Anda di halaman 1dari 4

Sir Isaac Newton dan Gottfried Wilhelm Von Leibniz (Abad ke-17)

Sir Isaac Newton Gottfried Wilhelm Von Leibniz

Leibniz adalah seorang jenius dari Jerman dan Newton adalah seorang
jenius dari Inggris. Newton dan Leibniz memang memiliki banyak ide dan
pemikiran dalam sebuah misi pengembangan ilmu pengetahuan. Keduanya tercatat
dalam sejarah, khususnya dalam sejarah matematika. Leibniz dan Newton
merupakan dua orang ilmuwan yang dianggap sebagai penemu kalkulus secara
terpisah dalam waktu yang hampir bersamaan.

Dikarenakan mereka menemukan kalkulus dalam waktu yang hampir


bersamaan itulah yang menyebabkan timbulnya kontroversi yang melibatkan nama
keduanya. Newton mengaplikasikan kalkulus secara umum ke bidang fisika,
sementara Leibniz mengembangkan notasi-notasi kalkulus yang banyak digunakan
hingga sekarang. Ketika Newton dan Leibniz mempublikasikan hasil pekerjaan
mereka untuk pertama kalinya, timbul perdebatan di antara para matematikawan
tentang siapa yang lebih pantas untuk menerima penghargaan sebagai orang yang
pertama kali menemukan kalkulus. Secara prosesnya, memang Newton yang
menurunkan hasil kerjanya lebih dahulu. Namun, dalam hal mempublikasikan,
Leibniz dikenal lebih dahulu mempublikasikannya. Hal ini menjadi alasan Newton
menuduh Leibniz mencuri pemikirannya dari catatan-catatan yang tidak
dipublikasikan yang sering dipinjamkan Newton kepada beberapa anggota dari
Royal Society (semacam forum para ilmuwan Inggris).

Newton memulai ide tentang kalkulus pada tahun 1660-an, tetapi karya-
karya tersebut tidak diterbitkan selama hampir 20 tahun. Tidak ada yang
mengetahui secara jelas, apakah Leibniz pada usia 33 tahun menemukan karya-
karya “terpendam” Newton pada saat melakukan kunjungan ke London, karena
pada saat itu pula dia sedang mengembangkan kalkulus, meski dengan versi sedikit
berbeda dari versi Newton. Keduanya memang pernah saling berkirim surat pada
tahun 1670-an, sehingga sulit ditentukan siapa mempengaruhi siapa. Teori yang
mereka kemukakan memberikan hasil akhir yang sama, namun notasi dan falsafah
dasarnya sangatlah berbeda.

Newton tidak menyukai perubahan yang sangat kecil (infinitesimal) menuju


ke tidak terhingga karena dianggapnya hanya seperti “remah-remah”. Notasi os -
dari Newton, pada persamaan-persamaan tentang perubahan (fluxion), karena
sekali waktu os beroperasi seperti halnya bilangan nol dan terkadang seperti bukan
bilangan nol. Perbedaan yang sangat kecil, lebih kecil dari bilangan positif yang
dapat diberi nama tetapi tetap lebih besar dari nol. Bagi matematikawan jaman itu,
hal tersebut adalah konsep yang sangat aneh. Newton malu dengan persamaan-
persamaan tersebut sehingga hal ini tetap disembunyikan rapat-rapat. Ternyata os
pada perhitungan hanyalah ‘batu loncatan’ menuju penyelesaian suatu perhitungan.

Sebaliknya, Leibniz memperhatikan perubahan kecil ini, dan tetap terpakai


dalam semua perhitungannya. Akhirnya derivatif y terhadap x bukanlah merupakan
nisbah bebas bilangan maha kecil ini dari perubahan (fluxion) yº/xº, tapi nisbah
bilangan maha kecil dy/dx. Kalkulus Leibniz dengan dy dan dx dapat dimanipulasi
seperti layaknya angka biasa. Alasan ini kiranya dapat menjawab pertanyaan
mengapa para matematikawan lebih suka menggunakan notasi kalkulus Leibniz
daripada notasi kalkulus Newton. Pada diferensial Leibniz ada larangan apabila
terjadi 0/0, hal ini harus dihindari, di mana hal ini tidak terdapat pada fluxion
Newton. Tahun 1673, Leibniz menyempurnakan notasi-notasi kalkulus versinya
dan pada tahun 1675, dia menulis manuskrip dengan menggunakan notasi:
ʃ 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥 untuk pertama kalinya. Tahun 1676, Leibniz menemukan notasi: d(xn) =
nxn-¹ dx untuk integral dan pangkat n.

Newton tetap bersikeras bahwa kalkulus adalah temuannya, namun Leibniz


menyatakan bahwa dia mengembangkan kalkulus versinya sendiri. Keduanya
saling tuduh bahwa lainnya adalah seorang plagiat. Komunitas matematika Inggris
mendukung Newton dan menarik diri dari komunitas matematikawan benua Eropa
yang mendukung Leibniz. Akibatnya, Inggris mengadopsi notasi fluxion Newton
daripada mengadaptasi notasi diferensial Leibniz yang lebih akurat. Sedangkan
notasi dan metode diferensial Leibniz secara universal telah diadopsi di daratan
Eropa. Akibatnya cukup fatal, pengembangan kalkulus di Inggris menjadi jauh
tertinggal dibandingkan negara-negara Eropa lainnya. Kemudian barulah setelah
tahun 1820, Kerajaan Britania mengadopsi notasi dan metode diferensial Leibniz.

Polemik tentang penemu kalkulus terus berlanjut sampai akhir tahun 1713,
Leibniz mengeluarkan pamflet anonim “Charta Volans” yang menjelaskan
posisinya sekaligus mengungkapkan kesalahan Newton dalam memahami derivatif
kedua atau derivatif yang lebih besar lagi.

Setelah diperiksa secara detail, hasilnya menunjukkan bahwa mereka


bekerja dan melakukan penurunan hasil kerja masing-masing secara terpisah.
Dalam buku catatan Leibniz, dapat ditemukan adanya gagasan-gagasan sistematis
yang memperlihatkan bagaimana Leibniz mengembangkan kalkulusnya dari awal
sampai akhir, manakala pada catatan Newton hanya dapat ditemukan hasil akhirnya
saja. Newton mengklaim bahwa ia enggan mempublikasikan kalkulusnya karena
takut ditertawakan.

Dari cara proses kerjanya juga mengalami perbedaan. Leibniz memulai dari
integral, sementara proses menghasilkan karya dari Newton berawal dari turunan.
Tentu saja mereka mengerjakan dengan jalan yang berbeda, bisa sampai pada hasil
yang sama. Menurut teman-teman dekat Newton, Newton telah menyelesaikan
karyanya bertahun-tahun sebelum Leibniz, namun tidak mempublikasikannya
sampai dengan tahun 1693. Ia pun baru menjelaskannya secara penuh pada tahun
1704, manakala pada tahun 1684, Leibniz sudah mulai mempublikasikan
penjelasan penuh atas karyanya.

Sehingga tidak ada bukti kuat yang menunjukkan Leibniz mencuri hasil
pekerjaan Newton dan tak ada alasan bagi ilmuwan lainnya untuk memenangkan
salah satu dari mereka dalam perseteruan ini. Akhirnya ahli sepakat menobatkan
mereka berdua sebagai penemu kalkulus. Penamaan kalkulus ini sendiri diberikan
oleh Leibniz, sementara Newton lebih suka menyebutnya dengan "The Science of
Fluxions".

Sumber:

http://www.marthamatika.com/2015/04/kontroversi-newton-dan-
leibniz.html?m=1, diakses pada tanggal 16 Februari 2018

http://www.storyofmathematics.com/17th_leibniz.html, diakses pada tanggal 16


Februari 2018

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kalkulus, diakses pada tanggal 16 Februari 2018

http://www.wirahadie.com/2017/02/kisah-ilmuan-sir-isaac-newton.html?m=1,
diakses pada tanggal 16 Februari 2018

https://en.m.wikipedia.org/wiki/Leibniz%E2%80%93Newton_calculus_controver
sy, diakses pada tanggal 16 Februari 2018

https://blogpenemu.blogspot.co.id/2014/07/Gottfried-Wilhem-Penggagas-
Kalkulus-dan-Biner.html?m=1, diakses pada tanggal 17 Februari 2018

https://www.slideshare.net/mobile/gitanurjanah/biografi-leibniz, diakses pada


tanggal 17 Februari 2018

https://www.slideshare.net/mobile/devintap/sejarah-penemuan-integral-dan-
diferensial, diakses pada tanggal 17 Februari 2018

Anda mungkin juga menyukai