S. HAFSAH BUDI. A
Fakultas Psikologi UST
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kebutuhan komunikasi anak kos
dengan pemilik kos warga masyarakat dan keluarga terhadap sikap sosial. Subjek penelitian
94 siswa kelas 2 SMA PIRI I Yogyakarta yang bertempat tinggal di tempat kos atau
pondokan. Alat ukur yang digunakan adalah skala kebutuhan komunikasi dan skala sikap
sosial. Analisis data dilakukan dengan teknik regresi ganda dua prediktor, tehnik univariat
dan korelasi jenjang pertama.
Hasil uji regresi ganda pengaruh kebutuhan komunikasi anak kos dengan pemilik kos
warga masyarakat dan keluarga terhadap sikap sosial menunjukan adanya pengaruh yang
signifikan (R2) adalah 0,258.
Kata kunci: kebutuhan komunikasi, sikap sosial.
Abstract
The aim of this research is to investigate the effect of boarders need for communication
to their families, the boarding house owners, and the community on social attitude. The subjects
are 94 students of second grade of SMA PIRI I Yogyakarta who live in boarding house. The
instruments are Need for Comunication Scale and Social Attitude Scale created by researcher.
Hipothesis verivication using multiple regression analyses indicates a significant correlation
between the boarders need for communication to their families, the boarding house owners, the
community and social attitude with determinant coefficient R2 = 0,258.
Keyword: need for comunication, social attitude
\ 8[
[ Humanitas : Indonesian Psychological Journal Vol. 2 No.1 Januari 2005 : 7 - 14
kategori labil. Peran orang dewasa sebenarnya diri, (b) menyediakan dukungan dan
sangat dibutuhan oleh mereka saat dalam penghargaan serta (c) menyediakan model
kehausan akan pengertian serta sikap empati perilaku berkomunikasi. Komunikasi yang
terhadap berbagai gejolak yang dihadapi. Dalam efektif akan terwujud jika memiliki unsur
konteks ini, orang dewasa adalah pemilik kos keterbukaan, empati, dukungan, sikap positif,
yang sekaligus berkedudukan sebagai pengganti dan kesetaraan. (De Vito,1995).
orang tua, warga masyarakat sekitar yang dapat Dewasa ini sangat sedikit pemilik kos
mengontrol perilaku anak kos dan orang tua (induk semang) yang bersedia menjadikan
atau keluarga mereka, walaupun berjauhan peran pengganti sebagai orang tua dengan
tempat tinggal, namun tetap memiliki kesadaran akan tanggungjawab moralitas
kewajiban dalam mengarahkan anak. sebagai warga masyarakat. Dalam teori
Yogyakarta sebagai kota pelajar dan kebutuhan berprestasi (need for achievement) oleh
budaya merupakan tujuan utama para pelajar David C. McClelland (Ancok dan Nasori,
yang berasal dari seluruh propinsi di Indonesia 1994) mengatakan bahwa kemajuan ekonomi
memiliki kekhasan yang sangat berbeda suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh
dengan daerah lain, baik dari segi budaya tingkatan sejauh mana orang memiliki virus
maupun keragaman masyarakatnya. Sebagai mental yang dinamakan virus n-ach, yakni
kota pelajar dengan berbagai model tempat merasa lebih puas dengan hasil kerja yang lebih
tinggal dan perlakuan induk semang (pemilik baik dari pada upah yang diterimanya serta
kos) akan menjadikan penilaian tersendiri oleh selalu ingin berbuat lebih banyak melebihi apa
para penghuninya (anak kos). Tandjung (dalam yang telah dibuatnya. Jika setiap induk semang
info Aktual Muda, 18 September 1999) memiliki tanggung jawab seperti apa yang
mengemukakan bahwa anak pada usia 15-24 dikemukakan oleh McClelland maka
tahun merupakan sosok paling rentan dan pembentukan serta pengontrolan moralitas
mudah dicengkeram narkotika, alkohol dan zat negatif siswa dapat diupayakan sehingga dapat
adiktif lainnya, serta penyimpangan perilaku mengeliminir terjadinya perilaku penyim-
seksual. pangan di kalangan siswa atau mahasiswa yang
Hal prinsip yang berkaitan dengan sudah sangat mengkhawatirkan.
perkembangan siswa adalah komunikasi. Menurut Murray (dalam Ancok dan
Melalui komunikasi efektif dengan pemilik kos Nasori, 1994) ada beberapa kebutuhan pokok
serta kepedulian warga masyarakat, dapat manusia diantaranya adalah need for afiliation,
memberikan dukungan moril bagi anak kos yakni kebutuhan untuk mendapatkan kasih
dalam menghadapi kesulitan. Pemilik kos sayang dan diterima oleh orang lain. Sedangkan
memberikan fasilitas pemondokan seperti menurut Maslow lima jenis kebutuhan
layaknya berada dalam sebuah keluarga. manusia dari fisik sampai pada kebutuhan
Tanggungjawab pemilik kos bukan hanya akan aktualisasi tidak akan terwujud tanpa
sekedar materi, melainkan juga memiliki adanya komunikasi yang efektif. Terjadinya
tanggungjawab moral, baik secara khusus perilaku menyimpang, diantaranya tindak
sebagai pengganti orang tua maupun secara agresif pemakaian obat penenang, pil koplo
umum sebagai warga masyarakat, yang sebagai pelarian adalah karena kegagalannya
bertanggungjawab terhadap suksesnya dalam memenuhi kebutuhan (Adler dalam
pendidikan. Ancok dan Nasori). Kegagalannya akan
Verderberg (1998) mengemukakan menjadikan rasa rendah diri (inferioritas complex)
bahwa komunikasi orang tua dengan anak dan akan mengakibatkan kegagalan dalam
memiliki tiga fungsi : (a) membentuk konsep mencapai superioritas dalam hidup.
\ 12[
[ Humanitas : Indonesian Psychological Journal Vol. 2 No.1 Januari 2005 : 7 - 14
parsial jenjang pertama, besarnya korelasi deperlakukan oleh orang tua mereka.
parsial ubahan ini adalah 0,374 dan p = 0,000. Kebutuhan komunikasi antara anak kos
Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa dengan masyarakat tergolong tinggi. Hal ini
kebutuhan komunikasi antara anak kos dapat diartikan agar warga masyarakat
dengan keluarga (orang tua) berkorelasi secara mengajak anak kos untuk melakukan kegiatan
positif terhadap sikap sosial secara signifikan bersama, sehingga akan meningkatkan rasa
pada taraf 5% (p < 0,05), sehingga hipotesis peduli pada masyarakat.
ke empat dapat dibuktikan kebenarannya. Kebutuhan komunikasi anak kos
dengan keluarga tergolong rendah. Hal ini
Pembahasan.
disebabkan oleh tempat tinggal mereka yang
Kebutuhan komunikasi antara anak kos jauh dari keluarga, sehingga intensitas
dengan Pemilik kos, anggota masyarakat, dan hubungan mereka menjadi rendah.
keluarga (orang tua). terhadap sikap sosial
tinggi. Hal ini dapat diartikan bahwa sikap Kesimpulan
sosial anak kos dipengaruhi oleh Berdasarkan hasil penelitian dan
kebutuhannya akan komunikasi dengan orang pembahasan dapat disimpulkan:
lain. Semakin tinggi kebutuhan komunikasi 1. Kebutuhan komunikasi yang efektif
anak kos dengan pihak lain semakin tinggi pula antara anak kos dengan pemilik kos
sikap sosialnya. warga masyarakat dan orang tua
Hasil analisis regresi ganda dapat berpengar uh positif dan signifikan
dibuktikan adanya hubungan yang signifikan terhadap sikap sosial. (R2 = 0,258 ; p =
antara kebutuhan komunikasi antara anak kos 0,000 <0,05).
dengan Pemilik kos, kebutuhan komunikasi 2. Kebutuhan komunikasi yang efektif
antara anak kos dengan anggota masyarakat, antara anak kos dengan pemilik kos
kebutuhan komunikasi antara anak kos tergolong tinggi
dengan keluarga (orang tua). terhadap sikap 3. Kebutuhan komunikasi yang efektif
sosial.. Walaupun hanya sebesar 25,8% namun antara anak kos dengan masyarakat
cukup bermakna dalam mengembangkan sikap tergolong tinggi.
sosial dari siswa sendiri. Koefisien diterminan 4. Kebutuhan komunikasi yang efektif
sebesar 25,85 tersebut cukup memberi antara anak kos dengan orang tua
sumbangan untuk siswa bersikap sosial yang tergolong rendah.
tinggi dan mungkin pada kesempatan lain
Daftar Pustaka
peneliti akan mengungkapkan ubahan-ubahan
lain yang sebesar 74,15 %, sehingga secara Akhdinirwanto, R.W. 199. “Pelaku Pelajar dan
jelas dapat diketahui berbagai faktor yang Antisipasinya”. Dalam Suara
berpengaruh pada sikap sosial siswa dan faktor Pembaruan, 8 mei 1999. Jakarta
yang paling dominan untuk siswa bersikap
sosial yang tinggi. DeVito, J.K. 1995. The Inter pesonal
Communication Book (7 th ed ). New
Dalam penelitian ini ditemukan bahwa
York: Harper Collins College
kebutuhan komunikasi antara anak kos Publishers
dengan Pemilik kos cukup tinggi. Hal ini
menunjukkan bahwa anak kos menginginkan Gunarso, S. D. 1999. Psikologi untuk Mahasiswa.
pemilik kos adalah pengganti orang tua Jakarta : BPK Gunung Mulia
sehingga mereka ingin disapa, diperhatikan, Hurlock, E. B. 1993. Psikologi Perkembangan
dan diperlakukan sebagaimana mereka (terjemahan ) Jakarta : Erlangga
\ 14[
[ Humanitas : Indonesian Psychological Journal Vol. 2 No.1 Januari 2005 : 7 - 14