Anda di halaman 1dari 15

TUGAS REMEDIAL

PENJAS

NAMA: INDRIA HILMALIA D.


KELAS: X MIPA 2
ABSEN : 16
A. SEPAK BOLA
I. Asal Sepak Bola
Sejarah sepak bola dimulai di Tiongkok pada awal abad ke-2 sebelum Masehi. Pada masa
Dinasti Han, masyarakat sudah memainkan permainan menggiring bola kulit lalu menendangnya
ke dalam jaring kecil. Permainan tersebut kemudian meluas hingga Jepang dan disebut
dengan Kemari. Permainan menggiring bola tersebut juga mulai digemari di Italia pada abad 16.
Setelah dikenal di Inggris, permainan sepak bola mulai berkembang menjadi jauh lebih
modern. Sepak bola pun tumbuh menjadi sebuah kompetisi yang menjanjikan sekaligus
menghibur. Tak jarang kompetisi sepak bola di beberapa wilayah di Inggris menimbulkan
kericuhan. Atas alasan tersebut, Raja Edward III akhirnya mengeluarkan larangan permainan
sepak bola pada tahun 1365. Pelarangan tersebut juga didukung oleh Raja James I dari
Skotlandia.
Pada tahun 1815, permainan sepak bola kembali hidup dan banyak dimainkan di
lingkungan sekolah dan universitas.
Permainan sepak bola modern lahir di Freemasons Tavern pada tahun 1863. Pada saat itu,
puluhan sekolah dan klub duduk bersama demi merumuskan aturan permainan sepak bola.
Pada tahun 1869, aturan permainan sepak bola yang memuat larangan menyentuh bola
saat permainan sedang berlangsung pun mulai diberlakukan. Pada masa itu, permainan sepak
bola dikenalkan ke sluruh dunia oleh para pelaut, tentara, dan pedagang yang berkelana ke
belahan dunia lain.
Kemudian, pada tahun 1904, dibentuklah badan resmi yang mengatur klub-klub sepak
bola di dunia bernama FIFA.

II. Teknik Sepak Bola


Permainan sepak bola memiliki beberapa teknik dasar yang harus dikuasai oleh para
pemain. Teknik-teknik tersebut di antaranya adalah :
1) Menendang (Kicking)
Teknik menendang merupakan karakteristik permainan sepak bola yang paling dominan.
Teknik ini bertujaun untuk memberikan umpan serta menembak bola ke arah gawang lawan.
Berdasarkan posisi kaki pada bola, teknik menendang dibedakan menjadi tiga kategori:
menendang dengan kaki bagian dalam, menendang dengan kaki bagian luar, dan menendang
dengan punggung kaki.
2) Menghentikan Bola (Stopping)
Menghentikan bola juga termasuk ke dalam teknik dasar permainan sepak bola yang
penggunaannya tidak dapat dilepaskan dari teknik menendang. Teknik menghentikan bola ini
berguna untuk mengendalikan bola, mengatur tempo permainan, dan memudahkan untuk
memberikan umpan pada pemain lainnya. Ada beberapa cara untuk mengendalikan bola, yakni
dengan menggunakan punggung kaki, dada, paha, serta kepala jika keadaannya memungkinkan.

3) Menggiring Bola
Pada dasarnya, teknik menggiring bola hampir sama dengan menendang. Hanya saja,
ketika menggiring bola, kaki pemain cenderung lebih pelan dan terarah mengumpan bola pada
pemain lainnya. Tujuan menggiring bola adalah untuk mengarahkan bola sesuai sasaran,
melawati lawan, dan menghambat laju permainan lawan.

III. Peraturan Sepak Bola


FIFA selaku badan pengawas dan pengatur sepak bola seluruh dunia telah mengeluarkan
aturan-aturan resmi terkait kompetisi sepak bola. Aturan-aturan tersebut di antaranya adalah:
1) Peraturan Lapangan Sepak Bola
Pertandingan sepak bola resmi harus diselenggarakan di lapangan rumput hijau yang
memiliki panjang 90-120 meter dan lebar 45-90 meter.
2) Penggunaan Bola
Bola yang digunakan dalam kejuaraan sepak bola resmi harus memiliki ukuran diameter
tidak lebih dari 28 inchi atau 70 centimeter dan tidak kurang dari 27 inchi atau 68 centimeter.
3) Jumlah Pemain Sepak Bola
Permainan sepak bola dimainkan oleh dua tim yang masing-masing timnya beranggotakan
sebelas orang pemain yang salah satunya penjaga gawang. Jika di dalam satu tim terdapat kurang
dari tujuh pemain, maka permainan sepak bola tidak dapat dilanjutkan. Dalam sebuah
pertandingan resmi, tiap tim hanya diizinkan melakukan pergantian pemain sebanyak tiga kali,
sedangkan dalam pertandingan persahabatan, pergantian pemain dapat dilakukan sebanyak tujuh
kali.
4) Penggunaan Aksesoris
Aksesoris yang harus dikenakan saat bertanding adalah jersey, koas kaki, sarung tangan,
dan pentutp kepala.
5) Durasi Permainan Sepak Bola
Dalam satu kali pertandingan sepak bole terdiri dari dua babak yang masing-masing
babaknya memiliki durasi 45 menit. Jeda pertandingan adalah selama 15 menit. Jika dalam dua
kali 45 menit belum ada tim yang dapat dinyatakan menang, maka pertandingan akan dilanjutkan
selama 2×15 menit.
6) Kick-Off
Kick-off dilakukan di awal pertandingan, saat terjadi gol, awal babak kedua, dan awal
babak perpanjangan waktu.
7) Bola Keluar atau Out
Bola dinyatakan out apabila keluar dari garis gawang atau pada kasus tertentu misalnya
saat ada pemain yang cedera, wasit meminta bola untuk dikeluarkan dari garis lapangan.
Permainan dapat dilanjutkan dengan melakukan lemparan ke dalam atau throw in.
8) Terciptanya Gol
Gol tercipta ketika bola berhasil masuk ke gawang lawan dan tidak dalam keadaan
pelanggaran. Terciptanya gol dapat terjadi dengan dimasukannya bola oleh lawan, penalti,
ataupun dengan bol bunuh diri. Skor dari setiap gol yakni 1 dan dianggap sah apabila wasit
menyatakn sah.
9) Offside
Offside terjadi apabila pemain berada di wilayah lawan, tidak ada bek dan hanya
berhadapan dengan penjaga gawang.
10) Tendangan Bebas
Tendangan bebas dapat di area tempat terjadinya pelanggaran dan dapat dilakukan secara
langsung maupun tidak langsung. Tendangan bebas secara langsung artinya tendangan tersebut
diarahkan langsung ke arah gawang, sedangkan tendangan tidak langsung diarahkan pada
pemain lain.

B. BASKET
I. Asal
Permainan bola basket James A Naismith pada 15 Desember tahun 1891 di
Massachusetts, Amerika Serikat. Beliau adalah seorang guru olahraga yang mengajar di
universitas YMCA (sebuah sekolah kristen). Guru olahraga asal Kanada tersebut dituntut untuk
dapat mencipatakan sebuah permainan di ruang tertutup, agar para siswa dapat mengisi waktu
luang saat liburan musim dingin.
Pada awal perkembangannya, banyak kalangan yang menentang permainan bola basket
karena dianggap terlalu keras dan tidak cocok untuk dimainkan di ruangan tertutup. Menanggapi
penolakan tersebut, James A Naismith memutuskan untuk menyusun beberapa peraturan dasar
yang salah satunya adalah menempatkan keranjang di dinding ruang olahraga. Peraturan awal
permainan bola basket juga menyatakan bahwa setiap tim yang bermain terdiri dari sembilan
anggota, dan tidak menggunakan teknik dribble untuk mengumpan bola. Teknik permainan yang
berlaku pada saat itu hanya memindahkan bola dengan lemparan. Setelah peraturan tersebut
ditetapkan dengan beberapa peraturan dasar, para siswa pun diminta untuk memainkan
permainan tersebut.
Bola basket dengan cepat berkembang pesat ke seluruh penjuru dunia sehingga akhirnya
pada tanggal 18 juni 1932 di bentuk FIBA (Federation International Basketball de Amateur)
selaku induk organisasi bola basket dunia. Adapun beberapa Negara pendirinya yaitu ada
Yunani, Italia, argentina, Latvia, Swiss, Rumania, Portugal dan Cekoslawakia.
Permainan Bola basket masuk ke Indonesia di bawa oleh para pedagang dari cina dan
tepatnya Pada tahun 1951, Maladi yang merupakan salah satu tokoh olahraga nasional meminta
Tonny Wen dan Wim Latumenten untuk membentuk wadah organisasi basket di Indonesia.
Jabatan Maladi waktu itu adalah sekretaris Komite Olimpiade Indonesia (KOI).
Atas prakarsa kedua tokoh tersebut maka pada tanggal 23 Oktober 1951 dibentuklah
organisasi bola basket di indonesia dengan nama “Persatuan Basketball Seluruh Indonesia”. Pada
tahun 1955, diadakan penyempurnaan nama sesuai kaidah Bahasa Indonesia. Nama itu adalah
“Persatuan Bola Basket seluruh Indonesia” disingkat dengan nama Perbasi. Adapun Pengurus
Perbasi yang pertama adalah Tonny Wen sebagai ketua dan Wim Latumeten sebagai sekretaris.

II. Teknik Basket


Teknik dasar permainan bola basket selalu mengalami perkembangan sesuai dengan
perkembangan zaman dan berbeda dari awal penciptaannya yang hanya menggunakan teknik
dasar lemparan. Berikut adalah teknik dasar dalam permainan bola basket yang yang perlu Anda
ketahui, yaitu:
1) Teknik Menggiring (Dribble)
Dalam permainan bola basket, teknik menggiring bola sering disebut dengan dribble.
Teknik yang satu ini bertujuan untuk membawa bola guna menghindari lawan atau
mengumpannya pada rekan satu tim yang dekat dengan ring basket lawan guna memasukan bola
ke ring basket untuk mencetak angka. Perbedaan teknik menggiring dalam permainan bola
basket dan sepak bola terletak pada cara pemain menggiring bolanya. Dribble pada bola basket
dilakukan dengan cara memantulkan bola pada permukaan lantai dengan menggunakan tangan,
sementara pada sepak bola, dribble dilakukan dengan menggiring bola menggunakan kaki. Ada
dua jenis dribble pada permainan bola basket:

1. Dribble Tinggi: Teknik menggiring bola yang dilakukan secara cepat untuk
memasuki wilayah pertahanan lawan. Dribble tinggi dilakukan dengan berlari atau berjalan cepat
ketika pemain yang memegang bola berada jauh dari pemain lawan.
2. Dribble Rendah: Teknik dribble rendah diterapkan untuk mempertahankan bola
dari serangan lawan. Teknik ini digunakan ketika pemain berhadapan langsung dengan lawan
dan ingin mencari celah ketika lawan tengah lengah.
3. Dribble gabungan tinggi dan rendah: tehnik ini di pakai sesuai dengan kondisi dan
situasi di lapangan.

2) Teknik Mengumpan (Passing)


Teknik mengumpan pada prinsipnya dilakukan untuk mengarahkan bola kepada rekan
satu tim. Teknik ini dapat dilakukan dengan cara melempar bola kepada rekan satu tim setelah
menggiring bola dengan satu atau dua tangan. Terdapat enam jenis passing yang sering
ditemukan dalam permainan bola basket:
1. Chest Pass: Teknik mengumpan dengan cara melempar bola di depan dada
menggunakan dua tangan. Chess past biasa diterapkan ketika mengumpan bola pada rekan yang
berada dekat dari kita. Agar tidak mudah terbaca lawan, pemain biasanya menggunakan gerakan
tipuan ke arah lain misalnya menggunakan tehnik pivot terlebih dahulu.
2. Bounce Pass: Teknik memantulkan bola ke bawah agar diterima oleh rekan satu
tim yang digunakan untuk menghindari hadangan lawan.
3. Overhead Passing: Teknik mengoper bola dari atas kepala. Overhead passing
biasa digunakan ketika pemain dikepung oleh lawan.
4. Baseball Pass: Teknik melempar yang mirip dengan gerakan melempar bola pada
permainan baseball. Teknik ini sering digunakan untuk mengejutkan lawan dengan lemparan
tidak terduga.
5. Hook Pass: Teknik yang dilakukan dengan satu tangan dengan posisi melipat di
atas bahu. Teknik ini digunakan untuk merusak pertahanan lawan.
6. Under Pass: Teknik mengumpan yang dilakukan dari arah pinggang.

3) Teknik Pivot
Teknik pivot adalah gerakan berputar kesegala arah dengan bertumpu pada salah satu kaki
sebagai tumpuannya. Teknik pivot digunakan untuk melakukan gerakan tipuan pada lawan.
Caranya, pemain menggerakkan badan dengan memutar dan bertumpu pada salah satu kaki dan
kedua tangan tetap menjaga bola dari serbuan lawan.
4) Teknik Menembak (Shooting)
Teknik menembak atau biasa di sebut shooting merupakan teknik dasar yang wajib
dikuasai pemain bola basket karena berfungsi untuk mencetak angka atau poin. Teknik ini
dilakukan dengan cara memasukkan bola ke dalam ring lawan menggunakan teknik set
shoot (diam di tempat dan memasukkan bola dengan satu atau dua tangan),
adapun contoh menebak (shooting) adalah sebagai berikut:
 jump shoot (memasukkan bola dengan melompat), dan
 lay up (memasukkan bola dengan berlari lalu melompat/melayang).
5) Teknik Rebound
Rebound merupakan teknik untuk mengambil bola yang gagal masuk ke dalam ring. Ada
dua jenis rebound, yakni rebound ofensif dan defensif.
Rebound ofensif merupakan lemparan yang gagal masuk kemudian dimasukkan lagi ke
dalam ring oleh rekan tim dan jika berhasil masuk, tim mendapatkan dua poin. Sementara
rebound defensif adalah teknik merebut bola yang gagal dimasukkan oleh lawan agar tidak ada
lagi usaha untuk memasukkan bola ke ring.
6) Tehnik Slum Dunk
Tehnik slum dunk adalah tehnik memasukan bola basket ke ring basket dengan cara
melompat dan menempelkan telapak tangan ke ring basket (berayun).

III. Peraturan Basket


Aturan dasar dalam permainan Bola Basket meliputi:
1. Bola dapat dilemparkan ke segala arah dengan menggunakan salah satu atau kedua
tangan.
2. Bola dapat dipukul ke segala arah dengan menggunakan salah satu atau kedua tangan,
tetapi tidak boleh dipukul menggunakan kepalan tangan (meninju).
3. Pemain tidak diperbolehkan berlari sambil memegang bola. Pemain harus melemparkan
bola tersebut dari titik tempat menerima bola, tetapi diperbolehkan apabila pemain tersebut
berlari pada kecepatan biasa.
4. Bola harus dipegang di dalam atau di antara telapak tangan. Lengan atau
anggota tubuh lainnya tidak diperbolehkan memegang bola.
5.Pemain tidak diperbolehkan menyeruduk, menahan, mendorong, memukul, atau
menjegal pemain lawan dengan cara bagaimanapun. Pelanggaran pertama terhadap peraturan ini
akan dihitung sebagai kesalahan, pelanggaran kedua akan diberi sanksi berupa diskualifikasi
pemain pelanggar hingga keranjang timnya dimasuki oleh bola lawan, dan
apabila pelanggaran tersebut dilakukan dengan tujuan untuk mencederai lawan, maka pemain
pelanggar akan dikenai hukuman tidak boleh ikut bermain sepanjang pertandingan. Pada masa
ini, pergantian pemain tidak diperbolehkan.
6. Sebuah kesalahan dibuat pemain apabila memukul bola dengan kepalan tangan
(meninju), melakukan pelanggaran terhadap aturan 3 dan 4, serta melanggar hal-hal yang
disebutkan pada aturan 5.
7. Apabila salah satu pihak melakukan tiga kesalahan berturut-turut, maka kesalahan itu
akan dihitung sebagai gol untuk lawannya (berturut-turut berarti tanpa adanya pelanggaran balik
oleh lawan).
8. Gol terjadi apabila bola yang dilemparkan atau dipukul dari lapangan masuk ke dalam
keranjang, dalam hal ini pemain yang menjaga keranjang tidak menyentuh atau mengganggu gol
tersebut. Apabila bola terhenti di pinggir keranjang atau pemain lawan menggerakkan keranjang,
maka hal tersebut tidak akan dihitung sebagai sebuah gol.
9. Apabila bola keluar lapangan pertandingan, bola akan dilemparkan kembali ke dalam
dan dimainkan oleh pemain pertama yang menyentuhnya. Apabila terjadi perbedaan pendapat
tentang kepemilikan bola, maka wasitlah yang akan melemparkannya ke dalam lapangan.
Pelempar bola diberi waktu 5 detik untuk melemparkan bola dalam genggamannya. Apabila ia
memegang lebih lama dari waktu tersebut, maka kepemilikan bola akan berpindah. Apabila salah
satu pihak melakukan hal yang dapat menunda pertandingan, maka wasit dapat memberi mereka
sebuah peringatan pelanggaran.
10. Wasit berhak untuk memperhatikan permainan para pemain dan mencatat jumlah
pelanggaran dan memberi tahu wasit pembantu apabila terjadi pelanggaran berturut-turut. Wasit
memiliki hak penuh untuk memberikan diskualifikasi pemain yang melakukan pelanggaran
sesuai dengan yang tercantum dalam aturan 5.
11. Wasit pembantu memperhatikan bola dan mengambil keputusan apabila bola
dianggap telah keluar lapangan, pergantian kepemilikan bola, serta menghitung waktu. Wasit
pembantu berhak menentukan sah tidaknya suatu gol dan menghitung jumlah gol yang terjadi.
12. Waktu pertandingan adalah 4 quarter masing-masing 10 menit
13. Pihak yang berhasil memasukkan bola ke ring terbanyak akan dinyatakan sebagai
pemenang

3. VOLI
I. Asal Voli
Permainan bola voli diciptakan oleh William C. Morgan, tahun 1895. Morgan adalah
seorang pembina pendidikan jasmani pada Young Men Christian Association (YMCA) di Kota
Hoyoke, Amerika Serikat. Permainan ini memiliki tujuan awal untuk mengembangkan
kebugaran jasmani. Permainan bola voli merupakan pengembangan dari permainan bola basket.
Bola basket dianggap menghabiskan tenaga yang cukup besar hanya dapat dilakukan oleh para
pemuda saja. Sementara itu, bagi orang tua permainan bola basket tersebut sangat melelahkan.
Suatu saat, Morgan mencoba menciptakan sebuah permainan yang lebih ringan, Misalnya,
dengan menggunakan bola yang ukurannya lebih kecil daripada ukuran bola basket. Akhirnya, ia
pun menemukan permainan tersebut, kemudian dinamakan mintonette, artinya bola pantul.
Tahun 1896 nama mintonette diganti oleh Alfred T. Halstead dengan nama volley ball yang
artinya melambungkan bola.
Setelah diujicobakan, permainan tersebut ternyata sangat digemari masyarakat. Oleh
karena itu, dibentuklah badan pervolian dunia. Badan tersebut dikenal dengan FIVB (Federation
Internationale de Volley Ball). Di Indonesia, tanggal 22 Januari 1955 didirikan suatu badan
pervolian. Badan tersebut dinamakan PBVSI. PBVSI singkatan dari Persatuan Bola Voii Seluruh
Indonesia. Saat itu bersamaan dengan kejuaraan nasional pertama. Sejak saat itu juga, permainan
voli semakin berkembang. Dengan perkembangannya itu, permainan voli menjadi salah satu
cabang olahraga yang dipertandingkan pada PON II (Pekan Olahraga Nasional) di Jakarta.
II. TEKNIK VOLI
Teknik merupakan suatu upaya pelaksanaan suatu gerak secara efektif dan efisien untuk
mencapai tujuan tertentu. Dalam setiap permainan, pengenalan teknik sangat penting. Alasannya,
teknik adalah kunci keberhasilan suatu permainan. Teknik permainan bola voli adalah cara
memainkan bola voli secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan yang optimal. Beberapa
teknik dasar dalam bola voli, yaitu teknik servis, smash, passing, dan blocking. Sedangkan taktik
merupakan rencana yang digunakan dalam sebuah pertandingan dengan tujuan meraih
kemenangan secara sportif. Taktik dalam permainan bola voli sebagai berikut.
1) Taktik Penyerangan
Pada taktik penyerangan prinsipnya adalah berusaha mematahkan bola di lapangan lawan
dengan cara apa pun sesuai dengan peraturan yang ada dengan sportivitas yang tinggi.
2) Taktik Pertahanan
Regu bertahan dalam keadaan pasif menerima serangan dari lawan dengan harapan lawan
akan membuat kesalahan dengan sendirinya. Prinsipnya agar dalam bertahan dapat melakukan
serangan balik terhadap lawan.
3) Taktik Perorangan
Siasat perorangan dalam menggunakan kemampuan fisik, teknik, dan mental dengan cepat
untuk menghadapi situasi tertentu, tentu saja dengan sportif.
4) Taktik Kelompok
Sebuah siasat yang diaturdan dijalankan oleh dua sampai lima orang pemain dalam bentuk
bertahan dan menyerang untuk mencari kemenangan secara sportif.
5) Taktik Regu
Sebuah siasat yang diperankan oleh tim dalam bekerja sama untuk mencari kemenangan
secara sportif. Taktik ini merupakan tujuan akhirtim sebagai usaha mencapai prestasi maksimal.

III. PERATURAN VOLI


1) Dalam permainan bola voli terdapat dua buah tim yang yang saling berhadapan.
Jumlah pemain yang terdapat pada masing-masing tim adalah 6 orang. Selain itu, dalam satu tim
biasanya juga membawa 3 hingga 6 orang pemain cadangan. Biasanya, permainan dimulai
dengan menggunakan sistem coin toss, yaitu wasit melemparkan koin dua sisi ke udara,
kemudian menangkapnya kembali dalam keadaan ditutup dengan tangan. Kedua perwakilan tim
akan diminta untuk menebak gambar sisi koin yang tampak. Bagi yang jawabannya benar, maka
timnyalah yang berhak menjadi server (yang melakukan servis pertama kali).
2) Untuk melakukan servis, seorang pemain dari tim server yang berada di posisi 1
bersiap ke luar garis tepi belakang lapangan. Pemain tersebut melempar bola ke udara, kemudian
memukulnya hingga melambung dan jatuh di area lawan (menyeberangi net), dan tidak boleh
keluar dari garis lapangan lawan yang telah ditentukan. Jika keluar garis maka bola tersebut akan
dinyatakan keluar atau “out”, dan pihak lawan akan mendapat satu poin. Setelah bola sampai di
area lawan, maka pihak lawan akan menerima atau menahan bola tersebut dengan cara “bump”
atau “pass” (passing). “Bump” atau “pass” adalah menahan bola dengan menggunakan kedua
lengan yang disatukan ke arah depan (passing). Dalam keadaan terpaksa, penerimaan bola dapat
dilakukan dengan menggunakan anggota tubuh mana saja.
3) Jika bola belum menyeberang ke area lawan setelah pukulan ketiga, maka akan
dianggap sebagai sebuah pelanggaran. Maka bola akan berpindah ke tim lawan, dan tim lawan-
pun akan memperoleh poin tambahan.
 Jika pihak musuh bisa memasukkan bola ke dalam daerah kita maka kita
kehilangan bola dan musuh mendapatkan nilai
 Serve yang kita lakukan harus bisa melewati net dan masuk ke daerah musuh. Jika
tidak, maka musuh pun akan mendapat nilai
4) Jumlah pemain minimum yang boleh bermain di lapangan adalah 4 orang.
5) Apabila di lapangan terdapat kurang dari 4 orang, maka tim yang bersangkutan
akan dianggap kalah.
6) Setiap pertandingan berlangsung 5 babak (best of five), kecuali pada 3 babak
sudah di pastikan pemenangnya maka babak ke empat dan lima tidak perlu dilaksanakan. Sistem
hitungan yang digunakan adalah 25 rally point. Bila poin peserta seri (24-24) maka pertandingan
akan ditambah 2 poin. Peserta yg pertama kali unggul dengan selisih 2 poin akan memenangi
pertandingan.
4. BADMINTON
I. Asal Badminton
Olah raga kompetitif bulu tangkis diciptakan oleh petugas Tentara Britania di
pune, India pada abad ke-19 saat mereka menambahkan jaring dan memainkannya secara
bersaingan. Oleh sebab kota Pune dikenal sebelumnya sebagai Poona, permainan tersebut juga
dikenali sebagai Poona pada masa itu.
Para tentara membawa permainan itu kembali ke Inggris pada 1850-an. Olah raga
ini mendapatkan namanya yang sekarang pada 1860 dalam sebuah pamflet oleh Isaac Spratt,
seorang penyalur permainan Inggris, berjudul “Badminton Battledore – a new game”
(“Battledore bulu tangkis – sebuah permainan baru”). Ini melukiskan permainan tersebut
dimainkan di Gedung Badminton (Badminton House), estat Duke of
Beaufort’s di Gloucestershire, Inggris.
Rencengan peraturan yang pertama ditulis oleh Klub Badminton
Bath pada 1877. Asosiasi bulu tangkis Inggris dibentuk pada 1893 dan kejuaraan internasional
pertamanya berunjuk-gigi pertama kali pada 1899 dengan Kejuaraan All England.
Bulu tangkis menjadi sebuah olah raga populer di dunia, terutama di wilayah Asia
Timur dan Tenggara, yang saat ini mendominasi olah raga ini, dan di negara-negara Skandinavia.
II. Teknik Badminton
1. a. Cara Memegang Raket Pegangan raket ada tiga macam, yaitu:
1. Pegangan forehand (pegangan dasar) Pegangan ini dapat di peroleh dengan cara
mendirkan raket yang sisinya tegak dengan lantai Pegangan ini hampir sama dengan posisi
tangan sedang bersalaman.
2. Pegangan backhand Pegangan ini dapat di peroleh dengan jalan memutar
seperempat ke kanan dari pegangan forehand.
3. Pegangan pukul kasur/Amerika Cara pegangan ini adalah mula-mula raket
diletakkan secara mendatar di atas lantai. Kemudian ambil dan peganglah raket pada
pegangannya, sehingga bagian tangan antar ibu jari dan jaritelunjuk menempel pada bagian
permukaan yang lebar.

b. Teknik Pukulan

Teknik pukulan adalah cara-cara melakukan pukulan pada permainan bulitangkis dengan
tujuan menerbangkan shuttlecock ke lapanagn lawan. Terdapat macam-macam teknik dasar
pukulan dalam permainan bulutangkis, yaitu:
1. Pukulan Servis : Pukulan servis merupakan pukulan degan raket untuk
menerbangkan shuttlecock ke bidang lapangan lawan secara diagonal dan bertujuan sebagai
permulaan permainan. Macam-macam pukulan servis, yaitu:
 Pukulan servis pendek
 Pukulan servis panjang
 Pukulan servis mendatar
 Pukulan servis cambuk
2. Pukulan Lob : Pukulan lob adalah pukulan dalam permainan bulutangkis yang
bertujuan untuk menerbangkan shuttlecock setinggi mungkin mengarah jauh ke belakang garis
lapangan lawan. Pukulan lob dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
 Overhead lob, yaiutu pukulan lob yang dilakukan dari atas kepala dengan cara
menerbangkan shuttlecock melambung ke arah belakang.
 Underhand lob, yaitu pukulan lob yang dilakukan dari bawah dengan cara
memukul shuttlecock yang berada di bawah badan dan di lambungkan tinggi ke belakang.

III. Peratutan Badminton


1. Jumlah pemain ganda yang terdaftar sebanyak 32 pasangan. Pemain ganda dibagi
dalam 8 grup. Setiap grup diurut berdasarkan peringkat terdiri dari 4 pasang, dari yang tertinggi
sampai terbawah (Lihat tabel 1 & 2 di atas).
2. Jumlah pemain tunggal yang terdaftar sebanyak 20 orang. Pemain tunggal dibagi
dalam 5 grup. Setiap grup diurut berdasarkan peringkat terdiri dari 4 pemain, dari yang tertinggi
sampai terbawah (Lihat tabel 3 di atas).
3. Perhitungan dengan system really point sampai angka 21
4. Babak penyisihan tunggal dan ganda dilakukan dengan two winning set.
5. Setiap pasangan dalam masing2 grup bermain 6 kali pada babak penyisihan.
Penentuan siapa yang maju ke babak berikutnya ditentukan berdasarkan point yang didapat pada
setiap game.
6. Khusus untuk tunggal: 3 pemain urutan kedua dengan point tertinggi dalam babak
penyisihan, akan dimasukkan dalam babak 1/4 final karena diperlukan 8 pemain.
7. Perhitungan point akan direkam dan dihitung dengan menggunakan software
khusus.
8. Setelah babak penyisihan ganda selesai, dilanjutkan dengan penyisihan tunggal
dengan metode yang sama.
9. Tahap berikutnya adalah permainan sistem gugur.
10. Babak 1/8 final untuk tunggal ditiadakan dan langsung ke ¼ final.
11. Skema dalam babak seperdelapan final diatur sebagai berikut:
12. Perkiraan waktu :
 2 jam untuk penyisihan
 30 menit untuk sistim gugur pertama (1/8),
 30 menit untuk sistim gugur kedua (1/4),
 30 menit untuk sistim gugur ketiga (1/2) dan
 40 menit untuk final.

13. Total waktu untuk badminton 6,5 jam

14. Pemanasan harus sudah dilakukan sebelum masuk lapangan supaya pertandingan
sesuai dengan alokasi waktu yang tersedia.

15. Jadwal pertandingan dapat dilihat pada tabel 3, sementara skema pertandingan
dilampirkan di bawah.

5. ATLETIK
I. Asal Atletik
Yunani adalah bangsa pertama yang menyelenggarakan perlombaan olahragaAtletik. Atletik
sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu “Athlos” artinya adalah Lomba. Pada waktu itu cabang
olahraga atletik dikenal dengan pentahlon atau panca lomba dan decathlon atau dasa lomba.
Pada sebuah Buku Odysus karya dari Hemerun menjelaskan jika petualangan Odysus saat
berkunjung ke kepulauan di sebelah selatan Yunani disambut oleh kepala suku dengan mengadakan
upacara penyambutan. Diacara tersebut ada beberapa lomba yang diperlombakan seperti lompat,
lari, lempar cakram, gulatdan tinju. Sedangkan pada tahun 776 SM bangsa Yunani mengadakan
Olympiade. Dalam lomba tersebut pemenang adalah yang menjadi juara Petahlon.
Olympiade yang modern dilaksanakan atas usulan dari seorang berasal dari Perancis yang
bernama Baron Peire Louherbinpada tahun 1896 di Athena, Yunani. Dalam ajang ini cabang atletik
merupakan tambang medali yang menjadi perebutan.
Organisasi Olahraga Atletik Internasional terbentuk pada 17 Juli 1912 di Stockhom,
Swedia. Pembentukan tersebut bersamaan dengan Olympiade ke-5, Organisasi tersebut bernama
“International Amateur Athletic Federation” atau dapat disingkat dengan IAAF.

II. Teknik Atletik


Teknik dasar :
Ø lari jarak pendek
Ø lompat tinggi
Ø lompat jauh
Ø lompat galah
Ø jalan cepat

6. SENAM LANTAI
I. Asal Senam Lantai
Olahraga senam lantai belum diketahui secara pasti karena dari banyak perbedaan dari
berbagai sumber. Pada abad ke 20 senam mulai populer dan menyebar ke seluruh negara Dunia.
Perkembangan olahraga ini sangatlah pesat hingga akhirnya senam mempunyai banyak cabang
salah satunya adlah senam lantai. Senam lantai adalah olahraga yang dilakukan di atas
permuakaan matras yang memiliki ukuran yaitu 12 X 12 meter.
II. Teknik Dasar Senam Lantai
Teknik dasar :
Ø guling depan
Ø guling belak
Ø kayang
Ø gaya lilin
Ø gerakan lenting
III. Peraturan Senam Lantai
Peraturan permainan :
1. Gunakan Matras karena perlengkapan ini sangat penting saat melakukan teknik
apapun dalam olahraga senam lantai.
2. Letakan matras di atas permukaan lantai yang datar.
3. Pastikan matras berada pada posisi yang tepat.
4. Sekitar area matras pastikan tidak ada benda yang dapat membahayakan saat
melakukan pendaratan.
5. Sebelum melakukan teknik senam lantai biasakan dengan gerakan
pemanasan terlebih dahulu.
6. Dalam melakukan olahraga senam lantaui dimulai dari teknik paling dasar,
menengah hingga teknik paling sulit.
7. Ketika melakukan senam lantai harus ada pengawasan, guru atau pelatih yang
sudah ahli dalam melakukan teknik senam lantai.

;l
7. KEBUGARAN JASMANI
Istilah pendidikan jasmani telah dikenal pada tahun 1950-an di Indonesia, cukup lama
menghilang dari wacana, terutama sejak tahun 1960-an, tatkala istilah itu diganti dengan
istilah olahraga. Dampak dari perubahan tersebut sangat luas dan mendalam, terutama
terhadap struktur dan isi kurikulum di semua jenjang pendidikan sekolah. Kesalahpahaman
juga terjadi terhadap makna kedua istilah itu, karena hamper selalu hanya dikaitkan dengan
kepentingan pembinaan fisik, seperti tujuan berprestasi atau sebatas pencapaian derajat
kebugaran jasmani.Konsep dasar pendidikan jasmani dapat di pandang dari 3 (tiga) aspek
yakni sejarah, pandangan filsafat, dan bukti-bukti ilmiah. Upaya pembaharuan pendidikan
jasmani, yang terpayungi dalam kerangka system pendidikan nasional, berlangsung dalam
sebuah bentangan pergulatan antara dorongan untuk berubah dalam kesinambungan.
Kebijakan publik dalam pembinaan olahraga, yang tercermin dalam kepentingan nasional,
berupa prestise dan kebanggaan nasional untuk membangun percaya diri bangsa selama era
pemerintahan
Bung Karno dalam kerangka atau selama era dalam pemerintahan Soeharto selama 32
tahun terakhir, sangat kuat mempengaruhi arah, isi dan pengelolaan olahraga pada umumnya
dan pendidikan jasmani pada khususnya.
Pasang surut keolahragaan nasional, yang telah merasuki kehidupan bangsa Indonesia
sejak pra kemerdekaan, memang banyak dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah dan faktor
politik.
Namun kelebihan dan kekurangan kebijakan pemerintah yang diluncurkan merupakan respons
nyata yang diposisikan bapak bangsa dan pemerintah untuk menjawab tantangan zaman pada
masa itu. Untuk menjawab tantangan berupa gerak perubahan dinamik yang dibangkitkan oleh
globalisasi yang menempatkan pembangunan modal manusia dan modal social dalam kedudukan
strategis, maka arah pembaharuan pendidikan jasmani adalah untuk mendukung pembaharuan
pendidikan pada umumnya. Konsep pendidikan jasmani erat kaitannya dengan
pendidikanrekreasi,dan pendidikan kesehatan, yang menghasilkan bidang studi Penjaskes,
perpaduan antara pendidikan jasmani dan pendidikan kesehatan dengan titik persamaan dalam
tujuan terbentuknya gaya hidup aktif sepanjang hayat untuk mencapai kesehatan. Meskipun
demikian pebelajaran Penjaskes menjadi tidak menentu dalam hal substansi dan tujuan,
persaingan dalam alokasi bagi penyampaian substansi dan akhirnya menggiring guru-guru hanya
sekedar menyampaikan informasi dan bahkan pengetahuan yang tidak fungsional atau teori
sebagai ganti kegiatan praktik. Masalah lainnya terjadi pada evaluasi yang hanya samapai pada
pengukuran kemampuan kognitif paling rendah. Pengajaran terpadu tidak mampu diterapkan
oleh guru-guru penjas mengaktualisasi konsep Penjaskes tersebut. Pendidikan jasmani pada
hakekatnya merupakan proses pendidikan melalui aktivitas jasmani sebagai alat untuk mencapai
tujuan pendidikan. Tujuan yang ingin diharapkan bersifat menyeluruh, meliputi aspek fisik,
intelektual, emosional, sosial dan moral. Begitu dekat pula tujuannya untuk pembinaan kesehatan
dan kesadaran tentang lingkungan hidup. Dari sejarah tersebut, aktivitas jasmani seperti dalam
bentuk kegiatan bermain merupakan alat utama pendidikan. Para pendidik dan filosof percaya
bahwa kegiatan itu sangat efektif untuk menumbuhkembangkan keseluruhan potensi peserta
didik.Konsep ini telah dirintis penerapannya melalui UU pendidikan tahun 1950-an, yang
kemudian sempat luntur akibat perubahan kebijakan. Kini kita berusaha untuk kembali ke asal,
memposisikan pendidikan jasmani sebagai alat pendidikan yang dapat diandalkan.

8. NARKOBA
Jenis narkoba
1. Halusinogen
Pengguna narkoba jenis ini memiliki halusinasi yang kuat pada saat melihat suatu
hal/benda yang sebenarnya tidak ada / tidak nyata. Contoh narkoba yang meberi efek seperti ini
adalah kokain dan LSD
2. Stimulan
Yaitu jenis narkoba yang berefek mempercepat kerja jantung dan otak lebih dari
biasanya. Pengguna narkoba jenis ini akan memiliki tenaga extra. Efek lainnya adalah si
pengguna merasa lebih senang dan gembira untuk sementara waktu.
3. Depresan
Yaitu jenis narkoba yang memiliki sistem kerja dengan cara menekan sistem saraf
pusat serta mengurangi aktifitas fungsional tubuh. Pengguna narkoba jenis ini akan merasakan
efek tenang, tertidur/ pingsan. Contoh Depresan adalah putaw.
4. Adiktif
Narkoba jenis ini mengakibatkan pemakai memiliki sifat yang pasif, karena kandungan
zat yang ada dalam narkoba yang tergolong jenis ini dapat memutuskan saraf otak. Mereka
biasanya akan mengalami kecanduan. Pengguna biasanya akan selalu ingin dan ingin lagi
mengkonsumsi narkoba jenis ini. Contohnya : ganja, heroin, putaw.Seseorang yang sudah
mengalami ketergantungan narkoba, kemungkinan besar tubuhnya akan mengalami kerusakan
dan pada ujungnya akan berdampak pada kematian

9. RENANG
I. Asal Renang
Perlombaan berenang dimulai di Eropa sekitar tahun 1800. Sebagian besar perenang
berenang dengan memakai gaya dada. Pada 1873, John Arthur Trudgen memperkenalkan gaya
trudgen di lomba-lomba renang setelah meniru renang gaya bebas suku Indian
II. Teknik Renang
Ø Pernafasan
Ø Mengambang
Ø Meluncur
III. Peraturan Renang
1. Posisi Start
Sebelum memulai start setiap perenang harus benar-benar memperhatikan instruksi dari
wasit, perenang harus mengerti bahwa mereka belum boleh menaiki balok start sebelum adanya
peluit yang keluar dari wasit. Jika wasit sudah meniupkan peluitnya maka si perenang
dinyatakan boleh meniki balok start kemudian berdiri detelah itu membungkukkan badan. Dan
persiapan untuk melakukan start, sebelum wasit menembakkan pistol tanda start dimulai maka
perenang dilarang untuk beregerak, dan jika terbukti bergerak sebelum pistol dibunikan maka
perenang bisa didiskualifikasi.

2. Dilarang Menggangu
Maksud dari larangan ini adalah setiap peserta renang dilarang mengganggu peserta yang
lain yang ikut dalam sebuah perlombaan baik secara sengaja maupun secara tidak sengaja. Yang
bisa menyebabkan kemenangan dan kekalahan pada orang lain.
3. Tetap Pada Lintasan
Ketika mengikuti sebuah perlombaan renang maka kita kan disuguhi dengan
pemandangan kolam yang bergaris garis. Garis-garis tersebut adalah lintasan bagi para
perenang, dan setiap perenang dilarang untuk melewati garisnya sendiri, mereka harus tetap
berada pada posisi lintasannya.
4. Menyentuh Dinding Kolam
Dalam semua nomor pertandingan seorang perenang ketika dalam posisi berbalik atau
mereka akan kembali ke start tangan mereka harus benar-benar menyentuh dinding kolam.

Anda mungkin juga menyukai