Anda di halaman 1dari 8

IMPLEMENTASI DAN ANALISIS INTERKONEKSI SERVER TRIXBOX, IP PBX

PANASONIC DAN IP PBX ZYCOO UNTUK LAYANAN VOIP


IMPLEMENTATION AND ANALYSIS INTERCONNECTION OF TRIXBOX
SERVER, PANASONIC IP PBX AND ZYCOO IP PBX FOR VOIP SERVICE
Hersya Fitri Azzura1, Dr. Rendy Munadi, Ir., M.T2, Ratna Mayasari, S.T M.T3
1,2,3
Prodi S1 Teknik Telekomunikasi, Fakultas Teknik Elektro, Universitas Telkom
1
ecazzura@gmail.com, 2rendy_munadi@yahoo.co.id 3ratnamayasari@yahoo.com

Abstrak
Softswitch merupakan teknologi yang mampu mewujudkan NGN (Next Generation Network),
dimana mampu menjembatani jaringan IP dalam 1 infrastruktur yang dapat saling terhubung dengan
berbagai layanan yang tersedia. Salah satu layanannya adalah VoIP (Voice Over Internet Protocol). IP
PBX adalah salah satu perangkat yang menggunakan teknologi softswitch di dalam sistem kerjanya serta
memiliki fitur komunikasi yang cukup banyak. Namun, tidak semua fitur tersebut dapat digunakan
tanpa lisensi yang diberikan dari pihak vendor terkait.
Pada penelitian yang berjudul “Implementasi dan Analisis Interkoneksi Server Trixbox, IP PBX
Panasonic dan IP PBX Zycoo Untuk Layanan VoIP” ini akan diberikan satu cara untuk
menginterkoneksikan IP PBX Zycoo, IP PBX Panasonic, dan server Trixbox agar client dari ketiga server
tersebut dapat saling berkomunikasi. Perangkat dan software ini dimiliki Universitas Telkom sehingga
dengan menginterkoneksikannya diharapkan mampu memberikan suatu solusi dan kemudahan untuk
dapat berkomunikasi VoIP di lingkungan internal perusahaan atau instansi secara cuma-cuma.
Dari hasil pengukuran didapat bahwa dengan variasi background trafik yang diberikan, nilai
rata-rata throughput sebesar 10519,767 bytes/sec, delay sebesar 84,567 ms dan jitter sebesar 10,566 ms
sehingga pada interkoneksi yang dilakukan memenuhi standar “Baik” ITU-T. Untuk nilai PDD di tiap
interkoneksi sebesar 0,28 s, sehingga masih memenuhi standar IETF. Sistem ini memenuhi kualitas
layanan VoIP sehingga layak untuk diimplementasikan.

Kata kunci: VoIP, Trixbox, IP PBX, Softswitch, QoS

Abstract
Softswitch is a technology that is able to realize the NGN (Next Generation Network), which is
able to connect the IP network of in one infrastructure that can be interconnected with a variety of
services available. One of its services is VoIP (Voice Over Internet Protocol). IP PBX is one of the devices
using softswitch technology in its system and has quite a lot of communication features. However, not all
of these features can be used without a license is granted from the relevant vendor.
The research entitled "Implementation and Analysis Interconnection Trixbox Server, IP PBX
Panasonic and IP PBX Zycoo for VoIP Services" will be given a way to interconnect Zycoo IP PBX,
Panasonic IP PBX, and Trixbox server so that the client of the three servers can communicate. Devices
and software is owned by the University of Telkom so that by interconnecting them is expected to provide
facilities for the people to be able to communicate VoIP in the internal environment of any other
corporation for free.
From the measurement results obtained that the variations of the background traffic is given, the
result of mean value of throughput is 10519,767 bytes/sec, delay is 84,567 ms and jitter 10,566 ms, so the
interconnection is belong to "Good" category based on ITU-T standarization. For PDD value at each
interconnection is 0,28 s. So that still in required IETF standard. This system meets the quality of VoIP
service that deserves to be implemented.

Keyword: VoIP, Trixbox, IP PBX, Softswitch, QoS

1. Pendahuluan

1.1. Latar Belakang Masalah


Interkoneksi antara perangkat yang berbeda platform dan berbasis internet protocol akan menghasilkan
suatu jaringan yang memberikan mobilitas dan fleksibilitas yang tinggi dengan berbagai macam layanan
komunikasi yang didukung dengan kehandalan jaringan inti. Dengan berbasiskan teknologi softswitch yang
semakin berkembang, akan semakin mendukung perkembangan untuk menuju Next Generation Network.
Asterisk adalah software yang berbasis arsitektur softswitch yang mampu menghubungkan antar jaringan
paket dengan sangat baik. Asterisk berperan menjadi server. IP PBX merupakan suatu perangkat yang berfungsi
sebagai sentral yang mengatur sistem komunikasi pada suatu wilayah dan berbasiskan IP. Tetapi, banyak IP
PBX yang dalam pengimplementasiannya masih kurang efisien karena faktor ukuran, fitur canggih yang masih
belum mendukung. Zycoo IP PBX mempunyai kelebihan dari segi ukuran yang sangat kecil dan fitur-fitur yang
sudah mendukung dalam perkembangan telekomunikasi. Dalam satu Zycoo IP PBX sudah dapat menampung
langsung server serta port untuk FXO/FXS. Jadi dapat dipastikan penggunaan Zycoo lebih efisien dan
memberikan mobilitas dan fleksibilitas yang tinggi. Sedangkan IP PBX Panasonic merupakan salah satu IP PBX
dengan mobilitas tinggi dan dapat diimplementasikan. Dengan beragamnya perangkat yang belum
terinterkoneksi satu sama lain, diharapkan bisa membuat sistem komunikasi VoIP yang saling terinterkoneksi
dan diharapkan nilai performansi pembentukan hubungan komunikasi masih sesuai dengan standar yang ada.

1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian dan pengembangan penelitian dengan judul “Implementasi dan Analisis
Interkoneksi Server Trixbox, Zycoo IP PBX dan IP PBX Panasonic Untuk Layanan VoIP” adalah untuk
merancang serta mengimplementasikan penghubungan antara Zycoo IP PBX, IP PBX Panasonic dan server
Trixbox agar mampu terkoneksi dengan jaringan IP serta mengetahui nilai performansi dalam pembangunan sesi
komunikasi sistem layanan VoIP dengan standar yang ada.

2. Dasar Teori

2.1 Konsep Dasar Jaringan NGN


Jaringan Internet Protocol (IP) muncul dan mengalami perkembangan yang sangat cepat dalam dunia
komunikasi generasi terkini. Munculnya teknologi jaringan masa depan atau Next Generation Network (NGN)
merupakan awal dari pemikiran untuk bermigrasi dari teknologi jaringan konvensional yang berbasiskan
jaringan circuit switched seperti PSTN menuju jaringan berbasiskan sistem packet switched dengan
menggunakan jaringan IP.
Konvergensi antar jaringan data (khususnya IP) diharapkan dapat mempertemukan tiga kekuatan besar,
yaitu layanan voice yang menjadi andalan PSTN, mobility dan kekayaan layanan yang dimiliki PLMN dan
internet-based application (transfer informasi, dan transaksi) yang menjadi kekuatan jaringan IP. Konvergensi
ini, akan berujung kepada layanan multimedia dengan dukungan bandwidth yang memadai dan mobilitas
tinggi.[4]

2.2 Overview Softswitch


Softswitch dikembangkan oleh International Softswitch Consortium (ISC), dan didukung oleh badan
standarisasi lainnya. Jaringan berbasis softswitch adalah suatu sistem yang mencakup hal-hal yang berkaitan
dengan sistem komunikasi masa depan (Next Generation Network - NGN) dengan mengembangkan standar yang
terbuka untuk menciptakan suatu jaringan yang terintegrasi dengan kemampuan memadukan berbagai
kemampuan layanan suara dan data.
Softswitch terdiri dari 4 bidang fungsional yaitu :
1. Management Plane
Bagian jaringan yang berfungsi untuk memberikan fungsi – fungsi dari Operation Support System
(OSS), yaitu fungsi sistem operasi dan pemeliharaan jaringan, provisioning layanan, network management serta
sistem billing.
2. Transport plane
Bagian jaringan yang berfungsi sebagai media transport bagi semua message di jaringan, seperti
signaling, call & media setup, atau informasi voice atau datanya sendiri.
3. Call Control dan Signaling Plane
Bagian jaringan yang berfungsi sebagai pengendali proses pembangunan hubungan dan pemutusan
hubungan yang melibatkan elemen – elemen jaringan pada layer yang lain berdasarkan signaling message yang
diterima dari Transport Plane. Elemen utama bidang ini adalah softswitch (call agent atau Media Gateway
Controller).
4. Service dan Application Plane
Bagian jaringan yang menyediakan dan mengeksekusi berbagai aplikasi layanan di dalam jaringan
softswitch. Elemen yang berada dalam bidang ini adalah Application Server dan Feature Server. Service dan
Application Plane juga mengontrol Media Server yang memberikan fungsi seperti Conference, IVR, tone
Processing.[4]

2.3 VoIP (Voice over Internet Protocol)


Secara sederhana, VoIP merupakan suatu metoda transmisi sinyal suara dengan mengubahnya ke dalam
bentuk digital, dan dikelompokkan menjadi paket-paket data yang dikirimkan dengan menggunakan platform IP
(Internet Protocol). Saat ini, VoIP tidak hanya digunakan untuk komunikasi suara antar komputer yang
terhubung pada jaringan IP, namun juga diintegrasikan dengan PSTN. Adapun beberapa aplikasi VoIP yang
sudah ada saat ini adalah dari PC ke PC lewat jaringan internet, PC ke Phone Analog (PSTN), PC ke Handset
Seluler. Protokol yang sering digunakan adalah H.323 dan Session Initiation Protokol.[5]

2.4 SIP (Sessions Initiation Protocol)


Protokol SIP merupakan protokol signaling yang digunakan dalam VoIP. Protokol ini bertugas
memulai, memodifikasi, dan mengakhiri sesi komunikasi. SIP memiliki dua komponen utama, yaitu:
1. User agent, merupakan komponen SIP yang memulai, menerima, dan menutup sesi komunikasi.
Ada dua macam user agent:
- User Agent Client (UAC), komponen yang memulai sesi komunikasi
- User Agent Server (UAS), komponen yang menanggapi sesi komunikasi.
2. SIP server, merupakan komponen penengah antar user.
Ada tiga komponen SIP server:
- Proxy server, bertugas menyampaikan request message dari user agent dan menyampaikan ke user
agent lain. Request dapat dilayani sendiri maupun di forward ke proxy lain
- Redirect server, bertugas memetakan alamat SIP user agent atau proxy tujuan dan menyampaikan
hasil pemetaan kembali pada user agent pengirim
- Registrar/location server, merupakan komponen yang menerima request message register. Komponen
ini menyimpan database user untuk autentikasi dan lokasi sebenarnya dari tiap user agent yang
terlibat komunikasi (berupa alamat IP dan port).[5]

2.5 Asterisk
Asterisk merupakan open source software yang biasanya digunakan untuk membangun suatu sistem
layanan komunikasi. Asterisk sendiri memberikan kemudahan kepada penggunanya untuk mengembangkan
layanan telepon sendiri dengan kustomisasi yang seluas-luasnya diberikan kepada pihak pengguna. Dari
pengertian open source sendiri berarti setiap pengembang dapat melihat dan mengubah source code yang ada,
sehingga aplikasi-aplikasi yang ada dapat ditambahkan dengan mudah oleh setiap pengembang. Asterisk juga
dapat dikatakan sebagai PBX yang lengkap dalam bentuk software, dan menyediakan semua fitur seperti PBX.
Kelebihan Asterisk adalah dapat jalan dibanyak platform OS, antara lain Linux, Windows, BSD, dan OS X, dan
juga dapat melakukan koneksi dengan hampir semua standar yang berbasis teleponi, dengan menggunakan
hardware yang tidak begitu mahal sebagai gateway-nya. Banyak fitur yang disediakan, diantaranya Voicemail,
Call Conferencing,Interactive Voice Response, Call Queuing, Three Way Calling, Caller ID Service, Analog
Display Service Interface, Protokol VoIP SIP, H323 (sebagai client dan gateway), IAX, MGCP (hanya
menyediakan fungsi call manager), SCCP/Skinny, dan masih banyak lagi fitur yang disediakan Asterisk.[3]

2.6 IP PBX
IP PBX (Internet Protocol Private Branch Exchange) adalah suatu teknologi komunikasi yang
mengatur hubungan telepon antar pelanggan (internal) tanpa harus melalui sentral lokal, serta berfungsi sebagai
gateway dalam menghubungkan ke jaringan PSTN (Public Switched Telephone Network), jaringan IP (Internet
Protocol), jaringan wireless. IP PBX merupakan suatu perangkat sentral yang memanfaatkan jaringan IP untuk
berkomunikasi dengan mengkombinasikan switch atau router yang menangani VoIP. Jaringan telepon atau suara
dan jaringan komputer atau paket data yang sebelumnya harus menggunakan dua infrastruktur yang berbeda,
kini dapat menggunakan satu infrastuktur bersama dengan menggunakan IP PBX. IP PBX dapat digunakan
untuk membypass jaringan telepon circuit-switched dengan menggunakan jaringan data, untuk berhubungan
dengan jaringan data lainnya. Fungsi IP PBX sendiri adalah untuk membangun atau memutuskan suatu
hubungan komunikasi antar pelanggan, sama seperti sentral publik. Pada IP PBX, untuk menghubungkan
pelanggan di dalam IP PBX dengan pelanggan di luar IP PBX (pelanggan sentral publik) harus melalui
operatornya. Pada IP PBX operatornya adalah alat otomatis (komputer). [4]
2.7 Quality of Service
Quality of Service merupakan kemampuan suatu jaringan untuk menyediakan tingkat jaminan layanan
yang berbeda-beda, sesuai dengan platform teknologi yang digunakan. Secara sederhana, Quality of Service
(QoS) pada VoIP dapat dikatakan sebagai kualitas pengangkutan paket voice dimana distorsi yang dihasilkan
kecil, sehingga bentuk sinyal informasi yang diterima sama seperti sinyal suara asli. Quality of Service (QoS)
tidak diperoleh langsung, melainkan diperoleh dengan cara mengimplementasikannya ke jaringan yang
bersangkutan.
Komunikasi VoIP harus real time, sehingga tidak dapat mentolerir adanya delay (dalam batasan
tertentu) dan packet loss. Namun dalam kenyataannya, delay pada jaringan internet sangat besar, bahkan
melebihi delay pada seluler. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi delay, beberapa diantaranya
adalah dengan menggunakan perangkat keras dengan delay rendah, dengan mengoptimalkan penggunaan
banwidth, dengan mengatur metode antrian yang dipakai, atau dengan menggunakan protokol protokol
manajemen untuk mengatur paket-paket data yang dilewatkan. Dengan kata lain, yaitu dengan mengatur Quality
of Service (QoS) pada jaringan VoIP.[5]
Kualitas paket data pada jaringan VoIP, ditunjukkan dengan parameter-parameter Quality of Service
(QoS), yaitu:
1. Delay
Secara teknis, delay merupakan banyaknya waktu yang diperlukan sebuah paket untuk melakukan
perjalanan dari sumber ke tujuan. Delay mendefinisikan kecepatan sedangkan bandwidth adalah kapasitas
dalam jaringan. Besarnya delay maksimum yang direkomendasikan oleh ITU-T untuk informasi suara
(voice) adalah sebesar 150 ms, sedangkan delay maksimum untuk informasi suara yang masih dapat
diterima pengguna adalah sebesar 250 ms.
2. Jitter dapat didefinisikan sebagai variasi kedatangan paket di sisi penerima (delay). Besarnya jitter
diantara titik awal dan akhir komunikasi seharusnya kurang dari 50 ms (ITU G.107).
3. Throughput
Throughput dalam jaringan telekomunikasi merupakan rata-rata pengiriman sukses dalam suatu
pengiriman (satuan bps). Sedangkan, sistem throughput atau jumlah throughput merupakan jumlah rata-rata
packet data yang sukses dikirimkan oleh semua terminal pada sebuah jaringan. Pada umumnya throughput
maksimum sering dikenal sebagai throughput. Throughput maksimum dari sebuah titik atau jaringan
komunikasi menandakan kapasitas dari jaringannya.[8]
 Post Dial Delay
PDD atau Post Dial Delay adalah lamanya waktu pembangunan hubungan (call setup) dari pemanggil
mengirimkan sinyal INVITE hingga penerima menerima sinyal RINGING. Sesuai dengan skenario yang telah
dibahas sebelumnya, pada penelitian ini dihitung PDD panggilan dari setiap skenario interkoneksi. Maksud dari
pengukuran ini adalah untuk mengetahui apakah PDD dari implementasi yang dilakukan masih memenuhi
standard dari IETF.[4] Nilai PDD maksimum berdasarkan standard yang dikeluarkan oleh IETF sebagai berikut:

Tabel 1. Standard PDD IETF[4]


Kategori PDD (second)

PC to PC 2.23

PC to PSTN 3.79

PSTN to PSTN 3.41

3. Perancangan dan Implementasi


Dalam bab ini dibahas tentang proses pembangunan dan perancangan interkoneksi antara VoIP server
Trixbox, IP PBX Zycoo dan IP PBX Panasonic yang berbeda platform serta pengimplementasiannya dalam
jaringan paket di Telkom University. Jaringan yang telah dirancang dan diimplementasikan, dikoneksikan
sehingga dapat terhubung dengan jaringan packet switched. Jaringan akan dibangun di Laboratorium Teknik
Switching dan di usahakan sesuai dengan rancang jaringan yang telah dibuat. Perancangan ini digunakan untuk
menggambarkan langkah-langkah dari suatu pembangunan sistem komunikasi VoIP sampai ke pengujian sistem.
Kemudian dianalisis performansinya dengan menghitung parameter-parameter QoS dari layanan yang dipakai.
Proses perancangan dan implementasi serta analisis performansi interkoneksi ini akan lebih mudah dikerjakan
jika dituangkan dalam alur perencanaan yang baik. Adapun alur perencanaan sistem secara umum adalah sebagai
berikut:
a. Skenario Perancangan sistem
b. Rencana Implementasi Sistem
c. Pengujian Sistem

3.1. Skenario Perancangan Sistem


Dalam proses perancangan sebuah sistem, diperlukan sebuah skenario yang sistematis dan terstruktur.
Pada penelitian ini, penulis menggambarkan skenario kegiatan yang akan dilakukan mulai dari awal hingga akhir
dalam bentuk flowchart tentang perencanaan implementasi sistem interkoneksi itu sendiri. Bisa dilihat pada
gambar di bawah ini:
Gambar 1. Flowchart Perencanaan Sistem

Setelah masing-masing device diinstalasi, dilakukan konfigurasi client dari masing-masing device dan
menambahkan trunk gateway. Hal ini untuk mendaftarkan client dari masing-masing device agar dapat
berkomunikasi dengan sesama server atau berbeda device. Setelah proses konfigurasi selesai, dilanjutkan dengan
melakukan registrasi pada sisi softphone dan melakukan panggilan antar client sesama dan berbeda device. Bila
sudah berhasil, dilakukan pengambilan data dan analisis performansi dari tiap skenario.

3.2. Rencana Implementasi Sistem

Gambar 2. Topologi Jaringan

Perancangan sistem ini bertujuan untuk menginterkoneksikan user dari IP PBX Panasonic, IP PBX
Zycoo, dan server Trixbox (Asterisk). Masing-masing server telah memiliki ekstensi yang nomornya sudah
ditentukan sebelumnya. Dari gambar di atas, pada perancangan sistem ini, IP PBX Panasonic memiliki 2 nomor
ekstensi yang telah didaftarkan, yaitu 2042 (A1) dan 2043 (A2). Sedangkan Server Trixbox memiliki 2 nomor
ekstensi yang telah didaftarkan, yaitu 1010 (B1) dan 1011 (B2). IP PBX Zycoo, juga memiliki 2 nomor
ekstensi yang telah didaftarkan yaitu 813 (C1) dan 812 (C2). Hal yang kemudian akan dilakukan adalah:
1. Melakukan panggilan client antar sesama server, A1 ke A2, B1 ke B2 dan C1 ke C2.
2. Jika langkah 1 sudah berjalan dengan baik, baru kemudian dilakukan interkoneksi, yaitu pemanggilan
antar client yang berbeda server. Yang pertama adalah panggilan dari A1 ke B1 (IP PBX Panasonic ke
Server Trixbox, lalu A2 ke C1 (IP PBX Panasonic ke IP PBX Zycoo, dan B2 ke C2 (Server Trixbox ke
IP PBX Zycoo).
Jika langkah 2 berjalan dengan baik, lalu dilakukan pengukuran performansi berupa QoS (Quality of Service)
dan PDD (Post Dial Delay) dari interkoneksi tersebut.

3.3. Pengujian Sistem


Setelah sistem terinstalasi dan terkonfigurasi dengan baik, maka langkah selanjutnya adalah analisis
data untuk mengetahui performansi interkoneksi pada jaringan. Skenario yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Interkoneksi panggilan antara user IP PBX Zycoo dengan user Trixbox.
2. Interkoneksi panggilan antara user IP PBX Panasonic dengan user IP PBX Zycoo.
3. Interkoneksi panggilan antara user Trixbox dengan user IP PBX Panasonic.
Dari setiap skenario di atas akan dilakukan pengukuran terhadap :
1. Quality of Service (QoS)
2. Post Dial Delay

4. Pengujian dan Hasil Implementasi


Pada bab ini akan dibahas tentang bagaimana hasil implementasi akan diuji, serta menganalisis
performansi sistem. Analisis yang dilakukan meliputi pengamatan Quality of Service Voice (QoS Voice), dan
Post Dial Delay (PDD) dalam melakukan interkoneksi panggilan antar client IP PBX Panasonic, IP PBX Zycoo,
dan server Trixbox.

4.1 Throughput

Throughput
11000,000
10800,000
Bytes/Sec

10600,000
10400,000
10200,000
10000,000
9800,000
9600,000
0 MBps 20 40 60
MBps MBps MBps
Trixbox + Zycoo 10776,730 10567,386 10328,573 10023,038
Panasonic + Trixbox 10783,497 10646,914 10487,691 10204,009
Panasonic + Zycoo 10801,423 10688,654 10567,228 10362,070

Gambar 3. Grafik Perbandingan Throughput (Byte/sec) tiap skenario interkoneksi

Pada gambar 3 dapat dilihat perbandingan throughput dari keadaan tanpa background trafik hingga
60Mbps. Throughput pada gambar 3 merupakan rata – rata dari 30 kali percobaan untuk setiap skenario. Dari
gambar 3 menunjukkan bahwa semakin padat trafik di jaringan, maka semakin kecil nilai dari throughput.
Interkoneksi IP PBX Panasonic dengan IP PBX Zycoo memiliki rata-rata nilai throughput yang cenderung lebih
stabil yaitu 10604,843 Byte/s), sedangkan yang paling tidak stabil adalah interkoneksi Trixbox dengan IP PBX
Zycoo yaitu 10423,93 Bytes/s. Hal itu dikarenakan IP PBX Panasonic dan Zycoo merupakan produk proprietary
under license yang perangkatnya lebih stabil dan handal dibandingkan dengan server Trixbox yang dibangun
dikomputer berspesifikasi standar.

4.2 Delay

Delay
milisecond

150,000
100,000
50,000
0,000
0 20 40 60
MBps MBps MBps MBps
Trixbox + Zycoo 65,701 83,762 95,327 110,923
Panasonic + Trixbox 64,489 78,267 88,691 105,004
Panasonic + Zycoo 57,392 72,366 87,959 104,928

Gambar 4. Grafik Perbandingan Delay (ms) tiap skenario interkoneksi


Pada gambar 4. dapat dilihat perbandingan nilai delay dari keadaan tanpa background trafik hingga 60
Mbps. Delay pada gambar 4 merupakan rata – rata dari 30 kali percobaan untuk setiap skenario. Dari hasil
pengukuran dapat dilihat nilai bahwa besar delay pada masing masing skenario interkoneksi sebanding dengan
besarnya background traffic yang diberikan. Terlihat juga delay tertinggi yaitu 110,923 ms ketika background
traffic yang diberikan adalah 60 Mbps pada skenario interkoneksi Trixbox dan IP PBX Zycoo. Hal ini
dikarenakan penambahan background traffic yang besar mendekati kapasitas maksimal menyebabkan trafik
penuh, sehingga terjadi proses buffering. Selain itu, server Trixbox yang dibangun di komputer berspefikiasi
standar komputer Desktop juga mempengaruhi performansi di jaringan.

4.3 Jitter

Jitter
milisecond

15
10
5
0
0 20 40 60
MBps MBps MBps MBps
Trixbox + Zycoo 9,369 10,684 11,215 12,476
Panasonic + Trixbox 8,619 9,277 11,144 12,151
Panasonic + Zycoo 8,974 9,799 11,121 11,969

Gambar 5. Grafik Perbandingan Jitter (ms) tiap skenario interkoneksi

Pada gambar 5 dapat dilihat perbandingan nilai jitter dari keadaan tanpa background trafik hingga 60
Mbps. Jitter pada gambar 5 merupakan rata – rata dari 30 kali percobaan untuk setiap skenario. Jitter yang
tertinggi pada masing-masing skenario interkoneksi adalah ketika diberikan background trafik sebesar 60 Mbps.
Data pengukuran yang didapat memang secara linier mengalami kenaikan seiring dengan bertambahnya
background trafik yang diberikan kepada jaringan. Hali ini disebabkan oleh nilai jitter yang dipengaruhi oleh
besarnya varian delay, semakin besar nilai variannya maka nilai jitter juga akan semakin membesar. Nilai jitter
yang paling tinggi adalah pada skenario Trixbox + IP PBX Zycoo (12,476 ms) ms. Hal ini diperngaruhi oleh
server trixbox yang dibangun pada komputer yang berspesifikasi komputer Desktop biasa yang membuat lebih
tidak stabil bila diberi background trafik tertentu bila dibandingkan dengan IP PBX Panasonic dan Zycoo.
4.4 PDD (Post Dial Delay)

Post Dial Delay


0,500
0,400
second

0,300
0,200
0,100
0,000
0 20 40 60MB
MBps MBps MBps ps
Trixbox+Zycoo 0,196 0,281 0,355 0,435
Panasonic+Trixbox 0,168 0,245 0,301 0,395
Panasonic + Zycoo 0,143 0,226 0,275 0,366

Gambar 6. Grafik Perbandingan PDD (s) tiap skenario interkoneksi

Nilai PDD pada interkoneksi tiap skenario cenderung stabil. Nilai PDD yang paling tinggi adalah pada
interkoneksi server Trixbox ke IP PBX Zycoo dengan background 60 Mbps, yaitu selama 0.435 detik. Hal ini
disebabkan karena server Trixbox kurang stabil. Sedangkan PDD yang paling kecil adalah pada interkoneksi IP
PBX Panasonic ke IP PBX Zycoo dengan background trafik 0 Mbps yaitu sebesar 0.143 detik. Perbedaan nilai
PDD terkecil dan terbesar hanya 0.292 detik menunjukkan kestabilan performansi dari setiap server.

5. Kesimpulan dan Saran

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil implementasi, pengujian, dan analisis dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1. Interkoneksi antara IP PBX Panasonic, IP PBX Zycoo, dan server Trixbox berhasil dilakukan. Hal ini
dibuktikan dengan client dari masing-masing server mampu berkomunkasi menggunakan protokol SIP.
2. Hasil pengukuran QoS menunjukkan bahwa 3 skenario interkoneksi yang dilakukan, nilai rata- rata
throughput sebesar 10519,767 bytes/sec dan nilai rata-rata delay sebesar 84,567 ms (=<150ms). Selain itu
nilai rata-rata jitter sebesar 10,566 ms (= < 50ms) sehingga masih memenuhi standar ”baik” (ITU-T
Standard) dengan seluruh variasi background trafik yang diberikan.
3. Proses pembangunan hubungan pada 3 skenario interkoneksi yang dilakukan masih memenuhi standar. Hal
ini dibuktikan dengan besar nilai rata-rata PDD yaitu 0,28 s (masih dibawah 2,23 detik (IETF Standard)).
4. Interkoneksi antara IP PBX Panasonic, IP PBX Zycoo, dan server Trixbox layak untuk diimplementasikan.

5.2 Saran
1. Perlu diadakannya pengujian performansi sistem interkoneksi secara wireless.
2. Untuk implementasi lebih lanjut, perlu ditambah telepon analog sebagai klien dari masing-masing server.
3. Perlu dilakukan implementasi serta pengukuran interkoneksi dengan layanan lain selain suara, seperti video
call atau video conference.
4. Perlu diadakan pengujian lebih lanjut terhadap aspek utilitas resource pada komponen interkoneksi, baik
Trixbox, IP PBX Panasonic, dan IP PBX Zycoo, untuk mengetahui pengaruhnya terhadap performansi
sistem.

Daftar Pustaka:
[1] Ahson, S. A. dan Ilyas, M. 2009. VoIP HANDBOOK Applications, Technologies, Reliability, and Security.
United States: Taylor & Francis Group, LLC.
[2] Desantis, M. 2006. Understanding Voice over Internet Protocol (VoIP). US-CERT. 1.
[3] Digium, Inc. Get Started. [Online]. Available at: http://www.asterisk.org/get-started/ [Accessed 3 October
2014].
[4] Ismail, F. 2013. Analisis Perancangan dan Implementasi Interkoneksi IP PBX Siemens dengan IP PBX
Panasonic dan Server Trixbox Untuk Layanan VoIP. Bandung: Telkom University.
[5] Kurnia, T. A. 2010. Analysis Implementation Interconnection Of Opensips Server And Asterisk Server For
VoIP Service. Bandung: Telkom University.
[6] Minoli, D dan Minoli, E. 2002. Delivering VoIP Networks. Indiana: Wiley Publishing, Inc.
[7] Panasonic, Inc. 2008. Office Communication Systems. [Online]. Available at:
http://www.telephonie2000.qc.ca/documents/Panasonic_EN/TDE100_200_DECT_March09.pdf/
[Accessed 10 November 2014].
[8] Tasyumruk, L. 2003. ANALYSIS OF VOICE QUALITY PROBLEMS OF VOICE OVER INTERNET,
California: Naval Postgraduate School.
[9] Zycoo, Inc. 2014. CooVox Series IP Phone System User Manual (Admin). [Online]. Available at:
http://zycoo.com/html/U20.html/ [Accessed 8 October 2014].

Anda mungkin juga menyukai