TINJAUAN PUSTAKA
masyarakat yang dilhami oleh nilai-nilai Islam. Ekonomi syariah berbeda dengan
menentang eksploitasi oleh pemilik modal terhadap masyarakat yang miskin, dan
melarang penumpukan kekayaan pada segelintir orang. Selain itu, ekonomi dalam
kaca mata Islam merupakan tuntutan kehidupan sekaligus anjuran. Krisis ekonomi
yang sering terjadi ditengarai oleh ulah sistem ekonomi konvensional yang
kapitalis yang lebih bersifat individual dan sosialis yang memberikan hampir
perdagangan yang boleh dan tidak boleh di transaksikan. Ekonomi dalam Islam
8
Menurut Monzer Kahf dalam bukunya The Islamic Economy menjelaskan
bahwa ekonomi Islam adalah bagian dari ilmu ekonomi yang bersifat
interdisipliner dalam arti kajian ekonomi syariah tidak dapat berdiri sendiri, tetapi
perlu penguasaan yang baik dan mendalam terhadap ilmu-ilmu syariah dan ilmu-
analysis seperti matematika, statistic, logika dan ushul fiqih. (Rianto dan Amalia,
2010 : 7). Dalam ekonomi syariah terdapat dua hal pokok yang menjadi landasan
hukum sistem ekonomi syariah yaitu: Al-Qur’an dan sunnah Rasulullah, hukum-
hukum yang diambil dari kedua landasan pokok tersebut secara konsep dan
prinsip adalah tetap (tidak dapat berubah kapanpun dan dimana saja), Sedangkan
menurut Hasan Uzzaman, Ekonomi Islam adalah suatu ilmu aplikasi petunjuk dan
aturan syariah yang mencegah ketidak adilan dalam meperoleh dan menggunakan
sumber daya material agar memenuhi kebutuhan manusia dan dapat menjalankan
kewajibannya kepada Allah dan masyarakat. (Rianto dan Amalia, 2010 : 7).
guna mencapai derajat kehidupan yang layak bagi seluruh individu dalam
bersifat dinamis dan adil dalam pembagian pendapatan dan kekayaan dengan
layak dan mulia baik di dunia maupun di akhirat nantinya. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa para pemikir ekonomi syariah melihat persoalan ekonomi tidak
pengelolaan sumber daya yang ada untuk kepentingan bernilai ekonomis. Akan
9
tetapi, lebih dari itu mereka melihat persoalan ekonomi sangat terkait dengan
landasannya.
lama keberadaanya di dunia ini, yaitu selama keberadaan agama Islam itu sendiri
mulai dari zaman nabi Muhammad SAW di utus membawa ajaran agama Islam
yang mendasar bagi pengelola ekonomi. Karakter umum dari perekonomian pada
saat itu adalah komitmennya yang tinggi terhadap etika dan norma, serta
usaha ekonomi harus dilakukan secara etis dalam bingkai syariah Islam,
sementara sumber daya ekonomi tidak boleh menumpuk pada segelintir orang
melainkan harus beredar bagi kesejahteraan ummat. Pada masa Rasulullah SAW
pasar tetap berada dalam bingkai etika dan moralitas Islam, Rasulullah mendirikan
Al-Hisab yang merupakan suatu institusi yang bertugas untuk mengawasi pasar.
Rasulullh juga membentuk Baitul Maal yang merupakan suatu institusi yang
10
Pengembanagan Ekonomi Islam Universitas Islam Indonesia Yogyakarta atas
baik masa masa kejayaan maupun masa masa kemunduran. Setelah zaman
tokoh-tokoh ini juga merupakan sahabat nabi Muhammad SAW yang disebut
diantaraya adalah Abu Bakar As-Sidiq (51 SH-13 H / 537-634 M), Umar bin
Khattab (40 SH - 23 H / 584 - 644 M), Ustman Bin Affan (47 SH - 35 H / 577-
656 M) dan terakhir Ali bin Abi Thalib (23 H- 40 H / 600-661 M). (Ibrahim, 1994
sesuai dengan peradaban agama Islam pada zaman masing-masing, dimana pada
masa tokoh tokoh ini dibagi kedalam empat periode yaitu sebagai berikut :
Pada periode ini banyak sarjana muslim yang pernah hidup bersama para
sahabat Rasulullah dan para tabi’in sehingga dapat memperoleh referensi ajaran
Islam yang akurat. Beberapa diatara mereka Seperti Zayd bin Ali (120 H / 798
M), Abu Yusuf (182 H / 798 M), Muhammad Bin Hasan al Shaybani (189 H / 804
M), Abu Ubayd (224 H/838 M) Al Kindi (260 H/873 M ), Junayd Baghdadi (297
11
H / 910 M), Ibnu Miskwayh (421 H / 1030 M). Periode ini sebagai pembentukan
warisan intelektual yang sangat kaya. Disisi lain pemikiran ekonomi pada masa
ini banyak dilatar belakangi oleh menjamurnya korupsi dan dekradensi moral,
serta melebarnya kesenjangan antara golongan miskin dan kaya, meskipun secara
/1093 M), Ibnu Taimyah (661-728 H / 1263-1328 M), Ibnu Khaldun (732-808 H/
(1388 M), Abdul Qadir Jaelani (1169 M), Ibnul Qayyim (1350 M), dll.
Dalam periode ketiga ini kejayaan pemikiran, dan juga dalam bidang
lainnya, dari umat Islam sebenarnya telah mengalami penurunan. Priode ini juga
ekonomi yang berkualitas selama dua ratus tahun terakhir, Seperti Shah Waliullah
12
Periode Kontemporer (1930 – sekarang).
ahli syariah Islam, (2) ahli ekonomi konvensional, dan (3) ahli syariah Islam
dan menikmati hasil usahanya dan memberikan sebagian kecil hasil usahanya
kepada orang yang kurang mampu, dalam bentuk harta yang halal. Allah SWT
menciptakan alam semesta ini untuk kemaslahatan umat manusia. Tetapi Allah
menyediakan itu semua bukanlah untuk dipergunakan dengan sesuka hati kita.
Allah SWT menyediakan apa yang ada di bumi dan langit untuk kepentingan
umat manusia. Tapi ada batas-batasnya agar umat manusia tidak mengalami
kesulitan pada masa yang akan datang. Dalam ajaran Islam, perilaku individu dan
dilaksanakan dan bagaimana menggunakan sumber daya yang ada sesuai dengan
ajaran Islam. Hal ini menjadi perbedaan mendasar antara ekonomi syariah
13
2005 : 2), prinsip-prinsip ekonomi syariah secara garis besar dapat dijabarkan
sebagai berikut :
orang kaya, dan harus berperan sebagai capital produktif yang akan
masyarakat.
6) Seorang Muslim harus takut kepada Allah dan hari akhirat. Kondisi ini
14
7) Seorang Muslim diwajibkan membayar zakat apabila hartanya sudah
membutuhkan.
hari.
Banyak pemikir zaman dahulu yang berpendapat bahwa pembayaran bunga / riba
adalah tidak adil. Bahkan meminjamkan uang dengan bunga dilarang pada zaman
Yunani kuno. Aris toteles adalah orang yang amat menentang dan melarang
system ekonomi lainnya. Ciri-ciri yang dimaksud dalam buku (Al-Assal dan
baik sebagai akidah maupun syariat. Oleh karena itu kalau kita mempelajari
ekonomi syariah tidak boleh lepas dari akidah dan syariat Islam, karena sistem
ekonomi syariah merupakan bagian dari syariat dan erat hubungannya dengan
15
akidah sebagai dasar. Hubungan ekonomi syariah dengan akidah ini akan
diperintahkan untuk patuh dan mengabdi kepada Tuhan, dan tampak pula
dalam masalah halal dan haram yang menjiwai orang Islam tatkala ia
melangkah pada satu diantara sekian banyak cara bermuamalat, dan akhirnya
akan tampak pada kepercayaan adanya unsur pengawasan yang dirasakan orang
saja dari sistem Islam yang menyeluruh dan merupakan hal yang paling nyata
apapun yang dilakukan oleh orang Islam, baik pekerjaan ekonomi atau
bukan, bisa berubah dari pekerjaan material biasa menjadi ibadah yang
16
2. Kegiatan ekonomi dalam Islam bercita-cita luhur.
sistem ini ada yang mengingkari agama secara keseluruhan seperti sistem
ekonomi sosialis yang di cetus oleh Karl Marx. Sistem pengawasan sistem
yang lebih ketat dan aktif, yaitu pengawasan atas kepercayaan masyarakat
tujuan yang lebih besar dan cita-cita yang lebih luhur yaitu memakmurkan
17
bumi dan mempersiapkannya untuk kehidupan insani, sebagai kepatuhan
terhadap perintah Allah dan khalifah di muka bumi. Kita percaya bahwa
SWT suatu hari kemudian. Perbedaan mendasar terlihat jelas antara cita-cita
dan kehancuran, hal ini berbeda dengan sistem ekonomi syariah yang cita-
banyak selama tidak ada pertentangan antara keduanya atau selama masih
mungkin menyatukan keduanya. Buktinya dalam soal hak milik, Islam masih
mengakui hak milik individu, dan pada saat yang sama masih mengakui hak milik
orang banyak. Akan tetapi dalam ajaran agama Islam masyarakat lebih dianjurkan
pribadi.
18
2.4. Tujuan Ekonomi Syariah.
232)
Tujuan utama dari ekonomi syariah adalah mengabdi kepada Allah SWT,
mencari tempat di akhirat, untuk memperingati bahwa masih ada tempat yang
abadi selain di dunia ini yaitu akhirat. Di akhirat semua perbuatan manusia
di dunia.
memperjuangkan ekonomi ini harus di jaga jangan sampai serakah, egois dan
individualis.
Dalam hal ini tujuan ekonomi ialah berbuat kebaikan sebanyak banyaknya
kepada masyarakat. Dari situlah ekonomi syariah sosiais religius, sosialis yang
19
beragama. Sosialis ini berbeda dengan sosialis Eropa. Dasar dasar sosialis
Islam itu lebih mudah dan sudah berakar dalam syari’at Islam itu sendiri.
yang akan menimbulkan kekacauan dan kehancuran. Untuk menjaga tujuan ini
1994 : 232)
dengan ekonomi syariah. Ada beberapa dasar hukum yang menjadi landasan
ummat manusai, dan al-qur,an merupakan sumber hukum Islam yang abadi
dan merupakan kitab suci ummat Islami yang berasal dari allah.
2. Hadits adalah sebuah perkataan, perbuatan dan perilaku nabi Muhammad yang
tidak wajib dilakukan ummat manusia, namun apabila mengerjakan apa yang
20
3. Ijma adalah sumber hukum ke tiga merupakan pendapat / fatwa baik yang telah
4. ijtihad dan qiyas merupakan kebiasaan dari para pemuka agama untuk
tersebut tidak dijelaskan secara rinci dalam hukum Islam. Dengan merujuk
beberapa ketentuan yang ada, maka ijtihad berperan untuk membuat sebuah
hukum yang bersifat aplikatif dengan dasar al-qur,an dann hadits. (Rianto dan
Istilah bagi hasil sebenarnya bukan hal baru dalam kegiatan ekonomi di
Indonesia. System bagi hasil sudah di kenal sejak dahulu melalui bagi hasil
pertanian yang dilakukan oleh penggarap dan pemilik lahan. Bagi hasil sendiri
menurut terminologi asing (Inggris) di kenal dengan profit sharing. Profit sharing
diartikan pembagian laba. Profit secara istilah adalah perbedaan yang timbul
ketika total pendapatan (total revenue) suatu perusahaan lebih besar dari biaya
Bagi hasil dapat berbentuk suatu bonus uang tahunan yang didasarkan
pada laba yang di peroleh pada tahun tahun sebelumnya, atau dapat berbentuk
pembayaran mingguan atau bulanan. Di dalam istilah lain profit sharing adalah
perhitungan bagi hasil didasarkan kepada hasil bersih dari total pendapatan setelah
21
tersebut. Pada ekonomi syariah istilah yang sering dipakai adalah profit and loss
sharing, di mana hal ini dapat diartikan sebagai pembagian antara untung dan rugi
atas kesepakatan bersama sejak awal perjanjain antara pemilik modal dengan
pihak yang membutuhkan modal dari pendapatan yang diterima atas hasil usaha
yang telah dilakukan. Bentuk bentuk pembagian laba yang tidak langsung
dibayar melalui laba perusahaan dan memberikan pilihan pada para pelaku usaha
untuk membeli saham perusahaan sampai pada jumlah tertentu dimasa yang akan
datang pada tingkat harga sekarang, sehingga memungkinkan para pelaku usaha
kemitraan secara baik dan ideal. Sebab semua pengeluaran dan pemasukan rutin
yang berkaitan dengan bisnis penyertaan, bukan untuk kepentingan pribadi yang
menjalankan usaha.
banyak diterapkan oleh negara-negara di muka bumi ini untuk menjalankan dan
ekonomi ini adalah dari hasil kegiatan usaha yang yang dijalankan. Dilihat dari
22
sebagai sumber pendapatan utamanya dengan cara pemberian pinjaman kepada
pihak yang membutuhkan modal untuk dijadikan sebagai modal usaha dan
biaya yang dikeluarkan berupa biaya yang dibutuhkan untuk membayar keperluan
atau hasil pokok tersebut, berdasarkan tempo waktu dan diperhitungkan secara
untuk kegiatan usaha dapat memperoleh dana dari pihak yang mempunyai modal
dengan cara pinjaman dan pengenaan bunga pinjaman uang sebesar persentase
yang telah ditetapkan oleh pemilik modal. Begitu pemilik modal memberikan
dana pinjaman kepada peminjam uang dan dijanjikan dengan bunga tertentu,
pemberi modal tidak menanggung resiko. Pihak yang membutuhkan modal usaha
keuntungan yang besar atau tidak, pemilik modal akan tetap menerima bunga
23
Misalnya, pemilik modal menyerahkan uang sebesar Rp.50.000.000 secara
tunai kepada peminjam untuk dijadikan sebagai modal usaha sesuai dengan
permintaan peminjam / pelaku usaha dengan bunga pinjaman sebesar 13% per
bulan. Pada umumnya pelaku usaha sebagai pihak yang membutuhkan modal
keuntungan yang maksimal sebagai tujuan utama dan untuk memajukan usaha
yang dijalankan. Berapa pun besarnya pendapatan dan keuntungan yang diterima
oleh peminjam uang maka pembayaran imbalan yang diberikan kepada pemilik
modal dalam bentuk bunga oleh peminjam tetap sebesar 13% per bulan tanpa
2.8. Perbandingan Antara Sistem Bagi Hasil Dalam Ekonomi Syariah dan
syariah kepada pemilik modal dalam bentuk bagi hasil sangat tergantung dari
pendapatan yang diperoleh oleh pelaku usaha sebagai pihak yang membutuhkan
modal atas pengelolaan usaha kerja sama tersebut, apabila pelaku usaha
memperoleh hasil usaha atau keuntungan yang besar maka pembagian hasil usaha
didasarkan pada jumlah yang besar sesuai dengan keuntungan yang diperoleh,
sebaliknya apabila pelaku usaha memperoleh hasil usaha yang sangat kecil atau
sama sesuai dengan kesepakatan diawal perjanjian. Hal ini berbeda dengan sistem
24
kepada pemilik modal dalam bentuk bunga dibayarkan dalam jumlah tetap sesuai
pendapatan yang diterima oleh pelaku usaha dalam ekonomi konvensional. Pelaku
sebagai pengelola modal usaha yang diberikan oleh pemilik modal usaha karena
besar kecilnya pendapatan atau imbalan yang diterima oleh pemilik modal sangat
pembagian hasil usaha antara pemilik modal dengan pengelola dana dalam
kegiatan usaha ini yang lazimnya disebut dengan “profit sharing” Konsep ini
terdapat unsur keadilan, dimana tidak ada suatu pihak yang diuntungkan
sementara pihak yang lain dirugikan antara pemilik modal dan pengelola modal
Hal ini jelas sangat berbeda dengan sistem ekonomi konvensional dimana
seorang pemberi modal usaha tidak peduli apakah pelaku usaha dalam
pemilik modal menerima bunga pinjaman uang sesuai dengan persentase yang
telah dijanjikan sejak awal, atau sebaliknya pihak peminjam modal usaha hanya
25
Islam mengharamkan penerapan bunga dan menghalalkan bagi hasil dalam
kegiatan ekonomi sehari karena bunga dianggap sebagai bentuk kejahatan dan
ketidak adilan dalam ekonomi sehingga tidak sesuai dengan konsep pemikiran
ekonomi syariah. Allah SWT melarang dan mencela setiap penerapan bunga
perbedaan antara investasi dan pembungaan uang. Dalam investasi, usaha yang
Sebaliknya, pembungaan uang adalah aktivitas yang tidak memiliki risiko, karena
modal.
keuntungan yang dibagikan tergantung pada hasil usaha yang benar-benar terjadi
dan dilakukan pelaksana usaha sebagai pengelola modal usaha yang diberikan
syariah tidak dapat hanya sekedar pengelola usaha kerja sama. Pelaku usaha
usaha yang dijalanka sehingga lebih menarik dan lebih memberikan kepercayaan
bagi pemilik modal. Berikut ini ada beberapa perbedaan mendasar antara bagi
hasil dalam ekonomi syariah dan sistem bunga dalam ekonomi konvensional
antara lain :
26
A. Bagi Hasil
1. Penentuan besarnya rasio / nisbah bagi hasil dibuat pada waktu akad dengan
3. Bagi Hasil bergantung pada keuntungan usaha yang dijalankan. Bila usaha
B. Bunga
1. Penentuan bunga di buat pada waktu akad dengan asumsi harus selalu
untung.
pinjaman.
Islam.
27
2.9. Bentuk Bentuk Kegiatan Usaha Kerja Sama Dalam Ekonomi Syariah
oleh orang lain. Keduanya merupakan bentuk kerja sama ekonomi. Untuk
menumbuhkan perekonomian yang sehat, diperlukan suatu kerja sama yang baik.
Adapun bentuk bentuk kerja sama usaha dalam ekonomi syariah adalah :
1. Mudharabah
Secara teknis, mudharabah didefinisikan sebagai akad kerja sama antara dua
modal dan pelaku usaha dengan persentase nisbah atau rasio yang telah
pemilik modal sepanjang hal itu disebabkan oleh resiko bisnis dan bukan
2. Musyarakah
Musyarakah adalah akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk suatu
3. Al Muzara’ah
28
penggarap untuk ditanami dan di pelihara dengan imbalan bagian tertentu
(persentase) dari hasil panen. Dalam prinsip ini benih disediakan oleh pemilik
dalam pengelolaan tanah pertanian secara muzara’ah dengan rasio bagi hasil,
yang bergerak di bidang pertanian atas dasar prinsip bagi hasil dari hasil
panen.
4. Al Musaqah
Sebagai imbalan si penggarap berhak atas nisbah tertentu dari hasil panen.
hasil panen.
Akad adalah merupakan suatu perjanjian atau persetujuan antar dua atau
berbagai pihak dalam hukum Islam dinamakan dengan aqad (transaksi). Aqad
menurut bahasa berarti ikatan, kaitan atau janji. Dikatakan ikatan maksudnya ialah
menghimpun atau mengumpulkan dua ujung tali dan mengikatkan salah satunya
pada yang lainnya hingga keduanya bersambung dan menjadi seperti seutas tali
29
yang satu. Perikataan mengacu pada terjadinya dua perjanjian atau lebih, yaitu
jika seseorang mengadakan perjanjian kemudian ada orang lain yang menyetujui
janji tersebut serta menyatakan pula suatu janji yang berhubungan dengan janji
yang pertama, terjadilah perikatan. Ketika kedua buah janji berpadu, disebut aqad.
Dalam melaksanakan suatu akad kerja sama antara pemilik modal dengan
pelaku usaha terdapat rukun dan syarat-syarat yang harus dipenuhi. Hal ini
dilakukan agar akad sah menurut hukum. Rukun adalah yang harus di penuhi
untuk sahnya suatu perjanjian, sedangkan syarat adalah ketentuan yang harus
diindahkan dan dilakukan. Dalam syariah rukun dan syarat ini sama sama
menentukan sah atau tidaknya suatu transaksi. Mengenai rukun dan syarat akad
dalam sebuah perjanjian yang menentukan sah atau tidaknya sebuah perikatan
bahwa rukun akad hanya sighat al-’aqd, yaitu ijab dan kabul. ijab merupakan
suatu perkataan dari si pemilik modal dan qabul adalah ucapan dari peminjam
modal berupa penerimaan perikatan, sedangkan syarat akad adalah subjek akad
dan objek akad. Dari beberapa akad pembiayaan dalam ekonomi syariah yang
1. Qiradh / Mudharabah
(Ibrahim,1995 : 399). Dalam kerja sama ini satu pihak memberikan 100%
30
modal kepada pihak lainnya untuk dijadikan sebagai modal usaha. Adapun
rukun qiradh adalah orang yang berakad, modal, keuntungan, kerja, dan akad.
a. Orang yang bertransaksi harus orang yang cakap bertindak hukum dan cakap
- Berbentuk uang
- Tunai.
bisnis tersebut.
2. Syirkah / Musyarakah
Syirkah berasal dari bahasa Arab yang artinya “pencampuran” (sehingga sulit
dagang, ikatan kerja sama yang dilakukan dua orang atau lebih dalam
perdagangan. Dalam kerja sama usaha ini masing-masing pihak yang bekerja
sama memberikan kontribusi dan untung dan rugi ditanggung bersama sesuai
satu pihak jika bertindak hukum terhadap objek perserikatan itu, dengan
31
b. Persentase pembagian keuntungan untuk setiap yang berserikat dijelaskan
c. Keuntungan diambilkan dari hasil laba harta perserikatan, bukan dari harta
lain. Pada masa Rasulullah kerja sama modal ini sangat lazim dilakukan
dalam rangka sistem ekonomi syariah. Adapun klasipikasi kerja sama ini
1. Syirkah al-inan yaitu kerja sama modal bersama dimana salah satu
kesepakatan bersama.
32
4. Syirkah al-wujuh yaitu serikat yang dilakukan dua orang atau lebih
secara berbeda. Usaha kerja sama jenis ini hanya dapat dilakukan oleh
3. Al-Muzara’ah
Kerja sama di bidang pertanian antara pemilik lahan dan petani penggarap
paroan sawah. Dalam muzara’ah bibit yang ditanam berasal dari pemilik
lahan. Adapun rukun dan syarat yang harus dipenuhi, sehingga akad dianggap
sah, yaitu:
a. Pemilik lahan.
b. Petani penggarap.
sebagai berikut :
a. Para pihak yang berakad (pemilik tanah dan penggarap), syarat bagi
sehat).
33
b. Objek yang dijadikan tujuan akad (lahan pertanian), disyaratkan agar
4. Al-Musaqah
Musaqah adalah transaksi antara pemilik kebun atau tanaman dan pengelola
atau penggarap untuk memelihara dan merawat kebun atau tanaman pada masa
tahun. Disyaratkan juga jenis tanaman yang menjadi objek perjanjian adalah
tanaman keras. Adapun rukun musaqah menurut jumhur ulama ada lima, yaitu:
34
Syarat yang harus dipenuhi oleh setiap rukun, yaitu sebagai berikut.
b. Benda yang dijadikan objek perjanjian bersifat pasti, dikemukakan sifat dan
telah dijelaskan.
c. Hasil panen yang dihasilkan dari kebun tersebut merupakan hak mereka
d. Bentuk usaha yang dilakukan oleh pengelola harus yang berkaitan dengan
usaha untuk merawat dan mengolah kebun agar memberikan hasil yang
maksimal.
35