Anda di halaman 1dari 36

PANDUAN KOMUNIKASI EFEKTIF

RUMAH SAKIT ISLAM GARAM KALIANGET

RUMAH SAKIT ISLAM GARAM KALIANGET


TAHUN 2016-2017
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................2
BAB I..................................................................................................................3
PENDAHULUAN..................................................................................................3
BAB II.................................................................................................................5
DEFINISI.............................................................................................................5
BAB III................................................................................................................7
RUANG LINGKUP................................................................................................7
BAB IV..............................................................................................................11
TATA LAKSANA.................................................................................................11
BAB V...............................................................................................................29
DOKUMENTASI.................................................................................................29
BAB VI..............................................................................................................30
PENUTUP..........................................................................................................30
LAMPIRAN........................................................................................................31

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan


ridhoNya panduan komunikasi efektif Rumah Sakit Islam Garam Kalianget
dapat dibuat. Panduan ini akan dijadikan panduan dalam segenap Struktural
maupun pegawai RS Islam Garam Kalianget dalam memberikan pelayanan yang
aman dan bermutu pada pasien.
Pada kesempatan ini kami ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak
yang terlibat dalam penyusunan Panduan komunikasi efektif di Rumah Sakit
Islam Garam Kalianget , sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan Rumah
Sakit Islam Garam Kalianget.
Pedoman ini akan terus mengalami perbaikan kedepan seiring dengan
peningkatan pengetahuan Rumah Sakit terhadap kesehatan yang ada, sehingga
kedepan masih perlu adanya perbaikan.
Akhirnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
panduan ini, kami sampaikan terima kasih dan penghargaan yang tinggi.
Semoga amal kebaikan diterima oleh Allah SWT.

Kalianget,……….. 2017
Kepala Unit …………………………..

………………………………………………
NIK.

3
BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Komunikasi adalah berbagai informasi antar individu. Sebagai proses
dinamis, komunikasi merupakan proses resiprokal (timbal balik), mempengaruhi
setiap orang didalam hubungan tersebut. Proses komunikasi dipengaruhi oleh
informasi yang akan dibagikan dan struktur hubungan. Dalam asuhan
kesehatan, kerangka teoritis menyediakan dasar bagi pemahaman komunikasi
pemberi layanan kesehatan dengan pasien serta keluarganya. Model
kepercayaan kesehatan bermanfaat untuk memahami mengapa pasien
mengadopsi atau mengubah perilaku kesehatannya. Komunikasi dipengaruhi
oleh persepsi dan penilaian yang dibuat baik oleh pasien maupun tenaga
pemberi layanan . petugas pemberi layanan kesehatan menggunakan empati,
kongruensi dan sikap positif atau rasa hormat untuk mencapai hubungan
terapeutik dengan pasien.
Ada 5 (lima) faktor yang berperan dalam berkomunikasi, yaitu :
1. Komunikator (pembawa berita) tempat berasalnya sumber pengertian yang
dikomunikasikan
2. Message (pesan) berita yang disampaikan oleh komunikator melalui
lambang- lambang, pembicaraan, gerakan dan sebagainya
3. Channel (saluran) sarana tempat berlakunya lambang- lambang yang
meliputi : pendengaran, penglihatan, penciuman, rabaan
4. Komunikan adalah objek sasaran dari kegiatan komunikasi
5. Read Back yaitu umpan balik dalam rangka proses berlangsungnya
komunikasi.
Program komunikasi efektif yang dimaksudkan yaitu Semua petugas di
Rawat Inap, petugas Instalasi Gawat Darurat, petugas Instalasi Rawat Jalan dan
petugas yang akan menjalankan suatu prosedur harus melakukan komunikasi
dengan benar saat memberikan pelayanan kepada pasien dan tidak terjadi
kesalahan.
Pengurangan kesalahan dalam melakukan teknik komunikasi efektif
melalui telepon di Rumah Sakit Islam garam kalianget dengan melakukan sistem
pelaporan teknik SBAR (Situation, Background, Assesment, Recommendation).
Melakukan verifikasi terhadap akurasi dari komunikasi lisan dengan mencatat

4
(write Back), membacakan kembali (Read Back) dan konfirmasi ulang terhadap
perintah yang diberikan (Repeat Back).
2. TUJUAN
Panduan komunikasi secara efektif dengan pasien atau keluarganya
untuk mencapai pelayanan medis secara optimal , memastikan tidak terjadinya
kesalahan dalam komunikasi antar perawat dan tenaga kesehatan lainnya
selama melakukan perawatan kepada pasien di Rumah Sakit Islam garam
kalianget
1. Pasien dan atau keluarga memahami dan mengerti informasi yang telah
dijelaskan oleh staf rumah sakit
2. Staf rumah sakit mampu memberikan informasi yang jelas kepada pasien
dan keluarga tentang asuhan pelayanan
3. Tenaga kesehatan lebih transparan dalam asuhan pelayanan, rencana
pelayanan dan pengobatan serta dapat bekerja sama yang baik dengan
pasien
4. Mengurangi kejadian atau kesalahan yang berhubungan dengan salah
komunikasi Kesalahan ini dapat berupa: Informasi yang tidak tepat, tidak
akurat, tidak lengkap, tidak jelas dan tidak dipahami oleh penerima pesan
5. Menggunakan sistem pelaporan dengan teknik SBAR (Situation,
Background, Assesment, Recommendation)
6. Melakukan verifikasi dengan mencatat (write Back), membacakan kembali
(Read Back) dan konfirmasi ulang terhadap perintah yang diberikan
(Repeat Back).

5
BAB II
DEFINISI

1. Komunikasi efektif Adalah : Komunikasi yang dilakukan secara tepat


waktu, akurat, jelas dan mudah dipahami oleh penerima, sehingga dapat
mengurangi tingkat kesalahan (kesalahpahaman)
2. Cara penyampaian komunikasi efektif adalah bentuk perbuatan yang
menyajikan atau memberikan pesan yang berhubungan dengan proses
penambahan pengetahuan dan kemampuan seseorang untuk mencapai
hasil sesuai dengan tujuan :
a. Pemberian informasi dan edukasi adalah penyampaian berita tentang
sesuatu dengan tujuan menyadarkan dan mengubah sikap serta
perilaku pasien dan atau keluarga
b. Sistem pelaporan kondisi pasien per telepon, dengan menggunakan
teknik SBAR
1. S (Situation) : Kondisi terkini yang terjadi pada pasien meliputi
nama, umur, tanggal masuk, dokter yang merawat, Diagnosa medis
2. B (Background) : Informasi penting apa yang berhubungan dengan
kondisi pasien terkini
a. Keluhan utama, intervensi yang telah dilakukan, respon pasien
berdasarkan diagnosa keperawatan
b. Riwayat alergi, riwayat pembedahan, pemasangan alat invasif ,
obat atau cairan infus
3. A (Assesment) : Hasil pengkajian kondisi pasien terkini
a. Jelaskan hasil pengkajian pasien terkini, tanda vital, pain score,
tingkat kesadaran, status restrain, resiko jatuh, status nutrisi,
eleminasi, hal yang kritis, dll
b. Hasil penunjang yang abnormal
4. R (Recommendation) : Apa yang perlu dilakukan untuk mengatasi
masalah
a. Rekomendasi intervensi keperawatan yang perlu dilanjutkan
b. Edukasi pasien atau keluarga
c. Write Back adalah Staf yang menerima advis, mencatat
kelengkapan advis ke dalam catatan rekam medis pasien .

6
d. Read Back adalah membacakan kembali secara lengkap
informasi yang diterimanya setelah memberikan pelaporan
kondisi pasien
e. Repeat Back adalah Mengulang kembali obat-obat yang
pengucapan mirip, kedengaran mirip (Look Alike, Sound Alike),
nama obat harus dieja kata demi kata

7
BAB III
RUANG LINGKUP

Lingkup Area Komunikasi Pemberian Informasi & Edukasi yang efektif


adalah :
A. Faktor Risiko Yang Sering Menyebabkan Kesalahan Komunikasi Pemberian
Informasi & Edukasi dapat berupa:
a. Informasi yang tidak tepat
b. Informasi tidak akurat
c. Informasi tidak lengkap
d. Informasi tidak jelas
e. Informasi tidak dipahami oleh penerima pesan
f. Banyaknya tugas
g. Keterbatasan daya ingat jangka pendek
h. Kelelahan stres
i. Bekerja dilingkungan intensif
j. Intimidasi karena sistem hirarki organisasi unit kerja
k. Banyaknya tugas
l. Perbedaan tugas
B. Tatanan bahasa dalam komunikasi dan edukasi :
Proses pemberian informasi dan edukasi saat memberikan edukasi
kepada pasien atau keluarganya berkaitan dengan kondisi kesehatanya
yaitu :
1. Tahap pengumpulan informasi (assesmen pasien)
Sebelum melakukan edukasi, petugas menilai dulu kebutuhan pasien
dan keluarga
a. Berdasarkan data yang didapatkan dari Rekam medis pasien dan
observasi Keyakinan nilai- nilai pasien dan keluarga (nilai budaya,
suku, agama dan kepercayaan)
b. Kemampuan membaca, tingkat pendidikan dan bahasa yang
digunakan
c. Hambatan emosianal dan motivasi (emosianal : depresi, senang dan
marah)
d. Keterbatasan fisik dan kognitif
e. Kesediaan pasien untuk menerima informasi
2. Tahap penyampaian informasi dan edukasi yang efektif

8
Setelah melalui tahap assesment pasien, kemungkinan ditemukan :
a. Pasien dalam kondisi fisik dan emosionalnya baik, maka proses
komunikasi mudah disampaikan
b. Jika pada tahap assesment pasien ditemukan hambatan fisik (tuna
rungu dan tuna wicara), maka komunikasi yang efektif adalah
memberikan leaflet kepada pasien dan keluarga sekandung (istri,
anak, ayah, ibu atau saudara sekandung) dan menjelaskannya
kepada mereka
c. Jika pada tahap assesment pasien ditemukan hambatan emosional
pasien (pasien marah atau depresi), maka komunikasi yang efektif
adalah memberikan materi edukasi dan menyarankan pasien dan
keluarga membaca leaflet. Apabila pasien dan keluarga tidak
mengerti materi edukasi, pasien dan keluarga bisa menghubungi
edukator yang berkaitan dengan informasi dan edukasi yang
diperlukan
3. Tahap verifikasi (memastikan pasien dan keluarganya menerima
edukasi yang akan diberikan )
a. Apabila pasien dalam kondisi baik dan dapat menerima informasi
dan edukasi, maka verifikasi yang dilakukan adalah menanyakan
kembali edukasi yang telah diberikan, (pertanyaannya adalah : “
Dari materi yang telah disampaikan, kira- kira apa yang bapak
atau ibu bisa pelajari ?”)
b. Apabila pasien mengalami hambatan fisik, maka verifikasinya
adalah dengan pihak keluarganya dengan pertanyaan yang sama “
Dari materi yang telah disampaikan, kira- kira apa yang bapak
atau ibu bisa pelajari ?”
c. Apabila pasien mempunyai hambatan emosional (marah atau
depresi) , maka verifikasinya adalah dengan tanyakan kembali
sejauh mana pasien dan keluarga mengerti tentang materi edukasi
yang diberikan dan pahami
d. Apabila pasien merupakan difabel (different abilities people atau
orang dengan kemampuan yang berbeda), maka verifikasinya
dengan pendamping pasien
e. Apabila pasien dan atau keluarga telah memahami informasi dan
edukasi yang disampaikan , maka tahap pemberian informasi dan
edukasi dapat dilakukan kembali untuk menilai kebutuhan

9
edukasi yang lainnya. Apabila pasien dan atau keluarga belum
memahami materi edukasi yang diberikan, maka pemberian
edukasi dapat dilakukan pada waktu lain sambil mengkaji
hambatan yang ada

C. Ketentuan staf yang melakukan panduan ini adalah para tenaga kesehatan
antara lain :
- Medis, perawat, farmasi, bidan dan tenaga kesehatan lainnya
- Staf di Ruang Perawatan
- Staf administratif
- Staf pendukung yang bekerja di rumah sakit
D. Instalasi/unit pelayanan yang melaksanakan komunikasi pemberian
informasi dan edukasi adalah :
1. Instalasi Kamar Bedah
2. Instalasi Gawat Darurat
3. High Care Unit
4. Instalasi Rawat Jalan
5. Instalasi Rawat Inap terdiri dari :
a. Ruang marwah
b. Ruang shofa
c. Ruang arofah
6. Instalasi Penunjang kesehatan lainya
E. Kewajiban Dan Tanggungjawab
1. Seluruh staf Rumah Sakit
a. Memahami dan menerapkan panduan peningkatan komunikasi
efektif
b. Memastikan panduan komunikasi efektif yaitu tepat waktu, akurat,
lengkap, jelas dan dipahami oleh pihak-pihak terkait
c. Melaporkan dalam bentuk komunikasi elektronik, lisan dan tertulis
sesuai dengan prosedur untuk menghindari kesalahan
2. Perawat Yang Bertugas (Perawat Penanggungjawab Pasien)
a. Melaporkan kondisi pasien dalam bentuk komunikasi lewat telepon
atau perintah lisan dengan menggunakan tehnik SBAR
b. Melakukan verifikasi dengan mencatat (write Back), membacakan
kembali (Read Back) dan konfirmasi ulang terhadap perintah yang
diberikan (Repeat Back).

10
3. Kepala Ruangan
a. Memastikan seluruh staf di Instalasi atau Unit memahami
panduan peningkatan komunikasi efektif dan menerapkannya
b. Menyelidiki semua insidens kesalahan dalam berkomunikasi
dengan pasien dan memastikan terlaksananya suatu tindakan
untuk mencegah terulangnya kembali insidens tersebut
4. Kepala Bidang / Kepala Bagian
a. Memantau dan memastikan panduan peningkatan komunikasi
efektif dikelola dengan baik oleh Kepala Ruangan
b. Menjaga standarisasi dalam menerapkan panduan peningkatan
komunikasi efektif

11
BAB IV
TATA LAKSANA

Dengan diberikannya informasi dan edukasi pasien, diharapkan


komunikasi yang disampaikan dapat dimengerti dan diterapkan oleh pasien.
Pasien mengikuti semua arahan dari rumah sakit, diharapkan mempercepat
proses penyembuhan pasien
Setiap petugas dalam memberikan informasi dan edukasi pasien, wajib
untuk mengisi lembar informasi dan edukasi serta ditandatangani kedua belah
pihak antara dokter atau tenaga kesehatan lainnya dengan pasien atau keluarga
pasien. Hal ini dilakukan sebagai bukti bahwa pasien dan keluarga pasien
sudah diberikan informasi dan edukasi yang benar
1. Tatalaksana pemberian informasi dan edukasi
a. Waktu pemberian informasi dan edukasi pada pasien rawat inap
1. Saat admisi (bagian informasi atau tempat penerimaan pasien)
2. Saat dilakukan tindakan medis
3. Saat masuk di Instalasi Rawat Inap
4. Saat persiapan pasien pulang
b. Waktu pemberian informasi dan edukasi pada pasien rawat jalan
1. Saat admisi (bagian informasi dan tempat penerimaan pasien )
2. Saat dilakukan tindakan medis
3. Saat pasien mengantri untuk dilakukan pemeriksaan di IRJ
Pemberian informasi dan edukasi dilakukan segera, jika kondisi dan
situasinya memungkinkan. Pemberian informasi pelayanan di rumah sakit dapat
membantu pasien dan atau keluarga berpartisipasi dalam membuat keputusan
tentang pelayanannya terbagi dalam beberapa unit kerja :
a. Bagian Informasi dan Tempat Penerimaan Pasien
Informasi pelayanan kesehatan yang bersifat umum meliputi :
1. Fasilitas pelayanan yang dimiliki rumah sakit
2. Fasilitas dan tarif kamar perawatan
3. Daftar dokter yang mempunyai surat izin praktik dan yang
merawat di rumah sakit
4. Asuransi yang bekerja sama dengan rumah sakit
5. Informasi prosedur pengurusan resume medis dan surat
menyurat lainnya
6. Tata tertib dan peraturan rumah sakit

12
b. Dokter Instalasi Gawat Darurat, Dokter Poli dan Spesialis, Dokter Gigi,
Dokter Anestesi dan Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) yang
menjelaskan tentang :
1. Tujuan anamnesis dan pemeriksaan fisik (kemungkinan rasa tidak
nyaman atau sakit saat pemeriksaan)
2. Kondisi saat ini dan berbagai kemungkinan diagnosis
3. Berbagai tindakan medis yang akan dilakukan untuk menentukan
diagnosa, termasuk manfaat, risiko serta kemungkinan efek
samping atau komplikasi.
4. Hasil dan interverensi dari tindakan medis yang telah dilakukan
untuk menegakkan diagnosis
5. Diagnosis
6. Pilihan tindakan medis untuk tujuan terapi ( kekurangan dan
kelebihan masing- masing cara)
7. Prognosis
8. Dukungan (support) yang tersedia
c. Instalasi Rawat Inap
Informasi pelayanan kesehatan yang bersifat umum dan khusus
meliputi :
1. Rencana pelayanan dan tindakan keperawatan yang akan
dilakukan
2. Informasi tentang biaya perawatan, biaya pemeriksaan penunjang,
biaya obat, biaya operasi dan lain –lain
3. Jam kunjungan dokter
4. Prosedur persiapan operasi
5. Prosedur pemulangan pasien
d. Bagian Administrasi menjelaskan tentang biaya rumah sakit secara
keseluruhan
d. Bagian penunjang seperti laboratorium, radiologi, menjelaskan tentang
:
1. Rencana tindakan yang akan dilakukan
2. Biaya tindakan
Setelah pasien dan keluarga mendapat informasi pelayanan kesehatan
yang jelas maka pasien atau keluarga membuat keputusan tentang rencana
pengobatan dan tindakan terhadap dirinya sesuai dengan prosedur yang sudah
ditetapkan oleh rumah sakit

13
Pemberi informasi dan edukasi mendapatkan data yang cukup mengenai
masalah medis pasien (termasuk adanya keterbatasan kemampuan fisik
maupun mental) dan mendapatkan informasi mengenai latar belakang sosial
budaya, pendidikan dan tingkat ekonomi pasien dan atau keluarga
Pada pasien yang mengalami kendala dalam berkomunikasi, maka
pemberian informasi dan edukasi dapat disampaikan kepada keluarga atau
pendamping pasien atas seizin pasien

2. Komunikasi Dengan Menggunakan Tehnik SBAR Melakukan Verifikasi


(Write Back, Read Back Dan Repeat Back)
1. Tehnik SBAR : Komunikasi melalui telepon menggunakan metode SBAR
(Situiation, Background, Assesment, Recommendation)
a. Situasi : Situasi dan kondisi terkini yang dilihat pada pasien yang
terjadi
1. Menyebutkan identitas petugas yang berbicara : nama, ruangan
dan rumah sakit tempat bertugas
2. Menyebutkan identitas pasien yang akan dilaporkan : Nama
(Tn/Ny/Nn/An.....) dan tanggal lahir atau nama dan alamat
3. Menjelaskan perubahan kondisi pasien yang diamati : berdasarkan
pengamatan petugas, keluhan subyektif pasien atau perubahan
tanda- tanda obyektif yang ditemukan pada pasien
misalnya : dr Irma, saya Dina dari Ranap Dewasa Rumah Sakit
Islam garam kalianget. Melaporkan kondisi bpk Joko, mengalami
distress pernafasan
b. Background : Informasi penting apa yang berhubungan dengan kondisi
pasien terkini (latar belakang yang berkaitan dengan situasi) yang
berisikan :
1. Tanggal mulai dirawat.
2. Diagnosa awal dan diagnosa kerja saat ini
3. Hasil pemeriksaan sebelumnya : pemeriksaan fisik, laboratorium,
radiologi dan lain- lain
4. Terapi (obat- obatan dan tindakan ) yang diberikan sebelumnya
5. Riwayat alergi obat (bila ada)
Misalnya : Bpk Joko,Mrs tgl 6 Januari, usia 60 tahun dengan COPD
berat, hasil laborat dan radiologi , obat yang telah diberikan ,
keadaannya semakin menurun

14
c. Assesment : Hasil pengkajian kondisi pasien terkini (penilaian atas
kondisi terkait dengan situasi tersebut)
1. Kemungkinan - kemungkinan yang terjadi pada pasien terkait
perubahan kondisi yang ditemukan pada saat ini
2. Tindakan- tindakan yang sudah diambil terkait kondisi saat itu
Misalnya : Suara nafas makin menurun, terutama paru kanan, RR:
32x/mnt, Tensi : 100/60, perfusi dingin, basah dan pucat
d. Recommendation : Tindak lanjut yang dianjurkan saat itu,
rekomendasi yang dianjurkan bisa antara lain :
1. Permintaan untuk melihat pasien sesegera mungkin, merujuk
atau transfer pasien, konsultasi ke dokter lain, atau
menjelaskan pada pasien atau keluarganya tentang perubahan
kondisi yang terjadi
2. Permintaan advis perubahan terapi atau tindakan lain yang
diperlukan, misalnya : Mohon advis, usul Foto Thorax, dll
Petunjuk pengisian pada pelayanan terintegrasi, saat perawat melaporkan
kondisi pasien lewat telepon
1 Teknik SBAR Dilakukan saat perawat melaporkan kondisi
pasien, melalui telepon
2 Write Back Diisi dengan mencatat apa yang telah
dilaporkan dan advis yang telah diterima oleh
perawat
3 Read Back Disi dengan memberikan tanda () setelah
melakukan pengulangan informasi , si
penerima informasi telah mengatakan “ya
atau ketepatan pengulangan
4 Repeat Back Diisi dengan memberikan tanda ( ), bila
sudah mengulang kembali obat-obat yang
pengucapan mirip, kedengaran mirip (Look
Alike, Sound Alike) dan sudah mengeja nama
obat kata demi kata
5 Tanda tangan Dituliskan setelah mendapatkan informasi
dan nama dan melakukan Read Back
jelas
6 Tanda tangan Ditanda tangani 1 x 24 jam setelah advis atau
Dokter atau informasi diberikan
petugas
kesehatan lain

15
Nama pasien Diisi dengan nama lengkap pasien sesuai
dengan nama yang tercantum di Rekam Medis
Umur /seks Diisi sesuai umur pasien dalam tahun atau
bulan pada pasien anak- anak dan jenis
kelamin laki- laki / perempuan
Ruang Diisi lengkap nama ruang pasien berasal
Dokter Diisi dengan nama lengkap dokter yang
merawat
Situation 1. Diisi dengan lengkap tanggal perpindahan
pasien, pukul, gelang identitas pasien
dilakukan pengecekan kembali, di tuliskan
lengkap nama dokter yang merawat
2. Diisi dengan lengkap Diagnosa Medis
3. Diisi Tanda cek () pada kolom ya atau
tidak pada pasien atau keluarga yang
sudah dijelaskan mengenai diagnosis
penyakitnya
4. Diisi pembedahan /invasif yang telah
dilakukan dan tanggal pelaksanaannya
Back Ground 1. Diisi tanda cek () ya atau tidak alergi
makanan atau obat serta tulis dengan
lengkap nama obat yang menyebabkan
alergi dan riwayat reaksi yang
ditimbulkannya
2. Diisi lengkap intervensi
medis/keperawatan yang telah dilakukan
3. Diisi lengkap Investigasi abnormal
4. Diisi tanda cek () pada kewaspadaan
standart, contact, airborne, droplet
7. Assesment 1. Diisi pada observasi terakhir ditulis
secara lengkap pukul dan tingkat
kesadarannya dan beri tanda () pada
kolom yang sesuai dengan poin
kesadarannya
2. GCS dituliskan lengkap, pupil dan
cahaya diberi tanda () pada bagian
kanan atau kiri
3. Untuk diet /nutrisi , diberi tanda ()

16
masuk oral atau NGT, diisi lengkap
batasan cairan dan diet khusus yang
akan diberikan
4. Diisi dengan memberikan tanda ()
pada kolom BAB yang sesuai dengan
kondisi pasien
5. Diisi dengan memberikan tanda ()
pada kolom BAK dan ditulis secara
lengkap jenis kateter, No Kateter serta
tanggal pemasangannya
6. Untuk mobilisasi Diisi dengan tanda ()
sesuai dengan kolom yang sesuai
dengan kondisi
7. Tranfer/mobilisasi diisi dengan tanda
() sesuai dengan kolom yang sesuai
kemampuan pasien
8. Alat bantu yang digunakan diisi dengan
tanda () pada kolom sesuai dengan
kondisi pasien
9. Luka /merawat dikubitus diisi dengan
tanda () pada kolom ya, tidak dan
tuliskan dengan lengkap kondisi, lokasi
serta ukurannya
10.Tulis lengkap saat pemasangan infus
dan alat khusus yang diperlukan
Recomendatio Hal – hal istimewa yang berhubungan dengan
n kondisi pasien :
1. Diisi dengan menuliskan hal istimewa
secara lengkap kondisi pasien,
diagnosa keperawatan yang sudah
teratasi serta yang belum teratasi
2. Diisi secara lengkap rencana atau telah
dikonsultasikan, rencana pemeriksaan
Laboratorium atau Radiologi
3. Terapi diisi obat- obatan yang telah
diberikan kepada pasien

17
4. Fisioterapi /mobilisasi diisi lengkap apa
yang telah dilakukan
5. Persiapan pulang diisi secara lengkap
persiapan pulang pasien yang telah
dilakukan
6. Rencana tindakan lebih lanjut diisi
secara lengkap yang akan diberikan
kepada pasien serta semua hasil- hasil
selama pasien dirawat di berikan
dengan melengkapi kolom obat, barang
dan dokumen yang disertakan , hasil
laborat, hasil foto Rongent, Hasil CT
Scan dan nomer Rekam Medis lama
beri tanda () bila ada atau tidak ada
7. Isi dengan memberikan tanda tangan
secara lengkap pada kolom disetujui,
mengetahui, diserahkan dan diterima

3. Tata Laksana Komunikasi Perpindahan atau Tranfer Pasien


a. Definisi perpindahan atau tranfer pasien adalah memindahkan pasien
dan kelengkapan dokumentasi ke unit lain sebagai pengelola pasien
selanjutnya
b. Definisi transporter pasien adalah petugas yang mempunyai
kewenangan dan memiliki kompetensi melakukan perpindahan pasien
c. Macam perpindahan atau tranfer pasien di Rumah Sakit Islam garam
kalianget terdiri dari :
a. Perpindahan atau tranfer pasien keluar Rumah Sakit atau merujuk
pasien
Prof. Dr. Soekitjo Notoatmojo (2008) mendefinisikan sistem rujukan
sebagai suatu sistem penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang
melaksanakan pelimpahan tanggungjawab timbal balik terhadap satu
kasus penyakit , masalah
kesehatan secara vertikal (dari unit yang lebih mampu menangani )
secara horizontal (antar unit- unit yang setingkat kemampuannya)
b. Perpindahan atau tranfer pasien di dalam rumah sakit/ pindah ruang

18
Yang dimaksud perpindahan atau tranfer pasien didalam rumah sakit
adalah memindahkan dari unit atau ruang perawatan ke unit atau
ruang perawatan yang lain dengan tujuan :
1. Untuk mendapatkan pelayanan kesehatan selanjutnya
2. Memenuhi keinginan keluarga atau pasien
4. Tatalaksana Petunjuk Pengisian Perpindahan Pasien
a. Perpindahan pasien antar ruangan
b. Perpindahan pasien dari IGD/IRJ ke rawat Inap
c. Perpindahan pasien dari HCU ke rawat Inap
d. Perpindahan pasien dari Rumah Sakit Islam garam kalianget ke Rumah
Sakit Lain
a.1. Perpindahan Pasien Antar Ruangan
a. Memindahkan pasien dari ruang perawatan ke ruang perawatan yang
berbeda
b. Sesuai dengan kasusnya (mencegah infeksi nasokomial)
c. Sesuai dengan kamar yang diinginkan
b.1 Perpindahan pasien dari IGD/IRJ ke Rawat Inap
a. Perpindahan pasien dari IGD/IRJ ke Ranap untuk mendapatkan
perawatan lebih lanjut
b. Memberikan perasaan nyaman dan tenang pada pasien yang akan
mendapatkan pengobatan dan perawatan di rawat inap
Petunjuk pengisian perpindahan pasien dari IGD/IRJ ke Rawat Inap:

1. Nama pasien Diisi dengan nama lengkap pasien sesuai dengan


nama yang tercantum di Rekam Medis

2. Umur /seks Diisi sesuai umur pasien dalam tahun atau bulan
pada pasien anak- anak dan jenis kelamin laki- laki /
perempuan

3. Ruang Diisi lengkap nama ruang pasien berasal

4. Dokter Diisi dengan nama lengkap dokter yang merawat

5. Situation 1. Diisi dengan lengkap tanggal perpindahan pasien,


pukul, gelang identitas pasien dilakukan
pengecekan kembali, di tuliskan lengkap nama

19
dokter yang merawat
2. Diisi dengan lengkap Diagnosa Medis
3. Diisi Tanda cek () pada kolom ya atau tidak pada
pasien atau keluarga yang sudah dijelaskan
mengenai diagnosis penyakitnya
4. Diisi lengkap pembedahan /invasif yang telah
dilakukan dan tanggal pelaksanaannya

6. Back Ground 1. Diisi tanda cek () ya atau tidak alergi makanan
atau obat serta tulis dengan lengkap nama obat
yang menyebabkan alergi dan riwayat reaksi yang
ditimbulkannya
2. Diisi lengkap intervensi medis/keperawatan yang
telah dilakukan
3. Diisi lengkap Investigasi abnormal yang ditemukan
4. Diisi tanda cek () pada kewaspadaan standart,
contact, airborne, droplet

7. Assesment 1. Diisi pada observasi terakhir ditulis secara lengkap


pukul dan tingkat kesadarannya dan beri tanda ()
pada kolom yang sesuai dengan poin kesadarannya
2. GCS dituliskan lengkap, pupil dan cahaya diberi
tanda () pada bagian kanan atau kiri
3. Untuk diet /nutrisi , diberi tanda () masuk oral
atau NGT, diisi lengkap batasan cairan dan diet
khusus yang akan diberikan
4. Diisi dengan memberikan tanda () pada kolom
BAB yang sesuai dengan kondisi pasien
5. Diisi dengan memberikan tanda () pada kolom
BAK dan ditulis secara lengkap jenis kateter, No
Kateter serta tanggal pemasangannya
6. Untuk mobilisasi Diisi dengan tanda () sesuai
dengan kolom yang sesuai dengan kondisi
7. Tranfer/mobilisasi diisi dengan tanda () sesuai
dengan kolom yang sesuai kemampuan pasien
8. Alat bantu yang digunakan diisi dengan tanda ()
pada kolom sesuai dengan kondisi pasien

20
9. Luka /merawat dikubitus diisi dengan tanda ()
pada kolom ya, tidak dan tuliskan dengan lengkap
kondisi, lokasi serta ukurannya
10.Tulis lengkap saat pemasangan infus dan alat
khusus yang diperlukan

8. Recomendatio Diisi dengan lengkap konsultasi yang telah diberikan


n Diisi secara lengkap terapi yang telah diberikan terapi
cairan dan obat – obatan yang diterima
Rencana pemeriksaan laboratorium diisi dengan
lengkap yang telah dilakukan
Rencana pemeriksaan radiologi diisi dengan lengkap
yang telah dilakukan
Rencana tindakan lebih lanjut diisi secara lengkap
yang akan diberikan kepada pasien serta semua
hasil- hasil selama pasien dirawat di berikan
dengan melengkapi kolom obat, barang dan
dokumen yang disertakan , hasil laborat, hasil foto
Rongent, Hasil CT Scan ,USG, Endoskopi,MRI lama
beri tanda () bila ada atau tidak ada
Admission Form diisi dengan memberikan tanda ()
pada kolom sesuai dengan kondisi pasien
Catatan terintegrasi diisi dengan memberikan
tanda () pada kolom sesuai dengan kondisi pasien
6. Isi dengan memberikan tanda tangan secara
lengkap pada kolom disetujui, Diketahui,
diserahkan dan diterima

c.1 Perpindahan pasien dari HCU ke Rawat Inap


a. Perpindahan pasien dari HCU ke Ranap untuk mendapatkan
perawatan lebih lanjut setelah penanganan masa kritisnya
b. Melanjutkan pengobatan dan perawatan selanjutnya di rawat inap
Petunjuk pengisian perpindahan pasien dari HCU ke Rawat Inap:

1. Nama pasien Diisi dengan nama lengkap pasien sesuai dengan nama

21
yang tercantum di Rekam Medis

2. Umur /seks Diisi sesuai umur pasien dalam tahun atau bulan pada
pasien anak- anak dan jenis kelamin laki- laki /
perempuan

3. Ruang Diisi lengkap nama ruang pasien berasal

4. Dokter Diisi dengan nama lengkap dokter yang merawat

5. Situation 1. Diisi dengan lengkap tanggal perpindahan pasien,


pukul, gelang identitas pasien dilakukan pengecekan
kembali, di tuliskan lengkap nama dokter yang merawat
2. Diisi dengan lengkap Diagnosa Medis
3. Diisi Tanda cek () pada kolom ya atau tidak pada
pasien atau keluarga yang sudah dijelaskan mengenai
diagnosis penyakitnya
4. Diisi pembedahan /invasif yang telah dilakukan dan
tanggal pelaksanaannya

6. Back Ground 1. Diisi tanda cek () ya atau tidak alergi makanan atau
obat serta tulis dengan lengkap nama obat yang
menyebabkan alergi dan riwayat reaksi yang
ditimbulkannya
2. Diisi lengkap intervensi medis/keperawatan yang telah
dilakukan
3. Diisi lengkap Investigasi abnormal
4. Diisi tanda cek () pada kewaspadaan standart, contact,
airborne, droplet

7. Assesment 1. Diisi pada observasi terakhir ditulis secara lengkap


pukul dan tingkat kesadarannya dan beri tanda ()
pada kolom yang sesuai dengan poin kesadarannya
2. GCS dituliskan lengkap, pupil dan cahaya diberi tanda
() pada bagian kanan atau kiri
3. Untuk diet /nutrisi , diberi tanda () masuk oral atau
NGT, diisi lengkap batasan cairan dan diet khusus yang
akan diberikan

22
4. Diisi dengan memberikan tanda () pada kolom BAB
yang sesuai dengan kondisi pasien
5. Diisi dengan memberikan tanda () pada kolom BAK
dan ditulis secara lengkap jenis kateter, No Kateter serta
tanggal pemasangannya
6. Untuk mobilisasi Diisi dengan tanda () sesuai dengan
kolom yang sesuai dengan kondisi
7. Tranfer/mobilisasi diisi dengan tanda () sesuai dengan
kolom yang sesuai kemampuan pasien
8. Alat bantu yang digunakan diisi dengan tanda () pada
kolom sesuai dengan kondisi pasien
9. Luka /merawat dikubitus diisi dengan tanda () pada
kolom ya, tidak dan tuliskan dengan lengkap kondisi,
lokasi serta ukurannya
10.Tulis lengkap saat pemasangan infus dan alat khusus
yang diperlukan

8. Recomendatio 1. Diisi dengan lengkap konsultasi yang akan dilakukan


n 2. Terapi diisi cairan dan obat- obatan yang telah
diberikan kepada pasien
3. Rencana pemeriksaan laboratatorium diisi lengkap apa
yang telah dilakukan
4. Rencana pemeriksaan radiologi diisi lengkap
pemeriksaan radiologi yang telah dilakukan
5. Rencana tindakan lebih lanjut diisi secara lengkap yang
akan diberikan kepada pasien serta semua hasil- hasil
selama pasien dirawat di berikan dengan melengkapi
kolom obat, barang dan dokumen yang disertakan ,
hasil laborat, hasil foto Rongent, Hasil CT Scan ,USG,
Indoskopi, MRI dengan beri tanda () (bila ada)
Admission form diisi dengan memberikan tanda ()
sesuai dengan kolom yang sesuai dengan kondisi pasien
Catatan terintegrasi diisi dengan memberikan tanda ()
sesuai dengan kondisi pasien
6. Isi dengan memberikan tanda tangan secara lengkap
pada kolom disetujui, diketahui, diserahkan dan

23
diterima

d.1 Perpindahan pasien ke Rumah Sakit lain


Perpindahan pasien ke Rumah Sakit lain karena alasan medis,
membutuhkan peralatan atau spesialisasi tertentu. Petunjuk pengisian
perpindahan pasien ke Rumah Sakit lain:

1. Nama pasien Diisi dengan nama lengkap pasien sesuai dengan nama
yang tercantum di Rekam Medis

2. Umur /seks Diisi sesuai umur pasien dalam tahun atau bulan pada
pasien anak- anak dan jenis kelamin laki- laki /
perempuan

3. Ruang Diisi lengkap nama ruang pasien berasal

4. Dokter Diisi dengan nama lengkap dokter yang merawat

5. Situation 1. Diisi dengan lengkap tanggal perpindahan pasien,


pukul, gelang identitas pasien dilakukan pengecekan
kembali, di tuliskan lengkap nama dokter yang
merawat
2. Diisi dengan lengkap Diagnosa Medis
3. Diisi Tanda cek () pada kolom ya atau tidak pada
pasien atau keluarga yang sudah dijelaskan mengenai
diagnosis penyakitnya
4. Diisi pembedahan /invasif yang telah dilakukan dan
tanggal pelaksanaannya

6. Back Ground 1. Diisi tanda cek () ya atau tidak alergi makanan atau
obat serta tulis dengan lengkap nama obat yang
menyebabkan alergi dan riwayat reaksi yang
ditimbulkannya
2. Diisi lengkap intervensi medis/keperawatan yang telah
dilakukan
3. Diisi lengkap Investigasi abnormal

24
4. Diisi tanda cek () pada kewaspadaan standart,
contact, airborne, droplet

7. Assesment 1. Diisi pada observasi terakhir ditulis secara lengkap


pukul dan tingkat kesadarannya dan beri tanda ()
pada kolom yang sesuai dengan poin kesadarannya
2. GCS dituliskan lengkap, pupil dan cahaya diberi tanda
() pada bagian kanan atau kiri
3. Untuk diet /nutrisi , diberi tanda () masuk oral atau
NGT, diisi lengkap batasan cairan dan diet khusus
yang akan diberikan
4. Diisi dengan memberikan tanda () pada kolom BAB
yang sesuai dengan kondisi pasien
5. Diisi dengan memberikan tanda () pada kolom BAK
dan ditulis secara lengkap jenis kateter, No Kateter
serta tanggal pemasangannya
6. Untuk mobilisasi Diisi dengan tanda () sesuai dengan
kolom yang sesuai dengan kondisi
7. Tranfer/mobilisasi diisi dengan tanda () sesuai
dengan kolom yang sesuai kemampuan pasien
8. Alat bantu yang digunakan diisi dengan tanda ()
pada kolom sesuai dengan kondisi pasien
9. Luka /merawat dikubitus diisi dengan tanda () pada
kolom ya, tidak dan tuliskan dengan lengkap kondisi,
lokasi serta ukurannya
10.Tulis lengkap saat pemasangan infus dan alat khusus
yang diperlukan

8. Recomendatio 1. Hasil laboratorium diisi dengan lengkap semua hasil


n pemeriksaan laborat yang telah dilakukan terhadap
pasien
2. Hasil radiologi diisi dengan lengkap semua hasil
pemeriksaan radiologi yang telah dilakukan terhadap
pasien
3. Untuk data yang disertakan diisi dengan memberikan
tanda () pada kolom hasil pemeriksaan, admission
form dan catatan terintegrasi sesuai dengan kondisi

25
pasien
4. Kondisi pasien dalam perjalanan/rujukan diisi dengan
lengkap jam, tekanan darah, nadi dan respiratori rate
saat pasien akan di rujuk
5. Tindakan khusus (Jenis tindakan, jam tindakan )
dalam perjalanan diisi secara lengkap keadaan pasien
selama dalam perjalanan menuju rumah sakit yang
menjadi rujukan
6. Jenis terapi yang di berikan diisi dengan lengkap,
terapi yang diberikan kepada pasien dalam perjalanan
menuju rumah sakit yang menjadi rujukan
7. Diisi dengan memberikan tanda tangan secara lengkap
pada kolom disetujui, mengetahui, diserahkan dan
diterima

5. Tata laksana komunikasi pergantian shift dinas


a. Timbang terima dokter jaga
1. Suatu kegiatan operan jaga antara dokter yang telah bertugas kepada
dokter yang akan menggantikan jaga pada shiff berikutnya
2. Dokter pengganti harus datang 15 menit sebelum timbang terima
3. Dokter yang bertugas tidak diperkenankan meninggalkan tugas
sebelum dokter pengganti datang
4. Melaporkan kondisi – kondisi pasien tertentu atau hal penting lainnya
yang perlu ditindaklanjuti oleh dokter jaga pengganti
b. Timbang terima perawat jaga
1. Timbang terima perawat jaga merupakan teknik atau cara
menyampaikan dan menerima sesuatu laporan yang berkaitan dengan
keadaan pasien yang dilakukan oleh staf keperawatan
2. Sistem timbang terima pasien dilaksanakan pada tiap pergantian shift
3. Perawat yang bertugas untuk menggantikan shift berikutnya datang
15 menit sebelum timbang terima dilaksanakan
4. Pelayanan dapat terkoordinasi dengan baik, tersusun rencana kerja
untuk shift berikutnya
5. Informasi yang disampaikan harus berorientasi pada permasalahan
kesehatan pasien

26
6. Melakukan timbang terima mulai dari kantor perawat (diskusi di
kantor perawat)
a. Berisi penjelasan tentang perkembangan keadaan pasien dan
permasalahannya yang masih terjadi dan sudah terselesaikan, hal-
hal yang sudah dilaksanakan dalam pemberian asuhan
keperawatan serta hal penting yang harus ditindaklanjuti oleh shift
dinas berikutnya
b. Dalam diskusi ini sambil mengontrol kelengkapan pencatatan
dokumen asuhan keperawatan
7. Timbang terima selanjutnya keliling melihat secara langsung
perkembangan masing -masing pasien di ruangan
8. Selama timbang terima keliling, diharapkan penanggungjawab pasien
masing - masing yang akan mengantikan pertugas lebih proaktif
mengkaji perkembangan pasien sebagai langkah awal dalam
pemberian pelayanan asuhan keperawatan dan semua perawat baik
yang jaga sebelumnya maupun berikutnya harus peka terhadap
respon pasien dan lingkungan sekitarnya
6. Tata laksana komunikasi Pelaporan hasil Kritis Di Laboratorium dan
Radiologi
Pelaporan hasil kritis pemeriksaan laboratorium dan radiologi merupakan
bagian dari keselamatan pasien. Efektifitas dan efisiensi pelaporan hasil
kritis pemeriksaan ditetapkan berdasarkan sistem informasi laboratorium
(LIS) dan memalui informasi per telepon
a. Daftar hasil kritis pemeriksaan Laboratorium dan Radiologi
(Lihat lampiran II)
b. Tata laksana pelaporan hasil kritis Laboratorium
1. Bahan pemeriksaan laboratorium, berasal dari Instalasi Gawat
Darurat, Instalasi Rawat Jalan , Instalasi Rawat Inap, Instalasi Kamar
Bedah yang memenuhi kriteria pasien kritis.
2. Pemeriksaan dilakukan segera (Cyto) dengan batas maksimal hasil
pemeriksaan keluar sampai dengan 1 jam dari sampel datang
3. Hasil pemeriksaan kritis tidak diperbolehkan dilaporkan melalui
telepon dalam keadaan apapun untuk menghindari kesalahan
pelaporan yang mengakibatkan terancamnya keselamatan pasien
4. Tulis hasil laboratorium pada lembar laboratorium di dokumen rekam
medis pasien

27
5. Laporkan segera pada dokter penanggungjawab
c. Tata laksana pelaporan hasil kritis Radiologi
1. Pemeriksaan Radiologi berasal dari Instalasi Gawat Darurat, Instalasi
Rawat Jalan, Rawat Inap dan Instalasi Kamar Bedah yang memenuhi
kriteria pasien kritis
2. Segera lakukan (CYTO) dengan batas maksimal hasil pemeriksaan
3. Informasikan bahwa hasil Radiologi telah selesai (melalui telepon)
4. Tulis hasil radiologi pada lembar laboratorium di dokumen rekam
medis pasien
5. Hasil dibacakan ke dokter spesialis radiologi
6. Laporkan pada dokter penanggungjawab
7. Tata Laksana Singkatan, Simbol dan Penandaan Dosis Yang Tidak Boleh
Digunakan Pada Penulisan Resep
a. Daftar singkatan, simbol dan penandaan dosis yang tidak boleh
digunakan pada resep
(Lihat lampiran II)
b. Tata laksana penggunaan singkatan, simbol dan penandaan dosis pada
resep
1. Penggunaan singkatan, simbol dan penandaan dosis merupakan
bagian dari keselamatan pasien : singkatan, simbol dan penandaan
dosis harus sesuai yang digunakan di Rumah Sakit Islam garam
kalianget.
2. Penulisan resep dilakukan oleh dokter setelah melakukan
pemeriksaan kepada pasien
3. Perawat harus melakukan cek kembali penulisan resep yang telah
dituliskan oleh dokter
4. Menanyakan kepada dokter bila tidak jelas dan memperhatikan
adanya singkatan, simbol dan penandaan dosis pada resep
5. Ingatkan dokter penulisan singkatan, simbol dan penandaan dosis
sesuai dengan yang telah ditetapkan
6. Melakukan pencatatan resep pada buku resep (buku expedisi)
7. Mengantarkan resep ke Farmasi
8. Petugas farmasi akan melakukan cek ulang sebelum obat dilayani

28
BAB V
DOKUMENTASI

1. Form transfer pasien antar unit /didalam rumah sakit


2. Form rujukan pasien keluar rumah sakit/rumah sakit laian
3. Daftar hasil kritis pemeriksaan Laboratorium
4. Daftar hasil kritis pemeriksaan Radiologi
5. Daftar singkatan, simbol dan penandaan dosis yang tidak boleh digunakan
pada resep

29
BAB VI
PENUTUP

Peningkatan komunikasi efektif merupakan konsep mendeskripsikan


prosedur untuk memastikan tidak terjadinya kesalahan dalam komunikasi baik
melalui media elektronik, lisan, atau tertulis . Panduan peningkatan komunikasi
efektif dibuat sebagai acuan di Rumah Sakit Islam garam kalianget
Dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
komunikasi, maka tidak menutup kemungkinan, panduan yang saat ini berlaku,
akan semakin disempurnakan. Oleh karenanya, terhadap panduan peningkatan

30
komunikasi efektif ini pun akan tetap dilakukan evaluasi secara berkala, agar
selalu diperoleh perkembangan yang terbaru, demi upaya peningkatan
pelayanan di Rumah Sakit Islam garam kalianget.

Ditetapkan di : Kalianget
Pada tanggal : 01 April 2017
Direktur Rumah Sakit Islam Garam
Kalianget,

dr. Budi Herlambang

LAMPIRAN
1. Form Transfer Pasien Antar Unit /Didalam Rumah Sakit
2. Form Rujukan Pasien Keluar Rumah Sakit/Rumah Sakit Lain
3. Form Daftar Hasil Kritis Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan yang urgent ditetapkan dengan nilai ambang batas

Pemeriksaan Nilai Ambang Batas

CKMB >25 mg/ dL

LDH >248 mg /dL

31
Blood Gas Semua parameter di laporkan hasilnya

Gula Darah <60 mg/ dL dan >450 mg/dL

Albumin <3,0 g /dL

Kalium <2,0 mmol / L dan >5,5 mmol/L

Natrium <110,0 mmol/L dan >150,0 mmol/L

Hs CRP >3 – 10 mg/L (Resiko tinggi PJK)

SGOT >100 U/L

SGPT >100 U/L

BUN >50,0 mg/dL

Kreatinin >3,0 mg/dL

Darah Lengkap Hb : <8,0 g/dL ; WBC : >20.000 u/L ;


PLT : <100.000 u/L

HIV (B23) Reaktif

Pemeriksaan yang urgent ditetapkan dengan nilai Kritis

Jenis
No Modalitas Temuan/Hasil Interpretasi
Pemeriksaan

Rontgen Semua foto Ditemukan gambaran fraktur terbuka


ekstimitas /open pada tulang yang terindikasi

Rontgen Semua foto Ditemukan gambaran dislokasi dengan


ekstimitas atau tanpa fraktur (open/close) tulang
yang terindikasi

Rontgen Thorax Fraktur, curiga fraktur atau tanpa


fraktur tulang costae disertai
Hematothorax atau pneumothorax

Rontgen Thorax Gambaran oedem paru

32
Rontgen Thorax Gambaran Decompensasi Cordis

Rontgen Thorax Gambaran aspirasi nafas dan benda


asing

Rontgen BOF - LLD Ditemukan gambaran udara bebas


dibawah diafragma (perforasi organ
berongga)

Rontgen BOF - LLD Ditemukan gambaran ileus

Rontgen Colon In Loop Ditemukan gambaran invaginasi

USG Abdomen 1. Ditemukan gambaran (target sign)


pada abdomen kanan bawah yang
menandakan gambaran
appendicitis acut maupun
perforasi
2. Ditemukan gambaran kehamilan
diluar kandungan (KET)

USG Abdomen / Ditemukan gambaran cairan bebas pada


Fast subdiafragma, hepatorenal area, atau di
daerah abdomen bawah

33
Form Daftar Singkatan, Simbol, Dan Penandaan Dosis Yang Tidak Boleh
Digunakan Pada Resep

Potensial Masalah Sebaiknya


Jangan Di Gunakan

U (unit) Salah kira untuk “O” (nol), nomor Tulis “unit”


4 (empat) atau “cc”

IU (Internasional Unit) Salah kira untuk IV (Intravena) Tulis “International


atau nomor 10 (sepuluh) unit”

Q.D,QD,q.d,qd (harian) Salah untuk semuanya. Kadang Tulis “harian”


Q.O.D, QOD, qod,q.o.d setelah Q keliru untuk “I” dan “O” Tulis “setiap hari”
(setiap hari) keliru untuk “I”

Menambah angka “0” Angka decimal di hilangkan Tulis X mg


(X.0 mg) Tulis 0.X mg
Kurangnya angka “0”

Disalah interprestasikan sebagai


> (lebih besar) Tulis “lebih besar”
nomor “7” (tujuh) atau “L”
<(lebih kecil) Tulis “lebih kecil”
Membingungkan satu sama lain

Singkatan untuk nama Disalah interprestasikan dengan Tulis nama obat

34
obat singkatan obat yang lainnya dengan lengkap

Bukan kebiasaan diantara para Gunakan system


Unit apoteker praktisi yang ada
Membingungkan sistem

@
Dikelirukan di angka “2” (dua) Tulis “at”

Disalahkan untuk U (unit) bila Tulis “ml” atau


Cc
tulisannya jelek “milliliter”

Dikira mg (milligram) Tulis “mcg atau


µg
Hasilnya 1000-bisa overdosis “microgram”
DAFTAR PUSTAKA

Republik Indonesia.(2008). Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit


(Patient Safety). Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Republik Indonesia.(2004). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor 1197 tentang Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit.

35
36

Anda mungkin juga menyukai