PENDAHULUAN
2.2 Etiologi
2.2.1 Trauma tumpul
Trauma tumpul adalah pukulan atau benturan yang langsung
menyebabkan cedera yang berat. Permukaan tubuh dan penyebabnya
(yang melukai) melakukan kontak langsung. (Terry & Weaver, 2013)
Trauma tumpul pada abdomen disebabkan oleh jatuh, kekerasan fisik
atau pukulan, kecelakaan kendaraan bermotor, cedera akibat berolahraga,
benturan, ledakan deselerasi, kompresi atau sabuk pengaman. Lebih dari
50% disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas.
2.2.2 Trauma Penetrasi
Trauma penetrasi disebabkan karena benda asing seperti pisau, kaca dan
benda tajam yang masuk dan menembus organ dan jaringan sehingga
menimbulkan kerusakan pada tubuh. Peluru juga dikategorikan dalam
kasus jika peluru yang menyebabkan luka tembak tidak tembus hingga
keluar tubuh. (Terry & Weaver, 2013)
2.2.3 Trauma Perforasi
Trauma perforasi adalah cedera yang disebabkan karena benda asing
(yang mencederai) menembus, hingga keluar tubuh sehingga
menyebabkan kerusakan bagian dalam yang berat contohnya seperti
peluru. (Terry & Weaver, 2013)
2.3 Klasifikasi
Trauma pada abdomen dibagi lagi menjadi 2 yaitu trauma pada dinding abdomen
dan trauma pada isi abdomen.
a. Trauma pada dinding abdomen
Trauma dinding abdomen dibagi menjadi kontusio dan laserasi.
1) Kontusio dinding abdomen disebabkan trauma non-penetrasi.
Kontusio dinding abdomen tidak terdapat cedera intra abdomen,
kemungkinan terjadi eksimosis atau penimbunan darah dalam jaringan
lunak dan masa darah dapat menyerupai tumor.
2) Laserasi, jika terdapat luka pada dinding abdomen yang menembus
rongga abdomen harus di eksplorasi atau terjadi karena trauma penetrasi.
b. Trauma pada isi abdomen
Sedangkan trauma abdomen pada isi abdomen, menurut Suddarth & Brunner
(2002) terdiri dari:
1) Perforasi organ viseral intraperitoneum
Cedera pada isi abdomen mungkin di sertai oleh bukti adanya cedera pada
dinding abdomen.
2) Luka tusuk (trauma penetrasi) pada abdomen
Luka tusuk pada abdomen dapat menguji kemampuan diagnostik ahli
bedah.
3) Cedera thorak abdomen
Setiap luka pada abdomen yang mungkin menembusharus dieksplorasi.
2.4 Pathway
Trauma Penetrasi Trauma Non Penetrasi Trauma Perforasi
Terjadi perforasi
jaringan abdomen
TRAUMA ABDOMEN
Penurunan
kesadaran Nyeri Akut
Ketidakefektifan Perfusi
Jaringan Serebral
2.5 Manifestasi Klinis
Trauma tumpul abdomen (trauma perut tanpa penetrasi kedalam rongga
peritonium) ditandai dengan:
1) Kehilangan darah.
2) Memar/jejas pada dinding perut.
3) Kerusakan organ-organ.
4) Nyeri tekan, nyeri ketok, nyeri lepas dan kekakuan (rigidity) dinding perut.
5) Iritasi cairan usus
Secara umum seseorang dengan trauma abdomen menunjukkan manifestasi
sebagai berikut :
1) Laserasi, memar,ekimosis
2) Hipotensi
3) Tidak adanya bising usus
4) Hemoperitoneum
5) Mual dan muntah
6) Adanya tanda “Bruit” (bunyi abnormal pd auskultasi pembuluh darah,
biasanya pd arteri karotis),
7) Nyeri
8) Pendarahan
9) Penurunan kesadaran
10) Sesak
11) Tanda Cullen adalah ekimosis periumbulikal pada perdarahan peritoneal
12) Tanda Grey-Turner adalah ekimosis pada sisi tubuh (pinggang) pada
perdarahan retroperitoneal.
13) Tanda coopernail adalah ekimosis pada perineum,skrotum atau labia pada
fraktur pelvis
Tanda balance adalah daerah suara tumpul yang menetap pada kuadran kiri atas
ketika dilakukan perkusi pada hematoma limfe.
2.6 Komplikasi
Komplikasi yang dapat muncul dari trauma abdomen terutama pada trauma
tumpul adalah cedera yang terlewatkan, terlambat dalam diagnosis cedera
iatrogenic, intra abdomen sepsis dan abses resusitasi yang tidak adekuat, ruptur
spleen yang muncul kemudian.
Peritonitis merupakan komplikasi tersering dalam trauma abdomen karena
adanya rupture oragan. Penyebab yang paling serius dari peritonotis adalah
terjadinya suatu hubungan (Viskus) ke dalam rongga peritoniel dari organ- organ
intraabdominal ( esofagus, lambung, deudenum, intestinal, colon, rektum,
kantung empedu, apendiks dan saluran kemih), yang dapat disebabkan oleh
trauma. Darah yang menginfeksi peritoneal, benda asing obstruksi usus yang
mengalami stangulasi pankreatitis.
Kolaborasi :
12. analgetik membantu
mengurangi rasa nyeri
4 Kerusakan Integritas Jaringan a. Integritas Jaringan: Kulit Observasi Observasi
(00044) dan Membran Mukosa: a. Kaji kulit dan keadaan a. Untuk mengetahui
Domain 11: Keutuhan struktur dan luka (lokasi, ukuran, sirkulasi kulit dan
Keamanan/Perlindungan fungsi fisiologis normal warna, bau, jumlah, dan masalah yang
Kelas 2: Cedera Fisik kulit dan membran tipe cairan luka) mungkin terjadi.
mukosa. b. Observasi tingkat b. Untuk mengetahui
Definisi b. Penyembuhan luka: granulasi, jaringan keadaan luka sehingga
Kerusakan pada membrane Primer: Tingkat nekrotik, dan tanda-tanda dapat menentukan
mukosa, jaringan kornea, regenerasi sel dan infeksi local. tindakan yang tepat
integumen, atau subkutan. jaringan setelah Mandiri dalam menangani
penutupan yang c. Mencegah dan luka.
Batasan Karakteristik disengaja. mendeteksi dini infeksi Mandiri
Objektif c. Penyembuhan Luka: pada pasien beresiko c. Sebagai tindakan
Kerusakan atau kehancuran Sekunder: Tingkat dengan memberikan perlindungan infeksi
jaringan (Mis., kornea, regenerasi sel dan perawatan luka dengan serta mempercepat
membrane mukosa, integumen, jaringan pada luka teknik aseptik. penyembuhan luka.
atau subkutan). terbuka. d. Cegah kontaminasi feses d. Untuk menghindari
dan urin. terjadinya infeksi
Faktor yang Berhubungan Kriteria Hasil e. Meminimalkan tekanan pada luka.
a. Perubahan sirkulasi a. Tidak ada tanda atau ke bagian tubuh yang e. Meminimalkan
b. Faktor mekanis (mis., gejala infeksi. luka. kerusakan jaringan
tekanan, friksi, dan b. Tidak ada lesi. f. Mengoleskan zat topical kulit.
gesekan) c. Tidak terjadi nekrosis. atau manipulasi alat f. Untuk menjaga
untuk meningkatkan integritas kulit
integritas kulit dan sehingga tidak
meminimalkan memperparah
kerusakan kulit. keadaan.
g. Mencegah komplikasi g. Untuk menghindari
luka dan meningkatkan tingkat keparahan dari
penyembuhan luka. kondisi pasien.
Kolaborasi Kolaborasi
h. Kolaborasikan dengan h. Dengan nutrisi yang
ahli gizi untuk memenuhi adekuat dapat
diet TKTP (Tinggi kalori mempercepat proses
tinggi protein) pemulihan jaringan.
Edukasi Edukasi
i. Ajarkan pada keluarga i. Agar keluarga mampu
tentang luka dan menjaga kondisi luka
perawatan luka pasien tetap bersih
dan steril sehingga
mempercepat proses
pemulihan luka
5 Risiko Infeksi (00004) NIC 1. Untuk melihat tanda
Domain: Status imun Observasi : tanda infeksi seperti
11Keamanan/Perlindungan Keparahan infeksi 1. Pantau tanda dan gejala demam, penampilan
Kelas 1 : Infeksi Penyembuhan luka infeksi luka dll
Definisi : beresiko terhadap Kriteria Hasil : 2. Kaji faktor yang dapat 2. Untuk melihat faktor
invasi organisme patogen. - Setelah meningkatkan apa saja yang dapat
Faktor resiko: dilakukanintervensikepera kerentanan infeksi menyebabkan ifeksi
- Penekanan system imun. watan selama …x24 jam 3. Pantau hasil pada klien
- Ketidakadekuatan imunitas diharapkan : laboratorium 3. Untuk melihat hasl tes
dapatan. Klien bebas dari tanda darah seperti leukosit,
- Pertahanan lapis kedua yang dan gejala infeksi. Mandiri : karena apabila
tidak memadai. Menunjukkan 4. Lakukan penutupan luka leukosit meningkat
kemampuan untuk dengan tindakan yang tandanya terdapat
mencegah timbulnya sesuai sop infeksi
infeksi. 5. Lakukanperawatan luka Mandiri :
dengan teknik aseptik 4. Untukmengendalikan
6. Jelaskanpadaklienpenyeb penyebaran
abresikoinfeksi mikroorganisme
7. Berikan antibiotik pada patogen.
pasien yang beresiko 5. Untuk mengendalikan
resiko infeksi
HE : 6. Agar klien tau faktor
8. Jelaskan kepada klien apa saja yang dapatv
dan keluarga mengapa menyebakan infeksi
sakit atau terapi 7. Untuk menimalisir
meningkatkan resiko terjadinya infeksi
infeksi
9. Instruksikan pasien HE :
untuk menjaga hygiene 8. karena pada pasien
Kolaborasi : trauma akan ada
luka terbuka
10. kolaborasi untuk sehingga klien
pemeriksaan darah, mengalami resiko
seperti Hb dan leukosit. infeksi
11. Kolaborasikanpemberian 9. untuk menimalisir
antibiotik terjadinya infeksi
Kolaborasi :
10. Untukmemantaupenu
ruannHbdanpeningkat
anjumlahleukositdari
normal
biasaterjadiakibatdarit
erjadinyainfeksi
11. antibiotik mencegah
perkembangan
mikroorganisme
patogen.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Trauma tumpul abdomen adalah pukulan / benturan langsung pada rongga
abdomen yang mengakibatkan cidera tekanan/tindasan pada isi rongga abdomen,
terutama organ padat (hati, pancreas, ginjal, limpa) atau berongga (lambung, usus
halus, usus besar, pembuluh – pembuluh darah abdominal) dan mengakibatkan
ruptur abdomen. Trauma abdomen disebabkan oleh Kecelakaan lalu lintas,
penganiayaan, kecelakaan olahraga dan terjatuh dari ketinggian.
Prioritas keperawatan tertuju pada menghentikan perdarahan,
menghilangkan/ mengurangi nyeri, menghilangkan cemas pasien, mencegah
komplikasi dan memberikan informasi tentang penyakit dan kebutuhan pasien.
Prinsip–prinsip pengkajian pada trauma abdomen harus berdasarkan A
(Airway), B (Breathing), C (Circulation).
4.2 Saran
Dalam pembuatan makalah ini juga penulis menyadari bahwa dalam
pembuatan makalah masi terdapat banyak kesalahan, kekurangan serta
kejanggalan baik dalam penulisan maupun dalam pengonsepan materi. Utnuk itu,
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar kedepan
lebih baik dan penulis berharap kepada semua pmbaca mahasiswa khususnya,
untuk lebih ditingkatkan dalam pembuatan makalah yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA