PENDAHULUAN
TAHUN
NO
2015 2016 2017
1 Januari = 14 Kasus Januari = 29 Kasus Januari = 48 Kasus
2 Februari = 27 Kasus Februari = 19 Kasus Februari = 34 Kasus
3 Maret = 45 Kasus Maret = 44 Kasus Maret = 55 Kasus
4 April = 23 Kasus April = 46 Kasus April = 40 Kasus
5 Mei = 21 Kasus Mei = 32 Kasus Mei = 53 Kasus
6 Juni = 34 Kasus Juni = 32 Kasus Juni = 18 Kasus
7 Juli = 30 Kasus Juli = 25 Kasus Juli = 24 Kasus
8 Agustus = 26 Kasus Agustus = 30 Kasus Agustus = 46 Kasus
9 September = 34 Kasus September = 58 Kasus September = 55 Kasus
10 Oktober = 32 Kasus Oktober = 46 Kasus Oktober = 45 Kasus
11 November = 22 Kasus November = 19 Kasus November = 46 Kasus
12 Desember = 30 Kasus Desember = 35 Kasus Desember = ---
TOTAL TOTAL TOTAL
338 KASUS HIPERTENSI 415 KASUS 464 KASUS
HIPERTENSI HIPERTENSI
DATA REKAPITULASI PENYAKIT HIPERTENSI
500 464
415
400 338
300
200
100 0
0
2015
2016
2017
KAJIAN PUSTAKA
A. Falsafah PERKESMAS
Keyakinan terhadap nilai kemanusiaan yang menjadi pedoman dalam
melaksanakan asuhan keperawatan kesehatan masyarakat baik individu,
keluarga, kelompok, dan masyarakat.
1. Perawatan kesehatan masyarakat adalah pekerjaan luhur dan manusiawi yang
di tujukan untuk klien.
2. Perawatan kesehatan masyarakat adalah upaya berdasarkan kemanusiaan
untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bagi terwujudnya
manusia sehat khususnya dan masyarakat yang sehat pada umumnya.
3. Pelayanan perawatan kesehatan masyarakat harus tejangkau dan dapat
diterima semua orang.
4. Upaya promotif dan preventif merupakan upaya pokok tanpa mengabaikan
kuratif dan rehabilitative.
5. Perawat kesehatan masyarakat sebagai provider dan masyarakat sebagai
consumer pelayanan kesehatan,menjamin suatu hubungan yang saling
mendukung dan mempengaruhi perubahan dalam kebijakan dan pelayanan
kearah peningkatan status kesehatan masyarakat.
6. Pengembangan tenaga kesehatan masyarakat secara berkesinambungan
7. Individu alam suatu masyarakat ikut bertanggung jawab atas kesehatan
B. Pengertian PERKESMAS
Perawatan kesehatan masyarakat (PERKESMAS) adalah perpaduan antara
keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta aktif
masyarakat mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara
berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif secara
menyuluh dan terpadu ,ditujukan kepada individu,keluarga, kelompok dan
masyarakat untuk ikut meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara
optimal,sehingga mandiri dalam upaya kesehatan masyarakat.
Berikut ini beberapa definisi tentang keperawatan komunitas / perawatan
kesehatan masyarakat :
1. WHO (1959)
Lapangan perawatan khusus yang merupakan gabungan ketrampilan ilmu
keperawatan ,ilmu kesehatan masyarakat dan bantuan social,sebagai bagian
dari program kesehatan masyarakat secara penyempurnaan kondisi social
,perbaikan lingkungan fisik,,rehabilitasi, pencegahan penyakit dan bahaya
yang lebih besar,ditujukan kepada individu,keluarga yang mempunyai masalah
dimana hal itu mempengaruhi mayarakat secara keseluruhan.
2. Ruth B Freeman
Suatu lapangan khusus bidang keperawatan dimana teknik
keperawatan,ketrampilan berorganisasi diterapkan dalam hubungan yang
serasi kepada ketrampilan anggota profesi kesehatan lain dan kepada tenaga
social lain demi untuk memelihara kesehatan masyarakat.
3. Amerikan Nursing Asociation (ANA)
Suatu sintesa dari praktik kesehatan masyarakat yang diterapkan untuk
meningkatkan dan memelihara kesehatan penduduk.
4. Badan Kerja Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Suatu bidang dalam keperawatan yang merupakan perpaduan antara
keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta aktif
masyarakat.
Manusia adalah mahluk bio-psiko-sosial dan spiritual yang utuh dan unik
,dalam arti merupakan satu kesatuan utuh dari aspek jasmani dan rohani dan unik
karena mempunyai berbagai macam kebutuhan sesuai dengan tingkat
perkembangannya. (konkorsium ilmu kesehatan ,1992 )
2. Kesehatan.
a. Keturunan
b. Perilaku
c. Pelayanan kesehatan
d. Lingkungan
3. Keperawatan dan PERKESMAS
Pelayanan esensial yang diberikan perawat terhadap individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat yang mempunyai masalah kesehatan meliputi
promotif, prefentif, kuratif, dan rehabilitative dengan menggunakann proses
keperawatan untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal.
Asuhan keperawatan diberikan karena adanya kelemahan fisik maupun
mental,keterbatasan pengetahuan serta kurang kemauan menuju kepada
kemampuan melaksanakan kegiatan sehari harisecara mandiri.kegiatan ini
dilakukan dalam upaya peningkatan kesehatan ,pencegahan
penyakit,penyembuhan,pemulihan serta pemeliharaankesehatan dengan
penekanan pada upaya pelayanan kesehatan utama (primary healt care) untuk
memungkinkan setiap orang mencapai kemampuan hidup sehat dan
produktif.Keperawatan bersifat unifersal dalam arti tidak membedakan atas
ras, jenis kelamin, usia, warna kulit,etnik, agama,aliran politik dan status
ekonomi social.
4. Lingkungan.
Lingkungan dalam paradigma keperawatan berfokus pada lingkungan
masyarakat,dimana lingkungan dapat mempengaruhi status kesehatan
manusia.Lingkungan disini meliputi, lingkungan fisik,psikologis, social
budaya, dan lingkungan spiritual.
F. Tujuan PERKESMAS
1. Tujuan umum
Meningkatkan derajat kesehatan dan kemampuan masyarakat secara
menyeluruh dalam memelihara kesehatannya untuk mencapai derajat
kesehatan yang optimal secara mandiri.
2. Tujuan khusus.
a. Dipahaminya pengertian sehat dan sakit oleh masyarakat.
b. Meningkatnya kemampuan individu ,keluarga,kelompok dan masyarakat
untuk melaksanakan upaya perawatan dasar dalam rangka mengatasi
masalah keperawatan.
c. Tertanganinya kelompok keluarga rawan yang memerlukan mpembinaan
dan asuhan keperawatan.
d. Tertanganinya kelompok masyarakat khusus /rawan yang memerlukan
pembinaan dan asuhan keperawatan dirjmah di pandi dan di masyarakat.
e. Tertanganinya kasus kasus yang memerluka penanganan tindak lanjut dan
asuhan keperawatan di rumah.
f. Terlayaninya kasus kasus tertentu yang termasuk kelompok resiko tinggi
yang memerlukan penanganan dan asuhan keperawatan dirumah dan
dipuskesmas.
g. Teratasi dan terkendalinya keadaan lingkungan fisik dan social untuk
menuju keadaan sehat yang optimal.
3. Ruang lingkup PERKESMAS
a. Promotif
Upayapromotifdilakukanuntukmeningkatkankesehatanindividu, keluarga,
kelompok, danmasyarakatdenganjalan :
1). Penyuluhan kesehatan.
2). Peningkatan Gizi
3). Pemeliharaan kesehatan perorangan
4). Pemeliharaan kesehatan lingkungan
5). Olah raga teratur
6). Rekreasi
7). Pendidikan seks
b. Preventif
Upaya preventif untuk mencegah terjadinya penyakit dan
ganguankesehatan terhadap individu ,keluarga,kelompok dan
masyarakat,melaluikegiatan :
1. Imunisasi
2. Pemeriksaan kesehatan berkala melalui posyandu,puskesmas dan
kunjungan rumah.
3. Pemberian vitamin A dan yodium
4. Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan nifas dan menyusui
c. Kuratif
Upaya kuratif bertujuan untuk mengobati anggota keluarga yang sakit atau
masalah kesehatan melaluai kegiatan :
1. Perawatan orang sakit di rumah
2. Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut dari puskesmas atau rujmah
sakit
3. Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis
4. Perawatan buah dada
5. Perawatan tali pusat bayi baru lahir
d. Rehabilitatif
Upaya pemulihan terhadap pasien yang dirawat dirumah atau kelompok
kelompok yang menderita penyakit tertentu seperti TBC,kusta dan cacat
fisik Lainnya melalui kegiatan :
1. Latihan fisik pada penderita kusta,patah tulang dll.
2. Fisiotherapy pada penderita stroke,batuk efektif pada penderita TBC dll
e. Resosialitatif
Upaya untuk mengembalikan penderita ke masyarakat yang karena
penyakitnya dikucilkan oleh masyarakat seperti penderita AIDS,kusta dan
wanita tuna susila.
G. Sasaran PERKESMAS
Individu,keluarga,kelompok dan masyarakat baik yang sehat atau yang sakit
atau yang mempunyai masalah kesehatan karena ketidak tahuan,ketidakmauan
serta ketidakmampuan.Prioritas pelayanan perawatan kesehatan masyarakat
difokuskan pada keluarga rawan yaitu :
1. Keluarga yang belum terjangkau pelayanan kesehatan yaitu keluarga
dengan :
a. Ibu hamil tertentu yang belum ANC
b. Ibu hamil yang persalinannya di tolong oleh dukun dan neonatusnya
c. Balita tertentu
d. Penyakit kronis menular yang tidak bisa di intervensi oleh program
e. Penyakit endemis
f. Penyakit kronis tidak menular
g. Kecacatan tertentu (mental atau fisik )
2. Keluarga dengan resiko tinggi
a. Ibu hamil dengan masalah gizi
1. Anemia berat,( HB kurang dari 8gr%)
2. Kurang energi kronik (KEK)
b. Ibu hamil dengan resiko tinggi (perdarahan ,infeksi,hipertensi )
c. Balita dengan BGM
d. Neonatus dengan BBLR
e. Usia lanjut,jompo
f. Kasus percobaan bunuh diri
3. Keluarga dengan tindak lanjut perawatan.
a. Drop out tertentu
1. Ibu hamil
2. Bayi
3. Balita dengan keterlambatan tumbuh kembang
4. Penyakit kronis atau endemis
b. Kasus pasca keperawatan
1. Kasus pasca keperawatan yang dirujuk dari institusi pelayanan
kesehatan
2. Kasus katarak yang dioperasi di puskesmas
3. Persalinan dengan tindakan
4. Kasus psikotik
5. Kasus yang seharusnya di rujuk yang tidak dilaksanakan rujukannya.
4. Pembinan kelompok khusus
Kelompok yang rawan dan rentan terhadap masalah kesehatan:
1. Terikat dalam institusi,misalnya :
Panti, rutan/lapas, pondok pesantren, lokalisasi/WTS
2. Tidak terikat dalam institusi misalnya :
Karang werda, karang balita, KPKIA, kelompok kerja informal,
perkumpulan penyandang penyakit tertentu (jantung,asma,DM,dll),dankel
ompok remaja.
5. Pembinaan desa atau masyarakat bermasalah
Masyarakat di daerah endemis suatu penyakit misalnya endemis
malaria,filariasis,DHF,diare.
Masyarakat di daerah dengan keadaan lingkungan kehidupan buruk,misaln
ya daerah kumuh,di kota besar
3. Masyarakat di daerah yang mempunyai masalah kesenjangan pelayanan
kesehatan lebih tinggi dari daerah sekitar, misalnya cakupan ANC
rendah,imunisasi rendah.
4. Masyarakat di daerah pemukiman baru yang di perkirakan akan
mengalami hambatan dalam melaksanakan adapsi kehidupannya,seperti
daerah transmigrasi,pemukiman masyarakat terasing.
H. Kegiatan PERKESMAS
1. Memberikan asuhan keperawatan individu,keluarga,kelompok khusus melalui
home care
2. Penyuluhan kesehatan
3. Konsultasi dan problem soving
4. Bimbingan
5. Melaksanakan rujukan
6. Penemuan kasus
7. Sebagai penghubung antara masyarakat dengan unit kesehatan
8. Melaksanakan asuhan keperawatan komunitas
9. Melakukan koordinasi berbagai kegiatan asuhan keperawatan komunitas
10. Kerjasama lintas program dan lintas sektoral
11. Memberikan tauladan
12. Ikut serta dalam penelitian
Prinsip dasar dalam praktek perawatan kesehatan masyarakat adalah
sebagai berikut :
1. Keluarga adalah unit utama dalam pelayana kesehatan masyarakat
2. Sasaran terdiri dari individu,keluarga,kelompok,dan masyarakat.
3. Perawat kesehatan bekerja dengan masyarakat bukan bekerja untuk
masyarakat
4. Pelayanan keperawatan yang diberikan lebih menekankan pada upayapromotif
dan preventif dengan tidak melupakan upaya kuratif dan rehabilitative
5. Dasar utama dalam pelayanan perawatan kesehatan masyarakat adalah
menggunakan pendekatan pemecahan masalah yang dituangkan dalam proses
keperawatan
6. Kegiatan utama perawatan kesehatan masyarakat adalah di masyarakat dan
bukan dirumah sakit
7. Pasien adalah masyarakat secara keseluruhan baik yang sakit maupun yang
sehat
8. Perawatan kesehatan masyarakat ditekankan pada pembinaan perilaku hidup
sehat masyarakat.
9. Tujuan perawatan kesehatan masyarakat adalah meningkatkan fungsi
kehidupan sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan seoptimal mungkin.
10. Perawat kesehatan masyarakat tidak bekerja secara sendiri tetapi bekerja
secara tim.
11. Sebagian besar waktu dari seorang perawat kesehatan masyarakat di gunakan
untuk kegiatan meningkatkan kesehatan,pencegahan penyakit,melayani
masyarakat yang sehat atau yang sakit,penduduk sakit yang tidak berobat ke
puskesmas,pasien yang baru kembali dari rumah sakit
12. Home visite sangat penting
13. Pendidikan kesehatan merupakan kegiatan utama
14. Pelayanan perawatan kesehatan masyarakat harus mengacu pada sistem
pelayanan kesehatan yang ada.
15. Pelaksanaan asuhan keperawatan dilakukan di institusi pelayanan kesehatan
yaitu puskesmas,institusi seperti sekolah,panti dan lainnya di mana keluarga
sebagai unit pelayanan.
Contoh pendekatan yang dapat digunakan dalam perawatan kesehatan
masyarakat adalah sebagai berikut :
a. Problem sorving approach
Pendekatan pemecahan masalah yang dituangkan dengan menggunakan proses
keperawatan
b. Family approach
Pendekatan tehadap keluarga binaan
c. Case approach
Pembinaan di lakukan berdasar kasus yang datang ke puskesmas yang dinilai
memerlukan tindak lanjut
d. Community approach
Pendekatan dilakukan terhadap masyarakat daerah binaan melalui survey
mawas diri dengan melibatkan partisipasi masyarakat.
3. Sistem Pendengaran
a) Prebiakusis ( gangguan dalam pendengaran ), hilangnya kemampuan
atau daya pendengaran pada telinga dalam, terutama terhadap bunyi dan
atau nada – nada tinggi, suara yang tidak jelas, sulit mengerti kata, 50%
terjadi pada usia diatas 65 tahun.
b) Membran timpani menjadi atropi menyebabkan otosklerosis
c) Terjadinya pengumpulan serumen dapat mengeras karena meningkanya
kreatin
d) Pendengaran bertambah menurun pada lanjut usia yang mengalami
ketegangan jiwa atau stres
4. Sistem penglihatan
a) Spingter pupil timbul sklerosis dan hilangnya respon terhadap sinar
b) Kornea lebih berbentuk sferis atau bola, lensa lebih suram atau
kekeruhan pada lensa menjadi katarak, jelas menyebabkan gangguan
penglihatan
c) Meningkatnya ambang, pengamatan sinar, daya adaptasi terhadap
kegelapan menjadi lebih lambat, dan susah melihat dalam cahaya gelap
d) Hilangnya daya akomodasi, menurunya lapang pandang, menurunnya
membedakan warna biru atau hijau.
5. Sistem kardiovaskuler
a) Elastisitas dinding vaskuler menurun,katup jantung menebal dan
menjadi kaku.
b) Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun
sesudah berumur 20 tahun, menyebabkan kontraksi dan volumenya.
c) Kehilangan elestisitas pembuluh darah, kurangnya efektifitas pembuluh
darah perifer untuk oksigenasi, perubahan posisi dari tidur ke duduk,
atau dari duduk ke berdiri bisa menyebabkan tekanan darah menurun
menjadi 65 mmHg ( mengakibatkan pusing mendadak).
d) Tekanan darah meningkat diakibatkan meningkatnya resistensi
pembuluh darah perifer, sistolik normal kurang lebih 170 mmHg,
diastolik normal kurang lebih 90 mmHg
6. Sistem pengaturan temperatur tubuh
Pada pengaturan tuhu, hipotalamus dianggap bekerja sebagai termostat,
yaitu menetapkan suhu teratur, kemunduran terjadi akibat berbagai faktor
yang mempengaruhinya yang sering ditemui antara lain:
a) Temperatur tubuh menurun atau hipotermi secara fisiologis kurang lebih
35 derajat celcius ini akibat metabolisme menurun.
b) Keterbatasan reflek menggigil dan tidak dapat memproduksi panas
banyak sehingga terjadi rendahnya aktifitas otot.
7. Sistem Respirasi
a) Otot pernafasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku, menurunnya
aktifitas silia
b) Paru – paru kehilangan elastisitas, kapasitas residu meningkat, menarik
nafas lebih berat, kapasitas pernafasan maksimum menurun dan
kedalaman bernafas menurun.
c) Alveoli ukurannya melebar dari biasa dan jumlahnya berkurang
d) Oksigen pada arteri menurun menjadi 75 mmHg, karbodioksida pada
arteri tidak berganti
e) Kemampuan untuk batuk berkurang
f) Kemampuan pegas, dinding dada dan kekuatan otot pernafasan akan
menurun seiring dengan pertambahan usia.
8. Sistem gastrointestinal
a) Kehilangan gigi penyebab utama adanya periondontal disease
b) Indra pengecap menurun dan esofagus melebar
c) Lambung : rasa lapar menurun asam lambung menurun, waktu
mengosongkan menurun
d) Peristaltik lemah dan biasanya timbul konstipasi
e) Liver : makin mengecil dan menurunnya tempat penyimpanan,
berkurangnya aliran darah
f) Menciutnya ovari dan uterus
g) Atropipayudara
h) Pada laki – lakitestismasihdapatmemproduksispermatozoa,
meskipunadanyapenurunan secara berangsur – angsur.
i) Dorongan seksual menetap sampai usia diatas 70 tahun
j) Selaput lendir menurun
9. Sistem Genitourinaria
Ginjal: mengecil dan nefron menjadi atropi, aliran darah ke ginjal
menurun sampai 50% fungsi tubulus berkurang.
a) Vesika urinaria : otot – otot menjadi lemah, kapasitas menurun sampai
200ml, atau dapat menyebabkan buang air kecil meningkat,
vasikaurinaria susah dikosongkan sehingga mengakibatkan
meningkatnya retensi urin.
b) Pembesaran prostat kurang lebih 75 % dialami oleh pria diatas 65 %
tahun
c) Atrofi vulva
10. Sistem Endokrin
a) Produksi dari hampir semua hormon menurun.
b) Fungsi paratiroid dan sekresinya tidak berubah.
c) Pitutari: pertumbuhan hormon ada terapi lebih rendah dan hanya
didalam pembuluh darah,berkurangnya produksi dari ACT,TSH,FSH
dan LH.
d) Menurunnya aktifitas tiroid menurunnya BMR dan daya pertukaran zat
e) Menurunnya produksi aldosteron
f) Menurunnya sekresi hormon kelamin, misalnya progesteron, estrogen
dan testosteron
11. Sistem kulit
a) Kulit keriput atau mengkerut
b) Permukaan kulit kasar dan bersisik
c) Menurunnya respon terhadap trauma, mekanisme proteksi kulit
menurun.
d) Kulit kepala dan rambut menipis berwarna kelabu.
e) Rambut dan hidung dan telinga menebal.
f) Berkurangnya elastisitas kulit akibat dari menurunnya cairan dan
vaskularitas
g) Pertumbuhan kuku lebih lambat, kuku jari menjadi keras dan rapuh,
kuku kaki tumbuh secara berlebihan, kuku menjadi pudar dan kurang
bercahaya.
h) Kelenjar keringat berkurang jumlah dan fungsinya.
12. Sistem muskoloskeletal
a) Tulang kehilangan density ( cairan ) dan makin rapuh
b) Kiposis, pinggang lutut dan jari –jari pergelangan terbatas geraknya.
c) Discus intervertebralis menipis dan menjadi pendek.
d) Persendian membesar dan kaku
e) Tendon mengerut dan mengalami sklerosis
f) Atropi serabut otot, sehingga gerak menjadi lambat, otot kram dan
tremor.
2. Ny.D.A
3. Ny. DB
4. Ny. S.D
5. Ny. H.M
6. Ny. R.D
7. Ny. H.K
8. Ny. M.L
9. Tn. R.Y
10. Ny.N.A
11. Tn.R.A
12. Ny.R.T
13. Tn.H.H
14. Tn.B.S
b. Status Kesehatan Anggota Kelompok
Tn. D.Y dengan penyakit Hipertensi pasien berumur 66 Tahun dan mengalami
stroke sudah 1 tahun lebih. Keadaan umum lemah , TD : 140/90 mmHg, N : 84
x/m, R : 20 x/m dengan keluhan yaitu sakit punggung, konjungtiva pucat, pasien
dalam keadaan bedrest totoal, segala aktivitas pasien dibantu oleh keluarga.
Ny. D. A dengan penyakit hipertensi pasien berumur 65 tahun dengan keadaan
umum baik, TD : 180/100 mmHg, N : 89 x/m, R : 18 x/m dengan keluhan pusing,
sakit lutut, kesemutan di ujung-ujung jari , penglihatan kabur, aktivitas klien
dilakukan secara mandiri.
Ny. D. B dengan penyakit hipertensi pasien berumur 62 tahun dengan TD :
140/100 mmHg, N : 80 x/m, R : 20 x/m, dengan keluhan sakit kepala, nyeri
tengkuk, kesemutan di ujung-ujung jari, penglihatan buram, dan mengeluh sulit
tidur.
Ny. S. D dengan penyakit hipertensi pasien berumur 78 tahun TD : 190/100, N :
88 x/m, R : 20 x/m mengeluh pusing, sakit kepala, aktivitas dilakukan secara
mandiri.
Ny. H. M dengan penyakit hipertensi pasien berumur 77 tahun, dengan keluhan
TD : 160/90 mmHg, N : 80 x/m, R : 18 x/m mengeluh sakit kepala, nyeri tengkuk,
penglihatan buram, pendengaran kurang jelas, aktivitas pasien dilakukan secara
mandiri.
Ny. R. D dengan penyakit hipertensi umur 62 tahun, TD : 150/90 mmHg, N : 84
x/m, R : 20 x/m, dengan keluhan sakit kepala , sulit tidur, aktivitas dilakukan
secara mandiri.
Ny. H. K dengan penyakit hipertensi umur 67 tahun, TD : 140/80 mmHg, N : 80
x/m, R : 20 x/m, dengan keluhan sakit kepala, penglihatan buram, menggunakan
kacamata, aktivitas dilakukan secara mandiri.
Ny. M. L dengan penyakit hipertensi umur 65 tahun TD : 160/100 mmHg, N : 86
x/m, R : 18 x/m dengan keluhan sakit kepala, aktivitas dilakukan secara mandiri.
Tn. R. Y dengan penyakit hipertensi umur 73 tahun TD : 140/100 mmHg, N : 78
x/m, R : 20 x/m dengan keluhan batuk, cemas, kesemutan di ujung-ujung jari,
penglihatan buram, dan mengeluh tremor.
Ny. N. A dengan penyakit hipertensi umur 60 tahunTD : 140/90 mmHg, N : 80
x/m, R: 18 x/m dengan keluhan kesemutan di ujung-ujung jari, dan nyeri tengkuk.
Tn. R. A dengan penyakit hipertensi umur 61 tahunTD : 180/100 mmHg, N : 86
x/m, R : 20 x/m dengan keluhan penglihatan buram, dan sulit tidur.
Ny.R. T dengan penyakit hipertensi umur 63 tahunTD : 190/90 mmHg, N : 89
x/m, R: 20 x/m dengan keluhan sakit kepala, nyeri tengkuk, penglihatan buram,
dan sulit tidur.
Tn. H. H dengan penyakit hipertensi umur 60 tahun, TD : 160/100 mmHg, N : 80
x/m, R : 20 x/m dengan keluhan nyeri tengkuk, aktivitas dilakukan secara mandiri.
Tn. B. S dengan penyakit hipertensi umur 67 tahun keadaan umum lemah TD :
160/100 mmHg, N : 80 x/m, R : 18 x/m pasien mengalami stroke ringan, aktivitas
dibantu keluarga, sulit tidur, penglihatan kabur, nyeri tengkuk, sakit pinggang.
C. Riwayat Kesehatan
3. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan rasa nyaman b/d nyeri,ansietas dan gangguan pola tidur pada
kelompok lansia.
2. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan, respon tekanan darah abnormal pada
kelompok lansia.
3. Kurang pengetahuan b/d kurangnya terpaparnya informasi
5. INTERVENSI KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA TUJUAN DAN INTERVENSI
KEPERAWATAN KRITERIA HASIL
(NOC)
1 Gangguan rasa nyaman NOC 1. Ukur tekanan darah
Definisi : Merasa kurang Anxiety lansia
senang, lega, dan Fear Level 2.Observasi reaksi non
sempurna dalam dimensi Sleep Deprivation verbal dan
fisik, psikospritual, Comfort, Readines for ketidaknyamanan
lingkungan dan social. Enchanced lansia
Batasan Karakteristik : Kriteria Hasil : 3. Kaji kepatuhan lansia
Nyeri Mampu mengontrol dalam minum obat
Ansietas nyeri 4. Gunakan teknik
Gangguan pola tidur Mampu mengontrol komunikasi
kecemasan teraupetik dengan
Gangguan pola tidur lansia untuk
teratasi mengetahui
pengalaman nyeri
lansia
5. Ajarkan teknik
distraksi pada
lansia
6. Evaluasi pengalaman
nyeri masa lampau
lansia
7. Kaji pola tidur lansia
6. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI
KEPERAWATAN KEPERAWATAN
1 Gangguan rasa 1. Mengukur tekanan darah S : Kelompok lansia
nyaman lansia mengatakan nyeri
DH : - Tn. D. Y = 140/100 mmHg mulai berkurang.
- Ny. D. A =180/100 mmHg O : a. TD Lansia
- Ny. D. B = 140/100 mmHg - Tn. D. Y =
- Ny. S. D = 190/100 mmHg 140/100 mmHg
- Ny. H. M = 160/90 mmHg - Ny. D. A =
- Ny. R. D = 150/90 mmHg 180/100 mmHg
- Ny. H. K = 140/80 mmHg - Ny. D. B =
- Ny. M. L= 160/100 mmHg 140/100 mmHg
- Tn. R. Y = 140/100 mmHg - Ny. S. D =
- Ny. N. A= 140/90 mmHg 190/100 mmHg
- Tn. R. A = 180/100 mmHg - Ny. H. M =
- Ny. R. T = 190/90 mmHg 160/90 mmHg
- Tn. H. H = 160/100 mmHg - Ny. R. D =
- Tn. B. S = 160/100 mmHg 150/90 mmHg
2.Mengobservasi reaksi non - Ny. H. K =
verbal dan 140/80 mmHg
ketidaknyamanan lansia - Ny. M. L=
DH : Sebagian kelompok lansia 160/100 mmHg
mengeluh nyeri , ekspesi wajah - Tn. R. Y =
nampak meringis. 140/100 mmHg
3. Mengkaji kepatuhan lansia - Ny. N. A=
dalam minum obat 140/90 mmHg
DH : Kelompok lansia - Tn. R. A =
mengatakan selalu teratur 180/100 mmHg
minum obat yang di dapatkan - Ny. R. T =
dari puskesmas. 190/90 mmHg
4. Menggunakan teknik - Tn. H. H
komunikasi 160/100 mmHg
teraupetik dengan - Tn. B. S =
lansia untuk 160/100 mmHg
mengetahui b. Kelompok lansia
pengalaman nyeri sangat kooperatif
pasien dan mampu
DH : Menggunakan teknik melakakukan apa
komunikasi teraupetik dengan yang diajarkan.
lansia. c. Kelompok lansia
5. Mengajarkan teknik mau menerapkan
distraksi pada apa yang telah
lansia. diajarkan dalam
DH ; Kelompok lansia mampu kehidupan sehari
melakukan teknik distaksi yang hari.
telah diajarkan seperti senyum A : Masalah gangguan
setiap hari. rasa nyaman teratasi.
6 Mengevaluasi pengalaman P : Pertahankan
nyeri masa lampau Intervensi
lansia 1. Ukur tekanan darah
DH : Kelompok lansia lansia
mengatakan jika timbul nyeri 2.Observasi reaksi
langsung istirahat. non verbal dan
7 Mengkaji pola tidur lansia ketidaknyamanan
DH : Kelompok lansia lansia
mengataan mulai istrahat tidur 3. Kaji kepatuhan
jam 10 malam . lansia dalam
minum obat
4. Gunakan teknik
komunikasi
teraupetik dengan
lansia untuk
mengetahui
pengalaman nyeri
lansia
5. Ajarkan teknik
distraksi pada
lansia
6. Evaluasi
pengalaman
nyeri masa lampau
lansia
7. Kaji pola tidur
lansia
3.2. SARAN
a. Bagi Puskesmas BulangoTimur
Diharapkan dapat meningkatkan cakupan sasaran Perkesmas diwilayah kerja
Puskesmas BulangoTimurKabupatenGorontalo.
b. Bagi Institusi Politeknik Kesehatan Gorontalo
Semoga laporan ini dapat bermanfaat dan sebagai tambahan bacaan atau
literatur.
c. Bagi Mahasiswa DIV Keperawatan
Diharapkan dapat menguasai konsep PERKESMAS untuk meningkatkan
pengetahuan khususnya dalam PERKESMAS sehingga dapat menjadi tenaga
keperawatan yang professional terutama dalam bidang PERKESMAS.
]
DAFTAR PUSTAKA
Kushariyadi. 2009, Asuhan Keperawatan Pada Klien Lanjut Usia : Jakarta : Salemba
Medika.
Potter, Patricia A & Anne Grifin Perry. 2005, Buku Ajar Fundamental Keperawatan,
Konsep, Proses & Praktik, Jakarta : EGC
Thamher, S. 2009. Kesehatan usia lanjut dengan pendekatan askep. Jakarta : Salemba
Medika
Kemenkes RI. 2013, Pedoman Teknis Penemuan dan Tatalaksana Hipertensi. Edisi
Revisi