Anda di halaman 1dari 3

HADIAH NATAL YANG MAHAL Saya Adalah Sebuah Hadiah

Penulis cerpen Amerika terkemuka, O. Henry, menulis sebuah kisah Natal tersohor. Roma 6:13
Kisah itu tentang sepasang suami-istri muda yang sedemikian saling mencintai.
Natal sudah dekat dan mereka ingin saling memberikan hadiah. Tetapi mereka Dan janganlah kamu menyerahkan anggota-anggota tubuhmu kepada dosa untuk
sangat miskin dan tidak mempunyai uang untuk membeli hadiah. Maka mereka dipakai sebagai senjata kelaliman, tetapi serahkanlah dirimu kepada Allah sebagai
masing-masing, tanpa saling memberi tahu, memutuskan untuk menjual miliknya orang-orang, yang dahulu mati, tetapi yang sekarang hidup. Dan serahkanlah
anggota-anggota tubuhmu kepada Allah untuk menjadi senjata-senjata kebenaran.
yang paling berharga.

Bagi sang istri, harta miliknya yang paling berharga adalah rambutnya yang panjang Beberapa hari menjelang Natal, putri Pendeta Jeff Callender yang berusia tiga tahun
berkilau. Ia pergi ke sebuah salon dan menyuruh memotong rambutnya. Kemudian begitu gembira melihat banyaknya hadiah dan kesibukan memberi hadiah. Ayahnya
ia menjual potongan rambutnya itu untuk membeli sebuah rantai arloji yang indah menulis, "Suatu pagi ia memungut, memeriksa, menggoncang-goncang dan
untuk arloji suaminya. Sementara itu, sang suami pergi kepada seorang tukang menebak isi setiap bungkusan. Lalu, tiba-tiba seperti mendapat ilham, ia memungut
sebuah pita merah besar yang jatuh dari salah satu bungkusan dan
emas dan menjual satu-satunya arloji yang dimilikinya untuk membeli dua potong
sisir yang indah untuk rambut kekasihnya. menempelkannya di atas kepalanya. Dengan mata berbinar dan senyum lebar ia
berkata, "Lihat saya, Ayah! Saya ini sebuah hadiah!"
Ketika hari Natal tiba, mereka saling menyerahkan hadiah. Mula-mula mereka
menangis terharu, namun kemudian keduanya tertawa. Tidak ada lagi rambut yang Setiap anak Allah seharusnya juga berkata demikian kepada Bapa Surgawi. Dengan
perlu dirapikan dengan sisir indah pembelian sang suami, dan tidak ada lagi, arloji mengingat semua yang telah dilakukan-Nya bagi kita, sudah seharusnya kita
yang memerlukan seutas rantai indah pembelian sang istri. Tetapi ada sesuatu yang memberi diri sepenuhnya kepada-Nya, termasuk tubuh kita. Dengan melakukan hal
lebih berharga daripada sisir dan rantai arloji, yaitu pesan dibalik hadiah- hadiah itu; itu, kita akan "mematikan perbuatan-perbuatan tubuh" (Roma 8:13). Dan kita
mempersembahkan diri kita kepada Tuhan sebagai persembahan yang hidup (Roma
Mereka masing - masing telah mengambil yang terbaik dari dirinya untuk diberikan
kepada pasangannya... 12:1). Mereka yang benar-benar menyerahkan seluruh keberadaannya kepada
Tuhan dapat berkata seperti Paulus, "Kristus dengan nyata dimuliakan di dalam
Suatu hadiah bukanlah hadiah jika tidak menimbulkan suatu pengorbanan dalam tubuhku, baik oleh hidupku, maupun oleh matiku" (Filipi 1:20).
diri kita, dan jika tidak menjadi bagian dari diri kita sendiri. Yesus memberikan dari-
Nya yang terbaik untuk kita. Ia memberikan nyawa-Nya, untuk menebus dosa - Natal adalah waktu yang tepat untuk memperingati hadiah terbesar yang diberikan
dosa kita, untuk menyelamatkan hidup kita, supaya bisa tetap bersama dengan Dia Allah kepada umat manusia, Anak-Nya, Yesus Kristus. Saat kita merenungkan kasih
untuk selama-selamanya. Apa yang aku berikan kepada-Nya yang terbaik, dariku..? yang mendasari pemberian itu, biarlah kita menanggapinya dengan menyerahkan
hidup kita kepada-Nya bagi kemuliaan-Nya.
"Tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang memberikan
nyawanya untuk sahabat - sahabatnya. Kamu adalah sahabat-KU, jikalau kamu Mari kita gemakan kata-kata gadis kecil tersebut, "Lihat saya, Bapa! Saya adalah
sebuah hadiah!" Untuk membuat hidup Anda berarti, serahkanlah hidup Anda
berbuat apa yang kuperintahkan kepadamu."(Yohanes 15 :13, 14)
kepada Allah.

Natal Yang Indah


Lukas 1:44

Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam Setiap hari Natal menjadi indah bila kita memusatkan diri pada kabar baik tentang
rahimku melonjak kegirangan. Yesus.

Tak lama setelah orang-orang Amerika melahap sisa-sisa daging kalkun dari
perayaan Thanksgiving, para reporter berita di televisi dengan wajah sedih
memberitahu para pemirsa bahwa Natal tahun ini "sepertinya akan menjadi Natal Menantikan Natal
yang buruk." Yang mereka maksudkan adalah jumlah penjualan di toko-toko Lukas 2:25
mungkin akan menurun selama masa berbelanja yang akan datang. Dan hal ini
membuat Natal yang "buruk." Adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon. Ia seorang yang benar dan saleh
yang menantikan penghiburan bagi Israel. Roh Kudus ada di atasnya.

Kita dapat memahami mengapa hal ini menjadi sebuah berita hangat. Banyak
perusahaan menanti para pembeli akhir tahun yang sibuk berbelanja agar keuangan Bulan Desember merupakan bulan yang paling banyak dinanti oleh banyak orang.
perusahaan mereka tetap terjaga. Namun ada sesuatu yang mengusik dalam diri Ya, bulan Desember selalu mengingatkan orang bahwa Natal dan Tahun Baru akan
saya ketika orang-orang berbicara mengenai Natal yang "buruk", meskipun kata itu segera tiba. Sejak kecil saya juga selalu menikmati hari-hari menjelang Natal dimana
ditujukan pada angka penjualan yang rendah. Bagaimana mungkin perayaan terdapat suasana yang penuh dengan kasih, kehangatan, sukacita dan damai
kelahiran Mesias, sang Juru Selamat dunia, dapat menjadi saat yang buruk? sejahtera ketika mengingat akan kelahiran Yesus.

Marilah kita mencermati sekali lagi kisah yang sudah tak asing ini. Pada bulan-bulan Banyak orang menunggu datangnya Natal dengan beragam motivasi yang berbeda.
sebelum Yesus dilahirkan, Maria pergi ke kota tetangga untuk mengunjungi Natal seringkali dihubungkan dengan sale atau discount besar-besaran,
saudaranya, Elisabet, yang juga sedang mengandung dan menantikan kelahiran meningkatkan omzet perusahaan, liburan panjang, pesta yang meriah dengan
anaknya. Ketika Maria berbicara, bayi yang berada dalam rahim Elisabet melonjak teman-teman dan relasi kantor, serta berbagai macam alasan lainnya. Seringkali
kegirangan (Lukas 1:44). Mereka yang tahu siapa sebenarnya bayi Maria, akan keceriaan dan kemeriahan sesaat itu berlalu dengan begitu cepat sehingga kita
bersukacita. kehilangan makna dari Natal yang sesungguhnya.

Mari kita cari sukacita tersebut dengan memusatkan perhatian kita pada peristiwa Apabila ada seorang tokoh dalam Alkitab yang sangat menanti akan datangnya
yang kita rayakan, bukan pada perayaannya. Kelahiran Yesuslah yang kita hormati, Natal, maka orang itu adalah Simeon. Setelah menanti bertahun-tahun akan janji
dan hal itu akan membuat Natal menjadi indah. kedatangan Mesias, Simeon sangat bersukacita ketika raja yang dinantikan itu
akhirnya lahir dan berada dalam pengkuannya. Seluruh penantiannya seakan
terbayar lunas saat dalam usianya yang sangat lanjut, ia dapat berjumpa dengan
bayi yesus yang ditunggu-tunggunya selama ini.

Tanpa terasa kita telah memasuki bulan Desember dan hari-hari menjelang Natal.
Akan terdapat bermacam-macam kesibukan yang segera dihadapi. Apakah yang
sesungguhnya Anda tunggu? Kiranya penantian Anda tidak sia-sia.

Agar Natal menjadi bermakna, berilah Kristus tempat utama di hati Anda.

Anda mungkin juga menyukai