Anda di halaman 1dari 12

MODEL PENDIDIKAN KARAKTER DALAM MASYARAKAT JEPANG

Budi Mulyadi
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro
Email: budi_mulyadi09@yahoo.com

Abstract

This research entitled The Model of Character Education in Japanese society. The main goal of
this research is to know how the model of character education in Japanase society is done. This
research is combination between field and library research. Main methods are observation,
interview, intepretation. There are unique character in Japanese society in which couldnt be
found in other nations. Spirit of Bushido (discipline, honest, tough, work hard) is foundations of
Japanese character. This such a character building is deserve to become an example to
Indonesia. Japan shows us, they build character successfully. Japan become a developed modern
nation without losing their core values and cultural.

Key word: Charakter Building, Japanese Society and culture, Bushido

1. LATAR BELAKANG MASALAH

Pendidikan karakter menjadi bertahap, berkelanjutan (Eko Budiardjo,


masalah yang sangat diperhatikan akhir- makalah seminar nasional Revitalisasi
akhir ini. Banyak lembaga pendidikan Pancasila dalam Karakter Bangsa, 30
formal mulai dari tingkat sekolah dasar September 2010, FIB UNDIP )
sampai tingkat perguruan tinggi mulai Di tengah perkembangan kehidupan
memperhatikan pendidikan karakter dan yang diwarnai dengan paradigma
mencoba memasukan ke dalam kurikulum positivisme dalam segala bidang ini,
pendidikan. Hal ini terkait dengan masalah- masalah yang berkaitan dengan moral
masalah moral yang kerap terjadi di mental, spiritial, kultural dikesampingkan.
Indonesia. Masalah karakter menjadi sorotan Manusia lebih terfokus pada hal-hal yang
seluruh rakyat Indonesia dalam dua bersifat fisis, materialis, ekonomis,
dasawarsa terakhir ini. Masyarakat rasionalis, pragmatis yang dapat terukur
Indonesia dikejutkan oleh banyak hal yang dengan pasti dengan hasil yang dapat
memprihatinkan seperti korupsi, kerusuhan, dirasakan dan dilihat secara langsung.
kekerasan, konflik antar suku bangsa dan Ada aspek yang sangat berpengaruh
masalah yang lainnya. terhadap kemajuan suatu bangsa yaitu jiwa
Kesadaran untuk mengatasi masalah atau karakter bangsa. Suatu bangsa yang
kemerosotan karakter bangsa ini muncul mempunyai keterbatasan SDA dan kondisi
ketika sudah sampai pada kondisi kronis. SDM yang belum baik, namun karena
Dalam kondisi seperti ini penanganan akan mempunyai jiwa dan karakter tertentu akan
jauh lebih sulit. Masalah karakter adalah mampu menjadi bangsa yang unggul. Secara
masalah mendasar. Karakter terbentuk umum bangsa Jepang telah membuktikan
dalam kurun waktu yang lama dan proses secara nyata. Masyarakat Jepang sangat
yang panjang. Upaya untuk merubah suatu menyadari akan pentingnya landasan
karakter menjadi karakter tertentu seperti karakter yang baik bagi manusia dan
yang dinginkan merupakan hal sangat sulit. masyarakat. Nilai moral, mental, spiritual
Kesulitan sebesar apapun harus tetap masyarakat Jepang sangat dijunjung tinggi.
ditempuh dan dilalui jika kita semua ingin Hal itu bisa dicapai dengan pendidikan
agar bangsa Indonesia tidak hancur. karakter yang dilakukan dilembaga
Pendidikan karakter itu merupakan proses pendidikan formal.
panjang yang harus dilakukan drngan sabar,
69 Jurnal IZUMI, Volume 3, No 1, 2014
Bangsa Jepang telah sampai pada data sekunder. Berikut ini beberapa langkah
suatu capaian yang menakjubkan. Setelah metode yang dipergunakan:
restorasi Meiji Jepang dalam waktu yang
tidak terlalu lama telah menjadi bangsa 1. Observasi: metode ini digunakan
modern yang mampu mengejar kemajuan untuk mendapatkan gambaran
bangsa-bangsa Barat. Salah satu faktor yang kehidupan orang dan masyarakat
menyebabkan bangsa Jepang menjadi Jepang. Gambaran yang
bangsa yang maju karena mereka diperoleh merupakan bahan /data
mempunyai keunggulan karakter yang tidak primer yang akan ditelaah
dimiliki oleh bangsa-bangsa lainnya di 2. Wawancara: teknik ini dilakukan
dunia. untuk mendapatkan gambaran
Kerja keras, disiplin, sederhana, yang lebih detail tentang bahan
cinta tanah air merupakan beberapa karakter kajian. Wawancara dilakukan
unggul yang dimiliki bangsa Jepang. Ada terhadap orang-orang Jepang,
beberapa faktor yang menyebabkan Jepang baik dosen maupun mahasiswa,
menjadi bangsa yang berkarakter unggul, atau sukarelawan berkebangaan
salah satunya adalah mereka sangat Jepang.
memperhatikan pendidikan karakter. 3. Klasifikasi: setelah diperoleh
Pendidikan karkater sangat diutamakan baik bahan yang cukup dilakukan
di lembaga formal maupun non formal. Dari klasifikasi bahan baik dari segi
sejak taman kanak-kanak sampai tingkat urgenitas maupun dari segi jenis
perguruan tinggi mereka memperoleh bahan/data.
pendidikan karakater yang kemudian 4. Analisa: dilakukan analisa
mereka terapkan dalam kehidupan sehari- dilakukan atas bahan yang sudah
hari mereka. diperoleh dan diperkuat
Dari latar belakang di atas penulis bahan/informasi dari buku yang
ingin meneliti lebih jauh tentang model sudah ada.
pendidikan karakter yang diselenggarakan di 5. Interpretasi: metode ini
lembaga formal di negara Jepang. digunakan dengan melakukan
interpretasi untuk mendapatkan
1.1. Rumusan Masalah pemahaman yang tepat terhadap
Rumusan masalah dalam penelitian ini bahan kajian, untuk mendapatkan
adalah bagaimana cara pendidikaan ide-ide dasar dari bahan kajian,
karakter dalam masyarakat Jepang dan gambaran bagaimana bentuk
dilaksanakan. penerapannya secara aktual
6. Sintesa: dari hasil kajian
1.3 Tujuan Penelitian beberapa aspek yang sudah
diteliti dan dikaji dengan
Tujuan dari penelitian ini untuk menguunakan logika deduktif
memaparkan tentang pelaksanaan diperoleh siatu sintesa. Sintesa
pendidikan karakter dalam masyarakat ini merupakan suatu sebagai
Jepang kesimpulan yang menjawab
permasalahan yang diajukan.
7. Deskripsi: semua bahan
1.4 Metode Penelitian penelitian, kajian ilmiah, dan
ujicoba penerapan,sampai pada
Penelitian ini merupakan penelitian kesimpulan akhir dideskripsikan
kombinasi antara penelitian studi pustaka dengan mempertahankan
dengan penellitian lapangan. Studi pustaka
digunakan untuk membuat analisa terhadap
masalah yang dikaji. Disamping itu
beberapa buku sekaligus juga merupakan

70 Jurnal IZUMI, Volume 3, No 1, 2014


2. PEMBAHASAN watak, perilaku. Pada Sekolah dasar siswa
2.1. Model Pendidikan Karakter di Jepang akan diajarkan mata pelajaran bahasa
dan Implementasinya dalam Kehidupan Jepang, pengenalan lingkungan hidup,
Masyarakat Jepang musik, menggambar, olah raga, kerajinan
tangan, pelajaran-pelajaran topik, ilmu-ilmu
Terbentuknya karakter unggul serta sains, aritmetika, dan sosial. Pada pelajaran
nilai-nilai khas budaya Jepang yang dimiliki mengenai ilmu sosial murid-murid Sekolah
bangsa Jepang hingga Jepang telah Dasar diajarkan pendidikan moral,
mencapai keadaan yang maju dan sejahtera berpartisipasi dalam aktivitas sosial dan
adalah hasil dari usaha-usaha bangsa Jepang kegiatan sosial lainnya.
dalam masalah pendidikan, termasuk di Untuk siswa SMP diajarkan
dalamnya pendidikan karakter. Kalau pendidikan bahasa Jepang, bahasa Inggris,
berbicara tentang pendidikan karakter, maka bahasa Asing, ilmu-ilmu sosial, matematika,
yang dimaksud adalah segala usaha yang sains, musik, kesehatan, pendidikan jasmani,
bersangkutan dengan mendidik orang seni, industri, kesejahteraan keluarga,
tersebut agar mempunyai karakter unggul. homemaking. Sama halnya dengan Sekolah
Pendidikan karakter tidak hanya bisa Dasar, Pada pelajaran mengenai ilmu sosial
dilakukan di lembaga formal seperti siswa SMP diajarkan pendidikan moral,
sekolah, tetapi bisa juga dilakukan dalam berpartisipasi dalam aktivitas sosial dan
lingkungan non-formal seperti dalam kegiatan sosial lainnya.
keluarga maupun dalam masyarakat. DARI:http://yardapoteker.wordpress.com/?s
Bangsa Jepang menganut filsafat =SISTEM+PENDIDIKAN+JEPANG.
bahwa manusia dapat diubah keadaan dan Adapun Pendidikan karakter di
sifatnya melalui usaha orang lain atau usaha Jepang diajarkan melalui pendidikan moral
sendiri. Mereka kurang atau bahkan tidak atau dalam bahasa Jepangnya disebut
percaya bahwa manusia sudah sejak semula dengan doutoku yang diberikan pada setiap
ditetapkan dalam keadaan tertentu yang jenjang sekolah mulai dari SD sampai SMA.
tidak dapat diubah atau berubah. Melalui pendidikan moral atau pendidikan
(Suryohadiprojo. 1987.210) moral ini tercipta karakter bangsa Jepang
Dengan filsafat tersebut bangsa yang terkenal sebagai bangsa yang ulet,
Jepang sangat mengutamakan pendidikan, pekerja keras, gigih, jujur, memiliki rasa
termasuk pendidikan karakter. Berikut toleransi, dan rasa kesetiakawanan yang
adalah penjelasan mengenai bagaimana tinggi. Pendidikan moral ini diintegrasikan
pendidikan karakter di Jepang dilakukan ke dalam kurikulum pendidikan dan telah
serta implementasinya dalam kehidupan menjadi bagian tak terpisahkan dalam mata
sehari-hari. pelajaran lainnya.
Kurikulum pendidikan di Jepang
1. Pendidikan Karakter di Lembaga terdiri atas tiga kategori: (1) mata pelajaran
Formal (Sekolah ) akademik (wajib dan pilihan), (2)
pendidikan moral, dan (3) kegiatan khusus.
Pendidikan Jepang terdiri atas sistem Pendidikan moral diberikan sebanyak 34
6-3-3-4 dimana siswa wajib mengemban 6 jam belajar pada tingkat awal, 35 jam pada
tahun Sekolah Dasar (Shougakkou), 3 tahun tingkat kedua hingga 9 ( kelas 2 SD hingga
Sekolah Menengah Pertama (Chuugakkou), 3 SMP). Hal ini mewakili 3,3-4,0% dari
3 tahun Sekolah Menengah Atas total jam belajar setiap tahunnya dari tiap
(Koutougakkou), 4 tahun atau lebih untuk tingkat. Dengan kata lain, terdapat satu jam
jenjang Perguruan Tinggi (Daigaku). pelajaran (45 menit untuk SD dan 30 menit
Pendidikan 9 tahun dari SD hingga untuk SMP) pendidikan moral yang
SMP merupakan pendidikan wajib yang diberikan setiap minggunya. (Murni
harus diikuti oleh setiap siswa yang ada di Ramli.2009)
Jepang dimana pendidikan tersebut menjadi
dasar-dasar pembentukan kepribadian,
71 Jurnal IZUMI, Volume 3, No 1, 2014
Kandungan pendidikan moral dibedakan c. Aesthetic Sensitivity (memiliki
menjadi empat area dengan total 76 item. sensitivitas estetika dan perasaan
Keempat area tersebut adalah: terhadap kehidupan manusia).
d. Nobility (mempercayai kekuatan
1. Regarding Self, meliputi : dan keunggulan manusia untuk
a. Moderation (pengerjaan mandiri mengatasi kelemahan diri, dan
dan melakukan moderator life) menemukan kebahagiaan sebagai
b. Diligence (bekerja keras secara manusia)
mandiri) (Murni Ramli.2009)
c. Courage (pengejaan sesuatu 4. Relation to Group and Society,
secara benar dengan keberanian) meliputi:
d. Sincerity (bekerja dengan a. Public Duty (menjaga janji dan
sincerity and cheer) menjalankan kewajiban dalam
e. Freedom and Order (nilai masyarakat, serta merasa
kebebasan dan kedisiplinan) kewajiban publik)
f. Self-improvement (pemahaman b. Justice (jujur dan tak berpihak
terhadap diri sendiri, mengubah tanpa diskriminasi, prejudice dan
apa yang seharusnya diubah, dan keadilan)
memperbaiki diri sendiri) c. Group Participation and
g. Love for Truth (mencintai dan Responsibility (keinginan untuk
mencari kebenaran, mencari berpartisipasi sebagai grup,
dasar kehidupan dan bertujuan menyadari perannya,
mencapai standar ideal). melaksanakan tugas dan
(Murni Ramli.2009) kewajiban dengan bekerja sama)
2. Relation to Others, meliputi: d. Industry (memahami makna
a. Courtesy (pemahaman terhadap bekerja keras, dan keinginan
tata sopan santun, berbicara dan untuk bekerja)
bertingkah laku tergantung pada e. Respect for Family Members
situasi dan kondisi) (mencintai dan menghormati
b. Consideration and Kindness guru dan orang di
(memperhatikan kepentingan sekolah/kampus, menciptakan
orang lain, baik hati, dan tradisi sekolah yang lebih baik
empati), (kerja sama) )
c. Friendship (memahami, percaya f. Contribution to Society
dan menolong orang lain) (menyadari kedudukannya dalam
d. Thanks and Respect (menghargai masyarakat setempat, hormat dan
dan menghormati orang-orang cinta terhadap mereka yang
yang telah berjasa kepada kita, berkontribusi dalam masyarakat
salah satunya dengan (senior citizens) )
memberikan ucapan terima g. Respect for Tradition and Love
kasih) of Nation (tertarik kepada
e. Modesty (menghargai orang lain budaya dan tradisi bangsa,
yang berbeda ide dan status mencintai bangsa)
melalui sudut pandang luas) h. Respect for Other Culture
(Murni Ramli.2009) (menghargai budaya asing dan
3. Relation to the nature and the sublim manusianya, dengan menyadari
with: kesadaran sebagai bangsa, dan
a. Respect for Nature (mengenal menjalani persahabatan
alam dan cinta kepada hewan dan internasioanl.
tanaman) (Murni Ramli.2009)
b. Respect for Life (menghargai
kehidupan dan makhluk hidup)

72 Jurnal IZUMI, Volume 3, No 1, 2014


Dari uraian di atas dapat diketahui kedisiplinan. Bila ada pekerjaan rumah atau
bahwa pendidikan moral yang diterapkan di tugas lainnya siswa wajib mengumpulkan
Jepang sangatlah rinci yang pada akhirnya tugas tersebut tepat waktu. Untuk
dapat membentuk karakter orang Jepang mengajarkan keteraturan dan kebersihan,
yang khas. anak anak sekolah disuruh untuk menata
Pada dasarnya yang paling dan merapikan sandal dan sepatu di tempat
menentukan keberhasilan pembentukan yang telah disediakan sebelum memasuki
karakter masyarakat Jepang dalam lembaga kelas. Anak-anak sekolah juga dibiasakan
pendidikan formal adalah ada pada buang sampah pada tempatnya, menyimpan
implementasinya dalam kehidupan nyata kembali barang yang sudah digunakan di
para siswa. Pendidikan moral di Jepang tempatnya semula.
tidak hanya diajarkan teorinya saja seperti Pendidikann karakater di Jepang
pendidikan moral yang diajarkan di juga diajarkan melalui metode learning by
Indonesia, tetapi Jepang lebih doing. Seperti misalnya makan siang
mengutamakan realisasi dari pengajaran bersama, bekerja sama dengan teman,
moral tersebut dalam kehidupan sehari-hari. mengucap salam, aktivitas motorik, dan
Pendidikan karakter di sekolah- berani tampil di depan kelas.
sekolah Jepang banyak diajarkan dalam Salah satu contoh menarik yang
bentuk praktek langsung. Pendidikan moral mengajarkan tentang team work dan
di sekolah-sekolah SD dan SMP di Jepang kepemimpina terlihat dari sistem
tidak diajarkan sebagai sebuah mata keberangkatan siswa SD Jepang ke sekolah
pelajaran khusus seperti di Indonesia, tetapi mereka. Siswa SD di Jepang diharuskan
diintregasikan dalam semua mata pelajaran. berjalan kaki ke sekolah, mereka berkumpul
Yang bertanggung jawab secara langsung di pos masing-masing tiap-tiap wilayah
adalah wali kelas. Pendidikan moral di secara berkelompok, tidak ada yang berjalan
Jepang diantaranya diajarkan dalam sendiri, saling menunggu dan akan
pelajaran seikatsu atau life skill atau berangkat apabila anggota kelompok sudah
pendidikan kehidupan sehari-hari. Dalam lengkap, mereka berjalan berbaris dipimpin
pelajaran itu siswa SD diajari tatacara anggota kelas 6 yang berjalan diurutan
menyebrang jalan, adab di dalam kereta, paling depan. Jadwal masuk pintu gerbang
yang tidak saja berupa teori, tetapi guru juga sekolah hanya 10 menit, dari pukul 7.50-
mengajak mereka untuk bersama naik kereta 8.00. Menariknya, kelompok pertama yang
dan memparktekannya. Wali kelas juga mencapai gedung sekolah tidak akan
menyampaikan kasus pelanggaran dan memasuki gerbang sekolah terlebih dahulu.
mengajak siswa untuk mendiskusikan Mereka berbaris rapi di depan gerbang
pemecahannya . ( Murni Ramli 2008) menunggu kedatangan kelompok yang
Pendidikan moral di SD Jepang lebih lainnya. Begitu kelompok terakhir datang,
mengutamakan praktek dalam kehidupan kelompok-kelompok tersebut memasuki
sehari-hari. Ramli dalam makalahnya yang pintu gerbang dengan barisan yang rapi,
berjudul Pendidikan Moral di Jepang tidak berpencar, tanpa ada keributan, dan
menjelaskan, anak-anak kelas 1 SD hanya hanya membutuhkan waktu sekitar 10
diajari perilaku sehari-hari yang ditemukan menit. Meskipun dalam cuaca dingin
dilingkungannya, misalnya jika mereka bersalju, semua siswa tetap melakukannya
sedang bermain, tiba-tiba tanpa sengaja dengan penuh semangat, rasa sabar yang
memecahkan kaca jendela tetangga, apa tinggi dan tanpa berkeluh kesah.
yang harus mereka lakukan? Anak-anak Bangsa Jepang memahami betul
diajarkan untuk segera minta maaf dan tidak bahwa pendidikan memegang peranan yang
boleh lari dari tanggung jawab. (Murni sangat penting pada masa pertumbuhan dan
Ramli. 2006) perkembangan anak-anak sebagai generasi
Anak-anak sekolah di Jepang wajib penerus bangsa. Pendidikan sedari dini yang
datang sepuluh menit sebelum sekolah ditanamkan kepada siswa Jepang di sekolah
dimulai. Hal ini untuk mengajarkan dasar lebih ditekankan kepada pendidikan
73 Jurnal IZUMI, Volume 3, No 1, 2014
karakter dan pendidikan nilai-nilai moral. pembagian tugas baik yang ditentukan
Sebagai contoh, dalam penyampaian bersama maupun atas pilihan sendiri. Pelajar
pelajaran moral, tentang berbohong, yang menentukan sendiri kontribusinya
pendekatan yang dilakukan oleh guru dalam melaksanakan tugas bersama, dalam
Jepang adalah tidak dengan mendoktrin istilah bahasa Jepangnya disebut dengan
tentang pentingnya untuk berlaku jujur, kakari. Melalui pendekatan ini pelajar
namun dengan mengajak anak anak diajarkan tanggung jawab menunaikan
berdiskusi tentang akibat-akibat berbohong. kewajiban yang telah ditentukannya sendiri.
Tidak ada yang malu bertanya dan Misalnya program membersihkan sekolah,
mentertawakan teman yang sedang bertanya, ada yang memilih untuk menyapu,
bahkan dalam menjawab pertanyaan guru mengepel lantai kelas, ada juga yang
pun, semuanya beradu cepat serentak membersihkan toilet, kantin dan sebagainya.
mengacungkan tangan seraya meneriakan Demikian pula misalnya dalam kegiatan
haik dengan lantang. Diskusi interaktif itu makan siang bersama sudah ditentukan
menggiring siswa untuk berfikir tentang siapa-siapa saja yang akan menghidangkan
pentingnya melaksanakan nilai-nilai moral makanan hingga mencuci piring dan
yang diajarkan. Tidak ada proses menghafal, membersihkan meja, demikian seterusnya.
juga tidak ada tes tertulis untuk pelajaran Siswa-siswa SD di Jepang sangat
moral ini. Untuk mengecek pemahaman antusias dan serius dalam melaksanakan
siswa tentang pelajaran moral yang program tokkatsu ini. Sikap kerja telah
diajarkan, mereka diminta untuk membuat terbentuk dengan baik membuat mereka
karangan, atau menuliskan apa yang mereka melakukan pekerjaannya dengan sungguh-
pikirkan tentang tema moral tertentu. sungguh. Nilai-nilai sosial, kerja sama dan
Kadang mereka juga diputarkan film yang sikap kebersamaan melekat pada diri
memiliki muatan moral yang akan diajarkan, individu pelajar Jepang dan sikap ini pun
kemudian mendidkusikan makna dari film terbawa tidak hanya di ruang kelas atau di
tersebut. kompleks sekolah saja, tetapi telah terbiasa
Pendidikan karakter lainnya yang juga dilakukan di rumah dan lingkungan
diterapkan di sekolah dasar di Jepang adalah sosial di luar sekolah. Di sini tampak pelajar
pendidikan model Jepang yang disebut sadar akan pentingnya menyelesaikan tugas
dengan tokkatsu yang bertujuan untuk sosial secara bersama-sama di sekolah.
membentuk pendidikan anak seutuhnya. Kerja sama positif seperti ini perlu
(hole child education ). Pada program dilakukan secara massif melalui penyadaran
tokkatsu setiap pelajar terlibat aktif dalam dan kebersamaan berbuat baik kepada
kegiatan yang dirancang bersama-sama sesama dalam bentuk kongkrit di sekolah.
dimana semua anggota kelompok memiliki Model tokkatsu ini telah berlangsung
tugas masing-masing. Program ini berupaya lama dan berhasil membentuk karakter
menumbuh-kembangkan sikap spontanitas bangsa Jepang yang bertanggung jawab,
dalam melakukan kerja sama, misalnya sehingga membawa negara Jepang menjadi
melalui act of cleaning, kegiatan salah satu negara maju di dunia.
membersihkan lingkungan. Dengan kegiatan Pendidikan karakter di lembaga
ini pelajar akan menyadari pentingnya formal di Jepang lebih diutamakan di tingkat
lingkungan yang bersih, resik dan rapi, SD dan SMP dengan menitik beratkan pada
sehingga mereka termotivasi untuk pendidikan moral yang diintregasikan dalam
membersihkan lingkungan disekitarnya kehidupan nyata sehari-hari siswa. Adapun
secara spontan. di tingkat SMA pendiidkan moral durubah
Kegiatan kelompok ini dilakukan menjadi pendidikan kewarganegaraan.
sesama rekannya dimana guru mengawasi Pendidikan prinsip dasar hidup yang kuat di
dan bertindak sebagai fasilitator masa pendidikan dasar inilah yang membuat
mendampingi mereka. Siswa belajar dengan kedisiplinan dan keteraturan dalam
sistem learning by doing. Kegiatan dan masyarakat Jepang.
tugas-tugas diselesaikan bersama dengan
74 Jurnal IZUMI, Volume 3, No 1, 2014
2. PENDIDIKAN KARAKTER DI menetapkan posisi perempuan selaku
LEMBAGA NON-FORMAL manajer urusan rumah tangga dan perawat
anak-anak bangsa. Sejak dulu filosofi ini
Pendidikan karakter tidak hanya merupakan bagian dari pola pikir bangsa
tidak hanya dilakukan di lembaga formal Jepang dan menjadi kunci pendidikan dari
seperti di sekolah atau perguruan tinggi, generasi ke generasi.
tetapi dilaksanakan juga di lembaga non- Dengan filosopi ini para ibu di
formal seperti keluarga, masyarakat dan Jepang mempunyai rasa tanggung jawab
perusahaan. Berikut penjelasan mengenai yang tinggi untuk mendidik anak-anak
pendidikan karakter di lembaga non-formal mereka menajadi anak yang bila sudah
tersebut: tumbuh dewasa akan berguna bagi bangsa.
Oleh karena itu sejak usia dini, anak-anak
1. Keluarga mereka sudah dididik dan diajarkan tentang
Keluarga memegang peranan penting karakter-karakter positif seeprti
dalam membentuk karakter seorang anak. kedisiplinan, keteraturan, kerja sama, kerja
Peran orang tua di Jepang sangat tinggi keras, mandiri dan karakter-karakter yang
didalam mendidik anak-anaknya menjadi lainnya. Bahkan ada beberapa keluarga di
anak yang berkarakter. Sopan santun, Jepang yang sangat keras dalam mendidik
kedisiplinan, keteraturan, sudah diajarkan etika anak-anaknya, Bila anaknya
sejak dini. Sistem pendidikan karakter melakukan suatu perbuatan yang tidak
tersebut dilakukan dengan memberi contoh sesuai dengan peraturan yang berlaku, orang
langsung kepada anak-anaknya. Ketika mau tuanya tidak segan-segan untuk memberikan
makan misalnya orang tua mengajarkan hukuman.
anak-anaknya untuk duduk rapi di aa meja Penulis menyaksikan sendiri waktu
makan, sebelum makan mereka diajarkan berada di Jepang, ada seorng anak kecil
mengucapkan itadakimasu sebagai etika yang dipukul kepalanya sampai menangis
umum yang dilakukan oleh orang Jepang oleh bapaknya gara-gara anak tersebut
pada saat akan makan, dan sesudah makan membuang sampah sembarang. Hukuman
diajarkan pula mengucapkan tersebut akan memberikan efek jera bagi
gochsosamadeshita, sebagai bentuk anak tersebut agar tidak mengulangi hal
ungkapan terima kasih kepada orang tua yang sama.
yang telah menyiapkan makanan. Begitu Kyoiku mama merupakan salah satu
juga anak-anak diajarkan untuk bentuk nyata dari peran perempuan dalam
menghabiskan makanan yang telah mendidik karakter anak-anak dalam
dimasukan ke dalam piring. Hal ini keluarga Jepang. Kyoiku mama artinya
dilakukan untuk melatih anak agar menjadi pendidikan ibu, dimana seorang ibu dikasih
pribadi yang tidak menyia-nyiakan sesuatu. tanggung jawab sepenuhnya untuk mendidik
Bila sudah selesai makan, anak-anak disuruh dan mengajar anaknya dalam hal
untuk mencuci piring sendiri piring dan pendidikan karakter dan etika. Kyoiku mama
gelas yang telah dipakai. Ini bertujuan agar mulai berkembang di Jepang pada paruh
anak-anak tidak tergantung pada orang tua kedua abad ke-20.
dan bisa bersikap mandiri. Perempuan Jepang berpendapat
Dalam keluarga Jepang, yang semakin sukses mereka mendidik anak-
memegang peranan paling penting dalam anaknya menjadi orang yang berhasil di
mendidik karakter anak adalah kaum ibu. masyarakat, maka akan semakin tinggi juga
Sistem pendidikan dan kebudayaan Jepang penghargaan yang akan diberikan
sepertinya sangat mengandalkan peran masyarakat kepada mereka. Keberhasilan
perempuan dalam membesarkan, mendidik seorang ibu di mata masyarakat dilihat dari
dan mengajar anak-anak di luar sekolah. keberhasilan anak-anaknya, baik sebagai
Karena itu di Jepang, dipegang teguh warga, pemimpin maupun pekerja. Dengan
kebijakan ryosai kentro, yang artinya sistem budaya seperti itu, maka para ibu di
istri yang baik dan ibu yang arif. Yang Jepang berlomba-lomba mendidik dan
75 Jurnal IZUMI, Volume 3, No 1, 2014
mengajar anak mereka agar menjadi orang agar anaknya tidak melakukan hal seperti
yang sukses dan beguna bagi masyarakat itu. Etika etika yang lainnya seperti
dan bangsa. mengucapkan salam ketika keluar rumah
Mengingat kyoiku mama mampu dan kembali dari bepergian, mengucapkan
membina kehidupan keluarga yang relatif terima kasih saat dibantu, mengucapkan
stabil, maka sekolah tidak perlu terlalu maaf saat melakukan kesalahan dan
berkonsentrasi pada masalah pendidikan memperbaiki kesalahan, diajarkan dengan
karakter seperti kedisiplinan dan yang sungguh-sungguh dalam keluarga Jepang.
lainnya, karena pada dasarnya pendidikan Keluarga sebagai lingkungan
karakter seperti itu sudah diajarkan baik pembentukan watak dan pendidikan karakter
secara langsung maupun secara tidak pertama dan utama memainkan peranan
langsung oleh orang tua siswa terutama oleh yang sangat signifikan dalam membentuk
kaum ibu dalam keluarga masing-masing. karkater-karakter bangsa Jepang. Orang tua
Dengan demikian para guru di sekolah di Jepang sadar bahwa pendidikan karakter
punya ketenangan dan waktu yang cukup anak merupakan tanggung jawab utama
untuk mengajarkan pengetahuan umum mereka, bukan tanggung jawab utama
tanpa harus terpecah konsentrasinya untuk sekolah tempat anak mereka sekolah, atau
mengajarkan karakter. tanggung jawab masyarakat di mana mereka
Atribut dari sistem nilai di Jepang tinggal. Dengan kesadaran seperti ini, para
seperti kesahajaan, kerja sama, kedisiplinan, orang tua di Jepang dengan sungguh-
keteraturan, kerja keras, rasa malu, sungguh mendidik dan mengajarkan
menghargai orang lain dan yang lainnya anaknya moral, etika dan perilaku yang
diajarkan dengan sungguh-sungguh dalam sesuai dengan norma-norma yang berlaku di
keluarga Jepang terutama oleh para ibu yang masyarakat Jepang pada umumnya.
menganggap anak adalah ikigai dan aset
yang sangat berharga untuk membawa nama 2. Masyarakat
baik keluarga di mata masyarakat. Pendidkan karakter dalam
Untuk nilai kesederhanaan, orang tua amsyarakat Jepang tidak terlepas dari akar
di Jepang mengajarkan anaknya tidak sejarah prinsip hidup samurai yang disebut
menggunakan uang untuk hal yang tidak dengan bushido yang telah tertransformasi
perlu. Hal ini untuk mengajarkan dan menjadi watak dasar dan prinsip hidup
kesederhanaan. Orang tua di Jepang tidak masyarakat Jepang pada umumnya.
membelikan anaknya motor atau mobil Berdasarkan sumbernya, nilai-nilai bushido
untuk berangkat ke sekolah. Orang Jepang berasal dari ajaran Budha dan Shinto.
lebih terbiasa naik sepeda atau kereta api Bushido yang telah menjadi prinsip hidup
untuk berangkat ke sekolah. Anak-anak di orang Jepang berisikan ajaran tentang
Jepang dikasih uang jajan tidak berlebihan. kesetiaan, kejujuran, etika sopan santun, tata
Kadang-kadang uang jajan tersebut oleh krama, disiplin, rela berkorban, kerja keras,
anaknya tidak digunakan untuk jajan kebersihan, hemat, kesabaran, ketajaman
melainkan ditabung untuk keperluan yang berfikir, kesederhanaan, serta kesehatan
lain. jasmani dan rohani.
Para orang tua di Jepang Bushido pada awalnya merupakan
mengajarkan anak-anak mereka kedisplinan kode etik kepahlawanan kaum samurai
dari hal-hal yang paling kecil, seperti dalam feodalisme Jepang. Samurai adalah
mengajarkan mereka untuk menyimpan sebuah strata sosial penting dalam tatanan
sesuatu pada tempatnya semula. Selalu feodalisme Jepang. Biasanya para samurai
mengajarkan mereka untuk selalu tepat dan Shogun rela mempertaruhkan nyawa
waktu pada saat makan malam bersama, jam demi kemenangan.
tidur dan jam bangun, jam masuk ofuro, jam
nonton tv, jam bermain. Bila ada yang
melanggar peraturan tersebut, orang tua
memnberi peringatan atau hukuman kecil
76 Jurnal IZUMI, Volume 3, No 1, 2014
Bushido menjadi asas moral yang menghalangi orang untuk berdiri bebas.
harus dihayati kalangan ksatria. Bushido Gambar lain tentang seorang gadis yang
juga menjadi pengganti pelajaran agama dan berbicara melalui telepon genggam dengan
pedoman moral serta etika bangsa Jepang. suara keras sehingga mengganggu
Tidak heran jika nilai-nilai bushido sangat penumpang lain. Tidak hanya poster,
terpatri dalam jiwa bangsa Jepang hingga kendaraan umum di Jepang sangat terkenal
saat ini. sepenuh dengan peringatan dan ajakan untuk
Dengan semikian, dapat dikatakan di mematuhi norma-norma, misalnya larangan
masa sekarang ini tidak ada pendidikan untuk menelepon, berbicara keras, dan
karakter khusus dalam masyarakat Jepang, beberapa tindakan yang mengganggu. Acara
karena karakter mereka sudah terbentuk tv swasta di Jepang pun sarat nilai
sejak dahulu kala dengan pendidikan disamping tidak melupakan
mentransformasikan ajaran-ajaran bushido unsur hiburan. ( Murni Ramli.2008).
dalam kehidupan mereka sehari-hari. Norma Pendidikan karakter dalam
masyarakatlah yang menjadi hukum sosial masyarakat Jepang juga dicontohkan oleh
yang mengontrol kehidupan masyarakat para pejabat yang memegang kekuasaan.
dalam masalah moral dan beretika. Orang Bila ada pejabat yang merasa gagal atau
Jepang di zaman sekarang ini, terutama melakukan tindakan yang merugikan negara,
anak-anak mudanya banyak yang tidak mereka akan segera mengakui kesalahan
menganut satu agama tertentu, meskipun tersebut dan segera mengundurkan diri dari
demikian, sikap jujur, menghormati orang jabatannya. Ini mendidik masyarakat agar
lain, disiplin dan lainnya ada dalam pribadi memiliki budaya malu dan budaya berani
mereka. Bila kita kehilangan barang apapun mengakui kesalahan apabila berbuat salah.
di Jepang, bila yang menemukannya orang Semangat bushido yang telah terpatri
Jepang niscaya barang itu akan diserahkan hingga kini dalam kehidupan masyarakat
ke pemiliknya atau diserahkan kepada polisi Jepang serta kesadaran sangat mendalam
agar yang punya bisa segera dari setiap warga Jepang dalam mentaati
menemukannya. Begitu juga budaya semua peraturan yang berhubungan dengan
menghormati orang lain terlihat dari sikap norma-norma masyarakat telah menjadikan
orang Jepang yang berusaha untuk tidak Jepang menjadi negara yang aman, tertib
mengganggu kenyamanan orang lain di dan sadar moral. Semangat bushido yang
tempat umum dengan bersikap sopan dan telah menjiwai kaum samurai selama
mematuhi etika yang berlaku. beberapa abad itu, sampai kini masih hidup,
Agar norma msyarakat di tempat namun bukan dalam bentuk semangat untuk
umum bisa terjaga dengan baik, salah satu berperang atau mengabdi kepada komandan.
upaya yang dilakukan pemerintah dalam Semangat bushido yang telah menghidupkan
pendidikan karakter masyarakat Jepang dan mengembangkan ekonomi dan industri
misalnya di setiap sudut di negara Jepang Jepang adalah semangat berdisiplin tinggi,
dipasang poster-poster yang memberikan bekerja keras, bertanggung jawab dan punya
pesan agar seluruh masyarakat Jepang rasa malu bila melakukan perbuatan yang
bersikap sopan, saling menghargai, disiplin, merugikan orang lain.
taat hukum, dan yang lainnya. Di kota-kota
juga sering terlihat poster yang 3. Perusahaan
mengisyaraktkan ketidaksopanan dalam Etos kerja masyarakat Jepang yang
kereta api. Poster tersebut dipasang agar sangat tinggi. Bahkan hal tersebut dicontoh
masyarakat tidak mencontoh hal tersebut oleh negara-negara lain yang ingin
karena bisa mengganggu kenyamanan negaranya maju seeprti Jepang. Karakter
umum.. Ada juga poster yang masyarakat Jepang adalah tipikal pekerja
menggambarkan seorang siswa SMA yang keras, pantang menyerah, dan perfectionist
duduk dengan kaki mengangkang dan sangat profesional demi memberikan
mengambil tempat yang lebar dan tas yang terebaik untuk perusahaan atau tempat
besarnya diletakan di depan sehingga mereka bekerja. Salah satu karkater yang
77 Jurnal IZUMI, Volume 3, No 1, 2014
menonjiuol dalam dunia kerja masyarakat Terbentuknya karakter-karakter
Jepang adalah sikap profesiona mereka pekerja keras, disiplin. loyalitas tinggi,
dalam bekerja. Profesionalitas yang tinggi bertanggung jawab, sifat profesional yang
dan kecintaan mereka terhadap terbentuk dalam pribadi para pekerja di
pekerjaannya, membuat mereka benar-benar perusahaan Jepang ada hubungannya dengan
mengabdikan hidup mereka untuk prinsip hidup Bushido yang
pekerjaan, bahkan tidak sedikit yang rela ditarnsformasikan dalam perusahaan
lembur tanpa digaji. Hal ini tidak lain karena perusahaan Jepang. Nilai-nilai bushido yang
mereka ingin memberi kontribusi yang diterapkan dalam perusahaan Jepang
terbaik untuk perusahaannya. terwujud dalam prinsip 5S di perusahaan
Para pekerja di perusahaan Jepang Jepang yaitu: seiri yang artinya ringkas,
terkenal dengan loyalitasnya yang sangat seiton yang artinya rapih, seisou yang
tinggi terhadap perusahaan di mana mereka artinya resik, seiketsu yang artinya rawat
bekerja. Selain itu mereka juga terkenal dan shitsuke yang artinya rajin. Berdasarkan
memiliki budaya kerja yang sangat tinggi, prinsip 5 S inilah manajemen perusahaan
menghargai pekerjaan dan menjadikan mendidik karakter para pekerjanya untuk
pekerjaan sebagai bagian kehidupan mereka. selalu menerapkan prinsip 5 S ini pada saat
Itulah sebabnya mereka sangat bertanggung bekerja di perusahaan.
jawab terhadap pekerjaan. Mereka juga Salah satu jenis pendidikan karakter
sangat menghargai waktu, bergerak gesit yang dilaksanakan di perusahaan-
dan berjalan dengan cepat. perusahaan Jepang adalah sebelum
Jepang terkenal dengan perusahaan- pekerjaan dimulai selalu diadakan meeting
perusahaan raksasa yang telah membuat besar dan meeting kecil. Pada saat meeting
produk yang dipasarkan ke seluruh dunia besar bucho atau manajer selalu
dan mendapat kepercayaan nomor satu dari mengingatkan anak buahnya untuk selalu
segi kualitas. Sesudah Perang Duni II, bekerja dengan giat, rajin, disiplin, penuh
perusahaan Jepang membentuk tiga sistem semangat, bertanggung jawab, kerja sama
yaitu: dan selalu menerapkan prinsip 5 S. Para
karyawan akan menyimak dengan baik dan
1. Sistem ketenagakerjaan sepanjang penuh perhatian apa yang disampaikan oleh
hidup, yakni perusahaan biasanya manajer mereka. Sebelum pekerjaan dimulai
tidak memutus hubungan kerja. mereka melakukan senam ringan untuk
2. Sistem kenaikan gaji sejajar umur, sebagai pemanasan agar badan menjadi
yakni perusahaan menaikkan gaji bugar.
pekerjanya tergantung umur mereka. Setelah meeting besar dilakukan juga
3. Serikat pekerja yang diorganisasi meeting kecil dimana dalam meeting kecil
menurut perusahaan, yakni berbeda tersebut diperinci lebih tegas lagi apa yang
dengan pekerja yang diorganisasi harus dikerjakan hari itu, diingatkan kembali
menurut jenis kerja, semua pekerja tentang etika kerja yang berhubungan
sebuah perusahaan, jenis pekerjaan dengan tanggung jawab kerja, kerapihan,
apapun, diorganisasi dalam satu kedisiplinan, semangat kerja, keselamatan
serikat pekerja. (Susilo.2010.56) kerja dan etika yang lainnya yang mengacu
kepada prinsip 5 S yang dijelaskan
sebelumnya.
Dengan ketiga sistem ini pekerja Pendidikan karakter para pekerja di
menganggap kuat dirinya sebagai anggota perusahan pun dilakukan pada saat masa
perusahaan dan harus loyal kepada training setelah perekrutan dilakukan. Bagi
perusahaan. Di atas ketiga sistem inilah etos mereka yang diterima bekerja diperusahaan
kerja dan budaya kerja orang Jepang akan diberikan training atau pelatihan
dikembangkan. selama dua minggu atau lebih tergantung
perusahaannya, dengan tujuan untuk
mengenalkan serta memberi pelatihan
78 Jurnal IZUMI, Volume 3, No 1, 2014
tentang sistem kerja serta mengajarkan sikap sekedar diajarkan teorinya saja, melainkan
kerja yang baik serta, mengenalkan lebih banyak diajarkan praktek serta
peraturan-peraturan perusahaan dan yang penerapan dari ajaran moral tersebut dalam
paling penting menumbuhkan rasa cinta juga kehidupan sehari-hari.
loyalitas terhadap perusahaan tersebut. Di lembaga non formal, pendidikan
Pada masa training tersebut para karakter diajarkan di keluarga, masyarakat
karyawan baru akan dididik dan ajarkan serta perusahaan. Dalam keluarga yang
tentang sikap profesionalisme, loyalitas, memegang peranan penting dalam
tanggung jawab, kedisiplinan, kerapihan, mengajarkan karakter adalah ibu.
keteraturan yang mengacu kepada prinsip 5 Pendidikan ibu (Kyoiku mama) merupakan
S. Melalui training tersebut para pekerja salah satu program yang cukup berhasil
baru akan memperoleh pengetahuan yang dalam mendidik karakter seorang anak
mendalam tentang sikap kerja yang dalam keluarga, dimana dalam program
dibutuhkan dan harus dilakukan pada saat tersebut seorang ibu di Jepang diberi
mereka bekerja di perusahaan tersebut. tanggung jawab yang sangat besar untuk
mendidik anaknya menjadi seorang yang
berhasil dalam masyarakat yang mempunayi
3. PENUTUP
karakter unggul yang bermanfaat bagi
Keberhasilan Jepang dalam masyarakat dan negara.
membangun negaranya menjadi negara yang Adapun pendidikan karakter dalam
maju dalam berbagai bidang kehidupan masyarakat Jepang lebih mengacu kepada
selain didukung nilai-nilai khas budayanya penanaman kedisiplinan agar masyarakat
juga didukung oleh sumber daya manusia patuh hukum, tidak melanggar norma dan
yang mempunyai karakter unggul yang aturan yang berlaku dalam masyarakat.
diperoleh dari hasil pendidikan karakter baik Untuk itu pemerintah banyak memasang
dilembaga formal maupun non formal. poster-poster atau gambar-gambar yang
Suka bekerja keras, mempunyai mendorong masyarakat agar mempunyai
semangat belajar yang tinggi, sangat karakter baik, disiplin, mempunyai budaya
disiplin, budaya malu, kebersamaan yang malu dan bertanggung jawab. Para pejabat
sangat kuat, sikap penatng menyerah, hemat, di Jepang memberi contoh dan ketauladanan
jujur, patriotik, menjaga tradisi budaya dalam hal mendidik masyarakatnya agar
sendiri merupakan beberapa karakter dan mempunayi karakter yang baik. Bila ada
nilai budaya Jepang yang sangat terkenal pejabat yang melanggar aturan negara serta
dan menjadi jati diri bangsa Jepang di mata merugikan masyarakat umum mereka tidak
dunia. segan untuk segera mengundurkan diri tanpa
Banyak faktor yang membentuk menunggu pemecatan.
karakter-karakter tersebut, salah satunya Pendidikan karakter pun dilakukan
adalah prinsip hidup samurai yang di perusahaan-perusahaan Jepang sehingga
terkandung dalam ajaran bushido yang perusahaan-perusahaan Jepang mempunyai
ditarnsformasikan dalam kehiduapm pekerja yang rajin, disiplin, bertanggung
masyarakat Jepang sehari-hari. Selain itu jawab, mempunyai loyalitas yang sangat
pendidikan karakter yang dilaksanakan baik tinggi. Pendidikan karakter di perusahaan
di lembaga formal maupun lembaga non Jepang dilakukan secara langsung pada saat
formal juga memegang peranan penting training maupun secara tidak langsung pada
dalam membentuk karakter unggul orang- saat bekerja setiap hari dengan mengacu
orang Jepang. kepad prinsip 5 S yang menjadi ciri khas
Di lembaga formal mulai dari tingkat dari perusahaan Jepang.
SD sampai tingkat SMU pendidikan
karakter diajarkan melalui mata pelajaran
moral (doutoku) yang diintregasikan ke
seluruh mata pelajaran yang diajarkan di
sekolah. Pelajaran moral tidak hanya
79 Jurnal IZUMI, Volume 3, No 1, 2014
DAFTAR PUSTAKA

Befu, Harumi.1981. Japan: An Ramli,Murni.2009. Pendidikan Moral orang


Antropological Introduction. Tokyo: Jepang
Charles E. Tuttle Co. http://murniramli.wordpress.com/
Danandjaja, James.1997. Folklor Jepang : 2009/01/03/pendidikan moral
Dilihat dari Kacamata Indonesia. orang Jepang ,diunduh 15 Mei
Jakarta: Pustaka Utama Grafiti. 2014
Kawada, Kan. 1996. Atarashii Shakai Ramli, Murni.2009. Konsep Pembaharuan
Rekishi. (Sejarah Masyarakat Baru) Kurikulum di Jepang
Tokyo: Tokyo Shoseki ,http://indosdm.com.diunduh 17
Nihongo Kyouiku Gakkai,1988.Nihon Jijoo Mei 2014
Shiriizu Nihon no Rekishi. Suryohadiprojo, Sayidiman. 1987 Belajar
(Pengantar Sejarah Jepang).Tokyo: Dari Jepangl.Jakarta. UI Press
Bonjinsha.(terjemahan dalam bahasa Susilo, Taufik Adi. 2010. Spirit Jepang
Indonesia diedit oleh I Ketut Jogjakarta. Ae-Ruz Media Grup
Surajaya). Tukiyo, 2012. Sistem Pendidikan dan
Nitobe, Inazo. 2008. Bushido Jiwa Jepang Pendidikan Karakter di Jepang
Surabaya : Era Media Publisher Serta Perbandingannya Dengan
Nasution, S. 1995 Berbagai Pendekatan di Indonesia. FKIP. Universitas
dalam Proses Belajar Widya Dharma Klaten
Mengajar.Jakarta. Bumi Aksara. Tatang. 2012 Pendidikan Karakter di Jepang
Ramli, Murni.2006. Pendidikan Moral di dan Indonesia. Makalah:
Jepang,http://murniramli.blogspo Disampaikan dalam Seminar
t.com/,diunduh 15 Mei 2014 Nasional dan Workshop
Pembelajaran Bahasa arab
Berbasis Karakter di Bandung,
11 November 2012.
http://yardapoteker.wordpress.com/?
s=SISTEM+PENDIDIKAN+JEPANG

80 Jurnal IZUMI, Volume 3, No 1, 2014

Anda mungkin juga menyukai