Anda di halaman 1dari 65

Tim Dosen Pengampu :

Farmakoterapi Hipertensi apt. Maria Ulfah, M.Si


Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia apt. Nela, M.Farm
2022 apt. Nia Kurnia Sari, M.Si
Outline

■ Tinjauan Anatomi dan Fisiologi


■ Patofisiologi
■ Terapi Non Farmakologi
■ Terapi Farmakologi
■ Guideline Terapi Hipertensi
Perkembangan
Sistem
Kardiovaskuler
Mulai berfungsi pada usia 3
minggu kehamilan. Terdapat
pembuluh darah terbesar yang
disebut Angioblast. Angioblast ini
timbul dari :
■ Mesoderm : Spalanknikus
dan chorionic
■ Marengkim : yolk sac dan
tali pusat
■ Dan dapat juga menumbulkan
pembuluh darah
TINJAUAN ANATOMI
DAN FISIOLOGI
Sistem kardiovaskular terdiri dari
komponen-komponen:
• Jantung
• Pembuluh Darah
• Darah

Fungsi:
Sistem • Jantung memompa darah melalui pembuluh
Kardiovaskular darah;
• Darah membawa;
• Oksigen dan nutrisi ke sel;
• CO2 dan zat2 buangan dari sel;
• Membantu mengatur keseimbangan  pH,
temperatur, dan cairan tubuh;
• Komponen darah  pertahanan tubuh 
melawan penyakit memperbaiki kerusakan
pembuluh darah.
Jantung
■ Jantung berfungsi untuk memompa darah ke seluruh
tubuh untuk menyediakan oksigen beserta zat-zat
lain untuk kepentingan seluruh sel dalam tubuh kita.
■ Letak Jantung  Rongga dada, Posisi agak sebelah
kiri dari tulang dada.
■ Jantung terletak dalam dada bersama dengan paru-
paru yaitu terdapat diantaranya.
■ Jantung dibungkus oleh suatu lapisan yang disebut
pericardium. Diantara pembungkusnya (pericardium)
dengan jantung terdapat cairan berfungsi sebagai
pelumas untuk memudahkan pergerakan jantung
pada saat memompa.
Anatomi Jantung
jantung dibagi dua bagian yaitu kanan
dan kiri yang masing-masing
terdiri dari dua bagian pula yaitu
atrium dan ventrikel.
Jantung bagian kanan berhubungan
dengan fungsi pertukaran gas
oksigen dan karbondioksida di
paru-paru dimana jantung
kananlah yang memompa darah
ke paru-paru.
Sedangkan jantung kiri berhubungan
dengan fungsi peredaran darah
ke seluruh tubuh karena jantung
kiri yang memompa darah ke
seluruh tubuh.
Anatomi Jantung
 Terbagi atas empat ruang. Terdapat katup yang membatasi setiap ruang
 Atrium kanan jantung menerima aliran darah balik dari seluruh tubuh.
 Atrium kiri jantung menerima darah dari paru-paru.
 Ventrikel kanan memompa darah ke paru-paru.
 Ventrikel kiri memompa darah ke seluruh tubuh.
 Atrium dan ventrikel dipisahkan oleh suatu katup yang berfungsi mencegah baliknya
aliran darah dari ventrikel ke atrium yang secara normal darah mengalir dari atrium ke
ventrikel.
 Bunyi jantung yang bisa kita dengarkan melalui alat stetoskop atau melalui telinga yang
ditempelkan di dada timbul akibat menutupnya katup ini.
 Katup Trikuspidalis: antara serambi kanan dan bilik kanan
 Katup Semilunaris paru-paru: antara bilik kanan dengan arteri pulmonalis
 Katup Bikuspidalis: antara serambi kiri dan bilik kiri
 Katup Semilunaris Aorta: antara bilik kiri dan aorta
 Septum(sekat): dinding antara bilik kiri dan kanan serta serambi kiri dan kanan
Peredaran Darah

■ Pada saat berdenyut, setiap ruang jantung mengendur dan terisi darah (disebut diastol).
Selanjutnya jantung berkontraksi dan memompa darah keluar dari ruang jantung (disebut
sistol). Kedua serambi mengendur dan berkontraksi secara bersamaan, dan kedua bilik juga
mengendur dan berkontraksi secara bersamaan.

■ Darah yang kehabisan oksigen dan mengandung banyak karbondioksida (darah kotor) dari
seluruh tubuh mengalir melalui dua vena terbesar (vena kava) menuju ke dalam serambi
kanan. Setelah atrium kanan terisi darah, dia akan mendorong darah ke dalam bilik kanan.

■ Darah dari bilik kanan akan dipompa melalui katup pulmoner ke dalam arteri pulmonalis,
menuju ke paru-paru. Darah akan mengalir melalui pembuluh yang sangat kecil (kapiler) yang
mengelilingi kantong udara di paru-paru, menyerap oksigen dan melepaskan karbondioksida
yang selanjutnya dihembuskan.

■ Darah yang kaya akan oksigen (darah bersih) mengalir di dalam vena pulmonalis menuju ke
serambi kiri. Peredaran darah di antara bagian kanan jantung, paru-paru dan atrium kiri
disebut sirkulasi pulmoner.

■ Darah dalam serambi kiri akan didorong menuju bilik kiri, yang selanjutnya akan memompa
darah bersih ini melewati katup aorta masuk ke dalam aorta (arteri terbesar dalam tubuh).
Darah kaya oksigen ini disediakan untuk seluruh tubuh, kecuali paru-paru.
■ Peredaran darah manusia merupakan peredaran darah tertutup karena darah yang dialirkan dari dan ke seluruh tubuh melalui
pembuluh darah

■ Darah mengalir melewati jantung sebanyak dua kali sehingga disebut sebagai peredaran darah ganda.

■ Jenis Peredaran Darah


1. PEREDARAN DARAH PANJANG/BESAR/SISTEMIK
Peredaran darah yang mengalirkan darah yang kaya oksigen dari bilik (ventrikel) kiri jantung lalu diedarkan ke seluruh
jaringan tubuh. Oksigen bertukar dengan karbondioksida di jaringan tubuh. Lalu darah yang kaya karbondioksida dibawa
melalui vena menuju serambi kanan (atrium) jantung.
2. PEREDARAN DARAH PENDEK/KECIL/PULMONAL
Peredaran darah yang mengalirkan darah dari jantung ke paru-paru dan kembali ke jantung. Darah yang kaya
karbondioksida dari bilik kanan dialirkan ke paru-paru melalui arteri pulmonalis, di alveolus paru-paru darah tersebut
bertukar dengan darah yang kaya akan oksigen yang selanjutnya akan dialirkan ke serambi kiri jantung melalui vena
pulmonalis.

Peredaran Darah
Pembuluh Darah
1. Pembuluh Darah ARTERI (Nadi) Struktur dari dalam ke luar:
 Semua Pembuluh darah yang arahnya
meninggalkan jantung 1. Endotelium
 Dinding otot pembuluh nadi lebih tebal, kuat,
dan bersifat elastis 2. Membran Basal
 Tekanan pembuluh lebih kuat dari pada 3. Jaringan Elastis
pembuluh balik
 Darah yang keluar dari jantung melalui 2 4. Jaringan Otot Polos
pembuluh nadi yaitu:
a. Arteri pulmonalis, membawa darah 5. Jaringan Elastis
kaya karbondioksida ke paru-paru
6. Jaringan Konektif
b. Aorta, membawa darah kaya
oksigen ke seluruh tubuh (penghubung)
Pembuluh Darah
2. Pembuluh Darah VENA (Balik)
Pembuluh darah yang membawa darah kembali ke jantung
Tekanan pembuluh lebih lemah di bandingkan pembuluh
nadi
Dinding pembuluh lebih tipis dan tidak elastis.
Terletak di dekat permukaan kulit sehingga mudah di kenali
Disepanjang pembuluh terdapat banyak katup (valvula
semi lunaris) yang menyebabkan darah mengalir ke satu
arah
Secara garis besar dibagi atas 2, yaitu
a. Vena Pulmonalis, membawa darah kaya oksigen
kembali ke serambi kiri jantung 1. Katup
b. Vena Kava, membawa darah kaya CO2 dari tubuh 2. Endotelium
menuju serambi kanan jantung. Terdiri atas:
3. Membran basal
1. Vena Kava Superior: dari tubuh bagian atas
4. Jaringan otot polos
2. Vena Kava Inferior: dari tubuh bagian bawah
5. Jaringan Konektif
Pembuluh Darah
3. Pembuluh Darah KAPILER
Kapilari darah ialah saluran darah yang terkecil sekali.
Kapilari darah menghubungkan arteriol kepada venul.
Dinding kapilari darah hanya setebal satu sel.
Dinding-dindingnya yang tipis memudahkan resapan
bahan-bahan berlangsung dengan cepat.
Perbedaan antara Arteri dan Vena

No Faktor Arteri Vena


Pembeda

1. Dinding Ototnya tebal Otot tipis


pembuluh
2. Letak Jauh dr permukaan Dekat permukaan tubuh
tubuh Ada
3. Katup Tidak ada Darah hanya merembes
4. Jika terluka Darah memancar keluar Kembali ke jantung
Keluar jantung Tidak
5. Arah aliran Ya
6. Denyutnya Karbondioksida (CO2)
terasa? Oksigen (O2)
7. Darahnya kaya
akan?
Bagaimana Jantung Memompa
Sel-sel otot jantung berkontraksi dipicu oleh terjadinya
potensial aksi Pacemaker cells group. Respon tersebut
menyebabkan sel-sel otot jantung berkontraksi  terjadi
membran potensial (Potensial aksi sel otot jantung.)
Potensial Aksi  Aliran ionik positif dan negatif yang
bergerak di membran sel.
Pacemaker Cell: Nodus Sino Atria (Nodus SA)
Nodus Atrio
Ventrikular (Nodus AV)
AV Bundle
Bundel Branches
Serabut Purkinje
Sel-Sel otot jantung berkontraksi sehingga darah dapat
mengalir di dalam jantung dan memompanya untuk
didistribusikan ke seluruh tubuh.
PACEMAKER
Potensial Aksi Nodus SA

Jaringan Potensial Aksi/Menit


Nodus SA 70 – 80 beat/menit
Nodus AV 40 -60 beat/menit
Serabut Purkinje 20 – 40 beat/menit
Potensial Aksi Sel Otot
Jantung
(Membran Potensial)
Sistem Konduksi
Jantung
 Potensial aksi nodus SA 
dipengaruhi oleh sel saraf
otonom  menginisiasi
terjadinya kontraksi atrium
(potensial aksi membran sel otot
jantung/membran potensial).
 Impuls dihantarkan ke nodus AV
 Darah mengalir ke dalam
ventrikel.
 Kemudian, impuls dihantarkan
melalui bundle AV dan konduksi
terjadi melalui Bundle Branches
 impuls dihantarkan melalui
serabut purkinje  menginisiasi
kontraksi ventrikel (potensial
aksi membran sel otot
jantung/membran potensial
SISTEM KONDUKSI JANTUNG
HUBUNGAN
SISTEM
KONDUKSI,
KONTRAKSI
VENTRIKEL DAN
EKG
Cardiac Output
(Curah Jantung)
■ Cardiac Output  volume darah yang dipompa oleh tiap-tiap ventrikel per
menit.

■ Yang mempengaruhi Cardiac Output adalah:


 Stroke Volume (Volume Sekuncup): volume darah yang dipompa
oleh tiap2 ventrikel tiap kali denyutan jantung.
 Heart rate: kecepatan jantung berdenyut tiap menit
■ CO (ml/menit) = 𝑆𝑡𝑟𝑜𝑘𝑒 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 (mL/beat) × 𝐻𝑒𝑎𝑟𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑒 (beat/menit)
= 70 ml/beat X 75 beat/menit
= 5.250 ml/menit (~ 5 L/menit)
Yang Mempengaruhi Kecepatan Denyut Jantung
(Heart Rate)
 Positif kronotropik  meningkatkan
kecepatan denyut jantung
(Jika > 100 kali/menit  Takikardia)
o Stimulasi saraf simpatis
(Adrenalin/Noradrenalin)
o Hipercapnea (Meningkatnya CO2)
o Hipokalsemia
o Obat  Atropin
 Negatif kronotropik  berkurangnya
kecepatan denyut jantung
(Jika < 60 kali/menit  Bradikardia)
o Stimulasi saraf parasimpatis
(Asetilkolin)
o Hipoksia (Berkurangnya O2)
o Hiperkalsemia
■ Hormon dalam mengatur tekanan darah
bekerja dengan cara mengatur keluar
masuknya air dan Na+ di dalam tubuh 
Mempengaruhi Ginjal dalam ekskresi air dan

Pengaturan ■
Na+
Osmolaritas (Kadar Na+) = Volume Plasma =
Tekanan Darah (TD)
Tekanan INGAT!!!  Air cenderung mengikuti Na+.
Jika Osmolaritas Meningkat (Kadar Na+) 

Darah Volume Plasma Meningkat  TD Meningkat.


BEGITUPUN SEBALIKNYA

(Melalui
 Hormon Berfungsi Meningkatkan TD
 ADH (Anti Diuretik Hormon)

Hormon)
 Aldosteron
 Angiotensin II
 Hormon Berfungsi Menurunkan TD TD
 Atrial Natriuretik Peptide
Peningkatan Tekanan
Darah
(Melalui Hormon ADH)
Volume plasma rendah
((Osmolaritas (Na+) Tinggi)) 
TD Rendah  Osmoreseptor di
hipotalamus teraktivasi 
Stimulasi Posterior Hipofisis 
ADH  Meningkatkan
reabsorpsi air di duktus
pengumpul ginjal 
Meningkatkan Volume Plasma
 TD Meningkat.
Peningkatan Tekanan Darah
(Melalui Hormon Aldosteron)
Na+ Rendah atau K+ Tinggi 
Volume Plasma Rendah TD
Rendah  Korteks Adrenal
Stimulasi  Sekresi Aldosteron
 Meningkatkan Reabsorpsi
Na+ dan Sekresi K+ di Tubulus
Distal  Osmolaritas Na+
Meningkat  Meningkatkan
Volume Plasma (melalui
Reabsorpsi air) TD Meningkat
Peningkatan Tekanan Darah
(Melalui Sistem Renin-
Angiotensin-Aldosteron)
TD Rendah  Deteksi Baroreseptor di
Jantung  Stimulasi Saraf
Simpatis  Stimulasi sel arteri
ginjal (sel Juxtaglomerular/Sel
Granular) Sekresi RENIN.

Renin

Angiotensinogen  Angiotensin I
ACE (Angiotensin Converting Enzim)

Angiotensin I Angiotensin II

Angiotensin II  Stimulasi Aldosteron


Fungsi Angiotensin II

Vasokontriksi Sistemik  TD Meningkat

Mengaktifkan Rasa Haus  Volume Plasma Meningkat  TD


Meningkat

Menstimulasi Sekresi Aldosteron  Reabsorpsi Na+


Meningkat  Volume Plasma Meningkat  TD Meningkat

Hipertropi (Bertambah banyaknya sel) Cardiac dan Ventrikular


Sel  Meningkatkan Kontraktilitas  TD Meningkat
PENURUNAN
TEKANAN
DARAH
(MELALUI
HORMON ANP)
REKOMENDASI
TEKANAN
DARAH
Farmakoterapi
Hipertensi
Nia Kurnia Sari
KK Farmakologi – STFI 2022
DEFINISI dan
Kriteria hipertensi
• Diagnosis hipertensi
ditegakkan bila TDS ≥140
mmHg dan/atau TDD ≥90
mmHg pada pengukuran di
klinik atau fasilitas layanan
kesehatan.
• Klasifikasi Tekanan darah:
▪ Hypertensive crises are clinical situations where BP values are greater
than 180/120mmHg:
▪ hypertensive emergency (extreme BP elevation with acute or
progressing end-organ damage)
▪ are extreme elevations in BP that are accompanied by acute
or progressing target-organ damage.
▪ Examples of acute target-organ injury include
encephalopathy, intracranial hemorrhage, acute left
ventricular failure with pulmonary edema, dissecting aortic
aneurysm, unstable angina, and eclampsia or severe
hypertension during pregnancy.

Klasifikasi ▪

Hypertensive emergencies require an immediate but
gradual reduction in BP over a period of several minutes to
several hours using intravenous antihypertensive agents.
A reasonable goal is to gradually lower DBP to <110 mm Hg.
Abrupt BP reductions should be avoided.
▪ hypertensive urgency (high BP elevation without acute or
progressing end-organ injury)
▪ are high elevations in BP without acute or progressing
target-organ injury.
▪ These situations require BP reductions with oral
antihypertensive agents to stage 1 values over a period of
several hours to several days.
Penapisan dan
diagnosis hipertensi

• ABPM=ambulatory blood
pressure monitoring;
HBPM=home blood
• pressure monitoring;
TD=tekanan darah.
• Dikutip dari 2018 ESC/ESH
Hypertension Guidelines.

INDIKASI
Pasien dengan kecurigaan hipertensi
sekunder
•Pasien muda (<40 tahun) dengan hipertensi
MERUJUK derajat 2 keatas (sudah disingkirkan
kemungkinan hipertensi sekunder)

KE FASILITAS •Pasien dengan hipertensi mendadak


dengan riwayat TD normal

KESEHATAN •
Pasien hipertensi resisten
Pasien dengan penilaian HMOD

TINGKAT
(Hypertension-mediated organ damage)
lanjutan yang akan mempengaruhi
pengobatan

LANJUT •Kondisi klinis lain dimana dokter perujuk


merasa evaluasi spesialistik diperlukan
Penatalaksanaan
hipertensi

• INTERVENSI POLA
HIDUP
• TERAPI
FARMAKOLOGI
• PENGOBATAN
HIPERTENSI
DENGAN METODA
ALAT
• Pembatasan konsumsi garam dan alcohol
• Na sebaiknya tidak lebih dari 2 gram/hari (setara dengan
5-6 gram NaCl perhari atau 1 sendok teh garam dapur)

• Perubahan pola makan


• Konsumsi makanan seimbang mengandung sayuran,
kacangkacangan, buah-buahan segar, produk susu rendah
lemak, gandum, ikan, dan asam lemak tak jenuh (terutama

INTERVENSI •
minyak zaitun), serta membatasi asupan daging merah dan
asam lemak jenuh

pola hidup
Penurunan berat badan dan menjaga berat badan ideal
• Mencegah obesitas (IMT >25 kg/m2), dan menargetkan
berat badan ideal (IMT 18,5 – 22,9 kg/m2) dengan lingkar
pinggang <90 cm pada laki-laki dan <80 cm pada
perempuan
• Aktivitas fisik teratur, berolahraga setidaknya 30 menit
latihan aerobik dinamik berintensitas sedang (seperti:
berjalan, joging, bersepeda, atau berenang) 5-7 hari per
minggu

• Menghindari rokok
Terapi farmakologi

◉ Ambang batas untuk


inisiasi

TD=tekanan darah; TDD=tekanan darah


diastolik; TDS=tekanan
darah sistolik, PGK=penyakit ginjal kronik,
PJK=penyakit jantung
koroner, TIA=transient ischemic attack
Dikutip dari 2018 ESC/ESH Hypertension
Guidelines.
Alur Panduan Inisiasi Terapi Obat
Sesuai dengan Klasifikasi Hipertensi

PKV=penyakit kardiovaskular. Diadaptasi dari 2018


ESC/ESH Hypertension Guidelines
TARGET PENGOBATAN
HIPERTENSI

Diadaptasi dari 2018 ESC/ESH Hypertension Guidelines


Obat-obat untuk penatalaksanaan
hipertensi
ACEI

Lima golongan obat Diuretik ARB


antihipertensi yang rutin
direkomendasikan

Beta
CCB
Bloker
Kontraindikasi pemberian obat
antihipertensi
Obat antihipertensi oral
Efek samping obat antihipertensi

• Dikutip dari Comprehensive Clinical


Nephrology 2018
◉ Algoritma terapi hipertensi
Strategi Penatalaksanaan Hipertensi Tanpa
Komplikasi

Keterangan:
Hipertensi resisten adalah Tekanan darah
yang tidak mencapai target TDS <140
mmHg dan/atauTDD <90 mmHg,
walaupun sudah mendapatkan 3
antihipertensi berbeda golongan dengan
dosis maksimal, salah satunya adalah
diuretik, dan pasien sudah menjalankan
rekomendasi modifikasi gaya hidup
Adaptasi dari ESC/ESH 2018 Hypertension Guidelines
2

Strategi Pengobatan pada Hipertensi


dan PGK

• aPGK didefinisikan sebagai eLFG <60


ml/menit/1,72 m2 dengan atau
tanpa proteinuria
• bGunakan loop diuretic jika eLFG
<30/ml/menit/1,72 m2
• cPeringatan: risiko hiperkalemia
dengan spironolakton, terutama jika
eLFG <45 ml/menit/1,72 m2 atau
nilai awal K+>4,5 meq/L
STRATEGI
PENGOBATAN
PADA HIPERTENSI
DAN PENYAKIT
ARTERI KORONER
Dikutip dari ESC/ESH 2018
Hypertension Guidelines
Strategi Pengobatan Hipertensi dan Gagal
Jantung dengan Fraksi Ejeksi Menurun

Keterangan:
MRA (mineralocorticoid
receptorantagonist).
• aPertimbangkan angiotensin
receptor/ neprilysin inhibitor
daripada ACEi atau ARB sesuai
ESC Heart Failure Guidelines.
• bDiuretik yang dimaksud adalah
thiazide/thiazide-like diuretic.
Pertimbangkan loop diuretic
sebagai obat pilihan lain pada
pasienedema.
• cMRA (spironolakton atau
eplerenon).
Strategi Pengobatan Hipertensi dan
Fibrilasi Atrial
CHA2DS2-VASc=Cardiac
failure, Hypertension, Age >75
(Doubled), Diabetes,
Stroke (Doubled) – Vascular
disease, Age 65 – 74 and Sex
category(Female)

Diusahakan menurunkan TDS hingga<140 mmHg, atau hingga <130 mmHg jika memungkinkan
HIPERTENSI pada
kehamilan
• Penggunaan terapi intervensi alat belum
direkomendasikan sebagai modalitas terapi

PENGOBATAN rutin untuk hipertensi, kecuali pada konteks


penelitian.

HIPERTENSI • Beberapa jenis terapi menggunakan alat


telah diteliti sebagai pilihan terapi hipertensi,
terutama jenis hipertensi yang resisten
DENGAN dengan obat, antara lain:
• Stimulasi baroreseptor karotis (alat pacu

METODA ALAT •
dan stent)
Denervasi ginjal
• Pembuatan fistula arterio-vena
Tindak lanjut • Pemantauan efektivitas pengobatan, setelah
inisiasi pengobatan hipertensi, tekanan darah
seharusnya turun dalam 1-2 minggu dan
pasien target tercapai dalam 3 bulan.
• Kepatuhan dalam berobat

hipertensi • Deteksi dini HMOD


REFERENSI •Konsensus Penatalaksanaan Hipertensi
2021, Perki
Thanks!

Any questions ?

You can find me at


◉ 081323085820
◉ nia_kurnia_sari@stfi.ac.id
◉ @niaremy

58
Pasien laki-laki 57 tahun datang ke Poli Penyakit
Dalam. Pasien mengalami hipertensi sejak 4 tahun dan
diberikan terapi diuretik thiazid. Kemudian, 2 bulan

LATIHAN
terakhir mengalami peningkatan tekanan darah,
sehingga diberikan antihipertensi tambahan. Setelah
mengonsumsi antihipertensi tambahan tersebut,
pasien mengeluh tidak dapat melakukan ereksi.
farmasis menemukan adanya efek samping obat pada

SOAL
obat hipertensi tambahan tersebut. Obat apakah yang
dimaksud?
a. Kaptopril
b. Valsartan
c. Amplodipin
d. Atenolol
e. Prazosin
Pasien perempuan usia 60 tahun dibawa ke Poli
penyakit dalam. Riwayat pasien dahulu mengalami

LATIHAN
hipertensi selama 10 tahun dan rutin mengonsumsi
HCT. Pada pemeriksaan terakhir, tekanan darah pasien
150/90mmHg, hasil pemeriksaan urin pasien

SOAL
mengalami protein uria. Farmasis menyiapkan obat
pilihan terapi yang sesuai dengan kondisi pasien
tersebut. Obat apakah yang dimaksud?
a) Propranolol
b) Lisinopril
c) Nifedipin
d) Diltiazem
e) Furosemid
Seorang laki-laki usia 50 tahun, menderita penyakit
hipertensi. Hasil pemeriksaan kadar kreatinin

LATIHAN
sebelumnya. 25 mg/L. Kemudian pasien diberikan
terapi lisinopril, eritropoitin, digoksin, furosemid, dan
spironolakton. Pasien mengalami peningkatan kadar

SOAL
kreatinin menjadi 40 mg/L, mual, pusing. Apoteker
menduga pasien tersebut mengalami ESO. Obat
apakah yang dimaksud?
a) Lisinopril
b) Eritropoitin
c) Digoxin
d) Furosemid
e) Spironolakton
LATIHAN
SOAL
Seorang pasien perempuan berusia 30 tahun, sedang hamil 28
minggu, mengalami udema dan dengan tekanan darah 140/90 mmHg.
Pasien membutuhkan antihipertensi untuk mengatasi keadaan
tersebut. Apakah obat antihipertensi yang dapat direkomendasikan?
a. Ibersartan
b. Furosemid
c. Metildopa
d. Kaptopril
e. Amlodipin
Seorang pasien perempuan usia 56 tahun datang ke
Poli penyakit dalam. Riwayat pasien mengalami DM tipe

LATIHAN
2 sejak 9 tahun yang lalu. Pasien mendapatkan terapi
terapi metformin dan glibenklamid. Kondisi KGD pasien
terkontrol dengan nilai HbA1c 6,5%. darah pasien

SOAL
158/89 mmHg. Pasien diberikan terapi kaptopril untuk
menurunkan TD nya. Namun pasien mengalami ESO
berupa batuk kering. Farmasis menyiapkan obat
pengganti untuk menangani TD pasien tersebut.
Apakah obat yang dimaksud?
a) Hidroklorotiazid
b) Metildopa
c) Amlodipin
d) Valsartan
e) Bisoprolol
Seorang pasien perempuan berusia 30 tahun, sedang hamil 28 minggu, mengalami udema dan dengan
tekanan darah 140/90 mmHg. Pasien membutuhkan antihipertensi untuk mengatasi keadaan tersebut.
Apakah obat antihipertensi yang dapat direkomendasikan?
a. Ibersartan
b. Furosemid
c. Metildopa
d. Kaptopril
e. Amlodipin
Pasien laki-laki usia 67 tahun datang ke Poli Penyakit
dalam. Pasien mengalami hipertensi (tekanan darah

LATIHAN
150/100mmHg dan gangguan prostat. Pasien
mengeluh sulit berkemih dan sakit saat berkemih.
Apoteker menyiapkan obat antihipertesi yang sesuai

SOAL
dengan pasien tersebut. Obat apakah yang dimaksud?
a) Propanolol
b) Captopril
c) Prazosin
d) Nifedipin
e) Valsartan

Anda mungkin juga menyukai