Anda di halaman 1dari 4

A.

Moral
1. Moral (Bahasa LatinMoralitas) adalah istilah manusia menyebut ke manusia atau orang
lainnya dalam tindakan yang memiliki nilai positif. Manusia yang tidak memiliki moral
disebut amoral artinya dia tidak bermoral dan tidak memiliki nilai positif di mata manusia
lainnya. Sehingga moral adalah hal mutlak yang harus dimiliki oleh manusia. Moral secara
ekplisit adalah hal-hal yang berhubungan dengan proses sosialisasi individu tanpa moral
manusia tidak bisa melakukan proses sosialisasi. Moral dalam zaman sekarang memiliki nilai
implisit karena banyak orang yang memiliki moral atau sikap amoral itu dari sudut pandang
yang sempit. Moral itu sifat dasar yang diajarkan di sekolah-sekolah dan manusia harus
memiliki moral jika ia ingin dihormati oleh sesamanya. Moral adalah nilai ke-absolutan
dalam kehidupan bermasyarakat secara utuh. Penilaian terhadap moral diukur dari
kebudayaan masyarakat setempat.Moral adalah perbuatan/tingkah laku/ucapan seseorang
dalam ber interaksi dengan manusia. apabila yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan
nilai rasa yang berlaku di masyarakat tersebut dan dapat diterima serta menyenangkan
lingkungan masyarakatnya, maka orang itu dinilai memiliki moral yang baik, begitu juga
sebaliknya.Moral adalah produk dari budaya dan Agama. Setiap budaya memiliki standar
moral yang berbeda-beda sesuai dengan sistem nilai yang berlaku dan telah terbangun sejak
lama. ( https://ms.wikipedia.org/wiki/Teori_moral )
2. Pengerian moral dalam kamus psikologi (Chaplin, 2006): Dituliskan bahwa moral mengacu
pada akhlak yang sesuai dengan peraturan sosial, atau menyangkut hukum atau adat
kebiasaan yang mengatur tingkah laku.
3. Pengertian moral dalam Hurlock (Edisi ke-6, 1990) mengatakan bahwa perilaku moral adalah
perilaku yang sesuai dengan kode moral kelompok sosial. Moral sendiri berarti tata cara,
kebiasaan, dan adat. Perilaku moral dikendalikan konsep konsep moral atau peraturan
perilaku yang telah menjadi kebiasaan bagi anggota suatu budaya.
4. Pengertian moral menurut Webster New word Dictionary (Wantah, 2005) bahwa moral
adalah sesuatu yang berkaitan atau ada hubungannya dengan kemampuan menentukan benar
salah dan baik buruknya tingkah laku.
B. Etika
1. Etika (Yunani Kuno: "ethikos", berarti "timbul dari kebiasaan") adalah sebuah sesuatu di
mana dan bagaimana cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang
menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan
konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab. St. John of Damascus (abad
ke-7 Masehi) menempatkan etika di dalam kajian filsafat praktis (practical philosophy).
Etika dimulai bila manusia merefleksikan unsur-unsur etis dalam pendapat-pendapat
spontan kita. Kebutuhan akan refleksi itu akan kita rasakan, antara lain karena pendapat etis
kita tidak jarang berbeda dengan pendapat orang lain. Untuk itulah diperlukan etika, yaitu
untuk mencari tahu apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia.
Secara metodologis, tidak setiap hal menilai perbuatan dapat dikatakan sebagai etika.
memerlukan sikap kritis, metodis, dan sistematis dalam melakukan refleksi. Karena itulah
etika merupakan suatu ilmu. Sebagai suatu ilmu, objek dari etika adalah tingkah laku
manusia. Akan tetapi berbeda dengan ilmu-ilmu lain yang meneliti juga tingkah laku
manusia, etika memiliki sudut pandang normatif. Maksudnya etika melihat dari sudut baik
dan buruk terhadap perbuatan manusia.
Etika terbagi menjadi tiga bagian utama: meta-etika (studi konsep etika), etika normatif
(studi penentuan nilai etika), dan etika terapan (studi penggunaan nilai-nilai etika).
2. Menurut Kamus Besar Bhs. Indonesia (1995) Etika adalah nilai mengenai benar dan salah
yang dianut suatu golongan atau masyarakat atau etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan
yang buruk, tentang hak dan kewajiban moral.
3. Menurut Maryani & Ludigdo (2001) “Etika adalah Seperangkat aturan atau norma atau
pedoman yang mengatur perilaku manusia, baik yang harus dilakukan maupun yang harus
ditinggalkan yang di anut oleh sekelompok atau segolongan masyarakat atau profesi”.
C. Kasus
Seorang Laki-laki umur 55 tahun datang ke UGD, dibawa oleh keluarganya dengan keadaan
tidak sadarkan diri. Dari hasil anamnesa yang dilakukan oleh perawat kepada keluarga pasien,
keluarga mengatakan “ pasien mengeluh 6 bulan terakhir nyeri dada menjalar ke lengan kiri.
Nyeri pertama kali terjadi ketika melakukan kegiatan dan menurun ketika istirahat. Dia
mengalami napas yang pendek, mual, muntah atau diaforesis. Dia memiliki riwayat penyakit
hipertensi dan dislipidemia. Pada riwayat keluarga diperoleh keterangan bahwa bapaknya
meninggal karena infark miokard pada usia 56 tahun. Dia menghabiskan 50 bungkus rokok
pertahun. Perawat di UGD melakukan prosedur pertolongan pertama yaitu RJP / CPR. Sebelum
melakukan RJP / CPR , perawat selalu menjaga privasi klien dan meminta maff kepada keluarga
untuk tidak mendekati bad atau tempat tidur pasien, agar perawat leluasa melakukan
pekerjaannya dengan tenang dan profesional. Setelah pasien di tangani dengan baik barulah
perawat mempersilahkan keluarga pasien untuk melihat keadaan pasien tersebut dengan meminta
ijin terlebih dahulu kepada dokter jaga di UGD tersebut.
D. Analisis Kasus
Pada awal dan akhir resusitasi, etika dipertimbangkan. Meskipun prinsip-prinsip etika
tentang beneficence, non maleficence, autonomydan justice dapat diterima di seluruh budaya,
tetapi prioritas506 Maj Kedokt Indon, Volum: 59, Nomor: 11, Nopember 2009 prinsip-prinsip
tersebut dapat bervariasi antara kebudayaan yang berbeda. Di Amerika Serikat sebagian besar
penekananpada otonomi individual. Di Eropa lebih menekankan padapenyedia layanan
kesehatan otonomi yang menjadi tugasmereka dalam mengambil keputusan bila timbul
masalah.Sedangkan di Asia keputusan kelompok masyarakat mendominasikeputusan yang
diambil. Dikatakan bahwa resusitasiadalah paduan usaha antara data ilmiah dan nilai-nilaisosial
sedangkan pada saat yang sama juga terdapat upayamempertahankan otonomi budaya, sehingga
dokter harusmemainkan peranan penting dalam mengambil keputusanberdasarkan data ilmiah
dan keinginan (preferensi) pasien.
Referensi

Andrew H. Travers, Thomas D. Rea, Bentley J. Bobrow, Dana P. Edelson, Robert A.Berg,
Michael R. Sayre, Marc D. Berg, Leon Chameides, Robert E. O'Connor and Robert A. Swor.
2010. CPR Overview. American Heart Association. Volume 4
David Markenson, Jeffrey D. Ferguson, Leon Chameides, Pascal Cassan, Kin-Lai Chung,
Jonathan Epstein, Louis Gonzales, Rita Ann Herrington, Jeffrey L. Pellegrino, Norda Ratcliff
and Adam Singer. 2010. First Aid. American Heart Association. Volume 17
https://id.wikipedia.org/wiki/Etika
https://id.wikipedia.org/wiki/Moral
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&ved=0ahUKEwi75p
XPvILPAhUJvo8KHZwgCuoQFggeMAA&url=http%3A%2F%2Findonesia.digitaljournals.org
%2Findex.php%2Fidnmed%2Farticle%2FviewFile%2F691%2F696&usg=AFQjCNGq3wjmGV
g7d6EcOKf7wu0oYHalyg&bvm=bv.132479545,d.c2I&cad=rja

Anda mungkin juga menyukai