Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

NEXT GENERATION NETWORK


MODUL I.2 ANALISA QoS (Quality of Service) IMS

DISUSUN OLEH:
M.Habiburrahman
(16101240)

Tanggal Praktikum : 27 November 2017

S1 TEKNIK TELEKOMUNIKASI
INSTITUT TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM
JL. DI. PANDJAITAN 128 PURWOKERTO
2017
I. DASAR TEORI

A. IP Multimedia Subsystem (IMS)


IMS (IP Multimedia Subsystem) adalah sebuah arsitektur framework untuk
mengirimkan layanan internet protokol multimedia. Arsitektur ini dirancang
sesuai dengan standar wireless oleh 3GPP (3rd Generation Partnership Project),
sebagai bagian dari visi untuk berkembang diluar jaringan GSM. Untuk
kemudahan dalam mengintegrasikan layanan IMS dengan internet, IMS
menggunakan protokol SIP (Session Initiation Protocol). Layanan IMS
merupakan layanan yang mempunyai jangkauan luas karena keunggulan protokol
SIP dalam hal fleksibilitas yang digunakan pada jaringan ini. IMS mendukung
multiple application server yang dapat memberikan layanan telepon PSTN dan
non telepon. IMS mempunyai beberapa kemampuan sebagai lapisan jaringan
packet switched dan circuit switched existing, diantaranya:
a. Dukungan untuk multimedia berbasis IP dengan dukungan Quality of
Service.
b. Pensinyalan berdasarkan protokol SIP.
c. Dapat berintegrasi dengan Public Switch Telephone Network (PSTN).
IMS meningkatkan kemampuan dari packet-switched jaringan bergerak
(seperti 3G GSM) dengan mendukung jasa dan aplikasi berbasis IP melalui
protokol SIP. Secara efektif, IMS menyediakan suatu arsitektur pemersatu yang
mendukung cakupan yang luas dari jasa berbasis IP diatas jaringan packet dan
circuit switch, memanfaatkan perbedaan teknologi akses wireless dan wireline
[1].
B. ARSITEKTUR IMS
Arsitektur jaringan IMS ditunjukkan pada Gambar 1.1.1 dimana arsitektur
jaringan IMS sendiri terbagi menjadi 3 bagian, yaitu :
1. Transport dan endpoint
Transport dan endpoint berfungsi untuk menginisiasi dan mengakhiri
pensinyalan (SIP) untuk membangun session dan menyediakan layanan bearer
seperti mengkonversi voice dari format analog atau digital menjadi paket IP
menggunakan Realtime Transport Protocol (RTP) [2].
2. Session Control
Call Session Control Function (CSCF) yang terdapat pada session
control menyediakan registrasi dari endpoint dan proses routing dari pesan
pensinyalan (SIP) menuju application server yang dituju. Interworking antara
CSCF dengan lapisan transport dan endpoint dimaksudkan untuk menjamin
QoS semua layanan yang melaluinya. CSCF terbagi menjadi beberapa bagian
yaitu Proxy Call Session Control Function (P-CSCF), Serving Call Session
Control Function (S-CSCF), dan Interrogating Call Session Control Function
(I-CSCF) [2].
3. Application Server
Application server menyediakan layanan end user logic. Pada arsitektur
IMS dan pensinyalan (SIP) memiliki kemampuan yang cukup fleksibel untuk
mendukung berbagai macam variasi dari application server untuk komunikasi
antara layanan telephony dan non telephony [2].

Gambar 1.1 Arsitektur Jaringan IMS [2]

C. Komponen – Komponen IMS


a. P-CSCF
Titik pertama dari jalur menuju terminal IMS, P-CSCF digunakan sebagai
pintu masuk bagi user yang akan masuk ke jaringan IMS. User akan mengalami
proses autentifikasi terlebih dahulu sebelum masuk ke jaringan IMS. P-CSCF
berfungsi meneruskan permintaan SIP messages dari User Entity (UE) ke SIP
Server dalam home network dan sebaliknya [2].
b. I-CSCF
I-CSCF berfungsi sebagai inbound SIP Proxy Server pada IMS.
Selama proses registrasi, I-CSCF akan bertanya mengenai pemilihan service
yang dilakukan oleh HSS yang sesuai untuk UE. Selama sesi berlangsung, I-
CSCF akan bertindak sebagi entry point untuk mengakhiri permintaan sesi I-
CSCF akan merutekan permintaan sesi yang datang kepada S-CSCF [2].
c. S-CSCF
S-CSCF merupakan titik sentral (pusat pengendali layanan) dari IMS. S-
CSCF bertindak sebagai server registrar atau server redirect. S-CSCF Juga
merupakan titik penghubung antara Media Server dan Application Server
kepada jaringan IMS [2].
d. HSS
HSS merupakan tempat penyimpanan utama untuk informasi yang
berhubungan dengan pengguna. Yaitu data yang berkaitan dengan profil
pengguna, melakukan autentikasi dan autorisasi pengguna, dan dapat memberi
informasi mengenai lokasi pelanggan dan informasi IP. Suatu jaringan
memungkinkan untuk memiliki lebih dari satu HSS, HSS juga menangani
setiap panggilan pada jaringan IMS [2].
D. SIP Protocol
SIP Protocol berfungsi untuk membangun, mengakhiri dan memodifikasi
suatu proses pertukaran informasi antar pengguna yang dapat berupa video, suara,
maupun teks. Proses tersebut merupakan sesi multimedia. SIP Protocol bekerja
pada layer aplikasi [2].
E. Diameter Protocol
Diameter protocol adalah protokol yang menyediakan kerangka
Authentication, Authorization dan Accounting (AAA) untuk berbagai aplikasi
seperti akses jaringan dan mobilitas IP [2].
F. Keuntungan IMS [2]
a. Dari sisi Operator penyedia jaringan IMS
1. Menghemat waktu.
2. Biaya untuk menyediakan layanan lebih sedikit.
3. Keuntungan dari mekanisme Qos dapat membantu meningkatkan dan
menjamin kualitas transmisi layanan.
b. Dari sisi pengguna
1. Integrated rich media, memungkinkan pengguna dapat menggunakan
layanan lebih dari satu jenis layanan.
2. Single public identity, pengguna hanya menggunakan satu identitas publik
yang digunakan untuk semua jenis layanan.
G. Transport Protocol
a. Transmission Control Protocol (TCP)
TCP merupakan protokol yang memiliki karakteristik connection-oriented,
yang artinya saat pengiriman data dari pengirim ke penerima akan terjadi
proses handshaking terlebih dahulu. Proses handshaking bertujuan agar
terjadi sinkronisasi di sisi pengirim dan penerima [3].
b. User Datagram Protocol (UDP)
UDP merupakan protokol yang memiliki karakteristik connectionless, yang
artinya saat pengiriman data tidak memerlukan koneksi antara pengirim
dengan penerima dikarenakan protokol UDP mengutamakan kecepatan
dalam pengiriman data. Protokol UDP biasanya digunakan untuk
pengiriman data streaming video ataupun layanan yang bersifat real-time
[3].
c. Real-time Transport Protocol (RTP)
RTP merupakan protokol yang digunakan saat pengiriman layanan yang
bersifat real time, seperti telephone, video conference, dll.

H. ITU T G. 1010
ITU-T G. 1010 merupakan standar untuk QoS (End User Multimedia QoS
Categories) [4].

Gambar 1.1.2 Standar ITU-T G. 1010 [4]


II. HASIL DATA

Gambar 1.2.1 Tampilan Setting IP

Gambar 1.2.2 Login FHoSS

Gambar 1.2.3 Tampilan Web FHoSS


Gambar 1.2.4 Tampilan Login Boghe IMS/RCS

Gambar 1.2.5 Tampilan Boghe IMS/RCS Client Setelah Login

Gambar 1.2.6 Tampilan Saat Komunikasi Voice dan Video Call


Gambar 1.2.7 Protokol RTP Saat Komunikasi Voice Call

Gambar 1.2.8 Summary Komunikasi Voice Call

Gambar 1.2.9 Protokol RTP Saat Komunikasi Video Call

Gambar 1.2.10 Summary Komunikasi Video Call


Tabel 1.2.1 HasilParameter QoS
Layanan Delay (ms) Jitter Throughput Packet
(Mbps) Loss (%)
Voice 19,9905778 13,61988376 0,17 0
Video 19,98769 13,59576 1,11 0
1. Delay
Rata-rata Delay Voice = 19,9905778 ms
Rata-rata Delay Video = 19,98769 ms
2. Jitter
Rata-rata Jitter Voice = 13,61988376 ms
Rata-rata Jitter Video = 13,59576 ms
3. Throughput
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑖𝑡 𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑖𝑟𝑖𝑚 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟
𝑇ℎ𝑟𝑜𝑢𝑔ℎ𝑝𝑢𝑡 =
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑖𝑟𝑖𝑚𝑎𝑛
1289778
𝑇ℎ𝑟𝑜𝑢𝑔ℎ𝑝𝑢𝑡 𝑉𝑜𝑖𝑐𝑒 = = 21391,48 𝑏𝑦𝑡𝑒𝑠/ sec = 0,17 𝑀𝑏𝑝𝑠
60,294
8603112
𝑇ℎ𝑟𝑜𝑢𝑔ℎ𝑝𝑢𝑡 𝑉𝑖𝑑𝑒𝑜 = = 138398,25 𝑏𝑦𝑡𝑒𝑠/ sec = 1,11 𝑀𝑏𝑝𝑠
62,162
III. ANALISA DAN PEMBAHASAN
Pada praktikum modul 1 ini praktikan membahas Open IMS Core, dimana
praktikan akan melakukan uji coba jaringan IMS dengan menggunakan sebuah
aplikasi yang mampu melakukan layanan video call dan juga voice call yaitu aplikasi
boghe dan juga wireshark untuk dapat melakukan analisa transmisi paket data pada
jaringan, memonitoring proses koneksi dan transmisi paket data antarkomputer, dan
mengetahui isi paket data yang sedang berlalu lintas dalam sebuah jaringan komputer.
Setelah melakukan setting IP maka selanjutnya lakukan test koneksi terlebih
dahulu untuk dapat mengetahui apakah sudah dapat tersambung, setelah itu buka web
FhoSS (The FOKUS Home Subscriber Server) dan lakukan login, web FhoSS
merupakan web yang khusus digunakan untuk jaringan IMS, dimana web-interface
dari FHoSS merupakan bagian dari HSS, FhoSS juga merupakan sebuah localhost.
Setelahnya, lakukan juga login pada Boghe IMS Client, dimana praktikan harus
melakukan pengisian pada kolom-kolom yang sudah tersedia, pada kolom public
identity terdapat “SIP” sebelum memasukkan user, SIP merupakan sebuah protokol
yang ada pada IMS, protokol ini memiliki fungsi penting yaitu memungkinkan
operator untuk menggunakan satu platform untuk beberapa layanan multimedia,
seperti yang akan dilakukan praktikan yaitu voice call dan video call. Lalu ada realm,
realm merupakan sebuah library database, pada realm di isi dengan skripsi.net
dimana skripsi.net merupakan database yang berisikan user yang akan melakukan
login. Sebelum login, lakukan terlebih dahulu pengecekan apakah semua data yang
diisi pada kolom sudah sesuai dengan yang seharusnya, maka klik options lalu pilih
tab network terdapat sebuah kolom yang berisikan P-CSCF dimana kolom yang
terdapat P-CSCF isinya harus sesuai dengan apa yang diisikan pada laman awal login,
karena P-CSCF akan meneruskan SIP messages dari User Entity (UE) ke SIP Servers
dalam home network dan sebaliknya, menyimpan track registrasi, serta menyimpan
track active call sessions maka dari itu jika tidak sesuai, maka user tidak akan dapat
melakukan login pada aplikasi boghe.
Setelah login, maka akan keluar tampilan dari boghe, masukkan user yang
akan dihubungi dan lakukan voice call, namun sebelumnya aktifkan terlebih dahulu
wireshark, pada wireshark pilih protokol TCP/UDP/RTP setelahnya lakukan voice
call, jika voice call sudah selesai, wireshark diberhentikan dan begitu pula dengan
video call. Jika sudah, maka lakukan analisa pada hasil wireshark dari pross
komunikasi, dapat dilihat bahwa protokol yang dipakai pada voice call adalah
protokol RTP dimana protokol RTP merupakan protokol yang digunakan saat
pengiriman layanan yang bersifat real time yang salah satunya adalah voice call, dan
codec yang muncul adalah ITU-T G.711 standar ini merupakan standar yang
dikeluarkan oleh ITU-T yang digunakan untuk kompresi audio, sedangkan untuk
video call codec yang muncul yaitu H264, H264 dikembangkan oleh ITU-T, dimana
H264 merupakan sebuah video format kompresi tinggi atau untuk melakukan
kompresi video.
Karena codec voice yang digunakan adalah ITU-T G.711 PCMA dan codec
video yang digunakan adalah H.264, maka standar QoSyang baik disisi pelanggan
berdasarkan standar ITU-T G.1010 sehingga untuk standar QoS parameter delay
yang baik untuk layanan voice call dan video call adalah 150 ms, sedangkan untuk
standar QoS parameter delay yang baik untuk layanan voice call adalah < 3% dan
video call adalah < 1%. Saat melakukan proses komunikasi voice call.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
1. IMS memungkinkan pengguna dapat menggunakan layanan video call,
voice call dan data dalam waktu yang bersamaan, dengan mekanisme
session control untuk setiap layanan.
2. Codec voice yang digunakan adalah ITU-T G.711 PCMA dan codec video yang
digunakan adalah H.264, maka standar QoS yang baik disisi pelanggan berdasarkan
standar ITU-T G.1010.
3. Keuntungan dari mekanisme QoS pada IMS dapat membantu
meningkatkan dan menjamin kualitas transmisi layanan.
B. SARAN
1. Sebelum melakukan praktikum, sebaiknya pelajari modul terlebih dahulu.
2. Periksa kembali apakah perangkat telah siap digunakan atau harus ada perbaikan
terlebih dahulu.
3. Konfigurasi dengan teliti, agar mendapatkan hasil yang sesuai.
4. Pastikan konfigurasi dengan benar, agar tujuan praktikum dapat terpenuhi.
V. REFERENSI
1. Cisco, “Internetworking Technology Handbook,”2016.
2. Modul 1 praktikum Next Generation Network

3. G. A. M. M. F. R. Rafki Altoberi, “Implementasi IMS (IP Multimedia Subsystem)


Menggunakan Protokol SIP (Session Initiation Protocol) Pada Jaringan Fakultas
Ilmu Terapan,” vol. 2, p. 20, 2014.

4. J. Si, I.T. Telkom, “IP Multimedia Subsystem,” 2007.

5. A. Dwiyankuntoko, “Membandingkan Protokol UDP dan TCP,” pp. 1-6, 2013.

6. S. T. M. S. C. Muhammad Zen S. Hadi, “PENGUKURAN QoS (Quality of


Service) pada STREAMING SERVER,” p. 14.

7.

Anda mungkin juga menyukai