Anda di halaman 1dari 19

TUGAS RANGKUMAN

MATA KULIAH KIMIA FISIKA

OLEH :

FITRA ALIF SAIROZIE 11.2016.1.00593

REZA IRNANDIANTO 11.2016.1.00599

SILVIA PURI WULANDARI 11.2016.1.00628

CAHYA TSABIT AL HAIRI 11.2016.1.006

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL DAN KELAUTAN

INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA

2017
GAS

Gas memiliki sifat-sifat di antaranya :

1. Terdiri dari molekul bergerak lurus dan bebeas


Gas selalu menempati ruang
2. Rapat jenis lebih kecil dari cairan dan padatan
Ewfsfs
3. Mudah mengalami difusi, mis. N2, CO2 dan H2
Jhgffgjh

Jenis gas ideal :

1. Gas ideal
Mengikuti aturan hokum gas (Boyle, Gay Lussac, dsb)
2. Gas non ideal atau nyata
Mengikuti hukum-hukum gas pada tekanan rendah

Gas ideal tidak ada di dunia nyata


Sifat ideal didekati oleh gas beratom satu pada tekanan rendah dan
temperature tinggi

Untuk apa kita mempelajari GAS dan apa hubungannya dengan dunia pertambangan?

1. Untuk pertambangan bawah tanah, kebutuhan oksigen bagi pekerja tambang


bawah tanah menjadi masalah yang utama.
2. Sifat dan jenis gas dalam tambang bawah tanah perlu dikenali khususnya gas
yang berbahaya, misalnya CH4
3. Hukum gas di perlukan untuk perencanaan ventilasi tambang.

Pada kesempatan kali ini ada beberapa hukum gas yang perlu kita pelajari
diantaranya:
1. Hukum boyle (1662)
2. Hukum Charles atau Gay lussac
3. Hukum boyle Gay lussac
4. Hukum Dalton
5. Hukum gas ideal
6. Hukum amagat
7. Hukum graham

Yang pertama kita akan memepelajari hukum boyle

1. Hukum boyle
Hukum boyle berbunyi apabila suhu gas yang berada dalam ruang tertutup
dijaga konstan, maka tekanan gas berbanding terbalik dengan volumenya
Secara matematik dapat tuliskan sebagai berikut :
PV = Konstan
P1V1 = P2V2
Keterangan :
P1 = tekanan gas awal (N/m2)
V1 = Volume gas awal (m3)
P2 = tekanan gas akhir
V2 = Volume akhir
Dan berikut adalah contoh-contoh pengaplikasian hukum boyle dalam
kehidupan di sekitar kita
1.

Pompa

2.

Suntik

3.

Pipet
Syarat berlakunya hukum boyle adalah dalam kondisi suhu gas tetap, gas
berada dlam ruang tertutup, tidak terjadi reaksi kimia, tidak terjadi perubahan
wujud gas.

2. Hukum Gay Lussac atau Charles


Hukum disini berbunyi volume gas sebanding dengan suhunya asalkan
tekananya tetap

V/T = konstan, atau V1/T1 = V2/T2


Keterangan :
V = Volume gas (m3)
T = temperature gas (K)

Grafik isobar
Beberapa contoh dalam kehidupan nyata adalah
1.
Botol yang di frezzer akan penyok

2.
Balon udara yang di beri
Panas akan mengembang

3. Hukum Boyle Gay Lussac

P1V1 P2V2

PV KT T1 T2

Keterangan :
P1 = tekanan gas awal
P2 = tekanan gas akhir
T1 = suhu gas awal (K)
T2 = suhu gas akhir (K)
V1 = volume gas awal
V2 = volume gas akhir
Semakin tinggi temperatur, maka tekanan semakin kecil. Dalam keadaan
standar, suhu atau temperatur berada pada 0C dan tekanannya
1atm=760mmHg.
Jika suatu gas berada dalam keadaan isokhorik maka gas dalam kondisi
tersebut berada pada volume yang sama. Jika keadaan isothermik maka
gas berada dalam kondisi suhu yang sama. Jika keadaan isobar maka gas
berada dalam konidisi tekanan yang sama.
Grafik isothermal

4. Hukum gas ideal

PV KT PV nRT

Keterangan :
P = tekanan (atm)
n = mol
r = 0,08206 liter atm der-1mol-1
= 1,987 kal der-1mol-1
T = temperature (K)
5. Hukum dalton
Dimana hukum ini berbunyi Pada suhu konstan, tekanan total yang
diberikan oleh campuran gas dalam volume tertentu sama dengan jumlah
tekanan masing-masing gas yang akan diberikan jika gas menempati
volume total yang sama sendirian

Ptotal P1 P2 P3 ... Pn
n RT n RT n3 RT n RT
Ptotal 1 2 ... n
V V V V
n n n ... nn RT
Ptotal 1 2 3
V

Pada temperature tetap, tekanan total suatu campuran gas sama


dengan jumlah tekanan parsialnya
Dimana p1,p2,p3,p4,dst = tekanan parsial
Tekanan parsial gas ialah tekanan dari gas tersebut bila sendirian
ada di dalam ruangan

Tekanan Total dan Tekanan Parsial

P Ptot = (nt RT)/V


total = (n1 + n2 + n3) RT/V

P1 = (n1 RT)/V P2 = (n2 RT)/V P3 = (n3 RT)/V

Keterangan :

P total = tekanan total campuran gas (atm)


P1 = tekanan parsial gas jenis 1 (atm)

P2 = tekanan parsial gas jenis 2 (atm)

P3 = tekanan parsial gas jenis 3 (atm)

Fraksi mol dari gas dalam campuran

N1 = (n1/nt) N2 = (n2/nt)

Jumlah fraksi mol dalam campuran :

N1 + N2 + N3 + + Nn = 1

Keterangan :

n1 = mol gas jenis 1

n2 = mol gas jenis 2

n3 = mol gas jenis 3

nt = mol total gas dalam campuran

6. Hukum Amagat
Dimana hukum ini berbunyi Pada sembarang campuran gas, volume total
dapat dianggap merupakan jumlah volume parsial masing-masing
komponen dalam campuran

V total = V1 + V2 + V3 + Vn

Pada temperature tetap, volume total suatu campuran gas sama dengan
jumlah volue parsialnya. Dimana v1,v2,v3 dst = volume parsial. Volume
parsial gas ialah volume dari gas tersebut bila sendirian ada di dalam
ruangan. Bila hukum gas ideal berlaku, maka

V = [(n1 R T)/P ] + [(n2 R T)/P] + [(n3 R T/P)]


total

Volume Total dan Volume Parsial

V
Vt0t = (nt RT)/P
total = (n1 + n2 + n3) RT/P

V = (n1 RT)/P V2 = (n2 RT)/P V3 = (n3 RT)/P


1

Keterangan :
V total = volume total campuran gas (m3)
V1 = volume parsial gas jenis 1 (m3)
V2 = volume parsial gas jenis 2 (m3)
V3 = volume parsial gas jenis 3 (m3)
Fraksi mol dari gas dalam campuran

N1 = (V1/Vt) N2 = (V2/Vt)

Jumlah fraksi mol dalam campuran:


N1 + N2 + N3 + .. + Nn = 1
Keterangan :

n1 = mol gas jenis 1

n2 = mol gas jenis 2

n3 = mol gas jenis 3

nt = mol total gas dalam campuran


7. Hukum Graham (1829)
Hukum ini berbunyi pada temperature dan tekanan tetap, keepatan difusi
berbagai gas berbanding terbalik dengan akar rapatnya atau berat
molekulnya
Sehinnga jika di tulis secara matematik adalah sebagai berikut:

Keterangan :
V1, v2 = kecepatan difusi
D1, d2 = rapat gas
Sedangkan pada hukum graham lanjutan berbunyi pada tekanan dan
temperature sama, dua gas mempunyai volume molar sama
Sehingga jika di tulis secara matematik adalah sebagai berikut:

Keterangan :
M1, M2 = berst molekul gas
Vm = volume molar gas
LATIHAN SOAL & JAWABAN

1. Di dalam sebuah bejana tertutup terdapat gas yang mempunyai tekanan 3 atm
dan volume 1 liter. Jika tekanan gas menjadi 6 atm maka volume gas menjadi?
P1V1 P2V2
3 1 6V2
3
V2
6
V2 0,5 L

2. Sebuah balon berisi 469 mL gas pada temperatur 25C dan tekanan 760 torr.
Berapa volume gas dalam balon jika balon dijemur di bawah sinar matahari dan
mengalami pemanasan sampai 30C?
V1 V2

T1 T2
469 V2

298 303
V2 476,86mL

3. Berapakah volume dari 10,0 gram gas oksigen pada temperatur 25C dan tekanan
650 mmHg?
PV nRT
0,855 V 0,27 0,08206 298
6,6025
V
0,855
V 7,7222 L

4. Sebuah bejana berkapasitas 12 L mengandung 14 gram N2, 32 gram O2 pada suhu

30 C. Hitunglah : a) Fraksi mol masing-masing gas, b) Tekanan total gas, c)

Tekanan parsial gas


14 32
n1 0,5mol n2 1mol
28 32
n1 0,5
N1 0,33
nt 1,5
a)
n2 1
N2 0,66
nt 1,5

Ptot n1 n2
RT
V
0,08206 303
b) Ptot 0,5 1
12
Ptot 3,1080225atm
n1 RT n2 RT
P1 P2
V V
0,5 0,08206 303 1 0,08206 303
c) P1 P2
12 12
P1 1,0360075atm P2 2,072015atm

5. Di dalam seuah tangki yang volumenya 50dm3 terdapat gas oksigen pada suhu
27C dan tekanan 135 atm. Berapakah massa gas tersebut?
V = 50 dm3 = 50 L T = 27C = 300 K P = 135 atm Mr O2 = 36

Massa = ?

nRT
V
P
n 0,08206 300 massa
50 n
135 Mr
135 50 274,189
massa
n
0,08206 300 36
6750 massa 9870,804 gram
n
24,618 massa 9,870804 Kg
n 274,189mol
Hukum Termodinamika I

Termodinamika yaitu ilmu yang mempelajari hubungan antara kalor (panas) dengan
usaha. Kalor (panas) disebabkan oleh adanya perbedaan suhu. Kalor akan berpindah
dari tempat bersuhu tinggi menuju tempat yang bersuhu rendah. Dengan kata lain,
kalor merupakan salah satu bentuk perpindahan (transfer) energi. Usaha merupakan
perpindahan energi. Dalam termodinamika, sistem didefinisikan sebagai segala
sesuatu atau kumpulan benda yang ditinjau dan diperhatikan. Sementara segala
sesuatu di luar sistem disebut lingkungan.

Termodinamika mempelajari hubungan bermacam-macam bentuk tenaga dalam


sistem. Bentuk tenaga bermacam-macam, meliputi :

1. Tenaga listrik

2. Tenaga kimia

3. Tenaga radiasi

4. Tenaga cahaya

5. Tenaga panas

Tenaga dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain. Termodinamika hanya
mempelajari hubungan antara tenaga awal & akhir dari suatu sistem.

Hukum termodinamika berbunyi Hukum Kekelan Tenaga Tenaga tidak dapat


diciptakan atau dimusnahkan, dengan kata lain bila suatu tenaga hilang akan timbul
tenaga dalam bentuk lain, yang jumlahnya sama. Jumlah kalor pada suatu sistem
sama dengan perubahan energi dalam sistem tersebut ditambah usaha yang dilakukan
oleh sistem.

Untuk menaikkan suhu gas, sehingga mempunyai suhu tertentu, diperlukan sejumlah
kalor (Q). Jika sejumlah kalor ditambahkan pada sistem, maka energi kalor akan
digunakan untuk melakukan usaha. Namun, tidak semua energi kalor digunakan
untuk usaha. Jadi, jumlah kalor yang diterima sistem digunakan untuk menambah
energi dalam sistem dan untuk melakukan usaha. Pemberian kalor pada suatu sistem,
akan menambah energi dalam sistem (U). Banyaknya kalor yang diperlukan untuk
menaikkan energi dalam sebesar U dan melakukan usaha sebesar W dapat dicari
dengan persamaan :

Q E W
E E2 E1

Keterangan:

E = perubahan energi dalam sistem (J)

Q = jumlah kalor yang ditambahkan (J)

W = usaha yang dilakukan sistem (J)

Persamaan tersebut merupakan rumusan Hukum I Termodinamika yang digunakan


apabila sistem menerima kalor dari lingkungan (Q bernilai positif) dan sistem
melakukan usaha (W bernilai positif). Untuk mencari energi dalam sistem
menggunakan hukum termodinamika I, kita mengikuti perjanjian sebagai berikut.

1. Jika sejumlah kalor ditambahkan pada sistem (kalor memasuki sistem), maka Q
bernilai positif (+Q). Sementara, jika sejumlah kalor dikurangi (kalor keluar dari
sistem), maka Q bernilai negatif (-Q).
2. Jika sistem melakukan usaha, W bernilai positif (+W). Sementara jika pada
sistem dilakukan usaha (sistem menerima usaha), W bernilai negatif (-W).

Besarnya gaya yang dilakukan gas pada piston dinyatakan dengan persamaan:
F P A
dW (gaya)(jal an)
W F x dl
W P x A x dl
W P x dV
Keterangan:
P = tekanan gas (N/m2)
A = luas penampang piston (m2)
F = besar gaya (N)

Dari persamaan di atas didapatkan :


V2
W PdV
V1

E Q W

Jika dV=0 maka, E Q

Jika P=tetap maka E Q P(V2 V1 )

Entalphi (Heat Content)


Pengertian entalphi dipakai untuk perubahan-perubahan pada tekanan tetap :
H E PV
Besar perubahan entalphi dari sistem :

H H 2 H1

H H 2 H1
maka, H E2 P2V2 E1 P1V1
Jika Ptetap H E2 E1 P2V2 P1V1

Jika P=tetap H E PV
H, E, Q bernilai positif jika sistem memperoleh tenaga,
W>0 kerja dilakukan oleh sistem, W<0 kerja dilakukan
terhadap sistem.

Kapasitas Panas
Bila sistem menerima panas sebesar dQ dan temperatur naik setinggi dT, maka
kapasitas panasnya :

dQ
C
dT
dE PdV
C
dT

dE
Cv
V=tetap, dV=0 dT
Pada , maka

dE dV
Cp P
P=tetap dT dT
, maka
Kapasitas untuk gas Ideal :

Cp - Cv = R

Keterangan :
Cp = kapasitas panas pada tekanan tetap
Cv = kapasitas panas pada volume tetap
R = 8,314 Joule / deg. Mol = 1,987 Kal / deg. Mol

Siklus carnot

Siklus adalah suatu proses yang berurutan, dan pada akhir proses dikembalikan lagi
ke keadaan awal. Salah satu contoh mesin yang bekerja berdasarkan konsep siklus
carnot adalah pada proses kerja mesin 4tak. Mesin menyerap panas pada T1 dan
membuang panas pada T2. Panas yang diserap tidak semuanya dapat diubah
menjadi kerja. Siklus carnot terdiri dari 4 tingkatan:

1. 2 proses isothermal
2. 2 proses adiabatic

Gambar diagram siklus carnot

Ekspansi diabatis reversible terjadi P3, V3, T2

W2 = - E = - n Cv ( T2 T1 )

Misalkan suatu gas dengan p3, v3, dan t2 berisi n mol dikompresi dengan reversible
& isotermal dengan mengeluarkan panas q2 menjadi p4, v4

W3 = n R T2 ln = - Q2 34VV

Kompresi adiabatic reversible proses dikembalikan ke keadaan awal menjadi p1,v1,t1

W4 = - E = - n Cv ( T1 T2 )

Total kerja = W maks + w1 + w2 + w3 + w4

Kerja di sini merupakan kerja maksimal karena proses reversible. Efisiensi mesin
carnot

1 2 1 2
= = =
1 1 1

Anda mungkin juga menyukai