MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas praktik
Semester II
Disusun Oleh :
4. Sri Amanah
5. Yolandha Dwaya P
Segala Puji bagi Allah SWT, Tuhan seluruh alam,atas rahmat,inayah, dan
hidayahNYA penulis akhirnya dapat menyelesaikan sebuah makalah dengan judul
prosedur pemeriksaan tanda-tanda vital.Maksud makalah ini disusun ialah untuk
melengkapi tugas praktik Keterampilan Dasar Praktik Klinik (KDPK). Makalah ini
berisi prosedur tentang pemeriksaan tanda tanda vital yang meliputi pengukuran
suhu tubuh, denyut nadi, frekuensi pernapasan, dan tekanan darah.
Setelah mempelajari dan membaca makalah ini, penulis berharap agar pembaca
dan penggunanya mendapatkan pengetahuan yang lebih baik.
Kami menyadari keterbatasan makalah ini, oleh karena itu saran dan masukan
dari pembimbing, clinical instructural, dan pihak-pihak terkait sangat kami
harapkan sehingga makalah ini kelak menjadi lebih baik lagi dan bermanfaat.
Penulis
UCAPAN TERIMA KASIH
Atas tersusunnya makalah tentang prosedur pemeriksaan tanda tanda vital ini,
sebagai penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Direktur Akademi Kebidanan Pemkab Kudus ibu Nonie Dwi Astuti, SKM.
2. Seluruh pembimbing lahan RSUD KELET JEPARA PROV. JATENG yang telah
membimbing kami selama di lahan praktik.
3. RSUD KELET JEPARA PROV. JATENG atas berbagai sarana dan prasarana yang
membuat penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ini.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pemeriksaan tanda vital merupakan suatu cara untuk mendeteksi adanya perubahan
sistem tubuh. Tanda vital meliputi suhu tubuh, denyut nadi, frekuensi pernapasan, dan tekanan
darah. Tanda vital mempunyai nilai sangat penting pada fungsi tubuh. Adanya perubahan tanda
vital, misalnya suhu tubuh dapat menunjukkan keadaan metabolisme dalam tubuh, denyut nadi
dapat menunjukkan perubahan pada sistem kardiovaskular, frekuensi pernapasan dapat
menunjukkan fungsi pernapasan, dan tekanan darah dapat menilai kemampuan sistem
kardiovaskuler, yang dapat dikaitkan dengan denyut nadi. Semua tanda vital tersebut saling
berhubungan dan saling mempengaruhi. Perubahan tanda vital dapat terjadi bila tubuh dalam
kondisi aktifitas berat atau dalam keadaan sakit dan perubahan tersebut merupakan indikator
adanya gangguan sistem tubuh.
Pemeriksaan tanda vital yang dilaksanakan oleh perawat digunakan untuk memantau
perkembangan pasien. Tindakan ini bukan hanya merupakan kegiatan rutin pada klien, tetapi
merupakan tindakan pengawasan terhadap perubahan atau gangguan sistem tubuh.
Pelaksanaan pemeriksaan tanda vital pada semua klien berbeda satu dengan yang lain. Tingkat
kegawatan pasien seperti pada kondisi pasien yang kritis akan membutuhkan pengawasan
terhadap tanda vital yang lebih ketat dibanding pada kondisi pasien yang tidak kritis demikian
sebaliknya. Prosedur pameriksaan tanda vital yang dilakukan pada pasien meliputi pengukuran
suhu, pemeriksaan denyut nadi, pemeriksaan pernapasan dan pengukuran tekanan darah.
Tujuan instruksional
Setelah mempelajari prosedur ini mahasiswa diharapkan mampu :
1. Menjelaskan tujuan tanda tanda vital
2. Mengidentifikasi aspek yang perlu dikaji dalam melaksanakan pemeriksaan tanda
tanda vital.
3. Menjelaskan perbedaan pengkajian tanda tanda vital
BAB 2
ISI
Pengukuran Suhu
A. Pengertian
Nilai hasil pemeriksaan suhu merupakan indikator untuk menilai keseimbangan
antara pembentukan dan pengeluaran panas. Nilai ini akan menunjukkan
peningkatan bila pengeluaran panas meningkat. Kondisi demikian dapat juga
disebabkan oleh vasodilatasi, berkeringat, hiperventilasi dan lain lain. Demikian
sebaliknya, bila pembentukan panas meningkat maka nilai suhu tubuh akan
menurun. Kondisi ini dapat dilihat pada peningkatan metabolisme dan kontraksi
otot. Pengukuran suhu tubuh dapat dilakukan secara oral, rektal, axila.
B. Tujuan tindakan
Pengukuran suhu tubuh dilakukan untuk mengetahui rentang suhu tubuh.
D. Prosedur kerja
Pemeriksaan suhu oral.
1. Jelaskan prosedur pada klien
2. Cuci tangan
3. Gunakan sarung tangan
4. Atur posisi pasien
5. Tentukan letak bawah lidah
6. Turunkan suhu thermometer di bawah 34˚C - 35˚C
7. Letakkan thermometer dibawah lidah sejajar dengan gusi
8. Anjurkan mulut dikatupkan selama 3 – 5 menit
9. Angkat thermometer dan baca hasilnya
10. Catat hasil
11. Bersihkan thermometer dengan kertas tisu
12. Cuci dengan air sabun, desinfektan, bilas dengan air bersih dan keringkan
13. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
C. Prosedur kerja
1. Jelaskan prosedur pada klien.
2. Cuci tangan.
3. Atur posisi pasien.
4. Letakkan kedua lengan telentang di sisi tubuh.
5. Tentukan letak arteri .
6. Periksa denyut nadi dengan menggunakan ujung jari telunjuk, tengah,
manis.
7. Tentukan frekuensinya per menit dan keteraturan irama, dan kekuatan
denyut.
8. Catat hasil.
9. Cuci tangan.
Pemeriksaan pernapasan
A. Tujuan
1. Mengetahui frekuensi, irama, dan kedalaman pernapasan
2. Menilai kemampuan fungsi pernapasan.
B. Alat dan bahan
1. Arloji (jam)
2. Buku catatan
3. Pena
C. Prosedur pelaksanaan
1. Jelaskan prosedur pada klien
2. Cuci tangan
3. Atur posisi pasien
4. Hitung frekuensi dan irama pernapasan
5. Catat hasil
6. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
A. Tujuan
Mengetahui nilai tekanan darah
C. Prosedur kerja
Cara palpasi
1. Jelaskan prosedur pada klien
2. Cuci tangan
3. Atur posisi pasien
4. Meletakkan lengan yang hendak di ukur pada posisi terlentang.
5. Membuka lengan baju.
6. Memasang manset pada lengan kanan atau kiri atas sekitar 3cm diatas fossa
cubiti (jangan terlalu ketat maupun terlalu longgar).
7. Menntukan denyut nadi arteri radialis dekstra/sinistra.
8. Memompa balon udara manset sampai denyut nadi arteri radialis tidak teraba.
9. Memompa terus saasienmpai manometer setinggi 20mmHg lebih tinggi dari titik
radialis tidak teraba.
10. Meletakkan diafragma stetoskop diatas nadi brachialis dan mengempeskan balon
udara manset secara perlahan dan berkesinambungan dengan memutar skrup
pada pompa udara berlawanan arah jarum jam.
11. Mencatat mmHg manometer saat pertama kali denyut nadi teraba kembali. Nilai
ini menunjukkan tekanan sistolik secara palpasi.
12. Mencatat hasil
13. Cuci tanagn setelah prosedur dilakukan.
Cara auskultasi
1. Jelaskan prosedur pada klien
2. Cuci tangan
3. Atur posisi pasien
4. Letakkan lengan yang hendak diukur dalam posisi terlentang
5. Buka lengan baju
6. Pasang manset pada lengan kanan/kiri atas sekitar 3cm diatas fossa cubiti
(jangan terlalu ketat maupun terlalu longgar)
7. Tentukan denyut nadi arteri radialis dekstra/sinistra
8. Pompa balon udara manset sampai denyut nadi arteri radialis tidak teraba
9. Pompa terus sampai manometer setinggi 20 mmHg Lebih tinggi dari titik radialis
tidak teraba
10. Letakkan diafragma stetoskop di atas nadi brakhialis dan kempeskan balon udara
manset secara perlahan dan berkesinambungan dengan memutar sekrup pada
pompa udara berlawanan arah jarum jam.
11. Catat mmHg manometer saat pertama kali denyut nadi teraba kembali. Nilai ini
menunjukkan tekanan sistolik secara palpasi.
12. Catat hasil.
13. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
Nilai normal tanda vital :
Neonatus 30 - 60 35
1 bln – 1 thn 30 – 60 30
1 thn – 2 thn 25 – 50 25
3 thn – 4 thn 20 - 30 22
5 thn – 10 thn 15 – 30 18
10 thn lebih 15 - 30 15
Neonatus 80 45
6 – 12 bln 90 60
1 – 5 th 95 65
5 – 10 th 100 60
10 – 15 th 115 60
Misalnya :
Identitas pasien :
Nama : Tn. M
Umur : 60 thn
Alamat : Bandungharjo
Agama : Islam
Diagnosa : retensio urin
Nama : Ny. M
Umur : 54 thn
Alamat : Bandungharjo
Agama : Islam
Hasil TTV :
S = 36,5˚C
TD = 140/70 mmHg
Nd = 86x/menit
RR = 24x/menit
BAB 3
PENUTUP
Kesimpulan
Suhu tubuh dapat menunjukkan keadaan metabolisme dalam tubuh, denyut nadi
dapat menunjukkan perubahan pada sistem kardiovaskular, frekuensi
pernapasan dapat menunjukkan fungsi pernapasan, dan tekanan darah dapat
menilai kemampuan sistem kardiovaskuler, yang dapat dikaitkan dengan denyut
nadi.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, A.Aziz Alimul, S.Kp dan Musrifatul Uliyah, S.Kp.2008.Keterampilan Dasar Praktik Klinik
untuk Kebidanan.Jakarta : Salemba Medika.