJUKAN PASIEN PESERTA
KARTU INDONESIA SEHAT (KIS) DI PUSKESMAS TANAH
TINGGI KECAMATAN BINJAI TIMUR KOTA BINJAI
TAHUN 2018

1
Saprilliani, 2Rapael Ginting, 3Ermi Girsang

Llia780@yahoo.co.id

ABSTRAK

Rujukan pada pasien peserta Kartu Indonesia Sehat (KIS) di Indonesia berdasarkan data dari Profil
Kesehatan Indonesia pada tahun 2016 sebanyak 65.424.687 (26%) bagi non Penerima Bantuan Iuran
dan sebanyak 106.514.567 (41%) bagi Penerima Bantuan Iuran. Berdasarkan profil triwulan di
Puskesmas Tanah Tinggi capaian pelayanan rujukan pasien KIS umum sebanyak 2.501 (42%) dari
keseluruhan jumlah kunjungan pasien sebesar 5918 tiap bulannya pada tahun 2018. Di sebuah
Puskesmas capaian pelayanan rujukan idealnya tidak lebih dari 15% sesuai standar yang ditetapkan
KIS. Hal ini bertolak belakang dengan program KIS yang seharusnya mampu memaksimalkan fungsi
puskesmas. Jenis penelitian ini merupakan penelitian dalam bentuk survei analitik dengan rancangan
cross sectional yang bertujuan untuk menjelaskan bagaimana pengaruh dari pengetahuan, sikap
petugas, ketersediaan sarana dan prasarana, dan SDM petugas kesehatan dalam memberikan informasi
tentang rujukan terhadap angka rujukan di Puskesmas Tanah Tinggi Kecamatan Binjai Timur Tahun
2018. Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan masyarakat yang termasuk dalam kategori
pasien KIS di Puskesmas Tanah Tinggi dengan sampel sebanyak 98 pasien KIS. Data dikumpulkan
dengan menggunakan kuesioner dan dengan menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa variabel yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap angka rujukan adalah
variabel pengetahuan (p=0,000<p=0,05), variabel ketersediaan sarana dan prasarana
(p=0,001<p=0,05) dan SDM petugas kesehatan dalam memberikan informasi tentang rujukan
(p=0,000<p=0,05). Sedangkan variabel yang tidak berpengaruh adalah variabel sikap petugas
(p=0,174>p=0,05). Disarankan Kepada kepala Puskesmas dan pegawai Puskesmas Tanah Tinggi
Kecamatan Binjai Timur agar mengupayakan dan meningkatkan kompetensinya supaya pelayanan
sesuai dengan standar dan mekanisme yang telah ditetapkan khususnya dibagian rujukan.

Kata Kunci : Kualitas pelayanan, pelayanan kesehatan, KIS peserta, rujukan

ABSTRACT

Refferal of participant in Indonesian Health Card (KIS) based on the Indonesian Health Profile in
2016 as much as 65.424.687 (26%) for the non tuition recipients and 106.514.567 (41%) for the
tuition recipients . Based on the quarter profil in Puskesmas Tanah Tinggi, the amounts of the public
referenced KIS member as much as 2.501 (42%) out of all the visitors each month (5918) in 2018. In
a health center (Puskesmas), referral service achievement ideally was not more than 15% according
to KIS standard. This kind of thing opposites with KIS program that should be able to maximizing the
function of puskesmas. This research using analytical survey method with cross sectional design
which is helping to explain how the influence of knowledge, attitudes officer, availability of
infrastructure and the human resources in that clinic to inform about the referenced in Puskesmas
Tanah Tinggi, District of Binjai Timur in 2018. The population in this study were whole societies who
included in the KIS patients in Puskesmas Tanah Tinggi and 98 patients as the samples. The data
collection is doing by the questionnaires and by using the chi-square test. The result of this study

1
Jurnal Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Hidup
ISSN: 2528-4002 (media online)
ISSN: 2355-892X (print)
Online: http://e-journal.sari-mutiara.ac.id/index.php/Kesehatan_Masyarakat
indicated that the variables were significantly influenced to referral number. The variables are
knowledge variable (p = 0,000 <p = 0,05). the availability of facilities and infrastructure variable (p
= 0,001 <p = 0,05). and and the human resources in that clinic to inform about the referenced (p=
0,000 <p= 0,05). While the variable which didn’t influenze to referral number, were the attitude of
the officers (p= 0,174 >p =0,05). Advised to the chief and employees in Puskesmas Tanah Tinggi,
District of Binjai Timur in order to pursue and improve their competence especially health service in
accordance with the standards and mechanisms that have been established specifically reference
section.

Keywords : Service quality, Health service, KIS participants, Referral

PENDAHULUAN pada tanggal 1 Januari 2014. PT Askes


Menurut World Health Organization (Persero) diberi tugas untuk menyiapkan
(WHO) karakteristik rujukan medis operasional BPJS Kesehatan untuk program
merupakan adanya kerja sama antara fasilitas jaminan kesehatan sesuai dengan ketentuan
pelayanan kesehatan, kepatuhan terhadap dalam pasal 22-28 UU No. 40 Tahun 2004
standar operasional prosedur (SOP) rujukan, tentang sistem hak dan Jaminan Sosial
kelengkapan sumberdaya pendukung termasuk Nasional (JSN) dan menyiapkan pengalihan
transportasi dan komunikasi, kelengkapan aset dan liabilitas, pegawai serta kewajiban
formulir rujukan, komunikasi antar fasilitas PT. ASKES (Persero) ke BPJS Kesehatan (UU
kesehatan perujuk dan penerima rujukan serta RI No.24 Tahun 2011).
pelaksanaan rujukan balik, Universal Health Pelaksaan Jaminan Kesehatan
Coverage (UHC) merupakan sebuah konsep Nasional (JKN) memerlukan suatu badan
jaminan kesehatan penduduk yang biasanya penyelenggaraan jaminan sosial bersifat wajib
berupa sebuah fungsi asuransi terhadap bagi yang penduduk (universal coverage).
pelayanan kesehatan. Konsep UHC merupakan Dalam rangka mewujudkan Universal Health
penentu dalam menentukan tujuan kebijakan Coverage (UHC) pada tahun 2019 (UU RI
kesehatan dan kesejahteraan sosial di sebuah No.24 Tahun 2011).
negara (WHO,2013). BPJS kesehatan mempunyai ketentuan
Pada tahun 2016 jumlah penduduk umum dari sistem rujukan berjenjang oleh
Indonesia sebanyak 257.912.349 jiwa. Derajat BPJS Kesehatan salah satunya adalah dalam
kesehatan masyarakat suatu negara menjalankan pelayanan kesehatan tingkat
dipengaruhi oleh keberadaan sarana kesehatan. pertama dan tingkat lanjutan wajib untuk
Peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial melakukan sistem dengan mengacu pada
(BPJS) Kesehatan pada tahun 2016 perundang-undangan yang berlaku seperti
masyarakat Indonesia terdiri dari terdiri dari terbatasnya jenis dan jumlah obat yang sesuai
peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) yang dengan standar dalam Formulasi Nasional
berjumlah 106.514.567 (41%) jiwa dan peserta (Formas), standar alat kesehatan yang
non PBI yang berjumlah 65.424.687(25%) tercantum dalam Kompendium Alat Kesehatan
jiwa. Peserta PBI terdiri dari peserta dengan dan standart pelayanan lainnya yang tercantum
iuran bersumber dari APBN sebanyak dalam JKN dan peserta yang ingin
91.099.279 peserta dan yang bersumber dari mendapatkan pelayanan yang tidak sesuai
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dengan sistem rujukan dapat dimasukkan
(APBD) berjumlah 15.415.288 (5%) peserta. dalam kategori pelayanan yang tidak sesuai
Sedangkan peserta non PBI terdiri atas pekerja dengan prosedur sehingga tidak dapat
penerima upah yang berjumlah 41.027.229 dibayarkan oleh BPJS Kesehatan (Kemenkes,
(15%) peserta, pekerja bukan penerima upah 2014).
yang berjumlah 19.336.531 (7%) peserta, dan Puskesmas mempunyai tugas
bukan pekerja yang berjumlah 5.060.927 (1%) melaksanakan kebijakan kesehatan untuk
peserta (Profil Kesehatan Indonesia, 2016). mencapai tujuan pembangunan kesehatan di
BPJS Kesehatan mulai beroperasi wilayah kerjanya dalam rangka mendukung
menyelenggarakan program jaminan kesehatan terwujudnya kecamatan sehat. Kesiapan

2
Jurnal Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Hidup
ISSN: 2528-4002 (media online)
ISSN: 2355-892X (print)
Online: http://e-journal.sari-mutiara.ac.id/index.php/Kesehatan_Masyarakat
pelayanan untuk menghadapi BPJS tahun 2018 dapat ditangani oleh puskesmas maka rujukan
ini masih banyak yang perlu diperhatikan. perlu dilakukan. Dan jika ditemukan kasus
Beberapa hal penting yang menjadi penentu yang tidak dapat sesuai dengan kewenangan
kesuksesan pada program BPJS yaitu dokter dan dari sikap petugas menyatakan
ketersediaan sumber daya manusia seperti tidak mampu maka pasien tersebut segera
dokter dan tenaga kesehatan lainnya yang dikirim ke unit pelayanan kesehatan yang
lengkap serta mempunyai kompetensi dibidang memiliki kemampuan mengatasi masalah
masing masing, ketersediaan alat sarana tersebut seperti ke rumah sakit.
kesehatan yang sesuai dengan Kompendium Hasil penelitian Alawi, et al (2015),
Alat Kesehatan serta ketersediaan obat sesuai menjelaskan ada hubungan antara wilayah,
dengan Formularium Nasional (Permenkes kecukupan obat, kecukupan alat kesehatan dan
No.75 tahun 2014). jarak puskesmas dengan rujukan kasus non
Permenkes No 28 Tahun 2014 spesialistik. Perlu adanya pemenuhan obat-
Tentang Pedoman Program Jaminan obatan, alat kesehatan sesuai standar
Kesehatan, Pelayanan kesehatan dilaksanakan Puskesmas dan monitoring dan evaluasi
secara berjenjang dimulai dari pelayanan rujukan kasus non spesialistik dari Puskesmas
kesehatan tingkat pertama. Pelayanan dan BPJS Kesehatan, obat-obat an termasuk ke
kesehatan tingkat kedua hanya dapat diberikan dalam ketersediaan sarana dan prasarana yang
atas rujukan dari pelayanan kesehatan tingkat tersdia di puskesmas, banyaknya pasien di
pertama. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga lakukan rujukan dikarenakan tidak
hanya dapat diberikan atas rujukan dari tersediaanya obat di puskesmas.
pelayanan kesehatan tingkat kedua atau tingkat Puskesmas Tanah Tinggi merupakan
pertama, kecuali pada keadaan gawat darurat, salah satu unit pelaksana teknis Dinas
kekhususan permasalahan kesehatan pasien, Kesehatan Kota Binjai yang
pertimbangan geografis, dan pertimbangan menyelenggarakan pelayanan kesehatan
ketersediaan fasilitas. tingkat pertama dalam era BPJS terkait
Sarana pelayanan kesehatan yang akan Jaminan Kesehatan Nasional memiliki
menjadi provider dalam penyelnggaraan BPJS, kewenangan melakukan pelayanan kesehatan
haruslah memiliki standart kualitas pelayanan primer mencakup 144 penyakit yang melayani
yang tinggi, terjangkau dalam hal biaya, 6 kelurahan yang ada di Wilayah Kerja
mudah diakses, dan juga menerapkan sistem Kecamatan Binjai Timur.
pelayanan kesehatan yang lebih efisien. Sistem Hasil survei pendahuluan bahwa
Rujukan nasional merupakan penjabaran lebih Puskesmas Tanah Tinggi pencapaian jumlah
lanjut dari Peraturan Menteri Kesehatan rujukan sudah mencapai 2501 (42%) berarti
No.001 Tahun 2012 tentang Sistem Rujukan sudah melebihi target dari standart rujukan
Pelayanan Kesehatan Perorangan. BPJS yang telah ditentukan. Dari keseluruhan
Permenkes Nomor 001 tahun 2012 jumlah kunjungan pasien sebesar 5918 tiap
tentang sistem rujukan pelayanan kesehatan bulannya pada tahun 2018. Pencapaian
perorangan, dalam pedoman sistem rujukan pelayanan rujukan di tingkat puskesmas
nasional karakteristik rujukan meliputi rujukan idealnya tidak lebih dari 15% sesuai standar
berdasarkan indikasi, prosedur rujukan pada yang ditetapkan BPJS. Penyebab dari
kasus kegawatan, melakukan rujukan balik ke tingginya angka rujukan di Puskesmas Tanah
fasilitas perujuk, apabila peserta memerlukan Tinggi karena kurangnya fasilitas kesehatan di
pelayanan lanjutan, maka peserta dapat di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP),
rujuk ke fasilitas kesehatan sekunder dan pasien yang mengharuskan dirujuk karena
tertier seperti Rumah Sakit kelas A dan B penyakit tertentu seperti penyakit Jantung,
(Hartini, et al 2016). serta tidak sebandingnya jumlah dokter dengan
Hasil penelitian dari Ramah (2015), pasien yang dilayani. Ketersediaan dokter
menjelaskan bahwa mekanisme pelaksanaan dalam memberikan pelayanan kesehatan
sistem rujukan akan dilaksanakan melalui sangatlah penting karena merupakan salah satu
pemeriksaan awal oleh dokter puskesmas tugas dokter untuk memberikan pelayanan
apabila pasien telah memenuhi salah satu kesehatan kepada pasien. Selain itu
kriteria pasien yang dapat dirujuk dan tidak berdasarkan PMK Nomor 001 tahun 2012

2
Jurnal Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Hidup
ISSN: 2528-4002 (media online)
ISSN: 2355-892X (print)
Online: http://e-journal.sari-mutiara.ac.id/index.php/Kesehatan_Masyarakat
tentang Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan sebanyak 98 responden. Sampel dalam
ditegaskan bahwa pasien hanya dapat penelitian ini adalah dimana populasi yang
melakukan rujukan ke dokter atau dokter gigi bersifat heterogen (Stratified Random
pemberi pelayanan kesehatan tingkat pertama. Sampling) dimana di kelompokkan
Ketersediaan dokter yang ada di Puskesmas berdasarkan kelurahan kemudian sampel di
Tanah Tinggi ini sudah tersedia 7 dokter pilih secara acak.
umum, 3 dokter spesialis dan 2 dokter gigi.
Akan tetapi masih sangat disayangkan bahwa
angka rujukan di Puskesmas Tanah Tinggi HASIL PENELITIAN
masih melebihi dari standart idealnya.
Pasien yang menggunakan Kartu Tabel. 1 Distribusi Frekuensi Pengetahuan
Indonesia Sehat (KIS) saat melakukan dalam Memberikan Informasi Tentang
pengobatan ke puskesmas maka pasien bisa Rujukan terhadap Responden Pasien
langsung meminta surat rujukan jika surat Rujukan yang menggunakan Kartu
rujukan tersebut termasuk berulang. Indonesia Sehat (KIS) di Puskesmas Tanah
Puskesmas Tanah Tinggi masih kurang dalam Tinggi.
hal fasilitas kesehatan seperti alat Tes
Ekokardiografi, obat-obatan, dan Fisioterapi. Jumlah Persentase
Pengetahuan
Dalam penanganan pasien ditemukan beberapa (n) (%)
pasien yang diharuskan untuk dirujuk ke Tahu 37 37,8
Rumah Sakit karena diagnosa seperti Penyakit Tidak Tahu 61 62,2
Jantung Koroner (PJK), diabetes mellitus Total 98 100,0
(DM), dan Stroke (Laporan Triwulan
Puskesmas Tanah Tinggi, 2018).
Indikator komitmen pelayanan angka Dari tabel hasil penelitian diketahui bahwa
kontak berdasarkan BPJS ada dua indikator pengetahuan mayoritas dengan kategori tidak
yang pertama rasio rujukan rawat jalan non tahu sebanyak 61 responden (62,2%),
spesialistik untuk mengetahui kualitas minoritas dengan kategori tahu sebanyak 37
pelayanan FKTP, sehingga rujukan responden (37,8%).
terselenggara sesuai indikasi medis dan
kompetensi FKTP, dan pemanfaatan Tabel. 2 Distribusi Frekuensi Sikap Petugas
pelayanan primer FKTP oleh pasien yang dalam Memberikan Informasi Tentang
menggunakan kartu KIS (Buku Panduan Rujukan terhadap Responden Pasien
Praktis Sistem Rujukan Berjenjang Badan Rujukan yang menggunakan Kartu
penyelenggara Jaminan Sosial kesehatan, Indonesia Sehat (KIS) di Puskesmas Tanah
2014). Tinggi.

METODE PENELITIAN Sikap Petugas Jumlah Persentase


(n) (%)
Jenis penelitian adalah survei analitik Baik 6 6,1
dengan rancangan cross sectional. Penelitian Kurang Baik 92 93,9
ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Total 98 100,0
faktor-faktor yang mempengaruhi angka
rujukan pasien peserta Kartu Indonesia Sehat Dari tabel hasil penelitian diketahui bahwa
(KIS) di Puseksmas Tanah Tinggi Kecamatan sikap petugas mayoritas dengan kategori
Binjai Timur Kota Binjai. Penelitian ini kurang baik sebanyak 92 responden (93,9%),
dilakukan di Puskesmas Tanah Tinggi minoritas dengan kategori baik sebanyak 6
Kecamatan Binjai Timur Kota Binjai, waktu responden (6,1%).
penelitian ini dilaksanakan dari Juni 2018-
Oktober 2018. Populasi dalam penelitian ini
adalah keseluruhan masyarakat yang berobat
menggunakan KIS dan melakukan rujukan di
Puskesmas Tanah Tinggi dengan sampel

3
Jurnal Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Hidup
ISSN: 2528-4002 (media online)
ISSN: 2355-892X (print)
Online: http://e-journal.sari-mutiara.ac.id/index.php/Kesehatan_Masyarakat
Tabel. 3 Distribusi Frekuensi Ketersediaan Tabel. 5 Distribusi Frekuensi Angka
Sarana dan Prasarana dalam Memberikan Rujukan terhadap Responden Pasien
Informasi Tentang Rujukan terhadap Rujukan yang menggunakan Kartu
Responden Pasien Rujukan yang Indonesia Sehat (KIS) di Puskesmas Tanah
menggunakan Kartu Indonesia Sehat (KIS) Tinggi
di Puskesmas Tanah Tinggi.
Angka Jumlah Persentase
Ketersediaan Jumlah Persentase Rujukan (n) (%)
Sarana dan (n) (%) Dilakukan
76 77,6
Prasarana Rujukan
Tersedia 29 29,6 Tidak Dilakukan
22 22,4
Tidak Tersedia 69 70,4 Rujukan
Total 98 100,0 Total 98 100,0

Dari tabel hasil penelitian diketahui bahwa Dari tabel hasil penelitian diketahui bahwa
ketersediaan sarana dan prasarana mayoritas angka rujukan mayoritas kategori dilakukan
kategori tidak tersedia sebanyak 69 responden rujukan sebanyak 76 responden (77,6%),
(70,4%), minoritas dengan kategori tersedia minoritas dengan kategori tidak dilakukan
sebanyak 29 responden (29,6%). rujukan sebanyak 22 responden (22,4%).

Tabel. 4 Distribusi Frekuensi SDM Petugas ANALISIS BIVARIAT


Kesehatan dalam Memberikan Informasi Tabel 6 Pengaruh Sikap Petugas dengan
Tentang Rujukan dalam Memberikan Rujukan Pasien Peserta KIS di Puskesmas
Informasi Tentang Rujukan terhadap Tanah Tinggi
Responden Pasien Rujukan yang
menggunakan Kartu Indonesia Sehat (KIS) Rujukan Pasien
di Puskesmas Tanah Tinggi.
Sikap Tidak p
Dilakuka Value
SDM Petugas Petug Dilakuka
n Total
Kesehatan dalam as n
Jumlah Persen Rujukan
Memberikan Rujukan
(n) tase (%) n % n % N %
Informasi Tentang
Rujukan Baik 6 100 0 0,0 6 100 0,174
Pernah 32 32,7 Kuran 7 76,1 2 23,9 9 100
Tidak Pernah 66 67,3 g Baik 0 2 2
Total 98 100,0
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa dari
6 responden yang sikap petugas baik dalam
Dari tabel hasil penelitian diketahui bahwa melayani, terdapat 6 responden (100%) yang
SDM petugas kesehatan dalam memberikan melakukan rujukan. Sedangkan dari 92
informasi tentang rujukan mayoritas dengan responden yang menyatakan kurang baik
kategori tidak pernah sebanyak 66 responden dalam melayani, terdapat 70 responden
(67,3%), minoritas dengan kategori pernah (76,1%) yang melakukan rujukan dan 22
sebanyak 32 responden (32,7%). responden (23,9%) yang tidak melakukan
rujukan.
Hasil uji statistik dengan menggunakan Chi
Square Test diperoleh p=0,174. Lebih besar
dari α = 0,05 (p>0,05) yang berarti Ho
diterima. Hal ini menunjukkan tidak ada
pengaruh antara sikap petugas dengan rujukan
pasien.

4
Jurnal Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Hidup
ISSN: 2528-4002 (media online)
ISSN: 2355-892X (print)
Online: http://e-journal.sari-mutiara.ac.id/index.php/Kesehatan_Masyarakat
Tabel7Pengaruh Ketersediaan Sarana dan petugas kesehatan dalam memberikan
Prasarana dengan Rujukan Pasien Peserta informasi mengenai rujukan pernah diberitahu
KIS di Puskesmas Tanah Tinggi , terdapat 32 orang (100%) yang melakukan
rujukan. Sedangkan dari 66 responden yang
Ketersedi Rujukan Pasien menyatakan bahwa petugas kesehatan dalam
aan p memberikan informasi mengenai rujukan tidak
Dilakuk Tidak Val
Sarana an Dilakuka pernah di beritahu, terdapat 44 orang (66,7%)
dan Total ue yang melakukan rujukan dan 22 orang (33,3%)
Rujuka n
Prasaran n Rujukan yang tidak melakukan rujukan.
a n % n % N % Hasil uji statistik dengan menggunakan Chi
Square Test diperoleh p=0,000 Lebih kecil
Tersedia 2 100 0 0,0 29 10 0,00 dari α = 0,05 (p<0,05) yang berarti Ho ditolak.
9 0 1 Hal ini menunjukkan ada pengaruh antara
Tidak 4 68, 31, 10 SDM petugas kesehatan dalam memberikan
22 69
Tersedia 7 1 9 0 informasi rujukan dengan rujukan pasien.

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa dari PEMBAHASAN


29 responden yang ketersediaan sarana dan
prasarananya tersedia, terdapat 29 orang Pengaruh Pengetahuan dengan Rujukan
(100%) yang melakukan rujukan. Sedangkan Pasien Peserta KIS di Puskesmas Tanah
dari 69 responden yang menyatakan Tinggi Kecamatan Binjai Timur Kota
ketersediaan sarana dan prasarana tidak Binjai
tersedia, terdapat 47 orang (68,1%) yang
melakukan rujukan dan 22 orang (31,9%) yang Berdasarkan hasil uji Chi Square
tidak melakukan rujukan. pengetahuan dengan rujukan pasien peserta
Hasil uji statistik dengan KIS, maka diperoleh hasil perhitungan yaitu
menggunakan Chi Square Test diperoleh nilai p value (0,000<0,05) dan α = 0,05 maka
p=0,001 Lebih kecil dari α = 0,05 (p<0,05) Ha diterima dan Ho ditolak sehingga ada
yang berarti Ho ditolak. Hal ini menunjukkan pengaruh yang signifikan antara pengetahuan
ada pengaruh antara ketersediaan sarana dan dengan rujukan pasien peserta KIS.
prasarana dengan rujukan pasien. Pengetahuan masyarakat sangat penting,
semua bentuk penyuluhan atau sosialisasi
Tabel 8 Pengaruh SDM Petugas Kesehatan kesehatan kepada masyarakat itu harus di
dalam Memberikan Informasi Rujukan lakukan oleh petugas kesehatan agar
dengan Rujukan Pasien Peserta KIS di meingkatkan komponen pengetahuan
Puskesmas Tanah Tinggi masyarakat. Tingkat pengetahuan dari
seseorang itu berbeda-beda, ada beberapa
responden yang mengetahui rujukan ada juga
SDM Rujukan Pasien
Petugas responden yang tidak mengetahui alur rujukan.
Kesehata Tidak Tingkat pengetahuan seseorang akan berbeda
Dilakuk P bergantung pada ketertarikan atau
n dalam Dilakuk value
an keingintahuan. Ketertarikan tersebut ditujukan
Memberi an Total
Rujuka dari intensitas interaksi dirinya terhadap
kan Rujuka
n sumber informasi. Semakin tinggi intensitas
Informas n
n % n % N % dirinya untuk mencari tahu, maka akan
i
semakin meningkat pengetahuannya. Secara
Pernah 3 100 0 0, 3 100 0,000 teoritis, bahwa pengetahuan yang dimiliki
2 0 2 akan membentuk sikap dan tindakan seseorang
Tidak 4 66, 22 3 6 100 dalam berperilaku (Notoadmodjo, 2012).
Pernah 4 7 3, 6 Hasil penelitian ini sejalan dengan
3 penelitian Carolina, dkk tahun 2016 di wilayah
kerja UPTD Puskesmas Pahandut Kota
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa dari Palangkaraya, menyatakan ada hubungan yang
32 responden yang menyatakan bahwa

5
Jurnal Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Hidup
ISSN: 2528-4002 (media online)
ISSN: 2355-892X (print)
Online: http://e-journal.sari-mutiara.ac.id/index.php/Kesehatan_Masyarakat
signifikan antara pengetahuan dengan rujukan pasien peserta KIS, maka diperoleh
terjadinya rujukan pada pasien (p= 0,009). hasil perhitungan yaitu nilai p value
Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian (0,001<0,05) dan α = 0,05 maka Ha diterima
Vera J Tumbuan, dkk tahun 2014 yang dan Ho ditolak sehingga ada pengaruh yang
menunjukkan ada hubungan yang signifikan signifikan antara ketersediaan sarana dan
antara pengetahuan dengan terjadinya rujukan prasarana dengan rujukan pasien peserta KIS.
pada pasien (p=0,003). Pelayanan kesehatan yang baik adalah
pelayanan kesehatan yang menyediakan sarana
Pengaruh Sikap Petugas dengan Rujukan dan prasarana yang dibutuhkan seperti
Pasien Peserta KIS di Puskesmas Tanah tersedianya alat untuk menangani penyakit
Tinggi Kecamatan Binjai Timur Kota yang diderita, terpenuhinya kebutuhan obat di
Binjai masyarakat (acceptable) serta
berkesinambungan (sustainable). Artinya
Berdasarkan hasil uji Chi Square sikap semua jenis pelayanan kesehatan yang
petugas dengan rujukan pasien peserta KIS, dibutuhkan masyarakat ditemukan serta
maka diperoleh hasil perhitungan yaitu nilai p keberadaannya dalam masyarakat adalah ada
value (0,174<0,05) dan α = 0,05 maka Ha pada tiap saat dibutuhkan (Syafrudin, 2009).
ditolak dan Ho diterima sehingga tidak ada Hal ini sejalan dengan penelitian
pengaruh yang signifikan antara sikap petugas Masykur Alawi, dkk (2015), yang menyatakan
dengan rujukan pasien peserta KIS. terdapat pengaruh yang signifikan antara
ketersediaan sarana dan prasarana (p=0,024)
Sikap adalah reaksi atau respon dengan rujukan bahwa ketersediaan sarana dan
seseorang yang masih tertutup terhadap suatu prasarana dalam melakukan pemeriksaan
objek. Manifestasi sikap tidak dapat langsung kesehatan merupakan hal yang sangat penting
dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih guna pencapai penegakan diagnosa dan
dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap pemberian tindakan yang tepat.
secara nyata menunjukkan kondisi adanya
kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu. Pengaruh SDM dalam Memberikan
Dalam kehidupan sehari-hari adalah tindakan Informasi Rujukan dengan Rujukan Pasien
atau aktivitas, akan tetapi predisposing Peserta KIS di Puskesmas Tanah Tinggi
tindakan atau perilaku. Sikap masih Kecamatan Binjai Timur Kota Binjai
merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan
reaksi terbuka tingkah laku yang terbuka Berdasarkan hasil uji Chi Square SDM
(Azwar, 2010). dalam Memberikan Informasi Rujukan dengan
Menurut Bustami (2011), attitudes Rujukan dengan rujukan pasien peserta KIS,
(sikap) petugas yang baik memberikan andil maka diperoleh hasil perhitungan yaitu nilai p
atau pengaruh yang besar dalam konseling value (0,000<0,05) dan α = 0,05 maka Ha
yang efektif. Selain itu, sikap petugas juga diterima dan Ho ditolak sehingga ada
berpengaruh terhadap psikologi pasien. Hal ini pengaruh yang signifikan antara SDM dalam
karena pasien yang datang ke puskesmas Memberikan Informasi Rujukan dengan
berharap cepat sembuh dengan sikap petugas rujukan pasien peserta KIS.
yang ramah maka pasien merasa puas dengan SDM kesehatan menurut SKN 2009
pelayanan kesehatan yang diberikan sehingga adalah tenaga kesehatan profesi termasuk
secara tidak langsung kepuasan mereka tenaga kesehatan strategis dan tenaga
berpengaruh terhadap kesembuhan pasien dan kesehatan non profesi serta tenaga pendukung
kualitas pelayanan puskesmas. atau penunjang kesehatan yang terlibat serta
bekerja serta mengabdikan dirinya seperti
Pengaruh ketersediaan Sarana dan dalam upaya dan manajemen kesehatan, guna
Prasarana Petugas dengan Rujukan Pasien menjamin tercapainya derajat kesehatan
Peserta KIS di Puskesmas Tanah Tinggi masyarakat yangsetinggi-tingginya
Kecamatan Binjai Timur Kota Binjai (Adisasmito,2014).

Berdasarkan hasil uji Chi Square


ketersediaan sarana dan prasarana dengan

6
Jurnal Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Hidup
ISSN: 2528-4002 (media online)
ISSN: 2355-892X (print)
Online: http://e-journal.sari-mutiara.ac.id/index.php/Kesehatan_Masyarakat
Hal ini sejalan dengan penelitian karena banyak masyarakat yang tidak
Sopar (2011) yang menyatakan bahwa ada memahami alur atau prosedur rujukan.
hubungan yang signifikan antara informasi
dengan pemanfaatan Jamkesmas oleh DAFTAR PUSTAKA
masyarakat (p=0,000). Informasi berkaitan
dengan tingkat pengetahuan, seseorang akan Adisasmito, W. 2014. Sistem Kesehatan, Edisi
berbeda bergantung pada ketertarikan atau Dua. PT Gramedia Grafindo Persada.
keingintahuannya. Ketertarikan tersebut Jakarta.
ditujukan dari intensitas interaksi dirinya Alawi, Masykur, et. al. 2015. Analisis Faktor-
terhadap sumber informasi. Semakin tinggi Faktor yang Berhubungan dengan
intensitas dirinya untuk mencari tahu, maka Tingginya Rujukan Kasus Non
akan semakin meningkat pengetahuannya. Spesialistik Pasien Jaminan
Kesehatan Nasional pada Puskesmas
KESIMPULAN DAN SARAN di Kabupaten Sukabumi.Jurnal
KESIMPULAN Kesehatan Masyarakat, Vol. 2, No. 1.
Universitas Indonesia
Berdasarkan hasil penelitian tentang faktor- Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur
faktor yang mempengarhi angka rujukan Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
pasien peserta Kartu Indonesia Sehat (KIS) di PT Rineka Cipta. Jakarta.
Puskesmas Tanah Tinggi Kecamatan Binjai Azwar, Azrul. 2010. Pengantar Administrasi
Timur Kota Binjai Tahun 2018, dapat ditarik Kesehatan, Edisi Tiga. Jakarta:
kesimpulan bahwa : Binarupa Aksara.
Ada pengaruh yang signifikan antara Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
pengetahuan dengan pasien rujukan yang Kesehatan. 2014. Panduan Praktis
menggunakan kartu KIS di Puskesmas Tanah Sistem Rujukan Berjenjang: BPJS
Tinggi Kecamatan Binjai Timur Tahun 2018. Kesehatan.
Tidak ada pengaruh yang signifikan antara Carolina, Putri. 2016. Hubungan Tingkat
sikap petugas dengan pasien rujukan yang Pengetahuan Dengan Sikap Keluarga
menggunakan kartu KIS di Puskesmas Tanah Menggunakan Jaminan Kesehatan
Tinggi Kecamatan Binjai Timur Tahun 2018. Nasional Di Wilayah Kerja Uptd
Ada pengaruh yang signifikan antara Puskesmas Pahandut Kota Palangka
ketersediaan sarana dan prasarana dengan Raya. Jurnal Kesehatan, Vol. 7, No. 1.
pasien rujukan yang menggunakan kartu KIS Juli 2016. Sekolah Tinggi Ilmu
di Puskesmas Tanah Tinggi Kecamatan Binjai Kesehatan Eka Harap
Timur Tahun 2018. Ada pengaruh yang Hartini, 2016. Analisis Layanan Rujukan
signifikan antara SDM dalam memberikan Pasien BPJS Di RSUD Chatib
informasi rujukan dengan pasien rujukan yang Quzwain Kabupaten Sarolangun
menggunakan kartu KIS di Puskesmas Tanah Provinsi Jambi. Jurnal Kesehatan
Tinggi Kecamatan Binjai Timur Tahun 2018. Msyarakat, Vol. 4, No. 4. Oktober
2016. Universitas Diponegoro.
SARAN Ismalahayati, Rosmi. 2016. Faktor-faktor
Yang Mempengaruhi Besarnya Angka
Bagi Dinas Kesehatan Kota Binjai agar Rujukan Pasien Peserta Badan
melakukan pengecekan dan memonitoring Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
kepada pertugas kesehatan untuk tetap bekerja Di Puskesmas Glugur Darat. Skripsi
dengan baik, dan meberitahu kepada petugas Fakultas Kesehatan Masyarakat
kesehatan untuk tetap memberi laporan kepada Universitas Sumatera Utara. Medan.
Dinas Kesehatan Kota Binjai. Bagi Puskesmas Laporan Triwulan Puskesmas Tanah Tinggi.
diharapkan kepada petugas kesehatan agar 2018. Medan: Puskesmas Tanah
dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat Tinggi.
dengan melakukan penyuluhan dan Nara, Adriana. 2014. Hubungan Pengetahuan,
penyebarluasan informasi tentang rujukan agar Sikap, Akses Pelayanan Kesehatan,
masyarakat tahu prosedur tentang rujukan Jumlah Sumber Informasi, dan

7
Jurnal Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Hidup
ISSN: 2528-4002 (media online)
ISSN: 2355-892X (print)
Online: http://e-journal.sari-mutiara.ac.id/index.php/Kesehatan_Masyarakat
Dukungan Keluarga dengan Kesehatan Masyarakat,Vol. 1, No. 1.
Pemanfaatan Fasilitas di Puskesmas Universitas Sam Ratulangi.
Kawangu Kabupaten Sumba Timur. Trihono. 2005. Manajemen Puskesmas
Denpasar: Universitas Udayana. Berbasis Paradigma Sehat. Jakarta:
Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Promosi Sagung Seto.
Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Undang-undang Republik Indonesia No. 24
Jakarta: Rineka Cipta. tahun 2011. Tentang Badan
Pamungkas, Rian, A. & Usman, Andi, M. Penyelenggaraan Jaminan Sosial.
2017. Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta: Presiden Republik Indonesia.
Jakarta Timur. CV Trans Info Media. Undang-undang Republik Indonesia No. 36
Peraturan Menteri Kesehatan No. 001 Tahun tahun 2009. Tentang Kesehatan.
2012. Tentang Sistem Rujukan Jakarta: Presiden Republik Indonesia.
Pelayanan Kesehatan Perorangan. WHO /WorldBank. 2013. Towards Universal
Jakarta: Peraturan Menteri Kesehatan. Health Coverage:concepts, lessons
Peraturan Menteri Kesehatan No. 28 Tahun and public policy challenges. Geneva,
2014. Tentang Pedoman Pelaksanaan Switzerland, WHO&World Bank.
Program Jaminan Kesehatan
Nasional. Jakarata: Peraturan Menteri
Kesehatan.
Peraturan Menteri Kesehatan No. 75 Tahun
2014. Tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat. Jakarta: Peraturan
Menteri Kesehatan.
Profil Kesehatan Indonesia. 2016. Diakses
pada tanggal 25 April 2018.
http://www.depkes.go.id/resources/do
wnload/pusdatin/profil-kesehatan-
indonesia/Profil-Kesehatan-Indonesia-
2016.pdf
Ramah, P. A., 2015. Kualitas Pelayanan
Peserta BPJS Di Puskesmas Air Putih
Kecamatan Samarinda Ulu Kota
Samarinda. eJournal Ilmu
Pemerintahan, Vol. 5, No. 4. , pp. 81-
94.
Saryono, Setiawan, Ari. 2011. Metodologi
Penelitian Kebidanan DIII. DIV. S1
dan S2. Yogyakarta : Nuha Medika.
Sopar. 2011. Analisis Faktor-Faktor Yang
Memengaruhi Pemanfaatan Program
Jamkesmas Di Kabupaten
Labuhanbatu. Medan: Tesis Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas
Sumatera Utara.
Sugiyono. 2011. Statistik Untuk Penelitian.
Bandung :ALFABETA.
Syafrudin. 2009. Kebidanan Komunitas.
Jakarta: EGC.
Tumbuan, Vera. 2014. Hubungan Promosi
Bpjs Kesehatan Dan Pengetahuan
Pasien Dengan Pemanfaatan Layanan
Bpjs Kesehatan Di Rsud Amurang
Kabupaten Minahasa Selatan. Jurnal

Anda mungkin juga menyukai