Abstrak
Softswitch merupakan teknologi yang mampu mewujudkan NGN (Next Generation Network),
dimana mampu menjembatani jaringan IP dalam 1 infrastruktur yang dapat saling terhubung dengan
berbagai layanan yang tersedia. Salah satu layanannya adalah VoIP (Voice Over Internet Protocol). IP
PBX adalah salah satu perangkat yang menggunakan teknologi softswitch di dalam sistem kerjanya serta
memiliki fitur komunikasi yang cukup banyak. Namun, tidak semua fitur tersebut dapat digunakan
tanpa lisensi yang diberikan dari pihak vendor terkait.
Pada penelitian yang berjudul “Implementasi dan Analisis Interkoneksi Server Trixbox, IP PBX
Panasonic dan IP PBX Zycoo Untuk Layanan VoIP” ini akan diberikan satu cara untuk
menginterkoneksikan IP PBX Zycoo, IP PBX Panasonic, dan server Trixbox agar client dari ketiga server
tersebut dapat saling berkomunikasi. Perangkat dan software ini dimiliki Universitas Telkom sehingga
dengan menginterkoneksikannya diharapkan mampu memberikan suatu solusi dan kemudahan untuk
dapat berkomunikasi VoIP di lingkungan internal perusahaan atau instansi secara cuma-cuma.
Dari hasil pengukuran didapat bahwa dengan variasi background trafik yang diberikan, nilai
rata-rata throughput sebesar 10519,767 bytes/sec, delay sebesar 84,567 ms dan jitter sebesar 10,566 ms
sehingga pada interkoneksi yang dilakukan memenuhi standar “Baik” ITU-T. Untuk nilai PDD di tiap
interkoneksi sebesar 0,28 s, sehingga masih memenuhi standar IETF. Sistem ini memenuhi kualitas
layanan VoIP sehingga layak untuk diimplementasikan.
Abstract
Softswitch is a technology that is able to realize the NGN (Next Generation Network), which is
able to connect the IP network of in one infrastructure that can be interconnected with a variety of
services available. One of its services is VoIP (Voice Over Internet Protocol). IP PBX is one of the devices
using softswitch technology in its system and has quite a lot of communication features. However, not all
of these features can be used without a license is granted from the relevant vendor.
The research entitled "Implementation and Analysis Interconnection Trixbox Server, IP PBX
Panasonic and IP PBX Zycoo for VoIP Services" will be given a way to interconnect Zycoo IP PBX,
Panasonic IP PBX, and Trixbox server so that the client of the three servers can communicate. Devices
and software is owned by the University of Telkom so that by interconnecting them is expected to provide
facilities for the people to be able to communicate VoIP in the internal environment of any other
corporation for free.
From the measurement results obtained that the variations of the background traffic is given, the
result of mean value of throughput is 10519,767 bytes/sec, delay is 84,567 ms and jitter 10,566 ms, so the
interconnection is belong to "Good" category based on ITU-T standarization. For PDD value at each
interconnection is 0,28 s. So that still in required IETF standard. This system meets the quality of VoIP
service that deserves to be implemented.
1. Pendahuluan
1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian dan pengembangan penelitian dengan judul “Implementasi dan Analisis
Interkoneksi Server Trixbox, Zycoo IP PBX dan IP PBX Panasonic Untuk Layanan VoIP” adalah untuk
merancang serta mengimplementasikan penghubungan antara Zycoo IP PBX, IP PBX Panasonic dan server
Trixbox agar mampu terkoneksi dengan jaringan IP serta mengetahui nilai performansi dalam pembangunan sesi
komunikasi sistem layanan VoIP dengan standar yang ada.
2. Dasar Teori
2.5 Asterisk
Asterisk merupakan open source software yang biasanya digunakan untuk membangun suatu sistem
layanan komunikasi. Asterisk sendiri memberikan kemudahan kepada penggunanya untuk mengembangkan
layanan telepon sendiri dengan kustomisasi yang seluas-luasnya diberikan kepada pihak pengguna. Dari
pengertian open source sendiri berarti setiap pengembang dapat melihat dan mengubah source code yang ada,
sehingga aplikasi-aplikasi yang ada dapat ditambahkan dengan mudah oleh setiap pengembang. Asterisk juga
dapat dikatakan sebagai PBX yang lengkap dalam bentuk software, dan menyediakan semua fitur seperti PBX.
Kelebihan Asterisk adalah dapat jalan dibanyak platform OS, antara lain Linux, Windows, BSD, dan OS X, dan
juga dapat melakukan koneksi dengan hampir semua standar yang berbasis teleponi, dengan menggunakan
hardware yang tidak begitu mahal sebagai gateway-nya. Banyak fitur yang disediakan, diantaranya Voicemail,
Call Conferencing,Interactive Voice Response, Call Queuing, Three Way Calling, Caller ID Service, Analog
Display Service Interface, Protokol VoIP SIP, H323 (sebagai client dan gateway), IAX, MGCP (hanya
menyediakan fungsi call manager), SCCP/Skinny, dan masih banyak lagi fitur yang disediakan Asterisk.[3]
2.6 IP PBX
IP PBX (Internet Protocol Private Branch Exchange) adalah suatu teknologi komunikasi yang
mengatur hubungan telepon antar pelanggan (internal) tanpa harus melalui sentral lokal, serta berfungsi sebagai
gateway dalam menghubungkan ke jaringan PSTN (Public Switched Telephone Network), jaringan IP (Internet
Protocol), jaringan wireless. IP PBX merupakan suatu perangkat sentral yang memanfaatkan jaringan IP untuk
berkomunikasi dengan mengkombinasikan switch atau router yang menangani VoIP. Jaringan telepon atau suara
dan jaringan komputer atau paket data yang sebelumnya harus menggunakan dua infrastruktur yang berbeda,
kini dapat menggunakan satu infrastuktur bersama dengan menggunakan IP PBX. IP PBX dapat digunakan
untuk membypass jaringan telepon circuit-switched dengan menggunakan jaringan data, untuk berhubungan
dengan jaringan data lainnya. Fungsi IP PBX sendiri adalah untuk membangun atau memutuskan suatu
hubungan komunikasi antar pelanggan, sama seperti sentral publik. Pada IP PBX, untuk menghubungkan
pelanggan di dalam IP PBX dengan pelanggan di luar IP PBX (pelanggan sentral publik) harus melalui
operatornya. Pada IP PBX operatornya adalah alat otomatis (komputer). [4]
2.7 Quality of Service
Quality of Service merupakan kemampuan suatu jaringan untuk menyediakan tingkat jaminan layanan
yang berbeda-beda, sesuai dengan platform teknologi yang digunakan. Secara sederhana, Quality of Service
(QoS) pada VoIP dapat dikatakan sebagai kualitas pengangkutan paket voice dimana distorsi yang dihasilkan
kecil, sehingga bentuk sinyal informasi yang diterima sama seperti sinyal suara asli. Quality of Service (QoS)
tidak diperoleh langsung, melainkan diperoleh dengan cara mengimplementasikannya ke jaringan yang
bersangkutan.
Komunikasi VoIP harus real time, sehingga tidak dapat mentolerir adanya delay (dalam batasan
tertentu) dan packet loss. Namun dalam kenyataannya, delay pada jaringan internet sangat besar, bahkan
melebihi delay pada seluler. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi delay, beberapa diantaranya
adalah dengan menggunakan perangkat keras dengan delay rendah, dengan mengoptimalkan penggunaan
banwidth, dengan mengatur metode antrian yang dipakai, atau dengan menggunakan protokol protokol
manajemen untuk mengatur paket-paket data yang dilewatkan. Dengan kata lain, yaitu dengan mengatur Quality
of Service (QoS) pada jaringan VoIP.[5]
Kualitas paket data pada jaringan VoIP, ditunjukkan dengan parameter-parameter Quality of Service
(QoS), yaitu:
1. Delay
Secara teknis, delay merupakan banyaknya waktu yang diperlukan sebuah paket untuk melakukan
perjalanan dari sumber ke tujuan. Delay mendefinisikan kecepatan sedangkan bandwidth adalah kapasitas
dalam jaringan. Besarnya delay maksimum yang direkomendasikan oleh ITU-T untuk informasi suara
(voice) adalah sebesar 150 ms, sedangkan delay maksimum untuk informasi suara yang masih dapat
diterima pengguna adalah sebesar 250 ms.
2. Jitter dapat didefinisikan sebagai variasi kedatangan paket di sisi penerima (delay). Besarnya jitter
diantara titik awal dan akhir komunikasi seharusnya kurang dari 50 ms (ITU G.107).
3. Throughput
Throughput dalam jaringan telekomunikasi merupakan rata-rata pengiriman sukses dalam suatu
pengiriman (satuan bps). Sedangkan, sistem throughput atau jumlah throughput merupakan jumlah rata-rata
packet data yang sukses dikirimkan oleh semua terminal pada sebuah jaringan. Pada umumnya throughput
maksimum sering dikenal sebagai throughput. Throughput maksimum dari sebuah titik atau jaringan
komunikasi menandakan kapasitas dari jaringannya.[8]
Post Dial Delay
PDD atau Post Dial Delay adalah lamanya waktu pembangunan hubungan (call setup) dari pemanggil
mengirimkan sinyal INVITE hingga penerima menerima sinyal RINGING. Sesuai dengan skenario yang telah
dibahas sebelumnya, pada penelitian ini dihitung PDD panggilan dari setiap skenario interkoneksi. Maksud dari
pengukuran ini adalah untuk mengetahui apakah PDD dari implementasi yang dilakukan masih memenuhi
standard dari IETF.[4] Nilai PDD maksimum berdasarkan standard yang dikeluarkan oleh IETF sebagai berikut:
PC to PC 2.23
PC to PSTN 3.79
Setelah masing-masing device diinstalasi, dilakukan konfigurasi client dari masing-masing device dan
menambahkan trunk gateway. Hal ini untuk mendaftarkan client dari masing-masing device agar dapat
berkomunikasi dengan sesama server atau berbeda device. Setelah proses konfigurasi selesai, dilanjutkan dengan
melakukan registrasi pada sisi softphone dan melakukan panggilan antar client sesama dan berbeda device. Bila
sudah berhasil, dilakukan pengambilan data dan analisis performansi dari tiap skenario.
Perancangan sistem ini bertujuan untuk menginterkoneksikan user dari IP PBX Panasonic, IP PBX
Zycoo, dan server Trixbox (Asterisk). Masing-masing server telah memiliki ekstensi yang nomornya sudah
ditentukan sebelumnya. Dari gambar di atas, pada perancangan sistem ini, IP PBX Panasonic memiliki 2 nomor
ekstensi yang telah didaftarkan, yaitu 2042 (A1) dan 2043 (A2). Sedangkan Server Trixbox memiliki 2 nomor
ekstensi yang telah didaftarkan, yaitu 1010 (B1) dan 1011 (B2). IP PBX Zycoo, juga memiliki 2 nomor
ekstensi yang telah didaftarkan yaitu 813 (C1) dan 812 (C2). Hal yang kemudian akan dilakukan adalah:
1. Melakukan panggilan client antar sesama server, A1 ke A2, B1 ke B2 dan C1 ke C2.
2. Jika langkah 1 sudah berjalan dengan baik, baru kemudian dilakukan interkoneksi, yaitu pemanggilan
antar client yang berbeda server. Yang pertama adalah panggilan dari A1 ke B1 (IP PBX Panasonic ke
Server Trixbox, lalu A2 ke C1 (IP PBX Panasonic ke IP PBX Zycoo, dan B2 ke C2 (Server Trixbox ke
IP PBX Zycoo).
Jika langkah 2 berjalan dengan baik, lalu dilakukan pengukuran performansi berupa QoS (Quality of Service)
dan PDD (Post Dial Delay) dari interkoneksi tersebut.
4.1 Throughput
Throughput
11000,000
10800,000
Bytes/Sec
10600,000
10400,000
10200,000
10000,000
9800,000
9600,000
0 MBps 20 40 60
MBps MBps MBps
Trixbox + Zycoo 10776,730 10567,386 10328,573 10023,038
Panasonic + Trixbox 10783,497 10646,914 10487,691 10204,009
Panasonic + Zycoo 10801,423 10688,654 10567,228 10362,070
Pada gambar 3 dapat dilihat perbandingan throughput dari keadaan tanpa background trafik hingga
60Mbps. Throughput pada gambar 3 merupakan rata – rata dari 30 kali percobaan untuk setiap skenario. Dari
gambar 3 menunjukkan bahwa semakin padat trafik di jaringan, maka semakin kecil nilai dari throughput.
Interkoneksi IP PBX Panasonic dengan IP PBX Zycoo memiliki rata-rata nilai throughput yang cenderung lebih
stabil yaitu 10604,843 Byte/s), sedangkan yang paling tidak stabil adalah interkoneksi Trixbox dengan IP PBX
Zycoo yaitu 10423,93 Bytes/s. Hal itu dikarenakan IP PBX Panasonic dan Zycoo merupakan produk proprietary
under license yang perangkatnya lebih stabil dan handal dibandingkan dengan server Trixbox yang dibangun
dikomputer berspesifikasi standar.
4.2 Delay
Delay
milisecond
150,000
100,000
50,000
0,000
0 20 40 60
MBps MBps MBps MBps
Trixbox + Zycoo 65,701 83,762 95,327 110,923
Panasonic + Trixbox 64,489 78,267 88,691 105,004
Panasonic + Zycoo 57,392 72,366 87,959 104,928
4.3 Jitter
Jitter
milisecond
15
10
5
0
0 20 40 60
MBps MBps MBps MBps
Trixbox + Zycoo 9,369 10,684 11,215 12,476
Panasonic + Trixbox 8,619 9,277 11,144 12,151
Panasonic + Zycoo 8,974 9,799 11,121 11,969
Pada gambar 5 dapat dilihat perbandingan nilai jitter dari keadaan tanpa background trafik hingga 60
Mbps. Jitter pada gambar 5 merupakan rata – rata dari 30 kali percobaan untuk setiap skenario. Jitter yang
tertinggi pada masing-masing skenario interkoneksi adalah ketika diberikan background trafik sebesar 60 Mbps.
Data pengukuran yang didapat memang secara linier mengalami kenaikan seiring dengan bertambahnya
background trafik yang diberikan kepada jaringan. Hali ini disebabkan oleh nilai jitter yang dipengaruhi oleh
besarnya varian delay, semakin besar nilai variannya maka nilai jitter juga akan semakin membesar. Nilai jitter
yang paling tinggi adalah pada skenario Trixbox + IP PBX Zycoo (12,476 ms) ms. Hal ini diperngaruhi oleh
server trixbox yang dibangun pada komputer yang berspesifikasi komputer Desktop biasa yang membuat lebih
tidak stabil bila diberi background trafik tertentu bila dibandingkan dengan IP PBX Panasonic dan Zycoo.
4.4 PDD (Post Dial Delay)
0,300
0,200
0,100
0,000
0 20 40 60MB
MBps MBps MBps ps
Trixbox+Zycoo 0,196 0,281 0,355 0,435
Panasonic+Trixbox 0,168 0,245 0,301 0,395
Panasonic + Zycoo 0,143 0,226 0,275 0,366
Nilai PDD pada interkoneksi tiap skenario cenderung stabil. Nilai PDD yang paling tinggi adalah pada
interkoneksi server Trixbox ke IP PBX Zycoo dengan background 60 Mbps, yaitu selama 0.435 detik. Hal ini
disebabkan karena server Trixbox kurang stabil. Sedangkan PDD yang paling kecil adalah pada interkoneksi IP
PBX Panasonic ke IP PBX Zycoo dengan background trafik 0 Mbps yaitu sebesar 0.143 detik. Perbedaan nilai
PDD terkecil dan terbesar hanya 0.292 detik menunjukkan kestabilan performansi dari setiap server.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil implementasi, pengujian, dan analisis dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1. Interkoneksi antara IP PBX Panasonic, IP PBX Zycoo, dan server Trixbox berhasil dilakukan. Hal ini
dibuktikan dengan client dari masing-masing server mampu berkomunkasi menggunakan protokol SIP.
2. Hasil pengukuran QoS menunjukkan bahwa 3 skenario interkoneksi yang dilakukan, nilai rata- rata
throughput sebesar 10519,767 bytes/sec dan nilai rata-rata delay sebesar 84,567 ms (=<150ms). Selain itu
nilai rata-rata jitter sebesar 10,566 ms (= < 50ms) sehingga masih memenuhi standar ”baik” (ITU-T
Standard) dengan seluruh variasi background trafik yang diberikan.
3. Proses pembangunan hubungan pada 3 skenario interkoneksi yang dilakukan masih memenuhi standar. Hal
ini dibuktikan dengan besar nilai rata-rata PDD yaitu 0,28 s (masih dibawah 2,23 detik (IETF Standard)).
4. Interkoneksi antara IP PBX Panasonic, IP PBX Zycoo, dan server Trixbox layak untuk diimplementasikan.
5.2 Saran
1. Perlu diadakannya pengujian performansi sistem interkoneksi secara wireless.
2. Untuk implementasi lebih lanjut, perlu ditambah telepon analog sebagai klien dari masing-masing server.
3. Perlu dilakukan implementasi serta pengukuran interkoneksi dengan layanan lain selain suara, seperti video
call atau video conference.
4. Perlu diadakan pengujian lebih lanjut terhadap aspek utilitas resource pada komponen interkoneksi, baik
Trixbox, IP PBX Panasonic, dan IP PBX Zycoo, untuk mengetahui pengaruhnya terhadap performansi
sistem.
Daftar Pustaka:
[1] Ahson, S. A. dan Ilyas, M. 2009. VoIP HANDBOOK Applications, Technologies, Reliability, and Security.
United States: Taylor & Francis Group, LLC.
[2] Desantis, M. 2006. Understanding Voice over Internet Protocol (VoIP). US-CERT. 1.
[3] Digium, Inc. Get Started. [Online]. Available at: http://www.asterisk.org/get-started/ [Accessed 3 October
2014].
[4] Ismail, F. 2013. Analisis Perancangan dan Implementasi Interkoneksi IP PBX Siemens dengan IP PBX
Panasonic dan Server Trixbox Untuk Layanan VoIP. Bandung: Telkom University.
[5] Kurnia, T. A. 2010. Analysis Implementation Interconnection Of Opensips Server And Asterisk Server For
VoIP Service. Bandung: Telkom University.
[6] Minoli, D dan Minoli, E. 2002. Delivering VoIP Networks. Indiana: Wiley Publishing, Inc.
[7] Panasonic, Inc. 2008. Office Communication Systems. [Online]. Available at:
http://www.telephonie2000.qc.ca/documents/Panasonic_EN/TDE100_200_DECT_March09.pdf/
[Accessed 10 November 2014].
[8] Tasyumruk, L. 2003. ANALYSIS OF VOICE QUALITY PROBLEMS OF VOICE OVER INTERNET,
California: Naval Postgraduate School.
[9] Zycoo, Inc. 2014. CooVox Series IP Phone System User Manual (Admin). [Online]. Available at:
http://zycoo.com/html/U20.html/ [Accessed 8 October 2014].