KEDOKTERAN
( INFORMED CONSENT )
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan ridhoNya
Panduan Pelayanan “Persetujuan Tindakan Kedokteran ( Informed Consent)” di
Rumah Sakit Islam Garam Kalianget dapat dibuat. Panduan ini akan dijadikan
panduan dalam segenap Struktural maupun pegawai RS Islam Garam Kalianget
dalam memberikan pelayanan yang aman dan bermutu pada pasien.
Pada kesempatan ini kami ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak
yang terlibat dalam penyusunan Panduan Pedoman Pelayanan “Persetujuan
Tindakan Kedokteran ( Informed Consent)” di Rumah Sakit Islam Garam Kalianget ,
sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit Islam Garam
Kalianget.
Kalianget, 2017
Direktur Utama,
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu dasar moral dari adanya suatu persetujuan tindakan
kedokteran adalah menghormati martabat manusia (respect for person), yang
mana setiap individu (pasien) harus diperlakukan sebagai manusia yang
memiliki otonomi (hak untuk menentukan nasib sendiri). Pasien sendiri-lah
yang berhak menentukan apa yang boleh dilakukan terhadap dirinya.
Seperti diketahui bersama bahwa tindakan kedokteran dapat berupa
preventif, diagnostik, terapeutik dan rehabilitatif. Persetujuan tindakan
kedokteran telah diatur dalam UU No. 29 tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran pada Pasal 45 ayat (1) sampai dengan ayat (6) dan dalam Permekes
No. 290/Menkes/ Per/III/2008 tentang persetujuan tindakan kedokteran.
Dengan adanya UU dan Permenkes yang mengatur tentang Persetujuan
tindakan kedokteran, maka setiap tenaga medik wajib melaksanakannya.
Tentu saja, persetujuan yang diberikan oleh pasien terjadi setelah pasien
mendapatkan penjelasan yang diperlukan tentang perlunya tindakan
kedokteran tersebut. Persetujuan yang diberikan pasien dapat secara tertulis
maupun tidak tertulis. Persetujuan tidak tertulis dapat diberikan dalam
bentuk ucapan setuju atau bentuk gerakan menganggukkan kepala yang
dapat diartikan sebagai ucapan setuju. Namun apabila persetujuan lisan yang
diberikan dianggap meragukan maka dapat dimintakan persetujuan secara
tertulis.
Tindakan kedokteran yang dilakukan oleh dokter atau dokter gigi untuk
meningkatkan atau memulihkan kesehatan seseorang (pasien) hanya
merupakan suatu upaya yang tidak wajib diterima oleh seorang (pasien) yang
bersangkutan. Karena sesungguhnya dalam pelayanan kedokteran, tidak
seorangpun yang dapat memastikan keadaan hasil akhir dari
diselenggarakannya pelayanan kedokteran tersebut (uncertainty result), dan
karena itu tidak etis jika sifatnya jika penerimaannya dipaksakan. Jika
seseorang karena satu dan lain hal, tidak dapat atau tidak bersedia menerima
tindakan kedokteran yang ditawarkan, maka sepanjang penolakan tersebut
tidak membahayakan orang lain, harus dihormati.
Hasil dari tindakan kedokteran akan lebih berdaya guna dan berhasil guna
apabila terjalin kerjasama yang baik antara dokter dan pasien sehingga dapat
saling mengisi dan melengkapi. Dalam rangka menjalin kerjasama yang baik
ini perlu diadakan ketentuan yang mengatur tentang perjanjian antara dokter
atau dokter gigi dengan pasien. Pasien menyetujui (consent) atau menolak,
adalah merupakan hak pribadinya yang tidak boleh dilanggar, setelah
mendapat informasi dari dokter atau dokter gigi terhadap hal-hal yang akan
3
dilakukan oleh dokter atau dokter gigi sehubungan dengan pelayanan
kedokteran yang diberikan kepadanya.
Informed Consent terdiri dari kata informed yang berarti telah
mendapatkan informasi dan consent berarti persetujuan (ijin). Yang dimaksud
dengan Informed Consent dalam profesi kedokteran adalah pernyataan setuju
(consent) atau ijin dari seseorang (pasien) yang diberikan secara bebas,
rasional, tanpa paksaan (voluntary) terhadap tindakan kedokteran yang akan
dilakukan terhadapnya sesudah mendapatkan informasi yang cukup tentang
kedokteran yang dimaksud.
Untuk mengatur keserasian, keharmonisan, dan ketertiban hubungan
dokter atau dokter gigi dengan pasien melalui informed consent harus ada
Panduan sebagai acuan bagi seluruh personil rumah sakit.
B. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Panduan ini bertujuan agar dijadikan acuan bagi seluruh dokter, dokter gigi
dan seluruh tenaga kesehatan Rumah Sakit Islam Garam Kalianget dalam
melaksanakan ketentuan tentang persetujuan tindakan kedokteran..
b. Tujuan Khusus
1. Menghargai hak pasien dan keluarganya dalam segala tindakan
kedokteran yang akan dilakukan.
2. Melaksanakan persetujuan tindakan kedokteran sesuai dengan undang-
udang, budaya dan adat-istiadat yang berlaku.
3. Sebagai dasar dalam pendokumentasian persetujuan tindakan
kedokteran.
4
BAB II
DEFINISI
5
BAB III
RUANG LINGKUP
6
BAB IV
TATA LAKSANA
7
1) Suami/ Istri
2) Ayah/ Ibu Kandung
3) Anak- anak Kandung
4) Saudara – saudara Kandung
8
3. Indikasi atau keadaan klinis pasien yang membutuhkan dilakukannya
tindakan kedokteran.
4. Prognosis apabila dilakukan tindakan dan apabia tidak dilakukan
tindakan
9
BAB V
DOKUMENTASI
10
BAB VI
PENUTUP
Kalianget , 2017
Direktur
11