TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kolesterol
2.1.1. Definisi Kolesterol
Kolesterol adalah senyawa kimia yang dibutuhkan oleh tubuh sebagai
prekursor dari semua steroid dalam tubuh seperti kortikosteroid, hormon seks,
garam empedu, dan vitamin D. Selain itu, kolesterol merupakan senyawa
pembentuk struktur utama sistem membran sel dan lapisan luar lipoprotein
(Botham dan Mayes, 2009).
Kolesterol adalah suatu substansi seperti lilin berwarna putih yang secara
alami ditemukan di dalam tubuh. Kolesterol diproduksi di hati, fungsinya untuk
membangun dinding sel dan membuat hormon-hormon tertentu. Kolesterol
merupakan senyawa lemak kompleks dimana 80% dihasilkan dari dalam tubuh
(organ hati) dan 20% sisanya dari luar tubuh (zat makanan) yang memiliki
peranan penting dalam tubuh. Kolesterol yang berada dalam zat makanan yang
dikonsumsi dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam darah. Namun, sejauh
pemasukan ini seimbang dengan kebutuhan, tubuh akan tetap sehat. Kolesterol
tidak larut dalam cairan darah sehingga agar dapat dikirim ke seluruh tubuh maka
kolesterol berikatan dengan protein menjadi partikel yang disebut lipoprotein.
Lipoprotein dianggap sebagai carrier kolesterol dalam darah (LIPI, 2009).
5
6
darah. LDL bisa melekat karena mengalami oksidasi atau dirusak oleh radikal
bebas. LDL yang telah masuk ke dalam intima akan mengalami oksidasi tahap
pertama sehingga terbentuk LDL yang teroksidasi. LDL yang teroksidasi akan
memacu terbentuknya zat yang dapat melekatkan dan menarik monosit menembus
lapisan endotel dan masuk ke dalam intima. Selain itu, LDL yang teroksidasi juga
menghasilkan zat yang dapat mengubah monosit yang telah masuk ke dalam
intima menjadi makrofag. LDL yang teroksidasi akan mengalami oksidasi tahap
kedua menjadi LDL yang teroksidasi sempurna yang dapat mengubah makrofag
menjadi sel busa. Sel busa yang terbentuk akan saling berikatan membentuk
gumpalan yang makin lama makin besar sehingga membentuk benjolan yang
mengakibatkan penyempitan lumen pembuluh darah. Keadaan ini akan semakin
memburuk karena LDL yang teroksidasi sempurna juga merangsang sel-sel otot
pembuluh darah yang untuk masuk ke lapisan intima dan kemudian akan
membelah diri sehingga jumlahnya semakin banyak. Timbunan lemak pada
pembuluh darah membuat pembuluh darah menjadi sempit sehingga aliran darah
kurang lancar. Plak kolesterol pada dinding pembuluh darah bersifat rapuh dan
mudah pecah, meninggalkan lesi pada dinding pembuluh darah yang dapat
mengaktifkan pembentukan bekuan darah yang dapat menyebabkan penyumbatan
secara total (LIPI, 2009).
oleh usus bersama dengan kolesterol takterestirifikasi dan lipid lain pada
makanan. Bersama dengan kolesterol yang disintesis di usus, kolesterol ini
dimasukkan ke dalam kilomikron. Dari kolesterol yang diserap, 80-90%
mengalami esterifikasi dengan asam lemak rantai panjang di mukosa usus. Sekitar
95% kilomikron disalurkan ke hati dalam bentuk kilomikron sisa (chylomicron
remnants) dan sebagian besar kolesterol yang disekresikan oleh hati dalam bentuk
VLDL dipertahankan selama pembentukan IDL. LCAT plasma bertanggung
jawab terhadapp hampir semua ester kolesteril plasma pada manusia.Saat
kolesterol HDL mengalami esterifikasi, terbentuk gradien konsentrasi yang
menarik kolesterol dari jaringan dan dari lipoprotein lain. Protein transfer ester
kolesteril mempermudah perpindahan ester kolesteril dari HDL ke lipoprotein
lain, seperti ke VLDL, IDL, dan LDL. Oleh karena itu, pada manusia banyak ester
kolesteril yang dibentuk oleh LCAT mengalir ke hati dalam bentuk sisa VLDL,
IDL, maupun LDL. Kolesterol disekresikan dari tubuh dalam empedu berupa
asam atau garam empedu. Sekitar 1 gram kolesterol disekresikan dari tubuh setiap
hari, separuhnya berupa asam empedu dan sisanya berupa kolesterol. Kolesterol
ini sebagian besar akan dibentuk menjadi koprostanol dalam tinja oleh bakteri di
usus bagian bawah. Sebagian asam empedu akan kembali ke hati melalui sirkulasi
enterohepatik (Botham dan Mayes, 2009).
9
mencapai 5 sampai 10 liter setiap hari sedangkan kehilangan yang biasa hanya
300 sampai 400 mililiter (Guyton dan Hall, 2007).
Sebagian kecil dari kolesterol dipakai oleh kelenjar adrenal untuk
membentuk hormon adrenokortikal; ovarium, untuk membentuk progesteron dan
estrogen; dan oleh testis untuk membentuk testosteron. Kelenjar-kelenjar ini juga
dapat membentuk sterol sendiri dan kemudian membentuk hormon dari sterol
tersebut (Guyton dan Hall, 2007).
2.2 Trigliserida
2.2.1 Definisi Trigliserida
Triasilgliserol atau trigliserida merupakan ikatan ester trihidrat alkohol dan
asam lemak. Trigliserida adalah lipid simpanan utama di jaringan adiposa.
Sewaktu mobilisasi, asam lemak bebas dan gliserol dilepaskan. Asam lemak
bebas adalah sumber bahan bakar yang penting (Botham dan Mayes, 2009).
Peningkatan kadar trigliserida dipengaruhi dengan kebiasaan merokok.
Nikotin yang terkandung dalam asap rokok dapat meningkatkan lipolisis dan
konsentrasi asam lemak bebas yang mempengaruhi profil lemak dalam darah
(Institude of Medicine, 2010). Trigliserida juga merupakan lemak darah yang
cenderung naik seiring dengan peningkatan berat badan, kebiasaan mengonsumsi
alkohol, diet yang kaya dengan gula dan lemak, serta gaya hidup yang senang
12
situasi dalam bentuk VLDL (Very Low Density Lipoprotein). Oksidasi parsial
asam lemak di hati menyebabkan terbentuknya badan keton (Bender dan Mayes,
2009).
2.3 Hiperlipidemia
Hiperlipidemia atau Hiperlipoproteinemia adalah tingginya kadar kolesterol,
trigliserida, maupun keduanya dalam darah. Lemak utama dalam darah adalah
kolesterol dan trigliserida. Lemak terikat pada protein tertentu sehingga bisa
mengikuti aliran darah, ikatan antara lemak dan protein ini disebut lipoprotein
(LIPI, 2009).
Kadar lemak yang abnormal dalam sirkulasi darah, terutama kolesterol bisa
menyebabkan masalah jangka panjang. Risiko terjadinya aterosklerosis dan
penyakit arteri koroner atau penyakit arteri karotis meningkat pada seseorang
yang memiliki kadar kolesterol total yang tinggi, tetapi kadar yang terlalu rendah
juga tidak baik. Kadar kolesterol total yang ideal adalah 140-200 mg/dL atau
kurang. Jika kadar kolesterol total mendekati 300 mg/dL, maka risiko terjadinya
serangan jantung adalah lebih dari 2 kali (LIPI, 2009).
16