Anda di halaman 1dari 19

HUMAS DAN KEPROTOKOLAN

A. HUMAS
1. PENGERTIAN HUMAS
Hubungan masyarakat atau yang disingkat humas a d a l a h seni
m e n c i p t a k a n pengertian publik yang lebih baik sehingga dapat memperdalam
kepercayaan publik terhadapsuatu individu organisasi. M e n u r u t IPRA
(International Public Relations Association) Humas adalah fungsi
manajemen dari ciri yang terencana dan berkelanjutan melalui organisasi dan
lembaga swasta atau publik (public) untuk memperoleh pengertian 'simpati'
dan dukungan dari mereka yang terkait atau mungkin ada hubungannya dengan
penelitian opini publik di antara mereka. Humas adalah sebuah proses yang terus
menerus dari usaha-usaha manajemen untuk memperoleh kemauan baik dan pengertian
dari pelanggan 'pegawai' dan publik yang lebih luas Alam pekerjaannya' seorang humas
membuat analisis ke dalam dan perbaikan diri' serta membuat pernyataan-pernyataan
keluar.

2. KONSEP HUMAS
Menurut Efendy (1990) Humas dapat dibedakan ke dalamdua pengertian yakni: “Sebagai
teknik komunikasi dan sebagai metode komunikasi:Humas sebagai teknik komunikasi
dimaksudkan bahwa humas dilakukan sendiri olehpimpinan organisasi. Sedangkan
Humas sebagai metode komunikasi dimaksudkanbahwa dilakukan secara melembaga
(Public relation of being),dimana wahana humas ditekankan adalah berupa biro, bagian,
seksi, urusan bidangdan lain sebagainya. Dapat dikatakan bahwa Humas baik sebagai
teknik komunikasimaupun sebagai metode komunikasi adalah suatu aktifitas yang
menunjangmanajemen suatu lembaga untuk menggerakkan manusia-manusia yang
terlibat,menuju sasaran dan tujuan lembaga.

3. KARAKTERISTIKHUMAS
Ada 4 (empat) ciriutama humas yang disebut sebagai karakteristik humas, diantaranya
yaitu:
a. Adanya Upaya Komunikasi yangBersifat Dua Arah
Hakekat humas adalah komunkasi. Namun tidak semuakomunikasi dikatakan
humas. Komunikasi yang menjadi ciri kehumasan adalahkomunikasi dua arah
yang memungkinkan terjadinya arus informasi timbal balik.
b. Sifatnya yang Terencana
Sifat humas yang terencana mengandung pengertian bahwakerja/aktivitas humas
merupakan kerja/aktivitas yang berkesinambungan, memilikimetode terintegrasi
dengan bagian lain dan hasilnya tangible (nyata).Syarat terencana dan
berkesinambungan ini merupakan salah satu syarat yangdinilai dalam kompetisi
tertinggi program PR internasional, yakni Golden WorldAward For Excellence in
PR (GWA).
c. Berorientasi padaOrganisasi/Lembaga
Dengan mencermati orientasi tersebut, maka syarat mutlakdalam kerja humas
adalah pemahaman yang tinggi terhadap visi, misi, dan
budayaorganisasi/lembaga. Visi, misi, dan budaya organisasi/lembaga inilah
yangmenjadi materi utama humas, sehingga dapat mencapai tujuan humas dan
mendukungtujuan manajemen lainnya, termasuk tujuan marketing.
d. Sasarannya adalah Publik
Yaitu suatu kelompok dalam masyarakat yang memiliki karakteristikkepentingan
yang sama. Jadi sasaran humas bukanlah perorangan, hal ini perludisampaikan
sebab masih ada orang yang mengistilahkan PR sebagai personalRelation.
4. SEJARAH PERKEMBANGAN HUMAS
Dilihatdari perkembangan sejarahnya, berkomunikasi untuk mempengaruhi cara
pandang danperilaku seseorang sudah dimulai sejak dahulu kala. Dari situs–situs
yangditemukan oleh para arkeologis di Irak pada abad 18, tampak bahwa
usahamelakukan hal ini sudah ada. Pada masa Yunani dan di abad pertengahan
masakejayaan Romawi, ide mengenai “opini publik sudah muncul”. Hal ini tampak
padaslogan Vox Populi, Vox dei (the voice of the people is the voice of God).Public
Relations sudah mulai digunakan berabad–abad lalu di Inggris. Hal iniditunjukkan dengan
munculnya konsep memerlukan pihak ketiga sebagai fasilitatorkomunikasi dan
penyelaras antara pemerintah dan rakyatnya.
Padaperkembangannya konsep Public Relations di Amerika dimulai sekitar tahun
1900anyang dipelopori oleh Ivy Lee dengan "The Declaration of Principles".Ivy Lee
dianggap sebagai "The father of Public Relations" karenadeklarasi asasnya itu, meskipun
demikian sebetulnya konsep Public Relations diAmerika sudah ada sejak tahun 1850
(Broom, 2000; 102).
PublicRelations di Indonesia sendiri dimulai sejak tahun 1950. Perkembangan
hubunganmasyarakat di Indonesia bergerak menyertai kondisi politik dan kenegaraan
saatitu. Pada waktu itu pemerintah Indonesia menyadari perlunya rakyat Indonesiauntuk
mengetahui segala perkembangan yang terjadi sejak pengakuan kedaulatanIndonesia
oleh kerajaan Belanda. Berawal dari pemikiran tersebut maka kegiatankehumasan mulai
dilembagakan dengan menyandang nama hubungan masyarakat karenakegiatan yang
dilakukan lebih banyak untuk ke luar organisasi (Onong, 1991; 12).
Pentingnya memahami sejarahperkembangan Public Relations adalah untuk
mengawali pemahaman terhadapperkembangan PR di Indonesia. Jika dilihat dari
sejarahnya sebetulnya, PR diIndonesia dimulai sangat jauh dari yang sudah dilakukan
oleh pemikir-pemikir diEropa atau Amerika bahkan Australia. PR di Indonesia dimulai di
tahun 1950andengan konsep yang berbeda dengan konsep yang dianut di negara
lain.Berdasarkan pengamatan peneliti dan juga seperti yang diungkapkan olehElizabeth
Goenawan Anantao dalam Public Relations In Asia an Anthology, PublicRelations di
Indonesia belum terlalu pesat perkembangannya (Ananto, 2004; 265).
Public Relations digunakan oleh pihakswasta di Indonesia pertama kali oleh
PERTAMINA, sebuah perusahaan minyak.Public Relations di Indonesia memang sudah
banyak digunakan baik itu di pihakpemerintah maupun swasta di berbagai sektor. Konsep
Public Relations dipahamidan digunakan oleh pihak–pihak tersebut dengan berbagai
macam pemahaman danberbagai macam bentuk implementasinya.
Dari hari ke hari PR di Indonesiamulai berkembang seiring dengan perkembangan
PR di dunia atau Asia. MenurutRhenald Kasali dalam bukunya Manajemen PR
disebutkan bahwa Public Relationsdigunakan untuk kepentingan usaha dalam bentuk
seperti Olimpiade Korea Selatan,Glassnot Perestroika, Kasus Lemak Babi 1988, dll.
Olimpiade yang diselenggarakan olehtuan rumah Korea Selatan di tahun 1988
menggunakan salah satu jasa konsultanPR. Olimpiade adalah suatu event international
yang waktu ini masih sangatgreget dimana seluruh perhatian orang tertuju ke sana.
Sebagai tuan rumah KoreaSelatan ingin bangkit menunjukkan eksitensi dirinya yang
memang salah satukeinginannya adalah membuka pasar di dunia untuk memasarakan
produk –produknya.
Glasnost dan Perestroika merupakan kampanye PR dalamkarya politik sebuah negara.
Untuk mengubah negaranya, Michael Gorbachevmelontarkan konsep ini untuk
mengubah persepsi dunia tentang Uni Soviet danmembuka bangsanya bagi dunia luar.
Kasus–kasus tersebut adalah kasus–kasusyang terjadi hampir 20 tahun yang lalu.
Sementara ini masih hangat di tahun2000an pada saat negara–negara di Asia terjadi
krisis SARS, Hongkong danSingapura menangani khusus pemulihan citra wisata
negaranya dengan menyewaseorang konsultan PR.
Darikasus–kasus yang ada sebetulnya tampak bahwa PR adalah sebuah fungsi
komunikasiyang terencana, tetapi memang kenyataannya masih banyak salah pandang
mengenaihal ini.
5. PERKEMBANGAN HUMAS DI DUNIA
Dalam sejarahnya istilah PublicRelations sebagai sebuahteknik menguat dengan adanya
aktivitas yang dilakukan oleh pelopor IvyLedbetter Lee yang tahun 1906 berhasil
menanggulangi kelumpuhan industri batubara di Amerika Serikat dengan sukes. Atas
upayanya iniia diangkat menjadi The Fatherof Public Relations.
Perkembangan PR sebenarnya bisa dikaitkan dengan keberadaan manusia.Unsur-unsur
memberi informasi kepada masyarakat, membujuk masyarakat, danmengintegrasikan
masyarakat, adalah landasan bagi masyarakat.
Tujuan, teknik, alat dan standar etika berubah-ubah sesuai denganberlalunya waktu.
Misalnya pada masa suku primitif mereka menggunakan kekuatan,intimidasi atau
persuasi ntuk memelihara pengawasan terhadap pengikutnya. Ataumenggunakan hal-hal
yang bersifat magis, totem (benda-benda keramat), taboo(hal-hal bersifat tabu), dan
kekuatan supranatural.
Penemuan tulisan akan membuat metode persuasi berubah. Opini publik mulaiberperan.
Ketika era Mesir Kuno, ulama merupakan pembentuk opini dan penggunapersuasi. Pada
saat Yunani kuno mulai dikembangkan Olympiade untuk bertukarpendapat dan
meningkatkan hubungan dengan rakyat. Evaluasi mengenai pendapatatau opini publik
merupakan perkembangan terakhir dalam sejarah kemanusiaan.
Dasar-dasar fungsi humas ditemukan dalam revolusi Amerika. Ketika adagerakan yang
direncanakan dan dilaksanakan. Pada dasarnya, masing-masingperiode perkembangan
memiliki perbedaaan dalam startegi mempengaruhi publik,menciptakan opini publik demi
perkembangan organisasinya.
Berikutgambaran kronologis PR di dunia:
1865-1900 :Publik masih dianggap bodoh
1900-1918 :Publik diberi informasi dan dilayani
1918-1945 :Publik diberi pendidikan dan dihargai
1925 :Di New York, PR sebagai pendidikan tinggi resmi
1928 :Di Belanda memasuki pendidikan tinggi dan minimal di fakultas sebagai
mata kuliah wajib. Disamping itu banyak diadakan kursus-kursus
yangbermutu
1945-1968 : Publik mulai terbuka dan banyakmengetahui.
1968 :Di Belanda mengalami perkembangan pesat. Ke arah ilmiah karena
penelitian yang rutin dan kontinyu. Di Amerikaperkembangannya lebih ke
arah bisnis.
1968-1979 :Publik dikembangkan di berbagai bidang, pendekatan tidak hanya satu
aspek saja
1979-1990 : Profesional/internasional memasukiglobalisasi dalam perubahan mental
dan kualitas
1990-sekarang:
 Perubahan mental, kualitas, pola pikir, pola pandang,
sikap dan pola perilaku secara nasioal/internasional.
 Membangun kerjasama secara lokal, nasional, internasional.
 Saling belajar di bidang politik, ekonomi, sosial budaya,
Iptek, sesuai dengan kebutuhan era global/informasi

6. TUJUAN HUMAS
Humas padahakikatnya adalah aktivitas, maka sebenarnya tujuan humas dapat
dianalogikan dengantujuan komunikasi, yaitu adanya penguatan dan perubahan kognisi,
afeksi danperilaku komunikannya. Dengan demikian, rumusan yang paling tepat
mengenaitujuan humas adalah sebagai berikut:
a. Terpelihara dan TerbentuknyaSaling Pengertian (Aspek Kognisi)
Yaitu membuat public dan organisasi/lembaga salingmengenal. Baik mengenal
kebutuhan, kepentingan, harapan, maupun budayamasing-masing. Dengan
demikian aktivitas kehumasan harusnya menunjukkan adanyausaha komunikasi
untuk mencapai saling kenal dan mengerti tersebut. Sifatkomunikasinya cenderung
informative saja.
b. Menjaga dan Membentuk SalingPercaya (Aspek Afektif)
Artinya lebih pada tujuan emosi, yakni pada sikap(afeksi) saling percaya (mutual
confidence). Untuk mencapai tujuan salingpercaya ini, prinsip-prisip komunikasi
persuasif dapat diterapkan. Sikap salingpercaya keberadaannya masih bersifat laten
(tersembunyi), yakni ada padakeyakinan seseorang (publik) akan
“kebaikan/ketulusan” orang lain(organisasi/lembaga akan “kebaikan/ketulusan
publiknya.
c. Memelihara dan menciptakankerja sama (Aspek Psikomotoris)
Yaitu dengan komunikasi diharapkan akan terbentuknya bantuan dankerja sama
nyata. Artinya, bantuan dan kerja sama ini sudah dalam bentukperilaku atau
termanifestasikan dalam bentuk tindakan tertentu.
Mengacu dariketiga tujuan di atas, dapat diambil kesimpulan
bahwa setelahpengetahuan/pikiran dibuka, emosi atau kepercayaan disentuh maka
selanjutnyaperilaku positif dapat diraih. Pada akhirnya, semua itu kembali pada
tujuanyang lebih besar yakni, terbentuknya citra/ image yang fafourable
tehadaporganisasi/lembaga dimana humas berada.

7. TUGAS DAN FUNGSI HUMAS


Ada tiga tugashumas dalam organisasi/lembaga yang berhubungan erat dengan tujuan
dan fingsihumas. Ketiga tugas tersebut adalah sebagai berikut:
a. Menginterpretasikan,menganalisis dan mengevaluasi kecenderungan perilaku
publik, kemudiandirekomendasikan kepada manajemen untuk merumuskan
kebijakanorganisasi/lembaga.
b. Mempertemukan kepentinganorganisasi/lembaga dengan kepentingan publik.
Kepentingan organisasi/lembagadapat jadi jauh berbeda dengan kepentinga publik
dan sebaliknya, namun dapatjuga kepentingan ini jauh berbeda bahkan dapat juga
kepentingannya sama.
c. Mengevaluasi program-programorganisasi/lembaga, khususnya yang berkaitan
dengan publik. Tugasmengevaluasi program manajemen ini mensyaratkan
kedudukan dan wewenang humasyang tinngi dan luas. Karena tugas ini dapat berarti
humas memiliki wawananguntuk memberi nasehat apakah suatu program sebaiknya
di teruskan ataukah ditunda/dihentikah.
Sementara Astrid S. Susanto mengutip pendapat Cutlip & Centermenyatakan tugas PR
perusahaan adalah sebagi berikut:
a. Mendidik melalui kegiatannonprofit suatu publik untuk menggunakan barang/jas
instansinya.
b. Mengadakan usaha untukmengatasi salah paham antara instansi dengan publik.
c. Meningkatkan penjualanbarang/jasa.
d. Meningkatkan kegiatanperusahaan yang berkaitan dengan kegiatan masyarakat
sehari-hari.
e. Mendidik dan meningkatkantuntutan serta kebutuhan masyarakat akan kebutuhan
barang dan jasa yangdihasilkan perusahaan.
f. Mencegah penggeseranpenggunaan barang attau jasa yang sejenis dari pesaing
perusahaan olehkonsumen.
Berbicara fungsi berarti berbicara masalah kegunaan humas dalam mencapai tujuan
organisasi/lembaga.
Fungsi-fungsi utama yang dilakukan oleh seorang humas dalam organisasinya
meliputi berbagai bidang dan segi. Dibawah ini terdapat beberapa fungsi humas yang
paling utama, yaitu:
a. Menumbuhkan dan mengembangkan hubungan baik antaralembaga/organisasi
engan publiknya, baik publik intern maupun extern dalamrangka menanamkan
pengertian
b. Menilai dan menentukan pendapat umum yang berkaitandengan organisasinya
c. Memberi saran kepada pemimpin tentang cara-caramengendalikan pendapat
umum sebagaimana mestinya
d. Menumbuhkan motivasi dan partisipasi publik dalamrangka menciptakan iklim
pendapat publik yangmenguntungkan organisasi/lembaga
e. Menggunakan komunikasi untuk mempengaruhi pendapat umum

8. PERAN HUMAS
Peranan humas dapat digolongkan menjadi 4 (empat) peran, diantanya yaitu:
a. Expert Preciber Communication
Petugas PR dianggap sebagai orang yang ahli. Diamenasehati pimpinan
perusahaan/ organisasi. Hubungan mereka diibaratkan sepertihubungan dokter dan
pasien.
b. Problem Solving ProcessFacilitator
Yakni peranan sebagai fasilitator dalam proses pemecahanmasalah. Pada peranan
ini petugas humas melibatkan diri atau dilibatkan dalamsetiap manajemen (krisis).
Dia menjadi anggota tim, bahkan bila memungkinkanmenjadi leder dalam
penanganan krisis manajemen.
c. Communication Facilitator
Peranan petugas humas sebagai fasilitator komunikasiantara
perusahaan/organisasi dengan publik. Baik dengan publik exsternalmaupun internal.
Istilah yang paling umum adalah sebagai jembatan komunikasiantara publik dengan
perusahaan. Sebagai media atau penengah bila terjadimiscommunication.
d. Tehnician Comunication
Di sini petugas humas dianggap sebagai pelaksana teknis komunikasi.Dia melayani
layanan di bidang teknis, sementara kebijakan dan keputusan teknikkomunikasi
mana yang akan digunakan bukan merupakan keputusan petugas humas,melainkan
keputusan manajemen dan petugas humas yang melaksanakan.
Peranan yang paling sering dilakukan petugas humas sangat tergantung dari beberapa
hal, antaralain: system budaya organisasi/perusahaannya, tersedianya sumber daya
manusiayang berkualitas, struktur organisasi/perusahaan yang menentukan wewenang
dan kebijakan humas, serta ciri khas kehumasan sebuah organisasi/perusahaan.
Sementara peranan ideal menginginkan humas dapat terlibat hingga di tingkat
messo/manajerial.

9. PROSEDUR KERJA HUMAS


PublicRelations (PR) bukanlah kegiatan yangsembarangan, justru kegiatan ini
membutuhkan perencanaan yang berkelanjutanuntuk menguntungkan pertumbuhan
perusahaan. Hal ini didasari oleh keyakinanbahwa kehidupan perusahaan akan
bergantung pada opini publik. Oleh karena itu,kegiatan PR harus dilakukan untuk
membentuk respon positif dari opini publiktersebut.
PR adalah senidan ilmu dalam menganalisis suatu isu, memprediksi konsekuensi,
mengorganisasipermasalahan, dan mengimplementasikan program rencana untuk
melayani organisasidan publik.
Hubungan PRmerupakan hubungan dua arah. Di satu sisi, fungsinya adalah untuk
menafsirkansebuah organisasi untuk masyarakat. Sementara di sisi lainnya, kegiatan
PRmampu melahirkan informasi mengenai apa yang diharapkan oleh publik.
Untukmelaksanakan kegiatan PR dengan baik, maka diperlukan proses.
Mengingat,kegiatan PR tidak hanya mementingkan hasil akhir, namun juga cara yang
ditempuhuntuk memperoleh hasil akhir tersebut.
Dalam memahamidan menyelesaikan permasalahan yang ada dalam lingkungan,
seorang praktisi PR harus memiliki tahap-tahap dalam melakukan kegiatannya. Menurut
Cutlip danCenter, ada empat proses public relations. Proses tersebut bersifat
dinamis,sehingga setiap unsur yang ada pun berkesinambungan.
Keempat proses tersebut adalah:
a. Research (penelitian)
Seorang praktisi PR harus mengenal gejala danpenyebab permasalahan. Oleh
sebab itu, praktisi PR perlu melibatkan dirinyadalam penelitian dalam pe-ngumpulan
fakta. Ia perlu memantau dan membacatentang pengertian, opini, sikap, dan perilaku
orang-orang yang berkepentingandan terpengaruhi oleh tindakan perusahaan.
“What’s happening now?”merupakan kata-kata yang menjelaskan tahap ini. Seorang
praktisi PR harus jelidalam melihat data dan fakta yang erat sangkut pautnya dengan
pekerjaan yangakan digarap. Segala keterangan harus diperoleh selengkap
mungkin. Dalam tahapmendefinisikan penilitian, seorang praktisi PR harus meng-
olah data faktualyang telah ada, mengadakan perbandingan, melakukan
pertimbangan, danmenghasilkan penilaian, sehingga dapat diperoleh kesimpulan
dan ketelitian daridata faktual yang telah didapat. Proses PR tidak sesederhana
pengumpulan datadan fakta, namun juga harus mengedepankan pengolahan,
penelitian,pengklasifikasian, dan penyusun-an data sedemikian rupa sehingga
memudahkanpemecahan masalah nantinya. Penelitian dalam pencarian data ini
dapat dilakukandengan cara-cara: survei dan poling, wawancara, focus group
discussion,wawancara mendalam, dan walking around research.
b. Planning (perencanaan)
Setelah tahap penelitian dan pencarian data,praktisi PR melanjutkan ke tahap
perencanaan. Dalam tahap ini, praktisi PRmelakukan penyusunan masalah. Ia
melakukan pemikiran untuk mengatasi masalahdan menentukan orang-orang yang
akan menggarap masalah nantinya. Perencanaanini tidak boleh diabaikan, namun
harus dipikirkan secara matang karena turutmenentukan suksesnya pekerjaan PR
secara keseluruhan. Perencanaan disusun atasdata dan fakta yang telah diperoleh,
bukan berdasarkan keinginanPR. Berdasarkan pada rumusan masalah, dibuat
strategi perencanaan danpengambilan keputusan untuk membuat program kerja
berdasarkan kebijakan lembagayang juga disesuaikan dengan kepentingan publik.
Kata kunci dari tahap ini adalah,“What should we do and why?”
c. Action and Communication (aksi dan komunikasi)
Komunikasi sering kali dilakukan berdasarkan asumsipribadi oleh seorang praktisi
PR. Akibatnya, tindakan tersebut terkadangmembawa hasil yang buruk dan tidak
disarankan karena akan berisiko pada citraperusahaan. Tahap ini dilewati untuk
mendapatkan jawaban pertanyaan, “How dowe do it and say it”. Tujuan dan
objektivitas yang spesifik harus dikaitkanuntuk mencapai aksi dan komunikasi yang
akan dilakukan oleh praktisi PR. Iaharus mampu mengkomunikasikan pelaksanaan
program sehingga dapat mempengaruhisikap publiknya yang kemudian mendorong
mereka untuk mendukung pelaksanaanprogram tersebut. Selain itu, ia juga harus
melakukan aksi dan melakukankegiatan PR sebaik-baiknya. Kegiatan aksi ini
merupakan kegiatan komunikasi,selayaknya komunikasi kelompok, komunikasi
massa, dan komunikasi organisasional.
d. Evaluation (evaluasi)
Cara untuk mengetahui apakah prosesnya sudah selesaiatau belum adalah dengan
mengadakan evaluasi atas langkah-langkah yang telahdiambil. Tujuan utama dari
evaluasi adalah untuk mengukur keefektifitasanproses secara keseluruhan. Pada
tahap ini, ia pun dituntut untuk teliti danseksama demi keakuratan data dan fakta
yang telah ada. Akan tetapi, perlu diingatbahwa nama tengah seorang praktisi PR
adalah ‘krisis’. Oleh karena itu, setelahselesai satu permasalahan, tidak menutup
kemungkinan untuk mendapatkan masalahbaru lagi. Dengan demikian, tahap ini juga
sebagai acuan perencanaan di masamendatang. Singkat kata, “How did we do?”
menjadi acuan dalam tahap ini.
10. TUGAS HUMAS DALAM ORGANISASI
Organisasi merupakan sebuah kesatuan yang utuh dan kompleks. Didalamnya terdapat
berbagaielemen yang saling berkaitan. Antara elemen memerlukan interaksi agar
organisasisebagai sistem dapat mencapai tujuannya. Humas adalah salah satu aspek
darielemen organisasi untuk ikut serta membantu mengelola interaksi organisasidengan
komponen-komponennya.
Menurut Grunig dan Hun, sebuah sistem terdiri dari aspek-aspek; lingkungan
(Enveronment), pembatas (Boundary), masukan (Input), keluaran (Output), proses
(troughtput), dan umpan balik (feedback). Selain itu, bentuk sistem organisasi terbagi
menjadi tertutupdan terbuka. Organisasi tertutup adalah sistem organisasi yang
tidakberinteraksi dengan lingkungannya, dalam artian semua elemen dan
kebutuhanorgansiasi dapat dipenuhi oleh internal organisasi. Sedangkan
organisasiterbuka adalah sebaliknya, membutuhkan elemen dan interaksi dengan
lingkunganluar.
Bagaimana keberadaan dan peran humas di dalam struktur organisasi? Ada beberapa
faktor yang mempengaruhi keberadaan humas dalam struktur organisasi; (1) besar
kecilnya organisasi, dan (2) kemauan pemimpinnya. Dalam organisasi Humasterdapat
dua peran besar bagi humas, yaitu sebagai teknisi dan manajer. Sebagai manajer humas
berperan sebagai:
a. Expert preciber (ahli ataupenasehat manajemen)
Praktisi humas dianggap sebagai seorang ahli yang bisamemberi solusi bagi
permasalahan humas sebuah organisasi dan manajemen.
b. Communications facilitator
Praktisi humas bertindak sebagai perantara, penghubung,penerjemah serta
mediator, menjaga terwujudnya komunikasi dua arah antaraorganisasi dan
publiknya.
c. Problem solving processfacilitator
Humas dilibatkan dalam memecahkan masalah organisasi, meskipunperanannya
masih dalam koridor komunikasi.
Sedangkan Dozier mengidentifikasi dua peran tingkat menengah, yaitu:
a. Media relations role. Tugaspraktisi humas memastikan media selalu mendapat
informasi dari organisasi apasaja yang dibutuhkan dan dikhawatirkan media.
b. Communication and laison role.Humas bertugas sebagai perwakilan dari
organisai dalam kegiatan-kegiatan untukmenciptakan peluang berkomunikasi
antara organisasi dan publiknya.

11. MACAM-MACAM HUMAS


a. Humas Pemerintah
Humas pemerintah pada dasarnya tidak bersifat politis. Bagian humas di institusi
pemerintahandibentuk untuk mempublikasikan atau mempromosikan kebijakan-
kebijakan mereka.Tugas pemerintah memang sangat berat, sebab masyarakat
yang dihadapi terdiridari berbagai publik dengan kepentingan yang sangat komplek
pula. Hal inimemang tidak lepas dari “karakteristik” yang meletak dalam
setiapprogram/kegiatan pemerintah, antara lain sebagai berikut:
 Program pemerintah ditunjukuntuk masyarakat luas. Dengan berbagai latar
belakang, karakter, ekonomi,pendidikan (intelejensi) yang beragam.
 Sering kali hasilnya abstrak,yang sulit dilihat dalam waktu dekat, bahkan
dalam jangka yang panjangsekalipun, karena sifatnya yang integral dan
berkesinambungan.
 Program pemerintah selalu mendapat controlling/pengawasandari berbagai
kalangan terutama pers, Lembaga Swadaya Masyarakat, dansebagainya.
Kebanyakan humaspemerintah diarahkan untuk hubungan dengan media, masalah
umum, dokumentasi danpublikasi. Sementara itu, kegiatan-kegiatan yang biasanya
ditangani oleh humasantara lain adalah konferensi pers, membuat pers release,
press clipping,pameran-pameran, penerbitan media interen, mengorganisir
pertemuan denganmasyarakat, penerangan melalui berbagai media komunikasi
bagi masyarakat, mendokumentasiberbagai kegiatan instansi, mengorganisir
kunjungan-kunjungan para pejabat,menerima keluhan masyarakat/publik.
b. Humas Industri dan Bisnis
Humas industri danbisnis telah diterima oleh perusahaan-perusahaan besar. Humas
disana merupakanfungsi menejemen yang turut menentukan suksesnya operasi
suatu perusahaan.Humas dalam industri dan bisnis berkembang sering dengan
masyarakat terhadappkeputusan-keputusan yang dibuat oleh manajement terutana
didalam industri danbisnis.Kesadaran masyarakat tentang pengaruh keputusan
industri dan bisnisterhadap hal-hal diatas dan masyarakat sebagai
sasaranmarket industri danbisnis di sisi yang lain, menimbulkan kesadaran kalangan
industri dan bisnisuntuk ikut memperhatikan danmelibatkan peranan masyarakat
terhadap keputusanmereka.
Masyarakat dapatdigunakan oleh industri untuk mempengaruhi legislative,
pengesahanundang-undang uatau peraturan, usaha-usaha lobi masyarakat, liputan
pers,komentar editorial, surat pembaca ataupun dalam usaha pemberitahuan
kepadacabang-cabang perusahaan. Beberapa penerapan humas dalam industri dan
bisnismeliputi ; hubungan dengan pelanggan dan peran
humasterhadap marketing yang pada akhirnya melahirkanperaturan marketing PR
(MPR), hubungan pemegang saham, hubungandengan karyawan, hubungan
dengan pers, bantuan untuk merekrut pegawai baru,hubungan dengan komunitas,
hubungan antar perusahaan/organisasi lain, hubungandengan pemerintahan
(legeslatif dan eksekutif).
c. Humas Sosial
Banyak aktivitashumas yang menyangkut kesejahteraan umum terpisah dari
implikasi-implikasikomersial yang biasa. Berikut ini beberapa praktik humas
dalamorganisasi-orgganisasi sosial, latar belakang, dan penerapan-penerapannya.
 Humas Penegak Hukum
Termasuk dalam hal ini humas yang berada dalam kepolisian.Penegak
hukum perlu mendengarkan dan tanggap terhadap kepentingan umum
supayamereka dapat membantu masyarakat dengan baik.
 Humas Organisasi Keagamaan
Organisasi-organisasi keagamaan sekarang mulai menyadaripentingnya
media masa untuk mencapai para jamaah dari mempropagandakandoktrin-
doktrin mereka.
 Humas Profesi
Profesi kedokteran, profesi pengacara, profesi wartawan,profesi artis dan
sebagainya, juga tidak kalah dalam menggunakan pendekatanhumas untuk
berkomunikasi dengan masyarakat.
 Humas Organisasi Sukarela
Ada banyak organisasi sukarela, puluhan, ratusan, bahkanmungkin ribuan,
dan kebanyakan mereka membutuhkan dana terus menerus. Sehinggadapat
dikatakan pencarian dana merupakan tujuan pokok dari organisasi ini, danaini
nantinya untuk membiayai kerja sosial, kesejahteraan masyarakat, danhal-
hal lainnya. Menerbitkan majalah internal, surat edaran,selebaran-selebaran,
publikasi, kop surat, dan sebagainya. Citra organisasisosial sangat penting
bagi kesuksesan baik dalam menarik dana bantuan ataupunmenjamin
kerjasama dari para pekerja sukarela. Disitulah perlunya organisasi sukarela
memerlukan nasehat ahli humas dan menggunakan pendekatan kehumasan.
12. HUMAS ORGANISASI INTERNASIONAL
Lahirnya humasinternasional disebabkan oleh adanya perubahan sangat cepat di dalam
segalabidang, misalnya perkembangan bidang pariwisata, bidang
komunikasi,transportasi, tukar menukar dibidang pendidikan seperti pertukaran dosen
danmahasiswa, timbulnya masalah internasional, dalam bidang ekonomi, politik
dansebagainya. Petugas humas akan di rekrut dari berbagai negara untuk
menghindaribias. Media yang biasa digunakan adalah pers, film,
konferensi,studygroup, dan sebagainya. Jelas bahwa aktivitas humas tidak dapat
dibatasioleh batasan-batasan Negara.

13. PROFILHUMAS
a. Humas yang Melembaga
Sebagai bidangyang melembaga berarti memiliki seseorang yang memimpin,
memiliki staf danmestinya memiliki ruang/tempat dan sarana-prasarana
pendukungnya. Pengorganasasiandisini berbicara tentang struktur, wewenang,
tugas dan tanggung jawab. Humasyang melembaga lebih dikenal dengan istilah,
bagian/departermen/ divisihumas/PR/communication. Dalam bentuk ini terdapat dua
system, yaitu sistemsentralisasi dan desentralisasi.
 Sistem Sentralisasi yaitu biasanya diterapkan pada perusahaanyang tidak
besar. Di mana aktivitas PR diorganisasi secara terpusat atau olehpusat,
posisi atau keduduukan praktisi PR biasanya berada di bawah bagian
yanglain dan berada di tingkat lower-middlemanagement.
 Sistem Desentralisasi yaitu sistem ini biasanya diterapkan padaperuahaan
yang besar, dam manajemen mengerti betul akan pentingnya PR
sebagaisuatu pendekatan manajemen.
Sistem mana yang akan diterapkan tergantung dari beberapa hal, antara lain sebagai
berikut:
 Besar Kecilnya Perusahaan
Hal ini akan berkaitan dengan kemampuan perusahaan untukmenyediakan
dana bagi humas, kompleksitas permasalahan yang
dihadapinya,kemampuan dalam menyediakan sumber daya kehumasan
yang lainnya.
 Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi berkaitan dengan wewenang dantanggung jawab,
hubungan antar struktur, system yang membangun dan budaya organisasi.
 Arti Penting PR Bagi Manajemen
Hal ini berkaitan dengan kekhasan penerapan humas disuatu lembaga,
kewenangan petugas humas, peranannya dalam manajemen
danbentuk support dari manajemen puncak.
 Karakteristik Khas KehumasanMasing-Masing Lembaga
Hal ini sangat erat kaitannya dengan arti penting PRbagi manajemen.

b. Exstern PR/Humas Agency


Exstern PR adalahsebuah lembaga/perusahaan independen yang berbadan hukum
dan bergerak dalamlayanan dibidang humas, PR ekstern meliputi:
a. PR Full Service, sebuahperusahaan tersendiri yang bergerak dalam bisnis
Pelayanan kehumasan, meliputikegiatan konseling dan sekaligus pelayanan
konsultasi dan pelayanan yang merekaberikan kepada klien
(perseoranga/perusahaan PR tersebut).
b. PR Consultant, yaitu perusahaan PR yang bergerak dalam yayanan konsultasi
kehumasan. Pelayanan kosultan yang diberikan tergantung dari kompetensi yang
dimiliki para konsultannya.
Beberapaperusahaan Full Service dan Consultant memberi pelayanan di beberapa
bidangantara lain:
 Pemulihan citra
 Pembentukan citra
 Corporate culture
 Media relations dan publisitas
 Government relations
 Marketing PR
 Komunikasi organisasi
 Community relations
c. Even Organizer, adalah perusahaan yang melayani jasa sebagai pelaksana sebuah
event/kegiatan yangberhubungan dengan publik. Perusahaan ini cenderung
spesialis, misalnya: Sistem kerjaperusahaan PR ekstern ini, selayaknya hubungan
antara pengacara dengan klien (mereka yang memiliki kasus hukum). Seperti
perusahaan advertising dangan klien (advertising).

14. KODEETIK HUMAS


a. Pengertian Etik Profesi
Berten K. (1994) mengatakan bahwakode etik profesi merupakan norma yang
telah ditetapkan dan diterima olehkelompok profesi dan untuk mengarah atau
memberikan petunjuk kepada paraanggotanya, yaitu bagaimana “seharusnya”
(das sollen) berbuat dansekaligus menjamin kualitas moral profesi yang
bersangkutan di mata masyarakatuntuk memperoleh tanggapan yang positif.
Apabila dalam pelaksanaanya (dassein) salah satu anggota profesi tersebut telah
melakukan perbuatan yangmenyimpang dari kode etiknya kelompok profesi itu
akan tercemar citra dan namabaiknya di mata masyarakat.
Pada prinsipnya, kode etik profesimerupakan pedoman untuk pengaturan dirinya
sendiri (self imposeb) bagiyang bersangkutan. Hal ini adalah perwujudan dari nilai
etika yang hakiki sertatidak dapat dipaksakan dari pihak luar (Abdulkadir
Muhammad, 1997 ;77). Kodeetik profesi dapat berlaku efektif apabila dijiwai oleh
cita-citadannilai-nilai luhur yang hidup dalam lingkungan profesi tersebut. Kode
etikmerupakan perumusan norma moral yang menjadi tolak ukur atau acuan bagi
kodeperilaku (code of conduct) kelompok profesi bersangkutan.
Arti secara umum tentang “etikaProfesi” menurut Cutlip, Center, dan Broom
tersebut di atas adalah perilakuyang dianjurkan secara tepat dalam bertindak
sesuai dengan nilai-nilai moral yangpada umumnya dapat diterima oleh
masyarakat atau kebudayaan.
Jadi, Pengertian kode etik menurutpara pakar etika moral professional tersebut
diatas dapat disimpulkan sebagaikumpulan asas atau nilai moral yang menjadi
norma perilaku. Sedangkan arti kodeetik profesi, adalah kode perilaku yang
ditetapkan dan dapat diterima olehkelompok profesi yang menjadi pedoman
“bagaimana seharusnya” (das sollen) berperilakudalam menjalankan (das sein)
profesi tersebut secara etis. (A. Muhammad,1997;143).
b. Kode Etik Profesi Humas
Howard Stepheson dalam bukunya HandBook of Public Relation (1971)
mengatakan bahwa definisi profesi humasadalah kegiatan humas atau public
relation merupakan profesi secarapraktis memiliki seni keterampilan atau
pelayanan tertentu yang berlandaskanlatihan, kemampuan, dan pengetahuan
serta diakui sesuai dengan standaretikanya.
Pemahaman tetang pengertian kodeetik, etik profesi dan etika kehumasan serta
aspek-aspek hukum dalam aktivitaskomunikasi penting bagi praktisi atau
professional PR/Humas dalam melaksanakanperan dan fungsinya untuk
menciptakan citra baik bagi dirinya (goodperformance image) sebagai
penyandang professional PR/Humas dan citra baikbagi suatu lembaga atau
organisasi (good corporate image) yangdiwakilinya.
Kode etik merupakan aturan-aturan susila yang ditetapkanbersama dan ditaati
bersama oleh seluruh anggota yang bergabung dalam suatuprofesi. Kode etik
merupakanpersetujuan bersama yang timbul secara murni dari diri pribadi para
anggota.Kode etik merupakan serangkaian peraturan yang di sepakati bersama
gunamenyatakan sikap atau perilaku anggota profesi. Kode etik lebih
mengingatkanpembinaan para anggota sehingga mampu memberikan pelayanan
kepada masyarakat(Bambang Herimanto, 2007:253-254). Kode etik profesi
dilaksanakan olehpribadi-pribadi yang memiliki profesi terkait karena hal tersebut
melekat padajabatannya dan bersifat normatif.
Menurut G.Sach dalam bukunya TheExent and Intention of PR and Information
Activities terdapat tiga konseppenting dalam etika kehumasan sebagai berikut:
 The Image, the knowledge about usand the attitudes toward us the our
different interest groups have. (Citra adalah pengetahuan mengenai kita dan
sikapterhadapat kita yang mempunyai kelompok-kelompok dalam
kepentingan yang berbeda).
 The Profile, the knowledge about anattitude towards, we want our various
interest group to have. (Penampilan merupakan pengetahuan mengenai
suatu sikapterhadap yang kita inginkan untuk dimiliki kelompok kepentingan
kita beragam).
 The Ethiccs is branch ofphiloshophy, it is a moral philoshophy or piloshophical
thinking aboutmorality. Often used as equivalentti right or good.
(Etika merupakan cabang dari ilmu filsafat, merupakan filsafat moral
ataupemikiran filosofis tentang moralitas, biasanya selalu berkaitan
dengannilai-nilai kebenaran dan kebaikan).
Dari penjelasan diatas dapat ditarik suatu pengertian secara umum bahwa citra
adalah cara masyarakat memberikankesan baik atau buruk terhadap diri kita.
Penampilan selalu berorientasi kedepan mengenai bagaimana sebenarnya
harapan tentang keadaan diri kita,sedangkan bahasan etika merupakan acuan
bagi kode perilaku moral yang baik dantepat dalam menjalankan profesi
kehumasan.
Kode Etik IPRA (InternationalPublic Relation Association) yang telah diperbaharui
di Teheran, Iran padatanggal 17 April 1968, secara normatif dan etis memuat butir-
butir terdiri darisatu mukadimah dan berisikan 13 pasal.
Secara garis besar kode etik IPRAmencakup butir-butir pokok sebagai Standard
Moral of Public Relations sebagai berikut:
1. Kode perilaku;
2. Kode moral;
3. Menjunjung tinggi standar moral;
4. Memiliki kejujuran yang tinggi;
5. Mengatur secara etis mana yang bolehdiperbuat dan tidak boleh diperbuat
oleh Profesional PR/Humas.
Point nomor 1, 2, dan 3 mengaturkode perilaku dan moral seseorang sebagai
penyandang professional PR/Humas.Point nomor 4 menunjukan adanya
integritas kepercayaan dan tanggung jawabperibadi professional PR/Humas yang
tinggi. Sementara itu, point nomor 5berkaitan dengan suatu kebolehan (mogen)
dan larangan (verbod)yang dilakukan oleh profesi kehumasan berdasarkan
pertimbangan moral, baikdilihat secara etis, etika profesi dan moral, maupun
peraturan normatif yangharus dipatuhi dan ditaati oleh yang bersangkutan.
Organisasi Profesi Humas Internasional(IPRA) didirikan di London, Inggris pada
tahun 1955 dan bermarkas di Jenewa,Swiss. Organisasi tersebut telah
memperoleh pengakuan atau berada di bawahnaungan PBB (Persrikatan
Bangsa-bangsa) yang kini memiliki keanggotaansedikitnya 77 negara didunia.
Landasan patokan utama dari etikaprofesi dan Kode etik IPRA adalah
berdasarkan prinsip-prinsip dasar PBB sebagaiberikut:
1. The Universal Declaration of HumanRight
(Menghormati dalam pelaksanaan tugas profesinya
denganmemperhatikan prinsip-prinsip moral dari deklarasi umum tentang
hak-hak asasimanusia).
2. Human Dignity
(Menghormati dan menjunjung tinggi martabat manusiaserta mengakui
hak setiap pribadi untuk menilai).

c. Fungsi Kode Etik


Pada dasarnya kode etik memilikifungsi ganda yaitu sebagai perlindungan dan
pengembangan bagi profesi. Fungsiseperti itu sama seperti apa yang
dikemukakan Gibson dan Michel (1945:449) yanglebih mementingkan pada kode
etik sebagai pedoman pelaksanaan tugas prosefionaldan pedoman bagi
masyarakat sebagai seorang professional.
Biggs dan Blocher (1986:10)mengemukakan tiga fungsi kode etik yaitu: (1).
Melindungi suatu profesi daricampur tangan pemerintah. (2). Mencegah terjadinya
pertentangan internal dalamsuatu profesi. (3). Melindungi para praktisi dari
kesalahan praktik suatuprofesi.

d. Kode Etik Kehumasan Indonesia –Perhumas


Kode Etik ini telah terdaftar sejaktahun 1977 di Departemen Dalam Negri dan
Deppen saat itu, dan telah tercatat serta diakui oleh organisasi profesi Humas
Internasional; International PublicRelations Associations / IPRA.
 Di jiwai oleh Pancasila maupun Undang-Undang Dasar 1945 sebagai
landasantata kehidupan nasional.
 Diilhami oleh Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai landasan
tatakehidupan internasional.
 Dilandasi Deklarasi ASEAN (8 Agustus 1967) sebagai pemersatu bangsa-
bangsaAsia Tenggara. Dan dipedomani oleh cita-cita, keinginan, dan
tekad untuk mengamalkan sikapdan perilaku kehumasan secara
professional.
 Kami para anggota Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia
(Perhumas) sepakat untuk mematuhi kode etikkehumasan Indonesia, dan
apabila terdapat bukti-bukti bahwa di antara kami dalam menjalankan
profesi kehumasan ternyata ada yang melanggarnya, maka hal itu sudah
tentu akan mengakibatkan diberlakukannya tindak organisasi terhadap
pelanggarnya.
B. KEPROTOKOLAN
1. DEFINISI PROTOKOL DAN KEPROTOKOLAN
Protokol adalah kumpulan atau keseluruhan naskah yang isinya terdiri atas catatan,
catatan mengenai persetujuan, perjanjian yang meliputi lingkup nasional maupun
internasional.
Keprotokolan adalah serangkaian kegiatan atau urutan kegiatan yang didalamnya
meliputi aturan-aturan dan tata cara yang terdapat dalam acara resmi maupun acara-
acara kenegaraan.
Keprotokolan adalah norma-norma atau aturan-aturan atau kebiasaan kebiasaan yang
dianut atau diyakini dalam kehidupan bernegara, berbangsa, berpemerintahan dan
bermasyarakat. Metode keprtokolan di Indonesa adalah UU Protokol yaitu Peraturan
perundang undangan di bidang “Domain” keprotokolan yang berkaitan “relaten” dengan
keprotokolan.

2. AZAS AZAS KEPROTOKOLAN


 Azas kebangsaan
Keprotokolan harus menggambarkan sifat dan cirri serrta watak bangsa
Indonesia yang beraneka ragam (pluralistik), dengan tetap mempertahankan
prinsip-prinsip yang dimilki oleh NKRI.
 Azas ketertiban dan kepastian hukum
Keprotokolan harus dapat memberikan keadaan yang tertib dalam kehidupan
masyarakat melalui kepastian hukum.
 Azas keserasian, kesesuaian dan keselarasan
Keprotokolan harus mencerminkan suatu keserasian (keseimbangan),
kesesuaian dan keselarasan antara warga Negara (sebagai individu) dengan
masyarakat untuk kepentingan bangsa dan Negara.
 Azas timbal balik
Keprotokolan diberikan oleh Negara lain atas balas jasa yang diberikan oleh
Negara.
 Azas Keagamaan

3. TUJUAN KEPROTOKOLAN
 Membuat suatau acara teratur dan tertata dengan baik
 Meminimalisir kesalahan dalam suatu acara
 Membuat tujuan suatu kegiatan dapat tercapai
 Membuat kegiatan lebih berkesan
 Membuat kegiatan berjalan lebih khidmat dan terhormat
 Membuat kegiatan lebih menarik

4. PERAN KEPROTOKOLAN
 Kegiatan keprotokolan dapat menjadi mediator dan koordinasi
 Kegiatan keprotokolan dapat menjadi suatu sarana agar suatu acara berjalanlancar
serta aman.
 Penentu keberhasilan suatu acara
 Menciptkana acara agar terkesan kidmat, megah dan agung
 Sebagai media komunikasi dengan pihak-pihak yang terlibat dalam acara tersebut

5. UNSUR KEPROTOKOLAN
a. Tata Cara
Unsur keprotokolan yang menentukan tindakan yang harus dilaksanakan dalam
suatu acara tertentu. Tindakan tersebut dilaksanakan dalam suatu acara tertentu.
Tindakan tersebut dilaksanakan menurut aturan atau adat kebiasaan yang sudah
ada atau sudah ditetapkan sebelumnya.
b. Tata Krama
Unsur keprotokolan dengan memperhatikan pilihan kata, tata cara berbicara, serta
perbuatan yang disesuaikan dengan jabatan atau tujuan acara.
c. Aturan-Aturan Adat Kebiasaan
Suatu aturan yang menjadi kebiasaan yang telah ditetapkan secara universal oleh
setiap negara.
d. Tata Penghormatan
Unsur keprotokolan yang mengatur tentang tata cara kesopanan terhadap orang
lain dalam suatu acara keprotokolan

6. TUGAS DAN FUNGSI POKOK KEPROTOKOLAN


a. Tugas : menyelenggarakan urusan, pekerjaan dan kegiatan di bidang protokoler,
persiapan acara atau upacara tertentu, pengurusan perjalanan dinas pimpinan,
pejabat maupun tamu-tamu daerah serta anggota masyarakat tertentu,
penyediaan akomodasi dan fasilitas yang diperlukan, pengurusan kendaraan
bermotor, dan pengaturan penjagaan keamanan lingkungan kantor, wisma, mess
di lingkungan daerahnya.
Uraian Tugas Protokoler
 Menyusun dan menyelaraskan program kerja di seksi protokoler
 Melaksanakan pelayanan kedinasan protokoler dan dan perjalanan dinas
bagi kepala daerah atau kepala instansi disuatu perusahaan
 Melaksanakan fasilitas dan koordinasi sesuai dengan tugas di seksi
protokoler
 Mengatur penjagaan keamanan lingkungan kantor, wisma, mess di
lingkungan daerahnya
 Melaksanakan evaluasi dan membuat laporan terhadap pelaksanaan tugas
di seksi protokoler.
 Melaksanakan tugas lainnya di bidang protokoler yang diberikan oleh kepala
kantor.

b. Fungsi Protokol
 Fungsi Perencanaan
Adalah suatu fungsi yang mengatur mengenai tujuan suatu acara yang akan
dilaksanakan meliputi pemilihan waktu, tempat dan juga situasi yang akan
digunakan.
 Fungsi Pengorganisasian
Adalah fungsi yang mengatur secara rinci anggota-anggota kepanitiaan yang
terlibat dalam suatu acara
 Fungsi Penggerakan
Adalah suatu fungsi yang memilki tugas sebagai pengawas dan pendorong
anggota-anggota yang terlibat dalam suatu acara.
 Fungsi Pengawasan
Adalah fungsi yang digunakan sebagai suatu alat untuk memberikan
pengamanan dan juga rasa jera bagi karyawan yang tidak mematuhi peraturan.
 Fungsi Pengkkordinasian
Adalah fungsi yang bertujuan untuk membentuk suatu sikap kekompakan kerja
sama bagi setiap anggota suatu sistem keprotokolan.
 Fungsi Pengambilan Keputusan
Adalah fungsi yang bertujuan untuk memutuskan segala sesuatu yang
berkaitan dengan hasil perencanaan suatu kelompok keprotokolan yang pada
akhirnya digunakan pada suatu acara.
PERBEDAAN PETUGAS HUMAS DAN PETUGAS PROTOKOL
HUMAS PROTOKOL
Memiliki kemampuan bahasa asing yang Tidak harus menguasai bahasa asing yang
baik, dikarenakan berkomunikasi secara baik, dikarenakan pada saat
langsung dengan pihak lain. berkomunikasi biasanya sudah disediakan
teks secara terstruktur
Harus memahami ilmu komunikasi yang Harus memahami ilmu komunikasi tentang
berhubungan dengan kemampuan untuk tata cara suatu acara, mulai dari
mempromosikan atau mempertahankan persiapan, pelaksanaan hingga evaluasi
citra positif suatu instansi atau perusahaan

PERSAMAAN PETUGAS HUMAS DAN PETUGAS PROTOKOL


 Sama – sama harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik
 Sama – sama memilki kemampuan berpenampilan yang baik dihadapan orang lain
 Sama- sama harus dapat menyampaikan pesan yang diberikan oleh suatu instansi
atau perusahaan
 Sama-sama harus dapat memahami reaksi dari para khalayak (pihak lain) yang
menerima pesan.
 Sama – sama memilki kemampuan untuk membuat suatu instansi atau perusahaan
menjadi lebih maju.

7. SYARAT PETUGAS PROTOKOL


Dalam beberapa literatur yang Saya pelajari, banyak sekali kualifikasi bagi seorang
petugas protokol. Hal ini penting agar arti dan makna protokol dapat diwujudkan secara
optimal. Beberapa kualifikasi tersebut antara lain :
a. Secara teknis setiap petugas harus menekuni bidang tugas masing-masing dan
dituntut pula untuk turut memperhatikan kepentingan bidang lainnya.
b. Berusaha mewujudkan aparat pengelola yang efektif dalam iklim yang kompak,
tertib dan berwibawa dalam suatu kondisi yang berazaskan kekeluargaan.
c. Protokol perlu menguasai segala permasalahan, tetapi tidak berarti harus
melaksanakan sendiri.
d. Mampu memahami pentingnya dekorasi, kebersihan, keindahan, keamanan,
ketertiban dan lain lain
e. Memahami tentang prinsip-prinsip manajemen yang baik
f. Mampu berpenampilan yang baik
g. Mampu berkomunikasi dengan efektif
8. ATURAN PROTOKOL
Keprotokolan adalah serangkaian kegiatan yang berkaitan dengan aturan dalam acara
kenegaraan atau acara resmi yang meliputi tata tempat, tata upacara, dan tata
penghormatan sebagai bentuk penghormatan kepada seseorang sesuai dengan
jabatan dan atau kedudukannya dalam negara, pemerintahan atau masyarakat
a. Peraturan tentang Keprotokolan
 UU no.8 tahun 1987 tentang protokol (sudah tidak berlaku)
 UU no.9 tahun 2010 tentang keprotokolan
 PP no.62 tahun 1990 tentang ketentuan keprotokolan mengenai tata tempat,
tata upacara dan tata penghormatan
b. Peraturan terkait Keprotokolan
 UU no.43 tahun 1999 tentang pokok-pokok kepegawaian
 UU no.22 tahun 2003 tentang pemerintah daerah
 UU no.32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah
 UU no.24 tahun 2009 tentang bendera, bahasa, dan lambang negara, serta
lagu kebangsaan.
 PP no.40 tahun 1958 tentang bendera kebangsaan RI
 PP no. 43 tahun 1958 tentang penggunaan lambang negara RI
 PP no.44 tahun 1958 tentang lagu kebnagsaan Indonesia Raya
 PP no.21 tahun 1975 tentang sumpah atau janji PNS
 PP no 24 tahun 2004 tentang kedudukan protokoler dan keuangan pimpinan
dan anggota DPRD.
 PP no. 6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan
pemberhentian kepala daerah dan wakil kepala daerah
 Perpres no.11 thun 1959 tentang pelantikan jabatan negeri
 Kepres no.18 tahun 1972 tentang penggunaan pakaian ketentuan dari institusi
atau lembaga resmi.

9. ATURAN DASAR PROTOKOL


I. Aturan Dasar Protokol I
a. Pengaturan tempat duduk
 Yang menempati posisi paling depan adalah yang paling tinggi kedudukannya.
 Jika meghadap meja, yang menghadap pintu keluar yang dianggap utama dan
tempat terakhir adalah yang dekat dengan pintu keluar.
 Kanan adalah utama
 Bila ada dua orang yang berjajar, posisi sebelah kanan adalah utama (2-1),
empat orang, urutannya menjadi 4-2-1-3, enam orang urutannya menjadi 6-4-
2-1-5-3 dan seterusnya.
b. Urutan saat naik turun kendaraan
 Pesawat, orang yang paling utama adalah orang yang paling akhir menaiki
pesawat dan menjadi orang yang turun paling awal.
 Laut, mobil atau kereta, orang yang paling utama naik dan turun terlebih
dahulu. Orang yang paling utama duduk di sebelah kanan, yang kedua yang
terpenting di paling kiri dan orang ketiga duduk disebelah tengah.
c. Urutan saat datang dan pulang
Orang yang paling utama akan tiba paling akhir dan meninggalkan tempat paling
awal
d. Posisi mobil saat menjemput dan mengantarkan tamu kehormatan
Berhentilah pada saat posisi pintu kanan mobil berada di arah pintu keluar gedung.
Dengan demikian, sang tamu dapat langsung berjalan menuju gedung begit turun
dari mobil dan sebaliknya.
II. Aturan Dasar Protokol II
a. Menghadiri perayaan hari kemerdekaan
b. Berusahalah untuk hadir, merupakan suatu kehormatan bagi seseorang bila
menerima undangan ini. Konfirmasikan kedatangan anda pada petugas, lakukan
juga hal ini bila anda tidak datang
c. Patuhi peraturan yang tertera pada undangan
d. Hadirlah 15 menit sebelum acara dimulai idak usah mondar
e. Duduklah sesuai nomor atau deretan yang sudah ditentukan
f. Kalau anda sudah duduk tidak usah mondar mandir untuk menyapa relasi
g. Tahan diri untuk tidak menguap, ngantuk atau melirik kesana kemari.
h. Jangang ngobrol saat acara berlangsung
i. Pastikan bahwa anda cukup sehat dan kuat untuk menghadiri acara tersebut.

III. Aturan Dasar Protokol III


a. Diterima Pejabat Tinggi
Diterima pejabat tinggi atau audiensi mungkin belum pernah sekalipun terlintas
dibenak anda. Lakukan langkah sebagai berikut :
 Hubungi orang yang berhubungan dan menangani masalah audiensi ini
 Cek lagi waktu dan tempat anda akan diterima
 Persiapkan jumlah rombongan yang akan pergi bersama anda sesuai arahan
protokol
 Datalah nama masing-masing anggota rombongan, lengkap alamat dan jabatan
atau kedudukan mereka dalam organisasi
 Susunlah pokok-pokok materi yang akan dibicarakan secara tertulis di atas kertas
berkop organisasi. Masukan dalam map yang bersih dan beri amplop. Tunjukan
pada pejabat yang bersangkutan.
b. Saat Audiensi
 Datanglah setengah jam lebih awal
 Isilah buku tamu yang disediakan
 Bila harus memakai tanda tamu yang ditukar dengan kartu identitas, patuhilah
peraturan tersebut
 Jangan ribut dan menarik perhatian orang lain saat menunggu
 Dilarang keras merokok.
 Masuklah ke ruangan dengan dipimpin ketua rombongan.
 Ketua berdiri di dekat pejabat untuk memperkenalkan anggota.
 Saat diajak berbicara, ketua rombongan akan berbicara terlebih dahulu
 Ketua harus membahas inti pembicaraan dan menutupnya dengan baik dan
jangan lupa memberi kesempatan pada anggota
c. Berfoto Bersama Pejabat
Sebelum audiensi dimulai, mintalah pada petugas protokol yang mengatur pertemuan.
Bila waktu berfoto tiba, mintalah kesediaan pejabat untuk berfoto bersama. Jangan
sampai terkesan memaksa atu menodong.
d. Usai Audiensi
 Bila ada jumpa pers, sediakan materi untuk dibagi bagikan kepada wartawan
 Segeralah membuat ucapan terima kasih kepada jabatan yang telah menerima
 Serahkan surat tersebut dua hari setelah acara audiensi selesai kepada petugas
protokol.
 Jangan lupa mengucapkan terima kasih kepada semua pihka yang membantu
terlaksananya audiensi

Anda mungkin juga menyukai