Anda di halaman 1dari 37

PERTEMUAN I

SISTEM PERSAMAAN DIFERENSIAL

Tujuan: menentukan solusi umum dan solusis khusus sistem persamaan


diferensial.

Materi:

A. Persamaan Differensial
Banyak masalah di dalam ilmu pengetahuan dan teknik menyangkut
pengkajian suatu sistem selama periode waktu tertentu. Kebanyakan masalah ini
dimodelkan dengan menggunakan suatu persamaan diferensial, dengan waktu
sebagai variabel bebas. Bidang kajian persamaan diferensial tidak hanya
merupakan salah satu bagian tercantik dalam matematika, namun juga merupakan
alat yang penting dalam memodelkan sebagai fenomena dan masalah dalam
bidang ilmu-ilmu fisika, kimia, biologi, ekonomi dan teknik.
1. Persamaan Differensial Linear Orde Satu
Untuk menyelesaikan persamaan diferensial orde satu, dapat diselesaikan dengan
memanfaatkan metode numerik (solusi numerik) diantaranya algoritma Euler dan
metode Runge-Kutta
Algoritma Euler:
Berikut ini adalah algoritma Euler untuk menyelesaikan persamaan differensial
orde satu.
ALGORITMA EULER:
%menghitung hampiran penyelesaian masalah nilai awal ′
= ( , )
dengan =[ , ]
INPUT: n, t0, b, y0 dan fungsi f
OUTPUT: (tk, yk), k=1,2,..., n
Langkah-langkah:
 Hitung h=(b-t0)/n
FOR k=1,2,3,..,n
tk=tk-1+h
yk=yk-1+h*f(tk-1, yk-1)
 Selesai

Penerapan dalam MATLAB,

% ALGORITMA EULER
function [t,y]=pdbeuler(f,n,a,b,y0)
h=(b-a)/n;
t=[a];
y=[y0];
for k=2:n+1
t=[t; a+(k-1)*h];
y=[y; y(k-1)+h*f(t(k-1),y(k-1))];
end

Simpan file di atas dengan nama pdbeuler.m

Contoh:
Misalkan kita menghitung hampiran penyelesaian masalah nilai awal

pada interval [0,3]dengan (0) = 1

=
2
Dengan menggunakan fungsi yang telah dibuat di atas, dengan cara:
>> f=inline('(t-y)/2')
f=
Inline function:
f(t,y) = (t-y)/2
>> [t1,y1]=pdbeuler(f,10,0,3,1);
>> ye1=3*exp(-t1/2)-2+t1;
>> [t2,y2]=pdbeuler(f,20,0,3,1);
>> ye2=3*exp(-t2/2)-2+t2;
>> [t3,y3]=pdbeuler(f,50,0,3,1);
>> ye3=3*exp(-t3/2)-2+t3;
>> plot(t1,y1,'o',t2,y2,'+',t3,y3,'*')

1.7

1.6

1.5

1.4

1.3

1.2

1.1

0.9

0.8

0.7
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3

Metode Runge Kutta Orde dua (RK2)


Metode Runge-Kutta orde dua sering juga disebut dengan metode Heun. Berikut
ini adalah algoritma metode Heun.
Algoritma (Metode Heun)
Menghitung hampirran penyelesaian nilai awal = ( , )
dengan ( ) = pada [ , ]
Input: , , , dan fungsi
Output: ( , ), =1, 2, …
Langkah-langkah:
Hitung =( − )/
For = 1:
Hitung = +
Hitung = ( , ),
Hitung = ( , + ∗ )

Hitung = + ( + )

Selesai

Pada metode ini dihitung dengan menggunakan langkah-langkah sebagai


berikut:
= ( , )
= ( + , + )
( + )
= +
2
Contoh:
Gunakan metode Heung untuk menyelesaikan masalah nilai awal

= [0,3] (0) = 1
2
Dengan menggunakan lebar langkah = 1, , ,

Penyelesaian:
Rumus iterasi Heun untuk hampiran solusi PD tersebut adalah
( − )
− − −
= + + 2
2 2 2

Dengan = 0, = 1. Penyelesaian eksak masalah nilai awal di atas adalah

+ − 2.
KODE MATLAB:

clc;
clear all;
h1=1;
h2=1/2;
h3=1/4;
h4=1/8;
tn=3;
t0=0;
y0=1;
yh1=[t0,y0];
yh2=yh1;
yh3=yh1;
yh4=yh1;
for k=1:tn/h1, %perhitungan untuk h1
t=t0+h1;
y=y0+h1/2+((t0-y0)+(t-y0-h2+(t0-y0)/2)/2);
t0=t; yh1=[yh1; t y]; y0=y;
end
yh1
for k=1:tn/h2, %perhitungan untuk h2
t=t0+h2;
y=y0+h2/2+((t0-y0)+(t-y0-h2+(t0-y0)/2)/2);
t0=t; yh2=[yh2; t y]; y0=y;
end
yh2
for k=1:tn/h3, %perhitungan untuk h3
t=t0+h3;
y=y0+h3/2+((t0-y0)+(t-y0-h3+(t0-y0)/2)/2);
t0=t; yh3=[yh3; t y]; y0=y;
end
yh3
for k=1:tn/h4, %perhitungan untuk h4
t=t0+h4;
y=y0+h4/2+((t0-y0)/+(t-y0-h4+(t0-y0)/2)/2);
t0=t; yh4=[yh4; t y]; y0=y;
end
yh4
Tugas
Carilah hampiran penyelesaian persamaan differensial berikut ini dengan
menggunakan algoritma Euler dan Metode Heun.

1. ′
= , dengan y(0) = 0

2. ′
=1+ dengan y(0) = 0

3. ′
=− dengan (0) = 1

Selain menggunakan algoritma Euler dan algoritma Heun, kita juga dapat
memanfaatkan fungsi di command window, “dsolve”.

Sintaks:

dsolve(‘equation’,’x’) %x merupakan variabel bebas.


dsolve(‘equation’,’nilai_awal’,’x’).
dsolve(‘equation’,’nilai_awal1’, ’nilai_awal2’... ’nilai_awaln’,’x’).

Dengan menggunakan dsolve tentukan solusi umum dari

a. ′
= , dengan y(0) = 0

b. ′
= 1+ dengan y(0) = 0

c. ′
=− dengan (0) = 1

Penggunaan dsolve:

>> syms t y y(t)


>> [y1]=dsolve(diff(y)==(t-y)/2,y(0)==1)
y1 =
t + 3*exp(-t/2) – 2
>> [y2]=dsolve(diff(y)==1+y^2,y(0)==0,'t')
y2 =
tan(t)
>> [y3]=dsolve(diff(y)==-y^2/(1+y),y(0)==1)
y3 =
exp(- t - 1)*exp(wrightOmega(t + 1))

Matlab mempunyai beberapa function untuk menghitung penyelesaian numerik


bagi permasalahan nilai awal untuk PD. Fungsi-fungsi tersebut adalah ode23,
ode45, ode113, ode15s dan ode23s. sintaks umum dari solver di atas
[ ]= ( , , 0)
Fun merupakan string yang berisi nama dari ODE M-file yang menggambarkan
persamaan diferensial, tspan perupakan integral pengintegralan dan y0 adalah
vektor untuk nilai-nilai awal. Jika tspan mempunyai elemen lebih dari dua, maka
pemecahan akan menghitung kembali nilai titik-titik tersebut. Output parameter t
dan y adalah vektor-vektor titik evaluasi nilai perhitungan dari y pada titik-titik
tersebut.

Contoh:

Carilah penyelesaian numeric dari = −2 dengan kondisi awal (0) = 1


dengan = 0, 0.25, 0.5, 0.75, 1.

Penyelesaian:

Akan digunakan function ode23 dan ode45

function dy=eq1(t,y)
dy=-2*t.*y(1).^2; %y'=-2ty^2
Simpan dengan nama eq1.m

Selanjutnya, dengan mengetikkan sintak berikut.

Clc
clear all
format long
tspan=[0 .25 .5 .75 1];
y0=1
[t1 y1]=ode23('eq1',tspan,y0);
[t2 y2]=ode45('eq1',tspan,y0);
[t1 y1 y2]

Simpan dan jalankan maka hasilnya seperti berikut ini

0 1.000000000000000 1.000000000000000
0.250000000000000 0.941182215257514 0.941176467656496
0.500000000000000 0.800022805971222 0.799999996783799
0.750000000000000 0.640017884104867 0.639999987757363
1.000000000000000 0.499996585223659 0.500000004711942

2. PERSAMAAN DIFERENSIAL TINGKAT YANG LEBIH TINGGI


Persamaan diferensial tingkat tinggi dapat direduksi menjadi persamaan
diferensial tingkat Satu dan diselesaikan dengan salah satu teknik yang sudah
dijelaskan sebelumnya.
Contoh:
Selesaikanlah persamaan diferensial
−2 +2 = sin( )
Dengan 0 ≤ ≤ 1; (0) = −0.4; dan (0) = −0.6.
Penyelesaian:
Dengan ( ) = ( ) dan ( )= ( ). Persamaan diferensial di atas dapat
diubah ke dalam system persamaan diferensial
( )
= ( )= ( , , )

( )
= sin( ) − 2 ( )+2 ( )= ( , , )

Dengan syarat awal (0) = −0.4, (0) = −0.6. selanjutnya kita selesaikan
persamaan diferensial ini dengan menggunakan metode Runge-Kutta Orde dua.
Kode Matlab:

function yp=pd2(t,y)
yp=[y(2);exp(2*t)-2*y(1)+2*y(2)];

Simpan dengan nama pd2.m. Selanjutnya, untuk file ke dua ketikkan kode matlab
beikut dalam M-File,

clc
clear all
format long
tspan=[0 3];
y0=[-0.4 -0.6];
[t1 y1]=ode23('pd2',tspan,y0)

Simpan dan jalankan. Maka hasilnya seperti berikut


ans =
1.0e+002 *

0 -0.004000000000000 -0.006000000000000
0.000533333333333 -0.004310340445106 -0.005614436634718
0.001592604939803 -0.004847027902894 -0.004402421890258
0.002573212090234 -0.005197816997340 -0.002625962743380
0.003250841713686 -0.005321202530907 -0.000944400205033
0.003752277517809 -0.005331428721129 0.000580499774471
0.004253713321931 -0.005258553298970 0.002375176610798
⋮ ⋮ ⋮

0.030000000000000 2.175774586479868 4.359260539090781


PRAKTIKUM II
VISUALISASI SOLUSI PERSAMAAN DIFFERENSIAL

Tujuan: Menggambar Solusi model Matematika


1. Dalam satu gambar, plot solusi dari persamaan differensial ′
= + , dengan
nilai awal (0) = −2, −1, 0, 1, 2 dengan interval 0 ≤ ≤ 2.
Solusi umum dai pesamaan differensial ini adalah ( ) = − − 1. Dengan
menggunakan nilai awal (0) = − 1, sehingga = (0) + 1, untuk memplot
solusi persamaan differensial di atas dengan fungsi ( ) = − − 1 dan nilai
awal = (0) + 1, dilakukan seperti langkah-langkah berikut ini.
Tahap 1. Memplot satu-satu
1. Memplot ( ) = − − 1 dengan (0) = −2
>> clear all
>> t = 0:0.05:2;
>> C = -2+1;
>> plot(t,C*exp(t)-t-1,'-')
2. Memplot ( ) = − − 1 dengan (0) = −1
>> clear all
>> t = 0:0.05:2;
>> C = -1+1;
>> plot(t,C*exp(t)-t-1,'*')

3. Memplot ( ) = − − 1 dengan (0) = 0


>> clear all
>> t = 0:0.05:2;
>> C = 0+1;
>> plot(t,C*exp(t)-t-1,'--')

4. Memplot ( ) = − − 1 dengan (0) = 1


>> clear all
>> t = 0:0.05:2;
>> C = 1+1;
>> plot(t,C*exp(t)-t-1,':')

5. Memplot ( ) = − − 1 dengan (0) = 2


>> clear all
>> t = 0:0.05:2;
>> C = 2+1;
>> plot(t,C*exp(t)-t-1,'.')

Tahap 2: Memplot dalam satu gambar


Untuk memplot dalan satu gambar sebaiknya dikerjakan dalam M-FILE, berikut
ini adalah kode programnya:
clc;
clear all;
t = 0:0.05:2;
C = -2+1;
plot(t,C*exp(t)-t-1,'-')
hold on
C = -1+1;
plot(t,C*exp(t)-t-1,'-.')
C = 0+1; plot(t,C*exp(t)-t-1,'--')
C = 1+1; plot(t,C*exp(t)-t-1,'.')
C = 2+1; plot(t,C*exp(t)-t-1,':')
grid on
xlabel('t')
ylabel('y')
title('Solutions to y''=y+t.')
legend('y(0) = -2','y(0) = -1','y(0) = 0','y(0) = 1','y(0) = 2')
shg, hold off
karena nilai nilai (0) = −2, −1, 0, 1, 2, kita dapat menyederhanakan program di
atas,
t = 0:0.05:2;
Y = [];
for k = -2:2
C = k+1;
Y = [Y;C*exp(t)-t-1];
end
plot(t,Y)
grid on
xlabel('t');
ylabel('y')
title('Solutions to y''=y+t.')
PERTEMUAN III
PENGANTAR DFIELD8
Tujuan Praktikum: Memahami medan arah dan menggunakan dfield8.m untuk
menyelesaikan berbagai kasus.
DFIELD8 merupakan suatu script MATLAB yang dibuat khusus untuk
menyelesaikan persamaan diferensial orde I, silahkan di download scriptnya dan
simpan di MATLAB. Setelah filenya di download selanjutnya jalankan seperti
dengan cara menulis
>> clear all
>> dfield8
Selanjutnya akan muncul gambar berikut ini.

Dari gambar di atas, persamaan diferensial yang di input dalam box ′


= − ,
variabel independenyA adalah t, dimana nilai t berada pada interval −2 ≤ ≤ 10,
dan x pada interval −4 ≤ ≤ 4, klik pada button procced maka akan muncul
gambar seperti berikut ini.
x ' = x2 - t

0
x

-1

-2

-3

-4

-2 0 2 4 6 8 10
t

Setelah muncul gambar, selanjutnya pada menu option pilih keyword input,

Isikan 0 pada the initial value of t, dan 1 untuk initial value of x. Klik compute,
maka akan menghasilkan.
x ' = x2 - t

0
x

-1

-2

-3

-4

-2 0 2 4 6 8 10
t

Maka gambar di atas merupakan solusi dari persamaan diferensial x’=x2-t dengan
nilai awal x(0)=1. Seperti pada bagian sebelumnya, bahwa suatu persamaan
disferensial dapat diselesaikan dengan menggunakan algoritma Euler atau
menggunakan dsolve.
Contoh 1.
Diberikan tegangan y pada kapasitor sirkuit RC yang dimodelkan dengan
persamaan diferensial
’+ = 3+ ,
dengan x adalah variable bebas yang dinyatakan dalam waktu. Dengan
mengguakan dfield8, plot tegangan pada interval 0 ≤ ≤ 20, dengan
mengasumsikan bahwa nilai awal y(0)=1.
Jalankan ulang dfield8. Atau tuliskan pada prompt matlab dfield8, maka akan
muncul gambar berikut ini,
Isikan pada the differensial equation y’=3+cos(x)-y, kemudian klik procced.
Masukkan 0 ke box the manimum value of x dan 20 ke box the maximum value
of x 20, untuk nilai maximum dan minimum y tetap yaitu -4 dan 4, maka Hasilnya
seperti gambar berikut ini

Selanjutnya, untuk nilai awal yang diberikan yaitu y(0)=1, klik option, dan pilih
keyboard input

Dengan mengisikan initial value of x dengan nol dan initial value of y dengan 1,
klik compute maka akan menghasilkan gambar berikut ini.
Tugas
1. Dengan menggunakan dfield8, gambarlah solusi dari PD
= , (0) = 1
Atur display window dengan sehingga −2 ≤ ≤ 3 dan −4 ≤ ≤4
2. Sketsa gambar dari PD

= −

Dengan nilai awal (2) = 0, (3) = 0 dan (4) = 0, tentukan apakan solusi
kurva saling berpotongan atau tidak dengan −2 ≤ ≤ 10 dan −4 ≤ ≤ 4,
PRAKTIKUM IV
TEORI MATRIKS DAN PPLANE8
Tujuan: Menyelesaikan system persamaan differensial dalam bentuk matriks

Materi:
A. MATRIKS
Metode matriks merupakan salah satu metode untuk menyelesaikan persamaan
differensial linear terkhusus pada pada persamaan differensial linear koefisien
konstant. Misalkan diberikan persamaan differensial linear homogen dengan dua
persamaan orde satu koefisien konstan.

= +

= +

Dimana , , , adalah koefisien konstanta. Persamaan ini dapat dinyatakan


dalam bentuk matriks

Atau dalam bentuk

Dimana

= dan =

Solusi dari system persamaan differensial di atas dinyatakan dalam bentuk


eksponensial
( )
=
( )
Atau equivalent dengan
=

Dengan = . Dengan mensubstitusikan solusi persamaan differensial ke

persamaan differensial awal maka diperoleh


− 0
− = .
0
Atau
( − ) =0
Dari aljabar linear diketahui bahwa terdapat solusi nontrivial untuk system
persamaa linear homogeny jika dn hanya jika determinan matriks koefisiennya
sama dengan nol. Yaitu,
| − |=0
Dengan mencari determinan dari persamaan ini, diperoleh
( + )± ( + ) − 4( − )
, =
2
Jika akar-akarnya (nilai eigen) berbeda maka diperoleh nilai non trivial
bersesuaian dengan masing-masing nilai eigen yang harus ditentukan. Dengan
menggunakan nilai eigen dan vector eigen maka penyelesaian dari persamaan
differensial adalah

( )
=
( )

Dimana c adalah konstanta sebarang.


contoh:
diberikan persamaan differensial seperti berikut:

=2 +3

=1 +4

Dengan nilai awal (0) = 1 dan (0) = −3

 2 3  1 
A    , X (0)    adalah nilai awal.
1 4   3

Cara penyelesaian dengan MATLAB sbb (diselesaikan dengan


menyelesaikan Soal 1).
Step 1. Tuliskan pada command window

A = [1 2;3 4]

Tampak pada layar MATLAB

A=

1 2

3 4

Step 2. Tuliskan pada command window vektor nilai awal

>> X0 = [1 ; -3];

Jika ingin menampilkan hasil adalah

>> X0

Tampak pada layar adalah

X0 =

-3

Step 3. Carilah nilai akar karakteristik

>> lam=eig(A)

lam =

-0.3723

5.3723

Step 4. Carilah vektor karakteristik yang terkait dengan nilai akar karakteristik
yang pertama
Catatan : eye(2) : adalah perintah pada MATLAB untuk membuat matriks
1 0
identitas  
0 1

Step 4a. Carilah terlebih dahulu matrik yang dibentuk , sebut sebagai :

A1  A  1 I . Yaitu

>> A1=A-lam(1)*eye(2)

Tampak pada layar MATLAB

A1 =

1.3723 2.0000

3.0000 4.3723

Step 4b. Vektor karakteristik untuk 1 (sebut v ) dicari dengan perintah

>>v=null(A1)

Tampak pada layar MATLAB

v=

-0.8246

0.5658

Step 4c. Carilah terlebih dahulu matrik yang dibentuk untuk  2 , sebut
sebagai :

A2  A   2 I . Yaitu

>> A2=A-lam(2)*eye(2)

Tampak pada layar MATLAB

A2 =
-4.3723 2.0000

3.0000 -1.3723

Step4d. Vektor karakteristik untuk  2 (sebut w ) dicari dengan perintah

>>w=null(A2)

Tampak pada layar MATLAB

w=

0.4160

0.9094

 
Step 5. Cari koefisien yaitu dengan menyusun matriks c  v w

Yaitu

>> c=[v w]

Tampak pada layar MATLAB

c=

-0.8246 0.4160

0.5658 0.9094

Jadi  dapat dicari dengan perintah

>> alpha=inv(A)*X0

Tampak pada layar MATLAB adalah

alpha =

-2.1897

-1.9366
Jika ditulis atas elemen-elemennya maka penyelesaian pada
persamaan (1) dapat ditulis sebagai

 
X  1e1t v  2e2t w . (2)

 x v  w 
    1e1t  1    2e2 t  1  .
 y  v2   w2 

Jadi

x(t )  1e1t v1   2e2 t w1. (3.a)


y (t )  1e1t v2   2e2 t w2 .
(3.b)

Step 6. Menggambar grafik (x(t),y(t))

Pada MATLAB, x(t) dan y(t) harus didefinisikan terlebih dahulu. Hal ini
dapat ditulis sebagai

>> xt=alpha(1)*exp(lam(1)*t)*v(1) +
alpha(2)*exp(lam(2)*t)*w(1)

>> yt=alpha(1)*exp(lam(1)*t)*v(2) +
alpha(2)*exp(lam(2)*t)*w(2)

Menggambar grafik harus didefinisikan terlebih dahulu domain t.


Misal dipilih t  0 ,1 yang didiskritkan menjadi 100 titik. Pada MATLAB
ditulis

>> t=linspace(0,1,100)

Kemudian untuk menggambar grafik (t,x(t)) dan (t,y(t)) secara bersama-


sama pada MATLAB ditulis sebagai

>> plot(t,xt,'o',t,yt,'.-')

TUGAS :
1. Gunakan tahapan di atas untuk mencari penyelesaian dari
dX
persamaan diferensial  CX dengan
dt

 10  2.7    10  2.7 
a. C    b. C   
 4.32 1.6   4.32 1.6 

 1 2   2  2
c. C    d. C   
 4.76 1.5   4 1 

1
Nilai awal untuk keempat soal di atas X 0    .
 2

1. Selidiki dengan menggambarkan grafik x(t), y(t) spt di atas.


2. Gambarkan pula grafik fasenya dengan pplane7 yang masing-masing
koefisien matriks ditunjukkan oleh soal di atas.
3. Apa yang dapat anda katakan tentang hasil kedua grafik pada no.2 dan
no.3

B. PPLANE8
PPLANE8 merupakan suatu program yang digunakan khusus untuk
menggambar system persamaan differensial orde satu dengan lebih dari
satu system persamaan differensial.
File PPLANE bisa di download di internet. Setelah download, selanjutnya
simpan di directory MATLAB. Selanjutnya, ketik di command window
pplane8. Maka akan muncul gambar seperti berikut,
The differential equation, terdapat dua textbox yang harus diisi dengan
persamaan differensial, pada bagian display window terdapat empat
bagian text box, yang berisi tentang nilai minimum dan maximum dari x
dan y, sedangkan the direction field, berkenaan dengan arah medan vektor,
dengan memilih salah satu type button.
Contoh:
Tinjau system persamaan differensial

= −2

=3 −4

Dengan menggunakan pplane8. Ketikkan


clear all; clc;
pplane8;
maka akan muncul gambar berikut ini,

Selnjutnya, isikan pada the differensial equations dengan persamaan yang


diberikan pada soal di atas, seperti gambar berikut,

Klik procced, dan hasilnya adalah


x '=x -2y
y '=3x -4y

-1

y
-2

-3

-4

-2 -1 0 1 2 3 4
x

Selanjutnya pada menu solution pilih find an equilibrium point, dan klik
pada gambar, maka akan muncul nilai Jacobian dan nilai eigen dan vektor
eigen seperti gambar berikut,

Pilih Go away. Selanjutnya, klik berulang kali pada gambar solusi PD,
seperti berikut ini,
x '=x -2y
y '=3x -4y

-1
y

-2

-3

-4

-2 -1 0 1 2 3 4
x

Gambar ini menyatakan solusi dari system persamaan differensial yang


diberikan.
Tugas:
Pertimbangkan system dinamik liner berikut,

1. =−

= −2

2. =2

=
PRAKTIKUM V
SISTEM PEGAS

Tujuan: Menyelesaikan Sistem Massa Pegas


Materi:
Sistem massa pegas:

k
m

Gambar 2.1 sistem massa pegas


Untuk menentuka gaya yang bekerja pada pegas seperti pada gambar 2.1,
diasumsikan bahwa massa hanya bergerak satu arah yaitu secara horisontal,
sebutlah arah x. Selanjutnya kita akan menggunakan hukum Newton II untuk
mengetahui pergerakan pegas. Adapun persamaan hukum Newton II tentang
gerakan suatu titik massa diberikan pada rumus berikut

= ( ∗ ) (1)

Dimana adalah jumlah vektor semua gaya yang digunakan untuk titik massa
yang mempunyai massa m. Jika diasumsikan bawa massa m adalah konstant,
maka

= = ∗ (2)

Dengan adalah vektor percepatan massa.

= = (3)

Sedangkan jika diasumsikan bahwa tidak ada gaya luar yang bekerja, gaya yang
bekerja pada massa m hanya gaya pegas. Gay pegas ini hanya bergantung pada
elastisitas pegas yang dinyatakan secara linear oleh posisi massa terhadap posisi
setimbang. Hal ini ini dapat didekati secara linear dengan hukum Hooke yaitu,
=− (4)
Dengan k adalah konstanta pegas dan x adalah posisi massa terhadap posisi
setimbang. Berdasarkan hukum newton dan hukum Hooke, kita mendapatkan
hubungan yaitu
+ =0 (4)

Persamaan (4) dapat dituliskan dengan


′′
+ =0 (5)
Contoh: jika diketahui sistem persamaan suatu pegas yaitu
′′
+ =0
Dengan nilai awal (0) = 0.002 dan ’(0) = 0 serta diketahui bahwa berat beban
yang dikaitkan pada pegas sebesar 1 kg dengan konstanta 1 N/m.
Solusi analitik:
Misalkan x’=v, maka persamaan menjadi
’+ =0
Jadi ’ = (− / ) ∗
Untuk memudahkan perhitungan kita memisalkan bahwa
= (1), ′
= = (2)
Sehingga kita memperoleh bahwa y’(1)=y(2). Dengan mensubstitusikan
persamaan ini ke persamaan awal diperoleh

(2)′ = − ∗ (1)

Jadi persamaannya merupakan persamaan differensial orde satu.


Code Matlab:
Akan dibuat dua script M-File, yang pertama kita membuat fungsi dari persamaan
sistem pegas dan yang kedua nilai awal dam plotting dari hasil yang diperoleh.
Silahkan ketikkan script berikut ini dalam M-File,
function yp=pegas(t,y)
m=100; % berat beban dalam kg
k=1; %konstanta pegas
yp=[y(2);(-m/k)*y(1)]; %pesramaan sistem pegas

simpan dengan nama pegas.m. selanjtunya, ketikkan script berikut ini dan simpan
dengan nama solusi_spegas.m
clc;
clear all;
tspan=[0 4];
y0=[0.02;0];
[t1,y1]=ode45('pegas',tspan,y0);
set(plot(t1,y1(:,1),'color','red'));
hold on;
PERTEMUAN VI
PENDULUM

Tujuan: Mahasiswa dapat memahami gerak pendulum (motion) berdasarkan


model yang diberikan.

Materi:
Dengan menggunakan pplane8, kita akan melakukan analisis bidang fase untuk
mengilustrasikan pergerakan pendulum. Persamaan differensial untuk pergerakan
(motion) pendulum adalah

=− sin( ) −

Dimana adalah pergerakan sudut pendulum secara vertical. L adalah panjang


pendulum, g percepatan gravitasi dan c adalah konstanta damping. Jika kita
memilih suatu ukuran terhadap waktu, katakanlah s= / , maka persamaan
menjadi,

= − sin( ) −

Dimana

Disebut sabagai dumping konstan. Selanjutnya kita akan menuliskan sebagai


dalam system orde satu. Dengan memisalkan bahwa

= dan =
Maka diperoleh

= =

= = − sin( ) − = − sin( ) −

Atau
=
= sin( ) −
Dari persamaan ini, selanjutnya, kita menggunakan pplane8 untuk mengetahui
pergerakan pendulum.
Pada command window, ketikkan pplane8 pada command window seperti berikut
ini
>> pplane8
Maka akan muncul gambar berikut

Selnjutnya, dan
Isikan persamaan untuk ’ = dan = sin( ) − , seperti gambar berikut ini,

Klik procced, maka hasilnya seperti gambar berikut ini,


x ' = y a = 0
y ' = s in ( x ) - a y

0
y

-1

-2

-3

-4

-10 -8 -6 -4 -2 0 2 4 6 8 10
x
Nilai a=0 selanjutnya akan berubah menjadi bilangan bulat positif, perhatikan
bidan phase pendulum. Selanjutnya, memasukkan nilai awal, dengan cara option-
mark initial point dan solution-keyboard input, maka akan muncul gambar
berikut,

Input x(0)=2 dan y(0)=0 dan klik compute.


Maka hasilnya adalah
x '=y a=0
y ' = sin(x) - a y

0
y

-1

-2

-3

-4

-10 -8 -6 -4 -2 0 2 4 6 8 10
x
PERTEMUAN VII
MODEL PERTUMBUHAN SATU POPULASI

Tujuan: mahasiswa dapat memahami laju perumbuhan populasi

Materi:
1. Laju pertumbuhan Eksponensial

Dari definisi laju pertumbuhan yaitu


∆ ( +∆ )− ( )
( )= =
( )∆ ( )∆
( ) secara umum bergantung pada waktu. Laju kelahiran, kematian,
pertumbuhan diukut dalam interval waktu tertentu. Dengan memeprtimbangkan
waktu yang cukup kecil maka kita dapat menggunakan konsep limit untuk
persamaan di atas,

( +∆ )− ( ) 1
( ) = lim =
∆ → ( )∆
Atau

= ( )

Dengan mengasumsikan bahwa R(t) constant yaitu = ( ), maka ukuran


populasi pada waktu t dinyatakan oleh solusi dari persamaan differensial orde satu
koefisien constant,

Dengan memenuhi syarat awal ( ) = , maka solusi persamaannya adalah


( )= ( )

Contoh:
Pertimabangkan laju pertumbuhan suatu populasi yang mengikuti model di atas,
dengan = 0.4 dengan berbagai nilai awal (0) = 1, 5, 20 40.

Penyelesaian,
Dengan menggunakan dfiled8, kita akan mempertimbangkan laju perumbuhan di
atas,
Ketikkan pada command window dfield8,
>>dfiled8
Selanjtunya akan muncul gambar berikut,

Masukkan pada persamaan x’=r*x dan pada parameter r=0.4 seperti bambar
berikut ini,

Klik proceed.

Selanjutnya, input nilai awal dengan cara klik solution-keyboard input, masukkan
nilai awal t=0,x=1,t=0,=5…t=0,x=40. Hasilnya seperti beriokut ini.
2. Laju Pertumbuhan Pemanenan Constant
Dengan anggapan bahwa populasi yang ditinjau bernilai ekonomi, sebagai
contoh populasi ikan, diasumsikan bahwa populasi di panen dengan laju
pemanenan konstan, yaitu laju tangkapan constant setiap waktu. Sengan
asumsi ini maka laju perubahan satu populasi menjadi,

= −

H menyatakan laju pemanenan constant yang diasumsikan bernilai positif,


Solusi dari persamaan ini dengan nilai awal (0) = adalah

( )= − + ,

Contoh:
Pertimbangkan laju pertumbuhan berdasarkan model di atas, dengan
= 0.05 dan = 4 dan = 50, 75, 80 dan 85.
Dengan menggunakan Matlab, dfield8 yaitu,

Klik proceed, hasilnya adalah,


Model di atas adalah model pertumbuhan populasi dengan pemanenan
konstant.

Anda mungkin juga menyukai