Anda di halaman 1dari 26

RANGKUMAN MATERI ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA

“ PEMBULUH DARAH ”

DOSEN PEMBIMBING: TRISNA AMELIA, M.Pd.

Disusun oleh :

KELOMPOK 9

1. YENITA : 140384205007
2. ANNISAH ALFIANI : 140384205052

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

TANJUNG PINANG

2017
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Anatomi Pembuluh Darah


Pembuluh darah adalah bagian dari sistem peredaran darah. Pembuluh darah biasa
di sebut oleh orang awam dengan sebutan urat. Pembuluh darah merupakan jaringan elastis
membawa darah dari jantung ke seluruh tubuh, kemudian mengembalikannya lagi kedalam
jantung. Pembuluh darah termasuk kedalam sistem pembuluh darah,yang mana pada
mamalia, sistem ini terdiri jantung, arteri besar, arteriol (arteri kecil), kapiler (pembuluh
darah kecil di ujung jaringan dan sel), venula (vena kecil) dan vena. Fungsi utama sistem
ini adalah menyalurkan darah yang mengandung oksigen ke sel dan jaringan dan
mengembalika darah vena ke paru-paru untuk pertukaran gas oksigen (O2) dengan karbon
dioksida (CO2).
A. Struktur Pembuluh Darah

Gambar 1. Struktur pembuluh darah

Pembuluh darah terbagi dua, yaitu arteri dan vena.


1. Arteri
Arteri membawa darah dari jantung ke seluruh tubuh. Pembuluh darah arteri
terdiri atas lapisan-lapisan sebagai berikut:
- Tunika intima adalah lapisan terdalam dari pembuluh darah yang terdiri atas
selapis sel endotel yang membatasi permukaan dalam pembuluh. Di bawah
lapisan endotel adalah lapisan subendotel, terdiri atas jaringan penyambung
jarang halus yang kadang-kadang mengandung sel otot polos yang berperan untuk
kontraksi pembuluh darah.
- Tunika media ini adalah lapisan tengah yang terdiri dari serat otot polos yang
tersusun melingkar. Pada arteri yang lebih besar, tunika media dipisahkan dari
tunika intima oleh suatu lamina elastik interna. Membran ini terdiri atas serat
elastik, biasanya berlubang-lubang sehingga zat-zat dapat masuk melalui lubang-
lubang yang terdapat dalam membran dan memberikan supply O2 dan makanan
lainnya kepada sel-sel yang terletak jauh di dalam dinding pembuluh. Pada
pembuluh besar, sering ditemukanlamina elastika eksterna yang lebih tipis yang
memisahkan tunika media dari tunika adventitia yang terletak di luar.
- Tunika adventitia atau lapisan terluar terdiri atas dengan jaringan ikat kolagen dan
elastik, terutama kolagen tipe I. Pada pembuluh yang lebih besar, terdapat vasa
vasorum bercabang-cabang luas dalam adventitia.
- Anastomosis Arteriovenosa adalah hubungan langsung antara sirkulasi arteri dan
vena. Anastomosis arteriovenosa ini tersebar di seluruh tubuh dan umumnya
terdapat pada pembuluh-pembuluh kecil berfungsi mengatur sirkulasi pada daerah
tertentu, terutama pada jari, kuku, dan telinga. Sistem ini mempunyai peranan
pengaturan sirkulasi pada berbagai organ dan berperanan pada beberapa
fenomena fisiologi seperti menstruasi, perlindungan terhadap suhu yang rendah,
dan ereksi. Anastomosis arteriovenosa banyak dipersarafi oleh sistem saraf
simpatis dan parasimpatis (sistem saraf otonom). Selain mengatur aliran darah
pada berbagai organ, anastomosis ini mempunyai fungsi termoregulator atau
pengatur suhu yang khususnya terbukti pada kulit anggota gerak (ekstremitas).
2. Vena
Vena berfungsi membawa darah dari perifer (ujung) kembali ke jantung dan
paru-paru. Vena terdiri dari beberapa lapisan, yaitu :
- Tunica intima terdiri dari lapisan endothelium yang mengandung sel pipih selapis,
dan lapisan subendothelium yang berisi jaringan ikat tipis langsung berhubungan
dengan tunica adventitia.
- Tunica media lapisan ini tipis, otot polosnya bercampur dengan jaringan ikat.
- Tunica adventitia adalah lapisan paling tebal pada vena, lapisan ini juga lapisan
yang paling berkembang. Jaringan ikat longgar dengan serabut kolagen yang
membentuk berkas-berkas longitudinal, sel fibroblas tampak diantaranya. Sel-sel
otot polos juga sering tampak pula.
- Vasa vasorum adalah pembuluh darah kecil yang memberikan pasokanmetabolit-
metabolit untuk sel-seldi tunikaadventitia dan tunika mediapembuluh-pembuluh
darah besar, apakah itu vena besar maupun arteri besar, karena lapisan-lapisannya
terlalu tebal untuk diberi makanan oleh difusi langsung dari aliran darah.

Gambar 2. Struktur pembuluh darah

B. Perbedaan Antara Arteri dan Vena


Tabel 1. Pembeda Arteri dan Vena

Pembeda Arteri Vena

Letak Agak kedalam Agak keluar

Fungsinya Mengangkut O2 Mengangkut CO2

Dinding
Elastis dan Kuat Tipis dan tidak elastis
Pembuluh

Kaya CO2, kecuali pada


Kandungan Miskin CO2, kecuali pada arteri
vena pulmonalis yang
CO2 pulmonalis yang kaya CO2
miskin CO2

Miskin O2, kecuali pada


Kandungan Kaya O2, kecualai pada arteri
vena pulmonalis yang kaya
O2 pulmonalis yang miskin O2
O2

Arah Aliran
Keluar Jantung Menuju jantung
Darah
Denyutan Terasa Tidak Terasa

Katup Pangkal Sepanjang pembuluh darah

Aliran Darah deras lambat

Jika Terluka memancar menetes

Diameter
Lebih kecil dari vena Lebih besar dari arteri
Pembuluh

Warna Merah terang Merah gelap

Kecepatan
Lambat dari vena Cepat dari arteri
Pembekuan

Tekanan Lebih besar dari vena Lebih kecil dari arteri

Tabel 2. Pembeda Arteri, Vena dan Kapiler


Sifat Arteri (Nadi) Vena Kapiler
Dinding Tebal, elastic Tipis dan kurang Tipis dan permeable
elastic
Arah Meninggalkan jantung Menuju ke jantung Berawal dari arteriol
Aliran
Tekanan Kuat, kalau terpotong Lemah, kalau Peralihan antara
darah memancar terpotong darah sistem tekanan tinggi
menetes dan system tekanan
darah
Darah Banyak mengandung Banyak mengandung Banyak mengandung
O2, kecuali nadi paru- CO2, kecuali vena O2
paru paru-paru
Letak Lebih ke dalam Dekat permukaan Antara arteri dan
tubuh vena
Klep Hanya satu pada Banyak di sepanjang Tidak memiliki
pangkal nadi pembuluh

C. Distribusi Darah
Ada dua macam peredaran darah dalam tubuh manusia yaitu :
1. Peredaran darah kecil.
Adalah peredaran darah dibilik kanan jantung menuju paru-paru melewati arteri
pulmonalis dan kembali ke serambi kiri jantung melewati vena pulmonalis.
2. Peredaran darah besar
Adalah peredaran darah dari bilik kiri jantung ke seluruh tubuh melalui aorta dan
akhirnya kembali ke serambi kanan jantung melalui vena kava. Oleh karena pada
manusia terdapat kedua macam peredaran darah tersebut, maka manusia di katakan
memiliki peredaran darah ganda.

2.2 Fisiologi Kardiovaskular


A. Tekanan Darah

Tekanan darah (blood pressure) adalah tenaga yang diupayakan oleh darah untuk
melewati setiap unit atau daerah dari dinding pembuluh darah. Faktor yang mempengaruhi
tekanan darah adalah: curah jantung, tahanan pembuluh darah perifer, aliran, dan volume
darah.

Tekanan darah terbagi menjadi dua jenis, yaitu tekanan sistolik dan diastolik.
Tekanan sistolik adalah tekanan yang dihasilkan pada saat jantung mulai berdenyut dan
berkontraksi memompa darah keluar dari jantung. Sedangkan tekanan diastolik adalah
tekanan yang dihasilkan pada saat jantung berelaksasi setelah berdenyut. Keduanya
memiliki nilai yang selalu berubah-ubah setiap kali jantung berdenyut. Perubahan tersebut
juga dapat disebabkan oleh macam faktor lain, seperti stress, perasaan tidak nyaman,
kandungan nutrisi dalam makanan konsumsi obat-obatan, penyakit dan olahraga.
Pengukuran nilai tekanan darah sebaiknya diambil ketika pikiran sedang rileks dan posisi
tubuh dalam keadaan senyaman mungkin, serta tidak mengkonsumsi produk yang
mengandung kafein, nikotin, dan alkohol dalam kurun waktu 30 menit.

1. Faktor yang dapat mengontrol tekanan darah yaitu


a. Cardiac output
Cardiac output adalah volume darah yang dipompa tiap-tiap ventrikel per menit
selama kontraksi ventrikel permenit. Peningkatan atau penurunan cardiac output
dapat berimpikasi pada tekanan darah.
b. Volume darah
Peningkatan atau penurunan volume darah akan mempengaruhi tekanan darah,
berkurangnya volume darah dapat menurunkan tekanan darah, begitupun
sebaliknya semakin tinggi volume darah maka tekanan darah pun akan
meningkat.
c. Elastisitas pembuluh darah arteri
Dinding pembuluh darah arteri normalnya bersifat elastic karena tempat
kontraksi pada saat systole dan retraksi selama diastole. Pada atriosklerosis
terjadi penurunan elastisitas pembuluh darah arteri yang dapat menjadikanya
keras dan kaku. Kondisi ini sering terjadi pada usia tua yang mengakibatkab
tekanan systole meningkat karena arteri tidak bisa bekerja dengan baik.
2. Faktor- faktor yang mempengaruhi tekanan darah
a. Usia
Tekanan darah akan semakin meningkat seiringnya berjalan usia seseorang, hal
ini dikarenakan dengan semakin berkurangnya elastisitas pembuluh darah arteri
pada saat bertambaahnya usia seseorang. Semakin tua usia seseorang maka
dinding pembuluh darah akan semakin manjadi keras dan kaku, hal ini dapat
menyababkan tekanan pada arteri semakin besar dan tekanan darah pun akan
semakin meningkat.
b. Stress
Ansietas, takut dan stress emosional seseorang akan merangsang syaraf
simpatik, hal ini dapat mengakibatkan peningkatan denyut jantung serta
peningkatan resistensi atau tahanan arteri. Selain itu juga dapat menyebabkan
vasookontriksi arteri.
c. Olahraga
Aktifitas yang membutuhkan tenaga ekstra seperti olahraga dapat
mempengaruhi teanan darah, karena pada saat olahraga jantung memompa darah
lebih cepat dari keadaan biasa, akibatnya tekanan darah yang dihasilkan dari
jantung akan semakin meningkat.
d. Obat-obatan
Ada beberapa obat yang dapat membuat peningkatan atau penurunan tekanan
darah. Seperti jenis analgetik yang dapat menurunkan tekanan darah.
B. Resistensi

Faktor lain yang mempengaruhi laju aliran melalui suatu pembuluh adalah
resistensi, yaitu ukuran tahanan atau oposisi terhadap aliran darah yang melalui suatu
pembuluh, akibat gesekan (fiksi) antara cairanyang bergerak dan dinding vaskular yang
diam. Seiring dengan meningkatnya resistensi, darah menjadi semakin sulit melewati
pembuluh sehingga laju aliran berkurang (selama gradien tekanan tidak berubah), jika
resistensi meningkat maka gradien tekanan harus meningkat secara proporsional agar laju
aliran tetap. Karena itu, jika pembuluh membentuk resistensi yang lebih besar maka
jantung harus bekerja lebih keras untuk mempertahankan sirkulasi kuat.

Terdapat tiga sumber resistensi yaitu :

1. Viskositas darah : berhubungan dengan kekentalan dan cairan. Semakin besar


viskositas, semakin sulit molekul untuk bergerak. Viskositas darah cenderung
konstan.
2. Panjang pembuluh darah total : hubungan antara panjang total pembuluh darah dan
panjang pembuluh berbanding lurus.
3. Diameter pembuluh darah : cairan yang dekat dengan dinding dari kanal akan
terhambat oleh friksi saat bergerak bersebelahan dengan dinding. Cairan yang
berada di tengah kanal akan bergerak dengan lebih bebas dari hambatan. Semakin
kecil kanal, semakin besar friksi, dan pergerakan akan semakin tertahan. Saat darah
berhadapan dengan perubahan ukuran kanal dengan mendadak atau dinding yag
kasar, maka akan muncul turbulent flow.

Resistensi terhadap aliran darah bergantung pada 3 faktor :

1. Kekentalan (viskositas) darah


2. Panjang pembuluh
3. Jari-jari pembuluh, yaitu faktor terpenting.

Kata viskositas merujuk kepada friksi yang terbentuk antara molekul-molekul


cairan sewaktu saling bergeser saat cairan mengalir. Semakin besar viskositas semakin
besar resistensi terhadap aliran. Secara umum, semakin kental cairan, semakin besar
viskositasnya. Sebagai contoh, gula cair mengalir lebih lambat daripada air, karena gula
cair memiliki viskositas lebih besar. Viskositas darah ditentukan terutama oleh jumlah sel
darah merah yang beredar. Dalam keadaan normal, faktor ini relatif konstan dan
karenanyakurang begitu penting dalam mengontrol resistensi. Namun, kadang viskositas
darah dan resistensi terhadap aliran berubah karena kelainan jumlah sel darah merah. Jilka
sel darah merah jumlahnya berlebihan maka aliran darah menjadi lebih lambat daripada
normal.

Karena darah “bergesekan” dengan lapisan dalam pembuluh sewaktu mengalir


maka semakin luas permukaan pembuluh yang berkontak dengan darah, semakin besar
resistensi terhadap aliran. Luas permukaan ditentukan baik oleh panjang (l), maupun jari-
jari (r) pembuluh. Pada radius tetap, samakin panjang pembuluh, semakin besar luas
permukaan dan semakin besar resistensi terhadap aliran. Karena panjang pembuluh di
tubuh tidak berubah maka hal ini bukan merupakan faktor variabel dalam kontrol resistensi
vaskular.

Karena itu, penentu utama resistensi terhadap aliran adalah jari-jari pembuluh.
Cairan lebih mudah mengalir melalui suatu pembuluh besar daripada pembuluh kecil.
Penyebabnya adala bahwa volume tertentu darah berkontrak dengan luas permukaan yang
jauh lebih besar pada pembuluh berjari-jari kecil daripada pembuluh berjari-jari besar
sehingga resistensi menjadi lebih besar.

C. Penelaahan Tekanan Sirkulasi

Jantung memiliki fase sirkulasi , yaitu peristiwa yang terjadi pada jantung berawal
dari permulaan sebuah denyutan sampai berakhirnya denyut jantung berikutnya. Siklus
jantung mencakup periode dari akhir kontraksi (sistole) dan relaksasi (diastole) jantung
sampai akhir systole dan diastole berikutnya. Kontraksi jantung mengakibatkan perubahan
tekanan dan volume darah dalam jantung dan pembuluh utama yang mengatur pembukaan
dan penutupan katup jantung serta aliran darah yang melalui ruan-ruang dan masuk ke
arteri.

D. Tekanan Arteri

Tekanan darah arteri adalah kekuataan tekanan darah ke dinding pembuluh darah
yang memampunya. Tekanan ini berubah – ubah pada setiap tahap siklus jantung. Selama
sistole ventrikel kiri memaksa darah masuk aorta, tekanan naik sampai puncak, yang
disebut tekanan sistolik. Selama diastole tekanan turun, nilai terendah yang dicapai
disebut tekanan diastolik.

Tekanan di dalam aorta dan dalam arteri brakialis dan arteri besar lain pada orang
dewasa muda meningkat mencapai nilai puncak atau tekanan sistolik kira – kira 120
mmHg selama tiap siklus jantung dan turun ke nilai minimal atau tekanan diastolik sekitar
70 mmHg. Tekanan nadi adalah perbedaan antara tekanan sistolik dan tekanan diastolik,
secara normal sekitar 50 mmHg. Tekanan rata – rata adalah tekanan rata – rata selama
siklus jantung.
Tekanan darah arteri adalah satu kesatuan yang memelihara perfusi jaringan, atau
suplai darah ke kapiler, dalam berbagai kondisi fisiologis, termasuk perubahan posisi
tubuh, aktivitas otot dan sirkulasi volume darah. Tekanan darah arteri di tentukan oleh
curah jantung (volume darah yang dipompa jantung selama 1 menit) dan resistensi perifer.
Kenaikkan satu atau keduanya akan meningkatkan tekanan arteri. Tekanan arteri rata – rata
(MAP), yang merupakan tekanan arteri rata –rata di sepanjang siklus jantung, tergantung
pada sifat drastis dari dinding arteri dan volume rata – rata darah dalam sistem arteri.

E. Pembuluh Kapiler

Kapiler adalah pembuluh darah yang sangat kecil sehingga disebut juga pembuluh
rambut. Pada umunya kapiler-kapiler meliputi sel-sel jaringan karena secara langsung
berhubungan dengan sel. Kapiler terdiri dari :

1. Kapiler arteri, tempat berakhirnya arteri. Makin kecil arteriol, makin hilang lapisan
dinding dari arteri sehingga pada kapiler arteri lapisan dinding hanya menjadi satu
lapisan yaitu lapisan endothelium. Lapisan yang sangat tipis ini memungkinkan
cairan darah atau limfe merembes keluar membentuk cairan jaringan, membawa
air, mineral, dan zat makanan melalui pertukaran gas antara pembuluh kapiler
dengan jaringan sel. Kapiler juga menyediakan oksigen dan menyingkirkan
karbondioksida.
2. Kapiler vena, lapisannya hamper sama dengan kapiler arteri. Fungsinya adalah
membawa zat sisa yang tidak terpakai oleh jaringan sel berupa zat ekresi dan
karbondioksida. Darah dibawa keluar dari tubuh melalui venolus, vena, dan
seterusnya keluar tubuh melalui tiga proses yaitu pernapasan, keringat, dan veses.

Fungsi kapiler :

1. Sebagai penghubung antara pembuluh darah arteri dan vena.


2. Tempat terjadinya pertukaran zat antara darah dan cairan jaringan.
3. Mengambil hasil dari kelenjar.
4. Menyerap zat makanan yang terdapat dalam usus.
5. Menyaring darah yang terdapat di ginjal.
 Mekanisme pertukaran cairan dalam kapiler
1. Semua perpidahan gas, nutrient, dan produk sisia metabolic antara darah dan
jaringan berlangsung melalui membrane kapiler dengan proses fisik seperti difusi,
osmosis, dan filtrasi.
a. Perpindahan dua arah hanya dapat terjadi pada tingkat kapiler yang memiliki
dinding cukup tipis untuk aliran air dan partikel.
b. Zat-zat bergerak melalui ruang atau ”pori-pori” kapiler yang ada diantara sel-sel
endothelial yang berdekatan dan melalui pori-pori molecular pada membrane
sel.
2. Dinding kapiler mampu menahan elemen-elemen pembentuk darah dan dalam
keadaan normal, makromolekul protein besar dalam plasma.
3. Pertukaran air dan zat-zat terlarut bergantung pada beberapa daya atau tekanan
yang berlawanan.
a. Tekanan hidrostatik darah (tekanan filtrasi) dalam kapiler cenderung mendorong
cairan dan zat-zat terlarut keluar kapiler.
b. Tekanan osmotic koloid darah (onkotik) dibentuk oleh protein plasma. Tekanan
ini cenderung menarik cairan interstisial yang menyelubungi sel dalam kapiler.
c. Tekanan osmotic koloid cairan jaringan (interstial)terbentuk karena adanya
sejumlah kecil protein yang keluar dari kapiler. Tekanan ini cenderung menarik
cairan dalam kapiler menuju ruang interstial.
d. Tekanan cairan jaringa (interstial) tekanan cairan dalam ruang antarsel. Tekanan
ini berlawanan dengan tekanan hidrostatik darah.
4. Masuk atau keluarnya cairan pada kapiler bergantung pada keseimbangan tekanan
yang berlawanan disepanjang kapiler dari ujung arteri sampai ujung vena.
a. Tekanan hidrostatik darah dan tekanan koloid cairan jaringan yang
mengeularkan cairan dari kapiler, berlawanan dengan tekana osmotic koloid
darah dan tekana cairan jaringan yang mengembalikan cairan ke dalam kapiler.
b. Tekanan filtrasi efektif adalah jumlah aljabar tekanan yang berlawanan. Jumlah
ini merupakan jumlah kekuatan bersih yang mengeluarkan cairan dari darah
menuju jaringan.
5. Hukum straling kapiler adalah hipotesis mengenai mekanisme pertukaran cairan
yang di dasarkan pada gradient tekanan vena atau arteri.
a. Tekana filtrasi efektif pada ujung arteri kapiler membantu pergerakan air dan zat
terlarut keluar menuju jaringan. Cairan jaringan keluar melalui ujung arteri.
b. Jika tekanan darah dalam jaring-jaring kapiler turun drastic. Maka tekanan ini
tidak dapat lagi menahan tekanan lawan untuk absorpsi kedalam. Dengan
demikian, cairan jaringan akan bergerak memasuki kapiler melalui ujung vena.
6. Mekanisme starling mengasumsi suatu kapiler yang ideal. Teori terakhir
menyatakan vasomotion berirama (konstriksi intermiten dilatasi sfingter prekapiler)
dalam jaring-jaring kapiler kemungkinan akan memperbesar atau memperendah
makanan pada kapiler pada seseorang. Dengan demikian, pergerakan cairan masuk
dan keluar dapat berlangsung disepanjang kapiler.
7. Sedikit ketidakseimbangan yang terjadi dalam mekanisme pertukaran kapiler akan
mengakibatkan tidak tereabsorpsinya sepersepuluh cairan jaringan pada ujung vena
jaring-jaring kapiler. Sedikit kelebihan ini di alirkan menuju sistem limfatik.

F. Tekanan vena
Pembuluh darah vena merupakan kebalikan dari pembuluh arteri yang
membawa darah dari alat-alat tubuh masuk kejantung. Bentuk dan sususnannya
hampir sama dengan arteri. Katup pada vena terdapat disepanjang pembuluh darah
untuk mencegah darah tidak kembali lagi ke sel atau jaringan.Vena yang terbesar
adalah vena pulmonalis.Vena mempunyai cabang yaitu venolus, selanjutnya
menjadi kapiler.
 Vena kejantung
Vena mengalirkan darah kembali kejantung meliputi :
1. Vena kava superior. Vena besar ini menerima darah dari bagian atas leher
dan kepala.Vena ini dibentuk oleh persatuan dua vena drakiosefalika,
masuk kedalam atrium dekstra. Vena azigos bersatu pada permukaan
belakang vena kava superior sebelum masuk ke pericardium.
2. Vena kava inferior, menerima dara dari alat-alat tubuh bagian bawah
menembus sentrum tendineum setinggi vertebrae torakal, masuk kebagian
terbawah atrium dekstra.
3. Vena pulmonalis. Dua vena pulmonalis yang meninggalkan paru-paru
membawa darah teroksigenasi (banyak mengandung O2) masuk keatrium
sinistra.
2.3 Pengaturan Kardiovaskular
Prinsip pengaturan kardiovaskular :
- Memenuhi kebutuhan suplai darah ke jaringan sesuai dengan aktivitas jaringan.
- Mempertahankan aliran darah ke jaringan spesifik seperti kejantung, ke otak, dan
ke ginjal, pada gangguan aliran darah (missal akibat perdarahan) dengan
mengurangi aliran darah ke jaringan lainnya.

Pengaturan kardiovaskuler dibagi dalam dua mekanisme pengaturan, yaitu pengaturan


local dan pengaturan sistemik.

A. Mekanisme Pengaturan Lokal


1. Autoregulasi

Autoregulasi adalah kapasitas jaringan untuk mengatur aliran darahnya sendiri.


Kebanyakan pembuluh darah memiliki kapasitas intrinsik untuk mengompensasi
perubahan moderat pada tekanan perfusi dengan mengubah tahanan pembuluh sehingga
aliran darah relatif konstan.
Kemampuan jaringan untuk meregulasi aliran darahnya sendiri dengan perubahan
tekanan perfusi.Autoregulasi tercapai melalui respon konraktil-kontraktil instrinsik otot
polos terhadap regangan.
2. Metabolit Vasodilator
Perubahan metabolit yang menghasilkan vasodilatasi pada kebanyakan adalah
rsfingter prakapiler. Peningkatan CO2 dan osmolalitas juga mendilatasikan pembuluh.
Peningkatan suhu menimbulkan efek vasodilator langsung, dan peningkatan suhu di
jaringan aktif turut membantu terjadinya vasodilatasi. K+ dan laktat berperan pada dilatasi.
3. Vasokonstriksi Setempat
Arteri dan arteriol yang cidera berkonstriksi secara kuat. Konstriksi sebagian
disebabkan oleh pembebasan serotonin setempat dari trombosit yang melekat pada dinding
pembuluh yang cidera.
B. Mekanisme Pengaturan Sistemik
1. Pengaturan Sistemik Oleh Hormon
Hormon vasodilator antara lain adalah kinin, VIP, dan ANP. Hormone
vasokonstriktor dalam darah adalah vasopresin, norepinefrin, epinefrin, angitensin II.
 Kinin
Di tubuh terdapat dua peptide yang berkaitan yang disebut kinin, diantaranya
adalah nonapeptida bradikinin dan dekapeptida lisilbradikinin (kalidin). Kedua
peptida ini dibentuk dari dua protein precursor, high-molekuler-weight kininogen
dan low-molekuler-weight kininogen melalui alternative splicing. Kinin
menyebabkan kontraksi otot polos visseral, tetapi menyebabkan relaksasi otot
polos vascular melalu NO, yang menurunkan tekanan darah. Kinin juga
meningkatkan permeabilitas kapiler, menarik leukosit, dan menyebabkan nyeri
apabila disuntikkan di bawah kulit.
 Hormon natriuretik
Peptida natriuretik atrium yang disekresi oleh jantung mengantagonisasi kerja
berbagai agen vasokonstriktor dan menurunkan tekanan darah.
 Vasokonstriktor dalam darah
Vasopressin adalah suatu vasokonstriktor kuat, tetapi apabila disuntikkan pada
individu normal akan menimbulkan kompensasi penurunan curah jantung sehingga
terjadi sedikit perubahan pada tekanan darah. Norepinefrin memiliki efek
vasokonstriktor umum, sedangkan epinefrin mendilatasikan pembuluh di otot
rangka dan hati. Oktapeptida angiotensin II memiliki efek vasokonstriksi umum,
yang dibentuk dari angiotensin I yang dibebaskan oleh kerja rennin dari ginjal pada
angiotensinogen dalam darah.
2. Mekanisme Pengaturan Oleh Saraf
Semua pembuluh darah kecuali kapiler dan venula mengandung otot polos dan
menerima serabut saraf motorik dari divisi simpatis susunan saraf otonom. Serabut yang
mensarafi pembuluh tahanan mengatur aliran darah jaringan dan tekanan arteri. Serabut
yang mensarafi pembuluh kapasitans vena mengubah-ngubah volume darah yang dismpan
di vena. Konstriksi vena dihasilkan oleh ransang yang juga mengaktifkan saraf
vasokonstriktor yang menuju arteriol. Akibatnya, penurunan kapasitas vena meningkatkan
arus balik vena, dan menggeser darah ke arah arteri di sirkulasi.
a. Persarafan Pembuluh Darah
Serabut noradrenergik berfungsi sebagai vasokonstriktor. Selain persarafan
vasokonstriktor, pembuluh tahanan pada otot rangka di persarafi oleh serabut
vasodilator yang bersifat kolinergik. Berkas serabut noradrenergic dan kolinergik
membentuk suatu fleksus pada lapisan adventisia arteriol. Transmitter mencapai
bagian dalam media dengan cara difusi , dan arus menyebar dari satu sel otot polos
ke sel yang lain melalui taut celah. Serabut vasokonstriktor yang menuju
kebanyakan pembuluh darah memiliki sejumlah aktivitas tonik, sedangkan pada
vasodilatasi tidak terdapat pelepasan impuls tonik. Sebagian saraf kolinergik juga
mengandung VIP yang menimbulkan vasodilatasi.
b. Persarafan Jantung
Impuls di saraf simpatik noradrenergik yang menuju jantung meningkatkan
frekuensi denyut jantung dan kekuatan kontraksi jantung, serta menghambat
stimulasi vagus.
c. Pengaturan vasomotor
Aktivitas reflex spinal mempengaruhi tekanan darah , tetapi kendali utama tekanan
darah dilakukan oleh kelompok neuron di medulla oblongata yang disebut sebagai
daerah vasomotor atau pusat vasomotor. Impuls yang sampai ke medulla juga
mempengaruhi denyut jantung melalui pelepasan impuls vagus ke jantung. Bila
pelepasan impuls vasokonstriktor meningkat, kontraksi arteriol dan tekanan darah
juga meningkat.

2.4 Pola Respon Kardiovaskular


Sistem kardiovaskuler merupakan sistem yang memberi fasilitas proses
pengangkutan berbagai substansi dari dan kesel-sel tubuh. Sistem ini terdiri dari organ
penggerak yang disebut jantung, dan sistem saluran yang terdiri dari arteri yang
mengalirkan darah dari jantung, dan vena yang mengalirkan darah menuju jantung.

Jantung manusia merupakan jantung berongga yang memiliki 2 atrium dan 2


ventrikel. Jantung merupakan organ berotot yang mampu mendorong darah keberbagai
bagian tubuh. Jantung manusia berbentuk seperti kerucut dan berukuran sebesar kepalan
tangan, terletak di rongga dada sebelah kiri. Jantung dibungkus oleh suatu selaput yang
disebut perikardium. Jantung bertanggung jawab untuk mempertahankan aliran darah
dengan bantuan sejumlah klep yang melengkapinya. Untuk mejamin kelangsungan
sirkulasi, jantung berkontraksi secara periodik.

Otot jantung berkontraksi terus menerus tanpa mengalami kelelahan. Kontraksi


jantung manusia merupakan kontraksi simiogenik, yaitu konrtaksi yang diawali kekuatan
rangsang dari otot jantung itu sendiri dan bukan dari syaraf.
A. Pola Respon Kardiovaskular Pada Saat Latihan
1. Peningkatan denyut nadi meningkat pada saat setelah latihan diakibatkan
kebutuhan penyediaan darah lebih banyak pada waktu latihan.
2. Peningkatan stroke volume adalah jumlah darah yang dipompakan oleh jantung
dalam 1 kali denyutan. Stroke volume ini dipengaruhi oleh jumlah arah yang
kembali ke jantung, kekuatan kontraksi otot jantung dan stimulasi dari saraf
simpatik. Pada waktu latihan ketiga faktor tersebut mengalami perubahan sehingga
terjadilah peningkatan stroke volume.
3. Peningkatan cardica output. Dengan peningkatan stroke volume dan denyut nadi
maka cardica output juga meningkat.
4. Peningkatan VO2 max. ketika beban kerja meningkat konsumsi oksigen juga akan
meningkat pada saat tersebut pengambilan oksigen akan mencapai nilai maksimal.
B. Syok Kardiovaskuler dan Perdarahan

Syok kardiovaskuler ini merupakan keadaan akut dengan aliran darah yang tidak
adekuat keseluruh tubuh biasanya dikaitkan dengan penurunan MAP.Hal ini dapat terjadi
karena berkurangnya volume darah (Syok hipovelemik), vasodilatasi berlebihan (syok
resistensi rendah), atau kegagalan pompa jantung akut (syok kardiogenik).Penyebab syok
tersering adalah perdarahan (hemoragik), penyebab lainnya adalah luka bakar, diare dan
muntah (misalnya kolera yang parah).Syok resistensi disebabkan oleh vasodilatasi
berlebihan akibat infeksi bakteri (syok septic) atau reaksi alergi yang kuat (misalnya
sengatan lebah atau makan kacang; syok anafilaktik).

Perdarahan/heemoragik. Dua puluh persen volume darah dapat hilang tanpa adanya
masalah yang signifikan, karena refleks baroreseptor akan memobilisasi darah dari
pembuluh kapasitans dan mempertahankan MAP volume akan kembali dalam waktu 24
jam karena kontriksi anteriolar akan mengurangi tekanan kapiler dan membuat cairan
berpindah dar jaringan ke plasma, produksi urin akan berkurang, dan ADH serta
angiotensin II menstimulasi rasa haus. Kehilangan lebih banyak (30-50%) masih dapat
selamat, tetapi hanya jika dilakukan transfuse dalam waktu 1 jam. Setelah periode ini,
umumnya akan terjadi syok irreversible, yang tidak dapat diperbaiki lagi bahkan dengan
tranfusi sekalipun. Hal ini disebabkan berkurangnya MAP dan vasokonstriksi perifer
berlebihan yang menjadi akibatnya akan menyebabkan iskemia jaringan dan terkumpulnya
toksin dan asam, yang kemudian merusak mikrovaskular dan jantung dan menyebabkan
kegagalan multiorgan.
2.5 Pembuluh Darah

A. Sirkulasi Sistemik

sirkulasi sistemik adalah sirkulasi darah yang dimulai pada saat darah dipompa
keluar dari ventrikel kiri melalui aorta ke seluruh tubuh, dan kembali ke atrium kanan
jantung melalui vena kava superior dan vena kava inferior. Darah yang kaya akan O2 yang
berasal dari ventikel kiri, melalui orta akan dihantarkan ke seluruh tubuh. Di jarigan
perifer, O2 akan digunakan dan bertukar dengan CO2. Kemudian darah dengan kadae O2
rendah kembali ke jantung melalui cava. Mekanisme spesial pada jantung dapat
berkontraksi secara konstan, melalui penghantaran aksi potensial melalui otot jantung,
jantung dapat berdetak secara konstan dan ritmis. Mekanismenya adalah : aliran darah dari
ventrikel kiri menuju katup aortik – aorta – ateri – arteriola – kapiler – venula - vena –
vena kava inferior dan superior – atium kanan. Jadi ciri-ciri sirkulasi sistemik adalah:

- Mengalikan darah ke berbagi organ


- Memenuhi kebutuhan organ yang berbeda
- Memerlukan tekanan permulaan yang besar
- Banyak mengalami tahanan
- Koom hidostatik panjang

Gambar 3. Sirkulasi Sistemik


B. Sirkulasi pulmonalis

Sirkulasi pulmonalis adalah sirkulasi darah dari ventrikel kanan jantun, masuk ke
paru-paru, kemudian kembali ke atrium kiri. Melalui peran ventrikel kanan, darah dengan
kadar O2 rendah disampaikan melealui artei pulmonary ke paru-paru, kemudian terjadi
pertuara gas, sehingga darah yang keluar dari paru-paru kaya akan O2. Darah yang kaya
akan O2 ini akan dihantarkan kembali ke paru-paru melalui vena pulmonary.
Mekanismenya adalah: aliran darah dari ventrikel kanan – katup pulmonalis – arteri
pulmonalis – paru-paru – vena pulmonalis – atrium kiri.

Arteri pulmonalis mengandung darah yang tidak teroksigenasi, sedangkan vena


pulmonalis mengandung darah yang teroksigenasi. Dalam paru-paru. Arteri pulmonalis
membagi kagi menjadi arteri yang lebih kecil, arteriol dan kapiler. Jadi ciri-ciri sirkulasi
pulmonalis adalah :

- Hanya mengalirkan darah ke paru


- Hanya berfungsi untuk paru-paru
- Mempunyai tekanan permulaan yang rendah
- Hanya sedikit mengalami tahanan
- Kolom hidrostatiknya pendek

Gambar 4. Sirkulasi Pulmonal


Gambar 5. Sirkulasi sistemik dan sirkulasi pulmonal

C. Sirkulasi Fetus

Sirkulasi darah janin dalam rahim tidak sama dengan sirkulasi darah pada bayi dan
anak. Dalam rahim, paru-paru tidak berfungsi sebagai alat pernafasan, pertukaran gas
dilakukan oleh plasenta. Pembentukan pembuluh darah dan sel darah dimulai minggu ke
tiga dan bertujuan menyuplai embrio dengan oksigen dan nutrien dari ibu.

Darah mengalir dari plasenta ke janin melalui vena umbilikalis yang terdapat
dalam tali pusat. Jumlah darah yang mengalir melalui tali pusat sekitar 125 ml/kg/Bb per
menit atau sekitar 500 ml per menit.

Melalui vena umbilikalis dan duktus venosus, darah mengalir ke dalam vena cafa
inferior, bercampur darah yang kembali dari bagian bawah tubuh, masuk atrium kanan di
mana aliran darah dari vena cafa inferior lewat melalui foramen ovale ke atrium kiri,
kemudian ke ventrikel kiri melalui arkus aorta, darah dialirkan ke seluruh tubuh.

Darah yang mengandung karbondioksida dari tubuh bagian atas, memasuki


ventrikel kanan melalui vena cafa superior. Kemudian melalui arteri pulmonalis besar
meninggalkan ventrikel kanan menuju aorta melewati duktus arteriosus. Darah ini kembali
ke plasenta melaui aorta, arteri iliaka interna dan arteri umbilikalis untuk mengadakan
pertukaran gas selanjutnya.

Foramen ovale dan duktus arteriosus berfungsi sebagai saluran/jalan pintas yang
memungkinkan sebagian besar dari cardiac output yang sudah terkombinasi kembali ke
plasenta tanpa melalui paru-paru.

Gambar 6. Sirkulasi fetus

2.6 Penuaan pada Sistem Jantung

Menua (Aging) adalah suatu proses menghilangnya kemampuan jaringan untuk


memperbaiki atau mengganti diri serta mempertahankan struktur dan fungsi normalnya.
Proses ini berlangsung terus-menerus sepanjang hidup seseorang. Tidak seperti kondisi
patologis, setiap manusia pasti akan mengalami proses menua. Aging sudah terprogram
dalam genetik masing-masing individual, tapi faktor eksternal sangat berperan dalam
memodifikasi proses ini, sehingga proses menua-pun berlangsung dengan tingkat
kecepatan yang berbeda pada tiap orang. Hal inilah yang menjelaskan mengapa beberapa
orang dapat tampak lebih tua/muda dari usia kronologisnya. Status kondisi fisik dan
aktivitas seseorang dapat secara radikal mempengaruhi fungsi kardiovaskular saat dia tua.

Menua secara fisiologis ditandai dengan semakin menghilangnya fungsi dari


banyak organ tubuh. Bersamaan dengan itu meningkat pula insiden penyakit seperti
coronary arterial disease (CAD), penyakit-penyakit serebrovaskular, penyakit ginjal dan
paru. Hal ini akan menyebabkan semakin cepatnya tubuh kehilangan fungsi-fungsi
organnya.

Seiring dengan meningkatnya angka harapan hidup dapat kita perkirakan juga akan
adanya peningkatan pada prevalensi-prevalensi penyakit yang terjadi pada orang tua.
Penyakit jantung pada orang tua merupakan masalah global yang sampai saat ini masih
menjadi salah satu prioritas utama. Hal ini dikarenakan penyakit jantung adalah
merupakan penyebab terbesar mortalitas, morbiditas dan disabilitas pada orang tua.

 Perubahan fisiologi jantung akibat penuaan

Proses menua akan menyebabkan perubahan pada sistem kardiovaskular. Hal


ini pada akhirnya juga akan menyebabkan perubahan pada fisiologi jantung. Perubahan
fisiologi jantung ini harus kita bedakan dari efek patologis yang terjadi karena penyakit
lain, seperti pada penyakit coronary arterial disease yang juga sering terjadi dengan
meningkatnya umur.

Ada sebuah masalah besar dalam mengukur dampak menua terhadap fisiologi
jantung, yaitu mengenai masalah penyakit laten yang terdapat pada lansia. Hal ini
dapat dilihat dari prevalensi penyakit CAD pada hasil autopsi, di mana ditemukan lebih
dari 60% pasien meninggal yang berumur 60 tahun atau lebih, mengalami 75% oklusi
atau lebih besar, pada setidaknya satu arteri koronaria. Sedangkan pada hasil pendataan
lain tercatat hanya sekitar 20% pasien berumur >80 tahun yang secara klinis
mempunyai manifestasi CAD. Jelas hal ini menggambarkan bahwa pada sebagian
lansia, penyakit CAD adalah asimptomatik.

Hal ini sangat menyulitkan bagi kita dalam mengadakan penelitian mengenai
efek fisiologis menua pada jantung. Kita harus terlebih dahulu menyingkirkan
kemungkinan penyakit lain seperti CAD pada sekelompok lansia yang sepertinya
sehat. Akan tetapi, tidak semua penelitian dilakukan dengan terlebih dahulu
menyingkirkan penyakit laten yang mungkin terdapat. Hal inilah yang sering
menyebabkan terdapatnya perbedaan dalam hasil pendataan pada sejumlah penelitian.

 Perubahan – perubahan yang terjadi pada Jantung:


a. Pada miokardium terjadi brown atrophy disertai akumulasi lipofusin (aging
pigment) pada serat-serat miokardium.
b. Terdapat fibrosis dan kalsifikasi dari jaringan fibrosa yang menjadi rangka dari
jantung. Selain itu pada katup juga terjadi kalsifikasi dan perubahan
sirkumferens menjadi lebih besar sehingga katup menebal. Bising jantung
(murmur) yang disebabkan dari kekakuan katup sering ditemukan pada lansia.
c. Terdapat penurunan daya kerja dari nodus sino-atrial yang merupakan pengatur
irama jantung. Sel-sel dari nodus SA juga akan berkurang sebanyak 50%-75%
sejak manusia berusia 50 tahun. Jumlah sel dari nodus AV tidak berkurang, tapi
akan terjadi fibrosis. Sedangkan pada berkas His juga akan ditemukan
kehilangan pada tingkat selular. Perubahan ini akan mengakibatkan penurunan
denyut jantung.
d. Terjadi penebalan dari dinding jantung, terutama pada ventrikel kiri. Ini
menyebabkan jumlah darah yang dapat ditampung menjadi lebih sedikit
walaupun terdapat pembesaran jantung secara keseluruhan. Pengisian darah ke
jantung juga melambat.
e. Terjadi iskemia subendokardial dan fibrosis jaringan interstisial. Hal ini
disebabkan karena menurunnya perfusi jaringan akibat tekanan diastolik
menurun.

2.7 Gangguan Kesehatan Pada Pembuluh Darah


1. Kelainan Pada Darah
a. Hemofilia merupakan kelainan genetik yang menyebabkan kegagalan fungsi
dalampembekuan darah seseorang. Akibatnya, luka kecil dapat membahayakan
nyawa. Luka bisa menyebabkan kehilangan darah yang parah dan kehabisan darah.
Trombosit menyebabkan darah membeku, menutup luka kecil, tetapi luka besar
perlu dirawat dengan segera untuk mencegah terjadinya kekurangan darah.
Kerusakan pada organ dalam bisa menyebabkan luka dalam yang parah
atau hemorrhage.
b. Leukemia merupakan kanker pada jaringan tubuh pembentuk sel darah putih.
Penyakit ini terjadi akibat kesalahan pada pembelahan sel darah putih
yang mengakibatkanjumlah sel darah putih meningkat dan kemudian memakan sel
darah putih yang normal.
c. Anemia kekurangan darah akibat pendarahan hebat, baik karena kecelakaan atau
bukan (seperti pada operasi).
d. Darah juga merupakan salah satu "vektor" dalam penularan penyakit. Salah satu
contoh penyakit yang dapat ditularkan melalui darah adalah AIDS. Darah yang
mengandungvirus HIV dari makhluk hidup yang HIV positif dapat menular pada
makhluk hidup lain melalui sentuhan antara darah dengan darah, sperma, atau
cairan tubuh makhluk hidup tersebut.
2. Kelainan Pada Pembuluh
a. Aneurisma, pembengkakan yang berbentuk jala pada seluruh lingkaran arteri,
tampak seperti tumor dapat menekan struktur sekitarnya yang mengakibatkan
gejala tekanan atau dapat pula robek.
b. Arteritis, peradangan pada arteri.
c. Arteriosklerisis, pengerasan dinding arteri, umumnya bersamaan dengan hipertensi.
d. Arterosklerosis, kelainan progresif yang sering mengenai arteri anggota gerak
bawah, yang menyebabkan rasa baal, pemucatan dan sakit.
e. Flebitis, peradangan dinding vena yang dapat disebabkan infeksi atau pelukaan.
f. Trombosis vena, adanya bekuan darah yang menyumbat vena.
g. Varises (pembuluh darah mekar), vena tepi mekar dan berkelok-kelok.
h. Hemoroid (wasir), vena mekar pada rektum yang menyebabkan perdarahan hebat.
DAFTAR PUSTAKA

Sheriwood, Lauralee. Fisiologi Manusia. 2009. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.

Wibowo, Daniels, dkk. Anatomi Tubuh Manusia. 2007. Singapore : Elsevier.

Anggriani, Rida, dkk. Dasar-dasar Anatomi dan Fisiologi. 2010. Indonesia :


Salemba Medika.

Syaifuddin.Anatomi Fisiologi. 2014. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.


LAMPIRAN GAMBAR PENYAKIT

Gambar Penyakit Nama penyakit


Varises

Hemoroid (wasir)

Trombosis vena

Flebitis
Arteristis

Aneurisma

Hemofilia

Anda mungkin juga menyukai