Anda di halaman 1dari 3

Perkembangan Pemilihan Bahan Pesawat Terbang

Manusia pertama yang bisa terbang adalah Ibnu Firnas dengan menggunakan alat
sederhana berupa jubah yang berbahan kain sutra dan burung elang yang di pasang di
seperangkat kayu. Sebuah tulisan mengenai perhitugan massa benda di udara terbit pada 1670.
Penulisnya adalah Francesco Lana de Terzi, menyimpulkan bahwa sebuah benda dapat lebih
ringan ketimbang udara jika menggunakan tembaga besar yang menyimpan ruang gas di dalam
nya. Ruang itu di gunakan sebagai tenaga pengangkat. Sirkulasi udara harus di jaga sebaik
mungkin agar benda tetap bisa terbang. Karya ini mengilhami penemuan kapal udara oleh
Bartholemeo Gusmao, seorang portugis pada 1709. Inilah penerbangan manusia pertama tanpa
sayap. Kelak penemuan ini mengilhami terciptanya Zeppelin.
Dua bersaudara, Joseph dan Jacques Montgolfier, berhasil menerbangkan benda
dengan prinsip kapal udara pada 1783. Mereka megganti material tembaga dengan bola raksasa
yang terbuat dari sutera. Pada bagian bawah bola terdapat celah yang digunakan untuk
pembakaran jerami. Udara panas itu menjadi sumber tenaga. Sebuah kotak tanpa penutup diikat
di bola tersebut. Penumpang masuk kedalam kotak tersebut. Penerbangan mereka disebut.
"Penerbangan lebih ringan daripada udara".
Ahli aeronautika (ahli penerbangan) Jerman, Ferdinanz Adolf Heinrich August von
Zeppelin, menciptakan balon udara berbentuk cerutu raksasa yang mudah dikendalikan.
Menggunakan prinsip kapal udara, Zeppelin, nama pesawat ini, dapat terbang lebih terarah.
Pesawat ini sudah dilengkapi sirip, mesin, dan kemudi. Pada 1900, Zeppelin berhasil
melakukan uji terbang pertamanya. pesawat tanpa sayap ini melayani penerbangan komersial
pertamanya pada tahun 1909. Ketika perang meletus, fungsi komersialnya ditiadakan lantaran
pesawat ini lebih dipakai untuk perang.
Terpacu keberhasilan Zeppelin terbang dengan mesin dan kemudi, Orville & Wilbur
Wright, dua bersaudara asal Amerika Serikat, merancang pesawat sayap ganda dengan mesin
setara 12 tenaga kuda. Mereka menyebut nya Flyer. Wright mengundang pers dan khalayak
umum, untuk menyaksikan uji terbang pada 17 Desember 1903 di bukit Kitty Hawk. Dengan
seorang pilot yang berbaring di bawah sayap, pesawat itu m]ampu terbang setinggi 36 meter
selama 12 detik. Keberhasilan ini dianggap tonggak baru perkembangan pesawat bersayap
dengan mesin dalam "penerbangan lebih Berat daripada udara".

Berakhirnya perang dunia 1, membuat teknologi pesawat terbang berkembang pesat,


terutama pesawat berpenumpang lebih dari 2 orang. Boeing, perusahaan membuat pesawat asal
Amerika Serikat, memperkenalkan pesawat penumpang komersial pertama pada 1933. Dua
pilot diperlukan untuk mengudarakan dan mendaratkan pesawat ini. Pesawat ini bermesin
ganda dan bersayap tunggal. Meski begitu, pesawat ini mampu menampung 10 orang
penumpang. Perancang pesawat melapisi rangka pesawat untuk membuat pesawat lebih
streamline, dan meningkatkan kinerja awalnya dengan menggunakan kain fabric, yang dapat
menbengkokkan logam ringan seperti aluminium.
Seiring dengan berkembangnya desain dan teknologi pesawat terbang yang makin
canggih, kebutuhan akan material yang makin baik juga semakin meningkat. Dari awal
diciptakanya pesawat terbang berbahan kayu hingga aluminium, kemudian hingga
digunakanya titanium dan bahan dengan efisiensi tinggi memerlukan pengembangan yang
intensif dari berbagai disiplin ilmu.

Penggunaan material struktur pesawat terbang yang ringan sangatlah penting. Pada pesawat
terbang transport sub-sonic modern, payload hanya sekitar 20% dari berat total sedangkan 80%
adalah berat kosongnya dan separuhnya adalah bahan bakarnya. Dapat dikatakan bahwa
penambahan berat dapat meningkatkan penggunaan bahan bakar, yang berhubungan secara
langsung dengan meningkatnya biaya operasional.

Adapun berikut ini adalah kriteria pemilihan bahan untuk pesawat terbang :

 Efisiensi kekuatan statis (perbandingan kekuatan terhadap berat)


 Sifat fatigue (Kelelahan)
 Ketangguhan dan perambatan retak
 Sifat korosi dan penggetasan
 Kestabilan terhadap lingkungan

Kemudian, diperlukan juga kriteria yang tidak kalah pentingnya terkait produksi dan biaya :

 kemudahan mendapatkannya serta mudah dikerjakan


 harga material
 karakteristik fabrikasi (pembuatan)

Anda mungkin juga menyukai