Anda di halaman 1dari 20

Bab I

Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Perkembangan penyalahgunaan dan peredaran gelap NAPZA yang melanda
dunia berimbas juga ke tanah air, perkembangannya begitu pesat sehingga sangat
mengkhawatirkan. NAPZA juga sudah menyebar sampai ke pelosok pedesaan dan telah
mengorbankan ribuan bahkan jutaan jiwa anak bangsa akibat terjerat narkoba. Berdasarkan
data yang ada di BNN, tidak satu Kabupaten/Kota di Indonesia yang terbebas dari masalah
narkoba. (BNN, 2015) Dari semua jenis obat terlarang ganja merupakan zat yang paling banyak
digunakan di seluruh dunia yaitu 125 juta sampai dengan 203 juta penduduk dunia dengan
prevalensi 2,8%-4,5%. (UNODC, 2011) Oleh karena itu, penyalahgunaan NAPZA harus menjadi
perhatian utama pemerintah, karena semakin banyaknya generasi penerus bangsa yang rusak dan
terpengaruh oleh NAPZA.
1.2 Rumusan Makalah
1. Apa yang dimaksud dengan NAPZA?
2. Apa saja jenis-jenis NAPZA?
3. Apa dampak dari NAPZA?
4. Bagaimana peran pemerintah dalam mengatasi penyalahgunaan NAPZA?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan NAPZA
2. Untuk mengetahui jenis-jenis NAPZA
3. Untuk mengetahui positif dari NAPZA
4. Untuk mengetahui Bagaimana peran pemerintah dalam mengatasi penyalahgunaan NAPZA
Bab II
Pembahasan
2.1 Pengertian NAPZA
Narkotika
Berdasarkan Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009, narkotika adalah zat atau obat yang
berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi-sintetis, yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai
menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan ke dalam
golongan-golongan sebagaimana terlampir dalam undang-undang.
Narkotika bisa memengaruhi susunan saraf dan membuat penggunanya tidak merasakan
apa-apa, meskipun ada bagian tubuh yang disakiti. Yang termasuk jenis narkotika adalah tanaman
papaver, opium mentah, opium masak (candu, jicing, jicingko), opium obat, morfin, kokain,
ekgonin, tanaman ganja, dan damar ganja.
Morfin. Zat aktif yang paling banyak diperoleh dari tanaman opium. Penggunaan morfin
memiliki efek samping berupa penurunan kesadaran, euforia, rasa kantuk, lesu, dan penglihatan
kabur. Ketergantungan morfin dapat menyebabkan insomnia dan mimpi buruk. Heroin. Heroin
dibuat dari olahan morfin dan memiliki efek 2 kali lipat lebih kuat dari morfin sebagai obat bius.
Memiliki efek ketergantungan 2 kali lebih kuat dari morfin. Hidromorfin. Hidromorfin juga
merupakan olahan dari morfin dan memiliki efek bius 2-8 kali lebih kuat ketimbang morfin. Efek
ketergantungannya ada, namun kecil. Maka dari itu, hidromorfin menjadi pilihan dalam dunia
kedokteran saat pembiusan.1
Narkotika dibagi menjadi tiga golongan, antara lain:
Narkotika Golongan I
Adalah narkotika yang paling berbahaya. Karena daya adiktifnya paling tinggi. Golongan
ini digunakan unutk penelitian dan ilmu pengetahuan. Contohnya adalah Heroin, ganja, kokain,
morfin, dan opium
Narkotika Golongan II
Adalah narkotika yang memiliki daya adiktif kuat, tetapi bermanfaat untuk pengobatan
dan penelitian. Contohnya adalah: Benzetidin, petidin dan betametadol

1
Guesehat,2017, diakses dari https://www.guesehat.com/mengenal-narkotika-psikotropika-dan-zat-adiktif pada 20
Desember 2017 pada 15:35
Narkotika Golongan III
Adalah narkotika yang memiliki daya adiktif yang ringan, tetapi bermanfaat untuk
pengobatan dan penelitian. Contohnya adalah kodein dan turunannya.2
Psikotropika

Berdasarkan Undang-undang Nomor 5 Tahun 1997, psikotropika adalah zat atau obat, baik
alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif
pada susunan saraf pusat, yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.

Dari penjelasannya saja sudah bisa dilihat bahwa obat-obatan in memiliki perbedaan dalam
aspek efek yang ditimbulkan. Kalau narkotika dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, kehilangan rasa, mengurangi hingga menghilangkan rasa nyeri, dan dapat
menimbulkan ketergantungan. Sedangkan psikotropika memengaruhi susunan saraf pusat dan
menyebabkan perubahan aktivitas mental dan perilaku. Artinya, psikotropika adalah bahan-bahan
yang tidak mengandung narkotika, atau merupakan zat buatan yang dibuat sesuai dengan aturan
struktur kimia.

Dalam undang-undang juga dijelaskan bahwa psikotropika dibagi menjadi empat kategori,
yaitu psikotropika golongan 1, golongan II, golongan III, dan golongan IV. Menurut undang-
undang tersebut, zat-zat psikotropika tunggal dikategorikan pada golongan III dan golongan IV.
Sementara itu, psikotropika golongan I dan golongan II dimasukkan ke dalam kategori narkotika.
Berikut contoh-contoh psikotropika:

 Ekstasi. Bahan kimia senyawa MDMA memiliki kandungan dominan di dalam ekstasi.
Meski sering disalahgunakan, ekstasi sangat berguna di dunia medis. Zat kimia ini bisa
mengobati gangguan kecemasan. Maka dari itu, ini sangat bermanfaat bagi pengobatan
psikologis. Obat ini juga bisa digunakan untuk mengobati penyakit Parkinson.

 Sedatif. Sedatif atau obat penenang adalah obat psikotropika yang memberikan efek tidur
dan rasa tenang kepada penggunanya. Dalam dunia medis, sedatif sangat bermanfaat. Jika
dikonsumsi dalam dosis yang tepat, bisa memberikan efek menyembuhkan. Namun bila

2
Dedy Rainer,2017, diakses dari http://www.spengetahuan.com/2017/11/pengertian-narkotika-psikotropika-zat-
adiktif-contoh-manfaat-dampak-penggunaan.html, pada 20 Desember 2017 pukul 15:30
dikonsumsi secara berlebihan, bisa memperparah penyakit. Sedatif tidak dijual bebas di
apotek dan harus menggunakan resep dokter. Salah satu contoh sedatif adalah dumolid.

Jadi pada intinya, narkotika termasuk ke dalam psikotropika. Namun, tidak semua
psikotropika adalah narkotika. Meski beberapa psikotropika tidak termasuk ke dalam narkotika,
zat adiktif di dalamnya lah yang membuatnya tidak boleh dijual secara bebas dan digunakan secara
berlebihan. Kedua zat ini harus dikonsumsi di bawah pengawasan dokter.3
Pengertian Bahan Adiktif

Bahan Adiktif yakni zat atau bahan lain bukan narkotika dan psikotropika yang memiliki
pengaruh terhadap kerja otak dan dapat menimbulkan ketergantungan, seperti:

 Rokok

 Kelompok alkohol dan minuman lain yang ada kandungan enthyl etanol, inhalen atau
sniffing (bahan pelarut) dalam bentuk zat organik (karbon) yang menimbulkan eek yang
sama dengan yang dihasilkan oleh minuman yang beralkohol atau obat anastesik apabila
aromanya dihisap akan memabukkan dan menimbulkan ketagihan

 Thinner dan zat lainnya, penghapus cair seperti lem kayu, dan aseton, cat, bensin yang
apabila dihirup akan membuat mabuk (Alifia, 2008).4

2.2 Golongan NAPZA


Jenis-jenis NAPZA

a. Narkotika

Menurut UU No. 22 Tahun 1997 tentang narkotika, narkotika dikelompokkan kedalam tiga
golongan yaitu:

3
Guesehat,2017, diakses dari https://www.guesehat.com/mengenal-narkotika-psikotropika-dan-zat-adiktif pada 20
Desember 2017 pada 15:35
4
Dedy Rainer,2017, diakses dari http://www.spengetahuan.com/2017/11/pengertian-narkotika-psikotropika-zat-
adiktif-contoh-manfaat-dampak-penggunaan.html, pada 20 Desember 2017 pukul 15:30
1. Narkotika golongan I adalah narkotika yang dapat digunakan untuk tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai
potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contoh: heroin, kokain, ganja.

2. Narkotika golongan II adalah narkotika yang berkhasiat untuk pengobatan, digunakan


dalam terapi atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi
mengakibatkan ketergantungan. Contoh: morfin, petidin, turunan garam dalam golongan
tertentu.

3. Narkotika golongan III adalah narkotika yang berkhasiat dalam pengobatan yang banyak
digunakan dalam terapi dan atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai
potensi ringan menyebabkan ketergantungan. Misalkan: kodein, garam-garam narkotika
dalam golongan tertentu.

b. Psikotropika

Menurut UU No. 5 Tahun 1997 tentang psikotropika yang dapat dikelompokkan kedalam empat
golongan:

1. Psikotropika golongan I adalah psikotropika yang hanya digunakan untuk tujuan ilmu
pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi yang amat kuat
mengakibatkan sindroma ketergantungan. Yang termasuk golongan ini yaitu: MDMA,
ekstasi, LSD, ST

2. Psikotropika golongan II adalah psikotropika yang berkhasiat untuk pengobatan dan


dapat digunakan dalam terapi dan atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai
potensi kuat menimbulkan ketergantungan. Contoh: amfetamin, fensiklidin, sekobarbital,
metakualon, metilfenidat (Ritalin).

3. Psikotropika golongan III adalah psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan banyak
digunakan dalam terapi dan atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi
sedang menyebabkan ketergantungan. Contoh : fenobarbital dan flunitrasepam.

4. Psikotropika golongan IV adalah psikotropika yang mempunyai khasiat pengobatan dan


sangat luas digunakan dalam terapi dan atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan. Contoh: diazepam, klobazam,
bromazepam, klonazepam, khlordiazepoxiase, nitrazepam (BK, DUM, MG).

c. Zat Adiktif

Zat adiktif merupakan penghantar untuk memasuki dunia penyalahgunaan Narkoba. Pada mulanya
seseorang nyicip zat adiktif ini sebelum menjadi pecandu aktif. Zat adiktif yang akrab ditelinga
masyarakat ialah nikotin dalam rokok dan etanol dalam minuman beralkohol dan pelarut lain yang
mudah menguap seperti aseton, thiner dan lain-lain Dalam KEPRES tahun 1997, minuman yang
mengandung etanol yang diproses dari bahan hasil pertanian yang mengandung karbohidrat
dengan cara fermentasi dan destilasi atau fermentasi tanpa destilasi, maupun yang diproses dengan
mencampur konsentrat dengan etanol atau dengan cara pengenceran minuman mengandung
etanol..
Minuman alkohol dibagi menjadi 3 golongan sesuai dengan kadar alkoholnya yaitu:

1. Golongan A adalah minuman beralkohol dengan kadar etanol 1% - 5% Contoh : bir,


greend sand.

2. Golongan B adalah minuman beralkohol dengan kadar etanol 5% - 20% Contoh : anggur
kolesom.

3. Golongan C adalah minuman beralkohol dengan kadar etanol 20% - 55% Contoh : arak,
wisky, vodka.5

2.3 Dampak dari NAPZA


Narkotika dan obat terlarang serta zat adiktif / psikotropika dapat menyebabkan efek dan
dampak negatif bagi pemakainya. Danmpak yang negatif itu sudah pasti merugikan dan sangat
buruk efeknya bagi kesehatan mental dan fisik.
Meskipun demikian terkadang beberapa jenis obat masih dipakai dalam dunia kedokteran,
namun hanya diberikan bagi pasien-pasien tertentu, bukan untuk dikonsumsi secara umum dan
bebas oleh masyarakat. Oleh karena itu obat dan narkotik yang disalahgunakan dapat
menimbulkan berbagai akibat yang beraneka ragam.

5
Muchlisin Riadi,2013, diakses dari http://www.kajianpustaka.com/2013/08/pengertian-dan-jenis-jenis-napza.html
pada 20 Desember 2017 pukul 15:50
A. Dampak Tidak Langsung Narkoba Yang Disalahgunakan
1. Akan banyak uang yang dibutuhkan untuk penyembuhan dan perawatan kesehatan pecandu jika
tubuhnya rusak digerogoti zat beracun.
2. Dikucilkan dalam masyarakat dan pergaulan orang baik-baik. Selain itu biasanya tukang candu
narkoba akan bersikap anti sosial.
3. Keluarga akan malu besar karena punya anggota keluarga yang memakai zat terlarang.
4. Kesempatan belajar hilang dan mungkin dapat dikeluarkan dari sekolah atau perguruan tinggi
alias DO / drop out.
5. Tidak dipercaya lagi oleh orang lain karena umumnya pecandu narkoba akan gemar berbohong
dan melakukan tindak kriminal.
6. Dosa akan terus bertambah karena lupa akan kewajiban Tuhan serta menjalani kehidupan yang
dilarang oleh ajaran agamanya.
7. Bisa dijebloskan ke dalam tembok derita / penjara yang sangat menyiksa lahir batin.
Biasanya setelah seorang pecandu sembuh dan sudah sadar dari mimpi-mimpinya maka ia baru
akan menyesali semua perbuatannya yang bodoh dan banyak waktu serta kesempatan yang hilang
tanpa disadarinya. Terlebih jika sadarnya ketika berada di penjara. Segala caci-maki dan kutukan
akan dilontarkan kepada benda haram tersebut, namun semua telah terlambat dan berakhir tanpa
bisa berbuat apa-apa.

B. Dampak Langsung Narkoba Bagi Jasmani / Tubuh Manusia


1. Gangguan pada jantung
2. Gangguan pada hemoprosik
3. Gangguan pada traktur urinarius
4. Gangguan pada otak
5. Gangguan pada tulang
6. Gangguan pada pembuluh darah
7. Gangguan pada endorin
8. Gangguan pada kulit
9. Gangguan pada sistem syaraf
10. Gangguan pada paru-paru
11. Gangguan pada sistem pencernaan
12. Dapat terinfeksi penyakit menular berbahaya seperti HIV AIDS, Hepatitis, Herpes, TBC, dll.
13. Dan banyak dampak lainnya yang merugikan badan manusia.
C. Dampak Langsung Narkoba Bagi Kejiwaan / Mental Manusia
1. Menyebabkan depresi mental.
2. Menyebabkan gangguan jiwa berat / psikotik.
3. Menyebabkan bunuh diri
4. Menyebabkan melakukan tindak kejehatan, kekerasan dan pengrusakan.

Efek depresi bisa ditimbulkan akibat kecaman keluarga, teman dan masyarakat atau
kegagalan dalam mencoba berhenti memakai narkoba. Namun orang normal yang depresi dapat
menjadi pemakai narkoba karena mereka berpikir bahwa narkoba dapat mengatasi dan melupakan
masalah dirinya, akan tetapi semua itu tidak benar.
Upaya pencegahan terhadap penyebaran narkoba di kalangan pelajar, sudah seyogianya
menjadi tanggung jawab kita bersama. Dalam hal ini semua pihak termasuk orang tua, guru, dan
masyarakat harus turut berperan aktif dalam mewaspadai ancaman narkoba terhadap anak-anak
kita.
Adapun upaya-upaya yang lebih kongkret yang dapat kita lakukan adalah melakukan kerja
sama dengan pihak yang berwenang untuk melakukan penyuluhan tentang bahaya narkoba, atau
mungkin mengadakan razia mendadak secara rutin.
Kemudian pendampingan dari orang tua siswa itu sendiri dengan memberikan perhatian dan kasih
sayang.
Pihak sekolah harus melakukan pengawasan yang ketat terhadap gerak-gerik anak
didiknya, karena biasanya penyebaran (transaksi) narkoba sering terjadi di sekitar lingkungan
sekolah. Yang tak kalah penting adalah, pendidikan moral dan keagamaan harus lebih ditekankan
kepada siswa. Karena salah satu penyebab terjerumusnya anak-anak ke dalam lingkaran setan ini
adalah kurangnya pendidikan moral dan keagamaan yang mereka serap, sehingga perbuatan
tercela seperti ini pun, akhirnya mereka jalani.
Oleh sebab itu, mulai saat ini, kita selaku pendidik, pengajar, dan sebagai orang tua, harus
sigap dan waspada, akan bahaya narkoba yang sewaktu-waktu dapat menjerat anak-anak kita
sendiri. Dengan berbagai upaya tersebut di atas, mari kita jaga dan awasi anak didik kita, dari
bahaya narkoba tersebut, sehingga harapan kita untuk menelurkan generasi yang cerdas dan
tangguh di masa yang akan datang dapat terealisasikan dengan baik
DAMPAK FISIK
Adaptasi biologis tubuh kita terhadap penggunaan narkoba untuk jangka waktu yang lama
bisa dibilang cukup ekstensif, terutama dengan obat-obatan yang tergolong dalam kelompok
downers. Tubuh kita bahkan dapat berubah begitu banyak hingga sel-sel dan organ-organ tubuh
kita menjadi tergantung pada obat itu hanya untuk bisa berfungsi normal.
Salah satu contoh adaptasi biologis dapat dilihat dengan alkohol. Alkohol mengganggu
pelepasan dari beberapa transmisi syaraf di otak. Alkohol juga meningkatkan cytocell dan
mitokondria yang ada di dalam liver untuk menetralisir zat-zat yang masuk. Sel-sel tubuh ini
menjadi tergantung pada alcohol untuk menjaga keseimbangan baru ini.
Tetapi, bila penggunaan narkoba dihentikan, ini akan mengubah semua susunan dan
keseimbangan kimia tubuh. Mungkin akan ada kelebihan suatu jenis enzym dan kurangnya
transmisi syaraf tertentu. Tiba-tiba saja, tubuh mencoba untuk mengembalikan keseimbangan
didalamnya. Biasanya, hal-hal yang ditekan/tidak dapat dilakukan tubuh saat menggunakan
narkoba, akan dilakukan secara berlebihan pada masa Gejala Putus Obat (GPO) ini.
Misalnya, bayangkan efek-efek yang menyenangkan dari suatu narkoba dengan cepat
berubah menjadi GPO yang sangat tidak mengenakkan saat seorang pengguna berhenti
menggunakan narkoba seperti heroin/putaw. Contoh: Saat menggunakan seseorang akan
mengalami konstipasi, tetapi GPO yang dialaminya adalah diare, dll.
GPO ini juga merupakan ‘momok’ tersendiri bagi para pengguna narkoba. Bagi para
pecandu, terutama, ketakutan terhadap sakit yang akan dirasakan saat mengalami GPO merupakan
salah satu alasan mengapa mereka sulit untuk berhenti menggunakan narkoba, terutama jenis
putaw/heroin. Mereka tidak mau meraskan pegal, linu, sakit-sakit pada sekujur tubuh dan
persendian, kram otot, insomnia, mual, muntah, dll yang merupakan selalu muncul bila pasokan
narkoba kedalam tubuh dihentikan.
Selain ketergantungan sel-sel tubuh, organ-organ vital dalam tubuh seperti liver, jantung,
paru-paru, ginjal,dan otak juga mengalami kerusakan akibat penggunaan jangka panjang narkoba.
Banyak sekali pecandu narkoba yang berakhiran dengan katup jantung yang bocor, paru-paru yang
bolong, gagal ginjal, serta liver yang rusak. Belum lagi kerusakan fisik yang muncul akibat infeksi
virus {Hepatitis C dan HIV/AIDS} yang sangat umum terjadi di kalangan pengguna jarum suntik.
Dampak positif narkotika bagi kehidupan manusia
Walaupun begitu, setiap kehidupan memiliki dua sisi mata uang. Di balik dampak negatif,
narkotika juga memberikan dampak yang positif. Jika digunakan sebagaimana mestinya, terutama
untuk menyelamatkan jiwa manusia dan membantu dalam pengobatan, narkotika memberikan
manfaat bagi kehidupan manusia. Berikut dampak positif narkotika:
1. Opioid
Opioid atau opium digunakan selama berabad-abad sebagai penghilang rasa sakit dan
untuk mencegah batuk dan diare.
2. Kokain
Daun tanaman Erythroxylon coca biasanya dikunyah-kunyah untuk mendapatkan efek
stimulan, seperti untuk meningkatkan daya tahan dan stamina serta mengurangi rasa lelah.
3. Ganja (ganja/cimeng)
Orang-orang terdahulu menggunakan tanaman ganja untuk bahan pembuat kantung karena
serat yang dihasilkannya sangat kuat. Biji ganja juga digunakan sebagai bahan pembuat minyak.
DAMPAK MENTAL
Selain ketergantungan fisik, terjadi juga ketergantungan mental. Ketergantungan mental
ini lebih susah untuk dipulihkan daripada ketergantungan fisik. Ketergantungan yang dialami
secara fisik akan lewat setelah GPO diatasi, tetapi setelah itu akan muncul ketergantungan mental,
dalam bentuk yang dikenal dengan istilah ‘sugesti’. Orang seringkali menganggap bahwa sakaw
dan sugesti adalah hal yang sama, ini adalah anggapan yang salah. Sakaw bersifat fisik, dan
merupakan istilah lain untuk Gejala Putus Obat, sedangkan sugesti adalah ketergantungan mental,
berupa munculnya keinginan untuk kembali menggunakan narkoba. Sugesti ini tidak akan hilang
saat tubuh sudah kembali berfungsi secara normal.
Sugesti ini bisa digambarkan sebagai suara-suara yang menggema di dalam kepala seorang
pecandu yang menyuruhnya untuk menggunakan narkoba. Sugesti seringkali menyebabkan
terjadinya 'perang' dalam diri seorang pecandu, karena di satu sisi ada bagian dirinya yang sangat
ingin menggunakan narkoba, sementara ada bagian lain dalam dirinya yang mencegahnya.
Peperangan ini sangat melelahkan... Bayangkan saja bila Anda harus berperang melawan diri Anda
sendiri, dan Anda sama sekali tidak bisa sembunyi dari suara-suara itu karena tidak ada tempat
dimana Anda bisa sembunyi dari diri Anda sendiri dan tak jarang bagian dirinya yang ingin
menggunakan narkoba-lah yang menang dalam peperangan ini. Suara-suara ini seringkali begitu
kencang sehingga ia tidak lagi menggunakan akal sehat karena pikirannya sudah terobsesi dengan
narkoba dan nikmatnya efek dari menggunakan narkoba. Sugesti inilah yang seringkali
menyebabkan pecandu relapse. Sugesti ini tidak bisa hilang dan tidak bisa disembuhkan, karena
inilah yang membedakan seorang pecandu dengan orang-orang yang bukan pecandu. Orang-orang
yang bukan pecandu dapat menghentikan penggunaannya kapan saja, tanpa ada sugesti, tetapi para
pecandu akan tetap memiliki sugesti bahkan saat hidupnya sudah bisa dibilang normal kembali.
Sugesti memang tidak bisa disembuhkan, tetapi kita dapat merubah cara kita bereaksi atau
merespon terhadap sugesti itu.
Dampak mental yang lain adalah pikiran dan perilaku obsesif kompulsif, serta tindakan
impulsive. Pikiran seorang pecandu menjadi terobsesi pada narkoba dan penggunaan narkoba.
Narkoba adalah satu-satunya hal yang ada didalam pikirannya. Ia akan menggunakan semua daya
pikirannya untuk memikirkan cara yang tercepat untuk mendapatkan uang untuk membeli
narkoba. Tetapi ia tidak pernah memikirkan dampak dari tindakan yang dilakukannya, seperti
mencuri, berbohong, atau sharing needle karena perilakunya selalu impulsive, tanpa pernah
dipikirkan terlebih dahulu.
Ia juga selalu berpikir dan berperilaku kompulsif, dalam artian ia selalu mengulangi
kesalahan-kesalahan yang sama. Misalnya, seorang pecandu yang sudah keluar dari sebuah tempat
pemulihan sudah mengetahui bahwa ia tidak bisa mengendalikan penggunaan narkobanya, tetapi
saat sugestinya muncul, ia akan berpikir bahwa mungkin sekarang ia sudah bisa mengendalikan
penggunaannya, dan akhirnya kembali menggunakan narkoba hanya untuk menemukan bahwa ia
memang tidak bisa mengendalikan penggunaannya! Bisa dikatakan bahwa dampak mental dari
narkoba adalah mematikan akal sehat para penggunanya, terutama yang sudah dalam tahap
kecanduan. Ini semua membuktikan bahwa penyakit adiksi adalah penyakit yang licik, dan sangat
berbahaya.
DAMPAK EMOSIONAL
Narkoba adalah zat-zat yang mengubah mood seseorang (mood altering substance). Saat
menggunakan narkoba, mood, perasaan, serta emosi seseorang ikut terpengaruh. Salah satu efek
yang diciptakan oleh narkoba adalah perubahan mood. Narkoba dapat mengakibatkan ekstrimnya
perasaan, mood atau emosi penggunanya. Jenis-jenis narkoba tertentu, terutama alkohol dan jenis-
jenis narkoba yang termasuk dalam kelompok uppers seperti Shabu-shabu, dapat memunculkan
perilaku agresif yang berlebihan dari si pengguna, dan seringkali mengakibatkannya melakukan
perilaku atau tindakan kekerasan. Terutama bila orang tersebut pada dasarnya memang orang yang
emosional dan bertemperamen panas.
Ini mengakibatkan tingginya domestic violence dan perilaku abusive dalam keluarga
seorang alkoholik atau pengguna Shabu-shabu. Karena pikiran yang terobsesi oleh narkoba dan
penggunaan narkoba, maka ia tidak akan takut untuk melakukan tindakan kekerasan terhadap
orang-orang yang mencoba menghalaginya untuk menggunakan narkoba. Emosi seorang pecandu
narkoba sangat labil dan bisa berubah kapan saja. Satu saat tampaknya ia baik-baik saja, tetapi di
bawah pengaruh narkoba semenit kemudian ia bisa berubah menjadi orang yang seperti kesetanan,
mengamuk, melempar barang-barang, dan bahkan memukuli siapapun yang ada di dekatnya. Hal
ini sangat umum terjadi di keluarga seorang alkoholik atau pengguna Shabu-shabu. Mereka tidak
segan-segan memukul istri atau anak-anak bahkan orangtua mereka sendiri. Karena melakukan
semua tindakan kekerasan itu di bawah pengaruh narkoba, maka terkadang ia tidak ingat apa yang
telah dilakukannya.
Saat seseorang menjadi pecandu, ada suatu kepribadian baru yang muncul dalam dirinya,
yaitu kepribadian pecandu atau kepribadian si junkie. Kepribadian yang baru ini tidak peduli
terhadap orang lain, satu-satunya hal yang penting baginya adalah bagaimana cara agar ia tetap
bisa terus menggunakan narkoba. Ini sebabnya mengapa ada perubahan emosional yang tampak
jelas dalam diri seorang pecandu. Seorang anak yang tadinya selalu bersikap manis, sopan, riang,
dan jujur berubah total mejadi seorang pecandu yang brengsek, pemurung, penyendiri, dan jago
berbohong dan mencuri.
Adiksi terhadap narkoba membuat seseorang kehilangan kendali terhadap emosinya.
Seorang pecandu acapkali bertindak secara impuls, mengikuti dorongan emosi apapun yang
muncul dalam dirinya. Dan perubahan yang muncul ini bukan perubahan ringan, karena pecandu
adalah orang-orang yang memiliki perasaan dan emosi yang sangat mendalam. Para pecandu
seringkali diselimuti oleh perasaan bersalah, perasaan tidak berguna, dan depresi mendalam yang
seringkali membuatnya berpikir untuk melakukan tindakan bunuh diri.
Perasaan-perasaan ini pulalah yang membuatnya ingin terus menggunakan, karena salah
satu efek narkoba adalah mematikan perasaan dan emosi kita. Di bawah pengaruh narkoba, ia
dapat merasa senang dan nyaman, tanpa harus merasakan perasaan-perasaan yang tidak
mengenakkan. Tetapi… perasaan-perasaan ini tidak hilang begitu saja, melainkan ‘terkubur hidup-
hidup’ di dalam diri kita. Dan saat si pecandu berhenti menggunakan narkoba, perasaan-perasaan
yang selama ini ‘mati’ atau ‘terkubur’ dalam dirinya kembali bangkit, dan di saat-saat seperti inilah
pecandu membutuhkan suatu program pemulihan, untuk membantunya menghadapi dan
mengatasi perasaan-perasaan sulit itu.
Satu hal juga yang perlu diketahui adalah bahwa salah satu dampak buruk narkoba adalah
mengakibatkan pecandu memiliki suatu retardasi mental dan emosional. Contoh seorang pecandu
berusia 16 tahun saat ia pertama kali menggunakan narkoba, dan saat ia berusia 26 tahun ia
berhenti menggunakan narkoba. Memang secara fisik ia berusia 26 tahun, tetapi sebenarnya usia
mental dan emosionalnya adalah 16 tahun. Ada 10 tahun yang ‘hilang’ saat ia menggunakan
narkoba. Ini juga sebabnya mengapa ia tidak memiliki pola pikir dan kestabilan emosi seperti
layaknya orang-orang lain seusianya.
DAMPAK SPIRITUAL
Adiksi terhadap narkoba membuat seorang pecandu menjadikan narkoba sebagai prioritas
utama didalam kehidupannya. Narkoba adalah pusat kehidupannya, dan semua hal/aspek lain
dalam hidupnya berputar di sekitarnya. Tidak ada hal lain yang lebih penting daripada narkoba,
dan ia menaruh kepentingannya untuk menggunakan narkoba di atas segala-galanya. Narkoba
menjadi jauh lebih penting daripada istri, suami, pacar, anak, orangtua, sekolah, pekerjaan, dll.
Ia berhenti melakukan aktivitas-aktivitas yang biasa ia lakukan sebelum ia tenggelam
dalam penggunaan narkobanya. Ia tidak lagi melakukan hobi-hobinya, menjalani aktivitas normal
seperti sekolah, kuliah, atau bekerja seperti biasa, bila sebelumnya ia termasuk rajin beribadah bisa
dipastikan ia akan menjauhi kegiatan yang satu ini, apalagi dengan khotbah agama yang selalu
didengar bahwa orang-orang yang menggunakan narkoba adalah orang-orang yang berdosa.
Ini menyebabkan pecandu seringkali hidup tersolir, ia hidup dalam dunianya sendiri dan
mengisolasi dirinya dari dunia luar, yaitu dunia yang tidak ada hubungannya dengan narkoba. Ia
menjauhi keluarga dan teman-teman lamanya, dan mencari teman-teman baru yang dianggap sama
dengannya, yang dianggap dapat memahaminya dan tidak akan mengkuliahinya tentang
penggunaan narkobanya.
Narkoba dianggap sebagai sahabat yang selalu setia menemaninya. Orangtua bisa
memarahinya, teman-teman mungkin menjauhinya, pacar mungkin memutuskannya, bahkan
Tuhan mungkin dianggap tidak ada, tetapi narkoba selalu setia dan selalu dapat memberikan efek
yang diinginkannya.
Secara spiritual, Narkoba adalah pusat hidupnya, dan bisa dikatakan menggantikan posisi
Tuhan. Adiksi terhadap narkoba membuat penggunaan narkoba menjadi jauh lebih penting
daripada keselamatan dirinya sendiri. Ia tidak lagi memikirkan soal makan, tertular penyakit bila
sharing needle, tertangkap polisi, dll.6

2.4 Peran Pemerintah Melawan NAPZA


Di zaman serba canggih dan modern ini siapa yang tidak mengenal kata narkoba. Narkoba
sendiri sudah tidak asing lagi di telinga kita, semua orang tau apa itu narkoba dan dampak yang
ditimbulkan dari narkoba. Saat ini, jutaan orang telah terjerumus kedalam penyalahgunaan
narkoba, ribuan nyawa melayang setiap harinya karena jeratan narkoba dan telah banyak keluarga
yang hancur karena narkoba, serta tidak sedikit jumlah para pemuda penerus bangsa yang
kehilangan masa depannya karena terperangkap kedalam obat haram tersebut.
Di Indonesia sendiri penyebaran narkoba telah menjadi “Darurat Narkoba” dan harus
dicarikan jalan penyelesaiannya dengan segera. sangat banyak kasus yang telah ditimbulkan oleh
narkoba baik materi maupun non materi serta kerugian yang sangat besar setiap tahunnya bagi
Indonesia. Penyebaran narkoba di Indonesia yang setiap tahunnya semakin meningkat dipengaruhi
oleh jumlah populasi penduduk Indonesia yang besar. Indonesia menjadi salah satu pasar yang
luar biasa menjanjikan bagi para mafia narkoba untuk memasukkan barang haram tersebut ke
wilayah Nusantara. Pengguna narkoba di Indonesia yang terbanyak dari tahun ke tahun masih di
dominasi oleh pelajar, dalam hal ini mahasiswa dan anak-anak sekolah khususnya tingkat SMA
dan SMP.
Di wilayah Indonesia sendiri peredaran narkoba telah meneyabar sampai ke seluruh
pelosok negeri. Sangat mudah untuk mendapatkan barang haram tersebut di wilayah-wilayah
Indonesia. pemerintah pusat sudah melakukan tindakan yang cukup tegas untuk memberantas
kasus narkoba di Indonesia dengan membentuk BNN (Badan Narkotika Nasional) dan BNNP
(Badan Narkotika Nasional Provinsi) yang bertugas untuk memebrantas kasus-kasus narkoba serta
merehabilitasi para pengguna narkoba.
BNN dan BNNP setiap tahunnya selalu melaksanakan sosialisasi pemberantasan narkoba
untuk menekan jumlah pengguna narkoba di Indonesia. tetapi hal tersebut tidaklah cukup karena

6
Jaid, 2014, diakses dari http://dedihumas.bnn.go.id/read/section/artikel/2014/03/20/957/dampak-langsung-dan-
tidak-langsung-penyalahgunaan-narkoba pada 20 Desember 2017 pada 16:00
jumlah pegawai BNN dan BNNP di Indonesia sangat sedikit dibandingkan jumlah penyalahguna
narkoba di Indonesia. itu adalah salah satu hal yang menyebabkan kurang maksimalnya
pemberantasan narkoba di wilayah Indonesia. kendala BNN yang lain adalah kurangnya perhatian
masyarakat untuk melapor kepada pihak berwajib jika ada penyalahguna narkoba di
lingkungannya.
Masyarakat sering takut untuk melaporkan hal tersebut yang menjadikan Bandar dan
pengguna narkoba dengan bebas berkeliaran. Pada umummnya jika ada korban dulu, barulah pihak
berwajib dan BNN (Badan Narkotika Nasional) dan BNNP (Badan Narkotika Nasional Provinsi)
akan tau. Itulah yang menjadi salah satu kendala yang menjadikan BNN tidak bisa bekerja sendiri.
BNN harus bersinergi dengan instansi terkait misalnya Dinas Kesehatan. Mereka harus Proaktif
melakukan uji laboratorium karena Dinas Kesehatan memang ahlinya.
Untuk mengurangi jumlah pengguna narkoba di Indonesia langkah pertama yang harus
dilakukan oleh pemerintah daerah sebaiknya bersilaturahmi menemui tokoh-tokoh masyarakat di
daerah dan jajaran muspida. Berikutnya langkah pemberantasan juga harus dilakukan secara
bergiliran dengan tindakan pencegahan. Sebaiknya dilakukan pemberantasan narkoba dalam
upaya pencegahan. Terutama di provinsi-provinsi tertentu di Indonesia yang mana terkenal akan
banyaknya kasus narkoba pada masyarakatnya lebih diperketat atau diperbanyak tindakan
pemberantasan. Bandar-bandar dan pemakai narkoba yang sudah keluar masuk penjara juga harus
dijadikan prioritas agar kejadian yang sama tidak terulang lagi.
Program untuk aspek pencegahan narkoba seharusnya sudah diterapkan sejak dini, sejak
TK dan SD. Tapi, dengan bahasa tertentu yang disesuaikan dengan usia. Intinya harus ditanamkan
pemahaman kepada anak-anak bahwa narkoba itu membahayakan. Program seperti itu memang
sudah berjalan di beberapa provinsi provinsi besar di wilayah Indonesia. tetapi masih banyak
provinsi dan daerah-daerah terpencil di Indonesia yang jauh dari kota belum mendapatkan
sosialisasi dan penyuluhan tentang bahaya narkoba. Itu yang menyebabkan masyarakat di desa
sangat mudah dipengaruhi oleh penyebaran narkoba.
Pemerintah provinsi dan daerah juga seharusnya memerintahkan kepala dinas untuk
memberikan materi tambahan tentang akibat buruk narkoba dan memberitahu bahwa narkoba
adalah salah satu kejahatan luar biasa. Pemberian materi tambahan tentang akibat buruk narkoba
ini juga sangatlah penting bagi para pelajar yang sangat rentan akan serangan obat haram tersebut.
tetapi Hal ini tidak bisa serentak dilaksanakan karena tergantung otonomi setiap daerah juga. Jadi
untuk hal penambahan kurikulum narkoba di sekolah ini kepala dinas pendidikan bergabung
dengan kapolri harus melakukan pendekatan kepada masing-masing pemerintah daerah.
Hal tersebut ditanamkan sejak dini agar generasi muda bangsa Indonesia tau kejahatan dan
kerugian apa yang ditimbulkan dari narkoba. Karakteristik tindak pidana narkoba berbeda dengan
tindak pidana lainnya, kejahatan ini temasuk kejahatan luar biasa (Extra Ordinary Crime)
pergerakannya bersifat nasional dan antar Negara (Transnational Crime). Dalam
pengungkapannya juga mempunyai tingkat kesulitan yang tinggi, terutama di dalam
pembuktiannya. Modus yang dilakukan sering menggunakan teknik yang licik dan pelaku selalu
berupaya menghindar dari pengawasan petugas dengan berbagai cara yang kadang di luar akal
sehat.
Sindikat narkoba mempunyai jaringan yang sangat luas, baik ke atas maupun ke bawah.
Hal ini diperparah dengan terbatasnya orang yang mau melaporkan adanya tindak pidana narkotika
di lingkungannya dengan alasan keselamatan. Ini menjadi tantangan tersendiri bagi penegak
hukum di saat melakukan penyelidikan dan penyidikan. Banyak teknik penyidikan dan
penyelidikan yang kerap digunakan untuk memburu para pelaku tindak kejahatan narkoba. Kepala
Badan Narkotika Nasional (BNN) menyatakan bahwa Indonesia pada saat ini dalam kondisi
darurat narkoba dengan jumlah kematian 50 orang per hari karena barang haram ini.
Lebih lanjut BNN (Badan Narkotika Nasional) mengatakan bahwa kerugian Negara akibat
narkoba mencapai Rp. 63,1 triliun. Sementara di Indonesia diketahui sekitar 60 jaringan narkoba
yang beroperasi. Ini berarti rata-rata Rp. 1 triliun tiap jaringan.keterbatasan jumlah personil BNN
(Badan Narkotika Nasional) dan BNNP (Badan Narkotika Nasional dan Provinsi) yang menjadi
hambatan pemberantasan narkoba di Indonesia. personil BNN pada saat ini diperkirakan hanya
4.600 orang, masih jauh dari jumlah ideal yakni 74 ribu orang. Ini menunjukkan sangat jauh dari
kemampuan jumlah. Dari 250 juta penduduk Indonesia, 125 juta diantaranya merupakan usia
produktif. Dengan jumlah yang sedemikian banyak itu bagaimana BNN (Badan Narkotika
Nasional) bisa menjaga 125 juta manusia terhadap narkoba.
BNN (Badan Narkotika Nasional) juga mengalami keterbatasan sarana dan prasarana, lalu
teknologi. Sementara target rehabilitasi 100 ribu orang di 2015 tidak berhasil. Hal ini karena belum
adanya standarisasi program dan metode rehabilitasi di Indonesia. inilah yang perlu dievaluasi dari
BNN serta peran pemerintah Indonesia yang harus ikut serta memberantas penyalahgunaan
narkotika di Bumi Nusantara.
Sebenarnya sangat mudah untuk memerangi narkoba yang telah merajalela di Indonesia
ini. Salah satunya adalah dengan menyadarkan diri sendiri betapa sangat buruknya efek yang
ditimbulkan akibat narkoba. Selain itu kita juga dapat mendekatkan diri dengan yang maha kuasa
agar dijauhkan dari barang haram tersebut. Yang dimaksud dengan mendekatkan diri pada yang
maha kuasa adalah dengan pendekatan agama (Religius) melalui pendekatan ini orang-orang yang
masih bersih dari dunia narkoba senantiasa ditanamkan ajaran agama mereka masing-masing.
Karena agama manapun tidak ada yang mengajarkan para penganutnya untuk merusak dirinya
sendiri di masa depan.
Setiap agama juga pasti mengajarkan tentang menegakkan kebaikan, menghindari
kerusakan, baik pada dirinya sendiri, keluarganya maupun lungkungan sekitarnya. Sedangkan bagi
mereka yang telah terlanjur masuk dalam ruang lingkup narkoba maka senantiasa selalu diingatkan
kembali akan nilai-nilai yang terkandung di dalam ajaran agama yang mereka yakini. Dengan
demikiaan, diharapkan ajaran agama yang telah mereka yakini dan yang pernah tertanam dalam
benak mereka mampu menggugah jiwa mereka untuk kembali kejalan yang benar.
Selain pendekatan agama, pendekatan sosial bagi mereka yang belum maupun yang sudah
masuk ke dalam dunia narkoba juga sangatlah penting. Melalui pendekatan sosial ini mereka akan
disadarkan jika mereka merupakan bagian penting dari lingkungan dan keluarganya. Dengan
ditanamkannya pendekatan ini, maka mereka merasa bahwa kehadirannya memiliki arti penting.
Pendekatan ini mampu menggerakan hati para remaja gan generasi muda yang belum terjerumus
dalam narkoba untuk tidak larut dan mudah tergiur akan kelamnya dunia narkoba yang
menyesatkan. Bagi mereka yang telah terjerumus dalam dunia narkoba pendekatan sosial
diharapkan mampu membuat para pengguna yang telah terjerumus sadar bahwa betapa pentingnya
kehidupan ini dan amat sayang jika di siasiakan dengan kesenangan dunia semata.
Pendekatan psikologis juga merupakan salah satu pendekatan yang sangat penting untuk
memerangi narkoba. Dengan pendekatan ini mereka yang belum terjamah akan obat terlarang itu
akan diberikan pendekatan secara khusus dari hari ke hati oleh orang-orang yang dekat dengannya
serta sesuai dengan karakter dan kepribadiannya masing-masing. Langkah pendekatan psikologis
ini diharapkan mampu menenamkan kesadaran dalam diri mereka masing-masing untuk menjauhi
dunia narkoba. Dengan melakukan pendekatan psikologis ini juga diharapkan para pengguna yang
telah terjerumus mampu untuk kembali kepada dunia nyata, menyusun kembali perjalanan
hidupnya yang sebelumnya kelam karena terjerumus ke dunia narkoba menjadi utuh kembali.
Maka dari itu, peran pemerintah dan masyarakat sekitar sangatlah penting untuk
memberantas narkoba di Indonesia ini. Bukan hanya pemerintah saja yang harus bekerja untuk
memberantas obat haram itu tetapi peran kita sebagai masyarakat juga sangatlah penting.
masyarakat Indonesia hanyalah masyarakat yang tergiur mencoba barang haram tersebut tetapi
akibatnya menimbulkan efek yang sangat fatal. Itulah diperlukannya pendidikan dan sosialisasi
narkoba sejak dini. Peran orang tua juga sangatlah penting, mengingat banyaknya pengguna
narkoba di Indonesia adalah kalangan pelajar. Kita sebagai generasi terpelajar penerus bangsa
harusnya tau akibat fatal dari barang haram tersebut bukan malah mencoba dan memakainya
sehingga menimbulkan kecanduan.
Pemerintah juga sudah berusaha semaksimal mungkin untuk memberantas kasus narkoba
di Indonesia sendiri. Tetapi jika pemerintah sudah bergerak secara maksimal tetapi masyarakatnya
malah tidak ingin berkonstribusi maka itu semua akan sia-sia saja. Pada dasarnya masyarakat
Indonesia sangat bisa jika diajak untuk memerangi narkoba. Masyarakat Indonesia punya jiwa
patriotisme yang tinggi. Sebenarnya baik pemerintah maupun BNN (Badan Narkotika Nasional)
serta BNNP (Badan Narkotika Nasional Provinsi) tinggal mengarahkan dan memberi kesadaran
saja bahwa narkoba bisa menghancurkan anak-anak kita. Menghancurkan anak-anak sama dengan
menghancurkan masa depan bangsa Indonesia.7

7
Karina Angelina, 2017, diakses dari https://www.kompasiana.com/karinaangelia/peran-pemerintah-dan-
masyarakat-agar-indonesia-bebas-narkoba_58fde23fd69373ad2e3dcc87, pada 20 Desember 2017 pukul 16:05
Bab III
Kesimpulan
Masalah pencegahan penyalahgunaan napza ialah mejadi tanggung jawab kita semua.
Napza merupakan segolongan obat, bahan, atau zat, yang jika masuk ke dalam tubuh berpengaruh
terutama pada fungsi otak (susunan saraf pusat) dan sering menimbulkan ketergantungan (adiktif).
Terjadi perubahan pada kesadaran, pikiran, perasaan, dan perilaku pemakainya. Zat yang ditelan,
masuk ke dalam lambung, lalu pembuluh darah. Jika dihisap atau dihirup, zat masuk ke dalam
pembuluh darah melalui hidung dan paru-paru. Jika disuntikkan, zat langsung masuk ke darah.
Darah membawa zat itu ke dalam otak. Otak adalah pusat kendali tubuh. Jika kerja berubah,
seluruh organ tubuh pun ikut berpengaruh
Kepedulian adalah sebuah bentuk dari cinta dan kasih sayang kita sebagai manusia sosial
yang berbudaya. Setiap kita adalah nasihat bagi orang lain, dan begitupula sebaliknya. Kita semua
mengakui bahwa setiap orang tidak ada yang mencapai kesempurnaan. Oleh karena itu dengan
sikap kepedulian itu akan membentuk kesempurnaan dengan cara saling melengkapi satu sama
lain
Melalui sikap kepedulian, pencegahan berbagai tindak kriminal, kenakalan remaja,
keamanan, kedamaian, keharmonisan, akan mudah diciptakan. Dengan sikap kepedulian ini, maka
motto bahwa, ”Pencegahan lebih baik dari mengobati”, akan benar-benar terbukti dalam kasus
pemakaian obat-obat terlarang.
Daftar Pustaka
Hawari, D. 2000. Penyalahgunaan Narkotika dan Zat Aditif. Fakultas Kedokteran Umum
Universitas Indonesia: Jakarta.
Lumbantobing. 2007. Serba-Serbi Narkotika, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia: Jakarta.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1997 tentang Narkotika.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika.
https://www.kompasiana.com/karinaangelia/peran-pemerintah-dan-masyarakat-agar-indonesia-
bebas-narkoba_58fde23fd69373ad2e3dcc87
http://dedihumas.bnn.go.id/read/section/artikel/2014/03/20/957/dampak-langsung-dan-tidak-
langsung-penyalahgunaan-narkoba

Anda mungkin juga menyukai