LAUNCHING PRODUK
Sarapan Sehat Rendah Kalori
Kelompok 3 A
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PANGAN
JATINANGOR
2017
I. PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
Mengetahui keunggulan produk bandros
Mengetahui cara pengolahan bandros
Membuat inovasi produk bandros
II. KONSEP PRODUK
2.1 Bandana
2.1.1 Deskripsi Produk
Bandros merupakan jajanan khas dari Bandung yang berbahan dasar dari
tepung beras yang dicampur dengan parutan kelapa dan santan. Tidak jarang orang
mengonsumsi bandros sebagai menu sarapan. Proses pembuatan bandros sekitar 5
menit. Setelah matang, kue ini dapar dimakan langsung, bisa juga diberi taburan gula
pasir bagi yang menginginkan. Gambar bandros dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Bandana
(Dokumentasi Pribadi, 2017)
Kelapa parut
Pencampuran dan garam
Santan&daun
Pengadukan pandan
Gula pasir
Pemberian toping
Pengemasan
Bandros
2.1.6 Kemasan
Kemasan Produk : Karton Laminasi dialasi daun pisang
Bahan : Karton laminasi dan daun pisang
Gambar 3. Kemasan Karton Laminasi
(Dokumentasi Pribadi, 2017)
Gambar 5. Sum-Gokong
(Dokumentasi Pribadi, 2017)
2.2.2 Posisi Produk
Produk ini merupakan salah satu produk modifikasi dikarenakan adanya
modifikasi dari penggantian bahan baku pembuatan bubur sum-sum. Modifikasi bahan
baku yang dilakukan yaitu dengan mengganti tepung beras dengan tepung hanjeli
sebagai bahan utama dalam pembuatan Sum-Gokong, sehingga meningkatkan nilai
gizi dan menjadikan produk ini sebagai pangan fungsional.
Adapun keunggulan dari produk ini adalah :
Harga sangat terjangkau
Kaya protein
Memiliki kandungan kalori yang mencukupi
Adapun kelemahan dari produk ini adalah :
Tekstur Sum-Gokong tidak seperti tekstur bubur sum-sum pada umumnya,
Sum-Gokong memiliki tekstur berpasir
Lebih nikmat jika dimakan bersamaan dengan sausnya
Warna produk terlihat kurang menarik setelah dipanaskan
Pencampuran Pencampuran
Pemasakan Pemasakan
Pencampuran
Literasi 1
X1 X2 X3 X4 X5 X6 NK Indeks
Z 0 -2000 320 0 0 0 1280000 -640
X1 1 0,8 0,032 0 0 0 128 160
X4 0 3,75 -0,6 1 0 0 600 160
X5 0 0,075 -0,012 0 1 0 952 12693,33
X6 0 35 -0,2 0 0 1 200 5,714286
Literasi 2
X1 X2 X3 X4 X5 X6 NK Keterangan
Z 0 0 317,6 0 0 11,765 1282352,94 Keuntungan
X1 1 0 0,03 0 0 -0,024 122,35 Bandana
X4 0 0 -0,596 1 0 -0,022 595,58
X5 0 0 -0,012 0 1 -0,0004 951,91
X2 0 1 -0,05 0 0 0,0294 5,88 Sumgo-kong
Kesimpulan: Berdasarkan metode simplex, maka keuntungan maksimum yang
dapat diperoleh ialah Rp 1.282.352 dengan menjual 122 produk bandana dan 6 produk sum
go kong.
Literasi 1
X1 X2 X3 X4 X5 X6 NK Keterangan
X1 0 3000 320 0 0 0 1280000 Keuntungan
X3 1 0,8 0,032 0 0 0 128 Bandana
X4 0 3,75 -0,6 1 0 0 600
X5 0 0,075 -0,012 0 1 0 952
X6 0 35 -0,2 0 0 1 200
Kesimpulan: Berdasarkan metode simplex, maka keuntungan maksimum yang
dapat diperoleh ialah Rp 1.280.000 dengan menjual 128 produk bandana
3.3.2 Sum-Gokong
Jumlah porsi = 36 porsi
Perkiraan Harga Perbungkus = Rp 5.000
Biaya Habis Pakai = Rp 84.708
HPP = Rp 84.708/36 = Rp 2.353
Keuntungan = Rp 2.647
Perhitungan BEP
Biaya Produksi 84708
BEP = = = 16 porsi
Harga Jual per Buah 5000
Hasil perhitungan BEP menunjukkan bahwa produsen akan mencapai
titik imbang yaitu tidak rugi maupun untung apabila dapat menjual produk
sebanyak 16 produk dengan harga jual Rp 5.000 per porsinya.
Harga Produk per Kemasan 5000
R/C = = = 2,12
HPP per Buah 2353
= 280.000 – 176.389
= Rp 103.611
Jadi keuntungan yang didapat dari penjualan produk Bandana dan
Sum-Gokong yaitu sebanyak Rp 103.611,00
IV. KUISIONER
4.1 Bandana
Produk bandana yang terjual sebanyak 10 unit dan memperoleh 10 responden
dengan perolehan seperti pada Tabel 3.
Tabel 5. Hasil Kuisioner Bandana
Penampilan
Responden Rasa Aroma Warna Tekstur Kemasan Total
Produk
1 3 3 3 3 3 3 18
2 4 3 4 4 4 4 23
3 3 1 2 1 3 2 12
4 3 3 4 2 3 3 18
5 3 3 3 4 4 4 21
6 3 2 2 3 4 4 18
7 3 3 2 2 4 3 17
8 4 3 3 3 3 3 19
9 3 2 3 4 3 4 19
10 3 3 3 4 4 3 20
Total 32 26 29 30 35 33
Rata-Rata 3,2 2,6 2,9 3 3,5 3,3
Ket : 4 = Sangat suka, 3 = Suka, 2 = Agak Suka, 1 = Tidak suka
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2017)
Hasil kuisiner tersebut diinterpretasikan dalam grafik seperti pada Gambar 3.
Gambar 9. Hasil Kuisioner Bandana
4
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
Rasa Aroma Warna Tekstur Penampilan Kemasan
Produk
Kriteria sensori yang paling disukai konsumen adalah aroma dan warna produk,
terbukti dengan rata-rata penilaian konsumen yang paling tinggi, yaitu 3,47 dan
3,42 dari skala 1-4 dengan masuk ke rata-rata sangat suka.
Kriteria sensori yang paling kurang disukai konsumen adalah tekstur produk,
terbukti dengan rata-rata penilaian konsumen yang paling rendah, yaitu 2,92
dari skala 1-4 dengan masuk ke rata – rata agak suka ke suka.
V. KENDALA
5.2 Expo
Bandana Sumgokong
Wajan lengket, produk menjadi hancur Adonan bahan awal overcook, sehingga
saat diangkat dibuat kembali
Proses pembuatan yang cukup lama
VI. PERENCANAAN STRATEGIS
2) Sum-gokong
Tekstur grassy
Rasa manis
Warna putih berkuah coklat.
Aroma khas hanjeli
Berbentuk kental
2. Variasi produk 1) Bandana
Adanya topping almond dan kismis
2) Sum-gokong
Penambahan topping almond an kismis
3. Teknologi Pemanggangan dan perebusan.
4. Tenaga kerja Masing-masing produk membutuhkan dua orang tenaga
kerja produksi, satu orang pendesain kemasan dan
promosi, dan satu orang untuk pengelolaan keperluan
administratif
5. Produk baru Produk inovasi dengan memanfaatkan komoditas biji-
bijian lokal yaitu tepung hanjeli sebagai bahan dasar kedua
produk dalam bentuk panganan tradisional.
6. Lokasi produksi Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2017)
Tabel 8. Operasional Eksternal
No Variabel Atribut
1. Pesaing Produk pangan tradisional rendah kalori dengan
memanfaatkan komoditas biji-bijian (hanjeli) sebagai
bahan dasar.
2. Bahan baku Ketersediaan bahan baku pelengkap mudah didapat di
pasar dan atau swalayan
Ketersediaan bahan baku utama tepung hanjeli yang
belum terlalu banyak di pasaran.
3. Budaya Masyarakat tidak merasa asing terhadap kedua produk
masyarakat karena kedua produk merupakan produk panganan
tradisional dan sudah pernah ada
4. Potensi pasar Permintaan pasar terhadap kedua produk cukup besar
sehingga kedua produk memiliki potensi yang cukup
kuat untuk bersaing di pasar
5. Placement Produk dipasarkan di tempat bazaar dan pusat jajanan
dengan target konsumen langsung mengkonsumsi
produk selagi hangat.
6. Harga Harga per kemasan produk Bandana adalah
Rp10.000,00 dan harga per kemasan produk Sum-
gokong adalah Rp 5000,00
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2017)
Berdasarkan hasil penjualan, kedua produk layak untuk dijual namun produk
Sum-gokong lebih memiliki profil margin yang lebih besar dengan harga yang lebih
murah sehingga konsumen lebih tertarik.
LAMPIRAN