Anda di halaman 1dari 3

5 Macam Karya Tulis Ilmiah untuk Guru

5 Maret 2016   22:58 Diperbarui: 5 Maret 2016   23:20

 1079 1 0
Guru memiliki peran penting untuk mewujudkan pendidikan yang bermutu. Sebagai pendidik yang
profesional, guru memiliki tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada jenjang pendidikan anak usia dini, dasar, dan
menengah (UU No. 14 Tahun 2015). Disamping memiliki tugas utama, guru juga diwajibkan
mengembangkan keprofesian berkelanjutan. Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB)
adalah pengembangan kompetensi guru yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan, bertahap,
berkelanjutan untuk meningkatkan profesionalitasnya (Permennegpan dan Reformasi Birokrasi
Nomor 16 Tahun 2009).

Unsur kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) terdiri dari tiga macam kegiatan,
yaitu:

1.       Pengembangan Diri, meliputi : mengikuti Diklat fungsional dan melaksanakan kegiatan kolektif
guru.

2.       Publikasi Ilmiah, meliputi : membuat publikasi ilmiah atas hasil penelitian, membuat publikasi
buku.

3.       Karya inovatif, meliputi : menemukan teknologi tepat guna, menemukan/menciptakan karya
seni, dan membuat/memodifikasi alat pelajaran, dan mengikuti pengembangan penyusunan standar,
pedoman, soal dan sejenisnya.

Khusus kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan pada sub unsur Publikasi Ilmiah,
berkaitan dengan kemampuan guru untuk menyusun dan mempublikasikan Karya Tulis Ilmiah (KTI).
Kenyataannya, banyak guru merasa sulit bahkan tidak mampu menyusun KTI. Akibatnya, banyak
guru yang tidak memenuhi syarat untuk Naik Pangkat. Hal ini disebabkan tidak terpenuhi syarat PKB
pada sub unsur Publikasi Ilmiah yang perlu bukti fisik menyusun dan mempublikasikan KTI seperti
yang dipersyaratkan pada Buku 4 Pedoman PKB dan Angka Kreditnya.

Permasalahan di atas dialami oleh para guru disebabkan keterbatasan pemahaman dan kurangnya
kegiatan untuk menyusun KTI baik secara personal maupun kolegial. Kegiatan membaca beberapa
referensi yang berkaitan dengan KTI (khususnya untuk guru), banyak bertanya dan tukar pendapat
dengan teman sejawat guru yang lebih berpengalaman, dan aktif dalam beberapa kegiatan lomba
Karya Ilmiah Guru merupakan beberapa alternatif untuk lebih memahami dan menerapkan secara
langsung dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah. Berdasarkan Buku Pedoman Penilaian Karya Ilmiah
pada Forum Ilmiah Guru Tahun 2015 (Terbitan Depdiknas), terdapat 5 macam atau bentuk Karya
Tulis Ilmiah untuk guru.

Berikut 5 Macam Karya Tulis Ilmiah untuk guru antara lain:

1.    Penelitian Kuantitatif Uji Hipotesis, pada penelitian ini menyajikan Data Kuantitatif (Data Angka)
seperti pada Skripsi maupun Thesis pada umumnya.

2.    Penelitian Tindakan Kelas (PTK), pada penelitian ini memiliki ciri utama adanya Indikator
Keberhasilan dan Desain Penelitian berjenjang dari kegiatan pengamatan awal identifikasi masalah,
kegiatan Siklus 1 dan seterusnya hingga Indikator Keberhasilan tercapai atau terlampaui.   

3.    Penelitian Pengembangan Model, ciri utama memiliki Desain Pengembangan Model dilampiri
Contoh Pengembangan Instrumen.

4.    Penelitian Kualitatif, memiliki karakteristik adanya Kriteria Keabsahan Data (Deskriptif Kualitatif).

5.    Best Practices, pada Bab Pembahasan memuat analisis permasalahan berdasarkan kajian
pustaka dan didukung oleh data empiris di satuan pendidikan.

Sebagai guru yang dituntut untuk dapat menyusun dan mempublikasikan Karya Tulis Ilmiah sebagai
salah satu persyaratan PKB dan Angka Kredit untuk kenaikan pangkat, rasanya kita sebagai guru
merasa terbebani dan bertambah bingung dengan beberapa macam Karya Tulis Ilmiah untuk Guru
seperti contoh di atas. Ada baiknya segera mengambil langkah, sebagai awal bertindak sebelum
terlambat.

Sebagai guru yang berkutat pada kegiatan siswa dan lingkungan kelas, fokuskan dulu pada Karya
Tulis Ilmiah bentuk PTK (Penelitian Tindakan Kelas). Kuasai sistematika, ciri utama, dasar teori,
kajian ilmiah, dan penerapannya. Jika PTK sudah kita kuasai dan terbiasa kita terapkan dan susun
dengan benar, barulah kita coba bentuk Karya Tulis Ilmiah untuk guru yang lain.

Sudah disinggung di atas bahwa ciri utama PTK adalah adanya Indikator Keberhasilan. Sebagai
contoh, Jika PTK yang kita susun untuk Mendeskripsikan Hasil Belajar Siswa, maka tentukan
Indikator Keberhasilan Belajar Siswa baik secara individu maupun klasikal. Misalkan kita tentukan
Ketuntasan Klasikal berdasarkan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang ditetapkan mencapai nilai
≥75 sebesar ≥85%, maka apabila pada Siklus 2 Hasil Belajar Siswa yang meraih nilai ≥75 sudah
mencapai bahkan melampaui ≥ 85%, berarti PTK yang kita lakukan cukup pada Siklus 2 karena
permasalahan yang kita angkat sudah terjawab atau minimal tercapai.

Demikian sekelumit pemahaman dan pengalaman penulis yang bisa disampaikan. Tulisan ini yang
berkaitan dengan Karya Tulis Ilmiah untuk guru tentunya butuh saran dan masukan, serta diskusi
lebih mendalam dan perlu dikaji pada Forum Ilmiah Guru baik di lembaga sekolah, KKG, MGMP,
MGBK dan sejenisnya.
KOMPASIANA ADALAH PLATFORM BLOG, SETIAP ARTIKEL MENJADI TANGGUNGJAWAB
PENULIS.

Anda mungkin juga menyukai