Anda di halaman 1dari 38

Cara Cepat Menghitung Jumlah Host dan Subnetmask IP Classless IPv4

Dari tabel tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa kita memiliki beberapa rumus sebagai
acuan, yaitu; Rumus Mencari Jumlah Host Rumus Mencari Netmask Nah dari itu mari kita bahas
detail bagaimana cara mempermudah menghitung dan mengingat pembagian IP. Mencari
Jumlah Host Untuk mencari jumlah host kita dapat menggunakan rumus 2^n = Host Angka 2
disini adalah standar untuk mengonversi bilangan biner ke desimal. Sedangkan n adalah hasil
pengurangan dari prefiks utuh yaitu 32 dikurangi prefiks subnet yang akan dihitung hostnya.
Contohnya seperti ini; Berapa jumlah host untuk subnet 200.200.200.0/27 ? Jawab: Diketahui :
Subnet menggunakan /27 classless, maka n = 32-27 = 5 Setelah mengetahui n, langsung saja
masukan ke rumus. 2^n = Jumlah Host

Cara Cepat Menghitung Jumlah Host dan Subnetmask IP Classless IPv4

2^5= 32 IP Dari hasil penghitungan kita temukan jumlah host untuk subnet 200.200.200.0/27
adalah 32 host. TAPI INGAT! Jumlah host itu masih terdapat netid dan broadcast, sehingga untuk
menentukan usable IP hasil tersebut harus dikurangi dua.

STOP Plagiarisme! Hargai penulis dengan mencantumkan credit sumber.


Read more : https://ragiltriatmojo.blogspot.co.id/2017/01/cara-cepat-menghitung-jumlah-host-
dan-subnetmask-ipv4.html

Mencari Netmask Untuk mencari netmask pada subnet kita juga memerlukan hasil pengurangan
dari prefiks utuh dengan prefiks subnet yang kita cari netmasknya. Hal ini diperlukan untuk
mengidentifikasi jumlah biner 1 yang ada di awal (pada oket terakhir). Ilustrasinya sebagai
berikut; IP 200.200.200.1/27 Diketahui memiliki prefiks 27 32-27 = 5, maka ada 3 digit nilai 1 pada
awal oktet terakhir 11111111 . 11111111 . 11111111 . 11100000 Dari nilai biner tersebut tinggal
kita konversi ke nilai desimal. Sehingga menjadi 255. 255. 255 . 192 Mengapa bisa 192? Karena
sudah jelas bahwa bilangan biner tersebut 8 bit sehingga konversinya 1*2^7 + 1*2^6 + 1*2^5 +
0*2^4 + 0*2^3 + 0*2^2 + 0*2^1 + 0*2^0 128 + 64 + 32 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0 = 224 Tips ! Nah untuk
mempermudah kita untuk menghafal dan mencari jumlah host maupun netmasknya saya
sendiri sering menggunakan beberapa cara seperti; Untuk mencari jumlah host pada suatu
subnet, agar lebih mudah hafalkan prefiks tertentu berserta jumlah hostnya, terutama prefiks
yang sering digunakan. Hal ini sangat membantu dalam penghafalan seluruh prefiks antara /24
sampai /32. Saya sendiri pada keseharian sering menggunakan prefiks /27 /28 dan /29 untuk
alokasi IP, karena prefiks tersebut berada di tengah maka saya bisa menebak prefiks diatas atau
dibawahnya memiliki berapa host. Untuk mencari nilai subnetmasknya, agar lebih mudah saya
menggunakan standar /24. Mengapa karena /24 memiliki nilai 0 pada oktet terakhir. Sehingga
kita hanya perlu melakukan pengurangan prefiks dari prefiks yang akan dicari subnetmasknya
dengan prefiks /24. Contohnya ; IP 10.10.10.5/26 berapa subnetmasknya? Maka kita hanya perlu
menghitung 26-24=2, berarti ada 2 nilai 1 di awal oktet terakhir dan tinggal kita konversi.
2^7+2^6=128+64=192 Dari pembahasan tersebut semoga memberikan pencerahan bagi yang
belum paham subneting, karena saya dulu juga bingung saat ditanya pertama kali oleh guru.
Walaupun ini sangat dasar namun penggunaan ilmu ini akan terus berlanjut karena TKJ tidak
akan lepas dari konfigurasi IP. Jangan lupa share ke teman dan jika ada pertanyaan silahkan
berkomentar di kolom yang sudah disediakan.

STOP Plagiarisme! Hargai penulis dengan mencantumkan credit sumber.


Read more : https://ragiltriatmojo.blogspot.co.id/2017/01/cara-cepat-menghitung-jumlah-host-
dan-subnetmask-ipv4.html

Trik Cepat Menghitung Jumlah Host dan Jumlah


Network di prefix-length /25 s.d /31 (Subnetting)
Sugeng Rizky Darmawanto

8:25:00 AM
Networking

Assalamu'alaikum wr.wb

Setelah beberapa lama tidak posting, saya kali ini akan kembali update tentang dunia networking,

khususnya subnetting. Sebelumnya kalian tahu subnetting itu apa? Subnetting merupakan

pembagian jaringan menjadi beberapa network yang lebih kecil dengan cara mengorbankan bit

Host ID pada subnet mask untuk dijadikan Network ID baru. Ibarat sebuah desa yang akan dibagi

menjadi beberapa RW yang berbeda beda.

Kali ini saya tidak akan membahas subnetting dari awal, saya akan memberikan trik cepat

mengitung berapa jumlah host yang tersedia dalam setiap network dalam prefix-length /

25 sampai /31.
Oh iya, kalian udah tau apa itu prefix? Prefix menunjukkan bit-bit pertama dari 32 bit IP Address

yang digunakan sebagai alamat network. Prefix tersedia dari /0 sampai /32. Untuk defaultnya, ada

/8, /16, dan /24. Misal untuk IP kelas A 10.8.1.1 maka prefix defaultnya adalah /8, untuk kelas B

prefix defaultnya adalah /16 dan kelas C prefix defaultnya adalah /24. Namun, kita dapat

menggunakan semua prefix untuk semua kelas, misal pada IP 10.8.1.1 yang notabenenya adalah

kelas A, tetapi kita dapat menggunakan prefix /29.

Prefix juga menentukkan netmask yang dipakai, contoh ada IP 192.168.10.1/24 maka

netmasknya adalah 11111111.11111111.11111111.00000000 = 255.255.255.0

IP 10.16.100.104/29, netmask 11111111.11111111.11111111.11111000 = 255.255.255.248

IP 172.160.32.16/17, netmask 11111111.11111111.10000000.00000000 = 255.255.128.0

IP 10.10.8.2/10, netmask 11111111.11000000.00000000 = 255.192.0.0

(untuk lebih jelas tentang konsep silakan

kunjungi http://www.gadgetwiz.com/network/netmask.html dan http://www.cisco.com/web/about

/ac123/ac147/archived_issues/ipj_9-1/ip_addresses.html atau http://duney-

tkj.blogspot.com/2010/10/cidr-dan-vlsm.html )

Oke sekarang kita masuk ke perhitungannya.

Sebelumnya lihat tabel berikut ini:

Prefix-length / CIDR Mask


value
/8 /16 /24 0
/9 /17 /25 128
/10 /18 /26 192
/11 /19 /27 224
/12 /20 /28 240
/13 /21 /29 248
/14 /22 /30 252
/15 /23 /31 254
(tabel prefix/CIDR)

Catatan penting :

Dalam subnetting ini adalah penggunaan oktat pada subnet mask dimana :

- IP Address kelas C dilakukan CIDR pada oktat terakhir karena pada IP Address kelas C subnet

mask default-nya adalah 255.255.255.0 (/24-/31)

- IP Address kelas B dilakukan CIDR pada 2 oktat terakhir karena pada IP Address kelas B subnet

mask default-nya adalah 255.255.0.0 (/16-/23)


- IP Address kelas A dilakukan CIDR pada 3 oktat terakhir karena IP Address kelas A subnet mask

default-nya adalah 255.0.0.0 (/8-/13)

Bilangan biner merupakan bilangan yang hanya mempunyai 2 angka, yakni 1 dan 0. Lihat tabel
berikut:

28 27 26 25 24 23 22 21 20
256 128 64 32 16 8 4 2 1
IPv4 mempunyai 4 oktat, setiap bagian terdiri dari 8 bit, maka untuk perhitungannya nanti kita

lihat dari angka 128 sampai angka 1 (lihat tabel di atas).

Rumus dasar:

Untuk menghitung jumlah host yang tersedia=> 2 n-2 (n=jumlah nol yang tersedia dalam

perhitungan netmask)

Untuk menghitung jumlah network yang tersedia=> 2 n (n= jumlah angka 1 yang tersedia dalam

perhitungan netmask)

contoh: 192.168.100.104/29, maka kemudian buat 104 menjadi biner:

128 64 32 16 8 4 2 1
0 1 1 0 1 0 0 0
Berdasarkan tabel diatas, 104=01101000

Berdasarkan aturan standar (lihat tabel prefix/CIDR), /29 masuk di bagian /24, maka 29-24=5.

Kita sekat 01101000 menjadi 2 bagian:

01101.000

01101.000 = > Net ID= 192.168.100.104/29

01101.001 => IP pertama= 192.168.100.105/29

01101.110 => IP tertinggi= 192.168.100.110/29

01101.111 => Broadcast= 192.168.100.111/29

Netmasknya adalah 255.255.255.11111000 = 255.255.255.248

Jumlah network yang tebentuk=2n =25=32 network

Jumlah host yang terbentuk= 2n-2= 23-2= 8-2= 5 host

TRIK CEPAT 1

Pemahaman Dasar: jumlah host standar dalam perhitungan IP kelas C dengan prefix /24 adalah
254 host. (Misal IP 192.168.10.1/24, maka Net ID nya adalah 192.168.10.0, Range IP:

192.168.10.1-192.168.10.254, broadcast: 192.168.10.255)

Dari situ, kita dapat melihat Net ID, Range IP, dan broadcastnya. Angka 254 diambil dari range IP.

Angka 254 ini nantinya akan ditambah 2, yakni alamat network (Net ID) dan broadcastnya.

Sehingga 254+2=256.

Sampai disini paham kan? Sekarang kita masuk ke perhitungannya.

Soal

192.168.100.104/29, berapa jumlah network dan jumlah host yang terbentuk?

jawab:

192.168.100.104/29, netmask: 255.255.255.11111000 = 255.255.255.248

jumlah host yang tersedia: (256-248)-2= 8-2= 6 host

jumlah network yang tersedia: 2n =25=32 network

Kunci: Minimal harus hafal netmasknya (Lihat tabel prefix/CIDR di atas).

TRIK CEPAT 2

Cara ini jauh lebih mudah dan cepat, saya menemukan cara ini saat akan melaksanakan uji
kompetensi tanggal 29 November 2013 yang lalu dengan autodidak (bereksperimen sendiri). Cara ini
menggunakan tabel. Lihat tabel ini:

28 27 26 25 24 23 22 21 20
256 128 64 32 16 8 4 2 1

Sekarang kita terpakan angka 256 itu untuk /24, 128 untuk /25, 192 untuk /26 dst. sehingga menjadi
seperti ini:

28 27 26 25 24 23 22 21 20
256 128 64 32 16 8 4 2 1
/24 /25 /26 /27 /28 /29 /30 /31 /32
Ternyata, dari penerapan seperti ini, jumlah host sudah dapat diketahui.

Misal, IP 192.168.100.104/29. Berapakah jumlah host dan network yang tersedia?

jawab:

Berdasarkan tabel di atas, /29 ada di 8, maka jumlah hostnya= 8-2= 6 host

Netmask = 255.255.255.11111000 = 255.255.255.248

Untuk jumlah network lihat tabel ini:

28 27 26 25 24 23 22 21 20
256 128 64 32 16 8 4 2 1
/32 /31 /30 /29 /28 /27 /26 /25 /24
/29 ada di 32 berarti jumlah network yang tersedia juga 32.

Kesimpulannya:

x 28 27 26 25 24 23 22 21 20
x 256 128 64 32 16 8 4 2 1
Network /32 /31 /30 /29 /28 /27 /26 /25 /24
Host /24 /25 /26 /27 /28 /29 /30 /31 /32

Cara kedua ini saya temukan setelah menyimpulkan berbagai perhitungan yang saya buat,

mungkin cara ini sudah ditemukan sebelumnya, dan saya yakin itu, hanya saja saya yang

kudet :D

Dan ternyata emang udah ada :p lihat gambar ini:

Jika anda paham, cara ini juga dapat diterapkan pada prefix-length /8 s.d /23.

Apabila ada yang perlu disampaikan silakan berkomentar :)

Maaf apabila banyak kesalahan, khusunya bagian konsep, karena saya juga minim konsep.

Oke sekian, semoga bermanfaat :)

Wassalamu'alaikum wr.wb
Cara Mudah Menghitung Jumlah Host, Jumlah Network
Dan CIDR

Kali ini saya tidak akan membahas subnetting dari awal, saya akan memberikan trik cepat
mengitung berapa jumlah host yang tersedia dalam setiap network dalam prefix-length /25
sampai /31.
Oh iya, kalian udah tau apa itu prefix? Prefix menunjukkan bit-bit pertama dari 32 bit IP Address yang
digunakan sebagai alamat network. Prefix tersedia dari /0 sampai /32. Untuk defaultnya, ada /8, /16,
dan /24. Misal untuk IP kelas A 10.8.1.1 maka prefix defaultnya adalah /8, untuk kelas B prefix
defaultnya adalah /16 dan kelas C prefix defaultnya adalah /24. Namun, kita dapat menggunakan
semua prefix untuk semua kelas, misal pada IP 10.8.1.1 yang notabenenya adalah kelas A, tetapi kita
dapat menggunakan prefix /29.
Prefix juga menentukkan netmask yang dipakai, contoh ada IP 192.168.10.1/24 maka netmasknya
adalah 11111111.11111111.11111111.00000000 = 255.255.255.0
IP 10.16.100.104/29, netmask 11111111.11111111.11111111.11111000 = 255.255.255.248
IP 172.160.32.16/17, netmask 11111111.11111111.10000000.00000000 = 255.255.128.0
IP 10.10.8.2/10, netmask 11111111.11000000.00000000 = 255.192.0.0

Ok langsug saja kita keTKP?????


Sebelum mulai menghitung perhatikan tabel berikut ini:

Catatan penting :
Dalam subnetting ini adalah penggunaan oktat pada subnet mask dimana :
- IP Address kelas C dilakukan CIDR pada oktat terakhir karena pada IP Address kelas C
subnet mask default-nya adalah 255.255.255.0 (/24-/31)
- IP Address kelas B dilakukan CIDR pada 2 oktat terakhir karena pada IP Address kelas B
subnet mask default-nya adalah 255.255.0.0 (/16-/23)
- IP Address kelas A dilakukan CIDR pada 3 oktat terakhir karena IP Address kelas A
subnet mask default-nya adalah 255.0.0.0 (/8-/13)

Bilangan biner merupakan bilangan yang hanya mempunyai 2 angka, yakni 1 dan 0. Lihat tabel
berikut:

IPv4 mempunyai 4 oktat, setiap bagian terdiri dari 8 bit, maka untuk perhitungannya nanti kita lihat
dari angka 128 sampai angka 1 (lihat tabel di atas).

Rumus dasar:
Untuk menghitung jumlah host yang tersedia=> 2n-2 (n=jumlah nol yang tersedia dalam perhitungan
netmask)
Untuk menghitung jumlah network yang tersedia=> 2 n (n= jumlah angka 1 yang tersedia dalam
perhitungan netmask)

contoh: 192.168.100.104/29, maka kemudian buat 104 menjadi biner:

Berdasarkan tabel diatas, 104=01101000


Berdasarkan aturan standar (lihat tabel prefix/CIDR), /29 masuk di bagian /24, maka 29-24=5. Kita
sekat 01101000 menjadi 2 bagian:
01101.000
01101.000 = > Net ID= 192.168.100.104/29
01101.001 => IP pertama= 192.168.100.105/29
01101.110 => IP tertinggi= 192.168.100.110/29
01101.111 => Broadcast= 192.168.100.111/29
Netmasknya adalah 255.255.255.11111000 = 255.255.255.248
Jumlah network yang tebentuk=2n =25=32 network
Jumlah host yang terbentuk= 2n-2= 23-2= 8-2= 5 host

TRIK CEPAT 1
Pemahaman Dasar: jumlah host standar dalam perhitungan IP kelas C dengan prefix /24 adalah 254
host. (Misal IP 192.168.10.1/24, maka Net ID nya adalah 192.168.10.0, Range IP: 192.168.10.1-
192.168.10.254, broadcast: 192.168.10.255)
Dari situ, kita dapat melihat Net ID, Range IP, dan broadcastnya. Angka 254 diambil dari range IP.
Angka 254 ini nantinya akan ditambah 2, yakni alamat network (Net ID) dan broadcastnya. Sehingga
254+2=256.
Sampai disini paham kan? Sekarang kita masuk ke perhitungannya.
Soal
192.168.100.104/29, berapa jumlah network dan jumlah host yang terbentuk?
jawab:
192.168.100.104/29, netmask: 255.255.255.11111000 = 255.255.255.248
jumlah host yang tersedia: (256-248)-2= 8-2= 6 host
jumlah network yang tersedia: 2n =25=32 network

Kunci: Minimal harus hafal netmasknya (Lihat tabel prefix/CIDR di atas).

TRIK CEPAT 2
Cara ini jauh lebih mudah dan cepat, cara ini menggunakan tabel. Lihat tabel ini:

Sekarang kita terpakan angka 256 itu untuk /24, 128 untuk /25, 192 untuk /26 dst. sehingga menjadi
seperti ini:

Ternyata, dari penerapan seperti ini, jumlah host sudah dapat diketahui.

Misal, IP 192.168.100.104/29. Berapakah jumlah host dan network yang tersedia?


jawab:
Berdasarkan tabel di atas, /29 ada di 8, maka jumlah hostnya= 8-2= 6 host
Netmask = 255.255.255.11111000 = 255.255.255.248
Untuk jumlah network lihat tabel ini:

/29 ada di 32 berarti jumlah network yang tersedia juga 32.

Kesimpulannya:

Cara kedua ini saya temukan setelah menyimpulkan berbagai perhitungan yang saya buat, mungkin
cara ini sudah ditemukan sebelumnya, dan saya yakin itu, hanya saja saya yang kudet :D
Dan ternyata emang udah ada :p lihat gambar ini:

Sekian penjelasan yang sikat dan saya rasa anda sudah paham dengan penjelasan ini jika anda
masih belum mengerti silahkan baca tutorial yang lain dari postingan saya.
Dan jangan lupa berikan komentar anda !!!!

Kode Lengkap Situs Domain Google di Berbagai Negara

Selamat Datang di blog pribadi saya, blog ini sepenuhnya sebagai media pembelajaran dan tempat
saya berbagi informasi. Pada kesempatan kali ini saya ingin berbagi informasi tentang Kode
Lengkap Situs Domain Google di Berbagai Negara. Kebanyakan dari kita hanya mengetahui
beberapa kode situs domain google yang umum seperti : .biz, .com, .info, .net, .org, dan .pro
kemudian yang terbaru lagi seperti : .name dan .tv dan yang lain-lainnya seperti : .example, .invalid,
.localhost, .test, .bitnet, .csnet, .local, .root, .uucp, .union, dan .exit

Yang sering dipakai pengelolah instansi seperti : .aero, .asia, .cat, .coop, .edu, .gov, .int, .jobs, .mil,
.mobi, .meseum, .tel dan .travel

Berikut Kode Domain Google di Berbagai Negara di Dunia


A
.ac => Ascension Island
.ad => Andora
.ae => United Arab Emirates
.af => Afghanistan
.ag => Antigua and Barbuda
.ai => Anguilla
.al => Albania
.am => Armenia
.an => Netherlands Antilles
.ao => Angola
.aq => Antarctica
.ar => Argentina
.as => America Samoa
.at => Austria
.au => Australia
.aw => Aruba
.ax => Aland
.az => Azerbaijan

B
.ba => Bosnia and Herzegovina
.bb => Barbados
.bd => Bangladesh
.be => Belgium
.bf => Burkina Faso
.bg => Bulgaria
.bh => Bahrain
.bi => Burundi
.bj => Benin
.bm => Bermuda
.bn => Brunei Darussalam
.bo => Bolivia
.br => Brasil
.bs => Bahamas
.bt => Bhutan
.bv => Bouvet Island
.bw => Botswana
.by => Belarus
.bz => Belize

C
.ca => Canada
.cc => Cocos (Kelling) Islands
.cd => Democratic Republic of the Congo
.cf => Central African Republic
.cg => Republic of the Congo
.ch => Switzerland
.ci => Cote d'Ivoire
.ck => Cook Islands
.cl => Chille
.cm => Cameroon
.cn => hanya untuk China daratan : Hongkong dan Macau menggunakan TLD berbeda
.co => Colombia
.cr => Costa Rica
.cu => Cuba
.cv => Cape Verde
.cx => Christmas Island
.cy => Cyprus
.cz => Czech Republic

D
.de => Germany
.dj => Djibouti
.dk => Denmark
.dm => Dominica
.do => Dominican Republic
.dz => Algeria

E
.ec => Ecuador
.ee => Estonia
.eg => Egypt
.er => Eritrea
.es => Espana (Spanyol)
.et => Ethiopia
.eu => European Union

F
.fi => Filandia
.fj => Fiji
.fk => Falkland Islands
.fm => Federated State of Micronesia
.fo => Faroe Islands
.fr => France

G
.ga => Gabon
.gb => United Kingdom (.uk sering digunakan untuk United Kingdom)
.gd => Grenada
.ge => Georgia
.gf => French Guiana
.gg => Guernsey
.gh => Ghana
.gi => Gibraltar
.gl => Greenland
.gm => The Gambia
.gn => Guinea
.gp => Guadeloupe
.gq => Equatorial Guinea
.gr => Greece
.gs => South Georgia and the South Sandwich Islands
.gt => Guatemala
.gu => Guam
.gw => Guinea-Bissau
.gy => Guyana

H
.hk => Hongkong

hm => Heard Island and McDonald Islands


.hn => Honduras
.hr => Crotia
.ht => Haiti
.hu => Hungary

I
.id => Indonesia
.ie => Ireland
.il => Israel
.im => Isle of Man
.in => India
.io => British Indian Ocean Territory
.iq => Iraq
.ir => Iran
.is => Iceland
.it => Italia

J
.je => Jersey
.jm => Jamaica
.jo => Jordan
.jp => Japan

K
.ke => Kenya
.kg => Kyrgyzstan
.kh => Cambodia
.ki => Kiribati
.km => Comoros
.kn => Saint Kitts and Nevis
.kp => North Korea
.kr => South Korea
.kw => Kuwait
.ky => Cayman Islands
.kz => Kazakhstan

L
.la => Laos kini dipasarkan sebagai domain untuk Los Angeles
.lb => Lebanon
.lc => Saint Lucia
.li => Liechtenstein
.lk => Sri Lanka
.lr => Liberia
.ls => Lisotho
.lt => Lithuania
.lu => Luxembourg
.lv => Latvia
.ly => Libya

M
.ma => Morocco
.mc => Monaco
.md => Moldoya
.me => Montenegro
.mg => Madagascar
.mh => Marshall Islans
.mk => Republic of Mancedonia
.ml => Mali
.mm => Myanmar
.mn => Mongolia
.mo => Macau spesial administrative region dari People's Republic of China
.mp => Northern Mariana Islands
.mq => Martinique
.mr => Mauritania
.ms => Montserrat
.mt => Malta
.mu => Mauritius
.mv => Maldives
.mw => Malawi
.mx => Mexico
.my => Malaysia
.mz => Mozambique

N
.na => Namibia
.nc => New Caledonia
.ne => Niger
.nf => Norfolk Island
.ng => Nigeria
.ni => Nicaragua
.nl => Netherlands (Belanda)
.no => Norway
.np => Nepal
.nr => Nauru
.nu => Niue biasa digunakan untuk website Scandinavian & Dutch
.nz => New Zealand

O
.om => Oman
P
.pa => Panama
.pe => Peru
.pf => french Polynesia dengan Clipperton Island
.pg => Papua New Guinea
.ph => Philippenes
.pk => Pakistan
.pl => Polandia
.pm => Saint-Pierre and Miquelon
.pn => Pitcairn Island
.pr => Puerto rico
.ps => Palestina Territories dibawah kontrol PA yg meliputi tepi Barat dan jalur gaza
.pt => Portugal
.pw => Palau
.py => Paraguay

Q
.qa => Qatar

R
.re => Reunion
.ro => Romania
.rs => Serbia
.ru => Russia
.rw => Rwanda

S
.sa => Saudi Arabia
.sb => Solomon Island
.sc => Seychelles
.sd => Sudan
.se => Sweden
.sg => Singapore
.sh => Saint Helena
.si => Slovenia
.sj => Svalbard and Jan Mayen
.sk => Slovakia
.sl => Sierra Leone
.sm => San Marino
.sn => Senegal
.so => Somalia
.sr => Suriname
.st => Sao Tome and Principe
.su => Soviet Union (tadinya)
.sv => El Salvador
.sy => Syria
.sz => Swaziland

T
.tc => Turks and Caicos Islands
.td => Chad
.tf => French Southern and Antarctic Lands
.tg => Togo
.th => Thailand
.tj => Tajikistan
.tk => Tokelau
.tl => East Timor
.tr => Turkey
.tt => Trinidad and Tobago
.tv => Tuvalu (nama yang domain yg banyak digunakan oleh Stasion Televisi)
.tw => Taiwan, Republic of China
.tz => Tanzania

U
.ua => Ukraine
.ug => Uganda
.uk => United Kingdom
.um => United State Minor Outlying Islands
.us => United State of America (U.S State)
.uy => Uruguay
.uz => Uzbekistan

V
.va => Vatican City State
.vc => Saint Vincent and Grenadines
.ve => Venezuela
.vg => British Virgin Islands
.vi => U.S Virgin Islands
.vn => Vietnam
.vu => Vanuatu

W
.wf => Wallis and Futuna
.ws => Samoa (sebelumnya Western Samoa)

Y
.ye => Yemen
.yt => Mayotte
.yu => Yugoslavia (kini digunakan untuk Serbia dan Montenegro)

Z
.za => South Africa
.zm => Zambia
.zw => Zimbabwe
Apa Yang Dimaksud Dengan Wi-Fi Beserta Fungsinya

Ass. Wr. Wb. Syalom.... Salam Sejahtera Bagi Kita Semua Kali ini saya akan menuliskan sedikit
tentang yang saya tahu mengenai Apa Yang di Maksud dengan Wi-Fi Beserta Fungsinya.
Sebelum kita membahas Pengertian Wi-Fi dan juga Fungsinya ada baiknya kita mengetahui Siapa
Penemu Wi-Fi ?

Wi-Fi ditemukan oleh salah seorang berpengaruh dalam perkembang teknolgi khususnya pada
gelombang radio yang bernama Vic Hayes yang merupakan keturunan Hindia-Belanda tetapi beliau
merupakan asli orang Indonesia, Vic Hayes Lahir di Surabaya, pada tanggal 31 Juli 1941 yang
kemudian meniti kariernya di Belanda kemudian Vic Hayes balik Ke Indonesia hingga saat ini.

Pengertian Wi-Fi ?
Wi-Fi adalah singkatan dari Wireless Fidelity yang merupakan sebuah teknologi yang
memanfaatkan peralatan elektronik untuk dapat bertukar data dengan menggunakan Radio
Gelombang yang tehubung dengan koneksi Internet.

Fungsi Wi-Fi ?
Dari pengertiannya kita dapat menyimpulkan bahwa fungsi dari Wi-Fi adalah sebagai alat bertukar
data tanpa mengunakan kabel (Nirkabel) yang saling berhubungan yang terkoneksi dengan Internet.
Pengertian dan fungsinya tidak jauh berbeda karean sifatnya Wi-Fi adalah alat yang dapat
menghubungkan perangkat elektronik seperti Komputer, Laptop, dan Smart Phone. Berikut saya
berikan skema/gambar Wi-Fi dan perangkat elektronik lainnya yang saling terhubung.

Wi-Fi juga memiliki spesifikasi yang berbeda-beda sesuai perkembangannya berdasarkan


dalam IEEE.
IEEE adalah singkatan dari Institute of Electrical and Eletronis Engineers.
Spesifikasi Wi-Fi pertama yaitu spesifikasi bejenis b, spesifikasi yang paling banyak terjual yaitu
spesifikasi g dan n pada tahun 2015. Berikut Spesifikasi dari Wi-Fi berdasarkan IEEE.

Itulah sedikit yang saya tahu tentang Wi-Fi beserta fungsinya, sekiranya apabila artikel ini bermanfaat
bagi anda tolong share ke teman-teman anda, jika anda ingin meninggalkan komentar silahkan beri
komentar/saran anda supaya admin dapat menyempurnakan isi dari artikel ini. ('_')
Sekian dari artikel tentang Apa Yang Dimaksud Dengan Wi-Fi Beserta Fungsinya.

Cara Setting IP DHCP-Server Menjadi Statis 100% Work

Udah lama saya tidak membagikan ilmu kepada teman-teman dan kali ini saya akan membantu
teman-teman bagaimana Cara Setting IP DHCP-Server Menjadi Statis dengan Linux Debian
Berikut Cara Setting IP DHCP Server Pada Linux Debian

Ok langsung saja kita ke TKP.


Langka - Langkahnya sebagai berikut.
1. Install DHCP-Server dengan perintahapt-get install dhcp3-server
2. Setelah di install masuk pada konfigurasi dhcp dengan perintah nano /etc/dhcp3/dhcpd.conf
3. Akan muncul tampilannya dan setting konfigurasinya sebagai berikut :

Keterangan : Isi ip sesuai ip yang anda gunakan dan domain-name-server.


4. Kemuian masih di konfigurasi yang sama anda cari dibagian #host fantasia dan rubah
konfigurasinya sebagai berikut

keterang :host fantasia saya ganti dengan nama saya yaitu "pandi"
hardware ethernet isi sesuai wifi yang anda buat lewat cmd windows 32.
fixed-addres diambil dari ip pertama yand anda buat pada ip range
5. Setelah itu anda restart dhcp nya denga perintah /etc/init.d/dhcp3-server restart
jika anda belum paham cara membuat vWifi Hotspot lewat CMD Windows/System32 klik link ini Cara
Membuat vWifi Hotspot Lewat CMD Windows/System32 100% Work
Jika muncul tampilannya seperti gambar dibawah ini berarti settingan ip statis dhcp3-server anda
berhasil.

Menghitung Subnetting IP
Berikut Adalah bahan Bacaan RINGAN Tentang Perhitungan Subnetting,
yang menurut saya bagus untuk di jadikan referensi.

Penghitungan subnetting bisa dilakukan dengan dua cara, cara binary yang relatif lambat dan cara

khusus yang lebih cepat. Pada hakekatnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berkisar di

empat masalah: Jumlah Subnet, Jumlah Host per Subnet, Blok Subnet, dan Alamat Host-

Broadcast.

Penulisan IP address umumnya adalah dengan 192.168.1.2. Namun adakalanya ditulis dengan

192.168.1.2/24, apa ini artinya? Artinya bahwa IP address 192.168.1.2 dengan subnet mask

255.255.255.0. Lho kok bisa seperti itu? Ya, /24 diambil dari penghitungan bahwa 24 bit subnet mask

diselubung dengan binari 1. Atau dengan kata lain, subnet masknya adalah:
11111111.11111111.11111111.00000000 (255.255.255.0). Konsep ini yang disebut dengan CIDR

(Classless Inter-Domain Routing) yang diperkenalkan pertama kali tahun 1992 oleh IEFT.

Pertanyaan berikutnya adalah Subnet Mask berapa saja yang bisa digunakan untuk
melakukan subnetting? Ini terjawab dengan tabel di bawah:

Subnet Mask Nilai CIDR Subnet Mask Nilai CIDR

255.128.0.0 /9 255.255.240.0 /20

255.192.0.0 /10 255.255.248.0 /21

255.224.0.0 /11 255.255.252.0 /22

255.240.0.0 /12 255.255.254.0 /23

255.248.0.0 /13 255.255.255.0 /24

255.252.0.0 /14 255.255.255.128 /25

255.254.0.0 /15 255.255.255.192 /26

255.255.0.0 /16 255.255.255.224 /27

255.255.128.0 /17 255.255.255.240 /28

255.255.192.0 /18 255.255.255.248 /29

255.255.224.0 /19 255.255.255.252 /30

SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS C

Ok, sekarang mari langsung latihan saja. Subnetting seperti apa yang terjadi dengan sebuah NETWORK

ADDRESS 192.168.1.0/26 ?

Analisa: 192.168.1.0 berarti kelas C dengan Subnet Mask /26 berarti

11111111.11111111.11111111.11000000 (255.255.255.192).

Penghitungan: Seperti sudah saya sebutkan sebelumnya semua pertanyaan tentang subnetting akan

berpusat di 4 hal, jumlah subnet, jumlah host per subnet, blok subnet, alamat host dan broadcast

yang valid. Jadi kita selesaikan dengan urutan seperti itu:


1. Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir subnet mask (2

oktet terakhir untuk kelas B, dan 3 oktet terakhir untuk kelas A). Jadi Jumlah Subnet adalah 2 2 =

4 subnet

2. Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya

binari 0 pada oktet terakhir subnet. Jadi jumlah host per subnet adalah 2 6 – 2 = 62 host

3. Blok Subnet = 256 – 192 (nilai oktet terakhir subnet mask) = 64. Subnet berikutnya adalah

64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.

4. Bagaimana dengan alamat host dan broadcast yang valid ? Kita langsung buat tabelnya.

Sebagai catatan, host pertama adalah 1 angka setelah subnet, dan broadcast adalah 1 angka
sebelum subnet berikutnya.

Subnet 192.168.1.0 192.168.1.64 192.168.1.128 192.168.1.192

Host
192.168.1.1 192.168.1.65 192.168.1.129 192.168.1.193
Pertama

Host
192.168.1.62 192.168.1.126 192.168.1.190 192.168.1.254
Terakhir

Broadcast 192.168.1.63 192.168.1.127 192.168.1.191 192.168.1.255

Kita sudah selesaikan subnetting untuk IP address Class C. Dan kita bisa melanjutkan lagi
untuk subnet mask yang lain, dengan konsep dan teknik yang sama. Subnet mask yang bisa
digunakan untuk subnetting class C adalah seperti di bawah. Silakan anda coba menghitung
seperti cara diatas untuk subnetmask lainnya.

Subnet Mask Nilai CIDR

255.255.255.128 /25

255.255.255.192 /26

255.255.255.224 /27

255.255.255.240 /28

255.255.255.248 /29

255.255.255.252 /30

SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS B


Berikutnya kita akan mencoba melakukan subnetting untuk IP address class B. Pertama,
subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class B adalah seperti dibawah. Sengaja
saya pisahkan jadi dua, blok sebelah kiri dan kanan karena masing-masing berbeda teknik
terutama untuk oktet yang “dimainkan” berdasarkan blok subnetnya. CIDR /17 sampai /24
caranya sama persis dengan subnetting Class C, hanya blok subnetnya kita masukkan
langsung ke oktet ketiga, bukan seperti Class C yang “dimainkan” di oktet keempat.
Sedangkan CIDR /25 sampai /30 (kelipatan) blok subnet kita “mainkan” di oktet keempat,
tapi setelah selesai oktet ketiga berjalan maju (coeunter) dari 0, 1, 2, 3, dst.

Subnet Mask Nilai CIDR

255.255.128.0 /17 Subnet Mask Nilai CIDR

255.255.192.0 /18 255.255.255.128 /25

255.255.224.0 /19 255.255.255.192 /26

255.255.240.0 /20 255.255.255.224 /27

255.255.248.0 /21 255.255.255.240 /28

255.255.252.0 /22 255.255.255.248 /29

255.255.254.0 /23 255.255.255.252 /30

255.255.255.0 /24

Ok, kita coba dua soal untuk kedua teknik subnetting untuk Class B. Kita mulai dari yang

menggunakan subnetmask dengan CIDR /17 sampai /24. Contoh network address 172.16.0.0/18.

Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /18 berarti

11111111.11111111.11000000.00000000 (255.255.192.0).

Penghitungan:

1. Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada 2 oktet terakhir. Jadi Jumlah

Subnet adalah 22 = 4 subnet

2. Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya

binari 0 pada 2 oktet terakhir. Jadi jumlah host per subnet adalah 2 14 – 2 = 16.382 host

3. Blok Subnet = 256 – 192 = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192.

Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.


4. Alamat host dan broadcast yang valid?

Subnet 172.16.0.0 172.16.64.0 172.16.128.0 172.16.192.0

Host
172.16.0.1 172.16.64.1 172.16.128.1 172.16.192.1
Pertama

Host
172.16.63.254 172.16.127.254 172.16.191.254 172.16.255.254
Terakhir

Broadcast 172.16.63.255 172.16.127.255 172.16.191.255 172.16..255.255

Berikutnya kita coba satu lagi untuk Class B khususnya untuk yang menggunakan subnetmask CIDR /

25 sampai /30. Contoh network address 172.16.0.0/25.

Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /25 berarti

11111111.11111111.11111111.10000000 (255.255.255.128).

Penghitungan:

1. Jumlah Subnet = 29 = 512 subnet

2. Jumlah Host per Subnet = 27 – 2 = 126 host

3. Blok Subnet = 256 – 128 = 128. Jadi lengkapnya adalah (0, 128)

4. Alamat host dan broadcast yang valid ?

Subnet 172.16.0.0 172.16.0.128 172.16.1.0 … 172.16.255.128

Host
172.16.0.1 172.16.0.129 172.16.1.1 … 172.16.255.129
Pertama

Host
172.16.0.126 172.16.0.254 172.16.1.126 … 172.16.255.254
Terakhir

Broadcast 172.16.0.127 172.16.0.255 172.16.1.127 … 172.16.255.255

Masih bingung juga? Ok sebelum masuk ke Class A, coba ulangi lagi dari Class C, dan baca pelan-

pelan

SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS A


Kalau sudah mantab dan paham, kita lanjut ke Class A. Konsepnya semua sama saja. Perbedaannya

adalah di OKTET mana kita mainkan blok subnet. Kalau Class C di oktet ke 4 (terakhir), kelas B di

Oktet 3 dan 4 (2 oktet terakhir), kalau Class A di oktet 2, 3 dan 4 (3 oktet terakhir). Kemudian subnet

mask yang bisa digunakan untuk subnetting class A adalah semua subnet mask dari CIDR /8 sampai /

30.

Kita coba latihan untuk network address 10.0.0.0/16.

Analisa: 10.0.0.0 berarti kelas A, dengan Subnet Mask /16 berarti

11111111.11111111.00000000.00000000 (255.255.0.0).

Penghitungan:

1. Jumlah Subnet = 28 = 256 subnet

2. Jumlah Host per Subnet = 216 – 2 = 65534 host

3. Blok Subnet = 256 – 255 = 1. Jadi subnet lengkapnya: 0,1,2,3,4, etc.

4. Alamat host dan broadcast yang valid ?

Subnet 10.0.0.0 10.1.0.0 … 10.254.0.0 10.255.0.0

Host
10.0.0.1 10.1.0.1 … 10.254.0.1 10.255.0.1
Pertama

Host
10.0.255.254 10.1.255.254 … 10.254.255.254 10.255.255.254
Terakhir

Broadcast 10.0.255.255 10.1.255.255 … 10.254.255.255 10.255.255.255

Mudah-mudahan sudah setelah anda membaca paragraf terakhir ini, anda sudah memahami

penghitungan subnetting dengan baik. Kalaupun belum paham juga, anda ulangi terus artikel ini

pelan-pelan dari atas. Untuk teknik hapalan subnetting yang lebih cepat, tunggu di artikel berikutnya

Catatan: Semua penghitungan subnet diatas berasumsikan bahwa IP Subnet-Zeroes (dan IP Subnet-

Ones) dihitung secara default. Buku versi terbaru Todd Lamle dan juga CCNA setelah 2005 sudah

mengakomodasi masalah IP Subnet-Zeroes (dan IP Subnet-Ones) ini. CCNA pre-2005 tidak

memasukkannya secara default (meskipun di kenyataan kita bisa mengaktifkannya dengan command

ip subnet-zeroes), sehingga mungkin dalam beberapa buku tentang CCNA serta soal-soal test CNAP,

anda masih menemukan rumus penghitungan Jumlah Subnet = 2 x – 2


Tahap berikutnya adalah silakan download dan kerjakan soal latihan subnetting. Jangan lupa

mengikuti artikel tentang Teknik Mengerjakan Soal Subnetting untuk memperkuat pemahaman anda

dan meningkatkan kemampuan dalam mengerjakan soal dalam waktu terbatas.

Source Mas Rommy.

REFERENSI

1. Todd Lamle, CCNA Study Guide 5th Edition, Sybex, 2005.

2. Module CCNA 1 Chapter 9-10, Cisco Networking Academy Program (CNAP), Cisco Systems.

3. Hendra Wijaya, Cisco Router, Elex Media Komputindo, 2004.

Berikut soal latihan, tentukan :

a) Alamat Subnet Mask,

b) Alamat Subnet,

c) Alamat Broadcast,

d) Jumlah Host yang dapat digunakan,

e) serta Alamat Subnet ke-3

dari alamat sebagai berikut:

1. 198.53.67.0/30

2. 202.151.37.0/26

3. 191.22.24.0/22

Saya coba berhitung-hitung seperti demikian

1. 198.53.67.0/30 –> IP class C:

Subnet Mask: /30 = 11111111.11111111.11111111.11111100 = 255.255.255.252

Menghitung Subnet:

Jumlah Subnet: 26 = 64 Subnet

Jumlah Host per Subnet: 22 – 2 = 2 host

Blok Subnet: 256 – 252 = 4, blok berikutnya: 4+4 = 8, 8+4 = 12, dst…

jadi blok Subnet: 0, 4, 8, 12, dst…

Host dan broadcast yang valid:

Maka dari perhitungan diperoleh:


 Alamat Subnet Mask: 255.255.255.252

 Alamat Subnet: 198.53.67.0, 198.53.67.4, 198.53.67.8, 198.53.67.12, … , 198.53.67.252

 Alamat Broadcast: 198.53.67.3, 198.53.67.7, 198.53.67.11, 198.53.67.15 … 198.53.67.255

 Jumlah host yang dapat digunakan: 64×2 = 128

 Alamat Subnet ke-3: 198.53.67.8

2.202.151.37.0/26 -> IP class C

Subnet Mask: /26 = 11111111.11111111.11111111.11000000 = 255.255.255.192

Menghitung Subnet:

Jumlah Subnet: 22 = 4 Subnet

Jumlah Host per Subnet: 26 – 2 = 62 host

Blok Subnet: 256 – 192 = 64, blok berikutnya: 64+64 = 128, 128+64 = 192

Jadi blok Alamat Subnet: 0, 64, 128, 192

Host dan broadcast yang valid:

Maka dari perhitungan diperoleh:

 Alamat Subnet Mask: 255.255.255.192

 Alamat Subnet: 202.151.37.0, 202.151.37.64, 202.151.37.128, 202.151.37.192

 Alamat Broadcast: 202.151.37.63, 202.151.37.127, 202.151.37.191, 202.151.37.255

 Jumlah host yang dapat digunakan: 4×62 = 248

 Alamat Subnet ke-3: 202.151.37.128

3.191.22.24.0/22 –> IP class B

Subnet Mask: /22 = 11111111.11111111.11111100.00000000 = 255.255.252.0

Menghitung Subnet:

Jumlah Subnet: 26 = 64 Subnet

Jumlah Host per Subnet: 22– 2 = 2 host

Jumlah Blok Subnet: 256 – 252 = 4, blok berikutnya: 4+4 = 8, 8+4 = 12, dst…

Jadi blok Alamat Subnet: 0, 4, 8, 12, 16, dst…

Alamat host yang valid:


 Alamat Subnet Mask: 255.255.252.0

 Alamat Subnet: 191.22.24.0, 191.22.24.4, 191.22.24.8, …, 191.22.24.252

 Alamat Broadcast: 191.22.24.3, 191.22.24.7, 191.22.24.11, …, 191.22.24.255

 Jumlah host yang dapat digunakan: 2×64 = 128

 Alamat Subnet ke-3: 191.22.24.8

Mohon kalo’ ada yang salah, silahkan dikoreksi

Cara Cepat Belajar


Menghitung Subnetting IP
Address Bagian 1

Seubnetting sering diartikan sebagai metode yang dilakukan untuk


membagi blok setiap alamat IP address menjadi beberapa blok IP address.
Dari blok yang rentang IP address nya banyak dibuat sehingga
membentuk rentang IP address yang lebih sedikit.Sebelum melanjutkan
lebih jauh, ada baiknya jika kita mengenal dan memahami terlebih dahulu
beberapa istilah yang sering digunakan dalam subnetting seperti di bawah
ini.

Network address adalah sebuah alamat IP address yang dipakai untuk


mewakili dari sekumpulan host yang tergabung dalam sebuah jaringan.
Fungsinya adalah untuk menandai sebuah network agar dapat dibedakan
dengan network yang lain. Karena fungsinya tersebut, network address
juga dipakai untuk mengirimkan paket dari LAN ke LAN atau jaringan satu
ke jaringan lain.

Broadcast address adalah alamat yang digunakan sebuah IP address


untuk mengirim paket ke semua host yang ada pada sebuah
jaringan/LAN. Berbeda dengan network address, broadcast address tidak
diperuntukan untuk untuk mengirim paket ke jaringan lain.

Subnet mask adalah bagian IP address yang dapat menggambarkan


jumlah host dari sebuah jaringan. Contoh dari subnetmask, 255.255.255.0
(subnetmask desimal) kemudian dikonversi ke bilangan binary menjadi
11111111.11111111.11111111.00000000 (subnetmask biner). Pada
contoh tersebut bisa kita ketahui terdapat 8 bit angka biner nol, yang
berarti jumlah host pada jaringan tersebut adalah 2^8 = 256 host. Karena
bilangan tersebut berbentuk binary maka pemangkatan yang digunakan
adalah 2.

Classless Inter-Domain Routing (CIDR) merupakan yang dipakai untuk


mengalokasikan jumlah alamat yang ada pada blok tertentu. Misal
192.168.0.0/24, pada contoh tersebut yang merupkan CIDR adalah “/24”
yang juga sering disebut dengan notasi. Pada kasus ini, bisa kita lihat pula
jumlah host yang tersedia. /24 maka jika implementasikan ke bilangan
biner menjadi 11111111.11111111.11111111.00000000, dengan melihat
bilangan tersebut maka sudah bisa kita ketahui jumlah host yang tersedia.

Host valid / IP valid adalah alamat IP address yang dapat digunakan oleh
host. Misal dalam rentang IP address 192.168.1.0/24, maka host jumlah
host valid nya adalah 192.168.1.1 – 192.168.1.254. Sedangkan Ip address
pertama 192.168.1.0 merupakan Network address dan IP address kedua
192.168.1.255 merupakan broadcast address.

Power of 2. Yang dimaksud dengan power of 2 adalah pemangkatan


angka 2 dengan bilang mulai dari nol, 1, 2 dan seterusnya, yang penting
bilangan tersebut haruslah angka genap positif. Yang mesti diingat dalam
pemangkatan angka 2 adalah sebagai berikut:

2^0 = 1
2^1= 2
2^2=2 x 2 = 4
2^3=2 x 2 x 2 = 8
2^4= 2 x 2 x 2 x 2 = 16
2^5= 2 x 2 x 2 x 2 x 2 = 32
2^6= 2 x 2 x 2 x 2 x 2 x 2 = 64
2^7=2 x 2 x 2 x 2 x 2 x 2 x 2 = 128
2^8=2 x 2 x 2 x 2 x 2 x 2 x 2 x 2 = 256
2^9=2 x 2 x 2 x 2 x 2 x 2 x 2 x 2 x 2 = 512
2^10= 2 x 2 x 2 x 2 x 2 x 2 x 2 x 2 x 2 x 2 = 1024

Baiklah, bekal diatas saya rasa sudah cukup untuk mulai berhitung.

A. IP address class C Subnetting

Tentukan IP address yang akan mau disubnetting, misalnya


192.168.1.0/24. Agar lebih mudah memahaminya, saya gunakan CIDR
dalam penulisan IP address nya. Sebelum lanjut, saya akan manampilkan
CIDR secara lengkap.

Subnet mask CIDR/Notasi


255.0.0.0 /8
255.128.0.0 /9
255.192.0.0 /10
255.224.0.0 /11
255.240.0.0 /12
255.248.0.0 /13
255.252.0.0 /14
255.254.0.0 /15
255.255.0.0 /16
255.255.128.0 /17
255.255.192.0 /18
255.255.224.0 /19
255.255.240.0 /20
255.255.248.0 /21
255.255.252.0 /22
255.255.254.0 /23
255.255.255.0 /24 ———–> # Awal dari Class C
255.255.255.128 /25
255.255.255.192 /26
255.255.255.224 /27
255.255.255.240 /28
255.255.255.248 /29
255.255.255.252 /30

Setelah itu kita lakukan subnetting terhadap ip private yang termasuk


dalam class C.

IP address yang akan kita subnetting adalah 192.168.1.0/24


Subnet mask binner = 11111111.11111111.11111111.00000000
Subent mask decimal = 255.255.255.0
Jumlah Blok = 2^0 = 1
Jumlah host/blokl = 2^8 = 256
Jumlah host valid = 256 – 2 =254
Blok Pertama: (total host 192.168.1.0 s/d 192.168.1.255)
Network address = 192.168.1.0
Host Valid atau IP Valid = 192.168.1.1 s/d 192.168.1.254
Broadcast address = 192.168.1.255

Berikut ini adalah penjelasan dari cara perhitungan diatas.


1. Subnet mask binner (SM Binner)
Jumlah bit binner pada IP address adalah 32 bit, yang terbagi atas 4 oktet.
Setiap oktet terdiri atas 8 bit yang dibatasi dengan titik atau dot.
Berdasarkan CIDR atau notasi yang ditentukan diawal perhitungan tadi,
yaitu /24. Maka bisa ditentukan bahwa Subnetmask binner adalah
11111111.11111111.11111111.00000000;

2. Subnet mask decimal (SM Decimal)


Subnet mask desimal merupakan konversi dari subnet mask binner.
Karena Subnet mask binner adalah
11111111.11111111.11111111.00000000, maka subnet decimal
255.255.255.0;

3. Jumlah blok
Karena seubnetting ini dilakukan pada kelas C, maka yang merupakan NET
ID adalah tiga oktet pertama dan yang merupkan HOST ID. Perlu kita
ketahui yang menetukan jumlah blok pada sebuah IP address adalah
jumlah bit 1 pada HOST ID. Karena pada HOST ID tidak terdapat bit 1,
maka jumlah blok pada ip address tersebut adalah 2^0 = 1.

4. Jumlah host/blok
Cara penghitungan jumlah host ini merupakan kebalik dari perhitungan
jumlah blok. Untuk mencari jumlah host, yang perlu diperhatikan adalah
jumlah bit 0 pada SM Binner diatas. Karena pada SM BInner tersebut
terdapat 8 bit 0, maka jumlah host nya adalah 2^8 = 256.

5. Jumlah Host valid atau IP Valid


Jumlah total range IP address diatas adalah 256 yang terdiri atas
192.168.1.0 s/d 192.168.1.255; Untuk menentukan IP valid, maka Jumlah
Host – 2 (network address dan broadcast address). Jadi Karena pada ip
address terdapat 3 jenis address, yaitu network address, broadcast
address, dan IP valid. Maka IP address tersebut dibagi menjadi 3 bagian,
yaitu 192.168.1.0 sebagai network address, 192.168.1.255 sebagai
broadcast address, dan yang menjadi range IP valid adalah 192.168.1.1 s/d
192.168.1.254;
Setelah saya menjelaskan tentang metode perhitungan diatas, saya akan
berikan lagi contoh perhitungan dengan notasi yang berbeda agar
semakin mudah dipahami terlebih bagi yang masih belajar.

IP address yang akan kita subnetting adalah 192.168.1.0/25


Subnet mask binner = 11111111.11111111.11111111.100000
Subent mask decimal = 255.255.255.128 (didapat dari 2^7=128)
Jumlah Blok = 2^1 = 2
Jumlah host/blokl = 2^7 = 128
Jumlah host valid = 128 – 2 =126
Blok Pertama: (total range 192.168.1.0 sampai 192.168.1.127)
Network address = 192.168.1.0;
Host Valid atau IP Valid = 192.168.1.1 s/d 192.168.1.126
Broadcast address = 192.168.1.127
Blok Kedua: (total range 192.168.1.128 sampai 192.168.1.255) pada blok
kedua, urutan host melanjutkan blok pertama.
Network address = 192.168.1.128
Host Valid atau IP Valid = 192.168.1.129 s/d 192.168.1.254
Broadcast address = 192.168.1.255

IP address yang akan kita subnetting adalah 192.168.1.0/26


Subnet mask binner = 11111111.11111111.11111111.11000000
Subent mask decimal = 255.255.255.192 {didapat dari (2^7) + (2^6) = 192 }
Jumlah Blok = 2^2 = 4
Jumlah host/blokl = 2^6 = 64
Jumlah host valid = 64 – 2 = 62
Blok Pertama: (total range 192.168.1.0 sampai 192.168.1.63)
Network address = 192.168.1.0;
Host Valid atau IP Valid = 192.168.1.1 s/d 192.168.1.62
Broadcast address = 192.168.1.63;
Blok Kedua: (total range 192.168.1.64 sampai 192.168.1.127) pada blok
kedua, urutan host melanjutkan blok pertama.
Network address = 192.168.1.64;
Host Valid atau IP Valid = 192.168.1.65 s/d 192.168.1.126
Broadcast address = 192.168.1.127;
Blok Ketiga: (total range 192.168.1.128 sampai 192.168.1.191) pada blok
ketiga, urutan host melanjutkan blok kedua.
Network address = 192.168.1.128;
Host Valid atau IP Valid = 192.168.1.129 s/d 192.168.1.190
Broadcast address = 192.168.1.191;
Blok Keempat: (total range 192.168.1.192 sampai 192.168.1.255) pada
blok keempat, urutan host melanjutkan blok ketiga.
Network address = 192.168.1.192;
Host Valid atau IP Valid = 192.168.1.193 s/d 192.168.1.254
Broadcast address = 192.168.1.255;

Untuk menghitung IP address dengan CIDR atau notasi /27, /28, /29, /30
silahkan Anda coba sendiri, sekaligus untuk berlatih menghitung. Semoga
bermanfaat

Class B Subnetting
Melanjutkan posting sebelumnya tentang cara cepat
menghitung subnetting maka pada posting ini saya akan membahas
tentang subnetting pada IP address class B. IP address Class B ( IP
Private ) memiliki total IP address sebanyak 2 pangkat 16 = 65536 IP
address, di mana IP address pertama, 172.16.0.0 adalah Network
address sedangkan IP address terakhir, 172.16.255.255 adalah broadcast
address. Jumlah IP address yang sangat banyak ini berdampak pada
tinggi traffic yang disebabkan oleh broadcast. Salah satu tujuan
subnetting adalah untuk memperkecil traffic yang disebabkan broadcast
dan effiensi pemakain IP address.
Untuk mempelajari tentang subnetting pada Class B maka sebaiknya saya
tampilkan daftar CIDR secara lengkap.
Jika kelas A, B, C dipecah atau dibagi-bagi lagi maka subnetmask dan
CIDR-nya adalah sebagai berikut :
Subnet mask CIDR
255.0.0.0 /8
255.128.0.0 /9
255.192.0.0 /10
255.224.0.0 /11
255.240.0.0 /12
255.248.0.0 /13
255.252.0.0 /14
255.254.0.0 /15
255.255.0.0 /16
255.255.128.0 /17
255.255.192.0 /18
255.255.224.0 /19
255.255.240.0 /20
255.255.248.0 /21
255.255.252.0 /22
255.255.254.0 /23
255.255.255.0 /24
255.255.255.128 /25
255.255.255.192 /26
255.255.255.224 /27
255.255.255.240 /28
255.255.255.248 /29
255.255.255.252 /30
Setelah itu mari kita lakukan subnetting terhadap IP address Privite yang
termasuk dalam class B.

1. Rentang IP address total dari class B default adalah: 172.16.0.1 s/d


172.16.255.254 dengan subnetmask default 255.255.0.0
Sebenarnya IP address total adalah 172.16.0.0 sampai 172.16.255.255, IP
192.168.1.0 dipakai sebagai Network address sedangkan 192.168.1.255
dipakai sebagai broadcast address. Cek pada subnetmask, bagian 0
adalah bagian yang sifatnya variatif dan biasanya menunjukkan bagian
dari host address, sedangkan bagian 255.255.255 adalah bagian yang
sifatnya tetap dan tidak bisa diubah-ubah dan menunjukkan bagian dari
network address.
2. Setiap blok yang dipisahkan oleh titik atau dot jumlah totalnya adalah
256, hitungannya adalah setiap bagian atau blok tersebut terdiri atas 8 bit
dan karena IP address class B memiliki 2 blok maka total bit yang menjadi
jatah dari host address adalah 16 bit maka 2 dipangkatkan 16 = 65536.

3. Karena totalnya adalah 65536 maka jika dibagi menjadi 2


subnetwork maka masing-masingnya berisikan sebanyak 32768 IP
address tetapi karena dua IP address pertama dan terakhir dijadikan
sebagai Network address dan broadcast address maka kita hanya
menggunakan tengahnya saja, antara Network address dan broadcast
address, sehingga jumlahnya Cuma 32766 IP address yang boleh dipakai
sebagai IP host.
4. Jadi pada contoh ini subnetwork pertama adalah 172.16.0.1 sampai
172.16.127.254; subnetwork kedua adalah 172.16.128.1 sampai
172.16.255.254.
5. Kedua subnetwork tersebut memiliki CIDR yang diwakilkan oleh /17
atau subnetmask 255.255.128.0.
6. Pada subnetwork pertama, Network address adalah 172.16.0.0 dan
broadcast address adalah 172.16.127.255; Range IP address untuk host
adalah 172.16.0. 1 s/d 172.16.127.254.
7. Pada subnetwork kedua, Network address adalah 172.16.128.0 dan
broadcast address adalah 172.16.255.255; Range IP address untuk host
adalah 172.16.128. 1 s/d 172.16.255.254.
8. Bagaimana jika dibagi menjadi 8 subnetwork; Pembagian
subnetwork hanya bisa dilakukan berdasarkan angka special yaitu
bilangan hasil pemangkatan angka 2. Yaitu : 1, 2, 4, 8, 16, 32, 64, 128
dan seterusnya.
Jadi jumlah subnetwork dalam subnetting IP Versi 4 tidak bisa berjumlah
10 atau 20 karena keduanya bukanlah bilangan hasil pemangkatan angka
2.
9. Total IP address dalam satu blok ( bagian yang dipisahkan oleh titik
atau dot ) dibagi dengan angka 8 atau 65536/8 = 8192. Jadi total IP
address pada masing2 dari ke 8 delapan subnetwork tersebut adalah
sebanyak 8192 dan jumlah yang bisa dipakai sebagai IP host adalah 8190
IP address.
10. Rentang IP addressnya bisa ditentukan dengan mengurutkannya
satu demi satu. Dimulai dari:
– 172.16.0.0 s/d 172.16.31.255 (total nya =8192, di mana IP pertama
dan IP terakhir adalah Network address dan Broadcast addrress)
– 172.16.32.0 s/d 172.16.63.255 (total nya =8192, di mana IP pertama
dan IP terakhir adalah Network address dan Broadcast addrress)
– 172.16.64.0 s/d 172.16.95.255 (total nya =8192, di mana IP pertama
dan IP terakhir adalah Network address dan Broadcast addrress)
– 172.16.96.0 s/d 172.16.127.255 (total nya =8192, di mana IP pertama
dan IP terakhir adalah Network address dan Broadcast addrress)
– 172.16.128.0 s/d 172.16.159.255 (total nya =8192, di mana IP
pertama dan IP terakhir adalah Network address dan Broadcast addrress)
– 172.16.160.0 s/d 172.16.191.255 (total nya =8192, di mana IP
pertama dan IP terakhir adalah Network address dan Broadcast addrress)
– 172.16.192.0 s/d 172.16.223.255 (total nya =8192, di mana IP
pertama dan IP terakhir adalah Network address dan Broadcast addrress)
– 172.16.224.0 s/d 172.16.255.255 (total nya =8192, di mana IP
pertama dan IP terakhir adalah Network address dan Broadcast addrress)
– Jika dibagi 8 subnetwork maka CIDRnya adalah /19 dengan
subnetmask 255.255.224.0 (cek pada daftar CIDR di atas)
Memang kelihatannya sedikit rumit, namun kunci dari Class B subnetting
mirip dengan pada subnetting class C namun kuncinya terletak pada blok
atau titik atau octet ketiga dari depan dimana pada Class C yang menjadi
kunci adalah blok atau octet keempat.

TCIP/IP & Cara Cepat Belajar


Meghitung Subnetting
IP Address
Posted on December 4, 2014
TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol)
TCP/IP merupakan protokol yang melandasi internet dan jaringan dunia
atau dengan kata lain kumpulan dari protokol-protokol yang digunakan untuk
mengatur komunikasi data di dalam jaringan internet. TCP/IP terdiri dari
berbagai protokol yang masing-masing bertanggung jawab atas bagian-
bagian tertentu pada proses komunikasi data, dimana protokol yang satu
tidak perlu mengetahui cara kerja protokol yang lain, sepanjang bisa
menerima dan mengirim data.

TCP/IP digunakan untuk komunikasi antar komputer yang berada pada


tempat yang jauh atau komunikasi data Wide Area Network (WAN). Semua
komputer yang berhubungan dengan internet akan berkomunikasi dengan
menggunakan protokol ini. Penggunaan protokol ini dapat menghubungkan
berbagai jenis komputer dengan sistem operasi komputer yang berbeda
antara komputer satu dengan yang lain.

Aspek lain yang penting dari TCP/IP adalah membentuk suatu standarisasi
dalam komunikasi. Tiap-tiap bentuk fisik suatu jaringan memiliki teknologi
yang berbeda-beda, sehingga diperlukan pemrograman atau fungsi khusus
untuk digunakan dalam komunikasi. TCP/IP memberikan fasilitas khusus yang
bekerja di atas pemrograman atau fungsi khusus tersebut dari masing-
masing fisik jaringan. Sehingga bentuk arsitektur dari fisik jaringan akan
tersamarkan dari pengguna dan pembuat aplikasi jaringan. Dengan TCP/IP,
pengguna tidak perlu lagi memikirkan bentuk fisik jaringan untuk melakukan
sebuah komunikasi.

Sebagai contoh pada Gambar dibawah, untuk dapat berkomunikasi antar 2


(dua) jaringan, diperlukan komputer yang terhubung dalam suatu perangkat
yang dapat meneruskan suatu paket data dari jaringan yang satu ke jaringan
yang lain. Perangkat tersebut disebut Router. Selain itu router juga digunakan
sebagai pengarah jalur (routing).

Cara Kerja TCP/IP


Memecahkan masalah pengiriman data ke dalam bentuk masalah yang lebih
kecil merupakan tujuan dari penggunaan TCP/IP. Ide pembuatan protokol ini
sama dengan ide pada pemrograman, yaitu masalah yang besar akan
dipecahkan dengan cara memecah masalah tersebut menjadi masalah yang
kecil. TCP/IP ini dapat diibaratkan sebagai protokol kenegaraan yang
membagi tugasnya masing-masing dari penerimaan tamu hingga
kepulangannya dan daftar acara yang disusun harus melalui protokol resmi.
Begitu pula dengan TCP/IP membagi tugas masing-masing protokol menjadi
beberapa bagian yang tiap bagiannya mempunyai tugas sendiri-sendiri,
namun kesemua bagian tersebut harus selalu bekerja sama satu dengan
yang lainnya dan tiap-tiap protokol tidak harus saling mempengaruhi protokol
yang lain. Karena pekerjaan protokol ini harus selesai dengan baik dan tepat,
maka setelah tugas-tugasnya selesai akan dilanjutkan oleh protokol
berikutnya dengan tugas yang lain.

Berdasarkan hal tersebut, maka secara umum cara kerja TCP/IP adalah layer-
layer dan protokol yang terdapat dalam arsitektur jaringan TCP/IP
menggambarkan fungsi-fungsi dalam komunikasi antara dua buah komputer.
Setiap lapisan menerima data dari lapisan di atas atau dibawahnya,
kemudian memproses data tersebut sesuai fungsi protokol yang dimilikinya
dan meneruskannya ke lapisan berikutnya. Ketika dua komputer
berkomunikasi, terjadi aliran data antara pengirim dan penerima melalui
lapisan-lapisan di atas. Pada pengirim, aliran data adalah dari atas ke bawah.

Layer pada TCP/IP


TCP/IP dibentuk dalam beberapa lapisan (layer). Dengan dibentuk dalam
layer atau lapisan, akan mempermudah untuk pengembangan dan
pengimplementasiannya. Antar layer dapat berkomunikasi ke atas maupun
ke bawah dengan suatu penghubung interface. Tiap-tiap layer memiliki fungsi
dan kegunaan yang berbeda dan saling mendukung layer diatasnya. Pada
protokol TCP/IP dibagi menjadi 4 layer seperti ditunjukkan pada Gambar 2.
Terkait dengan topik pembahasan pada makalah ini, maka selanjutnya hanya
akan dibahas tentang Internetwork layer (lapisan internet).

Layer Internet TCP/IP


Layer atau lapisan ini berfungsi untuk menentukan rute yang dilalui oleh
data. Layer ini menyediakan logical addressing (pengalamatan logika) dan
path determination (penentuan rute tujuan). Internetwork Layer
mendefinisikan bagaimana hubungan dapat terjadi antara dua pihak yang
berada pada jaringan yang berbeda seperti Network Layer pada OSI. Pada
jaringan Internet yang terdiri atas puluhan juta host dan ratusan ribu jaringan
lokal, lapisan ini bertugas untuk menjamin agar suatu paket yang dikirimkan
dapat menemukan tujuannya dimana pun berada. Oleh karena itu, lapisan ini
memiliki peranan penting terutama dalam mewujudkan internetworking yang
meliputi wilayah luas. Beberapa tugas penting pada lapisan ini adalah:

Addressing, yakni melengkapi setiap datagram dengan alamat


Internet dari tujuan. Alamat pada protokol inilah yang dikenal dengan Internet
Protocol Address (IP Address). Karena pengalamatan (addressing) pada
jaringan TCP/IP berada pada level ini (software), maka jaringan TCP/IP
independen pada jenis media dan komputer yang digunakan.
Routing, yakni menentukan ke mana datagram akan dikirim agar
mencapai tujuan yang diinginkan. Fungsi ini merupakan fungsi terpenting
dari Internet Protocol (IP). Sebagai protokol yang bersifat connectionless,
proses routing sepenuhnya ditentukan oleh jaringan. Pengirim tidak memiliki
kendali terhadap paket yang dikirimkannya untuk bisa mencapai tujuan.
Router-router pada jaringan TCP/IP lah yang sangat menentukan dalam
penyampaian datagram dari penerima ke tujuan.
Terdapat beberapa protokol yang bertanggung jawab dalam proses
pengiriman paket ke alamat yang tepat seperti dibawah antara lain:
 IP (Internet Protocol) : untuk transmisi paket data (mengirimkan
data ke alamat yang dituju).
 ICMP (Internet Connection Message Protocol) : untuk informasi
kondisi jaringan, contoh: ping, traceroute.
 ARP (Address Resolution Protocol) : untuk mendapatkan informasi
MAC Address dari IP yang diketahui.
 RARP (Reserve ARP): untuk mendapatkan informasi IP dari MAC
Address yang diketahui.

IP ADDRESS

Cara Cepat Belajar


Meghitung Subnetting
IP Address

Seubnetting sering diartikan sebagai metode yang dilakukan untuk


membagi blok setiap alamat IP address menjadi beberapa blok IP address.
Dari blok yang rentang IP addresnyabanyak dibuat sehingga membentuk
rentang IP address yang lebih sedikit.
Sebelum melanjutkan lebih jauh, ada baiknya jika kita mengenal dan
memahami terlebih dahulu beberapa istilah yang sering digunakan dalam
subnetting seperti di bawah ini.

Network address adalah sebuah alamat IP address yang dipakai


untuk mewakili dari sekumpulan host yang tergabung dalam sebuah jaringan.
Fungsinya adalah untuk menandai sebuah network agar dapat dibedakan
dengan network yang lain. Karena fungsinya tersebut, network address juga
dipakai untuk mengirimkan paket dari LAN ke LAN atau jaringan satu ke
jaringan lain.
Broadcast address adalah alamat yang digunakan sebuah IP
address untuk mengirim paket ke semua host yang ada pada sebuah
jaringan/LAN. Berbeda dengan network address, broadcast address tidak
diperuntukan untuk untuk mengirim paket ke jaringan lain.
Subnet mask adalah bagian IP address yang dapat menggambarkan
jumlah host dari sebuah jaringan. Contoh dari subnetmask, 255.255.255.0
(subnetmask desimal) kemudian dikonversi ke bilangan binary menjadi
11111111.11111111.11111111.00000000 (subnetmask biner). Pada contoh
tersebut bisa kita ketahui terdapat 8 bit angka biner nol, yang berarti jumlah
host pada jaringan tersebut adalah 2^8 = 256 host. Karena bilangan tersebut
berbentuk binary maka pemangkatan yang digunakan adalah 2.
Classless Inter-Domain Routing (CIDR) merupakan yang dipakai
untuk mengalokasikan jumlah alamat yang ada pada blok tertentu. Misal
192.168.0.0/24, pada contoh tersebut yang merupkan CIDR adalah “/24″
yang juga sering disebut dengan notasi. Pada kasus ini, bisa kita lihat pula
jumlah host yang tersedia. /24 maka jika implementasikan ke bilangan biner
menjadi 11111111.11111111.11111111.00000000, dengan melihat bilangan
tersebut maka sudah bisa kita ketahui jumlah host yang tersedia.
Host valid / IP valid adalah alamat IP address yang dapat
digunakan oleh host. Misal dalam rentang IP address 192.168.1.0/24, maka
host jumlah host valid nya adalah 192.168.1.1 – 192.168.1.254. Sedangkan Ip
address pertama 192.168.1.0 merupakan Network address dan IP address
kedua 192.168.1.255 merupakan broadcast address.
Power of 2. Yang dimaksud dengan power of 2 adalah pemangkatan
angka 2 dengan bilang mulai dari nol, 1, 2 dan seterusnya, yang penting
bilangan tersebut haruslah angka genap positif. Yang mesti diingat dalam
pemangkatan angka 2 adalah sebagai berikut:
2^0 = 1
2^1= 2
2^2=2 x 2 = 4
2^3=2 x 2 x 2 = 8
2^4= 2 x 2 x 2 x 2 = 16
2^5= 2 x 2 x 2 x 2 x 2 = 32
2^6= 2 x 2 x 2 x 2 x 2 x 2 = 64
2^7=2 x 2 x 2 x 2 x 2 x 2 x 2 = 128
2^8=2 x 2 x 2 x 2 x 2 x 2 x 2 x 2 = 256
2^9=2 x 2 x 2 x 2 x 2 x 2 x 2 x 2 x 2 = 512
2^10= 2 x 2 x 2 x 2 x 2 x 2 x 2 x 2 x 2 x 2 = 1024

Baiklah, bekal diatas saya rasa sudah cukup untuk mulai berhitung.
A. IP address class C Subnetting
Tentukan IP address yang akan mau disubnetting, misalnya 192.168.1.0/24.
Agar lebih mudah memahaminya, saya gunakan CIDR dalam penulisan IP
address nya. Sebelum lanjut, saya akan manampilkan CIDR secara lengkap.

Subnet mask CIDR/Notasi


255.0.0.0 /8
255.128.0.0 /9
255.192.0.0 /10
255.224.0.0 /11
255.240.0.0 /12
255.248.0.0 /13
255.252.0.0 /14
255.254.0.0 /15
255.255.0.0 /16
255.255.128.0 /17
255.255.192.0 /18
255.255.224.0 /19
255.255.240.0 /20
255.255.248.0 /21
255.255.252.0 /22
255.255.254.0 /23
255.255.255.0 /24 ———–> # Awal dari Class C
255.255.255.128 /25
255.255.255.192 /26
255.255.255.224 /27
255.255.255.240 /28
255.255.255.248 /29
255.255.255.252 /30
Setelah itu kita lakukan subnetting terhadap ip private yang termasuk dalam
class C.

IP address yang akan kita subnetting adalah 192.168.1.0/24


Subnet mask binner = 11111111.11111111.11111111.00000000
Subent mask decimal = 255.255.255.0
Jumlah Blok = 2^0 = 1
Jumlah host/blokl = 2^8 = 256
Jumlah host valid = 256 – 2 =254
Blok Pertama: (total host 192.168.1.0 s/d 192.168.1.255)
Network address = 192.168.1.0
Host Valid atau IP Valid = 192.168.1.1 s/d 192.168.1.254
Broadcast address = 192.168.1.255
Berikut ini adalah penjelasan dari cara perhitungan diatas.

1. Subnet mask binner (SM Binner)


Jumlah bit binner pada IP address adalah 32 bit, yang terbagi atas 4 oktet.
Setiap oktet terdiri atas 8 bit yang dibatasi dengan titik atau dot.
Berdasarkan CIDR atau notasi yang ditentukan diawal perhitungan tadi,
yaitu /24. Maka bisa ditentukan bahwa Subnetmask binner adalah
11111111.11111111.11111111.00000000;
2. Subnet mask decimal (SM Decimal)
Subnet mask desimal merupakan konversi dari subnet mask binner. Karena
Subnet mask binner adalah 11111111.11111111.11111111.00000000, maka
subnet decimal 255.255.255.0;
3. Jumlah blok
Karena seubnetting ini dilakukan pada kelas C, maka yang merupakan NET ID
adalah tiga oktet pertama dan yang merupkan HOST ID. Perlu kita ketahui
yang menetukan jumlah blok pada sebuah IP address adalah jumlah bit 1
pada HOST ID. Karena pada HOST ID tidak terdapat bit 1, maka jumlah blok
pada ip address tersebut adalah 2^0 = 1.
4. Jumlah host/blok
Cara penghitungan jumlah host ini merupakan kebalik dari perhitungan
jumlah blok. Untuk mencari jumlah host, yang perlu diperhatikan adalah
jumlah bit 0 pada SM Binner diatas. Karena pada SM BInner tersebut terdapat
8 bit 0, maka jumlah host nya adalah 2^8 = 256.
5. Jumlah Host valid atau IP Valid
Jumlah total range IP address diatas adalah 256 yang terdiri atas 192.168.1.0
s/d 192.168.1.255; Untuk menentukan IP valid, maka Jumlah Host – 2
(network address dan broadcast address). Jadi Karena pada ip address
terdapat 3 jenis address, yaitu network address, broadcast address, dan IP
valid. Maka IP address tersebut dibagi menjadi 3 bagian, yaitu 192.168.1.0
sebagai network address, 192.168.1.255 sebagai broadcast address, dan
yang menjadi range IP valid adalah 192.168.1.1 s/d 192.168.1.254;
Setelah saya menjelaskan tentang metode perhitungan diatas, saya akan
berikan lagi contoh perhitungan dengan notasi yang berbeda agar semakin
mudah dipahami terlebih bagi yang masih belajar.

IP address yang akan kita subnetting adalah 192.168.1.0/25


Subnet mask binner = 11111111.11111111.11111111.100000
Subent mask decimal = 255.255.255.128 (didapat dari 2^7=128)
Jumlah Blok = 2^1 = 2
Jumlah host/blokl = 2^7 = 128
Jumlah host valid = 128 – 2 =126
Blok Pertama: (total range 192.168.1.0 sampai 192.168.1.127)
Network address = 192.168.1.0;
Host Valid atau IP Valid = 192.168.1.1 s/d 192.168.1.126
Broadcast address = 192.168.1.127
Blok Kedua: (total range 192.168.1.128 sampai 192.168.1.255) pada
blok kedua, urutan host melanjutkan blok pertama.
Network address = 192.168.1.128
Host Valid atau IP Valid = 192.168.1.1 s/d 192.168.1.254
Broadcast address = 192.168.1.255
IP address yang akan kita subnetting adalah 192.168.1.0/26
Subnet mask binner = 11111111.11111111.11111111.11000000
Subent mask decimal = 255.255.255.192 {didapat dari (2^7) + (2^6) =
192 }
Jumlah Blok = 2^2 = 4
Jumlah host/blokl = 2^6 = 64
Jumlah host valid = 64 – 2 = 62
Blok Pertama: (total range 192.168.1.0 sampai 192.168.1.63)
Network address = 192.168.1.0;
Host Valid atau IP Valid = 192.168.1.1 s/d 192.168.1.62
Broadcast address = 192.168.1.63;
Blok Kedua: (total range 192.168.1.64 sampai 192.168.1.127) pada blok
kedua, urutan host melanjutkan blok pertama.
Network address = 192.168.1.64;
Host Valid atau IP Valid = 192.168.1.64 s/d 192.168.1.126
Broadcast address = 192.168.1.127;
Blok Ketiga: (total range 192.168.1.128 sampai 192.168.1.191) pada
blok ketiga, urutan host melanjutkan blok kedua.
Network address = 192.168.1.128;
Host Valid atau IP Valid = 192.168.1.129 s/d 192.168.1.190
Broadcast address = 192.168.1.191;
Blok Keempat: (total range 192.168.1.192 sampai 192.168.1.255) pada
blok keempat, urutan host melanjutkan blok ketiga.
Network address = 192.168.1.192;
Host Valid atau IP Valid = 192.168.1.193 s/d 192.168.1.254
Broadcast address = 192.168.1.255;
Untuk menghitung IP address dengan CIDR atau notasi /27, /28, /29, /30
silahkan Anda coba sendiri, sekaligus untuk berlatih menghitung. Semoga
bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai