Teori-Teori Atribusi
(Jones & Davies) ada beberapa faktor yang dapat dijadikan faktor untuk
menarik kesimpulan tentang apakah suatu perbuatan disebabkan oleh sifat
kepribadian atau disebabkan oleh faktor tekanan situasi. Bila diantara ketiga
faktor tersebut di bawah ini ada disaat seseorang melakukan suatu perbuatan,
maka tindakan orang tersebut disebabkan oleh sifat kepribadian (disposisional)
orang tersebut.
i
wanita itu materialistik. Sebab tindakan untuk menikah dengan duda adalah
tindakan atas pilihannya sendiri, bukan tekanan situasi.
Low Social Desirability (menyimpang dari kebiasaan)
Kita akan dengan mudah menarik kesimpulan bahwa seseorang
memiliki kepribadian tertentu yang tidak wajar bila orang itu menyimpang dari
kebiasaan umum. (misal : Jika seseorang menghadiri upacara kematian biasanya
orang harus menujukkan roman muka yang sedih dan berempati pada ahlul
duka. Kalau orang yang melayat menujukkan hal yang demikian akan sulit bagi
kita unyuk mengatribusikan bahwa orang itu orang yang empatik, karena
memang begitulah seharusnya. Tetapi bila orang layat lalu menujukkan
kegembiraan dengan tertawa terbahak-bahak di saat orang lain susah, maka
mudah untuk kita simpulkan bahwa kepribadian orang tersebut agak kurang
beres.
2
Apabila orang lain tidak bereaksi sama dengan seseorang, berarti
konsensusnya rendah dan sebaliknya. Selain itu konsep tentang konsensus
selalu melibatkan orang lain sehubungan dengan stimulus yang sama.
Dari ketiga informasi tersebut di atas, dapat ditentukan atribusi pada
seseorang. Menurut Kelley, ada 3 atribusi, yaitu :
a. Atribusi Internal
Dikatakan perilaku seseorang merupakan gambaran dari karakternya, bila
distinctiveness-nya rendah, konsensus-nya rendah dan konsistensi-nya tinggi.
b. Atribusi Eksternal
Dikatakan demikian apabila ditandai dengan distinctiveness yang tinggi,
konsensus tinggi dan konsistensi-nya juga tinggi.
c. Atribusi Internal – Eksternal
Hal ini ditandai dengan distincveness yang tinggi, konsensus rendah dan
konsistensi yang tinggi.
3
internal-stabil terkontrol adalah sukses karena bakat yang luar biasa sehingga jarang
mengalami kegagalan.
DAFTAR PUSTAKA
Hartati, Sri. (2012). Pendekatan kognitif untuk menurunkan kecenderungan perilaku deliquensi
pada remaja. Jurnal humanitas, IX (2), 123-146. Padang: IAIN Imam Bonjol
Padang.
4
Juneman. 2011. Teori-Teori Transorientasional dalam Psikologi Sosial.
“HUMANIORAVol.2 No.2 Oktober 2011: 1351-1367”. Jakarta: BINUS
University
Novitasari, Yomi. (2013). Penerapan cognitive behavior therapy (CBT) untuk menurunkan
kecemasan pada anak usia sekolah. Skripsi Psikologi.Depok: Universitas
Indonesia.
http://digilib.mercubuana.ac.id/