ABSTRAK
Dalam suatu keluarga biasanya memiliki jumlah tanggungan yang berbeda-beda dan biasanya
mereka juga memiliki tingkat kesejahteraan yang berbeda-beda juga. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh jumlah tanggungan setiap keluarga terhadap kesejahteraan keluarga pekerja K3L
Universitas Padjadjaran. Metode analisis data yang digunakan adalah kuantitatif dan kualitatif, bersifat
kuantitatif karena data yang didapatkan adalah hasil menyebarkan kuesioner kepada pekerja K3L yang
bekerja di wilayah zona 7 Universitas Padjadjaran. Kemudian bersifat kualitatif karena data tersebut diolah
menjadi sebuah hasil pemahaman dan analisis serta ditambahkan dengan hasil penelitian dan artikel yang
telah ada sebelumnya. Data yang digunakan pun merupakan data primer dan data sekunder yang
didapatkan masing-masing langsung dari responden dan dari literature yang memang telah ada sebelumnya.
Hasil dari penelitian dan analisis menunjukkan bahwa jumlah tanggungan yang dimiliki responden
masih bisa dikatakan cukup atau diangka rata-rata karena mereka pada umumnya hanya memiliki jumlah
tanggungan rata-rata 2 orang saja. Namun melihat hasil analisis, bisa dikatakan bahwa keluarga K3L
memiliki tingkat kesejahteraan menengah ke bawah karena mereka masih mengeluh akan upah dan
pendapatn mereka dari bekerja sebagai K3L Universitas Padjadjaran. Kesimpulan dari penelitian ini adalah
jumlah tanggungan akan mempengaruhi tingkat kesejahteraan keluarga apabila memang tidak diimbangi
dengan pendapatan yang cukup, sehingga jumlah tanggungan akan terus berbandaing lurus dengan jumlah
pendapatan sebagai patokan tingkat kesejahteraan keluarga.
ABSTRACT
In a family usually has a different number of dependents and usually they also have varying levels of well-
being too. This research aims to know the influence of the number of dependents per family against family
welfare workers K3L Padjadjaran University. Methods of data analysis used is the quantitative and
qualitative, quantitative in nature because the data obtained were the result of spreading the questionnaire
to the workers working in the territory of the K3L zone 7 Universitas Padjadjaran. Then approximate because
the data is processed into a result comprehension and analysis as well as research results and added to the
existing article. Any data used is the primary data and secondary data obtained directly from each of the
respondents and from literature that has indeed been there before.
The results of the research and analysis shows that the number of dependents who owned the respondent
could still be said enough or on average because they generally only have the number of dependents the
average 2 persons only. But look at the results of the analysis, it could be said that the family has a medium
level of welfare K3L down because they will still complain of wages and their income from work as K3L
Padjadjaran University. Conclusion of this research is the number of dependents will affect the level of
prosperity of the family when it was not balanced with enough income, so the number of dependents will
continue to berbandaing straight to the amount of income as benchmark the level of prosperity of the
family.
33
Focus:
ISSN: 2620-3367 Vol. 1 No: 2 Hal: 33 - 43 Juli 2018
Jurnal Pekerjaan Sosial
34
Focus:
ISSN: 2620-3367 Vol. 1 No: 2 Hal: 33 - 43 Juli 2018
Jurnal Pekerjaan Sosial
“banyak anak banyak rezeki”. Namun semakin (Sussman dan Steinmetz, 1987) keluarga adalah
banyak jumlah tanggungan yang dimiliki oleh suatu abstraksi dari ideology yang memiliki citra
sebuah keluarga biasanya akan berpengaruh pada romantic, suatu proses, sebagai satuan perlakuan
tingkat pengeluaran keluarga tersebut. Bisa jadi intervensi, sebagai suatu jaringan dan
jika makin banyak tanggungan maka alokasi dana tujuan/peristirahatan akhir. Keluarga sebagai unit
masing-masing anak akan berkurang jika tidak terkecil dalam masyarakat, keluarga memiliki
dibarengi dengan pendapatan yang cukup. Selain kewajiban kewajiban untuk memenuhi kebutuhan-
itu jumlah tanggungan bisa menjadi alasan kebutuhan anaknya yang meliputi agama,
seseorang untuk bisa bekerja , misal saja seorang psikologi, makan dan minum dan sebagainya.
pekerja yang memiliki tanggungan akan lebih Adapun tujuan keluarga adalah untuk
semangat karena dia sadar bahwa bukan hanya mewujudkan kesejahteraan bagi anggota
dia yang akan menikmati hasilnya tapi ada orang keluarganya. Keluarga yang sejahtera diartikan
lain yang menunggu jerih payahnya dan menjadi sebagai keluarga yang dibentuk berdasarkan atas
tanggung jawabnya. Badan Pusat Statistik perkawinan yang sah, mampu memenuhi
mengelompokkan jumlah tanggungan kedalam kebutuhan fisik dan mental yang layak, bertaqwa
tiga kelompok yakni tanggungan keluarga kecil 1- kepaa tuhan yang maha esa serta memiliki
3 orang, tanggungan keluarga sedang 4-6 orang hubungan yang selaras dan seimbang dan
dan tanggungan keluarga besar adalah lebih dari seimbang antar anggota keluarga dan antar
6 orang. Jumlah tanggungan ini biasanya akan
dipengaruhi oleh aspek geografis, pendidikan dan Kesejahteraan Keluarga
budaya. Karena letak geografis biasanya akan
mempengaruhi jumlah tanggungan, misalnya saja Kesejahteraan atau sejahtera sejatinya
keluarga yang berada di kota dengan di desa. Di dapat memiliki beberapa arti. Dalam istilah umum,
kota biasanya orang-orang akan berpikiran bahwa sejahtera merujuk pada keadaan yang baik,
memiliki anak 2 saja sudah cukup karena mereka kondisi dimana setiap orang didalamnya berada
memperhitungkan berapa biaya yang harus dalam keadaan makmur, dalam keadaan sehat
mereka keluarkan nantinya sedangkan di desa dan damai. Dalam aspek ekonomi, sejahtera
biasanya mereka memiliki banyak anak karena berhubungan dengan keuntungan suatu benda.
berpikir mereka yang akan menjadi penerus dari Kemudian menurut Nasikun (1993) kesejahteraan
keluarga tersebut terlepas dari berapa jumlahnya. dapat dilihat dari 4 indikator yang harus terpenuhi
Selain itu anggapan bahwa “banyak anak banyak yaitu rasa aman, kesejahteraan, kebebasan dan
rejeki” masih mempengaruhi mindset dari orang jati diri. Menurut Kolle dalam Bintarto (1989)
Indonesia sehingga seringkali masih ada keluarga kesejahteraan dapat diukur dari beberapa aspek
yang memiliki jumlah tanggungan anak yang kehidupan yaitu segi materi, fisik, mental dan
sangat banyak. spiritual. Menurut Badan Pusat Statistik (2000)
menerangkan bahwa guna melihat tingkat
Konsep Keluarga kesejahteraan rumah tangga suatu wilayah
dengan bebrapa indikator yang diantaranya
Konsep keluarga menurut sejumlah ahli adalah tingkat pendapatan keluarga, komposisi
adalah sebagai unit sosial-ekonomi terkecil dalam pengeluaran rumah tangga dengan
masyarakat yang merupakan landasan dasar dari membandingkan pengeluaran untuk pangan
semua institusi, merupakan kelompok primer yang dengan non pangan, tingkat pendidikan keluarga,
terdiri dari dua atau lebih orang yang mempunyai tingkat kesehatan keluarga dan kondisi serta
jaringan interaksi interpersonal, hubungan darah, fasilitas yang dimiliki dalam rumah tangga.
hubungan perkawinan dan adopsi (UU Nomor 10 Kesejahteraan juga memeiliki bebebrapa bentuk
Tahun 1992 Pasal 1 Ayat 10). Sedangkan menurut yang daintaranya adalah kesejahteraan keluarga.
mattessich dan hill (Zeitlin 1995), keluarga Konsep kesejahteraan mengacu pada UU No. 10
merupakan suatu kelompok yang berhubungan tahun 1992 menyebutkan bahwa keluarga yang
kekerabatan, tempat tinggal atau hubungan sejahtera adalah keluarga yang dibentuk
emosional yang sangat dekat yang berdasarkan atas perkawinan yang sah, mampu
memperlihatkan empat hal (yaitu interdepensi memenuhi kebutuhan spiritual dan material yang
intim, memelihara batas-batas yang terseleksi, layak, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
mampu untuk beradapasi dengan perubahan dan memiliki hubungan yang serasi, selaras, dan
memelihara identitas sepanjang waktu dan seimbang antara keluarga dengan masyarakat
melakukan tugas-tugas keluarga). Menurut Settles dan lingkungan (BKKBN, 1996).
35
Focus:
ISSN: 2620-3367 Vol. 1 No: 2 Hal: 33 - 43 Juli 2018
Jurnal Pekerjaan Sosial
Tingkat kesejahteraan keluarga tidak hanya perumahan dan lingkungan. Adpaun penjelasan
dilihat dari ukuran yang bisa dilihat (fisik dan mengenai masing-masing variabel tersebut :
kesehatan) tapi juga hal-hal yang tidak dapat
dilihat (spiritual). Tingkat kesejahteraan bisa 1. Pendidikan : angka melek huruf, tingkat
dilihat dari 4 bentuk kesejahteraan berikut: pendidikan yang ditamatkan, ketersediaan
sarana pendidikan, partisipasi penduduk
1. Economical well-being, yaitu usia sekolah
kesejahteraan ekonomi yang berarti 2. Kesehatan : sarana kesehatan, tenaga
sebagai tingkat terpenuhinya input secara kesehatan, angka kematian bayi dan
finansial oleh keluarga. Hal itu bisa penyebab kematian, angka harapan
berupa pendapatan, nilai aset keluarga, hidup, angka kesakitan penyakit menular
maupun pengeluaran. Sedangkan dan cara pengobatan
outputnya adalah berupa manfaat 3. Gizi : penyediaan zat gizi da nasal bahan
langsung dari investasi tersebut pada makanan, konsumsi energi dan protein,
tingkat individu, keluarga dan penduduk. status gizi balita
2. Social well-being, yaitu kesejahteraan 4. Konsumsi dan pengeluaran rumah tangga
sosial dengan indikator yang digunakan : pengeluaran rata-rata per kapita,
adalah tingkat pendidikan dan status pengeluaran untuk makanan, pengeluaran
serta jenis pekerjaan. Selain itu ada pula untuk bukan makanan serta distribusi
beberapa indikator lain yang digunakan pengeluaran
yaitu penghargaan sosial dan dukunagn 5. Ketenagakerjaan : angka beban
sosial. Penghargaan disini bertindak tanggungan kerja, angkatan kerja dan
sebagai pusat pengembangan anusia agar tingkat partisipasi angkatan kerja, status
berperan dan berfungsi secara optimal, pekerjaan dan lapangan pekerjaan, jam
kreatif, produktif, terampil dan optimis. kerja dan upah buruh, profil tingkat
Sedangkan dukungan sosial secara luas pendidikan angkatan kerja
diketahui sebagai salah satu faktor 6. Perumahan dan lingkungan : fasilitas
penting seorang perempuan menikah. perumahan dan lingkungan, serta
3. Physical well-being, yaitu kesejahteraan keadaan tempat tinggal.
fisik dengan indikator yang digunakan
adalah status gizi, status kesehatan, Pada dasarnya pengukuran dari tingkat
tingkat mortalitas dan tingkat morbiditas kesejahteraan keluarga yang dapat diamati
4. Psychological/spiritual mental, yaitu hampir sama, yaitu mencakup dimensi:
kesejahteraan psikologi dengan indicator pendapatan, pengeluaran untuk konsumsi, status
yang digunakan adalah sakit jiwa, tingkat pekerjaan, kondisi kesehatan, serta kemampuan
stress, tingkat bunuh diri, tingkat untuk mengakses dan memanfaatkan kebutuhan
perceraian, tingkat aborsi, tingkat dasar ( seperti air, sanitasi, perawatan kesehatan
kriminalitas dan tingkat kebebasan seks. dan pendidikan).
36
Focus:
ISSN: 2620-3367 Vol. 1 No: 2 Hal: 33 - 43 Juli 2018
Jurnal Pekerjaan Sosial
yang berhubungan dengan media sosial dan seorang K3L adalah membersihkan
paham terorisme. Data sekunder juga didapatkan wilayah kampus Unpad dari mulai
dari sumber lain seperti jurnal dan artikel hasil membersihkan pekarangan fakultas
penelitian orang-orang sebelumnya yang sampai membersihkan jalanan di wilayah
berhubungan dengan tema tulisan. Setelah kampus Unpad.
mendapatkan referensi berbagai buku, jurnal dan
artikel sebagai landasan dari ditulisnya artikel ini, b. Usia Pekerja
penulis menggunakan metode studi pustaka Tabel 2. Distribusi pekerja
simak yang salah satunya adalah teknik catat. berdasarkan kategori usia
Teknik catat merupakan teknik pengumpulan data
dengan cara menggunakan buku-buku, literatur No. Kelas Interval f %
ataupun bahan pustaka, kemudian mencatat atau
mengutip pendapat para ahli yang ada di dalam
1. 35 – 40 2 22%
buku tersebut untuk memperkuat landasan teori
2. 41 – 45 5 56%
dalam penelitian.
3. 46 – 50 2 22%
Hasil Dan Pembahasan 4. 51 – 55 0 0%
Jumlah 9 100%
Identitas Pekerja K3L Unpad di Zona 7 Sumber : Hasil Penelitian 2018
37
Focus:
ISSN: 2620-3367 Vol. 1 No: 2 Hal: 33 - 43 Juli 2018
Jurnal Pekerjaan Sosial
38
Focus:
ISSN: 2620-3367 Vol. 1 No: 2 Hal: 33 - 43 Juli 2018
Jurnal Pekerjaan Sosial
masih dirasa kurang karena di zona 7 diantara mereka yang hanya memiliki 1 anak saja.
saja didominasi oleh warga yang tinggal Mari kita lihat tanggungan lain dalam keluarga
cukup jauh dengan wilayah kampus. tersebut. Berikut adalah datanya :
Namun bagusnya adalah Unpad
memberikan kesempatan yang sama Tabel 7. Distribusi pekerja berdasarkan
bagi warga dari semua wilayah di tanggungan selain anak
kecamatan Jatinangor untuk bisa bekerja
No. Tanggungan
menjadi K3L disini. Sehingga tidak F %
keluarga
muncul kecemburuan sosial bagi 1. Orang tua 0 0%
masyarakat yang ada disekitar 2. Saudara 0 0%
Jatinangor dan tidak menimbulkan 3. Tidak ada 9 100 %
masalah yang lainnya. Jumlah 9 100 %
Sumber:Hasil Penelitian 2018
Kesejahteraan Keluarga K3L
Berdasarkan dari data yang didapatkan,
Melihat karakteristik dari pekerja K3L responden tidak memiliki tanggungan lain selain
zona 7 Unpad, mereka kebanyakan perempuan anak-anak mereka. Sehingga mereka memang
yang telah memiliki suami dan mereka bertindak hanya memiliki tanggungan anak paling sedikit
sebagai pencari nafkah tambahan bagi keluarga. adalah satu orang sampai tiga orang saja.
Mereka memiliki latar belakang pendidikan yang Sehingga jika digolongkan berdasarkan jumlah
ditamatkan cukup kurang berkompetensi di dunia tanggungan berdasarkan badan pusat statistic
kerja yang sesungguhnya namun tetap saja hanya ada dua kelompok yaitu keluarga
mereka dapat bekerja sebagaimana seharusnya. tanggungan kecil dan keluarga tanggungan besar.
Mereka rata-ratanya memiliki usia diatas 35 Jika melihat indeks tingkat pendidikan yang
tahun, sehingga mereka setidaknya memiliki anak ditamatkan oleh para pekerja maka tingkat
setidaknya 1 orang sehingga mereka paling kesejahteraannya rendah karena rata-rata para
sedikit memiliki jumlah tanggungan 3 orang. Mari pekerja memiliki pendidikan terakhir paling tinggi
kita lihat tabel berikut : sampai sekolah menengah pertama dan
didominasi oleh tamatan sekolah dasar. Tetapi
Tabel 6. Distribusi pekerja berdasarkan
para pekerja ini memiliki kemauan yang kuat
tanggungan jumlah anak
terhadap perubahan tingkat kesejahteraan
No. Jumlah f % mereka, hal itu terbukti dengan mereka yang
anak menyekelohakan anaknya dengan harapan bisa
1. 0 0 0% merubah nasib mereka. Berikut mari kita lihat
2. 1 5 56% bagaimana tingkat partisipasi anak-anaknya
3. 2 2 22% dalam pendidikan.
4. 3 2 22%
5. 4 ke atas 0 0% Tabel 8. Distribusi pekerja berdasarkan
Jumlah 9 100% jumlah anak yang bersekolah
Sumber:Hasil Penelitian 2018
No. Jumlah anak f %
Berdasarkan dari data yang saya 1. 0 2 22 %
dapatkan, responden setidaknya memang 2. 1 4 44 %
memiliki jumlah tanggungan anak paling sedikit 1 3. 2 ke atas 3 34 %
dan paling banyak adalah 3 tetapi lebih di Jumlah 9 100 %
Sumber:Hasil Penelitian 2018
dominasi oleh jumlah tanggungan 1 anak. Dari
data itu bisa saya asumsikan bahwa para Bisa dilihat dari tabel tersebut bahwa 7
responden menerapkan sistem keluarga dari 9 responden memiliki anak yang masih
berencana dengan baik karena masih banyak sekolah sedangkan sisanya sudah tidak
39
Focus:
ISSN: 2620-3367 Vol. 1 No: 2 Hal: 33 - 43 Juli 2018
Jurnal Pekerjaan Sosial
bersekolah, tetapi setelah saya mencari tahu lebih Dari data yang didapatkan terlihat bahwa
lanjut anak mereka tidak bersekolah karena sudah pendapatan dari masing-masing keluarga berada
lulus SMA keduanya dan salah satu sudah bekerja diantara 1 juta sampai 3 juta rupiah. Ini
sedangkan yang satunya belum bekerja. Melihat merupakan pendapatan yang didapatkan oleh
dari data yang didapatkan, para pekerja K3L keluarga tersebut dari kedua pihak yaitu pihak
unpad telah memiliki kesadaran untuk bisa suami maupun pihak istri. Melihat data ini kta bisa
menyekolahkan tinggi anak-anaknya dengan menyatakan bahwa tingkat pendapatan mereka
harapan untuk bisa meningkatkan kesejahteraan masih ada yang dibawah UMK gaji seorang buruh
dari keluarganya. pekerja yang seharusnya berada pada angka
2.678.028 rupiah untuk wilayah kabupaten
Jumlah tanggungan keluarga Sumedang, sehingga setidaknya ada 4 keluarga
mempengaruhi tingkat kesejahteraan keluarga, yang pendapatannya yang berada pada bawah
karena jumlah tanggungan keluarga akan batas UMK. Selanjutnya adalah tabel dari
mempengaruhi kemauan dari kepala keluarga pengeluaran masing-masing keluarga
serta istri untuk bisa bekerja menghidupi
keluarganya masing-masing. Semakin banyak Tabel 10. Distribusi pekerja berdasarkan
tanggungan maka akan banyak pula biaya yang kategori jumlah pengeluaran
harus dikeluarkan sehingga menuntut kedua
orangtua untuk bisa bekerja. Jumlah tanggungan No. Rata-rata f %
pengeluaran
ini akan sangat memberikan dampak besar pada
1. <1.000.000 0 11%
tingkat kesejahteraan keluarga ketika tidak
2. 1.000.000 - 2 11%
diimbangi dengan jumlah pendapatan yang <2.000.000
sesuai. Berdasarkan jawaban dari para responden 3. 2.000.000 - 4 44%
terhadap aspek yang diteliti maka kita belum bisa <3.000.000
menyimpulkan langsung bahwa jumlah 4. Diatas 1 11%
tanggungan berpengaruh pada tingkat 3.000.000
kesejahteraan keluarga. Maka dari itu kami 5. Tidak Tahu 2 23%
melakukan wawancara lebih lanjut mengenai Jumlah 9 100%
Sumber:Hasil Penelitian 2018
masalah ini yaitu menggali informasi mengenai
pendapatan dan pengeluaran keluarga tersebut. Dari data tersebut kita bisa bahwa
Berikut adalah tabel pendapatan serta pengeluaran dari masing-masing keluarga berada
pengeluaran dari masing-masing pekerja K3L di diantara kisaran 1 juta sampai 3 juta. Perbedaan
zona 7 ini bisa disebabkan oleh berbagai macam faktor
dan salah satunya adalah jumlah tanggungan
Tabel 9. Distribusi pekerja berdasarkan
keluarga. Di bawah ini akan dipaparkan
kategori jumlah pendapatan
bagaimana hubungan antara jumlah tanggungan
No. Rata-rata f % dengan tingkat pengeluaran dan pendapatan.
penghasilan
1. <1.000.000 0 0% Tabel 11. Hubungan antara jumlah
2. 1.000.000 - 3 33% tanggungan keluarga denga tingkat
<2.000.000 pendapatan dan pengeluaran
3. 2.000.000 - 3 33%
<3.000.000 N Kelua Jumlah Pendap Pengelu
4. Diatas 3.000.000 1 11% o. rga Tanggu atan aran
5. Tidak Tahu 2 23% ngan
Jumlah 9 100% 1. A 3 3.550.0 2.500.0
Sumber:Hasil Penelitian 2018 00 00
2. B 1 1.500.0 1.500.0
00 00
40
Focus:
ISSN: 2620-3367 Vol. 1 No: 2 Hal: 33 - 43 Juli 2018
Jurnal Pekerjaan Sosial
41
Focus:
ISSN: 2620-3367 Vol. 1 No: 2 Hal: 33 - 43 Juli 2018
Jurnal Pekerjaan Sosial
Badan Pusat Statistik, Data dan Informasi Satria, Nanda Pratama. (2017). PENGARUH
Kependudukan Kabupaten Sumedang, edisi 2017 JUMLAH ANAK TERHADAP TINGKAT
KESEJAHTERAAN KELUARGA.
Badan Pusat Statistik, Indikator kesejahteraan
Indonesia, edisi 2000 Sumarwan, Ujang & Hira, Tahira K. (1993). The
effects of Perceived Locus of Control and
Bintarto. (1989). Interaksi desa-kota dan Perceived Income Adequancy on Satisfaction with
permasalahannya. Jakarta: Ghalia Indonesia. Financial Status of Rural Households. Journal of
Family and Economic Issues, 14(4).
BKKBN. (2013). Laporan BKKBN tahun 2013.
Jakarta: BKKBN Sussman, M. B., & Steinmetz, S. K. (1987).
Handbook of marriage and the family. New York:
BKKBN. (1996). Laporan BKKBN tahun 1996. Sprinnger Science Bussines Media LLC.
Jakarta: BKKBN
42
Focus:
ISSN: 2620-3367 Vol. 1 No: 2 Hal: 33 - 43 Juli 2018
Jurnal Pekerjaan Sosial
43