Anda di halaman 1dari 99

Isaac Newton

Seorang fisikawan, matematikawan, ahli


astronomi, filsuf alam, alkimiawan, dan
teolog yang berasal dari Inggris

Sir Isaac Newton FRS (lahir di


Woolsthorpe-by-Colsterworth,
Lincolnshire, 4 Januari 1643 – meninggal
31 Maret 1727 pada umur 84 tahun; KJ: 25
Desember 1642 – 20 Maret 1726/7[1])
adalah seorang fisikawan,
matematikawan, ahli astronomi, filsuf
alam, alkimiawan, dan teolog yang berasal
dari Inggris. Dia merupakan pengikut aliran
heliosentris dan ilmuwan yang sangat
berpengaruh sepanjang sejarah, bahkan
dikatakan sebagai bapak ilmu fisika
klasik.[9]
Sir Isaac Newton

Issac Newton saat berusia 46 tahun pada lukisan


karya Godfrey Kneller tahun 1689.

Lahir 4 Januari 1643


(KJ: 25 Desember
1642)[1]
Woolsthorpe-by-
Colsterworth,
Lincolnshire, Inggris

Meninggal 31 Maret 1727


(umur 84)
(KJ: 20 Maret 1726/7)[1]
Kensington, Middlesex,
Inggris, Britania Raya

Tempat peristirahatan Westminster Abbey

Tempat tinggal Inggris

Kebangsaan Inggris (kemudian


Britania)

Alma mater Trinity College,


Cambridge

Dikenal atas Newtonian


mechanics
Gravitasi Universal
kalkulus infinitesimal
Optika •
Deret binomial
Principia •
Metode Newton

Karier ilmiah
Karier ilmiah

Bidang Fisika •
Filsafat alam
Matematika •
Astronomi
Alkimia •
Teologi Kristen
Ekonomi

Institusi Universitas
Cambridge
Royal Society
Royal Mint

Pembimbing akademik Isaac Barrow[2]


Benjamin Pulleyn[3]

Mahasiswa ternama Roger Cotes

William Whiston
Terinspirasi Johannes Kepler
Henry More[4]
Polish Brethren[5]
Robert Boyle[6]

Menginspirasi Nicolas Fatio de


Duillier
John Keill

Tanda tangan

Karya bukunya Philosophiæ Naturalis


Principia Mathematica yang diterbitkan
pada tahun 1687 dianggap sebagai buku
paling berpengaruh sepanjang sejarah
sains. Buku ini meletakkan dasar-dasar
mekanika klasik. Dalam karyanya ini,
Newton menjabarkan hukum gravitasi dan
tiga hukum gerak yang mendominasi
pandangan sains mengenai alam semesta
selama tiga abad. Newton berhasil
menunjukkan bahwa gerak benda di Bumi
dan benda-benda luar angkasa lainnya
diatur oleh sekumpulan hukum-hukum
alam yang sama. Dia membuktikannya
dengan menunjukkan konsistensi antara
hukum gerak planet Kepler dengan teori
gravitasinya. Karyanya ini akhirnya
menyirnakan keraguan para ilmuwan akan
heliosentrisme dan memajukan revolusi
ilmiah.
Dalam bidang mekanika, Newton
mencetuskan adanya prinsip kekekalan
momentum dan momentum sudut. Dalam
bidang optika, dia berhasil membangun
teleskop pemantul yang pertama[10] dan
mengembangkan teori warna berdasarkan
pengamatan bahwa sebuah kaca prisma
akan membagi cahaya putih menjadi
warna-warna lainnya. Dia juga
merumuskan hukum pendinginan dan
mempelajari kecepatan suara.

Dalam bidang matematika pula, bersama


dengan karya Gottfried Leibniz yang
dilakukan secara terpisah, Newton
mengembangkan kalkulus diferensial dan
kalkulus integral. Ia juga berhasil
menjabarkan teori binomial,
mengembangkan "metode Newton" untuk
melakukan pendekatan terhadap nilai nol
suatu fungsi, dan berkontribusi terhadap
kajian deret pangkat.

Sampai sekarang pun Newton masih


sangat berpengaruh di kalangan ilmuwan.
Sebuah survei tahun 2005 yang menanyai
para ilmuwan dan masyarakat umum di
Royal Society mengenai siapakah yang
memberikan kontribusi lebih besar dalam
sains, apakah Newton atau Albert Einstein,
menunjukkan bahwa Newton dianggap
memberikan kontribusi yang lebih
besar.[11]

Biografi
Masa-masa awal

Rumah Keluarga Newton di mana Lahirnya Isacc


Newton

Isaac Newton dilahirkan pada tanggal 4


Januari 1643 [KJ: 25 Desember 1642] di
Woolsthorpe-by-Colsterworth, sebuah
hamlet (desa) di county Lincolnshire. Pada
saat kelahirannya, Inggris masih
mengadopsi kalender Julian, sehingga hari
kelahirannya dicatat sebagai 25 Desember
1642 pada hari Natal. Ayahnya yang juga
bernama Isaac Newton meninggal tiga
bulan sebelum kelahiran Newton. Newton
dilahirkan secara prematur; dilaporkan
pula ibunya, Hannah Ayscough, pernah
berkata bahwa ia dapat muat ke dalam
sebuah cangkir (≈ 1,1 liter). Ketika Newton
berumur tiga tahun, ibunya menikah
kembali dan meninggalkan Newton di
bawah asuhan neneknya, Margery
Ayscough. Newton muda tidak menyukai
ayah tirinya dan menyimpan rasa benci
terhadap ibunya karena menikahi pria
tersebut, seperti yang tersingkap dalam
pengakuan dosanya: "Threatening my
father and mother Smith to burn them and
the house over them."[12]

Newton pada tahun 1702


Isaac Newton (Bolton, Sarah K. Famous Men of
Science. NY: Thomas Y. Crowell & Co., 1889)

Berdasarkan pernyataan E.T. Bell (1937,


Simon and Schuster) dan H. Eves:
“ Newton memulai sekolah saat ”
tinggal bersama neneknya di desa
dan kemudian dikirimkan ke sekolah
bahasa di daerah Grantham dimana
dia akhirnya menjadi anak terpandai
di sekolahnya. Saat bersekolah di
Grantham dia tinggal di-kost milik
apoteker lokal yang bernama William
Clarke. Sebelum meneruskan kuliah
di Universitas Cambridge pada usia
19, Newton sempat menjalin kasih
dengan adik angkat William Clarke,
Anne Storer. Saat Newton
memfokuskan dirinya pada
pelajaran, kisah cintanya dengan
menjadi semakin tidak menentu dan
akhirnya Storer menikahi orang lain.
Banyak yang menegatakan bahwa
dia, Newton, selalu mengenang kisah
cintanya walaupun selanjutnya tidak
pernah disebutkan Newton memiliki
seorang kekasih dan bahkan pernah
menikah.

Sejak usia 12 hingga 17 tahun, Newton


mengenyam pendidikan di sekolah The
King's School yang terletak di Grantham
(tanda tangannya masih terdapat di
perpustakaan sekolah). Keluarganya
mengeluarkan Newton dari sekolah
dengan alasan agar dia menjadi petani
saja, bagaimanapun Newton tidak
menyukai pekerjaan barunya[13]. Kepala
sekolah King's School kemudian
meyakinkan ibunya untuk mengirim
Newton kembali ke sekolah sehingga ia
dapat menamatkan pendidikannya.
Newton dapat menamatkan sekolah pada
usia 18 tahun dengan nilai yang
memuaskan.

Pada Juni 1661, Newton diterima di Trinity


College Universitas Cambridge sebagai
seorang sizar (mahasiswa yang belajar
sambil bekerja).[14] Pada saat itu, ajaran
universitas didasarkan pada ajaran
Aristoteles, namun Newton lebih memilih
untuk membaca gagasan-gagasan filsuf
modern yang lebih maju seperti Descartes
dan astronom seperti Copernicus, Galileo,
dan Kepler. Pada tahun 1665, ia
menemukan teorema binomial umum dan
mulai mengembangkan teori matematika
yang pada akhirnya berkembang menjadi
kalkulus. Segera setelah Newton
mendapatkan gelarnya pada Agustus
1665, Universitas Cambridge ditutup oleh
karena adanya Wabah Besar. Walaupun
dalam studinya di Cambridge biasa-biasa
saja, studi privat yang dilakukannya di
rumahnya di Woolsthorpe selama dua
tahun mendorongnya mengembangkan
teori kalkulus, optika, dan hukum gravitasi.
Pada tahun 1667, ia kembali ke Cambridge
sebagai pengajar di Trinity.[15]

Masa Dewasa

Matematika

Kebanyakan ahli sejarah percaya bahwa


Newton dan Leibniz mengembangkan
kalkulus secara terpisah. Keduanya pula
menggunakan notasi matematika yang
berbeda pula. Menurut teman-teman dekat
Newton, Newton telah menyelesaikan
karyanya bertahun-tahun sebelum Leibniz,
namun tidak mempublikasikannya sampai
dengan tahun 1693. Dia baru
menjelaskannya secara penuh pada tahun
1704, manakala pada tahun 1684, Leibniz
sudah mulai mempublikasikan penjelasan
penuh atas karyanya. Notasi dan "metode
diferensial" Leibniz secara universal
diadopsi di Daratan Eropa, sedangkan
Kerajaan Britania baru mengadopsinya
setelah tahun 1820.

Dalam buku catatan Leibniz, dapat


ditemukan adanya gagasan-gagasan
sistematis yang memperlihatkan
bagaimana Leibniz mengembangkan
kalkulusnya dari awal sampai akhir,
manakala pada catatan Newton hanya
dapat ditemukan hasil akhirnya saja.
Newton mengklaim bahwa ia enggan
mempublikasi kalkulusnya karena takut
ditertawakan. Newton juga memiliki
hubungan dekat dengan matematikawan
Swiss Nicolas Fatio de Duillier. Pada tahun
1691, Duillier merencanakan untuk
mempersiapkan versi baru buku
Philosophiae Naturalis Principia
Mathematica Newton, namun tidak pernah
menyelesaikannya. Pada tahun 1693 pula
hubungan antara keduanya menjadi tidak
sedekat sebelumnya. Pada saat yang
sama, Duillier saling bertukar surat dengan
Leibniz.[16]
Pada tahun 1699, anggota-anggota Royal
Society mulai menuduh Leibniz menjiplak
karya Newton. Perselisihan ini memuncak
pada tahun 1711. Royal Society kemudian
dalam suatu kajian memutuskan bahwa
Newtonlah penemu sebenarnya dan
mencap Leibniz sebagai penjiplak. Kajian
ini kemudian diragukan karena setelahnya
ditemukan bahwa Newton sendiri yang
menulis kata akhir kesimpulan laporan
kajian ini. Sejak itulah bermulainya
perselisihan sengit antara Newton dengan
Leibniz. Perselisihan ini berakhir
sepeninggal Leibniz pada tahun 1716.[17]
Newton umumnya diakui sebagai penemu
teorema binomial umum yang berlaku
untuk semua eksponen. Ia juga
menemukan identitas Newton, metode
Newton, mengklasifikasikan kurva bidang
kubik, memberikan kontribusi yang
substansial pada teori beda hingga, dan
merupakan yang pertama untuk
menggunakan pangkat berpecahan serta
menerapkan geometri koordinat untuk
menurunkan penyelesaian persamaan
Diophantus.

Ia dipilih untuk menduduki jabatan


Lucasian Professor of Mathematics pada
tahun 1669. Pada saat itu, para pengajar
Cambridge ataupun pengajar Oxford
haruslah seorang pastor Anglikan yang
telah ditahbiskan. Namun, jabatan
profesor Lucasian mengharuskan pula
pejabatnya tidak aktif dalam gereja. Oleh
karena itu, Newton berargumen bahwa ia
seharusnyalah dibebaskan dari keharusan
penahbisan. Raja Charles II menerima
argumen ini dan memberikan persetujuan,
sehingga konflik antara pandangan
keagamaan Newton dengan gereja
Anglikan dapat dihindari.[18]

Optika
Replika teleskop refleksi kedua Newton yang ia
presentasikan ke Royal Society pada tahun 1672[19]

Dari tahun 1670 sampai dengan 1672,


Newton mengajar bidang optika. Semasa
periode ini, ia menginvestigasi refraksi
cahaya, menunjukkan bahwa kaca prisma
dapat membagi-bagi cahaya putih menjadi
berbagai spektrum warna, serta lensa dan
prisma keduanya akan menggabungkan
kembali cahaya-cahaya tersebut menjadi
cahaya putih.[20]
Dia juga menunjukkan bahwa cahaya
berwarna tidak mengubah sifat-sifatnya
dengan memisahkan berkas berwarna dan
menyorotkannya ke berbagai objek.
Newton mencatat bahwa tidak peduli
apakah berkas cahaya tersebut
dipantulkan, dihamburkan atau
ditransmisikan, warna berkas cahaya tidak
berubah. Dengan demikian dia mengamati
bahwa warna adalah interaksi objek
dengan cahaya yang sudah berwarna, dan
objek tidak menciptakan warna itu sendiri.
Ini dikenal sebagai teori warna Newton[21]

Dari usahanya ini dia menyimpulkan


bahwa lensa teleskop refraksi akan
mengalami gangguan akibat dispersi
cahaya menjadi berbagai warna (aberasi
kromatik). Sebagai bukti konsep ini dia
membangun teleskop menggunakan
cermin sebagai objektif untuk mengakali
masalah tersebut. .[22] Pengerjaan
rancangan ini, teleskop refleksi fungsional
pertama yang dikenal, yang sekarang
disebut sebagai teleskop Newton[22]
melibatkan pemecahan masalah
bagaimana menemukan bahan cermin
yang cocok serta teknik pembentukannya.
Newton menggosok cerminny sendiri dari
komposisi khusus logam spekulum yang
sangat reflektif, menggunakan cincin
Newton untuk menilai mutu optika
teleskopnya. Pada akhir 1668[[23] dia
berhasil memproduksi teleskop pantul
pertamanya. Pada tahun 1671 Royal
Society meminta demonstrasi teleskop
pantulnya.[24] Minat mereka
mendorongnya untuk menerbitkan
catatannya, On Colour (Tentang Warna),
yang kemudian dikembangkannya menjadi
Opticks.

Ketika Robert Hooke mengkritik beberapa


gagasan Newton, dia begitu tersinggung
sehingga dia menarik diri dari depan
publik. Newton dan Hooke berkomunikasi
singkat pada tahun 1679-1680, ketika
Hooke, yang ditunjuk untuk mengelola
korespondensi Royal Society, menulis
surat yang dimaksudkan untuk
memperoleh sumbangan dari Newton
untuk penerbitan Royal Society,[25], yang
mendorong Newton untuk menyelesaikan
bukti bahwa orbit elips planet merupakan
hasil dari gaya sentripetal yang berbanding
terbalik dengan kuadrat vektor jari-jari
(lihat hukum gravitasi Newton) dan De
motu corporum in gyrum). Namun
hubungan kedua ilmuwan tersebut
umumnya tetap buruk sampai saat
kematian Hooke.[26]

Newton berargumen bahwa cahaya terdiri


dari partikel atau corpuscles, yang
direfraksikan dengan percepatan ke dalam
medium yang lebih rapat. Dia condong
kepada teori gelombang seperti suara
untuk menerangkan pola berulang
pemantulan dan transmisi oleh film tipis
(Opticks Bk.II, Props. 12), tapi masih
mempertahankan teori 'fits' yang
menentukan apakah corpuscles
dipantulkan atau diteruskan. Para
fisikawan kemudian lebih menyukai teori
gelombang murni untuk cahaya untu
menjelaskan pola interferensi, dan
fenomena umum difraksi. Mekanika
kuantum, foton, dan dualisme gelombang-
partikel dewasa ini hanya memiliki
kemiripan sedikit saja dengan
pemahaman Newton terhadap cahaya.

Dalam Hypothesis of Light yang terbit pada


tahun 1675, Newton mendalilkan
keberadaan eter untuk menghantarkan
gaya antarpartikel. Kontak dengan Henry
More, seorang teosofis, membangkitkan
minatnya dalam alkimia. Dia mengganti
eter dengan gaya gaib yang didasarkan
pada gagasan hermetis tentang gaya tarik
dan tolak antara partikel. John Maynard
Keynes, yang memperoleh banyak tulisan
Newton tentang alkimia, menyatakan
bahwa "Newton bukanlah orang pertama
dari Abad Pencerahan (Age of Reason): dia
adalah ahli sihir terakhir."[27] Minat Newton
dalam alkimia tidak dapat dipisahkan dari
sumbangannya terhadap ilmu
pengetahuan; namun tampaknya dia
memang meninggalkan penelitian
alkimianya..[4] (Ini adalah ketika tidak ada
perbedaan yang jelas antara alkimia dan
sains). Bila saja dia tidak mengandalkan
gagasan gaib aksi pada suatu jarak, dalam
ruang hampa, dia mungkin tidak akan
mengembangkan teori gravitasinya. (Lihat
pula studi ilmu gaib Isaac Newton).

Pada tahun 1704 Newton menerbitkan


Opticks, yang menguraikan secara
terperinci teori korpuskular tentang
cahaya. Dia menganggap cahaya terbuat
partikel-partikel (corpuscles) yang sangat
halus, bahwa materi biasa terdiri dari
partikel yang lebih kasar, dan berspekulasi
bahwa melalui sejenis transmutasi alkimia
"mungkinkah benda kasar dan cahaya
dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk
yang lain, ... dan mungkinkah benda-benda
menerima aktivitasnya dari partikel cahaya
yang memasuki komposisinya?" ("Are not
gross Bodies and Light convertible into
one another, ...and may not Bodies receive
much of their Activity from the Particles of
Light which enter their Composition?" ( [28]
Newton juga membangun bentuk primitif
generator elektrostatik gesek,
menggunakan bulatan gelas (Optics, 8th
Query).

Di dalam artikel berjudul "Newton, prisms


and the 'opticks' of tunable lasers[29]
diindikasikan bahwa Newton dalam
bukunya Opticks adalah yang pertama kali
menunjukkan diagram penggunaan prisma
sebagai pengekspansi berkas cahaya.
Dalam buku yang sama dia memerikan,
lewat diagram, penggunaan susunan
prisma berganda. Sekitar 278 tahun
setelah diskusi oleh Newton,
pengekspansi prisma berganda menjadi
pokok dari pengembangan laser tertalakan
lebargaris sempit. Penggunaan prisma
pengekspansi berkas ini berakibat
terhadap pengembangan teori dispersi
prisma berganda.[29]

Mekanika dan gravitasi

Salinan buku Principia milik Newton sendiri, dengan


koreksi tulisan tangan untuk edisi kedua

Pada tahun 1679 Newton kembali


mengerjakan mekanika benda langit, yaitu
gravitasi dan efeknya terhadap orbit
planet-planet, dengan Referensi terhadap
hukum Kepler tentang gerak planet. Ini
dirangsang oleh pertukaran surat singkat
pada masa 1679-80 dengan Hooke, yang
telah ditunjuk untuk mengelola
korespondensi Royal Society, dan
membuka korespondensi yang
dimaksudkan untuk meminta sumbangan
dari Newton terhadap jurnal ilmiah Royal
Society.[25] Bangkitnya kembali
ketertarikan Newton terhadap astronomi
mendapatkan rangsangan lebih lanjut
dengan munculnya komet pada musim
dingin 1680-1681,yang dibahasnya dalam
korespondensi dengan John Flamsteed.[30]
Setelah diskusi dengan Hooke, Newton
menciptakan bukti bahwa bentuk elips
orbit planet akan berasal dari gaya
sentripetal yang berbanding terbalik
dengan kuadrat vektor jari-jari. Newton
mengirimkan hasil kerjanya ini ke Edmond
Halley dan ke Royal Society dalam De
motu corporum in gyrum, sebuah risalah
yang ditulis dalam 9 halaman yang disalin
ke dalam buku register Royal Society pada
Desember 1684[31] Risalah ini membentuk
inti argumen yang kemudian akan
dikembangkan dalam Principia.

Principia dipublikasikan pada 5 Juli 1687


dengan dukungan dan bantuan keuangan
dari Edmond Halley. Dalam karyanya ini
Newton menyatakan hukum gerak Newton
yang memungkinkan banyak kemajuan
dalam revolusi Industri yang kemudian
terjadi. Hukum ini tidak direvisi lagi dalam
lebih dari 200 tahun kemudian, dan masih
merupakan fondasi dari teknologi non-
relativistik dunia modern. Dia
menggunakan kata Latin gravitas (berat)
untuk efek yang kemudian dinamakan
sebagai gravitasi, dan mendefinisikan
hukum gravitasi universal.

Dalam karya yang sama, Newton


mempresentasikan metode analisis
geometri yang mirip dengan kalkulus,
dengan 'nisbah pertama dan terakhir', dan
menentukan analisis untuk menentukan
(berdasarkan hukum Boyle) laju bunyi di
udara, menentukan kepepatan bentuk
sferoid Bumi, memperhitungkan presesi
ekuinoks akibat tarikan gravitasi bulan
pada kepepatan Bumi, memulai studi
gravitasi ketidakteraturan gerak Bulan,
memberikan teori penentuan orbit komet,
dan masih banyak lagi.

Newton memperjelas pandangan


heliosentrisnya tentang tata surya, yang
dikembangkan dalam bentuk lebih
modern, karena pada pertengahan 1680-
an dia sudah mengakui Matahari tidak
tepat berada di pusat gravitasi tata
surya[32] Bagi Newton, titik pusat Matahari
atau benda langit lainnya tidak dapat
dianggap diam, namun seharusnya "titik
pusat gravitasi bersama Bumi, Matahari
dan Planet-planetlah yang harus disebut
sebagai Pusat Dunia", dan pusat gravitasi
ini "diam atau bergerak beraturan dalam
garis lurus". Newton mengadopsi
pandangan alternatif "tidak bergerak"
dengan memperhatikan pandangan umum
bahwa pusatnya, di manapun itu, tidak
bergerak.[33]

Postulat Newton aksi-pada-suatu-jarak


yang tidak terlihat menyebabkan dirinya
dikritik karena memperkenalkan "perantara
gaib" ke dalam ilmu pengetahuan.[34]
Dalam edisi kedua Principia (1713)
Newton tegas menolak kritik tersebut
dalam bagian General Scholium di akhir
buku. Dia menulis bahwa cukup
menyimpulkan bahwa fenomena tersebut
menyiratkan tarikan gravitasi, namun hal
tersebut tidak menunjukkan sebabnya.
Tidak perlu dan tidak layak merumuskan
hipotesis hal-hal yang tidak tersirat oleh
fenomena itu. Di sini Newton
menggunakan ungkapannya yang
kemudian terkenal, Hypotheses non fingo.

Berkat Principia, Newton diakui dunia


internasional[35] Dia mendapatkan
lingkaran pengagum, termasuk
matematikawan kelahiran Swiss Nicolas
Fatio de Duillier, yang menjalin hubungan
yang intens dengannya sampai 1693, saat
hubungan tersebut mendadak berakhir.
Pada saat bersamaan Newton menderita
gangguan saraf.[36]

Masa tua

Isaac Newton dalam usia senja, potret tahun 1712,


oleh Sir James Thornhill
Lambang pribadi Sir Isaac Newton[37]

Pada dasawarsa 1690-an, Newton menulis


sejumlah risalah keagamaan yang
membahas penafsiran harfiah Alkitab.
Kepercayaan Henry More tentang Alam
Semesta dan penolakan dualisme
Cartesian mungkin telah mempengaruhi
gagasan-gagasan keagamaan Newton.
Naskah yang dia kirim ke John Locke yang
berisi bantahan terhadap eksistensi
Trinitas tidak pernah diterbitkan. Karya-
karya akhirnya, The Chronology of Ancient
Kingdoms Amended (1728) dan
Observations Upon the Prophecies of
Daniel and the Apocalypse of St. John
(1733) diterbitkan setelah kematiannya.
Dia juga mencurahkan waktu cukup
banyak untuk studi alkimia.

Newton adalah anggota Parlemen Inggris


dari tahun 1689 sampai 1690, dan pada
tahun 1701. Namun menurut beberapa
laporan komentarnya di parlemen
hanyalah keluhan tentang aliran udara
dingin dalam ruangan dan permintaan
agar jendela ditutup.[38]
Newton pindah ke London untuk
menempati posisi pengawas Percetakan
Uang Logam Kerajaan (Royal Mint) pada
tahun 1696, posisi yang didapatkannya
berkat dukungan Charles Montagu, Earl
Pertama Halifax, yang pada saat itu
menjabat Chancellor of Exchequer. Dia
bertanggung jawab atas pencetakan
kembali uang logam Inggris, tugas yang
sebenarnya tumpang tindih dengan Lord
Lucas, Gubernur Menara London. Dia juga
mendapatkan pekerjaan deputi pengawas
cabang sementara Chester untuk Edmond
Halley. Newton menjadi Empu Percetakan
Uang Logam (Master of Mint) yang paling
terkenal setelah kematian Thomas Neale
pada tahun 1699, posisi yang tetap
dijabatnya sampai akhir hayatnya.
Penunjukan ini sebenarnya dimaksudkan
sebagai pekerjaan ringan, namun Newton
memperlakukannya sebagai tugas serius,
dan pensiun dari kewajibannya di
Cambridge pada tahun 1701, dan
menggerakkan kekuasaannya untuk
mereformasi mata uang dan menghukum
pemalsu dan pemotong uang logam.

Sebagai Empu Percetakan Uang Logam


pada tahun 1717 Newton memindahkan
standar Poundsterling ke standar perak
dari standar emas, dengan menentukan
hubungan bimetalik antara koin emas dan
koin perak yang menguntungkan koin
emas. Ini menyebabkan koin perak serling
dilebur dan dikapalkan ke luar Britania.
Newton diangkat sebagai Presiden Royal
Society pada tahun 1703 dan menjadi
rekan dari Akademi Ilmu Pengetahuan
Perancis (Académie des Sciences). Pada
kedudukannya di Royal Society, Newton
menjadi bermusuhan dengan John
Flamsteed, Astronom Kerajaan, dengan
menerbitkan secara prematur karya
Flamsteed, Historia Coelestis Britannica,
yang telah digunakan oleh Newton dalam
studinya.[39]
Pada April 1705 Ratu Anne mengangkat
Newton sebagai Kesatria pada saat
kunjungan ke Trinity College, Cambridge.
Pengangkatan ini kemungkinan didorong
oleh perhitungan politik sehubungan
dengan pemilihan Parlemen pada bulan
Mei 1705, daripada pengakuan karya-karya
ilmiah Newton ataupun jasanya sebagai
Empu Percetakan Uang Logam..[40]
Newton adalah ilmuwan kedua yang
diangkat sebagai kesatria, setelah Francis
Bacon.

Mendekati akhir hayatnya, Newton


bertempat tinggal di Cranbury Park, dekat
Winchester dengan kemenakan
perempuan dan suaminya, sampai
wafatnya pada tahun 1727.[41] Newton
wafat dalam tidurnya di London pada
tanggal 31 Maret dan dikebumikan di
Westminster Abbey. Kemenakannya
Catherine Barton Conduitt,[42] bertindak
sebagai tuan rumah pada saat-saat urusan
sosial di rumhnya di Jermyn Street di
London. Dia adalah "pamannya yang
sangat penyayang,"[43] menurut surat
Newton kepada Catherine Barton pada
saat kemenakannya itu sedang
memulihkan diri dari penyakit cacar.
Newton yang tetap melajang telah
membagi-bagikan sebagian besar harta
miliknya kepada sanak keluarganya pada
tahun-tahun terakhirnya, dan wafat tanpa
meninggalkan warisan.

Setelah kematiannya, tubuh Newton


ditemukan mengandung sejumlah besar
raksa, mungkin sebagai akibat studi
alkimianya. Keracunan air raksa dapat
menjelaskan keeksentrikan Newton di
akhir hayatnya.[44]

Pandangan keagamaan
Kuburan Newton di Westminster Abbey

T.C. Pfizenmaier berargumen bahwa


Newton berpegang kepada pandangan
Ortodoks Timur tentang trinitas, bukannya
pandangan Barat yang dipegang oleh
Katolik Roma, Anglikan dan kebanyakan
Kristen Protestan.[45] Namun pandangan
seperti ini "telah kehilangan pendukung
akhir-akhir ini dengan ketersediaan risalah
teologi Newton",[46] dan saat ini
kebanyakan sarjana mengidentifikasi
Newton sebagai monoteis
antitrinitarian.[47] "Di mata Newton,
menyembah Kristus sebagai Tuhan sama
dengan penyembahan berhala, yang di
matanya merupakan dosa mendasar".[48]
Sejarawan Stephen Snobelen
menyebutkan, "Isaac Newton adalah
pembelot, Tetapi ... dia tidak pernah
menyatakan kepercayaan pribadinya
secara terbuka—yang akan dianggap oleh
kaum ortodoks sebagai radikal ekstrem.
Dia menyembunyikan kepercayaannya
begitu baiknya sehingga para sarjana
masih menguraikan seluk-beluk
kepercayaan pribadinya."[5] Snobelen
menyimpulkan Newton paling tidak adalah
simpatisan Socinianisme (dia memiliki
dan telah membaca dengan saksama
paling tidak delapan buku Socinianisme.[5]
Pada masa yang terkenal tidak toleran
beragama, hanya sedikit ekspresi publik
pandangan radikal Newton, terutama
penolakannya untuk menerima
pentahbisan dan, di ranjang kematiannya,
menerima sakramen yang ditawarkan
kepadanya.[5]

Meskipun hukum gerakan dan hukum


gravitasi universalnya menjadi penemuan
yang paling terkenal dari Newton, dia
memperingatkan terhadap
penggunaannya untuk memandang alam
semesta hanya sebagai mesin, seperti jam
besar. Dia mengatakan, "Gravitasi
menerangkan gerakan planet-planet,
namun tidak dapat menerangkan siapa
yang menggerakkannya pertama kali.
Tuhan mengatur semua hal dan
mengetahui apa saja yang ada atau dapat
dilakukan."[49]

Beserta dengan kemasyhurannya di dunia


ilmiah, studi Newton tentang Alkitab dan
Bapa Gereja awal juga patut dicatat.
Newton menulis karya-karya kritik tekstual,
yang paling terkenal adalah An Historical
Account of Two Notable Corruptions of
Scripture. Dia menempatkan penyaliban
Yesus Kristus pada tanggal 3 April 33 M,
yang cocok dengan salah satu tanggal
yang diterima secara tradisional.[50] Dia
juga berusaha tanpa hasil menemukan
pesan-pesan tersembunyi di dalam
Alkitab.

Newton percaya terhadap dunia yang


imanen secara rasional, tetapi dia menolak
hilozoisme yang tersirat dalam pemikiran
Leibniz dan Baruch Spinoza. Alam yang
teratur dan dimaklumkan secara dinamis
dapat dipahami, dan mestinya dipahami,
dengan akal aktif. Dalam surat-
menyuratnya, Newton mengklaim bahwa
dalam menulis Principia "Saya
memandang prinsip-prinsip tersebut
sebagai karya besar dengan
mempertimbangkan manusia untuk
kepercayaan terhadap Tuhan".[51] Dia
melihat tanda-tanda rancangan dalam
sistem alam semesta: "keseragaman yang
mengagumkan pada sistem planet
haruslah membolehkan efek dari pilihan."
Tetapi Newton bersikeras bahwa campur
tangan ilahi akhirnya akan diperlukan
untuk memulihkan sistem, karena
pertumbuhan lambat-laun
ketidakstabilan.[52] Karena ini, Leibniz
mengejeknya: "Tuhan yang Mahakuasa
ingin memutar lagi arlojinya dari waktu ke
waktu: kalau tidak arloji itu akan berhenti
bergerak. Dia tampaknya tidak memiliki
pandangan jauh ke depan untuk
membuatnya dapat bergerak
selamanya.""[53] Posisi Newton dengan
gigih dipertahankan oleh pengikutnya
Samuel Clarke dalam sebuah
korespondensi terkenal. Seabad kemudian,
karya Pierre-Simon Laplace Celestial
Mechanics (Mekanika Benda Langit)
memiliki penjelasan alami tentang alasan
orbit planet tidak memerlukan campur
tangan ilahi.[54]

Dampak kepada pemikiran


keagamaan

Filsafat mekanis Newton dan Robert Boyle


diangkat oleh para pendebat rasionalis
sebagai alternatif layak terhadap
panteisme dan antusiasme, dan diterima
dengan ragu-ragu oleh para pengkhotbah
ortodoks dan pemberontak seperti para
latitudinarian.[55] Kejelasan dan
kesederhanaan sains dilihat sebaga cara
untuk memerangi superlatif emosional
dan metafisis dari antusiasme tahyul dan
ancaman ateisme,[56] dan pada saat
bersamaan, gelombang kedua para deis
Inggris menggunakan penemuan Newton
untuk menunjukkan kemungkinan adanya
"agama alamiah".

Newton oleh William Blake; di sini Newton


Newton, oleh William Blake; di sini Newton
digambarkan secara kritis sebagai "juru ukur ilahi".

Serangan terhadap "pemikiran magis" pra-


Pencerahan dan unsur-unsur mistisisme
Kristen diberikan dasarnya dengan
gambaran mekanis Boyle tentang alam
semesta. Newton melengkapi gagasan
Boyle melalui pembuktian matematika,
dan mungkin yang lebih penting, sangat
berhasil dalam mempopulerkannya.[57]

Newton melihat Tuhan sebagai pencipta


utama yang keberadaannya tidak dapat
disangkal di depan keagungan segala
ciptaan.[58][59][60] Juru bicaranya, Clarke,
menolak teodisi Leibniz yang
membersihkan Tuhan dari tanggungjawab
untuk masalah kejahatan dengan
membuat Tuhan tidak lagi campur tangan
dengan ciptaannya, karena seperti yang
ditegaskan Clarke, tuhan seperti itu
hanyalah namanya saja menjadi raja, dan
paham seperti itu hanya selangkah lagi
menuju ateisme.[61] Tetapi akibat teologis
yang tidak disangka-sangka terhadap
keberhasilan sistem Newton pada abad
berikutnya adalah semakin kuatnya
kedudukan deisme yang dianjurkan oleh
Leibniz.[62] Pemahaman dunia sekarang
dibawa turun ke aras akal sederhana
manusia, dan manusia, seperti argumen
Odo Marquard, menjadi bertanggung
jawab terhadap perbaikan dan
pemberantasan kejahatan.[63]

Kiamat

Dalam naskah yang dia tulis tahun 1704


yang berisi deskripsi usahanya untuk
menggali keterangan ilmiah dari Alkitab,
dia memperkirakan dunia akan berakhir
paling cepat tahun 2060. Dalam
meramalkan ini dia berkata "Ini saya
sebutkan bukan untuk menegaskan kapan
seharusnya waktu akan berakhir, tetapi
untuk menghentikan dugaan gegabah dari
orang-orang yang penuh angan-angan
yang sering meramalkan kapan kiamat
terjadi, dan dengan demikian menodai
nubuat suci sesering kegagalan ramalan
mereka."[64]

Daftar karya Newton


Method of Fluxions (1671)
De Motu Corporum (1684)
Philosophiæ Naturalis Principia
Mathematica (1687)
Opticks (1704)
Reports as Master of the Mint (1701-
1725)
Arithmetica Universalis (1707)
An Historical Account of Two Notable
Corruptions of Scripture(1754)

Lihat pula
Daftar Tokoh Inggris
Newton
Hukum Sains

Referensi
1. ^ a b c Semasa hidup Newton, dua jenis
kalender digunakan di Eropa: Julian
("penanggalan lama") yang berlaku untuk
Protestan dan Ortodoks, termasuk area
Britania Raya; dan Gregorian ("penanggalan
baru") yang berlaku untuk Katolik Roma di
Eropa. Saat kelahiran Newton, penanggalan
Gregorian sepuluh hari lebih maju dari
penanggalan Julian: lalu kelahirannya
dicatatkan pada tanggal 25 Desember 1642
untuk penanggalan Julian dan dapat
dikonversi menjadi 4 Januari 1643 untuk
penanggalan Gregorian. Saat kematian
Newton, perbedaan antara penanggalan
bertambah menjadi sebelas hari: Ia
meninggal di awal periode penggunaan
penanggalan Gregorian pada 1 Januari,
walaupun sebelumnya tahun baru pada
penanggalan Julian adalah 25 Maret.
Kematiannya dicatatkan pada 20 Maret
1726 untuk penanggalan Julian, tetapi
tahunnya disesuaikan ke 1727. Untuk
penanggalan Gregorian, dicatatkan pada 31
Maret 1727.
2. ^ Mordechai Feingold, Barrow, Isaac
(1630–1677) , Oxford Dictionary of
National Biography, Oxford University
Press, September 2004; online edn, May
2007. Retrieved 24 February 2009;
explained further in Mordechai Feingold's
"Newton, Leibniz, and Barrow Too: An
Attempt at a Reinterpretation " in Isis, Vol.
84, No. 2 (June 1993), pp. 310–338.
3. ^ "Newton, Isaac" in the Dictionary of
Scientific Biography, n.4.
4. ^ a b Westfall, Richard S. (1983) [1980].
Never at Rest: A Biography of Isaac
Newton. Cambridge: Cambridge University
Press. hlm. 530–1. ISBN 9780521274357.
5. ^ a b c d Snobelen, Stephen D. (1999).
"Isaac Newton, heretic : the strategies of a
Nicodemite" (PDF). British Journal for the
History of Science. 32 (4): 381–419.
doi:10.1017/S0007087499003751 .
6. ^ Stokes, Mitch (2010). Isaac Newton .
Thomas Nelson. hlm. 97.
ISBN 1595553037. Diakses tanggal 17
October 2012.
7. ^ Isaac Newton's Religious Side USA
Today News
8. ^ " "God is known for his work" " . Isaac-
newton.org. Diakses tanggal 17 August
2012.
9. ^
http://www.adherents.com/adh_influ.html
10. ^ "The Early Period (1608–1672)" .
James R. Graham's Home Page. Diakses
tanggal 2009-02-03.
11. ^ "Newton beats Einstein in polls of
scientists and the public" . The Royal
Society.
12. ^ Cohen, I.B. (1970). Dictionary of
Scientific Biography, Vol. 11, p.43. New
York: Charles Scribner's Sons
13. ^ Westfall (1993) pp 16-19
14. ^ Michael White, Isaac Newton (1999)
page 46
15. ^ Templat:Venn
16. ^ Westfall 1980, pp 538–539
17. ^ Ball 1908, p. 356ff
18. ^ White 1997, p. 151
19. ^ The History of the Telescope By Henry
C. King, Page 74
20. ^ Ball 1908, p. 324
21. ^ Ball 1908, p. 325
22. ^ a b White 1997, p170
23. ^ Hall, Alfred Rupert (1996). '''Isaac
Newton: adventurer in thought''', by Alfred
Rupert Hall, page 67 . Google Books.
ISBN 9780521566698. Diakses tanggal 16
January 2010.
24. ^ White 1997, p168
25. ^ a b See 'Correspondence of Isaac
Newton, vol.2, 1676–1687' ed. H W
Turnbull, Cambridge University Press 1960;
at page 297, document #235, letter from
Hooke to Newton dated 24 November
1679.
26. ^ Iliffe, Robert (2007) Newton. A very
short introduction, Oxford University Press
2007
27. ^ Keynes, John Maynard (1972).
"Newton, The Man". The Collected Writings
of John Maynard Keynes Volume X.
MacMillan St. Martin's Press. hlm. 363–4.
28. ^ Dobbs, J.T. (1982). "Newton's
Alchemy and His Theory of Matter". Isis. 73
(4): 523. doi:10.1086/353114 . Parameter
|month= yang tidak diketahui akan
diabaikan (bantuan); Parameter
|unused_data= yang tidak diketahui
akan diabaikan (bantuan) quoting Opticks
29. ^ a b Duarte F. J (2000). "Newton,
prisms, and the 'opticks' of tunable lasers"
(PDF). Optics and Photonics News. 11 (5):
24–25. Bibcode:2000OptPN..11...24D .
doi:10.1364/OPN.11.5.000024 .
30. ^ R S Westfall, 'Never at Rest', 1980, at
pages 391-2.
31. ^ D T Whiteside (ed.), 'Mathematical
Papers of Isaac Newton', vol.6, 1684-1691,
Cambridge University Press 1974, hal. 30.
32. ^ Lihat Curtis Wilson, "The Newtonian
achievement in astronomy", hal 233-274
dalam R Taton & C Wilson (eds) (1989) The
General History of Astronomy, Volume, 2A',
at page 233 .
33. ^ Text quotations are from 1729
translation of Newton's Principia, Book 3
(1729 vol.2) at pages 232-233 .
34. ^ Edelglass et al., Matter and Mind,
ISBN 0-940262-45-2. hal. 54
35. ^ Westfall 1980. Chapter 11.
36. ^ Westfall 1980. pp 493–497 on the
friendship with Fatio, pp 531–540 on
Newton's breakdown.
37. ^ Gerard Michon. "Coat of arms of Isaac
Newton" . Numericana.com. Diakses
tanggal 2010-01-16.
38. ^ White 1997, p. 232
39. ^ White 1997, p.317
40. ^ "The Queen's 'great Assistance' to
Newton's election was his knighting, an
honor bestowed not for his contributions to
science, nor for his service at the Mint, but
for the greater glory of party politics in the
election of 1705." Westfall 1994 p.245
41. ^ Yonge, Charlotte M. (1898). "Cranbury
and Brambridge" . John Keble's Parishes –
Chapter 6. www.online-literature.com.
Diakses tanggal 23 September 2009.
42. ^ Westfall 1980, p. 44.
43. ^ Westfall 1980, p. 595
44. ^ "Newton, Isaac (1642-1727)" . Eric
Weisstein's World of Biography. Diakses
tanggal 2006-08-30.
45. ^ Pfizenmaier, T.C. (1997). "Was Isaac
Newton an Arian?". Journal of the History
of Ideas. 58 (1): 57–80.
doi:10.1353/jhi.1997.0001 .
46. ^ Snobelen, Stephen D. (1999). "Isaac
Newton, heretic: the strategies of a
Nicodemite" (PDF). British Journal for the
History of Science. 32 (4): 383.
doi:10.1017/S0007087499003751 . Lebih
dari satu parameter |pages= dan |page=
yang digunakan (bantuan)
47. ^ Avery Cardinal Dulles. The Deist
Minimum.[1] January 2005.
48. ^ Westfall, Richard S. (1994). The Life of
Isaac Newton. Cambridge: Cambridge
University Press. ISBN 0-521-47737-9.
49. ^ Tiner, J.H. (1975). Isaac Newton:
Inventor, Scientist and Teacher. Milford,
Michigan, U.S.: Mott Media. ISBN 0-915134-
95-0.
50. ^ John P. Meier, A Marginal Jew, v. 1, pp.
382–402 after narrowing the years to 30 or
33, provisionally judges 30 most likely.
51. ^ Newton to Richard Bentley 10
December 1692, in Turnbull et al. (1959–
77), vol 3, p. 233.
52. ^ Opticks, 2nd Ed 1706. Query 31.
53. ^ H. G. Alexander (ed) The Leibniz-
Clarke correspondence, Manchester
University Press, 1998, p. 11.
54. ^ Neil Degrasse Tyson (November
2005). "The Perimeter of Ignorance" .
Natural History Magazine.
55. ^ Jacob, Margaret C. (1976). The
Newtonians and the English Revolution:
1689–1720. Cornell University Press.
hlm. 37, 44. ISBN 0-85527-066-7.
56. ^ Westfall, Richard S. (1958). Science
and Religion in Seventeenth-Century
England. New Haven: Yale University Press.
hlm. 200. ISBN 0-208-00843-8.
57. ^ Haakonssen, Knud. "The
Enlightenment, politics and providence:
some Scottish and English comparisons".
Dalam Martin Fitzpatrick ed. Enlightenment
and Religion: Rational Dissent in
eighteenth-century Britain. Cambridge:
Cambridge University Press. hlm. 64.
ISBN 0-521-56060-8.
58. ^ Principia, Book III; cited in; Newton's
Philosophy of Nature: Selections from his
writings, p. 42, ed. H.S. Thayer, Hafner
Library of Classics, NY, 1953.
59. ^ A Short Scheme of the True Religion,
manuscript quoted in Memoirs of the Life,
Writings and Discoveries of Sir Isaac
Newton by Sir David Brewster, Edinburgh,
1850; cited in; ibid, p. 65.
60. ^ Webb, R.K. ed. Knud Haakonssen.
"The emergence of Rational Dissent."
Enlightenment and Religion: Rational
Dissent in eighteenth-century Britain.
Cambridge University Press, Cambridge:
1996. p19.
61. ^ H. G. Alexander (ed) The Leibniz-
Clarke correspondence, Manchester
University Press, 1998, p. 14.
62. ^ Westfall, 1958 p201.
63. ^ Marquard, Odo. "Burdened and
Disemburdened Man and the Flight into
Unindictability," in Farewell to Matters of
Principle. Robert M. Wallace trans. London:
Oxford UP, 1989.
64. ^ "Papers Show Isaac Newton's
Religious Side, Predict Date of
Apocalypse" . Associated Press. 19 June
2007. Diarsipkan dari versi asli tanggal 13
August 2007. Diakses tanggal 1 August
2007.
Bibliografi
Ball, W.W. Rouse (1908). A Short
Account of the History of Mathematics.
New York: Dover. ISBN 0-486-20630-0.
Christianson, Gale (1984). In the
Presence of the Creator: Isaac Newton &
His Times. New York: Free Press.
ISBN 0-02-905190-8. This well
documented work provides, in particular,
valuable information regarding Newton's
knowledge of Patristics
Craig, John (1958). "Isaac Newton –
Crime Investigator". Nature. 182 (4629):
149–152.
Bibcode:1958Natur.182..149C .
doi:10.1038/182149a0 .
Craig, John (1963). "Isaac Newton and
the Counterfeiters". Notes and Records
of the Royal Society of London. 18 (2):
136–145. doi:10.1098/rsnr.1963.0017 .
Levenson, Thomas (2010). Newton and
the Counterfeiter: The Unknown
Detective Career of the World's Greatest
Scientist. Mariner Books. ISBN 978-0-
547-33604-6.
Manuel, Frank E (1968). A Portrait of
Isaac Newton. Belknap Press of Harvard
University, Cambridge, MA.
Stewart, James (2009). Calculus:
Concepts and Contexts. Cengage
Learning. ISBN 978-0-495-55742-5.
Westfall, Richard S. (1980). Never at
Rest. Cambridge University Press.
ISBN 0-521-27435-4.
Westfall, Richard S. (2007). Isaac
Newton. Cambridge University Press.
ISBN 978-0-19-921355-9.
Westfall, Richard S. (1994). The Life of
Isaac Newton. Cambridge University
Press. ISBN 0-521-47737-9.
White, Michael (1997). Isaac Newton:
The Last Sorcerer. Fourth Estate Limited.
ISBN 1-85702-416-8.
Bacaan lanjutan
Andrade, E. N. De C. (1950). Isaac
Newton. New York: Chanticleer Press.
ISBN 0-8414-3014-4.
Bardi, Jason Socrates. The Calculus
Wars: Newton, Leibniz, and the Greatest
Mathematical Clash of All Time. 2006.
277 pp. excerpt and text search
Bechler, Zev (1991). Newton's Physics
and the Conceptual Structure of the
Scientific Revolution. Springer. ISBN 0-
7923-1054-3..
Bechler, Zev (2013). Contemporary
Newtonian Research (Studies in the
History of Modern Science)(Volume 9).
Springer. ISBN 978-9400977174..
Berlinski, David. Newton's Gift: How Sir
Isaac Newton Unlocked the System of
the World. (2000). 256 pages. excerpt
and text search ISBN 0-684-84392-7
Buchwald, Jed Z. and Cohen, I. Bernard,
eds. Isaac Newton's Natural Philosophy.
MIT Press, 2001. 354 pages. excerpt
and text search
Casini, P (1988). "Newton's Principia and
the Philosophers of the Enlightenment".
Notes and Records of the Royal Society
of London. 42 (1): 35–52.
doi:10.1098/rsnr.1988.0006 .
ISSN 0035-9149 . JSTOR 531368 .
Christianson, Gale E (1996). Isaac
Newton and the Scientific Revolution.
Oxford University Press. ISBN 0-19-
530070-X. See this site for excerpt and
text search.
Christianson, Gale (1984). In the
Presence of the Creator: Isaac Newton &
His Times. New York: Free Press.
ISBN 0-02-905190-8.
Cohen, I. Bernard and Smith, George E.,
ed. The Cambridge Companion to
Newton. (2002). 500 pp. focuses on
philosophical issues only; excerpt and
text search ; complete edition online
Cohen, I. B (1980). The Newtonian
Revolution. Cambridge: Cambridge
University Press. ISBN 0-521-22964-2.
Craig, John (1946). Newton at the Mint.
Cambridge, England: Cambridge
University Press.
Dampier, William C; Dampier, M. (1959).
Readings in the Literature of Science.
New York: Harper & Row. ISBN 0-486-
42805-2.
de Villamil, Richard (1931). Newton, the
Man. London: G.D. Knox. – Preface by
Albert Einstein. Reprinted by Johnson
Reprint Corporation, New York (1972).
Dobbs, B. J. T (1975). The Foundations
of Newton's Alchemy or "The Hunting of
the Greene Lyon". Cambridge: Cambridge
University Press.
Gjertsen, Derek (1986). The Newton
Handbook. London: Routledge & Kegan
Paul. ISBN 0-7102-0279-2.
Gleick, James (2003). Isaac Newton.
Alfred A. Knopf. ISBN 0-375-42233-1.
Halley, E (1687). "Review of Newton's
Principia". Philosophical Transactions.
186: 291–297.
Hawking, Stephen, ed. On the Shoulders
of Giants. ISBN 0-7624-1348-4 Places
selections from Newton's Principia in the
context of selected writings by
Copernicus, Kepler, Galileo and Einstein
Herivel, J. W. (1965). The Background to
Newton's Principia. A Study of Newton's
Dynamical Researches in the Years
1664–84. Oxford: Clarendon Press.
Keynes, John Maynard (1963). Essays in
Biography. W. W. Norton & Co. ISBN 0-
393-00189-X. Keynes took a close
interest in Newton and owned many of
Newton's private papers.
Koyré, A (1965). Newtonian Studies.
Chicago: University of Chicago Press.
Newton, Isaac. Papers and Letters in
Natural Philosophy, edited by I. Bernard
Cohen. Harvard University Press,
1958,1978. ISBN 0-674-46853-8.
Newton, Isaac (1642–1727). The
Principia: a new Translation, Guide by I.
Bernard Cohen ISBN 0-520-08817-4
University of California (1999)
Pemberton, H (1728). A View of Sir Isaac
Newton's Philosophy. London: S. Palmer.
Shamos, Morris H. (1959). Great
Experiments in Physics. New York: Henry
Holt and Company, Inc. ISBN 0-486-
25346-5.
Shapley, Harlow, S. Rapport, and H.
Wright. A Treasury of Science;
"Newtonia" pp. 147–9; "Discoveries"
pp. 150–4. Harper & Bros., New York,
(1946).
Simmons, J (1996). The Giant Book of
Scientists – The 100 Greatest Minds of
all Time. Sydney: The Book Company.
Stukeley, W. (1936). Memoirs of Sir Isaac
Newton's Life. London: Taylor and
Francis. (edited by A. H. White; originally
published in 1752)
Westfall, R. S (1971). Force in Newton's
Physics: The Science of Dynamics in the
Seventeenth Century. London:
Macdonald. ISBN 0-444-19611-0.

Agama

Dobbs, Betty Jo Tetter. The Janus Faces


of Genius: The Role of Alchemy in
Newton's Thought. (1991), links the
alchemy to Arianism
Force, James E., and Richard H. Popkin,
eds. Newton and Religion: Context,
Nature, and Influence. (1999), 342pp .
Pp. xvii + 325. 13 papers by scholars
using newly opened manuscripts
Pfizenmaier, Thomas C. (January 1997).
"Was Isaac Newton an Arian?". Journal
of the History of Ideas. 58 (1): 57–80.
doi:10.1353/jhi.1997.0001 .
JSTOR 3653988 .
Ramati, Ayval. "The Hidden Truth of
Creation: Newton's Method of Fluxions"
British Journal for the History of Science
34: 417–438. in JSTOR , argues that his
calculus had a theological basis
Snobelen, Stephen "'God of Gods, and
Lord of Lords': The Theology of Isaac
Newton's General Scholium to the
Principia," Osiris, 2nd Series, Vol. 16,
(2001), pp. 169–208 in JSTOR
Snobelen, Stephen D. (1999). "Isaac
Newton, Heretic: The Strategies of a
Nicodemite". British Journal for the
History of Science. 32 (4): 381–419.
doi:10.1017/S0007087499003751 .
JSTOR 4027945 .
Wiles, Maurice. Archetypal Heresy.
Arianism through the Centuries. (1996)
214 pages, with chapter 4 on eighteenth
century England; pp. 77–93 on Newton,
excerpt and text search .

Pranala luar
Wikimedia Commons memiliki media
mengenai Isaac Newton.
Wikimedia Commons memiliki media
mengenai Isaac Newton.

Karya Isaac Newton di LibriVox (buku


suara domain umum)
Newton's Scholar Google profile
ScienceWorld biography by Eric
Weisstein
Dictionary of Scientific Biography
"The Newton Project"
"The Newton Project – Canada"
"Newton's Dark Secrets" - NOVA TV
programme
from The Stanford Encyclopedia of
Philosophy:
"Isaac Newton" , by George Smith
"Newton's Philosophiae Naturalis
Principia Mathematica" , by George
Smith
"Newton's Philosophy" , by Andrew
Janiak
"Newton's views on space, time, and
motion" , by Robert Rynasiewicz
"Newton's Castle" - educational material
"The Chymistry of Isaac Newton" ,
research on his alchemical writings
The "General Scholium" to Newton's
Principia
Kandaswamy, Anand M. "The
Newton/Leibniz Conflict in Context"
Newton's First ODE  – A study by on
how Newton approximated the solutions
of a first-order ODE using infinite series
Isaac Newton di Proyek Genealogi
Matematika
"The Mind of Isaac Newton" - images,
audio, animations and interactive
segments
Enlightening Science Videos on
Newton's biography, optics, physics,
reception, and on his views on science
and religion
Newton biography (University of St
Andrews)
Chisholm, Hugh, ed. (1911). "Newton, Sir
Isaac". Encyclopædia Britannica (11th
ed.). Cambridge University Press.
Arsip-arsip yang berhubungan dengan
Isaac Newton terdaftar di The National
Archives (Britania Raya)
Potret Sir Isaac Newton di National
Portrait Gallery, London
The Linda Hall Library has digitized Two
copies of John Marsham's (1676) Canon
Chronicus Aegyptiacus , one of which
was owned by Isaac Newton , who
marked salient passages by dog-earing
the pages so that the corners acted as
arrows. The books can be compared
side-by-side to show what interested
Newton.

Tulisan karya Newton

Newton's works – full texts, at the


Newton Project
The Newton Manuscripts at the National
Library of Israel - the collection of all his
religious writings
Karya Isaac Newton di Project
Gutenberg
Karya oleh/tentang Isaac Newton di
Internet Archive (pencarian dioptimalkan
untuk situs non-Beta)
Karya Isaac Newton di LibriVox (buku
suara domain umum)
"Newton's Principia" – read and search
Descartes, Space, and Body and A New
Theory of Light and Colour , modernised
readable versions by Jonathan Bennett
Opticks, or a Treatise of the Reflections,
Refractions, Inflexions and Colours of
Light , full text on archive.org
"Newton Papers" - Cambridge Digital
Library
(1686) "A letter of Mr. Isaac Newton...
containing his new theory about light
and colors" Philosophical Transactions
of the Royal Society, Vol. XVI, No. 179,
p. 3057-3087. - digital facsimile at the
Linda Hall Library
(1704) Opticks - digital facsimile at the
Linda Hall Library
(1719) Optice - digital facsimile at the
Linda Hall Library
(1729) Lectiones opticae - digital
facsimile at the Linda Hall Library
(1749) Optices libri tres - digital
facsimile at the Linda Hall Library

Diperoleh dari
"https://id.wikipedia.org/w/index.php?
title=Isaac_Newton&oldid=13688325"
Terakhir disunting 6 bulan yang lalu…

Konten tersedia di bawah CC BY-SA 3.0 kecuali


dinyatakan lain.

Anda mungkin juga menyukai