Anda di halaman 1dari 71

BATU BEJAMBAN

Pada zaman dahulu orang-orang selalu mempercayai harapan mereka


pada keajaiban-keajaiban gaib untuk mendapatkan apa yang meraka
inginkan. Namun dengan seiringnya waktu, manusia modern juga tidak bisa
melepaskan ikatan dengan keajaiban yang sudah ada di jaman dahulu.
Mereka masih mencari dan mengejar keberuntungan dan nasib baik ke
tempat-tempat yang dianggap keramat, Kerajaan Batu Bejamban terletak di
sebuah negeri yang jauh.
Walaupun nun jauh di Kalimantan yang tidak jauh dari perbatasan
Malaysia, selalu berbondong-bondong para pengunjung berdatangan
ketempat yang di anggap keramat. Tamu yang datang di pandu oleh juru
kunci untuk mendapatkan teleportasi dengan alam gaib yang kekuatan di luar
demensi, jadi juru kunci memanggil penghuni kerajaan Batu Bejamban untuk
menyambungkan niat kepada para pengunjung.
Menurut cerita dari orang-orang tua, nama paloh sendiri berasal dari
nama batu yang mengeluarkan keringat (peluh), sekarang keberadaannya
sudah tidak bisa dilihat dengan kasat mata. Batu Bejamban, yang lokasinya
terletak di antara belahan sungai-sungai di daerah Paloh, Sambas, Kalimantan
Barat. Ditempat tersebut yang cukup menakutkan dan tidak ada seorangpun
penduduk yang tinggal di tempat ini. Para pengunjung dari berbagai daerah,
suku, dan agama selalu mendatangi Batu Bejamban. Setiap yang terlihat di
pertengahan bulan puasa lalu, suasana di lokasi terlihat sangat ramai. Puluhan
orang dari berbagai daerah dan beragama warna kulit yang sedang berkumpul
di sekitar lokasi tersebut.
Batu Bejamban memang banyak mitos sebagai sebuah situs penghantar
niat. Dari kejauhan situs Batu Bejamban terlihat jelas dengan tumpukan bukit
yang tidak terlalu tinggi. Ada dua tempat yang dianggap keramat di lokasi
tersebut. Dua tempat itu berupa sumber air di atas batu yang konon katanya
tidak pernah habis meskipun ditimba terus walaupun di musim kemarau
sekalipun air tersebut tetap masih ada. Lokasi pertama terletak tidak jauh dari
pinggir sungai yang ada sekumpulan batu besar dengan sumber air di atasnya
terlihat tidak pernah berhenti dibakari dupa dan kemenyan. Aura bau
kemeyan mulai menyerap pengunjung yang baru datang di tempat tersebut.
Di batu inilah tempat pertama perjalanan Batu Bejamban disebut, konon
menurut sepengetahuan warga dan orang-orang yang dekat dengan perjalanan
menuju ini, Batu Bejamban adalah pusat pemerintahan dan kerajaan ghaib di
Paloh yang tidak bisa dilihat dengan kasat mata oleh manusia pada
umumnya, kerajaan ii sangat berbahaya kepada masyarakat sambas pada
umumnya, akan keberadaan bangsa dunian / orang kebenaran / orang halus.
Di lokasi ini beberapa orang pernah melihat tentang tata cara kehidupan
mereka makhluk halus negeri Paloh, kemajuan teknologi, dan pembangunan
yang sangat amat indah. Konon, kehidupan mereka sama seperti manusia dan
adat istiadat leluhur yang ada dan sangat kuat. Orang setempat menceritakan,
pada masa pendudukan jepang di Indonesia, Kerajaan Paloh akan dibom dan
di hanguskan didalam muka bumi. Mendengar kabar tersebut pemimpin dan
warga Paloh berdoa kepada Tuhan meminta perlindungan. Mereka berdoa
dan minta agar dihilangkan dari pandangan dan tidak terlihat dari kesat mata,
kata wanita yang memiliki kemampuan melihat dunia dari didunia lain. Sejak
itu konon peradaban Paloh hilang ditelan bumi. Tidak ada sisa-sisa
peninggalan yang terlihat.
Orang-orang Paloh berpindah tempat ke dunia lain bergabung bersama
para leluhur. Di dunia baru itu menurut orang sekitar roda pemerintahan
masih terus berjalan. Kerajaan Batu Bejamban dipimpin oleh seorang raja
yang bernama Sulaiman dan Raden Sandi sebagai Kepala Pemerintah.
Namun, nama-nama kerajaan Datok di Kerajaan Batu Bejamban sangat
banyak. Menurut kepercayaan oarang Sambas, bahwa Rade Sandi itu tidak
meninggal, orang berpikir mayatnya dibawa orang kebenaran, orang halus.
Raden Sandi sendiri adalah sanak kerabat dari Raja Sambas, Raden Sandi
termasuk seorang yang sangat jenius dan mampu menyelesaikan sekolah
sebelum waktunya. Selesai pelajarannya dengan baik Raden Sandi di angkat
menjadi putra mahkota dan beliau menikah dengan seorang wanita yang
sangat cantik dan baik hati yang bernama Astuti.
Pada suatu hari Raden Sandi seperti biasa, ingin pergi berburu dengan
senjatanya yang biasa dia gunakan untuk pergi berburu. Beliau ingin meminta
izin untuk pergi berburu, lalu beliau pergi menemui istrinya yang sedang
duduk asyik di kursi sambil membaca buku.
Raden Sandi : Hari ini, saya akan pergi lagi untuk berburu. Entah satu atau
dua hari
saya tidak tau kapan saya pulang. Cuma saya minta, selama saya
pergi
tolong jangan kamu ceritakan dengan ayah ataupun ibu.
Istri : Mengapa tidak di ceritakan dengan kedua orang tua !
Raden Sandi : Saya baru saja di marah oleh ibu dan ayah, agar tidak pergi
berburu lagi
ke hutan-hutan apa lagi. Jadi seorang istri harus patuh kepada
suaminya. Istri : Mengerti, (sang istri dengan rasa takut dan ragu
karena tidak ingin
berbohong kepada ke dua orang tau). Hanya jangan lama-lama
pergi
berburunya. Maklumlah dengan keadaan dalam hutan, yang
selalu buat
saya khawatirkan dengan keberadaan dirimu bang.
Raden Sandi : Tidak, saya pergi tidak akan lama, mungkin hanya dua hari
saja.
Istri : Baiklah, (dengan perasaan yang ragu akan suaminya ingin
pergi
berburu.
Raden Sandi : Nanti kalau ayah dan ibu bertanya, katakan saja kalau saya
tidak pergi
kemana-mana, hanya pergi di sekitar sini saja jalan-jalan
melihat
keadaan kampung di sekitar.
Istri : Kalau kamu ingin pergi berburu bawalah teman kamu agar
tidak terlalu
berbahaya jadi bisa membantu kamu, jangan sesekali kamu pergi
sendiri,
maklum lah dengan keadaan hutan yang sangat berbahaya.
Banyak binatang buas seperti ular, dan binatang lainnya yang
sangat berbahaya itu dapat menyusahkan kami di sini, kata
istrinya.
Raden Sandi : ia... saya akan membawa teman saya untuk berburu juga jadi
saya tidak
akan sendiri untuk pergi berburu kamu tenang saja.
Maka berangkatlah Raden Sandi dengan kedua orang temannya yang
bernama Arep dan Hatni jadi mereka pergi bertiga dengan berjalan kaki
dengan membawa bekal masing-masing untuk makan di perjalan di dalam
hutan dengan seadanya cukup untuk mereka makan saja. Mereka pun mulai
berjalan kaki keluar masuk hutan, keluar masuk jurang namun mereka tidak
juga bertemu satupun dengan binatang yang mereka cari, apalagi rusa, kijang,
pelanduk, burung pun tidak ada satupun mereka jumpai. Karena mereka
belum juga bertemu dengan binatang buruannnya dan masih tetap ingin
mencari binatang-binatang yang ingin di cari. Belum juga ingin pulang kalau
belum puas dengan hasil yang kosong tidak ada satupun binatang yang di
dapatkannya, itulah Raden Sandi. Sampai-sampai dengan makan dan minum
pun tidak lagi ingat. Tapi pada akhirnya mereka pun sampai di daerah Paloh
yang berbahaya itu yang penuh dengan makhluk halus. Sesampai di Paloh,
terdengarlah suara burung, Citt....Ciitt... Ciitt dan terdengar suara binatang
lainnya juga yang ramai bunyinya.
Arep dan Hatni : Raden itu terdengar suara burung yang berbunyi sangat
ramai
bunyinya.
Raden Sandi : Mana ?
Arep : Itu, di batang kayu.
Raden Sandi langsung melihat keatas. Di lihatnya ternyata benar, ada
seekor burung tetapi bunyi tadi yang sangat ramai, namun burung itu sangat
aneh bentuknya, sangat berbeda dengan bentuk burung-burung lainnya. Tidak
terlalu besar dan tidak juga kecil. Burungnya bagus dan sangat cantik,
warnanya yang bemacam-macam ada hijau, ada merah, dan kakinya
kekuningn-kuningan, dan pendek sangat menarik hati Raden Sandi.
Saya sumpit saja burung itu kali, kalau saya sumpit semoga saja
burung itu tidak akan mati dan saya dapat memeliharanya dengan baik,
burung yang sangat cantik,kata Raden Sandi. Kemudian di sumpinyalah dan
tepat mengenai kepala burung itu, dan matilah burung tersebut yang cantik
itu. Hati Raden Sandi sangat sedih karena burung yang ingin dia pelihara
tersebut mati. Kalau kamu tidak mati akan saya pelihara kamu dengan baik
tapi apa boleh buat walaupun mati tetap saja akan saya bawa pulang. Kata
raden sandi kepada temananya.
Raden Sandi : Wah...wah... kalau begitu kita pulang saja, sudah hampir dua
hari kita
berburu, tetapi tidak ada satupun yang kita dapatkan dari hasil
buruan
kita kali ini, tetapi hanya saja dapat burung satu ekor saja. Akan
saya
salai burung ini agar bulunya tidak rusak sewaktu di bungkus dan
akan
saya simpan dengan baik burung ini.
Arep & Hatni : Iyelah.
Pulanglah Raden Sandi dan temannya, sesampai dirumahnya masing-
masing, Raden Sandi berkata kepada istrinya bahwa badan nya kurang sehat,
bulu kunduk terasa berdiri. Mungkin saya sakit karena kecapekaan ini.
Padahal awalnya saya tidak merasakan apa-apa sampai beberapa hari
kemudian, bandan Raden Sandi pun masih belum juga sehat. Dia merasakan
demam setelah pulang dari hutan Paloh. Lalu dia pergi menemui istrinya
yang sedang mempersiapkan makan buat Raden Sandi,
Raden Sandi : Ada apa dengan badan saya ? Mungkin saya sakit. Sudah tiga
hari badan
saya kurang sehat dan selalu panas dingin. Apa ya obatnya?
Istri : Saya tidak tahu.
Raden Sandi : Cari dukun atau orang pintar saja yang di dekat-dekat sini.
Maka istrinya pun langsung mencari dukun untuk mengobati suaminya
yang sedang sakit. Tidak lama kemudian datalanglah seorang dukun dan
bertanya kepada Raden Sandi,
Pak dukun : Sakit apa den?.
Rden Sandi : Entahlah saya tidak tahu, badan saya ini rasanya makin hari
semakin
lemah, bulu kunduk terasa berdiri. entah demam apa yang sedang
saya
rasakan ini, semua badan saya terasa sakit semua.
Pak Dukun : Raden Sandi dari mana saja, sampai seperti ini ?
Raden Sandi : Saya pergi berburu ke Paloh, dan pulang dari berburu, badan
saya terasa
panas dingin seperti ini, rasanya bulu kunduk merinding.
Pak Dukun : Ooh, barangkali Raden terkena orang halus barangkali.
Lalu di obatinya lah Raden Sandi, sesudah di obati dengan cara
kampung itu, dengan berjenis-jenis ramuan yang terbuat dari kayu-kayu , lalu
di bacakannya mantra. Setelah dukun itu pulang, sakit Raden Sandi bukannya
sembuh tetapi penyakitnya semakin parah, pada akhirnya Raden sandi tidak
ada selera ingin makan. Setelah beberapa lama kemudian Raden Sandi sakit
dan sakit nya tidak juga sembuh, akhirnya Raden Sandi meninggal dunia.
Dan layaknya orang meninggal tentulah di mandikan, dikapankan, dan
dikuburkan seperti layaknya upacara penguburan di shalatkan.
Setelah di shalatkan dan selesai juga upacara penguburan di
laksanakan, pada malam itu istri Raden Sandi mendapatkan mimpi, dalam
mimpi itu, seseorang mengatakan bahwa Raden Sandi tidak lah mati
melaikan Raden Sandi di bawa oleh orang halus pergi ke Paloh, untuk di
jadikan raja oleh orang halus di Paloh karena orang-orang mereka sudah
cukup tua, Raden Sandi akan di jadikan menantu dan raja orang halus di
tempat tersebut Paloh. Yang di makamkannya itu bukanlah Raden Sandi
tetapi melainkan hanya sebatang pohon pisang saja dan itulah yang di tanam
saat di kuburkan, kata orang halus di dalam mimpi istrinya. Orang halus itu
juga berpesan untuk memberitahukan mimipinya kepada orang tua Raden
Sandi. Lalu tersadarlah istrinya dari mimpinya, dan kemudian bercerita
kepada kedua orang tua Raden Sandi dan beserta keluarga lainnya. Bahwa
yang di kuburkan itu bukanlah jasad tubuh Raden Sandi tetapi melainkan
sebatang pohon pisang, dan suaminya di bawa pergi oleh mahluk halus ke
Paloh untuk di nikahkan dengan anak Raja Paloh. Begitulah cerita istri Raden
Sandi, maka gemparlah mereka mendengar cerita istrinya tadi. Sang ayah
menyesali kelakuan Raden Sandi yang sudah sering diingatkan bahwa jangan
sesekali pergi berburu ke Paloh. Sudah kita ketahui bersama-sama bahwa
Paloh itu tempat orang-orang kebenaran, apalagi kedatangannya ke Paloh
hanya untuk berburu dan membunuh binatang yang ada di sana. Namun apa
daya semua nya telah terjadi . Mungkin itu sudah suratan takdir untuk Raden
Sandi.
Setelah Raden Sandi dibawa ke Negeri Paloh Kerajaan Batu Bejamban
itu, Raden Sandi di nikahkan dengan anak Raja Paloh yang bernama Ratu
Ratna Sari yang cantik jelita. Dan mereka di karunia dua orang anak laki dan
perempuan yang bernama Putra dan Putri.
Putra si siluman Buaya, mempunyai tugas menjaga keamanan di dalam
air sungai Paloh Batu Bejamban. Jika ada manusia merusak habitat buaya ,
maka yang bertindak si putra. Sedangkan si putri siluman habitat air laut,
yang mempunyai tuga menjaga hasil laut dan nelayan. Jika nelayan datang
pada musim melaut, para nelayan membuat suatu acara kehormatan untuk si
penjaga laut demi keselamatan pelaut khususnya nelaya serta minta di
murahkan rezekinya.
Menurut adat istiadat kerajaan Batu Bejamban orang yang datang ke
Batu Bejamban dengan berbagai motif kepentingan, Ada yang mau meminta
jodoh, Ada yang ingin tahu dengan jodohnya. Niatnya itu di tujukan Ratna
Sari karena beliau di kerajaan Batu Bejamban sebagai petugas kewanitaan
dan ahli ramal.
Pada masa itulah Raden Sandi menjadi Raja Paloh dan berkuasa di
daerah Paloh. Sampai sekarang ini masih banyak masyarakat yang
mempercayainya apabila ingin pergi ke Paloh, jangan lupa menyembut nama
Raden Sandi, sambil berkata Raden Sandi, kami datang ke Paloh daerah
kekuasaan datok kami juga masih keluarga dari sambas janganlah ganggu
kami, begitulah yang harus kita ucapkan.
Kerajaan Batu Bejamban ialah karena jalan menuju istana kerajaan
ghaib Batu Bejamban disusun diatas tumpukan batu yang menyerupai tangga.
Arah tangga tersebut menuju ke atas bukit, dimana tiap ruas lereng bukit
terdapat 5 sumur air yang tidak pernah kekeringan. Di sumur itulah tempat
Raja dari Kerajaan Batu Bejamban dan Prajuritnya mandi. Karena letak
sumber airnya yang sangat dalam, makanya Raja Kerajaan Batu Bejamban
kadang mengalami kesukaran untuk menimba air dengan posisi berdiri. Tidak
juga kering, Sang Raja terpaksa berjingkok dengan lutut kanan menimpa batu
dan tangan kiri bertahan di atas batu yang di aliran air pergunungan, semakin
sering Sang Raja dan Prajuritnya melakukan kebiasaan seperti itu,
mengakibatkan terbentuk cekung-cekung pada batu yang di timpa tadi.
Cekungan itu menyerupai lutu dan siku tangan manusia. Bekas cekungan
salah satu anggota tubuh Sang Raja dan prajuritnya yang sering mengambil
air di sumur tersebut.
Di Batu Bejamban sumurnya ada 5 buah sumur, tetapi yang baru di
temukan orang baru 4 sumur, jika sumur ke 5 ditemukan, maka air sumur itu
benar-benar menjadi obat yang sangat menabjubkan.
Titik sumur yang telah di anggap keramat oleh orang adalah :
Titik yang ke satu, tidak jauh dari pinggir sungai butiran dari Batu
Bejamban yang menunggu sumur ini adalah Datok Raden Sandi.
Titik yang ke dua, di atas bukit sekitar 150 meter dari titik pertama,
yang bertugas menunggu sumur ini namanya Datok H. Dolah.
Titik yang ke tiga menuju arah ke tempat permandian yaitu Sumur
Tanah yang menunggu sumur ini namanya Datok Dayang Sari.
Titik yang ke empat jarak nya 10 meter dari sumur yang ke tiga itu
yaitu sumur Bendungan Air, sebelum dibuat bendungan air itu, sudah ada
sumur air kecil di tengah-tengah bendungan. Para pengunjung melihat air
yang selalu mengalir mengeluarkan air dari lubang sumur maupun lubang di
sela-sela akar kayu. Maka di buatlah bendunga sebagai penampungan air
yang akan di alirkan ke rumah penginapan. Bendungan air itu di jaga oleh
Datok Halimin.
Titik sumur yang ke lima, masih misterius masih belum bisa di
lihatkan kepada pengunjung, sumur yang ke lima hanya di ketahui
penjaganya bernama Datok Dewi Angga Sari.
Datok Dewi Angga Sari minta satu syarat kepada pengunjung, donator
dan pemerintah yaitu minta di buatkan lima makam raja dan minta di rawat
dan di lestarikan lokasi kerajaan Batu Bejamban. Seandainya para
pengunjung datang ke Batu Bejamban tidak meminta izin dengan juru
kuncinya, atau minta petunjuk dengan juru kuncinya, pengunjung itu hanya
di anggapnya wisata oleh Datok-Datok Batu Bejamban.
Pada suatu hari Datok Dewi Angga Sari yang selalu menjaga kelestarian
lokasi tersebut, supaya tidak di rusak oleh tangan-tangan jahil dari
pengunjung yang datang. Barang siapa yang merusak dan merambat hutan
taman wisata Batu Bejamban, Datok Dewi Angga Sari akan memberikan
peringatan dan sanksi.
Ada sebuah kejadian seorang pemburu membunuh seekor monyet dan
dibiarkannya membusuk di lokasi ziarah, Datok Dewi Angga Sari sangat
marah, akhirnya kemarahan beliau dirasakan oleh pelaku, akhirnya si
pemburu itu meminta maaf dengan Datok Dewi Angga Sari.
Yang lebih dahsyatnya lagi pengunjung membabat hutan untuk di buat
kayu bakar. Tanpa kata maaf dari Datok Dewi Angga Sari si pelaku menjadi
korban.
Itulah keanehan-keanehan yang dirasakan oleh para pengunjung di
kerajaan Batu Bejamban yang jujur, amanah, dan keramat.
Jadi diharapkan kepada para penziarah janganlah merusak lingkungan
Batu Bejamban. Perlu diketahui kerajaan Batu Bejamban juga punya struktur
kepemerintahan seperti sediakala kerajaan manusia di muka bumi. Ikutilah
peraturan-peraturan yang ada di kerajaan Batu Bejamban jika ingin sukses
dan selamat.
Batu Bejamban itulah tempat wisata Supranatural, Supranatural harus
dengan hati yang tenang, jasad yang bersih, lingkungan yang bersih dan
indah. Kerajaan Batu Bejamban memiliki sifat-sifat tersebut karena bersih itu
adalah sebagian dari iman.
Apabila ada tamu/pengunjung pergi ke Batu Bejamban membawa
kesan-kesan yang tidak baik, maupun merusak tempat hunianya, maka
sepulangnya dari Batu Bejamban para pengunjungnya diikutinya serta di
ganggu oleh orang halus penunggu Kerajaan Batu Bejamban tersebut itu.
Orang-orang yang datang ke Batu Bejamban datang dengan berbagai
ragam kepentingan. Para pedagang Cina yang ingin maju usahanya datang
berdoa meminta keberuntungan kepada Bujang Kurap, Aparat, dan pegawai
negeri yang hendak menaikkan karirnya juga pergi ke tempat ini dengan niat
tertentu. Raden Sandi rajanya. Raden Sambir anak buahnya dan Haji Dolah
Menteri Kesehatan. Kalau urusan perdagangan itu diurus sama Panglima
Hitam, kata orang menyebut sejumlah panggilan pejabat di alam ghaib
tersebut.
Keberadaan Batu Bejamban sendiri sudah terkenal sejak dahulu kala.
Di lokasi yang kental dengan suasana Melayu dan Islam ini para peziarah
dari suku maupun berbagai agama lain juga bisa datang. Kalau mau minta,
minta ke atas dulu. Yang Islam secara Islam yang Cina secara Cina, kata
menurut orang sekitar. Perjalanan untuk menuju Batu Bejamban menyimpan
banyak peristiwa-peristiwa keanehan. Salah satu keanehan yang bisa
disaksikan langsung adalah adanya sinyal HP yang cukup banyak di atas batu
ini. Padahal tak ada tower seluler yang berdiri di sungai dan hutan belantara
ini sedangkan beberapa langkah dari batu ini sinyal tak ditemukan. Adapun
sinyal di lokasi ini dapat ditemukan di atas bukit yang juga menyimpan
sumber air di atas batu dan munculnya sebuah kota besar di tengah hutan
belantara, kemudian hilangnya sebuah pesawat beserta awaknya, sampai pada
penculikan beberapa orang penduduk. Diperlukan waktu 35 menit untuk
menuju lokasi yang sudah puluhan tahun dikenal sebagai tempat ziarah ini
menggunakan speed boat dari Pelabuhan Paloh. Keberadaan Batu bejamban
ini secara tidak langsung juga memberi manfaat ekonomis bagi warga di
sekitar Paloh. Untuk menuju lokasi Batu Bejamban yang tidak dihuni
seorangpun penduduk ini mereka harus menyewa perahu atau speed boat
untuk menuju Batu Bejamban dan tentu saja menjadi pemasukan bagi
masyarakat. Daerah yang sebagian besar daratannya masih berupa hutan
belantara ini telah diresmikan menjadi daerah penilitian atau pengamatan.
Beberapa tempat rekreasi yang memiliki keindahan alam yang sangat
menarik, juga telah dikelola oleh Perhutanan Provinsi Kalimantan Barat.
Tempat penelitian atau pengamatan tersebut kerap dijadikan sebagai
tempat kegiatan pemuda, khususnya para pencinta alam. Selain alamnya yang
sejuk dan asri, keberadaan Paloh dengan pemukiman sedikit penduduknya
itu, mulai menarik perhatian banyak orang.
Dari Pontianak dengan menggunakan jasa angkutan umum yang
memakan waktu kurang lebih delapan jam perjalanan, kita sudah datang di
perkampungan penduduk Paloh. Dari pemukiman penduduk memerlukan
waktu empat jam lagi untuk bisa mencapai lokasi yang akan dituju dengan
menelusuri anak sungai menggunakan perahu.
Jadi total waktu yang diperlukan kurang lebih dua belas jam lamanya.
Memang perjalanan yang sangat melelahkan. Namun bagi mereka yang suka
dengan keindahan dan tantangan, perjalanan melelahkan itu akan terbayar
dengan suasana pemandangannya.
Sampai di sana akan terpesona melihat bukit-bukit berdiri kokoh
diselimuti jutaan pohon yang tumbuh berbaris membentuk lurus kesatuan. Di
tempat ini sering digunakan para pejalar dan mahasiswa melakukan praktek
lapangan.
Di tempat lain, tapi masih dalam kawasan penelitian, terdapat juga hutan
rawa yang tidak kalah menariknya. Letaknya cukup jauh dari pemukiman
penduduk. Untuk mencapainya diperlukan waktu empat jam. Itu pun harus
menyusuri sungai dengan menyewa perahu.
Hutan yang berada tepat di tengah belantara itu sampai sekarang belum
pernah disentuh oleh pengunjung, karena lokasinya yang jauh dan sangat
rawan. Dan didalamnya hidup beraneka jenis binatang buas dan berbisa.
Para penduduk juga meyakini bahwa tempat itu diselimuti hawa mistis
dan dihuni sekelompok makhluk halus yang senantiasa muncul ke dunia
manusia dengan kejadian-kejadian anehnya.
Penampakkan yang sering disaksikan penduduk setempat adalah
hadirnya sebuah kota dengan segala aktivitasnya di tengah hutan rawa
tersebut. Peristiwa yang terjadi setiap tengah malam itu membuat penduduk
yang pernah menyaksikannya terheran-heran.
Seketika itu suasana hutan yang sunyi dan senyap, berubah menjadi
terang-benderang, gedung-gedung berdiri kokoh dihiasi cahaya lampu
berwarna-warni, suara lalu-lintas kendaraan pun tidak ketinggalan ikut
meramaikan suasana.
Saking terpesonanya, ada beberapa orang dari penduduk tertarik dan
mencoba untuk mendekati kota gaib itu. Namun mereka tidak pernah kembali
keesokan harinya, pencarian pun dilakukan. Beberapa orang penduduk yang
didampingi seorang paranormal tetapi tidak berhasil menemukan warga yang
hilang. Diduga mereka yang hilang diculik oleh makhluk halus penunggu
hutan rawa itu.
Kisah misteri ini tidak hanya bersumber dari satu orang saja, melainkan
hampir semua lapisan masyarakat membenarkannya.
Selain di hutan rawa peristiwa aneh juga pernah terjadi, bahkan sering
terjadi di beberapa tempat. Salah satunya adalah di Bukit Melintang yang
letaknya tidak terlalu jauh dari pemukiman penduduk. Bukit kecil yang masih
berupa hutan ini diyakini juga sebagai tempat pemukiman makhluk halus dan
pernah mengukir sejarah.
Pada sekitar tahun 70-an, terjadi peristiwa tragis. Pesawat milik TNI AU
hilang bersama para orang-orang yang ada dalam pesawat tersebut saat
terbang melintasi wilayah Paloh. Diduga pesawat tersebut menabrak Bukit
Melintang. Namun setelah dilakukan pencarian di tempat itu dan juga
diteruskan menyelusuri titik rawan kecelakaan, para petugas tidak
menemukan mayat satu pun maupun bangkai pesawat.
Pesawat dan orangnya seperti lenyap ditelan bumi. Salah seorang bidan
kesehatan juga ikut hilang dalam peristiwa itu. Dia merupakan teman dekat
salah seorang sumber Penulis. Dikisahkan, sebelum berangkat, terjadi
ketegangan kecil di sebuah klinik kesehatan tempat bidan yang bertugas.
Siang itu, Ibu Yeni mendapat tugas mendadak ke perbatasan. Sebenarnya
bukan dirinya yang mendapat perintah untuk berangkat, melainkan bidan
lain. Berhubungan yang mendapat giliran praktek di klinik itu adalah Ibu
Yeni, terpaksa dia yang harus menggantikan bidan yang sedang berhalangan
itu.
Namun beberapa orang teman Ibu Yeni merasa keberatan dan
menyarankan agar untuk membatalkan keberangkatannya. Terutama karena
menimbang cuaca benar-benar tidak mengizinkan. Mendung hitam di iringi
kabut tebal menghiasi pandangan, sungguh tidak memungkinkan bagi
pesawat untuk lepas landas.
Namun bidan muda itu tetap bersikeras untuk berangkat, meski dia juga
sangat menghargai saran dari teman-temannya. Terima kasih teman-teman
kalian sudah memperhatikan saya. Namun jangan sampai lupa, keberadaan
kita di sini karena sudah kewajiban dan bertanggung jawab. Sebagai seorang
tenaga medis kita harus bisa mengambil tindakan yang bijaksana. Kebijakan
yang lebih memihak pada orang ramai,.
Mendengar ucapan itu, orang-orang yang berada di dalam ruang klinik
menjadi lemas dan tidak bisa berkata-kata lagi. Apalagi melihat Ibu Yeni
sudah siap berangkat.
Setelah berpamitan, dia bergegas menuju bandara dan diantar beberapa
orang temannya. Tidak banyak obrolan dalam perjalanan itu, hanya saja
sesekali Ibu Yeni melirik jam tangannya.
Wajahnya tampak sedikit tegang seperti dikejar sesuatu. Beberapa menit
kemudian mereka pun tiba di bandara. Tidak menunggu lama, Ibu Yeni
segera melangkahkan kakinya menuju pesawat kecil yang sudah siap
berangkat.
Tidak lama kemudian, pesawat beserta orangnya itupun terbang menuju
perbatasan. Tidak ada yang dapat diceritakan setelah pesawat lepas landas.
Sampai pada peristiwa lenyap pesawat beserta isinya itu terjadi.
Pasca kejadian aneh itu, Ibu Yeni sering datang menjenguk teman
dekatnya termasuk juga suami dan anaknya. Menurut Yaminhudin, S.hut,
seorang pemuda asal kecamatan Paloh yang memiliki kekuatan
supranatural/kesaktian menembus dan berkomunikasi dengan makhluk halus
penghuni Negeri Paloh mengatakan, pesawat itu terbang melintasi jalur yang
semestinya tidak dilewati, karena merupakan titik pusat keramaian alam gaib.
Itu sebabnya, terjadi proses penarikan yang dilakukan oleh penguasa
negeri gaib. Mereka khawatir pesawat tersebut akan mencelakakan
penduduknya yang sedang beraktivitas di sana.
Korban yang hilang itu tidak mati, tetapi diambil oleh makhluk halus.
Sebelum diangkat menjadi penduduk negeri gaib, terlebih dahulu dilakukan
tawar-menawar antar korban dan penguasa Negeri Paloh.
Tawar-menawar itu memang harus dilakukan, karena setiap manusia
yang telah masuk ke dalam negeri itu tidak diizinkan kembali ke alam nyata.
Karena apabila kembali mereka akan mati. Setelah terbentuk suatu
kesepakatan, para korban harus mengikuti ritual khusus. Agar mereka dapat
diterima di tengah masyarakat dan hidup rukun di dalamnya.
Berawal dari kecelakaan itulah, kemudian peristiwa-peristiwa aneh itu
mendatangi penduduk setempat. Satu demi satu, gadis desa yang masih
perawan hilang entah kemana dan diyakni diambil oleh makhluk halus yang
menguasai daerah tersebut.
Sampai-sampai para lelaki mengeluarkan larangan kepada para wanita,
istri maupun anak-anaknya keluar rumah sendirian. Hal ini karena
dikhawatirkan akan bernasib sama dengan yang lain.
Tidak hanya itu, munculnya orang-orang tidak dikenal ke pemukiman
penduduk cukup meresahkan warga. Apalagi tidak diketahui dari mana
mereka berasal. Seperti dalam suatu resepsi perkawinan yang diadakan oleh
seorang warga, kebiasaan penduduk setempat apabila melangsungkan acara
penikahan tidak perlu sibuk memikirkan biaya pesta, karena para tetangga
akan datang memberikan sumbangan berupa lauk pauk dan uang, serta segala
macam yang diperlukan untuk pernikahan tersebut.
Cerita punya cerita, ternyata beberapa undangan yang hadir dalam pesta
itu bukanlah penduduk setempat melaikan orang asing yang tidak tau dari
mana asal usulnya. Namun warga mencoba untuk tetap waspada, khawatir
kalau mereka berniat jahat. Setelah pesta selesai, orang-orang itu bergegas
pergi tanpa berpamitan terlebih dahulu.
Beberapa orang warga mencoba mengejar mereka, namun tidak ada
seorangpun menemukan jejak mereka. Setelah kembali dari pencarian, salah
seorang warga menemukan sebuah tas berwarna hitam dan segera
memeriksanya. Di dalam tas itu ditemukan banyak sekali barang-barang aneh
seperti keris, potongan rambut, kupasan kulit binatang, dan segala macam
benda yang tidak lazim lainnya. Konon katanya orang-orang aneh itu sengaja
meninggalkan tasnya sebagai hadiah pernikahan tersebut.
Sampai detik ini kejadian semacam itu masih sering terjadi. Namun
warga sudah menganggapnya sebagai hal yang biasa. Malahan ada beberapa
orang dari warga yang menikah dengan orang tidak dikenal itu, yang
sesungguhnya tidak lain adalah makhluk halus penghuni Negeri Gaib Paloh.
Yaminhudin, juga menjelaskan tentang tata cara kehidupan mereka,
makhluk halus Negeri Paloh. Konon, kehidupan mereka sama seperti
manusia dan sangat menjunjung tinggi adat istiadat leluhur. Menurut
pantauan batin Yaminhudin yang langsung berkomunikasi dengan makhluk
halus penghuni negeri gaib tersebut mengatakan, perkembangan penduduk
yang tinggal di negeri itu sangat pesat.
Sistem pemerintahannya berbentuk kerajaan yang dipimpin oleh seorang
raja bernama Raden Sandi. Sang Raja memimpin dengan aktif dan bijaksana.
Kebutuhan rakyatnya selalu tercukupi. Hal ini terjadi karena Negeri Paloh
memiliki kekayaan alam yang berlimpah ruah.
Tanahnya yang subur ditumbuhi berbagai macam sayuran dan buah-
buahan. Kemajuan dan kecanggihan teknologi juga tidak luput dari sumber
daya manusianya. Sangatlah wajar bila beberapa orang penduduk di sekitar
hutan pernah menyaksikan sebuah kota muncul di tengah hutan belantara.
Karena memang penduduk Negeri Paloh sudah mampu menciptakan
teknologi modern dan kota besar yang pernah muncul itulah buktinya.
Perihal penculikan yang sering dilakukan makhluk halus pada manusia,
Yaminhudin, juga menjelaskan mereka yang diculik oleh makhluk halus
penghuni Negeri Paloh tidak untuk disakiti, namun karena dilandasi rasa
sukanya terhadap manusia dan selanjutnya mereka akan mengawininya.
Banyak orang yang ingin masuk ke dalam negeri tersebut, namun tidak
semudah itu. Mereka harus memiliki kemampuan supranatural/kesaktian dan
berhati bersih. Karena apabila hati seseorang itu jahat,di khawatirkan akan
membahaykan kehidupan yang tidak kasat mata itu.
Ada juga kalau kerajaan Batu Bejamban atau di sebut juga dengan
kerajaan Paloh merupakan sebuah kerajaan bunian atau orang kebenaran
yang tidak bisa di lihat dengan mata telanjang oleh manusia pada umumnya.
Kerajaan ini sudah meunjukkan kebenarannya kepada masyarakat Sambas
bahwa keberadaan bangsa bunian/orang kebenaran atau juga orang halus.
Dulu kerajaan Batu Bejamban di pimpin oleh seorang raja yang bernama
Sulaiman dan Raden Sadhi sebagai kepala pemerintah an.
Apabila ada tamu atau pun pengunjung ke batu bejamban membawa
kesan kesanyang tidak baik, ataupun merusak sebagian tempat tinggalnya,
maka sepulang dari Batu bejamban para pengunjung akan di ikuti serta di
ganggu oleh mahluk halus penunggu kerajaan batu bejamban. Para
pengunjung akan merasa menjadi tidak tenang dan jika kelakuan para
pengunjung benar-benar merusak lokasi wisata Batu Bejamban akan fatal
akibatnya. Karena Batu Bejamban, terkenal dengan kerajaan yang sopan,
jujur, amanah dan kermat.
Jika para pengunjung ingin mengambil sesuatu untuk membuat
kenangan-kenangan dari Batu Bejamban yang Bernama Raden Sandi dan H.
Sulaiman, karena Datok-datok tersebut yang mengepalai Kerajaan Batu
Bejamban.
Jika para pengunjung datang ke Batu Bejamban, Maka juru kunci
meminta izin dahulu dengan Raden Sandi dan H. Sulaiman, dengan memulai
membakar dupa dan kemeyan tanda kita menghormati Datok-datok di
kerajaan Batu Bejamban. Kerena penghuni Batu Bejamban kental dengan
alam semesta, kayu-kayuan, hutan belantaran dan berbatuan yang selalu
menimbulkan aroma yang sangat menyengat wangi yang di keluarka dari
batang kayu dan perumputan.
Di atas Batu Bejamban ada sumur dan selalu mengeluarkan air, disitulah
juru kunci selalu membakar dupa dan kemeyan aura mistik mulai menyergap
pengunjung yang baru tiba. Setelah selesai membakar dupa dan kemeyan
baru mulailah pengujung menjalankan aktifitasnya.
Jika pengunjung ingin menaikan karirnya lewat juru kunci
berteleportasi dengan Raden Sandi, di situlah para pengunjung
menyampaikan niatnya dan akan mendapat jawaban dari Raden Sandi.
Insyaallah jika tujuan si pengunjung memang sungguh-sungguh dari hati
murni kemungkinan besar bisa terlaksana maksud dan tujuannya itulah pesan
Raden Sandi di kerajaan Batu Bejamban, menurut juru kunci yang dekat
dengan situs ini.
Jika terkabul niatnya, para pengunjung maka mereka datang kembali
untuk membuat bangunan atau memasang kain kuning di Batu Bejamban,
tanda ucapan terima kasih kepada Datok-datok di Batu Bejamban sebagai
dinas perdagangan. Bagi pengunjung petani dan nelayan menyampaikan
niatnya ke Datok Kasurai Panji Karinkar adalah kepengurusan pertanian di
Batu Bejamban dan datok Raden Sambir beserta staffnya menjaga kelautan
serta menjaga habitat laut karena Datok Raden Sambir boleh dikatakan dinas
perikanan laut di kerajaan Batu Bejamban.
Datok Honglimin itulah sebuah nama yang akrab di panggil oleh para
pengunjung untuk menggantungkan nasibya tentang meramal kehidupan mau
pun untuk mendapatkan rezeki yang cepat. Jika pengunjung ingin
berteleportasi dengan Datok Honglimin harus membawa atau
mempersembahkan buah-buahan 3 jenis antara lain buah apel, pir, jeruk,
karena Datok Honglimin sangat suka dengan buah tersebut. Seandainya
pengunjung mau beteleportasi dengan Datok Honglimin berperantaraan
dengan juru kunci kerajaan Batu Bejamban, di situlah para pengunjung
bertamu ramah dengan Datok Honglimin. Datok Honglimin berasal dari suku
cina yang menganut kitab Injil Datok Honglimin hobinya memancing setiap
sore air mulai pasang duduklah Datok Honglimin di batu yang ada di sungai
yaitu rangkaian dari Batu Bejamban, yang sekarang orang-orang sebut Batu
Terapung.
Datok Honglimin memancing biasanya tidak sendiri, selalu berkawan
dengan Datok-Datok lain. Di waktu malam airnya sungai pasang dan budan
terang, biasanya Datok-Datok tersebut santai di Batu Bejamban (Batu
Terapung).
Jika beliau mau melihatkan dirinya kepada para pengunjung maka
menyerupailah mereka sebagai siluman buaya, para pengunjung dilarang
menganggu siluman buaya tersebut. Jika diganggu akan fatal akibatnya.
Sebagai pemangku adat, H. Sahak tetap memegang dan
melestarikan adat istiadat kerajaan batu bejamban. Seperti yang sering
pengunjung lakukan waktu berkunjung. Sebagai pengunjung sebelum
melakukan aktifitasnya, pengunjung diharuskan lapor ke keramat Batu
Bejamban yaitu di sumur Batu Bejamban yang ditunggu oleh Randen Sandi,
kemudian mencuci muka dengan air yang sumur airnya dari sumur
bendungan yang ditunggu Datok Honglimin, semasa pengunjung berada di
Batu Bejamban tidak boleh berteriak, mengeluarkan suara yang besar dank
eras.
Jika pengunjung datang ke Batu Bejamban diharuskan membawa
makanan seperti : sepasang ayam putih dan membawa dupa atau kemenyan
serta rateh, beras kuning, minyak wangi yang tidak beralkohol. Para
pengunjung dilarang membawa makanan seperti : arak, dan daging babi.
Jika pengunjung mengadakan aktifitas di Batu Bejamban, seandainya
bermalam, lewatkanlah waktu magrib baru boleh beraktifitas. Para
pengunjung tidak boleh mandi bugil di dalam sungai serta berbicara yang
takabur. Yang beragama islam berzikirlah dan membaca yasin jika bermalam.
Mistis tempat ini masih dirasakan oleh kebanyakan orang sehingga
banyak yang datang kesini dengan berbagai niat dan keperluan, namun bagi
umat islam jangan sampai salah melangkah karena dapat merusak keimanan
seseorang kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Demikianlah adat istiadat kerajaan Batu Bejamban yang sudah lazim
dilakukan pengunjung, serta yang disarankan oleh H. Sahak melewati juru
kunci Batu Bejamban.
Sebuah lokasi yang sudah ratusan tahun di kenal sebagai tempat
berziarah. Untuk mencarikan lokasi ini, menggunakan speed board dari
pelabuahan Merbau (Paloh).
PERJALANAN HIDUP

Saya di besarkan dari keluarga yang sederhana bapak saya bekerja sebagai
seorang swasta, sedangkan ibu saya bekerja sebagai seorang penjahit pakaian. Saya
anak yang paling bungsu dari tiga bersaudara dan kami ke tiga-tiganya perempuan
tidak ada anak laki-laki dari tiga saudara.
Dan nama saya Yudha Yolanda sesuai dengan nama saya, saya adalah seorang
gadis tomboy yang keman-mana selalu berpenampilan seperti laki-laki. Kata orang
di kampung saya, wajar saja kalau seandainya saya berpenampilan seperti itu karena
bapak dan ibu saya dari dulu ingin sekali mempunyai anak laki-laki. Tetapi tidak
dapat anak laki-laki, dari kecil saya memang sudah terbiasa berpenampilan laki-laki,
dan berteman banyak dengan laki-laki. Walaupun saya suka berpenampilan laki-laki
tapi hati saya sama seperti perempuan lainnya.
Sewaktu saya masih duduk di bangku Sekolah Dasar saya berteman sangat
akrab dengan anak seorang guru sebut saja namanya Riki. Di mana ada dia di situ
pasti ada saya, dan gitu juga sebaliknya, kalau kata pepatah di situ ada gula pasti di
situ ada semut. Ibu Riki dan ibu saya juga berteman akrab. Riki sebenarnya lebih
muda dari saya, karena saya pernah tidak naik kelas jadi dia menyusul saya jadi
kami satu kelas dan duduk bersama. Hari demi hari kami selalu berdua, dan waktu
itu saya pernah bertanya kepada Riki.
Yudha : Nanti kalau kamu sudah besar ingin jadi apa?
Riki : Saya ingin sekali menjadi seorang polisi, kalau kamu yud..?
Yudha : Saya juga ingin sekali menjadi seorang Polisi Wanita ( POLWAN), Biar
berguna untuk
masyrakat.
Dari situlah kami selalu bertekat mengejar cita-cita kami. Orang tua kami pun
mendukung apa yang kami inginkan dari saat kecil itu. Setelah kami lulus di bangku
Sekolah Dasar (SD) kami melanjutkan ke sekolah SMP yang tidak jauh juga dari
rumah kami, zaman dulu kami sekolah masih menggunakan sepeda masih, tidak di
ijinkan menggunakan sepeda motor. Saya dan Riki selalu bersama-sama pergi ke
sekolah kadang dia menjemput saya kadang saya jemput Riki. Semanjak masuk
SMP Riki banyak di sukai kakak kelas, karena mukanya lumayan gantenglah dan
putih. Tapi sayangnya Riki sangat pemalu dan sangat cuek kalau baru dia kenal
sama orang lain. Dan kakak kelas selalu menemui saya di kelas untuk bertanya-
tanya soal Riki, dan saya cuma membalas percuma kalian mau dekat sama Riki, dia
pasti tidak merespon, karena saya sudah hapal/tahu betul dengan sifat Riki.
Semenjak saya berbicara seperti itu kepada mereka, mereka tidak pernah lagi
menemui saya untuk bertanya tentang Riki.
Teringat dari kejadian Riki, waktu saya masih duduk di kelas 6 SD ada cowok
satu kelas dengan saya tapi dia seorang cina namanya Alipin, dia selalu menemui
saya dan mengajak saya ke kantin, kami selalu bertukar pikiran mengobrol satu
sama lain. Kemudian di hari raya Imlek dia memberi ku surat, maklum zaman dulu
masih belum ada jaman-jaman hp cuman masih jaman surat-menyurat, saya bacalah
surat itu dengan beberapa teman sekelas saya, dan isinya adalah Hai yuda, ini kan
hari raya kami nanti sore selepas pulang les main kerumah saya ya... saya bakal
nunggu kamu datang kerumah saya. Pokoknya saya harap kamu bisa datang. Saya
ingin memberimu pertanyaan apa arti dari WO AI NI ?
Kami hanya tertawa setelah membaca suratnya, karena dipikiran saya yang
masih ingin bermain-main dan masih terlalu kecil buat mengenal apa atri cinta.
Tetapi saya masih menghargai dia sebagai teman kelas saya. Saya dan teman-teman
lainnya pergi kerumah Alipin, selepas dirumahnya teman-teman membahas soal
surat itu di depannya dan Alipin terlihat sangat malu. Dari kejadian dirumah Alipin
tidak pernah lagi menemui saya apalagi mengajak saya pergi ke kantin. Tetapi teman
sekelas saya selalu mengejek kami berdua tapi bagi saya itu hanya gurauan tidak
pernah saya perdulikan perkataan mereka. Hingga kami sudah sama-sama masuk
SMP pun tidak pernah saling menyapa.
Kembali lagi saya dan Riki, kami sama-sama hobi dengan olahraga, sehingga
di sekolah kami meningkatkan prestasi kami di bidang olahraga yang kami pilih, dia
mengikuti di bidang volly, sedangkan saya menyukai olahraga tenis meja,
sebanarnya dari SD kami sudah menyukai olahraga tetapi masih malu-malu untuk
menunjukkan bakat yang kami punya. Akhirnya kami berdua terpilih untuk
mewakili sekolah bertanding di kecematan, setelah kami menang di Kecamatan
kami melanjutkan di Kabupaten, tetapi tim Riki kalah saat bertanding di Kabupaten
Sambas, sedangkan saya lolos mewakili Kabupaten Sambas untuk bertanding di
provinsi. Saya sangat senang sekali karena itu pengalaman pertama saya mewakili
Kabupaten Sambas.
Tapi sayang perjuangan saya mengejar prestasi saya di bidang olahrga dan
mewakili Kabupaten Sambas hanya sia-sia karena guru olahraga yang ingin
membawa saya sedikit ada konflik dengan bapak saya, dan dia memustuskan tidak
jadi membawa saya untuk bertanding di Provinsi. Saya sangat terpukul mendengar
kejadian itu, bahkan saya tidak mau keluar-keluar kamar dan tidak makan seharian.
Dari kejadian itulah saya tidak pernah lagi mengikuti ekstra olahraga dan saya
sangat malu dengan guru-guru di situ. Persahabatan saya dengan Riki pun
mulai renggang karena saya selalu menolak di saat Riki mengajak saya mengikuti
ekstra olahraga. Tetapi Riki selalu mengerti dan selalu mengingatkan saya.
Yang lalu biarlah berlalu jangan di ingat lagi, sekarang tunjukkan kepada
orang tau kamu karena prestasi kamu itu sangat lah baik, dan yakin bahwa kamu
bisa, jangan seperti ini terlihat tampak lemah di mata orang tua kamu, saya yakin
kamu bisa bangkit lagi kata Riki menasihati saya.
Dia selalu sabar menghadapi keegoisan saya, perlahan-lahan Riki memberikan
saya semangat untuk mencoba beraktifitas mengikuti ekstra olahraga. Dan akhirnya
saya memutuskan untuk mencoba lagi dan menyakinkan kepada orang tua saya,
bahwa saya bukan anak kecil yang bapak takutkan untuk melepas saya kemana-
mana walaupun sebenarnya sudah ada guru yang menjaga saya. Karena tujuan saya
hanya meningkatkan bakat yang saya punya bukan hanya sekedar bermain-main
saja.
Setelah kami naik di kelas 2 Smp saya dan Riki terpisah kelas, Riki di kelas
2A sedangkan saya di kelas 2C. Tetapi kami masih bersama-sama walaupun di
sekitar kami sudah mulai akrab dengan teman sekelas. Pertemanan kami tidak
seakrab seperti dulu lagi, tidak pernah lagi pergi sekolah bersama-sama dan bermain
sama, sekarang Riki pun sudah mulai berubah tidak lagi cuek sama cewek yang baru
Riki kenal. Dan begitu juga saya, dulu waktu SD rambut saya masih sedikit panjang
tapi sekarang dari minggu ke minggu bulan ke bulan rambut saya selalu saya potong
pendek, dan pergaulan saya lebih banyak ke cowok di banding bergaul dengan
cewek-cewek. Kelakuan saya dengan kelakuan Riki sudah mulai belajar hal yang
tidak baik seperti bolos, merokok dan jarang menaati peraturan-peraturan yang ada
di sekolah.
Nilai kami berdua sangat jelek dari peringkat 10 besar menjadi peringkat
paling akhir. Wajar kalau nilai kami turun draktis karena kami tidak pernah lagi
memikirkan mata pelajaran yang ada di pikiran kami hanya bermain-main saja.
Ketika kami sudah di kelas 3 SMP kami mulai berteman lagi, dan berteman
dengan cina-cina yang ada di sekolah. Kami sudah mengenal dunia malam, setiap
malam-malam yang ada acara di tempat tersebut kami selalu pergi untuk mencari
kesenangan. Semakin dekat dengan ujian sekolah, ujian praktek maupun ujian
nasional kami tidak sama sekali memikirkan hal itu, yang kami tahu hanya
kesenangan di luar sana tanpa sepengetahuan orang tua kami. Setiap kali kami
keluar alasan kami pergi kerjakan tugas kelompok sekolah, padahal kami hanya
jalan-jalan berkeliaran tidak tentu arah dan tentu saja dari kami berlima berteman
hanya saya seorang ceweknya, tetapi mereka sudah menganggap saya seperti laki-
laki karena penampilan saya yang tidak pernah berubah yang selalu menggunakan
baju kaos dan celana jeans cowok. Hari demi hari kami jalani dengan santai
bersekolah dan akhirnya hal yang kami tunggu-tunggu adalah menerima kelulusan.
Hari itu tiba pengumuman di mana semua teman-teman saya menginginkan lulus
100%, tetapi guru kami bilang hanya 75% kemungkinan yang lulus, setelah
mendengar apa yang di sampaikan oleh guru hati ini semakin tidak tenang dan tidak
karuan, satu-persatu teman saya sudah ada yang menerima amplop ada yang di
nyatakan Lulus dan ada yang menangis karena tidak di nyatakan Lulus.
Saya, Riki, Endri, Toni, dan Endrik ke tiga teman saya suah berjanji jika nanti
kami menerima amplop kami akan membuka nya sama-sama. Kami berkumpul
untuk membukanya, pelan-pelan amplop itu dibuka setelah dilihat di nyatakan
bahwa kami berlima tidak seorang pun yang Lulus.
Saya sangat terpukul melihat isi dari amplop itu, kami berlima sama-sama
menangis tidak karuan, sebernarnya bukan hanya kami yang tidak lulus. Kami
merenung sejenak inilah hasil yang kita peroleh, kita telah banyak berbohong
kepada orng tua kita demi kesenangan kita. Sekarang tidak perlu lagi buat di sesali
semua sudah terjadi.
Akhirnya kami memutuskan mengambil paket B yang ada di sekolah dari 33
siswa yang tidak lulus akan mengikuti paket. Tiga hari berturut-turut kami mengikut
ujian paket dan di bantu oleh guru-guru pengawas di berikannya kami kunci
jawaban jadi kami mengisi kolom yang ada tanpa harus berpikir untuk
mengerjakannya.
Satu bulan sudah kami terima hasil dari ujian paket tersebut dan akhirmya
kami di nyatakan lulus, walaupun sebernar nya tidak puas dengan hasil yang di
dapat tapi mau gimana lagi dari pada ngulang satu tahun lagi, lebih baik mengikuti
ujian paket. Saya berpikir sejenak coba aja dulu saya tidak senakal itu dan lebih
mementingkan belajar di banding mementingkan bermain mungkin saja saya sudah
mendapatkan hasil murni ujian tanpa menggunakan ujian paket seperti ini.
Padahal orang tua saya sudah berjanji jika nanti saya lulus akan di belikan
sepeda motor yang saya inginkan dan akan melanjutkan sekolah di kota. Tetapi
setelah mendengar bahwa saya tidak lulus, semua yang ingin diberikan pada saya
tidak akan pernah terjadi.
Akhirnya saya melanjutkan sekolah saya yang memang tidak jauh dari rumah
saya, kalau berjalan kaki sekitar 5 menit sudah sampai, Riki juga melanjutkan
sekolah bersama saya, ke tiga teman saya yang cina itu orang tua mereka lebih
memilih mereka melanjutkan sekolah di kota karena di kota fasilitas di sekoah lebih
maju di banding di kampung.
Riki dan saya mengambil sekolah SMK dan di sekolah kami itu hanya ada
empat jurusan yaitu Pertanian, Perikanan, TKJ ( teknik komputer jaringan), dan
TKR ( teknik kendaraan ringan ). Riki memilih untuk mengambil jurusan TKJ
sedangkan saya lebih memilih jurusan pertanian, karena di jurusan pertanian
pelajarannya tidak terlalu susah dan juga banyak praktek turun lapangannya. Di
bandingkan TKJ terlalu mengurus otak.
Baru-baru kami masuk sekolah seperti biasa kalau masih adik kelas pasti
selalu mengikuti kegiatan sekolah dan ikut peraturan, disekolah itu sangat ketat
dengan peraturan. Dan di situlah saya dan Riki tidak pernah lagi berteman karena
Riki lebih memilih berteman yang baru saja di kenal, dan saya juga sudah
mendapatakan teman baru, sebenarnya bukan teman baru memang sudah dari kecil
berteman cuman tidak terlalu akrab. Namanya Nuri, Dika, Hatni, Arep, dan kami
satu kelas.
Disekolah maupun di luar kami selalu menghabiskan waktu bersama sama,
berbagi cerita, dan mengenal satu sama lain memperdalam hubungan pertemanan
kami. Keempat teman saya itu masing-masing dengan kelakuannya pertama Dika,
yang kata Dika yang paling ganteng di kelas, sedangkan hatni orangnya sangat
pemalu, teringat saya dengan Riki kalau melihat tingkah Hatni, sedangkan Nuri
sama seperti Saya Nuri juga gadis tomboy, dan kalau Arep kelakuan dan tingkah
lakunya seperti banci dan Arep kalau kumpul Arep paling suka cerita soal cowok
cowok cowok tapi biarpun Arep begitu Arep sangat rajin dan pandai memasak.
Kami berlima selalu berjalan kaki pergi kesekolah, kami selalu aktif mengikuti
kegiatan sekolah, mengerjakan tugas sama-sama.
Suatu hari selepas kami pulang sekolah kami berkumpul di rumah Nuri, kami
merencanakan ingin membuat rumah pohon. Setelah kami merencanakan semua itu
kami membangun rumah pohon kurang lebih satu minggu baru selesai, lelah, dan
capek kini sudah terbayarkan dengan melihat hasil rumah pohon yang kami bangun.
Dirumah pohon itu lah tempat kami berkumpul, masak-masak, berbagi cerita dan
mengerjakan tugas.
Diantara kami berlima Dika dan Arep termasuk keluarga yang susah. Bapak
Dika sudah meninggal dan kini Dika mempunyai bapak tiri, ibu Dika bekerja
sebagai seorang petani, sedangkaan orang tua Arep juga bekerja sebagai seorang
petani dan Arep memiliki 6 bersaudara. Mereka berdua untuk membiayai
sekolahnya kadang mereka selepas sekolah bekerja membantu orang tua, kalau di
hari libur Dika bekerja di bengkel, Dika juga termasuk orang yang pandai berkarya
dan mudah menanggapi sesuatu, sedngkan Arep dengan gaya yang lemah lembut,
Arep mengambil bekerja dengan tetangganya mencuci pakaian. Tetapi saya, Hatni
dan Nuri juga seperti mereka berdua walaupun orang tua kami berkecukupan kami
juga biasa memcari uang jajan dengan sendiri. Hatni membantu ibunya berjualan di
kaki lima, Nuri mengambil rumput karena bapak Nuri memelihara sapi dan
kambing, sedangkan saya ke kebun, mengumpulkan buah kelapa, pisang, dan koko.
Kami sudah terbiasa mengerjakan sesuatu yang berat di waktu sekolah, selalu
berbagi dengan kekurangan masing-masing, tidak pernah di antara kami berselisih
paham dan selalu ada di saat salah satu dari kami mengalami ke susahan.
Pas lagi di sekolahan saya di panggil sama guru olahraga dan saya pun menuju
ruangannya.
Yudha : Ada apa pak memanggil saya ?
Bapak Guru : Begini yuda, bentar lagi kan ada kegiatan sekolah yaitu Popda, apakah
mau
mengikuti kegiatan itu untuk mewakili sekolah kita ?
Yudha : Saya pikir-pikir dulu ya pak,
Bapak Guru : Oke.., secepatnya ya yuda.
Sebenarnya di hati saya masih ingin mengembangkan bakat prestasi di bidang
olahraga, Cuma saya takut hal yang penah saya alami takut terulang kembali. Saya
mengajak teman-teman saya berkumpul di rumah pohon untuk membahas tawaran
dari guru olahraga.
Yudha : Bagaimana ya apa saya ambil aja tawaran dari bapak tadi ?
Dika : ambil saja yuda kapan lagi dapat kesempatan seperti itu..
Nuri : Iya... yuda ambil saja, masalah yang lalu jangan lagi di ungkit-ungkit
sekarang bangkit
tunjukan kepada orang tua kamu kalau kamu bisa.
kami selalu mendukung kamu, yang paling penting berbicara dulu dengan
orang tua
mu dengan suara mereka yang serempak.
Yudha : Oke, saya akan coba berbicara dulu dengan orang tua saya.
Lalu kami kembali kerumah masing-masing. Selepas saya mandi dan makan
saya mencoba mendekati mereka untuk membicarakan tentang itu.
Yudha : Pak, buk, saya mau minta izin, bolehkah saya mengikuti pertandingan tenis
meja
mewakili sekolah saya.?
Bapak : Bapak tidak pernah melarang kamu untuk mengikuti kegiatan itu, apalagi
untuk
meningkatkan prestasi kamu !
Yudha : Lalu kenapa dulu bapak melarang saya untuk pergi bertanding padahal itu
kesempatan
pertama saya untuk bertanding di provinsi.
Bapak : Bapak bukan melarang kamu nak, cuma bapak sedikit kesal sama guru
olahraga kamu,
hari itu mau berangkat hari itu juga minta ijin sama bapak padahal sebelum
berangkat
minta ijin dulu biar enakkan. Bapak mana yang mau melepas anaknya kalau
ijin nya
seperti itu biarpun dia seorang guru nak.
Yudha : Sekarang saya baru tahu pak soal kejadian berapa tahun yang lalu, dan
sekarang saya di
ijinkan ya pak ?
Bapak : Iya... bapak dan ibu mengijinkan kamu, tingkatkan prestasi kamu lebih baik
dari
sebelumnya dan bilang juga kepada bapak guru nya kalau ada apa-apa ijin
dulu sama bapak.
Yudha : Iya pak, Makasih pak.
Bapak : Iya sama-sama.
Setelah saya berbica dengan bapak dan ibu sekarang hati saya merasa lega dan
rasa nya ingin cepat-cepat pergi sekolah dan memberi tahu kepada guru olahraga.
Pagi telah tiba saya dengan bersemangat mandi, sarapan dan berangkat sekolah,
sesampai di sekolah saya menunggu di depan kelas bersama-sama teman saya, tidak
lama kemudian guru yang ditunggu-tunggu akhirnya datang juga.
Yudha : Selamat pagi pak..
Guru : Pagi kembali, Ada apa yuda pagi-pagi sudah menemui bapak ?
Yudha : hee...(dengan tersipu malu) begini Pak, saya ingin memberi tahukan
kepada bapak soal
pertandingan kemarin pak.
Guru : Terus Bagaimana kamu mau mewakili sekolah kita bermain tenis meja di
Kecamatan ?
Yudha : Iya pak saya bersedia akan mengikuti pertandingan itu.
Guru : Oke, kalau begitu mulai dari sekarang kamu harus giat berlatih nya ya...
Yudha : Siap pak, saya akan selalu berusaha untuk membanggakan sekolah ini
pak. Kalau begitu
saya permisi dulu pak karena bel sudah berbunyi. (sambil memberi salam)
Guru : bagus,selalu semangat dan percaya diri.iya yuda.
Alhamdulilah sekarang saya masih bisa diberi kepercayaan untuk mewakili
sekolah, tidak akan saya sia-sia kan kesempatan ini. (dalam hati ini)
Kembali saya ke kelas seperti biasa mendengarkan apa yang guru jelaskan,
selepas pulang sekolah saya dan beberapa teman saya lainnya yang juga mengikuti
lomba Popda selalu berlatih supaya waktu bertanding nanti kami tidak terlalu grogi
dengan lawan.
Teman-teman saya selalu memberi semangat, tanpa mereka mungkin hidup ini
kurang berwarna. Kehadiran merekalah yang selalu membuat saya percaya diri dan
selalu memberi kekonyolan disaat sedih maupun senang. Saya bangga dengan
mereka walaupun di salah satu dari kami hidup keluarga yang kurang tetapi mereka
masih bisa tertawa dan selalu sabar menghadapi semua cobaan yang Allah berikan.
Hari-hari demi hari acara pertandingan kami di mulai, teman yang lainnya
sudah ada yang bertanding, tetapi saya masih menunggu giliran. Cukup lama saya
menunggu akhirnya nama saya di panggil juga, walaupun sebenarnya hati ini tidak
karuan dan tidak tenang tapi saya perlahan tarik nafas dalam-dalam supaya tidak
terlalu grogi.
Satu-persatu poin yang saya dapat dengan penuh keringat dan bertanding
melawan tiga orang masing-masing dari perwakilan sekolah akhirnya saya menang
dan akan melanjutkan ke Kabupaten.
Sebulan setelah saya menang di Kecamatan kami diberangkat ke Kabupaten
melanjutkan pertandingan di sana. Saingan semakin berat, tapi saya selalu optimis
dan percaya diri bahwa saya harus bisa. Disana kami di sediakan penginapan karena
berhungan pertandingan akan di laksanakan selama tiga hari, semua di tanggung
oleh pihak sekolah dari uang saku sampai makan kami.
Satu hari kedatangan kami, kami di biarkan istirahat sejenak dan besok harus
siap bertanding dan tidak ada yang kelelahan. Saya dan teman-teman lain berpisah
sementara masing-masing menuju tempat yang sudah di sediakan panitia untuk
bertanding. Sesampai saya di tempat yang sudah di sedikan panitia, saya selalu
berdoa dan selalu ingat pesan-pesan dari keluarga dan teman-teman saya.
Pertandingan melawan pertama sudah saya lewati dan berhasil, pertandingan
kedua juga sudah saya lewati dan sekarang saya sudah mulai memasuki final, kali
ini lawan saya sangatlah berat, saya hanya berhati-hati bermain jangan sampai
emosi saya terpancing. Skor saya dengan yang saya lawan tidak terlalu jauh berbeda
yang membuat saya bermain tidak karuan. Perlahan-lahan saya bermain akhirnya
saya menang lagi dan melanjutkan pertandingan ke Provinsi.
Saya semakin giat berlatih dan dukungan tidak henti-hentinya untuk membuat
saya bersemangat. Kali ini saya diberi dukungan penuh dari kedua orang tua saya.
Waktu terus berjalan dan sampai akhirnya saya melangkahkan kaki dan meminta
doa dari orang tua saya. Diperjalanan saya masih teringat dengan kejadian waktu
saya masih SMP andai saja waktu itu saya jadi berangkat mungkin ini adalah yang
ke dua kalinya saya mewakili sekolah menunjukkan bakat ini.
Sesampai saya ditempat tujuan seperti biasa tempat penginapan, makan dan
uang saku selalu ada di sediakan. Di sana saya bertemu dengan peserta lainnya yang
berasal dari kota-kota lain. Tetapi saya tidak menghiraukan semua itu, saya hanya
memikirkan pertandingan.
Hari pertandingn pun tiba, saya sudah berada di tempat pertandingan. Kali ini
saya benar-benar gugup dan grogi, sampai akhirnya saya kalah setelah pertandingan
ke tiga dan hanya mendapatkan juara tiga. Tetapi saya tidak sedih setidaknya saya
sudah cukup berusaha dengan kemampuan saya.
Yudha : Maaf pak, saya hanya bisa membawa kekalahan. (dengan raut muka
yang sedih)
Bapak : Iya... tidak apa-apa, yang penting kamu sudah berusaha, dan kamu
juga masih
membawa piala kan.
Yudha : Iya pak, ( Sambil meneteskan air mata)
Bapak : Ya... udah sekarang masuk ke kamar istirahat dulu, nanti jangan
lupa mandi
sama makannya.
Yudha : Iya pak ini mau masuk.
Menjelang sore saya dan teman-teman berkumpul di rumah pohon, dan
saya menceritakan apa saja yang saya lakukan selama saya berada di
Pontianak.
Dika : Pasti seru kamu disana ya, dan pasti banyak sekali cewek-cewek
cantikkan.
Yudha : Iya... dong pasti seru, di otak kamu cewek terus.
Hatni : Mana oleh-oleh kamu dari kota ?
Yudha : Iya ini saya sudah bawakan kalian oleh (sambil memberikan
makanan)
Mereka : ha... ini baru namanya teman. Makasih ya ....
Yudha : Ya sama-sama, tapi cuma itu yang bisa saya berikan kepada
kalian.
Nuri : Ini sudah cukup yud, ngomong-ngomong kenapa kamu bisa kalah
bertanding
di sana ?
Yudha : Memang bukan rezeki saya buat menang.
Dika & Hatni : Yang sabar yang penting kamu sudah berusaha
membanggakan sekolah
dan kedua orang tua kamu tahun depan kan kamu masih bisa
ikut lagi.
Yudha : Tahun depan tidak ada lagi pertandinga tenis meja yang ada
cuman bola volly
Dika : Kamu juga bisa bermain bola volly.
Yudha : Bisa, cuma tidak terlalu pandai
Hatni : Latihan dari sekarang agar kamu bisa di pilih lagi buat mewakili
sekolah.
Yudha : Insyaallah bakal saya usaha kan supaya tahun depan bisa
mengikuti
pertandingan itu.
Nuri : Oh...iya besokkan kita sudah ulangan akhir semester.
Arep : Iyaya, lebih baik sekarang kita pulang kerumah masing-masing
kita harus
belajar supaya nilai kita tidak jelek.
Hatni : Ya udah kita bereskan dulu sampah yang ada di sini.
Yudha : (sambil membersihkan keringat) sudah selesai, yuk kita pulang
Meraka : Ayo.. by by
Besok hari seperti biasa kami berjalan kaki menuju kesekolah,
sesampai di sekolah kami berpisah kelas menuju ruangan masing-masing
yang sudah di atur oleh ketua osis. Dika, Hatni, dan Arep satu ruangan,
sedangkan saya satu ruangan bersama Nuri.
Yudha : Semangat kawan-kawan nyontek bukunya, hahahaha ( sambil
menunjuk Dika,
Hatni, dan Arep )
Dika : Haha... sudah kami atur semua (sambil melihatkan catatan kecil di
sakunya)
Nuri : Emang dasar otak abu nawas kamu ka.
Bel berbunyi kami segera masuk ke kelas dan mengikuti ulangan.
Setelah beberapa hari kami mengikuti ulangan akhir semester kami tidak
langsung libur melainkan ada tugas dari guru yang masih remidial (nilai
kurang dari KKM) dan mengikuti lomba classmeting.
Selesai semua tugas-tugas guru dan perlombaan classmeting. Kami di
kumpulkan di lapangan untuk pembagian hadiah dari lomba classmeting dan
pengumuman juara umum dari siswa yang berprestasi. Setelah acara
pembagian dan pengumuman, kami langsung masuk ke kelas untuk
pembagian rapot. Satu persatu siswa yag di panggil oleh guru sesuai dengan
absen kelas, kami dinyatakan naik di kelas 2 SMK semua.
Kami berlima merayakan kenaikan kelas kami di rumah pohon
membuat acara masak-masak, siapa lagi kalau bukan Arep tukang masak
kami karena hanya Arep yang pandai memasak di antara kami berlima.
Nuri : Kita libur sekitar 2 minggu, jadi apa yang akan kita kerjakan selama
libur.
Hatni : Saya masih tidak tahu, palingan saya cuma bantu-bantu ibu saya
berjualan.
Yudha : Saya ada ide, di lahan bapak saya masih banyak yang kosong
bagaimana kita
gunakan untuk bertanaman. Nanti kalau sudah panen hasilnya kita
bagi rata.
Dika : Boleh juga itu, sambil mengisi waktu kosong kita dari pada waktu
libur kita
habiskan hanya untuk bersenang-senang.
Arep, Hatni, dan Nuri : Okelah kami juga setuju (dengan suara yang
serempak).
Kembali kerumah saya langsung duduk di samping bapak saya dan
langsung membicarakan itu.
Yudha : Pak, lahan kita kan masih ada yang belum bapak beri tanaman,
bolehkah kami berlima bertanaman di kebun bapak.
Bapak : Silahkan, kalau kalian memang ingin menggunakan kebun itu, dari
pada itu
kosong lebih baguskan di beri tanaman.
Yudha : Terima kasih ya pak.
Bapak : Iya sama-sama (sambil mengusap kepala saya)
Di pagi hari itu kami bersiap-sia untuk pergi ke kebun membersihkan
kayu-kayu yang mati. Setelah beberapa hari kami membersihkan barulah
kami menanam berupa sayur-sayuran, cabe dan berbagai jenis tanaman
lainnya. Tinggal menunggu panen dan mengatur jadwal sapa yang menyiram
pagi dan sore secara bergantian supaya adil.
Tidak lama kemudian libur telah habis, dan kami kembali bersekolah,
dengan rasa bersemangat tidak di sangka kini kami sudah meduduki di kelas
2 SMK kami tetap masih satu kelas sampai di kelas SMK nanti karena kami
tetap satu jurusan. Kami berlima selalu duduk berdekatan, kalau di sekolah
kami selalu bersama-sama.
3 bulan sudah kami bertanaman akhirnya kami panen juga dan menjual
hasil panen kami kepada tetangga dan di jual di pasar, ketika semua terjual
habis sesuai dengan perjanjian awal semua hasil panen di bagi rata. Selebih
dari sisa sayur-sayuran kami bagi-bagikan untuk di bawa pulang kerumah.
Tidak lama kemudian kami akan memikirkan tempat untuk
melaksanakan tugas dari guru seperti biasa dari tahun ke tahun sekolahan
kami mangadakan tugas prakerin (MAGANG/PSG) selama 3 bulan baik itu
di kantor maupun di lapangan yang sudah di tentukan guru.`Berbincang-
bincang kami membahas soal prakerin masih belum ada di pikirin mau
prakerin dimana.
Dika : Saya dan hatni sudah memutuskan untuk magang di singkawang,
kalau kalian
dimana apa mau ikut dengan kami juga.
Yudha : Sepertinya saya cuma magang di sekitar sini karena bapak saya
tidak
mengijinkan untuk jauh-jauh karena sekarang saya sering sekali sakit,
dari pada
ada apa-apa.
Arep : Kemungkinan saya akan ikut dengan yang lain di Anjungan cari
pengalaman
sekalian.
Nuri : Kalau begitu saya ambil di Pontianak saja karena tidak jauh dari
rumah nenek
saya jadi sekalian bisa tinggal di rumah nenek.
Kami putuskan untuk berpisah masing-masing dengan tujuannya, dan
kami semua berjanji tidak akan putus komunikasi satu sama lain. Selama tiga
bulan itu mereka tidak pulang-pulang kerumahnya, sedangkan saya setiap
hari pulang kerumah karena tempat saya magang kurag lebih satu jam
menujunya, tapi kadang kalau saya kelelahan saya tidur ditempat teman saya
selama satu atau dua hari.
Kalau tidak masuk magang saya pergi sendiri kerumah pohon
membersihkan sampah daun yang ada di dalam, selesai saya membersih saya
menelpon mereka dan kadang mereka yang menelpon saya untuk
menghilangkan rasa rindu kepada mereka. Tidak lama kemudian mereka
kembali dan tugas magang kami sudah selesai tinggal menunggu hasil. Kami
selalu berkumpul di rumah pohon yang kami bangun, tidak ada yang berubah
dari kami, cuma soal penampilan saja yang berubah karena ada yang dari
kota jadi ikut tren di sana. Kami berbagi cerita pengalaman yang kami
kerjakan pas di saat magang.
Yudha : gimana rasanya rep magang di sana jauh dari orang tua?.
Arep : Sedih sudah pasti, baru kali ini saya jauh dari kelurga saya
walaupun hanya
tiga bulan saja.
Yudha : Kalau kalian berdua bagaimana pasti seru ya ?
Dika : Seru sangat, di tempat kami magang banyak cewek-cewek cantik,
pokoknya
sama sekali tidak bosan, ya gak sob (sambil menepuk pundak hatni).
Hatni : Pasti, tapi bukan itu saja, disana kami di ajarkan banyak hal
tentang cara
budidaya tanaman.
Yudha : Dika...Dika dari dalu sampai sekarang masih saja cewek cantik
yang ada di
otak kamu. Baguslah kalau begitu jadi kita bisa berbagi ilmu dengan
apa yang
kita dapatkan dari tempat kita magang. Kalau kau bagaimana Nuri?
Nuri : Saya juga tidak kalah seru dengan mereka, disana saya tidak hanya
magang
tapi melainkan saya juga bisa merawat nenek dan membantu nenek
dirumah.
Dika : Kalau kamu gimana magangnya di sini?
Yudha : Sama seperti biasa tidak ada pengalaman yang menarik bagi saya.
Ya udah
sekarang kita buat masakan saja, dari pada tidak ada yang mau di
makan.
Hatni : Kali ini saya yang bantu Arep masak ya...
Arep : Okelah.
Yudha, Nuri dan Dika : Masak yang enak ya.
Arep & Hatni : Dasar kalian itu..
Sambil menunggu Hatni dan Arep masak kami bernyanyi-nyanyi dan
Dika yang mengiringi dengan suara gitar, dika termasuk pandai memainkan
segala hal musik. Selesai kami berkumpul bersenang-senang kami kembali
kerumah dan beristirahat.
Besok adalah hari pertama kami bersekolah setelah melakukan prakerin
selama tiga bulan, kami di tugaskan lagi oleh guru untuk memprestasikan
kegiatan yang kami lakukan di tepat magang masing-masing dengan
kelompok masing-masing. Satu-persatu perkelompok maju dan tidak terasa
selesai semua kelompok menjelaskan.
Hari semakin berlalu tidak terasa kini kami sudah menduduki di kelas 3
SMK. Di sini lah kami semangkin serius dalam hal belajar, tidak ada lagi
cerita keluar malam atau bermalasan belajar, karena saya tidak mau lagi
terjadi d saat saya waktu SMP. Di saat saya belajar bapak menemui saya dan
berbica.
Bapak : Belajar yang serius, supaya tidak gagal lagi.
Yudha : Iya pak ini sudah serius, saya tidak mau lagi hal dulu terulang
kembali.
Bapak : Bagus kalau kamu sadar. Tetap semangat anak bapak ini (tetawa
kecil)
Yudha : Ya, pak makasih atas dukungannya pak.
Bapak : Itu memang sudah kewajiban bapak nak. Iya sama-sama (sambil
berjalanan
meningglkan ku sendiri ).
Saat saya berada di kelas ada beberapa teman saya berbicara membahas
masalah Riki, yang saya dengar dari mereka bahwa Riki akan keluar dari
sekolahan ini, karena terlalu banyak kasus dan bermasalah dengan seorang
wali kelas.
Sudah lama saya tidak mengongbrol bersama Riki padahal kami satu
sekolah dan kelas Riki juga tidak jauh dari kelas. Kenapa ya riki seperti itu
(dalam benakku).
Dulu Riki tidak pernah seperti ini apakah mungkin pergaulannya yang terlalu
bebas sampai-sampai Riki lupa dengan apa yang dulu Riki cita-citakan.
Ketika istirahat saya segera menuju ke kelas Riki untuk menemui Riki, tapi
kata temannya Riki sudah pergi ke kantin dan saya segera menyusul Riki ke
kantin. Akhirnya ketemu.
Yudha : Ki...
Riki : Ya da...( sambil makan )
Yudha : Nanti kalau kamu sudah selesai makan temui saya di
perpustakaan.
Riki : Emang ada apa ?
Yudha : Temui saja saya, jangan banyak tanya.
Riki : Iya, iya tunggu sebentar.
Sekitar lima menit saya menunggu Riki datang.
Riki : Ada apa da kamu menyuruh datang ke sini ?
Yudha : Saya mau bertanya dengan kamu, apakah benar kamu akan keluar
dari sekolah
ini ?
Riki : Tidak, kamu kata siapa da?
Yudha : Kamu jangan bohong ki, kalau kamu ada masalah cerita sama
saya, emang
kamu sudah lupa ya sama saya, kita berteman dari sejak kecil ki, jadi
buat apa
kamu sembunyikan dari saya.
Riki : Iya da iya... saya minta maaf. Saya tidak tahu kenapa saya seperti
semakin hari
semakin tidak ada lagi rasa nya ingin sekolah.
( Tettttttt.....Tetttttt....Tttttettt....bel berbunyi menandakan masuk ke kelas)
Yudha : Ya udah nanti kita lanjut ngobrolnya, nanti sore harus temui saya
di rumah
saya tunggu.
Riki : Iya cekk abangggggg (sambil mengejek)
Sambil belajar saya masih teringat dengan perkataan Riki kenapa
seperti ini sangat berubah draktis dari waktu SD dan SMP.
Dika & Hatni : Woy melamun terus (mengejutkan saya dari belakang)
Yudha : i....... apaan sih kalian ni (dengan muka cemberut)
Dika : Kalau ada apa apa cerita dong sama kami.
Yudha : Tenang saja, saya tidak ada masalah, cuma perut saya lapar
pengen cepat-cepat
pulang rasanya he..he...he (mengalihkan pembicaraan).
Nuri : Kau emang dasar perut sampah dikit-dikit makan yang kamu
pikirkan. Sabar-
sabar tinggal berapa lagi menit kita sudah mau pulang.
Guru : hm..hm.. yang di belakang dari tadi bapak liat berbicara terus ya
..?
Yudha : tidak pak kami dari tadi membahas soal yang bapak berikan tadi.
Guru : Ya udah kerjakan sana jangan banyak berbicara lagi.
Yudha, Dika, Hatni, & Nuri : Iya pak...(Dengan nada serempak kami)
Tidak lama kemudian bel pulang sudah berbunyi kami segera
membereskan buku dan bersiap. Pas di perjalanan pulang saya bertanya
kepada mereka,
Yudha : Nanti sore kalian mau kemana?
Arep : Saya hari ini tidak bisa kemana-mana soalnya ibu saya membantu
mengerjakan
pekerjaan rumah dan masak karena hari ini ibu saya sibuk panen padi.
Dika : Saya mau pergi mancing di pantai bersama paman saya, kamu
mau ikut tidak
da..
Yudha : Tidaklah hari ini saya dirumah saja.
Nuri : Saya juga mau dirumah hari ini. Badan saya terasa capek habis
bantu-bantu
bapak saya mengambil rumput.
Hatni : Ya udahlah kalau begitu hari sore ini kita masing-masing sama
tujuan saja,
saya juga tidak bisa ikut dengan kalian kalau seandainya mau kumpul,
karena
saya akan membawa ibu berbelanja ke pasar.
Yudha : Sudah mau sampai rumah ni. Ketemu lagi besok di sekolah.
By...... by....
Mereka : byyyyyy.......
Saya beristirahat di kamar tidak lama kemudian saya tertidur dan lupa
makan siang, cukup nyenyak tertidur. Tiba-tiba ibu saya membangunkan
saya,
Ibu : yudha...yudha..bangun ada Riki ni...
Yudha : Iya....(dengan suara masih lemah), suruh Riki masuk saja bu ke
kamar ( karena
ibu saya sudah hapal betul saya dengan Riki jadi ibu tidak marah
kalau Riki
masuk ke kamar saya)
Riki : Dari dulu tidur tidak pernah berubah selalu saja memandikan air liur
(sambil
tertawa)
Yudha : Diam-diam ki malu saya kalau di dengar ibu.
Riki : Memang ibu kamu sudah tahu kali da, ya udah cuci muka dulu sana,
seragam sekolah juga tidak dipakai lepas-lepas. Yuda..yudaa (dia mengejek
saya)
Yudha : Kamu tunggu di sini dulu saya mau cuci muka (dengan keadaan
muka kusam)
Riki : Iya cepat sana.
Beberapa menit setelah saya mencuci muka.
Yudha : Memang ini sudah jam berapa ?
Riki : Baru jm 14.30 yuda.
Yudha : Tumben kamu awal sudah di sini, biasanya berkali-kali di sms
baru mau
datang.
Riki : Cepet salah lama salah jadi maunya bagaimana.
Yudha : hahahha tida ki saya cuma bercanda gitu saja sudah marah.
Riki : Iya saya tahu, terus ada apa ni da ?
Yudha : Sesuai yang kita bahas tadi yang di sekolah. Siapa yang sudah
membuat mu
seperti ini.
Riki : Saya tidak mungkin menyalakan siapapun da, mungkin saya saja
terlalu bodoh
di otak saya sangat mudah terpengaruh dengan keadaan pergaulan.
Sampai
sampai di otak saya tidak ada lagi niat untuk belajar.
Yudha : Coba kamu pikir-pikir dulu sebelum kamu ingin keluar dari
sekolah, kamu lupa
dengan cita-cita kita di masa kecil itu, dan kamu tidak kasihan dengan
ibu dan
bapak kamu !
Riki : Keputusan saya sudah bulat da, orang tua saya sudah di panggil oleh
guru
berapa kali tapi saya masih menyembunyikannya,dan sekarang saya
bingung
harus ngomong apa dengan orang tua.
Yudha : Kita sudah kelas 3 ki, tinggal satu langkah lagi coba pertahankan
dulu.
Riki : Tidak bisa da, masalah ini tidak ada lagi toleransinya.
Yudha : Emang sebesar apa masalah kamu sampai-sampai tidak lagi bisa
di toleransi.
Riki : Sku memukul wali kelas gara-gara saya tidak tidak bisa menahan
emosi di saat
dia membentak-bentak saya.
Yudha : Ya udahlah ki, saya tidak bisa lagi mau ngomong apa-apa memang
benar
keselahan kamu sudah cukup besar. Dan kamu pelan-pelan
membicarakan
masalah kamu ini kepada kedua orang tua kamu.
Riki : Tapi saya takut da, saya takut di marahi ibu saya.
Yudha : Jadi mau sampai kapan kamu menyembunyikan semua ini, lama-
lama masalah
ini akan kedengaran di telinga orang tua kamu, apalagi bapak kamu
seorang guru. Saya yakin kamu pasti bisa berbicara dengan orang tau
dan terima resiko apa yang kamu perbuat.
Riki : Iya da.., insyaallah nanti malam saya akan memberanikan diri
untuk berbicara
dengan orang tua saya.
Yudha : Baguslah kalau begitu. Jadi apa yang akan kamu perbuat jika
kamu tidak lagi
sekolah ?
Riki : Saya akan pergi bekerja di malaysia.
Yudha : Riki..Riki kamu mau bekerja di banding harus memperjuangkan
cita-cita kamu.
Riki : Sudah jalannya seperti ini mau bagaimana lagi, memang bukan
rezeki saya da.
Sekarang saya sudah liat kamu banyak berubah sudah semakin giat
belajarnya, tapi satu yang tidak berubah dari kamu, masih seperti
laki-laki.
Yudha : Iya dong ki, saya mau masalah dulu tidak terulang lagi. hahahha
itu susah ki
mau merubahnya. Tunggu niat sudah banyak baru pelan-pelan
merubahnya.
Riki : Yang penting sekarang kamu harus fokus dengan sekolah dan cita
cita kamu
jangan kamu ikut saya yang hancur karna pergaulan bebas.
Yudha : Insyaallah akan saya usahakan semuanya ki.
Riki : Kalau begitu saya pamit pulang dulu ya da sudah mau
malam.kapan-kapan
saya main ke sini lagi.
Yudha : Oke, hati-hati ingat pesan saya tadi. (mengantar di depan pintu)
Riki : Iya... bilang sama ibu kamu saya pulang dulu, tidak sempat pamit.
Assalamualaikum.
Yudha : Iya nanti saya sampaikan. Waalaikumsalam... (kembali menutup
pintu)
Ibu : Riki kemana ?
Yudha : Baru saja pulang bu, Riki tidak sempat buat pamitan sama ibu
takut ganggu ibu
lagi masak.
Ibu : Iyalah kalau begitu. Kamu mandi sana sudah mau magrib ini.
Yudha : Iya ibu ini mau mandi.
Selesai saya mandi segera menuju ke dapur, perut saya terasa sangat
lapar sekali karena dari tadi sepulang sekolah belum makan sama sekali.
Habis makan saya langsung kembali ke kamar membaca buku yang besok
akan di pelajari, tidak lama kemudian mata sudah mulai mengantuk.
Di pagi yang cerah saya hampir kesiangan berangkat kesekolah, teman-
teman saya sudah menunggu dari tadi di depan rumah. saya dengan bergegas
bersiap-siap menggunakan seragam tanpa mandi.
Nuri : Cepet banget kamu siap-siapnya
Yudha : husss.... diam-diam, saya tidak mandi hanya cuci muka sama sikat
gigi saja
tadi. (dengan muka sedikit malu )
Arep : issss..... jorok da da, pantes bau kamu tidak mandi.
Yudha : Tenang saja, tadi saya masih sempat pakai minyak wangi.
heheheehe
Dika : Sudah-sudah jangan lagi di permasalahkan, sekarang kita harus
cepat-cepat
berjalan nanti kita bakalan telat.
(kami berlari semua takut gerbang sudah di tutup,pas di depan gerbang
bel pun
berbunyi).
Hatni : Hampir saja kita telat bisa-bisa kita akan di hukum.
Nuri : Iyalah alhamdulilah kita datang tepat waktu. (dengan napas tergesa-
gesa)
Hari itu guru di kelas kami tidak masuk, jadi kami bisa bersantai-santai
dan tidur-tiduran di dalam kelas.
Yudha : Kita ke perpustakaan saja yuk,bosan di kelas ni.
Hatni : Oke.
Fasilitas perpustakaan di sekolah kami juga tidak kalah dengan sekolah
yang ada di kota, sudah di sediakan komputer dan juga bisa internet.
Diperpustakaan juga menjual olahan kerajinan tangan dari siswa-siswi smk.
Baik itu makanan maupun kerajinan tangan.
Kebanyakan dari kami kalau di sekolah banyak menghabiskan waktu di
perpustakaan di banding harus manghabiskan di kelas maupun di kantin.
Kadang kami sering di tegur oleh guru karena kalau tidak ada guru di kelas
kami hanya tidur-tiduran di perpustakaan, dan pernah juga kami di hukum.
Tapi itu tergantung sama guru kalau mau menghukum.
Sampai jam terakhir tidak ada satu orang guru yang masuk ke kelas
cuma di kasih tugas-tugas dari jam pertama tadi. Hatni dan Arep saja yang
mengerjakan tugas sedangkan kami bertiga hanya bermalas-malasan.
Dika : Sudah selesai belum tugas yang kalian kerjakan.
Hatni : Dikit lagi, bantulah agar cepat selesai.
Yudha : Benar lagi malas banget buat mikir ni..
Arep : Malas saja yang dipikirkan, sudah kelas 3 ni malasnya di kurangin.
Yudha : Iya kumpulkan niat dulu ya... heeehe
Arep : Dasar kamu yuda....yudaa..
(bel pulang pun berbunyi, tugas semua di kerjakan dirumah, kata ketua
kelas kami)
Dika : Nanti kita kerjakan sama-sama di rumah pohon ya..( sambil
berjalan pulang )
Nuri : Jam berapa ?
Dika : Sekitar jam 3 sore selesai adzan ashar bagaimana.
Hatni : Bolehlah, tapi jangan ada yang telat ya.
Yudha : Iya tidak bakalan telat, tenang saja.
Sore tiba kami sudah berkumpul semua di rumah pohon kami selalu
bekal makanan.
Hatni : Sudah siap kan mau mengerjakan tugasnya.
Dika : Kalau tidak siap buat apa datang ke sini.(nada bercanda)
Nuri : Sudah-sudah jangan bercanda lagi, fokus dulu sama tugas.
Satu jam sudah selesai kami mengerjakan tugas kami baru bersantai-
santai, bernyanyi-nyanyi seperti biasa menghilangkan penat di otak habis
mengejakan tugas.
Yudha : Pulang yuk sudah hampir malam ni.
Dika : Sebentar lagilah da, lagi seru ni.
Yudha : Kalau begitu saya pulang duluan ya saya takut di marahin bapak
saya.
Arep & Hatni : Kami juga mau pulang.
Dika : Ya sudah mau bagaimana lagi tidak mungkinkan saya sendiri di
sini. Saya juga
pulanglah kalau begitu.
Sesampai saya dirumah langsung mandi dan beristirahat, entah kenapa
hari itu badan saya rasanya tidak enak badan, badan saya panas dan nafsu
makan pun tidak ada, mungkin saya terlalu capek. Langsung saja saya bawa
tidur, tapi tengah malam saya terbangun lalu muntah-muntah, dan suara
muntah saya terdengar oleh ibu saya di kamar.
Ibu : Kamu kenapa yuda?
Yudha : Saya juga tidak tau bu, dari tadi sore badan saya memang kurang
enak.
Ibu : Kamu minum obat dulu, nanti ibu kompres kepala kamu.besok baru
kita
periksa.
Yudha : (hanya mengangukkan kepala) dengan keadaan badan lemah.
Saya meminta Hatni untuk membuatkan saya surat bahwa hari ini saya
tidak bisa sekolah dengan biasa berhubungan saya sakit.
Selepas pulang sekolah mereka menjengung saya dan membawakan
saya buah-buahan
Nuri : Sakit apa kamu da?
Yudha : Masih belum tahu, kata ibu saya nanti baru di periksa.
Dika : Jaga-jaga juga kesehatan sebentar lagi kita mau ujian.
Yudha : Sudah di jaga. Namanya juga mau sakit tidak bisa lagi di hindari.
Dika : Iya juga. Semoga cepat sembuh ya (sambil memberikan buah)
Yudha : Ada tugas tidak hari ini ?
Hatni : Hari ini tugas kosong.
Arep : Sepi hari ini di sekolah tidak ada kamu.
Yudha : Tenang, saya sakit tidak lama, besok juga udah sembuh.
Ibu : Heii..kalian sudah lama datangnya ?
Dika : Baru saja mak long/ibu (panggilan ibu saya di kampung)
Ibu : Kalau begitu mak long buatkan minum dulu ya.
Nuri : Tidak usah repot-repot mak long, sebentar lagi kamu ingin pulang.
Ibu : Yakin tidak mau mak long buatkan minuman ni.
Hatni : Yakin mak long maksih ya..
Ibu : Ya udah mak long kebelakang dulu, lanjut saja mengongbrolnya.
Mereka : Iya mak long. (Lanjut kami mengongbrol)
Arep : Padahal kemaren kamu baik-baik saja, kenapa sekarang malahan
sakit.
Yudha : Saya juga tidak tahu kenapa saya tiba-tiba sakit. Padahal bulan-bulan
ini saya
banyak istirahat. Cuma saya sering merasa sakit di perut saya.
Nuri : Itulah kamu kebiasaan makan sembarangan jadi seperti ini kan.
Yudha : Sudah terjadi mau di bagaimanakan lagi
Arep : Dasar keras kepala yudha...yudha
Dika : Kalau begitu kami pulang dulu ya,takut di cariin ibu. Besok kami
ke sini lagi.
By... yuda cepat sembuh ya.
Yudha : Iya terima kasih teman-teman. Hati-hati di jalan ya ...
Mereka : Oke tuuuuuaaaan putri. (Sambil mengejek).
Tidak lama setelah teman-teman saya pulang, datang pak dokter yang
akan meriksa
Pak dokter : Permisi ?
Yudha : Iya silahkan masuk pak.
Yudha : bu...ibu... ini ada pak dokter (berteriak memanggil ibu di dapur)
Ibu : (Dengan tergesa-gesa) silahkan masuk pak.
Pak dokter : Ya bu, makasih.
Pak dokter : kenapa bu dengan yudha ?
Ibu : Saya juga tidak tau pak. Tiba-tiba semalam Yudha muntah-
muntah terus
pak dokter.
Pak dokter : Coba saya periksa dulu ya. (ambil memeriksa yudha)
Yudha : Saya biasanya sering merasakan sakit di daerah perut saya
dok.
Pak dokter : Sudah lama kamu merasakan sakit di ginjal kamu?
Saya : Sudah dok, dari semenjak saya SMP dok, saya pikir tidak ada
apa-apa jadi
saya biarkan saja.
Pak dokter : Penyakit jangan kamu anggap sepele, bisa-bisa nanti
membahayakan kamu
sendiri.(sambil memeriksa di bagian perut saya)
Pak dokter : Ini ada sedikit kembang pada bagian ginjal Yudha bu. Kalau bisa
yudha
secepnya di bawa kerumah sakit untuk di periksa bagian
dalamnya di
ronsen. Takut terjadi hal apa-apa buk.
Bapak : assalamualaikum.. (tiba-tiba bapak pun datang dari kebun)
(waalaikumsalam,semua menjawab salam bapak)
Bapak : Ternyata ada pak dokter, permisi dulu ya pak dokter saya bersih-
bersih
dulu, maklum baru pulang dari kebun
Pak dokter : silahkan pak.tidak apa-apa kok
Tidak lama bapak bersih-bersih di belakang, bapak menghampiri kami di
kamar saya.
Bapak : Terus dok bagaimana dengan keadaan yudha ?
Pak dokter : Begini pak, di daerah perut yudha ada sedikit kembang. Kalau
bisa Yudha
di periksa lebih dalam lagi, takut terjadi sesuatu pak.
Bapak : Iya dok, besok saya akan membawa Yudha ke rumah sakit.
Pak dokter : Ya pak, kalau begitu pak. Ini saya kasih dulu obat buat
menghilangkan rasa
mual dan penurun panasnya ya..
Yudha : Terima kasih ya pak dokter ?
Pak dokter : Iya sama-sama yudha, cepat sembuh ya.
Yudha : Iya pak dokter.
Bapak, ibu dan pak dokter pun keluar meninggalkan kamar saya, dan
membayar obat yang pak dokter berikan kepada saya. Bapak dan ibu kembali
lagi ke kamar menemui saya.
Bapak : Kalau badan kamu sudah lumayan sehat bapak akan membawa
kamu kerumah
sakit, bawa kamu periksa lebih dalam lagi.
Yudha : Iya pak, tadi pak dokter juga berbicara seperti itu.
Bapak : Kamu sekarang istirahat minum obat, bapak juga mau istirahat capek
seharian
di kebun.
Yudha : Iya pak nanti selesai makan saya minum obat.
Beberapa hari kemudian badan saya sudah lumayan membaik dari
sebelum nya, saya dan bapak akan pergi untuk periksa lebih lanjut. Sesampai
di sana bapak munyuruh saya duduk di ruang tunggu, dan bapak akan
menemui dokter yang akan memeriksa saya. Tidak lama saya menunggu
bapak menghampiri dan menyuruh saya mengikuti bapak keruangan periksa,
banyak hal yang saya lakukan di ruangan itu, dan saya kembai lagi keluar
tinggal menunggu hasil periksa.
Dokter menemui bapak saya dan menyuruh bapak saya masuk kedalam
ruangannya, entah apa yang mereka bicarakan cukup lama saya menunggu.
Bapak keluar lalu menemui saya.
Yudha : Terus pak bagaimana dengan hasilnya, saya tidak kenapa-kenapa
kan pak.
Bapak : Nanti kita bicarakan di rumah ya, sekarang kita cari makan dulu
terus kita
langsung kembali kerumah.
Yudha : Ya sudah kalau begitu pak, (masih dengan muka penasaran)
Sesampai dirumah saya dan bapak langsung masuk ke dalam rumah.
Bapak : Kamu istirahat dulu sana, jangan lupa cuci kaki sebelum masuk ke
kamar.
Yudha : Tapi saya tidak sabar mendengar hasil peika tadi pak.
Bapak : Sabar saja dulu nanti bapak kasih tahu ke kamu. Sekarang waktunya
istirahat
dan jangan lupa obatnya di minum lagi.
Yudha : Iya nanti di minum obatnya. Sekarang saya mau tidur sebentar
rasanya badan
saya capek sekali.
Bapak : Bapak juga mau istirahat.
Kami meninggalkan ruang tamu menuju ke kamar masing-masing.
Tidak terasa malam tiba, kami sekeluarga bersantap makan malam yang di
masak oleh kakak saya.
Bapak : Yudha, nanti selesai makan bapak dan ibu akan berbicara dengan
kamu di
ruang tamu.
Yudha : Iya pak (sambil melahap makanan)
Kakak : Saya tidak di ajak juga pak ?
Bapak : ini urusan bapak sama adik kamu dulu, sudah selesai bapak berbicara
dengan
adik kamu baru bapak bilang sama kalian.
Kakak : Ya sudahlah pak..(dengan muka cemberut).
(makan malam selesai, dan saya segera menemui bapak dan ibu di ruang
tamu).
Bapak : Duduk di sini saja di dekat bapak.
Yudha : Terus pak bagaimana hasil periksa tadi. Tidak terjadi apa-apa kan
pak ?
Bapak : Dokter bilang tadi, kamu terkena usus buntu dan secepatnya operasi.
Yudha : (Dengan muka terkejut) jadi saya harus operasi agar cepat
sembuh gitu pak.
Bapak : Berhubungan kata dokter penyakit kamu ini tdak terlalu parah, bisa
sembuh
juga tanpa operasi, tapi kamu harus rutin pengobatan dan kamu juga
harus
banyak makanan yang tidak boleh kamu makan.
Yudha : Kalau dengan cara seperti itu bisa buat apa operasi pak, biaya
operasi itu kan
mahal pak. Saya tidak apa-apa kalau harus rutin minum obatnya.
Bapak : Memang kamu bisa, makan-makanan yang hanya di sarankan oleh
dokter.
Yudha : Insyaallah saya bisa jalaninya pak demi kesembuhan saya pak.
Bapak : Kalau itu mau kamu bapak tidak akan memaksa kamu, kalau kamu
tidak
sanggup lebih baik operasi saja.
Yudha : Saya sanggup pak, tenang saja.
Bapak : Bapak akan berbicara lagi dengan dokter soal penyakit kamu.
Yudha : Iya pak. Kalau begitu saya masuk ke kamar dulu ya pak, mata saya
sudah
mengantuk dari tadi.
Bapak : Iya tidur saja sana, tapi jangan lupa minum obatnya dulu ya.
Yudha : Iya bapak ku sayang. (sambil bercanda)
Saya pun masuk ke kamar, tapi saya tidak tidur melainkan saya
memikirkan pembicaraan bapak saya tadi mengenai soal penyakit saya.
Mengapa semua ini terjadi dengan saya, apakah ini yang hasil
kenakalan saya waktu masa-masa SMP yang tidak pernah memikirkan
kesehatan sama sekali, jajan ini itu, keluar rumah hampir setiap malam.
Padahal cita-cita saya sangat tinggi kalau sakit seperti ini bagaimana saya
bisa melewatinya (kata dalam hati ku)
Semoga penyakit yang saya alami ini dan pengobatan yang saya jalani
cepat berakhir. Setelah beberapa hari saya tidak masuk sekolah hari ini akan
di perbolehkan kembali kesekolah karena sakit saya juga sudah membaik.
Sesampai di sekolah teman-teman saya menyambut dengan senyuman. Dan
saya langsung duduk di bangku dengan muka yang masih lemah.
Dika : Kamu tidak sakit lagi.
Yudha : Kalau saya masih sakit tidak mungkinkan saya kembali ke sekolah.
Hatni : Pertanyaan macam apa kamu ka, yudha sudah sekolah berartikan
yudha sudah
membaik.
Dika : Bukan begitu, coba kalian liat muka Yudha yang masih pucat dan
lemas itu.
Nuri : Wajarlah kalau mukanya seperti itu namanya juga baru sembuh
dari sakit.
Arep : Sudah-sudah jangan banyak bertanya, kasian sama yudha baru
sembuh kalian
seperti ngajak ribut.
Yudha : Tidak apa-apa, tenang saja. Rasanya hampir setahun saya tidak ke
sekolah.
Ngomong-ngomong kita ada tugas tidak ni?
Hatni : Ada, tugas matematika !
Yudha : Minjam dong sekalian dengan jawaban ya, tidak ada waktu lagi mau
mengerjakan ini kan sebentar lagi bunyi bel.
Dika : Saya juga belum mengerjakan, saya pinjam punya kamu ya hat ?
Hatni : Dasar kamu ka ka, kemana Saja kamu sampai-sampai tugas tidak
kamu
kerjakan.
Dika : Saya semalam ketiduran. Sudah jangan banyak bicara mana buku
kamu.
Hatni : (langsung memberikan buku)
Nuri dan Arep hanya terdiam saja,sedangkan saya dan Dika sibuk
menyatat tugas. Tidak lama kemudian bel berbunyi kami sudah selesai juga
mencatatnya. Kami belajar seperti biasa. Bapak guru menjelaskn kami
mendengarkan. Pulang sekolah biasanya selalu ada tugas buat kami, katanya
sudah kelas tiga jadi harus banyak-banyak berlatih mengerjakan soal.
Namanya juga murid selalu iya iya apa yang di perintahkan guru kalau tidak
menuruti pasti saja di hukum.
Sepulang sekolah kami tidak pulang bersama-sama karena hujan terlalu
deras dan kami masing-masing menumpang dengan teman lainnya yang
menggunakan sepeda motor.
Dika : Nanti sore kumpul di tempat biasanya
Kami dengan serempak iya.....iya...
Sesampai saya dirumah ibu sudah menyiapkan makanan untuk saya,
dari mulai hari ini saya hanya makan yang sudah di sarankan oleh dokter dan
saya hanya boleh minum air putih saja.
Ibu : Ganti baju terus makan ya ...
Yudha : Iya ibu (dengan suara lemah)
Yudha : Cuma bisa makan ini saja bu.
Ibu : Iya cuma bisa itu saja yang kamu makan
Yudha : Sampai berapa lama saya makan seperti ini bu?
Ibu : Sampai kamu benar-benar sembuh, makanlah nak, habiskan semua
itu.
Yudha : Ya sudahlah bu mau bagaimana lagi demi kesembuhan saya juga.
Saya makan saja yang di berikan ibu walaupun sebernanya tidak
mengunggah selera nafsu makan. Saya harus bisa melewati semua ini.
Ibu : Habis makan jangan lupa minum obatnya terus istirahat.
Yudha : Iya ibu nanti yudha minum obatnya.
Obatnya sangat pahit kadaang rasanya ingin saya muntahkan saya mikir
bapak membeli nya tidaklah murah. Jadi saya tidak boleh membuang obat ini.
Selesai saya minum obat, langsung ke kamar baca-baca buku sebentar lalu
saya tertidur.
Terbangun dari tidur ternyata sudah sore, saya bergegas cuci muka
untuk menemui teman-teman dirumah pohon.
Yudha : Ibu saya pamit dulu mau menemui teman-teman.
Ibu : Iya hati-hati, ingat jangan makan-makanan sembarangan.
Yudha : Iya ibu (sambil berlari-lari)
Saya datang di rumah pohon, teman-teman sudah ada di sana dari tadi.
Nuri : Lama sekali kamu da ?
Yudha : Maaf saya tadi ketiduran.
Dika : Iya, iya tidak apa-apa kami juga baru datang kok.
Yudha : Baguslah kalau begitu. (dengan napas tergesa-gesa)
Yudha : Apa yang akan kita lakukan hari ini.
Arep : Saya ada bawa kartu remi ni bagaimana kita bermain ini saja.
Hatni : Boleh juga itu, siapa kalah mukanya di conteng, bagaimana mau
tidak.
Nuri : Oke siapa takut.
Ketika sedang seru kami bermain Arep membawa makanan dan
memberikaN kepada kami.
Arep : ini ada sedikit manisan salak dari ibu saya, di cobalah.
Nuri : Siapa yang buat ini rep ?
Arep : Ibu saya yang membuat ini, ada sidikit salak di rumah dari pada
tidak di makan
lebih baik di buat manisan kata ibu.
Dika : Enak... ( sambil mencicipi )
Arep : kalau enak habiskanlah.
Dika, Hatni, Nuri sudah mencoba saya sendiri yang tidak mencobanya
karena saya harus inngat denga perkataan bapak dan ibu.
Arep : Kamu tidak makannya da
Yudha : Tidak rep (menundukkan kepala)
Dika : Tumben kamu tidak makannya, biasanya kamu makanan apa pun
langsung di
ambil.
Yudha : Saya baru sembuh jadi takut saja makan yang beginian, ini pasti
pakai sari
manis ?
Nuri : Kalau begitu kami saja yang menghabiskannya
Yudha :Habiskan saja (padahal di dalam hati ingin rasanya memakan itu)
Kami pun melanjutkan bermain kartu remi.
Yudha : Lihatlah muka Aep sudah penuh dengan contengan.
Nuri : Bagaimana tidak penuh dari tadi Arep kalah terus hahhahahahha
Dika : Capek saya main ini kita lanjutakkan besok saja lagi, yang lain lagi
saja ?
Hatni : Kamu tidak bawak gitar ka.
Dika : Tidak karena gitar saya lagi di pinjam sama paman.
Yydha : Kita pulang saja, sudah hampir malam juga ni.
Kami pulang dengan biasanya. Sesampai di rumah juga melakukan
aktifitas seperti biasa, mandi, makan, belajar ya begitu lah seterusnya tanpa
ada kata keluar malam lagi.
Kami kembali sekolah seperti biasa, hari itu semua kelas 3 pada jam
pertama kami tidak masuk katanya ada kedatangan mahasiswa dari Pontianak
untuk memnyampaikan sosialisasi mengenai kampus dan mempromosikan
kampus mereka. Kami hanya mendengarkan saja karena apa yang kakak-
kakak mahasiswa sampaikan tentang sarana dan prasarana kampus meraka,
sama sekali kami tidak berniat. Ada sebagian juga dari kami yang mau
mengambil jurusan tersebut. Tidak lama kakak-kakak bersosialisasi kami di
bubarkan, dan siapa yang tadi berminat masih tetap di dalam ruangan.
Nuri : Ke kantin yuk!!!
Dika : Yuklah, saya sudah dari tadi menahan lapar.
Hatni : Saya juga begitu.
Kami menuju kantin, satu-persatu mereka memesan makanan, dan saya
hanya mengambil segelas air mineral.
Arep : Kamu tidak makan da?
Yudha : Tidak, perut saya masih kenyang, tadi sarapan sudah makan banyak.
Dika : Semenjak dari kamu habis sakit kamu jarang sekali makan-makan
bersama
kami.
Yudha : Tidak juga, biasanya kan saya makan juga dengan kalian, cuma
hari ini perut
Saya masih kenyang dari pada mubazir kalau saya pesan makanan
(padahal
dalam hati ini perut ku lapar cuma mau gimana lagi aku harus
menyembunyikan semua penyakit saya ini kepada teman-teman
saya).
Nuri : Yakin kamu tidak mau makan ni.
Yudha : Yakinlah, kalian lanjut makan saja, saya mau kembali ke kelas.
Nuri : Iya, nanti kami nyusul kamu ke kelas.
Yudha : iya...iyaaa.
Saya berjalan sendiri menuju ke kelas, adik kelas saya degan ramah
menyapa, saya hanya membalasnya dengan senyuman. Sekitar 10 menit
mereka menyusul saya di kelas, sambil kami mengobrol, tiba-tiba datang
seorang guru masuk ke dalam kelas kami. Dengan bergegas kami duduk
karena terkejut.
Bapak guru : Bapak ingin menyampaikan kepada kalian bahwa minggu
depan kita
sudah aktif melakukan kegitan pelajaran tambahan (Les)
Kami sekelas : Iyaa pakkk......
Bapak guru : Dan bapak juga ingin menyampaikan kepada kalian bahwa di
jam terakhir
bapak tidak masuk karena ada rapat dengan guru lain, tapi bapak
memberikan kalian tugas.
Bapak guru pun meninggalkan kelas kami, dalam hati suka tapi ada
yang tidak suka karena selalu di berikan tugas. Kami hanya tertidur di saat
tugas di berikan, tidak ada satu orangpun di antara kami mengerjakan tugas
yang telah di berikan bapak guru.
Hatni : Nanti sore kerumah ya, ibu saya lagi buat bubur pedas.
Arep : waww.....boleh dong sudah lama saya tidak memakan bubur pedas.
Yudha : Saya tidak janji ya mau kerumah kamu soalnya saya ada urusan
sedikit.
Dika : Emang kamu mau kemana ?
Yudha : Saya tidak kemana-mana, cuman bapak menyuruh saya diam
dirumah saja hari
ini. Nanti kalau sudah selesai urusan saya akan segera menemui
kalian.
Nuri : Iya nanti kami tunggu kamu.
Hatni : bel sudah berbunyi kita pulang yuk. Nanti saja kita mengerjakan tugas
besok
pagi-pagi baru kita kumpulkan di meja bapak, bagaimana.
Kami : Oke deh kalau begitu.
Sampai saya dirumh seperti biasa makan yang sudah di sediakan ibu
dan tidak lupa dengan meminum obat.
Ibu : Bagaimana yuda masih sering sakit di bagian perut kamu.
Yudha : Sudah mendingan bu.
Ibu : Baguslah kalau begitu, nanti pak dokter akan ke sini mau memeriksa
kamu.
Sekarang kamu makan minum obatnya dan istirahat.
Yudha : Iya ibu itu tidak akan pernah lupa. Tapi nanti sore Hatni mengajak
kerumah dia
katanya ibunya lagi membuat bubur pedas, bolehkah bu saya
memakan bubur
pedas ?
Ibu : Nanti kalau dokter sudah selesai memeriksa kamu, kamu baru boleh
ke tempat
hatni. Tapi kamu tidak boleh memakan bubur pedas.
Yudha : Selalu saja tidak boleh makan ini makan itu. Saya ke pengen juga
kali bu.
Ibu : Semua ini demi kesembuhan kamu juga yuda.
Yudha : Iya deh bu, saya mau makan dulu bu, badan saya capek sekalian
mau tidur.
Ibu pun meninggalkan saya di meja makan, dan saya kembali makan
setelah makan saya langsung masuk ke kamar dan tidur. Sore pun tiba, tiba-
tiba ibu memanggil.
Ibu : Yuda...yudaaa.. bangun, ini pak dokter sudah datang.
Yudha : Iya ibu tunggu sebentar cuci muka dulu.
Saya pun segera keluar dari kamar habis membersihkan muka dan
langsung menemui pak dokter.
Yudha : (memberi salam dan langsung duduk).
Pak dokter : Bagaiimana yuda sudah ada juga perubahannya.
Yudha : Ada dok sedikit.
Pak dokter : Coba saya periksa sebentar ya (sambil meriksa perut saya), ada
sedikit
perubahan bengkak nya sudah sedikit mengecil.
Bapak : Kira-kira berapa lama yuda seperi ini dok ?
Pak dokter : Itu tergantung lagi sama yudha semakin sering dia pengobatan
semakin
cepat penyakitnya sembuh.
Bapak : Dengar yudha apa kata dokter kamu ingin cepat sembuhkan.
Yudha : Iya pak ini kan sudah rutin pengobatan nya.
Bapak : Mari di minum dok airnya.
Pak dokter : Iya pak, terima kasih.
Berincang-bincang ibu bapak saya bersama pak dokter saya ingat
bahwa tadi di sekolah Hatni mengajak kerumah nya.
Yudha : bu pak saya mau pamit dulu ya, mau kerumah teman sebentar.
Bapak : Iya... jangan lama-lama pulangnya ya.
Yudha : Iya pak cuma sebentar (sambil bersalam dengan bapak ibu dan pak
dokter ):
assalamulaikum
Semua : Waalaikumsalam.
Tidak lama saya berjalan kaki datang kerumah Hatni karena rumah
saya dan rumah Hatni jaraknya tidak terlalu jauh.
Yudha : Assalamualaikum...
Semua yang ada dirumah Hatni menjawab waalaikumsalam
Hatni : Datang juga akhirnya kamu, sudah selesai urusannya?
Yudha : Sudah dong (langsung duduk)
Dika : Emang urusan apa yud?
Yudha : Urusan keluarga sedikit.
Nuri : Kamu ini ka urusan orang mau tau saja.
Dika : Saya cuma bertanya, bukan mau ikut campur.
Hatni : Sudah-sudah kalian ini sukanya berdebat terus, ini yuda
makanlah.
Yudha : ha... saya sudah kenyang sekali ini, tadi dirumah ibu juga buat
bubur pedas
(terpaksa aku berbohong)
Nuri : Selalu saja begitu, sekarang kamu benar-benar susah mau di ajak
makan
bersama.
Yudha : Bukan susah cuman waktunya saja yang kurang tepat. Kalian
lanjutkan saja
makannya. Saya mau menonton tv
Mereka melanjutkan makannya, dan saya langsung ke ruang tv
dirumah Hatni bersama adik dan kakak Hatni.
Yudha : Kalian lupa ya bahwa hari ini kita ada tugas (dengan suara
kencang)
Arep : iya ya.. saya hampir lupa dengan tugas kita.
Dika : Selesai kita makan kita mengerjakannya di sini saja, tapi saya
kembali kerumah
sebentar untuk mengambil buku.
Nuri, Arep & Yudha : Kami juga ingin mengambil buku di rumah.
Kami berempat kembali kerumah mengambil buku tugas, setelah
mengambil buku kami segera kerumah Hatni lagi untuk mengerjakan sama-
sama.
Arep : Yud, kalau saya lihat-lihat sekarang badan kamu kurusan ya. Coba
deh kalian
lihat.
Dika : Iya yud kamu sekarang kurus, kamu sakit ya?
Yudha : Tidaklah mata kalian saja yang sudah rabun itu.
Arep : Benar yud kamu beda sekarang. kalau kamu sakit cerita dong sama
kami.
Yudha : Saya tidak sakit, cuman banyak pikirin saja mungkin mau
menghadap ujian
sebentar lagi.
Nuri : Jangan terlalu di pikirkan nanti kamu tambah kurus lagi.
Yudha : Iyaa...iya.. Sudah kerjakan sana dari tadi mulut saja yang bekerja tapi
tangan
tidak (dengan suara bercanda)
30 menit kemudian selesai kami mengerjakan tugas dari bapak tadi.
Dika : Kita sekolah sisa berapa bulan lagi ya..
Hatni : Sekitar lima bulan lagi kalau tidak salah
Arep : Tidak terasa ya dari hari ke hari dari minggu ke minggu kita akan
melepaskan
masa-masa putih abu-abu.
Nuri : Iya ya...padahal masih seru-seruny kita di sekolah ni.
Yudha : Namanya juga dunia berputar tidak terasa apa yang kita jalani di
bumi ini.
Dika : Ngomong-ngomong kalau kalian sudah lulus kalian mau kemana?
Arep : kemungkinan saya ikut bersama bapak saya kerja kayu tapi jadi
tukang masa
bapak saya.
Dika : Itu memang cocok buat kamu (bercanda)
Nuri : Kalau saya akan merantau ke pulau ikut dengan kakak sepupu.
Dika : Kalau kamu hat, kuliah apa kerja.
Hatni : Kalau saya masih belum tau ni. Kalau saya mendapatkan beasiswa
akan kuliah.
Dika : Kalau yudha sudah pasti mendaftar polwan kan.
Yudha : Saya juga belum pasti jadi atau tidak daftar.
Nuri : Loh kenapa? yud kok kamu jadi plin plan begini.
Yudha : Kita lihat saja nanti. Kalau kamu ka kerja apa mau nikah ni
hehhehehehe
Dika : Kalau ada jodohnya nikah da. Yang kalian berdua ni, kapan mau
berubah jadi
Penampilan cewek
Yudha & Nuri : Ada waktunya tunggu saja perubahan kami.
Hatni : Iya iyaa kami tunggu perubahannya ya.
Yudha : Kamu juga rep kapan mau jadi laki-laki gagah. Ada-ada pulang dari
kerja
semakin jadi.
Arep : Hehehehe mana saya tau sama juga seperti kalian berdualah. Kan
juga tidak tau
kapan berubah nya.
Nuri : Kenapa kita jadi bahas ini ya. Tadi kan bahas soal sudah lulus mau
kemana.
Yudha : Iinti nya kalau kita sudah lulus, masing-masing dengan jalannya
kita tidak
boleh lupa dengan persahabatan ini.
Hatni : Tentu saja. Saya tidak akan melupakkan persahabatan kita.
Dika : Ya sudah kita pulang yuk. Bilang sama ibu dan kakak kamu terima
kasih
dengan bubur pedasnya.
Nuri & Arep : Kami juga terima kasih.
Yudha : Kami pamit pulang dulu ya hat.
Hatni : Iya sama-sama. Terima kasih juga sudah mau ke ini.
Kami : Iya sama-sama (sambil berjalan menuju kerumah masing-masing)
Keesokkan hari tiba-tiba Riki datang kerumah menemui saya.
Riki : Assalamualaikum...
Yudha : Waalaikumsalam... Ada apa ki tiba-tiba ke sini ?
Riki : Kamu seperti tidak suka saya mampir ke sini.
Yudha : Bukan begitu ki, saya kira kamu sudah lupa sama saya. Semenjak
kamu keluar
dari sekolah kamu kemana aja ?
Riki : Saya pergi ke kampung sebelah bekerja dengan paman di
bangunan. Sekarang
saya baru pulang kerumah.
Yudha : Oh, begitu saya kira kamu sudah punya istri hehehehe
Riki : kamu da asal-asal bicara. Saya dengar-dengar dari ibu bahwa kamu
sakit usus
buntu da ?
Yudha : Tidaklah ki, seperti yang kamu lihat saja baik-baik saja kan.
Riki : Kamu jangan berbohong lagi dan sudah jelas dari badan kamu
sekarang kamu
kurus tidak seperti dulu lagi.
Yudha : Iya, iya saya sedang sakit usus buntu tapi sekarang masih dalam
pengobatan.
Riki : Jaga kesehatan kamu jangan biarkan penyakit itu, sebentar lagi kan
mau ujian
kamu harus benar-benar jaga kesehatan biar badan mu tidak drop.
Kalau sudah
sakit seperti ini gimana kamu mau daftar polwan.
Yudha : Iyaa... sudah saya jaga kamu tenang saja. Kalau sudah rezeki saya
mau masuk
di situ rintangan bagaimana pun pasti saya lewati.
Riki : Betul juga apa kata kamu. Hmm... ngomong-ngomong sebenarnya
kedatangan
saya ke sini cuma ingin bilang ke kamu bahwa saya akan pergi ke
malaysia
dan bekerja di sana.
Yudha : Kamu yakin mau bekerja di sana,memang di sini tidak ada
pekerjaan. Dan
orang tua kamu bagaimana?
Riki : Semua sudah diatur dan ibu bapak sudah mengijinkan untuk
bekerja di sana,
kalau saya bekerja di kampung susah buat untuk di tabung.
Yudha : Kalau itu sudah mau kamu turuti saja, yang penting jangan lupa
selalu kasih
kabar ke orang tua agar orang tua tidak khawatir dengan keadaan
kamu, dan
selama bekerja harus berhati-hati juga.
Riki : Iyaa daa.. terimak kasih sarannya. Saya doakan supaya kamu cepat
sembuh dan
saya doakan juga mudah-mudahan apa yang kamu cita-citakan
tercapai.
Riki : Saya pamit dulu ya da
Yudha : Oke ki hati-hati. Jangan lupa juga pulang kampung bawa oleh-oleh
buat saya.
Riki : Iya kamu tenang saja pasti saya bawak.
Hari ke hari minggu ke minggu dan bulan ke bulan tidak terasa waktu
kami di sekolah sisa sedikit saru-persatu tugas sekolah seperti try out, ujian
praktek, ujian sekolah telah kami jalani dan sekarang kami akan
melaksanakan ujian nasinal. Hari ini adalah ujian pertama kami, kami berlima
masing-masing beda ruangan.
Yudha : Belum juga masuk rungan badan saya sudah gemeteran.
Arep : Saya juga sudah dari tadi gemeteran ni.
Dika : Kita jalani saja, sesuai dengan isi otak kita.
Hatni : Sebelum kita masuk ke rungan kita berdoa dulu agar di beri
kemudahan dalam
mengerjakan soal-soal ujian.
Selesai kami berdoa bel pun berbunyi dan kami segera menuju ke
ruangan masing-masing. 4 hari sudah kami jalani ujian nasional kami tinggal
menunggu hasil dari keringat kami selam 3 tahun. Menunggu kelulusan yang
membuat saya teringat pada masa SMP. Menunggu penerimaan kelulusan
saya hanya diam dirumah saja.
Yudha : Penyakit saya belum sembuh juga pak, bagaimana saya mau daftar
polwan
tahun ini.
Bapak : Memang kamu masih kuat mau masuk polwan nak.
Yudha : Kalau sudah sakit seperti ini bagaimana saya mau masuk polwan
pak.
Bapak : Kamu yang sabar saja dulu yang penting pengobatan kamu harus
benar-benar di
Jaga dengan baik.
Yudha : Iya pak ini sudah di jaga.
Sebulan kemudian kami akan menerima kelulusan. Tidak sabar rasanya
saya ingin membuka amplop. Satu-persatu kami membuka amplop tersebut
dan kami semuanya di umumkan LULUS 100%. Kami semua melompat-
lompat dengan penuh kebahagiaan.
Setelah sebulan kami menerima kelulusan kami masing-masing
mengambil ijazah yang sudah keluar, setelah ijazah keluar. Terakhir kami
berkumpul di rumah pohon.
Dika : Bagaimana sekarang kalian mau kemana-mana.
Hatni : Saya akan lanjut kuliah karena saya di terima di beasiswa.
Nuri : Seperti yang saya katakan dulu, akan bekerja di pulau bersama
kakak sepupu.
Arep : Saya juga akan bekerja bersama bapak saya menjadi tukang
masak.
Yudha : (hanya terdiam mendengar mereka berbicara)
Dika : Kalau saya akan bekerja di kampung kerja bengkel. Kamu dari tadi
diam yud,
kamu jadi kan daftar polwa.
Yudha : Saya mau jujur teman-teman, sebernanya sekarang saya lagi sakit
usus buntu
cuma sekarang masih dalam pengobatan, maaf saya sudah lama
menyembunyikan dari kalian.
Nuri : Kenapa tidak dari dulu kamu bilaang ke kami, kalau kami tau kami
akan
membantu kamu juga dan kami tidak mengajak mu ke sana ke sini.
Yudha : Sudahlah teman-teman namanya juga sudah terjadi mau bagaimana
lagi.
Dika : Jadi sekarang kamu gimana?
Yudha : Kalau sekarang masih belum bisa insyaallah tahun depan akan saya
coba.
Hatni : Kami akan selalu mendukung kamu, semoga kamu cepat sembuh
ya.
Hari itu kami semua berpelukan kami berpisah dengan jalannya
masing-masing hanya saya dan dika yang menetap di kampung. Sedangkan
besok Arep dan Nuri akan berangkat bekerja dengan tujuannya masing-
masing.
Saya berdoa semoga kita sama-sama sukses. Kata saya pada teman
teman. Aminnnnn mereka semua menjawab .
Saya sempat putus asa tiap hari saya menjalani pengobatan tapi tidak
juga sembuh-sembuh. Syukur alhamdulilah ada kedua orang tua yang selalu
mendukung saya, 2 tahun sudah berlalu. Saya di nyatakan sudah sembuh total
kata dokter dan saya segera menyiapkan berkas untuk mendaftar ke polwan.
Mungkin belum rejeki saya gagal menjalani tes tetapi saya tidak pernah
menyerah saya selalu berlatih dan berlatih demi sebuah impian dan
membanggakan kedua orang tua. Lalu bapak saya bilang coba dulu masuk
TNI AD siapa tau ada rezeki kamu di sana. Saya pun kembali menguruskan
semua berkas. Saya mengikitu semua tes akhirnya benar apa kata bapak saya,
saya benar-benar lulus di TNI AD dan saya menjalani pendidikan.
Setelah saya kembali ke kampung teman-teman saya juga ada di
kampung dan akhirnya apa yang kami doakan semua tercapai. Nuri kini
sudah membuka usaha toko sendiri, Arep juga membuka usaha rumah
makan, Dika juga membuka usaha bengkel sendiri, Hatni tahun ini akan
wisuda dan akan mendapat gelar sedangkan saya sudah resmi menjadi
anggota KOWAD TNI AD.

Anda mungkin juga menyukai