Anda di halaman 1dari 84

Modul Jaringan Komputer II

STMIK BUDI DARMA

MODUL I
JARINGAN KOMPUTER

1.1 Jaringan Komputer


Jaringan komputer adalah sebuah sistem yang terdiri dari dua atau lebih sistem
komputer yang melaksanakan tugasnya dan saling berhubungan satu sama lainnya.
Hubungan yang dibentuk bisa dalam bentuk hubungan komunikasi seperti pesan instan,
berbagi sumber daya (resource) seperti data, CPU dan hardware (CD-Rom, printer), dan
akses terhadap informasi seperti website. Misalnya koneksi antara dua komputer,
sehingga keduanya dapat bertukar informasi satu sama lain. Bentuk koneksi tersebut
dapat melalui serat optik, kawat tembaga, gelombang mikro, dan satelit komunikasi
(radio, satelit).
Tujuan daripada jaringan komputer ini adalah setiap komputer yang termasuk
kedalam sistem dapat menerima dan memberikan layanan (service). Pihak yang
menerima layanan disebut dengan klien (client), dan yang memberikan layanan disebut
dengan penyedia (server). Sehingga sistem yang terbentuk dari layanan ini disebut
dengan sistem client-server, bahkan sistem ini digunakan pada hampir seluruh aplikasi
pada jaringan komputer.

1.2 Macam – macam Jaringan Komputer


a. LAN (Local Area Network)
Menurut Nana Suarna, ST didalam bukunya LAN yaitu suatu sistem jaringan
dimana setiap komputer atau perangkat keras dan lunak digabungkan agar dapat saling
berkomunikasi (terintegrasi) dalam area kerja tertentu dengan
menggunakan data dan program yang sama, juga mempunyai kecepatan transfer data
lebih cepat. LAN mempunyai jangkuan maximal 100 meter.

1
Modul Jaringan Komputer II
STMIK BUDI DARMA

Gambar 1. LAN
b. Metropolitan Area Network
Menurut Nana Suarna, ST didalam bukunya MAN yaitu jaringan di antara LAN dan
WAN yang mempunyai jangkuan lebih luas geografis antara 10 kilometer sampai
dengan 50 kilometer. MAN digunakan untuk membangun jaringan di kantor-kantor
dalam wilayah satu kota, gedung, pabrik, kampus dan kantor pusat dalam area
jangkauannya.

Gambar 2
c. Wide Area Network (WAN)

Menurut Oscar Rachman,Gin Gin Yugianto dan Winarno Sugeng dalam buku
mereka ditulis bahwa WAN adalah jaringan komunikasi data yang mencakup area
geografis yang relatif luas dapat mencapai negara dan benua. Cakupan dari pada WAN
tentu akan lebih luas jika dibandingkan MAN dan LAN.

Gambar 3 WAN

d. Internet

Menurut Nana Suarta, ST didalam bukunya internet yaitu jaringan komputer


secara global (mendunia) yang dapat diakses ke seluruh dunia, dan dapat menghasilkan

2
Modul Jaringan Komputer II
STMIK BUDI DARMA

berbagai informasi, seperti : hiburan, pendidikan, kedokteran, olahraga, politik, dan


lain-lain. Menurut Winarno Sugeng didalam bukunya internet adalah kumpulan jaringan
yang saling terinterkoneksi, jika sistem yang dikoneksikan tidak kompetibel maka
diperlukan mesin gateway untuk keperluan penerjemahan guna menyampaikan packet
yang diterima.
Menurut Oscar Rachman,Gin Gin Yugianto didalam buku mereka internet adalah
suatu sistem jaringan komunikasi beberapa komputer yang terhubung tanpa batas waktu
maupun tempat, sehingga dapat dikatakan sebagai suatu komunitas jaringan global.
Kata internet erat hubungannya dengan dunia “web site”. Web dan site terdiri dari dua
kata. Web adalah sistem pada internet yang memungkinkan siapa saja untuk berada 24
jam per hari di internet. Sedangkan site adalah kumpulan beberapa buah komputer
dalam satu pengaturan administrasi yang sama oleh lembaga yang bersangkutan
(provider).

Gambar 4 Internet

3
Modul Jaringan Komputer II
STMIK BUDI DARMA

MODUL II
GNS 3

2.1 GNS3
Software GNS3 digunakan ratusan ribu serjana teknik jaringan di seluruh dunia
untuk media simulasi beberapa sistem operasi jaringan. adapun yang dapat digunakan
pada software ini adalah mulai dari perencanaan pembangunan jaringan, konfigurasi
hingga dengan menguji koneksi antar satu jaringan dengan beberapa jaringan.

2.3 Langkah-langkah Cara Install GNS3-0.8.6-all-in-one


1. Klik 2 kali GNS3-0.8.6-all-in-one.rar seperti gambar di bawah ini:

Gambar 5

2. Kemudian klik 2 kali GNS3-0.8.6-all-in-one.exe

Gambar 6

3. Klik tombol next

4
Modul Jaringan Komputer II
STMIK BUDI DARMA

Gambar 7

4. Klik tombol I Agree untuk melanjutkan proses instalasi

Gambar 8

5. Klik tombol Next seperti tampilan gambar di bawah ini.

5
Modul Jaringan Komputer II
STMIK BUDI DARMA

Gambar 9

6. Klik tombol Next seperti tampilan gambar di bawah ini.

Gambar 10

7. Lalu Klik tombol Install seperti tampilan gambar di bawah ini.

6
Modul Jaringan Komputer II
STMIK BUDI DARMA

Gambar 11

8. Tampilan proses instalasi sedang berlangsung, jika ada pesan seperti gambar
tampilan berikut maka klik tombol OK untuk memulai software tambahan yaitu
WinPcap 4.1.3

Gambar 12

9. Klik tombol next untuk melanjutkan

7
Modul Jaringan Komputer II
STMIK BUDI DARMA

Gambar 13

10. Klik tombol I Agree untuk melanjutkan

Gambar 14

11. Jika muncul sebagai tampilan di bawah ini, klik tombol Ignore

8
Modul Jaringan Komputer II
STMIK BUDI DARMA

Gambar 15

12. Proses instalasi WinPcap 4.1.3 selesai

Gambar 16

13. Klik tombol next untuk melanjutkan software tambahan yaitu Wireshark 1.10.2 (32-
bit)

9
Modul Jaringan Komputer II
STMIK BUDI DARMA

Gambar 17

14. Klik tombol Next untuk melanjutkan

Gambar 18

15. Klik tombol I Agree untuk menyetujui pemasangan software

10
Modul Jaringan Komputer II
STMIK BUDI DARMA

Gambar 19

16. Klik tombol Next untuk melanjutkan.

Gambar 20

17. Berikan tanda centang untuk membuat shortcuts Desktop icon. Klik tombol Next
untuk melanjutkan.

11
Modul Jaringan Komputer II
STMIK BUDI DARMA

Gambar 21

18. Klik tombol Install untuk melanjutkan proses pemasangan

Gambar 22

19. Proses instalasi Wireshark 1.10.2 (32-bit) sedang berlangsung

12
Modul Jaringan Komputer II
STMIK BUDI DARMA

Gambar 23

20. klik tombol Next untuk melanjutkan

Gambar 24

13
Modul Jaringan Komputer II
STMIK BUDI DARMA

20. Proses Instalasi Wireshark 1.10.2(32-bit) selesai

Gambar 25

14
Modul Jaringan Komputer II
STMIK BUDI DARMA

21. Tampilan dibawah ini adalah proses instalasi GNS3 0.8.6 dilanjutkan

Gambar 26

22. Klik tombol Next untuk melanjutkan

Gambar 27

15
Modul Jaringan Komputer II
STMIK BUDI DARMA

23. Klik tombol Cansel untuk mengabaikan proses selanjunya.

Gambar 28

24. Klik tombol Yes untuk menutup proses GNS3 0.8.6 Setup

16
Modul Jaringan Komputer II
STMIK BUDI DARMA

Gambar 29

25. Tekan tombol Start dan ketik GNS3 seperti tampilan gambar berikut. Kemudian
GNS3 siap digunakan.

Gambar 30

26. Tampilan GNS3 setelah berhasil diinstal

Gambar 31

17
Modul Jaringan Komputer II
STMIK BUDI DARMA

27. GNS3 siap digunakan

Gambar 32

18
Modul Jaringan Komputer II
STMIK BUDI DARMA

MODUL III
MENGHUBUNGKAN MIKROTIK DENGAN GNS3

I. Membuat Image Mikrotik


1. Copy mikrotik-5.26.iso

Gambar 33

2. Selanjutnya paste-kan ke alamat GNS3

Gambar 34

3. Buka Cmd dan klik kanan pilih run as administrator seperti gambar di bawah ini.

19
Modul Jaringan Komputer II
STMIK BUDI DARMA

Gambar 35

4. Kemudian ketikkan perintah yang text yang berwarna pada gambar berikut

Gambar 36

5. Menunggu proses instalasi fasilitas mikrotik yang dimuat dari file mikrotik5.26.iso

20
Modul Jaringan Komputer II
STMIK BUDI DARMA

Gambar 37

6. Proses instalasi selesai tekan Tombol Enter untuk mengakhiri proses reboot

Gambar 38

7. Kemudian kembali ke form cmd ketikkan text yang berwarna. Jika form login
mikrotik tampil maka proses instalasi mikrotik berhasil

21
Modul Jaringan Komputer II
STMIK BUDI DARMA

Gambar 39

II. Menambah tool mikrotik di GNS3

1. Buka GNS3 kemudian klik Menu Edit + pilih Preference

Gambar 40

22
Modul Jaringan Komputer II
STMIK BUDI DARMA

2. Setelah muncul menu preference klik dan isi sesuai dengan gambar berikut.

Gambar 41

3. Kemudian klik menu edit + pilih Symbol manager

Gambar 42

23
Modul Jaringan Komputer II
STMIK BUDI DARMA

4. Setelah muncul Symbol Manager pilih symbol router kemudian klik tombol panah
arah kanan, isi namanya dengan MikrotikOS dan type Qemu guest. Klik tombol
Apply dan Klik tombol OK.

Gambar 43

5. Untuk melihat hasilnya klik menu tools jaringan di sebelah kiri workspace

24
Modul Jaringan Komputer II
STMIK BUDI DARMA

Gambar 44

MODUL IV
MENGGUNAKAN GNS3

25
Modul Jaringan Komputer II
STMIK BUDI DARMA

1. Device yang akan digunakan dalam gns3 sebagai berikut.

Gambar 45

2. Hubungkan device menggunakan add link

Gambar 46

3. Hubungkan dari mikrotik router ke hub seperti tampilan berikut ini

26
Modul Jaringan Komputer II
STMIK BUDI DARMA

Gambar 47

4. Hubungkan dari hub ke PC / Host dengan memilih seperti tampilan berikut.

Gambar 48

5. Klik tombol start untuk melanjutkan konfigurasi

27
Modul Jaringan Komputer II
STMIK BUDI DARMA

Gambar 49

6. Kemudian isi login dengan admin lalu tekan enter password dikosongkan.

Gambar 50

7. Tekan Enter seperti tampilan berikut.

Gambar 51

8. Ikuti perintah yang ditandai panah pada gambar berikut.

Gambar 52

9. Kemudian klik menu tools dan pilih VPCS

28
Modul Jaringan Komputer II
STMIK BUDI DARMA

Gambar 53

10. Ketikkan perintah pada gambar berikut.

Gambar 54

29
Modul Jaringan Komputer II
STMIK BUDI DARMA

Membuat konfigurasi DHCP

Ketik dan sesuaikan pada gambar dibawah berikut.

Gambar 55

Kemudian buka VPCS

Ikuti perintah pada gambar berikut

Gambar 56

30
Modul Jaringan Komputer II
STMIK BUDI DARMA

4. Desain Jaringan

Desain topologi jaringan dibawah ini

Gambar 57

Lanjutkan dengan perintah pada terminal di bawah ini

Gambar 58

31
Modul Jaringan Komputer II
STMIK BUDI DARMA

Gambar 59

Gambar 60

Kemudian klik tools dan pilih VPCS pada menu GNS3 dan ikuti perintah di bawah ini

Gambar 61

32
Modul Jaringan Komputer II
STMIK BUDI DARMA

Sambungan

Gambar 62

TES Koneksi dari HOST Ke Gateway

Tes Koneksi dari Host 1 ke Gateway Jarlok1(IP Address : 192.168.10.1) , Jarlok2 (IP
Address : 192.168.12.1)dan Jarlok3 (IP Address : 192.168.12.1)

Gambar 63

TES Koneksi dari HOST Ke HOST

Tes Koneksi dari Host 1 ke Host2 (IP Address : 192.168.10.3), dari Host 1 ke Host3 (IP
Address : 192.168.11.2), dari Host 1 ke Host4 (IP Address : 192.168.11.3), dari Host 1
ke Host5 (IP Address : 192.168.12.2), dan kemudian dari Host 1 ke Host6 (IP Address :
192.168.12.3)

33
Modul Jaringan Komputer II
STMIK BUDI DARMA

Gambar 64

34
Modul Jaringan Komputer II
STMIK BUDI DARMA

MODUL V
ROUTING STATIC IN GNS3

1. Routing Static dengan 2 unit router Mikrotik

Gambar 65

Konfigurasi MikrotikOS (R1)

system identity set name = R1

interface set name=keR1 numbers=0

interface set name=keHub1 numbers=1

ip address add address=10.10.10.1/24 interface=keR1

ip address add address=192.168.1.1/24 interface=keHub1

ip dns set servers = 8.8.8.8,8.8.4.4 allow-remote-request=yes

ip dhcp-server network add address=192.168.1.0/24 gateway=192.168.1.1 dns-


server=192.168.1.1

ip dhcp-server setup

dhcp server interface:keHub1

Kemudian ENTER Sampai Muncul New Command Line

35
Modul Jaringan Komputer II
STMIK BUDI DARMA

Konfigurasi MikrotikOS_2 (R2)

system identity set name = R2

interface set name=keR2 numbers=0

interface set name=keHub2 numbers=1

ip address add address=10.10.10.2/24 interface=keR2

ip address add address=192.168.2.1/24 interface=keHub2

ip dns set servers = 8.8.8.8,8.8.4.4 allow-remote-request=yes

ip dhcp-server network add address=192.168.2.0/24 gateway=192.168.2.1 dns-


server=192.168.2.1

ip dhcp-server setup

dhcp server interface:keHub2

Kemudian ENTER Sampai Muncul New Command Line

Konfigurasi VPCS (Host)

Klik Tools + VPCS

Gambar 66

36
Modul Jaringan Komputer II
STMIK BUDI DARMA

Tes Koneksi dari PC1 Ke Semua Gateway dan Ke PC lain

Gambar 67

Tes Koneksi dari PC2 Ke Semua Gateway dan Ke PC lain

Gambar 68

2. Menghubungkan 3 router Mikrotik

37
Modul Jaringan Komputer II
STMIK BUDI DARMA

Gambar 69

NB: PC1 dan VPCS[1] adalah penamaan yang sama dalam modul ini

Cara berpindah dari VPCS[3], VPCS[3], VPCS[3] dan seterusnya sebagai berikut:

Gambar 70

Konfigurasi MikrotikOS

Gambar 71

Kemudian tes Koneksi terlebih dahulu secara manual dari VPCS

38
Modul Jaringan Komputer II
STMIK BUDI DARMA

Gambar 72

Selanjutnya dari tes koneksi dari PC 1 ke gateway 100.100.100.1 berhasil terhubung.


Kemudian lanjutkan konfigurasi MikrotikOS. Input alamat gateway yang akan
dihubungkan.

Gambar 73

Konfigurasi selanjutnya adalah dns (domain name system)

Gambar 74

Konfigurasi selanjutnya adalah DHCP-SERVER NETWORK

Gambar 74

39
Modul Jaringan Komputer II
STMIK BUDI DARMA

Konfigurasi DHCP Server Setup

Gambar 75

Hasil ip dhcp-server print

Gambar 76

Kemudian set ip firewall nat

Gambar 77

Kemudian kembali ke VPCS dan hapus alamat IP yang sudah diisi manual dengan
perintah clear ip

Gambar 78

40
Modul Jaringan Komputer II
STMIK BUDI DARMA

Selanjutnya ketikkan ip dhcp untuk mendapatkan hasil konfigurasi otomatis dari router
MikrotikOS

Gambar 79

Kemudian ping ke gateway 100.100.100.1

Gambar 80

Konfigurasi MikrotikOS_2

Gambar 81

Selanjutnya Konfigurasi alamat ip manual di VPCS

Gambar 82

41
Modul Jaringan Komputer II
STMIK BUDI DARMA

Kemudian tes koneksi ke gateway 200.200.200.1

Gambar 83

Kemudian set route gateway

Gambar 84

Konfigurasi dns (domain name system)

Gambar 85

Set dhcp-servers network

Gambar 86

Set dhcp-server setup

42
Modul Jaringan Komputer II
STMIK BUDI DARMA

Gambar 87

Untuk melihat hasil dhcp-server setup ketikkan perintah ip dhcp-server print

Gambar 88

Kemudian set ip firewall nat

Gambar 89

Kemudian kembali ke VPCS dan hapus alamat IP yang sudah diisi manual dengan
perintah clear ip

Gambar 90

Selanjutnya ketikkan ip dhcp untuk memperoleh hasil konfigurasi otomatis dari router
MikrotikOS_2

43
Modul Jaringan Komputer II
STMIK BUDI DARMA

Gambar 91

Selanjutnya tes koneksi ke gateway 200.200.200.1

Gambar 92

Konfigurasi Router Mikrotik_3

Gambar 93

Selanjutnya Konfigurasi alamat ip manual di VPCS

Gambar 94

Kemudian tes koneksi ke gateway 212.212.212.1

44
Modul Jaringan Komputer II
STMIK BUDI DARMA

Gambar 95

Kemudian set route gateway

Gambar 96

Set dns (domain name system)

Gambar 97

konfigurasi ip dhcp-server network

Gambar 98

Selanjutnya set ip dhcp-server setup

45
Modul Jaringan Komputer II
STMIK BUDI DARMA

Gambar 99

Kemudian set ip firewall nat

Gambar 100

Kemudian kembali ke menu vpcs dan hapus konfigurasi manual dengan perintah clear
ip

Gambar 101

Selanjutnya konfigurasikan VPCS[3] dengan DHCP dengan perintah ip dhcp

Gambar 102

46
Modul Jaringan Komputer II
STMIK BUDI DARMA

Tes koneksi dari VPCS[3] ke gateway 212.212.212.1

Gambar 103

Kemudian tes koneksi dari →PC1→ PC2

Gambar 104

Kemudian tes koneksi dari →PC1→ PC3

Gambar 105

Kemudian tes koneksi dari →PC2→ PC1

Gambar 106

Kemudian tes koneksi dari →PC2→ PC3

Gambar 107

Kemudian tes koneksi dari →PC3→ PC2

47
Modul Jaringan Komputer II
STMIK BUDI DARMA

Gambar 108

Kemudian tes koneksi dari →PC3→ PC1

Gambar 109

48
Modul Jaringan Komputer II
STMIK BUDI DARMA

MODUL VI
ROUTER AS GATEWAY LOCAL AND PUBLIC NETWORK

7.Router as gateway local and public network

Gambar 110

Konfigurasi Modem Router /ISP / Public

Gambar 111

Gambar 112

49
Modul Jaringan Komputer II
STMIK BUDI DARMA

Konfigurasi Router Local

Gambar 113

Gambar 114

Gambar 115

Gambar 116

50
Modul Jaringan Komputer II
STMIK BUDI DARMA

Gambar 117

Gambar 118

Gambar 119

Gambar 120

Gambar 121

51
Modul Jaringan Komputer II
STMIK BUDI DARMA

MODUL VII
MIKROTIK & ROUTERBOARD

1. Pengertian Mikrotik
Apa itu Mikrotik? Pengertian Mikrotik & Penjelasannya - Mikrotik adalah sebuah
perusahaan yang bergerak di bidang produksi perangkat keras (hardware) dan perangkat
lunak (Software) yang berhubungan dengan sistem jaringan komputer yang berkantor
pusat di Latvia, bersebelahan dengan Rusia. Mikrotik didirikan pada tahun 1995 untuk
mengembangkan router dan sistem ISP (Internet Service Provider) nirkabel.

Gambar 122
Mikrotik dibuat oleh MikroTikls sebuah perusahaan di kota Riga, Latvia. Latvia
adalah sebuah negara yang merupakan “pecahan” dari negara Uni Soviet dulunya atau
Rusia sekarang ini. Mikrotik awalnya ditujukan untuk perusahaan jasa layanan Internet
(PJI) atau Internet Service Provider (ISP) yang melayani pelanggannya menggunakan
teknologi nirkabel atau wireless. Saat ini MikroTikls memberikan layanan kepada
banyak ISP nirkabel untuk layanan akses Internet dibanyak negara di dunia dan juga
sangat populer di Indonesia. MikroTik sekarang menyediakan hardware dan software
untuk konektivitas internet di sebagian besar negara di seluruh dunia. Produk hardware
unggulan Mikrotik berupa Router, Switch, Antena, dan perangkat pendukung lainnya.
Sedangkan produk Software unggulan Mikrotik adalah MikroTik RouterOS.

Gambar 123

52
Modul Jaringan Komputer II
STMIK BUDI DARMA

MikroTik RouterOS™ adalah sistem operasi dan perangkat lunak yang dapat
digunakan untuk menjadikan komputer manjadi router network yang handal, mencakup
berbagai fitur yang dibuat untuk ip network dan jaringan wireless, cocok digunakan
oleh ISP dan provider hotspot. Untuk instalasi Mikrotik tidak dibutuhkan piranti lunak
tambahan atau komponen tambahan lain. Mikrotik didesain untuk mudah digunakan dan
sangat baik digunakan untuk keperluan administrasi jaringan komputer seperti
merancang dan membangun sebuah sistem jaringan komputer skala kecil hingga yang
kompleks sekalipun.

2. Pengertian Routerboard

Gambar 124
RouterBoard adalah router embedded produk dari mikrotik. Routerboard seperti
sebuah pc mini yang terintegrasi karena dalam satu board tertanam prosesor, ram, rom,
dan memori flash. Routerboard menggunakan os RouterOS yang berfungsi sebagai
router jaringan, bandwidth management, proxy server, dhcp, dns server dan bisa juga
berfungsi sebagai hotspot server.
Ada beberapa seri routerboard yang juga bisa berfungsi sebagai wifi. sebagai wifi
access point, bridge, wds ataupun sebagai wifi client. seperti seri RB411, RB433,
RB600. dan sebagian besar ISP wireless menggunakan routerboard untuk menjalankan
fungsi wirelessnya baik sebagai ap ataupun client. Dengan routerboard Anda bisa
menjalankan fungsi sebuah router tanpa tergantung pada PC lagi. karena semua fungsi
pada router sudah ada dalam routerboard. Jika dibandingkan dengan pc yang diinstal
routerOS, routerboard ukurannya lebih kecil, lebih kompak dan hemat listrik karena
hanya menggunakan adaptor. untuk digunakan di jaringan wifi bisa dipasang diatas
tower dan menggunakan PoE sebagai sumber arusnya.

53
Modul Jaringan Komputer II
STMIK BUDI DARMA

Mikrotik pada standar perangkat keras berbasiskan Personal Computer (PC) dikenal
dengan kestabilan, kualitas kontrol dan fleksibilitas untuk berbagai jenis paket data dan
penanganan proses rute atau lebih dikenal dengan istilah routing. Mikrotik yang dibuat
sebagai router berbasiskan PC banyak bermanfaat untuk sebuah ISP yang ingin
menjalankan beberapa aplikasi mulai dari hal yang paling ringan hingga tingkat lanjut.
Contoh aplikasi yang dapat diterapkan dengan adanya Mikrotik selain routing adalah
aplikasi kapasitas akses (bandwidth) manajemen, firewall, wireless access point (WiFi),
backhaul link, sistem hotspot, Virtual Private Netword (VPN) server dan masih banyak
lainnya.

a. Sistem Level Lisensi Mikrotik


Mikrotik bukanlah perangkat lunak yang gratis jika anda ingin memanfaatkannya
secara penuh, dibutuhkan lisensi dari MikroTikls untuk dapat menggunakanya alias
berbayar. Mikrotik dikenal dengan istilah Level pada lisensinya. Tersedia mulai dari
Level 0 kemudian 1, 3 hingga 6, untuk Level 1 adalah versi Demo Mikrotik dapat
digunakan secara gratis dengan fungsi-fungsi yang sangat terbatas. Tentunya setiap level
memilki kemampuan yang berbeda-beda sesuai dengan harganya, Level 6 adalah level
tertinggi dengan fungsi yang paling lengkap. Secara singkat dapat digambarkan jelaskan
sebagai berikut:
Level 0 (gratis)
tidak membutuhkan lisensi untuk menggunakannya dan penggunaan fitur hanya dibatasi
selama 24 jam setelah instalasi dilakukan.
Level 1 (demo)
pada level ini kamu dapat menggunakannya sbg fungsi routing standar saja dengan 1
pengaturan serta tidak memiliki limitasi waktu untuk menggunakannya.
Level 3
sudah mencakup level 1 ditambah dengan kemampuan untuk menajemen segala
perangkat keras yang berbasiskan Kartu Jaringan atau Ethernet dan pengelolan
perangkat wireless tipe klien.
Level 4
sudah mencakup level 1 dan 3 ditambah dengan kemampuan untuk mengelola
perangkat wireless tipe akses poin.

54
Modul Jaringan Komputer II
STMIK BUDI DARMA

Level 5
mencakup level 1, 3 dan 4 ditambah dengan kemampuan mengelola jumlah pengguna
hotspot yang lebih banyak.
Level 6
mencakup semua level dan tidak memiliki limitasi apapun (sumber :
www.mikrotik.com)

55
Modul Jaringan Komputer II
STMIK BUDI DARMA

MODUL VIII
ROUTER CONFIGURATION

1. Konfigurasi Routerboard menggunakan winbox

Gambar 125

2. Setelah tombol connect diklik maka akan menampilkan menu mikrotik seperti
gambar berikut

Gambar 126

56
Modul Jaringan Komputer II
STMIK BUDI DARMA

3. Konfigurasi Selanjutnya

Gambar 127

4. Konfigurasi selanjutnya

Gambar 128

5. Konfigurasi selanjutnya

Gambar 129

6. Konfigurasi selanjtunya

Gambar 130

57
Modul Jaringan Komputer II
STMIK BUDI DARMA

7. Kemudian tes koneksi dari PC Ke router melalui command prompt

Gambar 131

Gambar 132

Gambar 133

58
Modul Jaringan Komputer II
STMIK BUDI DARMA

Gambar 134

Gambar 135

59
Modul Jaringan Komputer II
STMIK BUDI DARMA

Gambar 136

Kemudian klik OK – OK dan Close

Connection test from command prompt

Gambar 137

Gambar 138

60
Modul Jaringan Komputer II
STMIK BUDI DARMA

Connection is successfully so back to winbox

Gambar 139

Configure ip domain name system (dns) and allow remote request=yes

Gambar 140

Configure ip firewall nat

Gambar 141

Connction test to gateway modem router and domain name ex ping google.com

61
Modul Jaringan Komputer II
STMIK BUDI DARMA

Gambar 142

Open Microsoft Edge (ME), Internet Explore(IE), Google Chrome (GC), Mozilla
Firefox (Moz) and type at address bar www.google.com

Gambar 143

Make Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP)

Gambar 144

Make DHCP server setup

62
Modul Jaringan Komputer II
STMIK BUDI DARMA

Gambar 145

Make automatically configuation your PC

Gambar 146

Klik OK, OK, close and Details to show ip configuration or with cmd

Show detail ip configution with menu ethernet

63
Modul Jaringan Komputer II
STMIK BUDI DARMA

Gambar 147

Show detail ip configution with menu cmd

Gambar 148

64
Modul Jaringan Komputer II
STMIK BUDI DARMA

MODUL IX
BANDWIDTH

1. Pengertian Bandwidth
Bandwidth dalam bahasa Indonesia disebut lebar pita (tapi saya hanya akan
menggunakan istilah bandwidth karena lebih umum). Secara general, bandwidth adalah
besarnya saluran transmisi tempat lewatnya informasi atau data. Sehingga, bandwidth
menentukan seberapa besar data yang dapat ditransmisikan per satuan waktu (biasanya
satuan waktunya detik). Bandwidth dapat di analogikan sebagai besarnya sebuah jalan
raya, sedangkan data adalah mobil-mobil yang berjalan diatasnya. Biasanya bandwidth
bersatuan Mbps (Megabit per second).

Gambar 149

Pada sebuah jaringan yang mempunyai banyak client, diperlukan sebuah


mekanisme pengaturan bandwidth dengan tujuan mencegah terjadinya monopoli
penggunaan bandwidth sehingga semua client bisa mendapatkan jatah bandwidth
masing-masing. QOS(Quality of services) atau lebih dikenal dengan Bandwidth
Manajemen, merupakan metode yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan
tersebut. Pada RouterOS Mikrotik penerapan QoS bisa dilakukan dengan fungsi Queue.

a. Simple Queue

Cara paling mudah untuk melakukan queue pada RouterOS adalah dengan
menggunakan Simple Queue. Kita bisa melakukan pengaturan bandwidth secara

65
Modul Jaringan Komputer II
STMIK BUDI DARMA

sederhana berdasarkan IP Address client dengan menentukan kecepatan upload dan


download maksimum yang bisa dicapai oleh client.

Contoh:
Kita akan melakukan limitasi maksimal upload : 128kbps dan maksimal download :
512kbps terhadap client dengan IP 192.168.10.2 yang terhubung ke Router.
Parameter Target Address adalah IP Address dari client yang akan dilimit. Bisa
berupa :

 Single IP (192.168.10.2)
 Network IP (192.168.10.0/24)

 Beberapa IP (192.168.10.2,192.168.10.13) dengan menekan tombol panah


bawah kecil di sebelah kanan kotak isian.

Penentuan kecepatan maksimum client dilakukan pada parameter target upload dan
target download max-limit. Bisa dipilih dengan drop down menu atau ditulis manual.
Satuan bps (bit per second).

Gambar 150

Dengan pengaturan tersebut maka Client dengan IP 192.168.10.2 akan mendapatkan


kecepatan maksimum Upload 128kbps dan Download 256kbps dalam keadaan apapun
selama bandwidth memang tersedia.

66
Modul Jaringan Komputer II
STMIK BUDI DARMA

Metode Pembagian Bandwidth Share

Selain digunakan untuk melakukan manajemen bandwidth fix seperti pada contoh
sebelumnya, kita juga bisa memanfaatkan Simple Queue untuk melakukan pengaturan
bandwidth share dengan menerapkan Limitasi Bertingkat.

Contoh :
Kita akan melakukan pengaturan bandwidth sebesar 512kbps untuk digunakan 3 client.
Konsep:
Dalam keadaan semua client melakukan akses, maka masing-masing client akan
mendapat bandwidth minimal 128kbps.

1. Jika hanya ada 1 Client yang melakukan akses, maka client tersebut bisa
mendapatkan bandwidth hingga 512kbps.
2. Jika terdapat beberapa Client (tidak semua client) melakukan akses, maka
bandwidth yang tersedia akan dibagi rata ke sejumlah client yg aktif.

Gambar 151

67
Modul Jaringan Komputer II
STMIK BUDI DARMA

Router kita tidak tahu berapa total bandwidth real yang kita miliki, maka kita harus
definisikan pada langkah pertama. Pendefinisian ini bisa dilakukan dengan melakukan
setting Queue Parent. Besar bandwidth yang kita miliki bisa diisikan pada
parameter Target Upload Max-Limit dan Target Download Max-Limit.

Gambar 152

Langkah selanjutnya kita akan menentukan limitasi per client dengan melakukan setting
child-queue. Pada child-queue kita tentukan target-address dengan mengisikan IP
address masing-masing client. Terapkan Limit-at (CIR) : 128kbps dan Max-Limit (MIR)
: 512kbps. Arahkan ke Parent Total Bandwidth yang kita buat sebelumnya. Ulangi
untuk memberikan limitasi padaclient yang lain, sesuaikan Target-Address.

Gambar 153

68
Modul Jaringan Komputer II
STMIK BUDI DARMA

Selanjutnya lakukan pengetesan dengan melakukan download di sisi client.


Pada gambar berikut menunjukkan perbedaan kondisi penggunaan bandwidth client
setelah dilakukan limitasi bertingkat

Gambar 154

Kondisi 1 menunjukkan ketika hanya 1 client saja yg menggunakan bandwidth, maka


Client tersebut bisa mendapat hingga Max-Limit.

Perhitungan : Pertama Router akan memenuhi Limit-at Client yaitu 128kbps.


Bandwitdh yang tersedia masih sisa 512kbps-128kbps=384kbps. Karena client yang
lain tidak aktif maka 384kbps yang tersisa akan diberikan lagi ke Client1 sehingga
mendapat 128kbps+384kbps =512kbps atau sama dengan max-limit.

Gambar 155

Kondisi 2 menggambarkan ketika hanya 2 client yang menggunakan bandwidth

Perhitungan :

Pertama router akan memberikan limit-at semua client terlebih dahulu. Akumulasi
Limit-at untuk 2 client = 128kbps x 2 =256kbps . Bandwidth total masih tersisa
256kbps. Sisa diberikan kemana.? Akan dibagi rata ke kedua Client. Sehingga tiap
client mendapat Limit-at + (sisa bandwidth / 2) = 128kbps+128kbps =256kbps

69
Modul Jaringan Komputer II
STMIK BUDI DARMA

Gambar 156

Kondisi 3 menunjukkan apabila semua client menggunakan bandwidth.

Perhitungan:

Pertama Router akan memenuhi Limit-at tiap client lebih dulu, sehingga bandwidth
yang digunakan 128kbps x 3 = 384kbps. Bandwidth total masih tersisa 128kbps. Sisa
bandwidth akan dibagikan ke ketiga client secara merata sehingga tiap client mendapat
128kbps + (128kbps/3) = 170kbps. Pada Limitasi bertingkat ini juga bisa
diterapkan Priority untuk client. Nilai priority queue adalah 1-8 dimana terendah 8 dan
tertinggi 1.

Contoh :
Client 1 adalah VVIP user, maka bisa diberikan Priority 1 (tertinggi).

Gambar 157

Jika kita menerapkan priority perhitungan pembagian bandwidth hampir sama dengan
sebelumnya. Hanya saja setelah limit-at semua client terpenuhi, Router akan melihat
priority client. Router akan mencoba memenuhi Max-Limit client priority tertinggi

70
Modul Jaringan Komputer II
STMIK BUDI DARMA

dengan bandwidth yang masih tersedia.

Gambar 158

Perhitungan: Client 1 mempunyai priority tertinggi maka router akan mencoba


memberikan bandwidth sampai batas Max-Limit yaitu 512kbps. Sedangkan bandwidth
yang tersisa hanya 128kbps, maka Client1 mendapat bandwidth sebesar Limit-at + Sisa
Bandwidth = 128kbps+128kbps = 256kbps

Konsep pembagian bandwidth ini mirip ketika anda berlangganan internet dengan
sistem Bandwidth share.
Limitasi bertingkat juga bisa diterapkan ketika dibutuhkan sebuah pengelompokkan
pembagian bandwidth.

Gambar 159

71
Modul Jaringan Komputer II
STMIK BUDI DARMA

Tampak pada gambar, limitasi Client1 dan Client3 tidak menganggu limitasi Client2
karena sudah berbeda parent. Perhatikan max-limit pada Limitasi Manager dan Limitasi
Staff.

Bypass Traffic Lokal

Ketika kita melakukan implementasi Simple Queue, dengan hanya berdasarkan target-
address, maka Router hanya akan melihat dari mana traffic itu berasal. Sehingga
kemanapun tujuan traffic nya (dst-address) tetap akan terkena limitasi. Tidak hanya ke
arah internet, akan tetapi ke arah jaringan Lokal lain yang berbeda segment juga akan
terkena limitasi.

Contoh :

 IP LAN 1 : 192.168.10.0/24
 IP LAN 2 : 192.168.11.0/24

Jika hanya dibuat Simple Queue dengan target-address : 192.168.10.0/24, traffic ke arah
192.168.11.0/24 juga akan terlimit. Agar traffic ke arah jaringan lokal lain tidak terlimit,
kita bisa membuat Simple Queue baru dengan mengisikan dst-address serta tentukan
Max-Limit sebesar maksimal jalur koneksi, misalnya 100Mbps. Kemudian letakkan rule
tersebut pada urutan teratas (no. 0).

Gambar 160

Rule Simple Queue dibaca dari urutan teratas (no. 0) sehingga dengan pengaturan
tersebut traffic dari LAN1 ke LAN2 dan sebaliknya maksimum transfer rate sebesar
100Mbps atau setara dengan kecepatan kabel ethernet. (sumber: www.mikrotik.co.id)

72
Modul Jaringan Komputer II
STMIK BUDI DARMA

b. Contoh Kasus Queue Tree dan Hirarki Token Bucket (HTB) dalam Pembagian
Bandwidth internet LAN STMIK Budi Darma

ISP

MODEm
mmM

PC
ROUTER

SWITCH

COM COM COM


1 2 3

gambar 161. Model LAN yang dilalui jaringan internet

Tidak jauh berbeda cara menganalisa dari jaringan WLAN dengan LAN yang
dilakukan ditempat riset. Pada analisa ini terlebih dahulu menancapkan kabel LAN yang
sudah dilengkapi dengan konnektornya. Setelah berhasil menancapkan kabel tersebut
langkah selanjutnya adalah tahap konfigurasi alamat ip address yang sudah ditentukan.
Adapun cara mengetahui apakah kabel utp.

Kabel utp tidak terhubung Kabel utp sudah terhubung

Gambar 162

73
Modul Jaringan Komputer II
STMIK BUDI DARMA

Apabila kabel utp sudah terhubung pada interface NetCard komputer langkah yang
selanjutnya adalah tahap konfigurasi alamat ip address versi 4 yang sudah diasumsikan.
Misalnya penulis memasukkan ip address seperti pada gambar 163.

Gambar 163. Komputer sudah berhasil dikonfigurasi dengan ip address yang sudah
diasumsikan terlebih dahulu didalam server MikrotikOS

Aplikasi pembantu yang digunakan untuk masuk kedalam router adalah aplikasi
winbox. Dalam tahap yang dilakukan adalah memasukkan alamat ip gateway, username
dan password. Tampilan login menuju server internet LAN dapat dilihat pada gambar
164 dibawah.

74
Modul Jaringan Komputer II
STMIK BUDI DARMA

Gambar 164. tampilan login masuk ke server LAN internet

Gambar 165. menu mikrotik setelah berhasil login

Pada jaringan LAN digunakan untuk karyawan dan dosen yang ingin
menggunakan fasilitas internet dan sistem informasi yang digunakan pada STMIK
Budidarma Medan. Pengguna jaringan LAN untuk koneksi internet dibatasi hanya
sebanyak 15 pengguna. Untuk mendapatkan koneksi jaringan internet terlebih dahulu
melakukan konfigurasi alamat ip address secara manual. Adapun langkah-langkah
konfigurasi ip address secara manual pada Windows 7 sebagai berikut:

1. Klik start + Control Panel + View Network status and tasks + Local Area
Connection + Properties + Internet Protocol Version 4 (TCP/IPv4) +

75
Modul Jaringan Komputer II
STMIK BUDI DARMA

Properties + Use the following IP address, Use the following DNS server
addresses + isi Ip address yang sudah ditentukan + Ok + Ok + Close.

2. Untuk Windows XP;

3. Klik start + Control Panel + Network Connections + Local Area Connection


+ Properties + Internet Protocol (TCP/IP) + Properties + Use the following
IP address, Use the following DNS server addresses + isi Ip address yang
sudah ditentukan + Ok + Ok + Close.

Metode Hierarchy Token Bucket (HTB) membuat sistem antrian (queue) pada
komputer klien yang melakukan download dan upload menjadi lebih terstruktur, dengan
melakukan pengelompokan-pengelompokan bertingkat seperti halnya struktur
organisasi. Analisa HTB pada Queue dan Simple Queue maupun Queue Tree yang ada
pada mikrotik, ternyata ada beberapa parameter yang tidak bekerja seperti yang
diinginkan. Beberapa parameter yang tidak bekerja adalah priority, dan dual limitation
(CIR / MIR).

Pada analisa ini penulis membuat contoh sistem antrian sebanyak tiga unit
komputer klien yang sadang melakukan download. Dimana satu sampel dibuat menjadi
orang tua (parent) dari pada komputer klien (child parent). Untuk parent dialokasikan
bandwidth sebesar 400kbps. Bandwidth 400 kbps dialokasikan ke tiga komputer klien.
dimana masing-masing client bisa mendapatkan maksimal 200kbps. Diantara ketiga
komputer klien tersebut, memiliki prioritas yang berbeda, yaitu: 1,2, dan 3.

Untuk mempermudah analisa dengan menggunakan metode hierarchy token


bucket yang berlaku pada mikrotikOS dalam sistem yang dibuat, penulis mencoba
membuat antrian pohon (queue tree) yang ada pada mikrotik. Adapun beberapa hal yang
harus diketahui tentang parameter yang harus dipersiapkan antara lain:

a. parent (yang harus diisi dengan outgoing-interface),


b. packet-mark (harus dibuat terlebih dahulu di ip-firewall-mangle),

c. max-limit (yang merupakan batas kecepatan maksimum), atau dikenal juga


dengan MIR (Maximum Information Rate) dan;

76
Modul Jaringan Komputer II
STMIK BUDI DARMA

d. limit-at

Untuk percobaan awal, semua priority diisi angka standart yang sama yaitu angka 8,
sedangkan nilai parameter limit-at tidak diisi. Gambar 166 berikut ini adalah ilustrasi
apa yang akan terjadi dengan konfigurasi diatas.

Gambar 166. Tampilan konfigurasi queue sebelum membuat prameterParent, limit-at


dan komputer klien mendapatkan nilai priority yang sama yaitu nilai standart queue
yaitu nilai 8

Karena alokasi bandwidth yang tersedia hanya 400kbps, sedangkan total


akumulasi ketiga client melebihinya (600 kbps), maka ketiga client akan saling berebut,
dan tidak bisa diprediksikan siapa yang akan menang (menggunakan bandwidth secara
penuh) dan siapa yang akan kalah (tidak mendapatkan bandwidth yang sesuai).
Misalkan pada komputer klient3 mendapatkan nilai prioritas tertinggi dan komputer
klien1 mendapatkan nilai prioritas terbawah.

Dengan mencoba memasukkan nilai prioritas untuk masing-masing klien sesuai


dengan prioritasnya.

Gambar 167 tampilan setelah komputer klien-1 mendapatkan nilai prioritas tertinggi dan
komputer klien-3 mendapatkan nilai prioritas tertinggi.

77
Modul Jaringan Komputer II
STMIK BUDI DARMA

Pada gambar 167 di atas, meskipun sekarang komputer klien-3 sudah memiliki
prioritas tertinggi, namun ketiga komputer klien tersebut masih berebutan bandwidth
dan tidak terkontrol. Gambar berikut akan mencoba mengimplementasikan nilai limit-
at. Seharusnya, limit-at adalah CIR (Committed Information Rate), merupakan
parameter di mana suatu komputer klien akan mendapatkan bandwidthnya, apapun
kondisi lainnya, selama bandwidthnya memang tersedia.

Gambar 168. Tampilan komputer klien masing-masing mendapat nilai limit-at sebesar
100kps

Ternyata komputer klien masih tidak mendapatkan bandwidth sesuai dengan


limit-at. Padahal, karena bandwidth yang tersedia adalah 400kbps, seharusnya
mencukupi untuk mensuplai masing-masing komputer klien sesuai dengan limit-at
komputer klien tersebut. Berikut mencoba menggunakan prameter parent queue, dan
menempatkan ketiga queue klien tersebut sebagai child queue dari parent queue yang
akan dibuat. Pada parent queue, cukup memasukkan outgoing-interface pada parameter
parent, dan untuk ketiga child, mengubah parameter parent menjadi nama parent.
Memasukkan nilai max-limit pada parent-queue, dan menghapus semua parameter
limit-at pada semua klien.

78
Modul Jaringan Komputer II
STMIK BUDI DARMA

Gambar 169. Tampilan setelah menambahkan satu prameter yaitu parent dan perubahan
pada outgoing-interface yang sebelumnya adalah local

Dapat pada contoh di atas, karena kita tidak memasukkan nilai max-limit pada
parent, maka priority pada child pun belum bisa terjaga. Setelah menambahkan nilai
parameter max-limit pada parent queue maka prioritas pada client akan berjalan.

Gambar 170. Tampilan setelah menambahkan prameter max limit pada parent

Pada gambar 170 di atas, komputer klien-2 dan komputer klien-3 mendapatkan
bandwidth hampir sebesar max-limitnya, sedangkan komputer klien-1 hampir tidak
kebagian bandwidth. Prioritas telah berjalan dengan baik. Namun, pada kondisi yang
sebenarnya, tentu tidak ingin ada komputer klien yang sama sekali tidak mendapatkan
bandwidth. Untuk itu, perlu memasang nilai limit-at pada masing-masing client. Nilai
limit-at ini adalah kecepatan minimal yang akan di dapatkan oleh klien, dan tidak akan
terganggu oleh klien lainnya, seberapa besar komputer klien lain menyedot bandwidth,
atau berapa tingkat nilai prioritasnya. Mencoba memasukkan nilai sebesar 75kbps
sebagai limit-at disemua komputer klien.

79
Modul Jaringan Komputer II
STMIK BUDI DARMA

Gambar 171 tampilan pada komputer klien mendapatkan nilai limit-at yang sama yaitu
sebesar 75kbps

sedangkan, mengenai max-limit, max-limit sebuah client tidak boleh melebihi


max-limit parent. Jika hal ini terjadi, maka client tidak akan pernah mencapai max-limit,
dan hanya akan mendapatkan kecepatan maksimum sebesar max-limit parent (lebih
kecil dari max-limit client).

Gambar 172 tampilan nilai max-limit komputer klien-3 lebih besar dibanding dengan
parent queue

Jika semua komputer klien memiliki prioritas yang sama, maka komputer klien akan
berbagi bandwidth sisa. Pada gambar 172 memperlihatkan semua komputer klien
mendapatkan nilai bandwidth yang hampir sama, yaitu sekitar 133,8 kbps (hasil total
rate yang didapat dari interface local sebesar 401,9 kbps dibagi sebanyak tiga unit pada
komputer klien yang sedang menggunakan layanan internet kampus.

Gambar 173 tampilan nilai max-limit komputer klien-3 lebih besar dibanding dengan
parent queue

80
Modul Jaringan Komputer II
STMIK BUDI DARMA

MODUL X
CLOUD COMPUTING

1. Definisi

Gambar 173 Karikatur Cloude Computing

Komputasi awan (cloud computing) adalah teknologi yang menjadikan internet sebagai
pusat pengelolaan data dan aplikasi, di mana pengguna komputer diberikan hak akses
(login). Penerapan komputasi awan saat ini sudah dilakukan oleh sejumlah perusahaan
IT terkemuka di dunia. Sebut saja di antaranya adalah Google (google drive) dan IBM
(blue cord initiative). Sedangkan di Indonesia, salah satu perusahaan yang sudah
menerapkan komputasi awan adalah Telkom (Anggi, pusatteknologi.com).

Gambar 173. Cloud Computing

81
Modul Jaringan Komputer II
STMIK BUDI DARMA

Gambar 174 Separation of responsibilities (Greiner, 2014, robertgreiner.com)

Ada 3 (tiga) model pengiriman (delivery) dalam komputasi awan:


a. Software as a Service (SaaS)
SaaS merupakan layanan untuk menggunakan aplikasi yang telah disediakan
penyedia layanan mengelola platform dan infrastruktur yang menjalankan aplikasi
tersebut.
b. Platform as a Service (PaaS)
PaaS merupakan layanan untuk menggunakan platform yang telah disediakan
pengembang fokus pada aplikasi yang dibuat tanpa memikirkan tentang
pemeliharaan platform.
c. Infrastructure as a Service (IaaS)
IaaS merupakan layanan untuk menggunakan infrastruktur yang telah disediakan.

82
Modul Jaringan Komputer II
STMIK BUDI DARMA

2. Model Penyebaran (Deployment) dalam Komputasi Awan

Gambar 175 Model Penyebearan (deployment) dalam komputeasi awan


Sumber: 2016, mytechlogy.com

Ada 4 (empat) model penyebaran (deployment) dalam komputasi awan:


1. Public cloud
2. Private cloud
3. Hybrid cloud
4. Community cloud
Private cloud hanya ada 1 (satu) pengguna dalam server. Hybrid cloud dapat
digunakan untuk public atau private cloud. Sedangkan community cloud dapat
digunakan bersama-sama oleh beberapa perusahaan yang memiliki kesamaan
kepentingan (Ulum, 2015, blog.wowrack.co.id). Model penyebaran komputasi awan
kadang sering disebut sebagai cloud storage.
Komputasi awan menjawab masalah dan tantangan IT. Sebut saja di antaranya adalah
masalah tingginya anggaran investasi IT dan rencana pemulihan bencana (Disaster
Recovery Plan, DRP) sebagai bagian dari business continuity. Kedua masalah tersebut
dapat terjawab dengan baik oleh komputasi awan. Masalah lainnya, seperti tingginya
tuntutan kebutuhan perusahaan, dapat terjawab dengan baik oleh komputasi awan
dengan cara ketangkasan dalam pengembangan (seagate.com).
Beberapa pertimbangan utama sebelum beralih ke komputasi awan: (1)
ketersediaan dan kecepatan internet, (2) kontrak jaminan tingkat pelayanan (Service
Level Agreement, SLA), (3) komitmen/kesungguhan pelayanan penyedia jasa, (4)
pengalaman penyedia jasa (khususnya di bidang komputasi awan), (5) on demand self
service, (6) komputer server down, (7) keamanan dan privasi, (8) lokasi data dan

83
Modul Jaringan Komputer II
STMIK BUDI DARMA

yurisdiksi/ketetapan hukum, (9) backup data dan DRP, dan (10) biaya yang akan
dikeluarkan.
Dengan adanya komputasi awan, jumlah komputer beserta sejumlah perangkat
infrastruktur yang melekat dapat dihilangkan/dikurangi secara signifikan. Pergeseran
tren perusahaan dalam membeli serta memelihara server dan aplikasi on-premise yang
mahal, bergerak menuju ke bentuk metode penyewaan IT, sesuai dengan kebutuhan
(cloudindonesia.com).
IT bukan merupakan pemberi kontribusi terbesar dalam pertambahan panas di
Bumi. Tapi dengan menerapkan Green IT, salah satunya menerapkan komputasi awan,
maka akan memberikan kontribusi positif dalam rangka mengurangi dampak negatif
dari pemanasan global. Aktivitas cetak-mencetak kertas dapat dihindari. Komputasi
awan mendukung Green IT, khususnya dalam hal efisiensi energi (karena penghilangan
komputer beserta perangkatnya) dan paperless.

84

Anda mungkin juga menyukai