ABRAHAM SILALAHI
Kamis, 23 Desember 2021
I. IBADAH NATAL
01. PANGGILAN BERIBADAH (P: Pemimpin, K: Keluarga)
P : Saudara/i yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, Pada saat ini,
kita bersekutu di tempat ini melaksanakan ibadah Natal
keluarga pomparan Op. Abraham Silalahi, menyukuri
kelahiran Tuhan Yesus Juruselamat dunia. Selamat hari Natal
bagi kamu sekalian.
K : Selamat Natal bagimu juga!
P : Immanuel, Tuhan bersama dengan kita, hadir di tengah
keluarga kita. Maka layaklah kita menyaksikan:
K : Pujilah Tuhan hai jiwaku dan janganlah lupakan segala kebaikan-
Nya.
P : Marilah kita berhimpun dan bersukaria, sujud menyembah-
Nya, bernyanyi untuk memuliakan nama-Nya:
1
03. Votum – Introitus – Doa
P : Di dalam Nama Allah Bapa dan Nama Anak-Nya Tuhan Yesus
Kristus dan Nama Roh Kudus. Sebab Seorang Anak telah lahir
untuk kita, Seorang Putera telah diberikan untuk kita;
J : Lambang pemerintahan ada di atas bahu-Nya, dan nama-Nya
disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa
yang Kekal, Raja Damai.
P : Haleluya! Marilah kita berdoa! Ya Allah Bapa kami yang ada
di surga. Mahabesar kasih-Mu Tuhan bagi kami. Engkau rela
lahir di kandang domba yang hina, supaya kami beroleh
keselamatan. Ajar dan bimbinglah kami dengan Roh-Mu,
supaya kami menyukuri kasih-Mu, yang Engkau nyatakan
dalam Anak-Mu, Tuhan Yesus Kristus. Penuhilah keluarga
kami dengan kasih sayang-Mu, sehingga kami dimampukan
hidup saling mengasihi dan saling menyayangi sebagai
keluarga di hadapan-Mu. Dengarkanlah doa dan permohonan
kami ini, hanya dalam Nama Yesus Kristus Tuhan kami,
Amin.
2
pendaftaran yang pertama kali diadakan sewaktu Kirenius
menjadi wali negeri di Siria.
K: Maka pergilah semua orang mendaftarkan diri, masing-masing
di kotanya sendiri.
P: Demikian juga Yusuf pergi dari kota Nazaret di Galilea ke
Yudea, ke kota Daud yang bernama Betlehem, — karena ia
berasal dari keluarga dan keturunan Daud –
K: supaya didaftarkan bersama-sama dengan Maria,
tunangannya, yang sedang mengandung.
Ketika mereka di situ tibalah waktunya bagi Maria untuk
bersalin,
P: dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang
sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya
di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di
rumah penginapan.
K: Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang
menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam.
P: Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan di dekat mereka
dan kemuliaan Tuhan bersinar meliputi mereka dan mereka
sangat ketakutan.
K: Lalu kata malaikat itu kepada mereka: "Jangan takut, sebab
sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar
untuk seluruh bangsa:
P: Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan,
di kota Daud.
K: Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang
bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam
palungan."
P: Dan tiba-tiba tampaklah bersama-sama dengan malaikat itu
sejumlah besar bala tentara sorga yang memuji Allah, katanya:
3
K: "Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai
sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-
Nya."
P: Setelah malaikat-malaikat itu meninggalkan mereka dan
kembali kesorga, gembala-gembala itu berkata seorang kepada
yang lain: "Marilah kita pergi ke Betlehem untuk melihat apa
yang terjadi di sana, seperti yang diberitahukan Tuhan kepada
kita."
4
hendaklah kita menjadi terang kepada orang lain, dengan hidup
saling mengasihi. Kita menyanyikan “Sonang ni bornginna i”
K
hatimu.” (1 Petrus 1:22).
asih merupakan identitas setiap orang yang percaya kepada
Yesus Kristus. Kasih tersebut terinspirasi dari kasih Allah yang
begitu besar akan dunia ini sehingga Ia mengaruniakan Anak-
Nya yang Tunggal supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak
binasa melainkan beroleh hidup yang kekal (Yoh. 3:16).
Yesus selalu memancarkan Kasih dalam setiap sikap dan karya-Nya
selama di dunia ini, bahkan ketika berhadapan dengan orang-orang yang
membenci-Nya. Yesus telah meninggalkan cara hidup yang benar dengan
Cinta Kasih-Nya supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya
meneladani hidup-Nya yang penuh Cinta Kasih.
5
Itulah pesan Petrus dalam nas ini kepada jemaat mula-mula yang
ada di Asia kecil, yang pada saat itu mengalami banyak penderitaan dan
ketidakadilan karena iman mereka kepada Yesus. Rasul Petrus mengajak
supaya semua jemaat itu tetap hidup dalam kasih persaudaraan yang
tulus ikhlas. Pesan ini jugalah yang menjadi renungan Natal bagi kita saat
ini secara khusus di keluarga kita supaya kita tetap hidup dalam kasih
persaudaraan dan saling mengasihi walaupun banyak penderitaan dan
tantangan yang kita hadapi.
Tidak ada seorangpun yang mengharapkan penderitaan dalam
hidupnya; sakit, kegagalan, kedukaan, dan yang lainnya. Namun
kenyataan yang terjadi bahwa kita telah atau sedang menderita saat ini,
terlebih di masa pandemi Covid-19 yang tak kunjung berakhir. Oleh
karena itu, renungan ini hendak menguatkan kita untuk tetap menjaga
Cinta Kasih Kristus dalam persaudaraan di tengah-tengah keluarga kita,
walaupun kita sedang mengalami penderitaan.
Semangat persaudaraan itu menjadi kekuatan keluarga kita untuk
menghadapi pergumulan hidup yang terjadi. Seperti keluarga Nuh, yang
mampu menghadapi bencana air bah karena keluarga itu bersama-sama
melakukan apa yang Tuhan perintahkan sehingga mereka selamat.
Kita bisa saja sedang mengalami penderitaan, tetapi bukan berarti kita
berhenti mengasihi sesama. Henri JM. Nouwen mengatakan dalam
bukunya yang berjudul “The Wounded Healer”, (Penyembuh yang Terluka)
mengajak kita untuk selalu tertuju kepada Cinta Kasih Kristus yang
penuh pengorbanan. Sekalipun Yesus terluka di kayu salib, tapi saat itu
juga Ia menjadi Penyembuh bagi dunia.
Cinta Kasih yang tulus ikhlas itulah kiranya yang selalu menjadi dasar
hidup kita untuk hidup dalam kasih persaudaraan, berbela rasa terhadap
sesama, saling mengasihi, saling menolong dan saling menopang.
Lakukanlah semuanya itu seperti untuk Tuhan, “Apapun juga yang kamu
perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan
untuk manusia” (Kol. 3:23). Selamat Natal. Tuhan Yesus memberkati.
Amin.
6
(Praeses HKBP Distrik VIII DKI Jakarta, Pdt. Bernard Manik, M.Th)
15. BERSALAM-SALAMAN