Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Pedoman standart Upaya Kesehatan INDERA di Puskesmas Tempursari ini disusun


sebagai acuan Petugas di puskesmas Tempursari dalam melakukan kegiatan INDERA kepada
masyarakat sehingga dapat memberikan pelayanan terbaik untuk masyarakat sesuai standart
pelayanan yang ada.

Buku panduan ini berisi tentang pedoman standart pelayanan Kesehatan INDERA di
Puskesmas Tempursari yaitu sumber daya manusia, sarana dan prasarana, serta penatalaksanaan
INDERA di PuskesmasTempursari

Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan buku panduan ini masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu kami harapkan dari semua pihak yang bersifat membangun demi
lebih sempurnanya buku ini.

Tempursari, Juni2016
KEPALA PUSKESMAS TEMPURSARI
KABUPATEN LUMAJANG

Dr Ary Dian Sari


Nip 19820520 200902 2 007

1
BAB I

DEFINISI

1. PENGERTIAN

Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah salah satu sarana pelayanan


kesehatan masyarakat yang amat penting di Indonesia. Puskesmas adalah unit pelaksana
teknis dinas kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan
kesehatan di suatau wilayah kerja (Depkes, 2011).

Puskesmas merupakan kesatuan organisasi fungsional yang menyelenggarakan


upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata dapat diterima dan terjangkau
oleh masyarakat dengan peran serta aktif masyarakat dan menggunakan hasil
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat
dipikul oleh pemerintah dan masyarakat luas guna mencapai derajat kesehatan yang
optimal, tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan (Depkes, 2009). Upaya
kesehatan pengembangan puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan
permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang disesuaikan dengan
kemampuan puskesmas. Salah satu program upaya kesehatan pembangunan di puskesmas
adalah Imunisasi yang terdiri atas pelayanan Imunisasi di puskesmas dan Bulan Imunisasi
Anak Sekolah.

Upaya kesehatan Indera meliputi Upaya kesehatan mata,Telinga dan jiwa yang
dibatasi oleh pelayanan dasar yang dapat di lakukan di puskesmas dengan merujuk kasus
kasus yang tidak bisa di tangani ke rumah sakit.Kegiatan yang di alkukan meliputi kegiatan
di dalam dan di luar gedung.

2. DASAR HUKUM

Undang Undang Republik Indonesia nomor 18 Tahun 2014

2
BAB II

RUANG LINGKUP

II.I Kegiatan Indera Mata

II.I.I Kegiatan didalam gedung

Penyuluhan Kesehatan indera mata,penjaringan kasus penyakit mata,kebutaan


serta gangguan penglihatan,Melakukam pemeriksaan dan tindakan medis pelayanan
kesehatan mata penglihatan yang meliputi : Mengukur dan menentukan tajam
penglihatan,melakukan pemeriksaan segmen depan mata dengan loupe dan lampu
senter,pemeriksaan lapang pandang,mengukur tekana boal mata,meemriksa adanya
kelainan penglihatan warna,melakukan tindakan pembedahan bedah kecil,memeriksa
dan menangani penyakit mata luar serat melakukan rujukan ke balai kesehatan mata.

II.I.II Kegiatan di luar gedung.

Melakukan penyuluhan kepada masyarakar,anak sekolah tentang penyakit indera


penglihatan,penjaringan kasus gangguan penglihatan oleh kader,guru UKS yang sudah
terlatih.

II.II Kegiatan Indera Telinga

II.II.I Kegiatan didalam gedung.

Penyuluhan Kesehatan indera pendengaran ,penjaringan kasus penyakit


telinga,ketulian serta gangguanpendengaran melalui rawat jalan,Melakukan
pemeriksaan,pengobatan dan tindakan medis pelayanan kesehatan pendengaran serta
merujuka ke pelayanan kesehatan yang lebih tinggi.

II.II.II Kegiatan di luar gedung

Melakukan penyuluhan kepada masyarakar,anak sekolah tentang penyakit


indera penglihatan,penjaringan kasus gangguan pendengaran oleh kader,guru UKS
yang sudah terlatih.

II.III Kegiatan Kesehatan Jiwa.

II.III.I Kegiatan didalam gedung

Penyuluhan kesehatan jiwa dan kegiatan pembinaan hidup sehat kepada


masyarakat,deteksi secara dini adanya masalah kesehatan yang ada dalam masyarakat
atau pada pasien yang datang ke puskesams serta menegakkan diagnosis gangguan
jiwa,penemuan kasus gangguan jiwa serta pemeriksaan dan pengobatan psikofarmaka
kasus penyakit jiwa kini.Melakukan upaya rehabilitatif dengan kegiatan yang bersifat
medis,edukatif,vokasional dan sosial yang bertujuan memulihkan kemampuan
fungsionalpenderita.

3
Kegiatan di luar gedung

Melakukan penyuluhan dan kegiatan pembinaan hiudup sehat,penjaringan


kasus gangguan jiwa di masyarakat terutama kasus pasung, keperawatan jiwa,serta
melakukan rujukan ke fasilitas yang lebih tinggi.

4
BAB III

TATA LAKSANA

Metode Tata laksana

Pelayanan dilakukan berdasarkan standar operasional prosedur yang telah ditetapkan


dalam buku STANDAR PUSKESMAS bidang bina pelayanan dinas kesehatan Propinsi jawa
Timur 2013 meliputi :

 PenjaringanKasus Indera baik di dapat lewat rawat jalan ataupun yang didapat lewat
penyuluhan kepada masyarakat.
 Pemeriksaan,pengobatan kesehatan Indera
 Penyuluhan kepada masyarakat,sekolah serta pembentukan kader UKS yang sudah
terlatih.
 Melakukan pembinaan khususnya kepada pasien dengan gangguan jiwa.

5
BAB II

DOKUMENTASI

6
PUSKESMAS TEMPURSARI
DINAS KESEHATAN
KABUPATEN LUMAJANG

BUKU PANDUAN
INDERA

Disusun Oleh :
Ida Puspitasari,AMK

201

7
8
BAB VII

PENGENDALIAN MUTU

Indikator mutu kegiatan BATRA Proses Pelayanan ditetapkan oleh Tim Mutu Puskesmas
dan dipantau melalui monitoring dan evaluasi pelaksanaan. Pencapaian Indikator mutu layanan
BATRA dibahas dalam rapat tinjauan manajemen dan dilaporkan kepada Kepala Puskesmas

9
BAB VIII

PENUTUP

Proses Pelayanan BATRA yang baik merupakan salah satu tolok ukur kinerja puskesmas
yang diperlukan untuk peningkatan mutu pelayanan klinis di Puskesmas.

Komunikasi yang efektif dan berkesinambungan dengan seluruh sektor terkait merupakan
cara untuk mengidentifikasi masalah-masalah kecil yang terjadi. Monitoring berfungsi untuk
mengurangi risiko kesalahan dari hasil akhir evaluasi. Evaluasi dilaksanakan untuk menilai
keberhasilan dari tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Berdasarkan tujuan tersebut,
pencapaian dapat dievaluasi sejalan dengan keberhasilan yang diperoleh, berupa:

1. Meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang BATRA


2. Adanya perubahan perilaku dari masyarakat yang beralih kepada obat Tradisional
daripada menggunakan bahan kimiawi
3. Terpantaunya tempat praktek pengobat tradisional di wilayah kerja Puskesmas
Tempursari.

10

Anda mungkin juga menyukai