Anda di halaman 1dari 12

Langkah ketiga dari proses keperawatan adalah perencanaan. Menurut Kozier et al.

(1995)
perencanaan adalah sesuatu yang telah dipertimbangkan secara mendalam, tahap yang
sistematis dari proses keperawatan meliputi kegiatan pembuatan keputusan dan pemecahan
masalah.
Dalam perencanaan keperawatan, perawat menetapkannya berdasarkan hasil pengumpulan
data dan rumusan diagnosa keperawatan yang merupakan petunjuk dalam membuat tujuan
dan asuhan keperawatan untuk mencegah, menurunkan, atau mengeliminasi masalah
kesehatan klien.
Rencana keperawatan adalah bagaimana perawat merencanakan suatu tindakan
keperawatan agar dalam melakukan perawatan terhadap pasien efektif dan efisien Rencana
asuhan keperawatan adalah petunjuk tertulis yang menggambarkan secara tepat mengenai
rencana tindakan yang dilakukan terhadap klien sesuai dengan kebutuhannya berdasarkan
diagnosis keperawatan.

Perencanaan meliputi pengembangan strategi desain untuk mencegah, mengurangi atau


mengoreksi masalah-masalah yang diidentifikasikan pada diagnosa keperawatan. Tahap
dimulai setelah menentukan diagnosa keperawatan dan menyimpulkan rncana dokumentasi
(Iyyer, Taptich & Bernocchi-Losey, 1996).
Secara tradisional, rencana keperawatan diartikan sebagai suatu dokumen tulisan tangan
dalam menyelesaikan masalah, tujuan dan intervensi. Sebagaimana disebutkan sebelumnya,
rencana keperawatan merupakan metode komunikasi tentang asuhan keperawatan kepada
klien. Setiap klien yang memerlukan asuhan keperawatan perlu suatu perencanaan yang baik.
Misalnya, semua klien pasca operasi memerlukan suatu pengamatan tentang pengelolaan
cairan dan nyeri. Sehingga semua tindakan keperawatan harus distandarisasi. Standar
tindakan tersebut dapat dibaca SAK ( Standar Asuhan Keperawatan) atau SOP (Standar
Operasional) dari Depkes R.I (1995).

B. TUJUAN PERENCANAAN
Tujuan rencana tindakan keperawatan dapat dibagi menjadi dua: (1) Sebagai administratif
dan (2) Klinik (Carpenito,2000)
1) Tujuan Administratif
 Untuk mengidentifikasi fokus keperawatan kepada klien atau kelompok
 Untuk membedakan tanggung jawab perawat dengan profesi kesehatan lainnya
 Untuk menyediakan suatu kriteria guna pengulangan dan evaluasi keperawatan
 Untuk menyediakan kriteeria klasifikasiklien

2) Tujuan Klinik
 Menyediakan suatu pedoman daalam penulisan
 Mengkomunikasikan dengan staf perawat; apa yang diajarkan, apa yang diobservasi,
dan apa yang dilaksanakan
 Menyediakan kriteria hasil (outcomes) sebagai pengulangan dan evaluasi keperawatan

C. Manfaat Rencana Keperawatan


Sebagai penghubung kebutuhan klien
a. Untuk menjelaskan intervensi keperawatan yang harus dilaksanakan
b. Untuk meningkatkan praktik keperawatan, sehingga mendapatkan pengertian yang
lebih jelas tentang prinsip proses keperawatan
c. Menjadi dasar pendekatan yang sistematis terhadap asuhan keperawatan

D. Langkah-Langkah Rencana Keperawatan


1. Menetapkan prioritas

Penetapan prioritas sangat di butuhkan karena hal ini dapat mengidentifikasi urutan
intervensi keperawatan ketika klien mempunyai masalah dalam menetapkan prioritas tidak
hanya memperhatikan aspek fisiologis tapi juga aspek keinginan, kebutuhan, dan keselamatan
klien. Melalui pengkajian, perawat akan mampu mengidentifikasi respon klien yang aktual
potensial yang memerlukan suatu tindakan. Dalam menentukan perencanaan perlu menyusun
suatu “sistem” untuk menentukan diagnosa yang akan di ambil tindakan pertama kali. Salah
satu sistem yang bisa digunakan adalah hirarki “kebutuhan manusia” (Iyer et Al.,1996)
Secara realistk, perawatan tidak dapat mengharapkan dapat menyelesaikan semua
diagnosa keperawatan dan masalah kolaboratif yang terjadi kepada sebagian klien sebagai
individu, keluarga dan masyarakat. Dengan mengidentifikasi prioritas kelompok diagnosa
keperawatan dan masalah kolaboratif, perawat dapat memprioritaskan peralatan yang
diperlukan.

Prioritas di klasifikasikan menjadi tiga yakni tinggi, menengah dan rendah


a. Prioritas tinggi
Prioritas yang berdasarkan diagnosa keperawatan dapat mengakibstksn ancaman bagi
klien atau orang lain bila tidak segera di tangani.
b. Prioritas menengah
Prioritas ini mencakup kebutuhan klien non emergency tidak mengancam kehidupan.
c. Prioritas rendah
Mencakup kebutuhan yang tidak secara langsung berhubungan dengan suatu penyakit
spesifik

2. Menuliskan kriteria hasil (outcomes)


Tujuan klien dan tujuan keperawatan adalah standar atau ukuran yang digunakan untuk
mengevaluasi kemajuan klien atau keterampilan perawat. Menurut Alfaro (1994), tujuan
klien merupakan pernyataan yang menjelaskan suatu tindakan yang dapat diukur berdasarkan
kemampuan dan kewenangan perawat. Karena kriteria hasil utnuk diagnosa keperawatn
mewakili status kesehatan klien yang dapat dicapai aatau dipertahankan mellui rencana
tindakan keperawatan yang mandiri, sehingga dapat membedakan antara diagnosa
keperawatan dan masalah kolaboratif. Hasil dari diagnosa keperawatan jika tindakan medis
juga diperlukan.
Diagnosa keperawatn mengidentifikasi respon aktual dan resiko yang dipertimbangkan
sebagai suatu masalah bag klien. Hal ini menandakan alternatif respon diperlukan. Misalnya,
diagnosa keperawatan (1) perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh yaang
berhubungan dengan adanya kesukaran klien untuk mengunyah maakanan, menandakaan
bahwa status nutrisi klien kurang dari optimal. Diagnosa tersebut menandakan bahawa
peningkatan nutrisi diperlukan. Contoh lainnya, (2) diagnosa keperawatan resiko gangguan
integritas kulit berhubungan dengan iritasi drainase perut, menandakan bahwa klien dalam
keadaan resiko untuk terjadi kerusakan kulit dan memerlukan intervensi atau bantuan untuk
mencegah terjadinya kerusakan.

Contoh:
Kriteria hasil diagnosa keperawatan no. 1
“mengkonsumsi 1800 kalori lembek dan makan cair tiap 24 jam
Kriteria hasil diagnosa keperawatan no.2
Melakukan ostomy pada kantong plastik dan kulit yang membantu saluran tiap 72 jam.
a. Pedoman Penulisan Kriteria Hasil (outcomes)
(1) Berfokus pada klien
Outcomes (kriteria hasil) harus ditujukan kepada klien. Outcomes harus menunjukan “apa
yang akan dilakukan klien, kapan, dan sejauh mana tindakan akan bisa dilaksanakan.
(2) Singkat dan jelas
Dengan menggunakan kata-kata yang singkat dan jelas padaa kriteria hasil, maka akan
memudahkan perawat untuk mengidentifikasi tujuan dan rencana tindakan. Oleeh karena itu
dalam menuliskan kriteria hasil perlu membatasi kata-kata “klien akan....” pada walaa
kalimat.
(3) Dapat diobservasi dan diukur
Outcomes yang dapat diobservasi dan diukur meliputi pertanyaan “apa” dan “sejauh
mana”. Measurable (dapat diukur) adalah suatu kata kerja yang menjelaskan perilaku klien
atau keluarga yang anda harapkan akan terjadi jika tujuan telah tercapai. Tindakan harus
mencerminkan bahwa perawat dapat melihat dan mendengarkan. Contoh kata kerja yang
tidak menggambarkan sesuatu yang bisa dilihat dan didengar; “kecemasan klien akan
berkurang” (Carpenito, 1989,p.70). Menurut Carpenito(2000) kata kerja yang tidak bisa
diukur melalui penglihatann dan suara meliputi; menerima, mengetahui, menghargai dann
memahami. Sedangkan contoh kata kerja yang bisa diukur meliputi: menyatakan pada....,
tidak adanya...., mengkususkan dan memberikan tindakan”.
(4) Ada batas waktu
Batas pencapaian hasil harus dinyatakan dalam penuisan kriteria hasil. Contoh kata-kata
tersebut; “selama di rumah sakit, setelah pulang dari rumah sakit, setelah selesai
pengajaran, dan dalam waktu 48jam”.
Komponen waktu dibagi lagi menjadi 2;
 Jangka panjang: suatu tujuan yyang dihaarapkan dapat dicapai dalam jaangk waktu
lama, biasanya lebih dari satu minggu atau satu bulan; kriteria hasil tersebut ditunjukan pada
unsur “problem (masalah) dalam diagnosa keperawatan
 Jangka pendek: suatu tujuan yang dihrapkan bisa dicapai dalam waktu yang singkat,
biasanya kurang dari 1 minggu; kriteria hasil tersebut ditunjukan pada unsur E/S
(etiologi/tanda dn gejala) dalam diaagnosa keperawatan aktual/resiko
(5) Realistik
Kriteria hasil harus bisa dicapai sesuai dengan saran dan prasaran yang tersedia, meliputi:
biaya, peralatan, fasilitas, tingkat pengetahuan, effek-emosi dan kondisi fidik. Kelebihan dan
kekurangan staf perawat harus menjadi salah satu bahan pertimbangan dalam penyusunan
outcomes.
Contoh Outcomes yang tidak realistik:
“Mandi setiap hari pada jam 09.00 BBWI pagi”, kenyataan, ada 6 klien yang memerlukan
mandi pada jam yang sama”
“Menggunakan kursi roda selama 4jam sehari,..kenyataa, hanya ada 2 kursi roda dalam
ruangan dengan jumlah 30 klien.

(6) Ditentukan oleh perawat dan klien


Selama pengkajian, perawat mulaai melibatkan klien dalam intervensi. Misalnya pada
waktu interview, perawat mempelajari apa yang bisa dikerjakan atau dilihat klien sebagai
masalah utama, sehingga muncul diagnosa keperawatan. Kemudian perawat dan klien
mendiskusikan kriteria hasil dan rencana tindakan untuk memvalidasi.

3. Rencana Tindakan
Rencana tindakan adalah desain spesifik intervensi untuk membantu klien dalam mencapai
kriteria hasil. Rencana tindakan berdasarkan komponen penyebab dari diagnosa keperawatan.
Oleh karena itu rencana mendefinisikan d\suatu aktifitas yang diperlukan untuk membatasi
faktor-faktor pendukung terhadap suatu permasalahan.
Menurut Bulechek & McCloskey (1989) intevensi keperawatan adalah “ suatu tindakan
langsung kepada klien yang dilaksanakan oleh perawat. Tindakan tersebut meliputi tindakan
indepeden keperawata berdasarkan diagnosa keperawatan, tindakan medis berdasarkan
diagnosa medis dan membantu pemenuhan kebutuhan dasar fungsi kesehatan kepada klien
yang tidak dapat melakukannya. Definisi tersebut berhubungan dengan semua intervensi
keperawatan dengan diagnosa keperawatan dan atau masalah kolaboratif.

1) Diagnosa keperawatan aktual, intervensi ditunjukan untuk:


 Mengurangi atau membatasi faktor-faktor penyebab dari masalah
 Meningkatkan status ksehatan klien
 Memonitor status kesehatan
2) Diagnosa keperawatan resiko tinggi, intervensi ditunjukan untuk:
 Mengurangi atau membatasi faktor resiko
 Mencegah masalah yang akan timbul
 Memonitor waktu terjadinya
3) Diagnosa keperawatan kemungkinan, intervensi ditunjukan kepada:

1. Pengkajian aktifitas untuk menyusun


diagnosa keperawatan (dan masalah kolaboratif)
2. (Memonitor) aktifitas untuk
(mengevaluasi status fisiologis tertentu) Masalah
Diagnosa
3. Rencana tindakan keperawatan Kolabora
keperawatan
4. Tindakan Mesia, berhubungan dengan tif

respon dari tindakan medis


5. Aktifitas fungsi kesehatan sehari-hari yang
mungkin tidak berpengaruh terhadap diagnosa
keperawatan atau medis tetapi telah dilakukan
oleh perawat kepada klien yang tidak dapat
melaksanakan kebutuhannya
6. Aktifitas untuk mengevaluasi dampak dari
tindakan keperawatan dan medis

4) Diagnosa keperawatan kolaboratif, intervensi ditunjukan pada:


 Memonitor perubahan status kesehatan
 Mengelola perubahan status kesehatan terhadap intervensi keperawatan dan medis
 Mengevaluasi respon

a. Perbedaan Rencana Tindakan Keperawatan dan Tindakan Medis


Menurut Carpenito (2000), rencana tindakan adalah rencana yang disusun oleh perawat
untuk kepentingan tindakan keperawatan bagi perawat yang menulis dan perawat lainnya.
Sedangkan rencana tindakan pelimpahan (delegasi) adalah rencana yang disusun oleh
dokter untuk dilaksanakan oleh staf perawat. Program atau perintah dokter adalah bukan
perintah untuk perawat. Kedua intervensi tersebut memerlukan suatu pengambilan keputusan
yang independen, karena secara hukum perawat harus apakah memang sudah untuk
melakukan suatu tindakan berdasarkan standar praktik.

Perbedaan intervensi Standar Asuhan


(keperawatan & pelimpahan)
1. monitor tanda dan gejala tentang
peningkatan tentang intrakranial
 Perubahan nadi >100x/menit
 Pernafasan tidak teratur: pernafasan
yang lambat sampai nafas berhenti
 Peningkatan tekanan darah
 Peningkatan suhu tubuh
 Tingkat kesadaran (perubahan dari
sadar-somnolen)
 Perubahan pupil(ukuran, simestris
kanan dan kiri, reaksi terhadap cahaya,
pergerakan)
 Pergerakan mata
 Sakit kepala: terus-menerus,
bertambah sakit waktu bergerak, intensitas
meningkat
Intervensi keperawatan
 Gelisah
(independen)
 parestesiaatauparalise
2. Hindarkan
 masase (memijat) arteri carotis
 posisi telentang atautengkurap
 menekuk leher
 latihan isometrik
 stimulasi digital(anus)
 hentakan bagian tubuh
3. pertahankan posisi klien dengan kepala
ditinggikan
4. hindari perubahan posisi yang
mendadak
5. ciptakan situasi yang tenang dan
nyaman
6. hindarhan interupsi kepada klien
7. intak dan output: gunakan infuspump
untuk mendeteksi akurasi masuknya cairan
8. konsultasikan tentang feses yang
lembek

Del (tugas limpah) 9. pertahankan pembatasan cairan


sesuai perintah dokter (dibatasi kurang dari
100ml/hari untuk beberapa hal)
10. berikan cairan sesuai dengan
perintah dokter
11.berikan obat-obatan diuretik
osmosis: misalnya manitol,
corticosterid:dexamethason

Rencana tindakan medis biasannya difokuskan pada kegiatan yang berhubungan


dengan diagnostik dan pengobatan berdasarkan kondisi klien. Tindakan tersebut
didelegasikan kepada perawat dan tenaga kesehatan lainnya. Tindakan medis sering meliputi
pengobatan, uji diagnostok, diet, dan pemberian obat.
Rencana tindakan keperawatan ditunjukan pada kegiatan yang berhubungan
dengan promosi, mempertahankan atau menjaga kesehatan klien. Rencana tindakan tersebut
bisa dikategorikan menjadi 3, yaitu; (1) Dependen; (2) interdependen; dan (3) independen.
b. Karakteristik Rencana Tindakan Keperawatan
(1) Konsisten dengan rencana tindakan
(2) Berdasarkan prinsip-prinsip ilmiah (rasional)
(3) Berdasarkan situasi individu klien
(5) Menggunakan saran yang sesuai (ANA,1973

c. Pengembangan/Penyusunan Rencana Tindakan Keperawatan


Perawat menggunakan metode ilmiah dalam penyusunan rencana tindakan
keperawatan, meliputi : (1) mendifinisikan masalah (diagnosa) ; (2) mengidentifikasi
kemungkinan alternatif; dan (3) menyelesaikan alternatif yang mungkin. Jika diagnosa
keperawatan dan kriteria hasil suah tersusun, maka perlu mengambil keputusan tentang
bagaimana mengambil keputusan tentang bagaimana mempromosikan, mempertahankan atau
meningkatkan atau meningkatkan kesehatan klien
(1) hipotesa
Pengertian hipotesa pada tahap ini adalah untuk memprediksi alternatif tertentu yang
sesuai untuk mencapai kriteria hasil. Tujuan rencana tindakan keperawatan bisa dilakukan (1)
apakah telah berlalu pada waktu lalu untuk memecahkan masalah; (2) apakah sekitarnya
efektif berdasarkan pengetahuan klien, keterampilan dan saran. Teknik tersebut
memungkinkan perawat mengaplikasikan prinsip-prinsp ilmiah, mengembangkan pendekatan
yang kreatif dalam problem solving, dan memudahkan self-care
(2) Braintorming
Braintorming adalah sekelompok teknik yang digunakan untuk mengumpulkan suatu ide
lebih daBraintorming adalah sekelompok teknik yang digunakan untuk mengumpulkan suatu
ide lebih dari satu orang. Hal ini bisa dilaksanakan dalam tahap penyusunan perencanaan,
pertemuan antar sejawat, atau pertemuan dengan tenaga kesehatan lainnya. Tujuaan
braintorming adalah untuk merangsang kondisi yang kreatif untuk menemukan alternatif
yang tepat.

d. Komponen Rencana Tindakan Keperawatan


Untuk menghindari keracunan dalam rencana tindakan, dan pengulangan kegiatan
perawat harus menerapkan komponen berikut ini:
(1) waktu
Semua rencana keperawatan harus diberi waktu untuk mengidentifikasi tanggal
dilaksanakan
(2) Mengunakan Kata Kerja
Semua rencana tindakan harus secara jelas menjabarkan setiap kegiatan. Kata kerja yang
mudah digunakan, misalnya ‘ajarkan cara perawatan colostomy”, sehingga perawat dapat:
mendemonstrasikan tahap pemakaian kantong feces; mengidentifikasi alat dan bahan yang
digunakan; memberikan suatu saran dan mendiskusikan dengan klien; dan menanyakan klien
untuk mengungkapkan kembali prosedur tindakan.
(3) Fokus pada pertanyaan (1H dan 5W)
Spesifik “whi,what,where,when,which,and how...” sangat penting untuk membuat
rencana tindakan menjadi bermakna. Contoh “lakukan irigasi luka...” , oleh karena itu
pelaksanaan perlu mengetahui;
 luka yang mana ..... mungkin klien mempunyai lebih dari satu luka
 siapa yang akan melakukan irigasi.... perawat,klien atau keluarga?
 Kapan dilakukan..... sebeum penggobatan? Sekali dalam sehari? Setiap saat diganti
 Bagaimana.....dengan mengunakan obat cair ? mengunakan jarum?dengan norma
saline, betadin, atau antibiotik solusion/
(4) Modifikasi pengobatan
Tujuannya adalah untuk membatasi penulisan tindakan yang berulang-ulang
(5) Tanda tanggan
Komponen akhir pada rencana tindakan adalah tanda tanggan. Komponen ini merupakan
aspek hukum yang bisa dipertanggungjawabkan. Tanda tangan merupakan teman sejawat; (1)
memberikan umpan balik terhadap efektifitas tindakan;(2) untuk suatu kejelasan;(3) untuk
mengkaji rasional dari rencana tindakan (Carnevsl,1983)

4. Dokumentasi
Rencana tindakan keperawtan adalah suatu proses informasi,penerimaan,pengiriman,
dan evaluasi pusat rencana yang dilakukan oleh seorang perawat profesional (Ryan, 1973).
Format renpra membantu perawat untuk informasi yang didapay selama tahap pengkajian
dan diagnosa keperawatan.
Rencana tindakan keperawatan ditulis dalam suatu bentuk yang bervariasi guna
mempromosikan perawatan, yang meliputi;(1) perawat individu;(2) perawat yang
kontinyu;(3) komunikasi;dan (4) evaluasi (Bower,1982)

a. Karakteristik
(1) Ditulis oleh perawat
Rencana tindakan keperawatan disusun dan ditulis oleh perawat profesional yang
mempunyai dasar pendidikan yang memadai. Klien dan tenaga kesehatan lainnya yang
terlibat dalam pelayanan keperawatan harus dilibatkan dalam penyusunan rencana tindakan.
Khusus kepada klien akan memberikan kontribusi dengan mendifinisikan dan memvalidasi
outcomes dan rencana tindakan.
(2) Dilaksanakan setelah kontak pertamakliendegan klien
Rencana tindakan keperawatan adalah sesuatu yang paling efektif jika dilaksanakan
setelah pertama kali perawat kontak dengan klien. Segera setelah melakukan pengkajian,
perawat harus memulai untuk mendokumentasikan diagnosa aktual aau resiko, kriteria hasil
dan rencana tindakan.
(3) Diletakkan di tempat yang strategis (mudah didapatkan)
Rencana tindakan keperawatan harus disediakan bagi semua tenaga kesehatan yang
terlibat. Hal ini bisa diletakkan pada catatan medis klien, di tempat tidur atau di kantor
perawat.
(4) Informasi yang baru
Semua komponen rencana tindakan keperawatan harus selalu dipengaruhi. Diagnosa
Keperawatan, outcomes dan rencana tindakan yang tidakvalid lagi harus direvisi. Dengan
pembaharuan rencana tindakan, maka waktu perawat bisa dipergunakan secara efektif.

BAB III
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Rencana keperawatan adalah petunjuk tertulis yang menggambarkan secara tepat
mengenai rencana tindakan yang dilakukan terhadap klien sesuai dengan kebutuhannya
berdasarkan diagnosis keperawatan.

A. Saran
Tujuan dan kriteria hasil yang diharapkan merupakan petunjuk untuk intervensi
keperawatan pada individu. Tujuan dan kriteria hasil yang diharapkan menentukan efektivitas
dari intervensi keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai