1. Manfaat yang dapat dicapai melalui sebuah pameran karya seni rupa di lingkungan pendidikan
meliputi hal-hal berikut ini:
a. Menumbuhkan rasa percaya diri pada diri untuk menampilkan karyanya dihadapan public
secara luas.
b. Membiasakan diri untuk bersikap sportif, dalam arti kita dituntut untuk bersikap jujur dan
bertanggung jawab atas hasil kerja dan kemampuan kita sendiri.
c. Mengembangkan sikap apresiasi serta kreasi seni dimkalangan para siswa.
d. Memperluas wawasan danpengetahuan berorganisasi melalui kegiatan berpameran.
e. Kita memiliki kesempatan untuk memperkenalkan diri sebagai perupa atau pekriya (pencipta
karya seni rupa dan karya seni kriya)
f. Pameran seni merupakan ajang komunikasi estetis, yaitu wahana komunikasi antara pencipta
(kreator) dan khalayak sebagai apresiator. Pada kesempatan ini kita belajar berkomunikasi dengan
khalayak pengunjung pameran melalui media seni rupa.
2. Pengertian Pameran
Pameran adalah suatu kegiatan penyajian karya seni rupa untuk dikomunikasikan sehingga dapat
diapresiasi oleh masyarakat luas.
3. Fungsi pameran, antara lain sebagai beriku :
a. Sarana peningkatan daya ekspresi dan pemicu kreativitas seniman.
b. memperluas cakrawala (wawasan) pengetahuan seni.
c. Sebagai tolok ukur dan potret perkembangan seni rupa.
d. Media penampilan jati diri seniman dan sebagai media komunikasi seniman dengan apresiator.
e. Menambah atau memajukan pengetahuan dan pengalaman apresiator.
f. Dorongan rasa cinta terhadap karya-karya seni rupa.
g. Wahana pemunculan ide, aliran, dan jenis seni rupa yang lebih baru (kontemporer)
4. Bentuk pameran berdasarkan ragam karya yang dipamerkan adalah sebagai berikut.
a. Pameran homogen
adalah suatu penyelenggaraan pameran dengan menampilkan karya seni dari salah satu cabang
seni saja. Karya seni yang dipamerkan tersebut tidak tergantung dari jumlah peserta pameran atau
pemilik karya.
b. Pameran heterogen
adalah penyelenggaraan pameran yang menampilkan beberapa cabang seni rupa pada waktu dan
tempat, serta peristiwa yang sama.
5. Pameran insidental
adalah pameran yang diadakan dengan maksud dan tujuan tertentu yang tidak terikat oleh rutinitas
pelaksanaannya. Misalnya, pameran akhir studi, pameran penyerta seminar, atau pameran
menyambut kunjungan tamu.
B. Merencanakan Pameran
Rencana sebuah pameran perlu dirancang secara sistematis dan logis agar pada waktu
pelaksanaannya berjalan lancer. Tanpa perencanaan sistematis sebuah pameran tidak dapat
berjalan lancar sesuai dengan yang diharapkan. Pelajari tahapan umum dalam perencanaan
penyelenggaraan pameranseni rupa berikut :
1.Menentukan Tujuan
Langkah awal yang harus di perhatikan dalam menyusun program pameran adalah menetapkan
dulu tujuan pameran tersebut. Penyelenggaraan pameran dapat saja bertujuan untuk menggalang
dana yang bersifat komersial, social atau kemanusiaan.
3.Menetapkan Kepanitian
Susunan panitia dalam suatu pameran selengkapnya sebenarnya dapat bervariasi, tetapi yang
penting staf panitia initi biasanya terdiri dari susunan sebagai berikut :
a. Ketua panitia, merupakan coordinator kegiatan, yang bertanggung jawab atas segala hal yang
menyangkut kelancaran pameran.
b. Sekretaris, bertugas membantu ketua dalam masalah administrasi
c. Bendahara, mengatur keuagan pameran, mencatat pemasukan dan pengeluaran uang.
d. Seksi – seksi yang terdiri atas:
1. Seksi publikasi membertahu pada khalayak umum dalam bentuk poster, spanduk atau surat
pemberitahuan kepada orang tua siswa.
2. Seksi pelengkapan mengusahakan peralatan yang diperlukan.
3. Seksi dekorasi mengatur ruangan,tata letak hasil karya yang di pamerkan.
4. Seksi konsumsi mengatur penyedian konsumsi bagi para petugas pameran selama
berlangsungnya kegiatan.
5. Seksi P3K menyiapkan obat – obatan dan sarana kesehatan lainnya selama pameran.
6. Seksi dokumentasi membuat foto – foto ( Mengabdikan ) peristiwa pameran, membuat cacatan
penting untuk di simpan sebagai arsip sekolah.
7. Seksi keamanan menjaga ketertiban waktu pameran,menjaga dan mengamankan hasil karya.
4.Menetapkan waktu
Pada lingkungan pendidikan, waktu pelaksanaan pameran karya siswa akan berkaitan langsung
dengan rangkaian proses pembelajaran. Oleh karena itu, penetapan pameran karya siswa ini akan di
tentukan oleh pihak sekolah melalui guru mata pelajaran.
1. Pendahuluan, yang membuat gambaran umum mengenai rencana kegiatan secara keseluruhan.
Pada bagian pendahuluan ini pula di jelaskan latar belakang masalah serta dasar pemikiran secara
umum yang merupakan intisari yang akan diselenggarakan.
2. Landasan dan dasar pemikiran yang dikaitkan dengan salah satu peristiwa tertentu dan program
induk kegiatan OSIS atau di sekolah.
3. Tujuan penyelenggaraan perglearan yang meliputi tujuan umum yang dikaitkan dengan
kepentingan sekolah, serta tujuan khusus yang dikaitkan dengan kepentingan siswa pada
umumnya.
5. Bentuk – bentuk kegiatan yang akan dilaksanakan. Di sini tercakup rincian seluruh kegiatan yang
direcanakan. Misalnya, pameran karya lukisan, karya patung, karya seni kriya, dan sebagainya.
6. Sasaran kegiatan yakni kepada siapa pameran itu di peruntukan. Misalnya untuk siswa dan warga
sekolah lainnya, orang tua dan pihak lainya.
7. Peserta yang terlibat dalam kegiatan, termasuk penjelasan tentang jumlah panitia, jumlah
pendukung, dan perkiraan jumlah pengunjung.
8. Susunan kepanitian. Susunan kepanitian sebaiknya dipisahkan sebagai lampiran yang memuat
sejumlah nama.
9. Waktu dan tempat pergelaran. Disebutkan dengan jelas hari, tanggal, bulan, tahun, dan waktunya.
Misalnya dari puku 09.00 s/d 12.30. Mengenai tempat dijelaskan secara lengkap, termasuk
alamatnya.
10. Rencana pembiyayaan yang memuat rincian pengeluaran dan perkiraan sumber dana. Rencana
anggaran pembiyayaan tersebut sebaiknya disusun sebagai lampiran, yang ditanda tangani oleh
bendahara, ketua panitia,dan diketahui oleh Pembina atau kepala sekolah.
11. Jadwal kegiatan yang ( Terutama ) memuat jadwal kegiatan kepanitian sejak tahap persiapan
hingga pelaksaan. Jadwal kegiatan ini di buat dalam bentuk matriks agar mudah dilihat dan
diperiksa oleh pihak – pihak terkait.
12. Proposal ini kemudian diajukan kepada kepala sekolah dan dijadikan pedoman bagi
penyelenggaraan kegiatan. Pada proposal ini pula tercantum rencana kerja dan sistematika keja
seluruh kegiatan
D.Pesiapan Pameran
1. menyiapkan dan memilih karya
Langkah pengumpulan karya dilakukan dengan cara berikut.
a. Mencatat secara teliti setiap karya yang diserahkan, lalu mencantumkan:
- Judul karya ;
- Nama pencipta atau pembuat karya ;
- Jenis karya ;
- Bentuk karya ;
- Bahan yang digunakan ;
- Teknik pembuatan ; dan
- Tanggal penyerahan.
b. Menandai atau me nomori karya yang diterimanya sesuai nomor urut catatannya.
c. Apabila karya yang diterimanya itu sangat baik, tanyakanlah kedapa pembuatnya apakah karya
itu dijual atau tidak. Kalau dijual, beri tanda khusus pada tanda itu dan pada catatan nya ( Misalnya
member tanda berupa kertas hijau ).
d. Sediakan tempat khusus untuk menyimpan seluruh karya. Tempat itu sebaiknya tidak lembab
sehingga karya – karya yang disimpan di sana tidak rusak.
e. Simpanlah semua karya itu dengan hati – hati agar tidak rusak dan tergores.
f. Apabila seluruh karya telah terkumpul, salinla catatan yang telah dibuat itu ke dalam format lain
untuk di perbanyak menjadi bentuk catalog pameran atau booxlate. Catalog atau booklate ini nanti
dibagikan kepada pengunjung, sebagai pedoman dalam meningmati pameran karya seni rupa.
g. Agar pameran dapat berlangsung dengan tepat dan sukses buat lah publikasi yang cukup dengan
pembuat poster, plakat, dan sejenisnya. Jika diperlukan, lakukan pendekatan kepada perusahaan –
perusahaan tertentu sebagai sponsor kegiatan. Jika ada, jangan lupa untuk menerakan logo
perusahaan yang menjadi sponsor pameran pada poster dan catalog pameran.
Kritik seni merupakan kegiatan menanggapi karya seni untuk menunjukkan kelebihan dan kekurangan
suatu karya seni. Keterangan mengenai kelebihan dan kekurangan ini dipergunakan dalam berbagai
aspek, terutama sebagai bahan untuk menunjukkan kualitas dari sebuah karya. Para ahli seni umumnya
beranggapan bahwa kegiatan kritik dimulai dari kebutuhan untuk memahami kemudian beranjak kepada
kebutuhan memperoleh kesenangan dari kegiatan memperbincangkan berbagai hal yang berkaitan
dengan karya seni tersebut. Sejalan dengan perkembangan pemikiran dan kebutuhan masyarakat
terhadap dunia seni, kegiatan kritik kemudian berkembang memenuhi berbagai fungsi sosial lainnya.
Kritik karya seni tidak hanya meningkatkan kualitas pemahaman dan apresiasi terhadap sebuah karya
seni, tetapi dipergunakan juga sebagai standar untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil berkarya
seni. Tanggapan dan penilaian yang disampaikan oleh seorang kritikus ternama sangat mempengaruhi
persepsi penikmat terhadap kualitas sebuah karya seni bahkan dapat mempengaruhi penilaian ekonomis
(price) dari karya seni tersebut.
1. Kritik Populer,
Kritik populer adalah jenis kritik seni yang ditujukan untuk konsumsi massa/umum. Tanggapan yang
disampaikan melalui kritik jenis ini biasanya bersifat umum saja lebih kepada pengenalan atau publikasi
sebuah karya. Dalam tulisan kritik populer, umumnya dipergunakan gaya bahasa dan istilah-istilah
sederhana yang mudah dipahami oleh orang awam.
2. Kritik Jurnalis,
Kritik jurnalis adalah jenis kritik seni yang hasil tanggapan atau penilaiannya disampaikan secara terbuka
kepada publik melaui media massa khususnya surat kabar. Kritk ini hampir sama dengan kritik populer,
tetapi ulasannya lebih dalam dan tajam. Kritik jurnalistik sangat cepat mempengaruhi persepsi
masyarakat terhadap kualitas dari sebuah karya seni, tertama karena sifat dari media massa dalam
mengkomunikasikan hasil tanggapannya
3. Kritik Keilmuan,
Kritik keilmuan merupakan jenis kritik yang bersifat akademis dengan wawasan pengetahuan,
kemampuan dan kepekaan yang tinggi untuk menilai /menanggapi sebuah karya seni. Kritik jenis ini
umumnya disampaikan oleh seorang kritikus yang sudah teruji kepakarannya dalam bidang seni, atau
kegiatan kritik yang disampaikan mengikuti kaidah-kaidah atau metodologi kritik secara akademis. Hasil
tanggapan melalui kritik keilmuan seringkali dijadikan referansi bagi para kolektor atau kurator institusi
seni seperti museum, galeri dan balai lelang.
4. Kritik Kependidikan,
Kritik kependidikan merupakan kegiatan kritik yang bertujuan mengangkat atau meningkatkan kepekaan
artistik serta estetika subjek belajar seni. Jenis kritik ini umumnya digunakan di lembaga-lembaga
pendidikan seni terutama untuk meningkatkan kualitas karya seni yang dihasilkan peserta didiknya. Kritik
jenis ini termasuk yang digunakan oleh guru di sekolah umum dalam penyelenggaraan mata pelajaran
pendidikan seni
Selain jenis kritik yang disampaikan oleh Feldman, berdasarkan titik tolak
atau landasan yang digunakan, dikenal pula beberapa bentuk kritik yaitu: kritik formalistik, kritik
ekspresivistik dan instrumentalistik :
1. Kritik Formalistik
Melalui pendekatan formalistik, kajian kritik terutama ditujukan terhadap karya seni sebagai konfigurasi
aspek-aspek formalnya atau berkaitan dengan unsur-unsur pembentukannya. Pada sebuah karya lukisan,
maka sasaran kritik lebih tertuju kepada kualitas penyusunan (komposisi) unsur-unsur visual seperti
warna, garis, tekstur, dan sebagainya yang terdapat dalam karya tersebut. Kritik formalistik berkaitan
juga dengan kualitas teknik dan bahan yang digunakan dalam berkarya seni.
2. Kritik Ekspresivistik
Melalui pendekatan ekspresivistik dalam kritik seni, kritikus cenderung menilai dan menanggapi kualitas
gagasan dan perasaan yang ingin dikomunikasikan oleh seniman melalui sebuah karya seni. Kegiatan
kritik ini umumnya menanggapi kesesuaian atau keterkaitan antara judul, tema, isi dan visualisasi objek-
objek yang ditampilkan dalam sebuah karya.
3. Kritik Instrumentalistik
Melalui pendekatan instrumentalistik sebuah karya seni cenderung dikritisi berdasarkan
kemampuananya dalam upaya mencapai tujuan, moral, religius, politik atau psikologi. Pendekatan kritik
ini tidak terlalu mempersoalkan kualitas formal dari sebuah karya seni tetapi lebih melihat aspek
konteksnya baik saat ini maupun masa lalu. Lukisan berjudul ”Penangkapan Pangeran Diponegoro”
karya Raden Saleh misalnya, dikritisi tidak saja berdasarkan kualitas teknis (formal) nya saja tetapi
keterkaitan antara objek, isi, tema dan tujuan serta pesan moral yang ingin disampaikan pelukisnya atau
interpretasi pengamatnya terhadap konteks ketika karya tersebut dihadirkan.
Pergelaran Musik
Hal-hal yang harus dibahas dalam menyusun rencana pergelaran antara lain :
a. Menyusun Panitia Pergelaran
Organisasi yaitu sekumpulan orang yang bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Dalam organisasi bagian yang satu dengan yang lainnya saling berkaitan dan tidak bisa dipisahkan,
apabila salah satu bagian tidak dapat berfungsi maka akan berpengaruh pada bagian yang lain
Dalam kegiatan pergelaran seni musik, organisasi kepanitiaan memiliki tugas dan tanggung jawab
untuk mewujudkan tujuan kegiatan yaitu terlaksananyapergelaran seni musik sesuai dengan yang
direncanakan. Pengelolaannya harus berprinsip sebagaimana organisasi secara umum, yaitu :
1. Perintah harus berasal dari satu komando
2. Pembagian tugas sesuai dengan kemampuan yang dimiliki
3. Adanya pengawasan/controling dari tem pengawas yang dibentuk
Selain itu, personil yang duduk dalam kepanitiaan juga harus memenuhi syarat dan kriteria yang
ada. Adapun beberapa kriteria yang harus dimiliki oleh para personal yang duduk dalam
kepanitiaan antara lain :
1. Menguasai bidang tugasnya
2. Sanggup bekerja sama
3. Sanggup bekerja keras
4. Siap untuk memimpin dan dipimpin
5. Disiplin dan kreatif
6. Berdedikasi dan loyalitas yang tinggi
7. Sanggup menjaga rahasia