“ PEMBULUH DARAH ”
Disusun oleh :
KELOMPOK 9
1. YENITA : 140384205007
2. ANNISAH ALFIANI : 140384205052
TANJUNG PINANG
2017
BAB II
PEMBAHASAN
Dinding
Elastis dan Kuat Tipis dan tidak elastis
Pembuluh
Arah Aliran
Keluar Jantung Menuju jantung
Darah
Denyutan Terasa Tidak Terasa
Diameter
Lebih kecil dari vena Lebih besar dari arteri
Pembuluh
Kecepatan
Lambat dari vena Cepat dari arteri
Pembekuan
C. Distribusi Darah
Ada dua macam peredaran darah dalam tubuh manusia yaitu :
1. Peredaran darah kecil.
Adalah peredaran darah dibilik kanan jantung menuju paru-paru melewati arteri
pulmonalis dan kembali ke serambi kiri jantung melewati vena pulmonalis.
2. Peredaran darah besar
Adalah peredaran darah dari bilik kiri jantung ke seluruh tubuh melalui aorta dan
akhirnya kembali ke serambi kanan jantung melalui vena kava. Oleh karena pada
manusia terdapat kedua macam peredaran darah tersebut, maka manusia di katakan
memiliki peredaran darah ganda.
Tekanan darah (blood pressure) adalah tenaga yang diupayakan oleh darah untuk
melewati setiap unit atau daerah dari dinding pembuluh darah. Faktor yang mempengaruhi
tekanan darah adalah: curah jantung, tahanan pembuluh darah perifer, aliran, dan volume
darah.
Tekanan darah terbagi menjadi dua jenis, yaitu tekanan sistolik dan diastolik.
Tekanan sistolik adalah tekanan yang dihasilkan pada saat jantung mulai berdenyut dan
berkontraksi memompa darah keluar dari jantung. Sedangkan tekanan diastolik adalah
tekanan yang dihasilkan pada saat jantung berelaksasi setelah berdenyut. Keduanya
memiliki nilai yang selalu berubah-ubah setiap kali jantung berdenyut. Perubahan tersebut
juga dapat disebabkan oleh macam faktor lain, seperti stress, perasaan tidak nyaman,
kandungan nutrisi dalam makanan konsumsi obat-obatan, penyakit dan olahraga.
Pengukuran nilai tekanan darah sebaiknya diambil ketika pikiran sedang rileks dan posisi
tubuh dalam keadaan senyaman mungkin, serta tidak mengkonsumsi produk yang
mengandung kafein, nikotin, dan alkohol dalam kurun waktu 30 menit.
Faktor lain yang mempengaruhi laju aliran melalui suatu pembuluh adalah
resistensi, yaitu ukuran tahanan atau oposisi terhadap aliran darah yang melalui suatu
pembuluh, akibat gesekan (fiksi) antara cairanyang bergerak dan dinding vaskular yang
diam. Seiring dengan meningkatnya resistensi, darah menjadi semakin sulit melewati
pembuluh sehingga laju aliran berkurang (selama gradien tekanan tidak berubah), jika
resistensi meningkat maka gradien tekanan harus meningkat secara proporsional agar laju
aliran tetap. Karena itu, jika pembuluh membentuk resistensi yang lebih besar maka
jantung harus bekerja lebih keras untuk mempertahankan sirkulasi kuat.
Karena itu, penentu utama resistensi terhadap aliran adalah jari-jari pembuluh.
Cairan lebih mudah mengalir melalui suatu pembuluh besar daripada pembuluh kecil.
Penyebabnya adala bahwa volume tertentu darah berkontrak dengan luas permukaan yang
jauh lebih besar pada pembuluh berjari-jari kecil daripada pembuluh berjari-jari besar
sehingga resistensi menjadi lebih besar.
Jantung memiliki fase sirkulasi , yaitu peristiwa yang terjadi pada jantung berawal
dari permulaan sebuah denyutan sampai berakhirnya denyut jantung berikutnya. Siklus
jantung mencakup periode dari akhir kontraksi (sistole) dan relaksasi (diastole) jantung
sampai akhir systole dan diastole berikutnya. Kontraksi jantung mengakibatkan perubahan
tekanan dan volume darah dalam jantung dan pembuluh utama yang mengatur pembukaan
dan penutupan katup jantung serta aliran darah yang melalui ruan-ruang dan masuk ke
arteri.
D. Tekanan Arteri
Tekanan darah arteri adalah kekuataan tekanan darah ke dinding pembuluh darah
yang memampunya. Tekanan ini berubah – ubah pada setiap tahap siklus jantung. Selama
sistole ventrikel kiri memaksa darah masuk aorta, tekanan naik sampai puncak, yang
disebut tekanan sistolik. Selama diastole tekanan turun, nilai terendah yang dicapai
disebut tekanan diastolik.
Tekanan di dalam aorta dan dalam arteri brakialis dan arteri besar lain pada orang
dewasa muda meningkat mencapai nilai puncak atau tekanan sistolik kira – kira 120
mmHg selama tiap siklus jantung dan turun ke nilai minimal atau tekanan diastolik sekitar
70 mmHg. Tekanan nadi adalah perbedaan antara tekanan sistolik dan tekanan diastolik,
secara normal sekitar 50 mmHg. Tekanan rata – rata adalah tekanan rata – rata selama
siklus jantung.
Tekanan darah arteri adalah satu kesatuan yang memelihara perfusi jaringan, atau
suplai darah ke kapiler, dalam berbagai kondisi fisiologis, termasuk perubahan posisi
tubuh, aktivitas otot dan sirkulasi volume darah. Tekanan darah arteri di tentukan oleh
curah jantung (volume darah yang dipompa jantung selama 1 menit) dan resistensi perifer.
Kenaikkan satu atau keduanya akan meningkatkan tekanan arteri. Tekanan arteri rata – rata
(MAP), yang merupakan tekanan arteri rata –rata di sepanjang siklus jantung, tergantung
pada sifat drastis dari dinding arteri dan volume rata – rata darah dalam sistem arteri.
E. Pembuluh Kapiler
Kapiler adalah pembuluh darah yang sangat kecil sehingga disebut juga pembuluh
rambut. Pada umunya kapiler-kapiler meliputi sel-sel jaringan karena secara langsung
berhubungan dengan sel. Kapiler terdiri dari :
1. Kapiler arteri, tempat berakhirnya arteri. Makin kecil arteriol, makin hilang lapisan
dinding dari arteri sehingga pada kapiler arteri lapisan dinding hanya menjadi satu
lapisan yaitu lapisan endothelium. Lapisan yang sangat tipis ini memungkinkan
cairan darah atau limfe merembes keluar membentuk cairan jaringan, membawa
air, mineral, dan zat makanan melalui pertukaran gas antara pembuluh kapiler
dengan jaringan sel. Kapiler juga menyediakan oksigen dan menyingkirkan
karbondioksida.
2. Kapiler vena, lapisannya hamper sama dengan kapiler arteri. Fungsinya adalah
membawa zat sisa yang tidak terpakai oleh jaringan sel berupa zat ekresi dan
karbondioksida. Darah dibawa keluar dari tubuh melalui venolus, vena, dan
seterusnya keluar tubuh melalui tiga proses yaitu pernapasan, keringat, dan veses.
Fungsi kapiler :
F. Tekanan vena
Pembuluh darah vena merupakan kebalikan dari pembuluh arteri yang
membawa darah dari alat-alat tubuh masuk kejantung. Bentuk dan sususnannya
hampir sama dengan arteri. Katup pada vena terdapat disepanjang pembuluh darah
untuk mencegah darah tidak kembali lagi ke sel atau jaringan.Vena yang terbesar
adalah vena pulmonalis.Vena mempunyai cabang yaitu venolus, selanjutnya
menjadi kapiler.
Vena kejantung
Vena mengalirkan darah kembali kejantung meliputi :
1. Vena kava superior. Vena besar ini menerima darah dari bagian atas leher
dan kepala.Vena ini dibentuk oleh persatuan dua vena drakiosefalika,
masuk kedalam atrium dekstra. Vena azigos bersatu pada permukaan
belakang vena kava superior sebelum masuk ke pericardium.
2. Vena kava inferior, menerima dara dari alat-alat tubuh bagian bawah
menembus sentrum tendineum setinggi vertebrae torakal, masuk kebagian
terbawah atrium dekstra.
3. Vena pulmonalis. Dua vena pulmonalis yang meninggalkan paru-paru
membawa darah teroksigenasi (banyak mengandung O2) masuk keatrium
sinistra.
2.3 Pengaturan Kardiovaskular
Prinsip pengaturan kardiovaskular :
- Memenuhi kebutuhan suplai darah ke jaringan sesuai dengan aktivitas jaringan.
- Mempertahankan aliran darah ke jaringan spesifik seperti kejantung, ke otak, dan
ke ginjal, pada gangguan aliran darah (missal akibat perdarahan) dengan
mengurangi aliran darah ke jaringan lainnya.
Syok kardiovaskuler ini merupakan keadaan akut dengan aliran darah yang tidak
adekuat keseluruh tubuh biasanya dikaitkan dengan penurunan MAP.Hal ini dapat terjadi
karena berkurangnya volume darah (Syok hipovelemik), vasodilatasi berlebihan (syok
resistensi rendah), atau kegagalan pompa jantung akut (syok kardiogenik).Penyebab syok
tersering adalah perdarahan (hemoragik), penyebab lainnya adalah luka bakar, diare dan
muntah (misalnya kolera yang parah).Syok resistensi disebabkan oleh vasodilatasi
berlebihan akibat infeksi bakteri (syok septic) atau reaksi alergi yang kuat (misalnya
sengatan lebah atau makan kacang; syok anafilaktik).
Perdarahan/heemoragik. Dua puluh persen volume darah dapat hilang tanpa adanya
masalah yang signifikan, karena refleks baroreseptor akan memobilisasi darah dari
pembuluh kapasitans dan mempertahankan MAP volume akan kembali dalam waktu 24
jam karena kontriksi anteriolar akan mengurangi tekanan kapiler dan membuat cairan
berpindah dar jaringan ke plasma, produksi urin akan berkurang, dan ADH serta
angiotensin II menstimulasi rasa haus. Kehilangan lebih banyak (30-50%) masih dapat
selamat, tetapi hanya jika dilakukan transfuse dalam waktu 1 jam. Setelah periode ini,
umumnya akan terjadi syok irreversible, yang tidak dapat diperbaiki lagi bahkan dengan
tranfusi sekalipun. Hal ini disebabkan berkurangnya MAP dan vasokonstriksi perifer
berlebihan yang menjadi akibatnya akan menyebabkan iskemia jaringan dan terkumpulnya
toksin dan asam, yang kemudian merusak mikrovaskular dan jantung dan menyebabkan
kegagalan multiorgan.
2.5 Pembuluh Darah
A. Sirkulasi Sistemik
sirkulasi sistemik adalah sirkulasi darah yang dimulai pada saat darah dipompa
keluar dari ventrikel kiri melalui aorta ke seluruh tubuh, dan kembali ke atrium kanan
jantung melalui vena kava superior dan vena kava inferior. Darah yang kaya akan O2 yang
berasal dari ventikel kiri, melalui orta akan dihantarkan ke seluruh tubuh. Di jarigan
perifer, O2 akan digunakan dan bertukar dengan CO2. Kemudian darah dengan kadae O2
rendah kembali ke jantung melalui cava. Mekanisme spesial pada jantung dapat
berkontraksi secara konstan, melalui penghantaran aksi potensial melalui otot jantung,
jantung dapat berdetak secara konstan dan ritmis. Mekanismenya adalah : aliran darah dari
ventrikel kiri menuju katup aortik – aorta – ateri – arteriola – kapiler – venula - vena –
vena kava inferior dan superior – atium kanan. Jadi ciri-ciri sirkulasi sistemik adalah:
Sirkulasi pulmonalis adalah sirkulasi darah dari ventrikel kanan jantun, masuk ke
paru-paru, kemudian kembali ke atrium kiri. Melalui peran ventrikel kanan, darah dengan
kadar O2 rendah disampaikan melealui artei pulmonary ke paru-paru, kemudian terjadi
pertuara gas, sehingga darah yang keluar dari paru-paru kaya akan O2. Darah yang kaya
akan O2 ini akan dihantarkan kembali ke paru-paru melalui vena pulmonary.
Mekanismenya adalah: aliran darah dari ventrikel kanan – katup pulmonalis – arteri
pulmonalis – paru-paru – vena pulmonalis – atrium kiri.
C. Sirkulasi Fetus
Sirkulasi darah janin dalam rahim tidak sama dengan sirkulasi darah pada bayi dan
anak. Dalam rahim, paru-paru tidak berfungsi sebagai alat pernafasan, pertukaran gas
dilakukan oleh plasenta. Pembentukan pembuluh darah dan sel darah dimulai minggu ke
tiga dan bertujuan menyuplai embrio dengan oksigen dan nutrien dari ibu.
Darah mengalir dari plasenta ke janin melalui vena umbilikalis yang terdapat
dalam tali pusat. Jumlah darah yang mengalir melalui tali pusat sekitar 125 ml/kg/Bb per
menit atau sekitar 500 ml per menit.
Melalui vena umbilikalis dan duktus venosus, darah mengalir ke dalam vena cafa
inferior, bercampur darah yang kembali dari bagian bawah tubuh, masuk atrium kanan di
mana aliran darah dari vena cafa inferior lewat melalui foramen ovale ke atrium kiri,
kemudian ke ventrikel kiri melalui arkus aorta, darah dialirkan ke seluruh tubuh.
Foramen ovale dan duktus arteriosus berfungsi sebagai saluran/jalan pintas yang
memungkinkan sebagian besar dari cardiac output yang sudah terkombinasi kembali ke
plasenta tanpa melalui paru-paru.
Seiring dengan meningkatnya angka harapan hidup dapat kita perkirakan juga akan
adanya peningkatan pada prevalensi-prevalensi penyakit yang terjadi pada orang tua.
Penyakit jantung pada orang tua merupakan masalah global yang sampai saat ini masih
menjadi salah satu prioritas utama. Hal ini dikarenakan penyakit jantung adalah
merupakan penyebab terbesar mortalitas, morbiditas dan disabilitas pada orang tua.
Ada sebuah masalah besar dalam mengukur dampak menua terhadap fisiologi
jantung, yaitu mengenai masalah penyakit laten yang terdapat pada lansia. Hal ini
dapat dilihat dari prevalensi penyakit CAD pada hasil autopsi, di mana ditemukan lebih
dari 60% pasien meninggal yang berumur 60 tahun atau lebih, mengalami 75% oklusi
atau lebih besar, pada setidaknya satu arteri koronaria. Sedangkan pada hasil pendataan
lain tercatat hanya sekitar 20% pasien berumur >80 tahun yang secara klinis
mempunyai manifestasi CAD. Jelas hal ini menggambarkan bahwa pada sebagian
lansia, penyakit CAD adalah asimptomatik.
Hal ini sangat menyulitkan bagi kita dalam mengadakan penelitian mengenai
efek fisiologis menua pada jantung. Kita harus terlebih dahulu menyingkirkan
kemungkinan penyakit lain seperti CAD pada sekelompok lansia yang sepertinya
sehat. Akan tetapi, tidak semua penelitian dilakukan dengan terlebih dahulu
menyingkirkan penyakit laten yang mungkin terdapat. Hal inilah yang sering
menyebabkan terdapatnya perbedaan dalam hasil pendataan pada sejumlah penelitian.
Hemoroid (wasir)
Trombosis vena
Flebitis
Arteristis
Aneurisma
Hemofilia