Albert Einstein
Karena itu, ayahnya sengaja mendatangkan guru privat ke rumahnya dan menyediakan semua
buku yang diperlukan Joule. Tidak hanya itu, ayahnya bahkan menyediakan sebuah laboratorium
khusus untuk Joule. Meskipun begitu, Joule tidak hanya mengandalkan pelajaran yang ia
dapatkan dari guru privatnya. Joule tetap berusaha belajar sendiri sehingga sebagian besar
pengetahuan yang dimilikinya diperoleh dengan cara belajar sendiri. Namun, ada satu pelajaran
yang cukup sulit dipahaminya, yaitu Matematika.
Setelah berusia 17 tahun Joule baru bersekolah dan masuk ke Universitas Manchester dengan
bimbingan John Dalton, seorang ahli kimia Inggris yang begitu terkenal.
Joule dikenal sebagai siswa yang rajin belajar, rajin bereksperimen, dan juga rajin menulis buku.
Bukunya yang berjudul Tentang Panas yang Dihasilkan oleh Listrik terbit pada tahun 1840 saat
ia berusia 22 tahun. Tiga tahun kemudian tepatnya pada tahun 1843 bukunya mengenai ekuivalen
mekanik panas terbit. Lalu, empat tahun berikutnya (1847) ia juga menerbitkan buku mengenai
hubungan dan kekekalan energi.
Buku-buku hasil karyanya tersebut begitu menarik perhatian Sir William Thomson atau dikenal
dengan nama Lord Kevin. Sehingga, akhirnya Joule bekerja sama dengan Thomson dan
menemukan efek Joule-Thomson. Efek tersebut merupakan prinsip yang kemudian
dikembangkan dalam pembuatan lemari es. Efek tersebut menyatakan bahwa apabila gas
dibiarkan berkembang tanpa melakukan kerja ke luar, maka suhu gas itu akan turun.
Selain itu, Joule yang sangat taat kepada agama juga menemukan hukum kekekalan energi
bersama dengan dua orang ahli fisika dari Jerman, yaitu Hermann von Helmholtz dan Julius Von
Mayer. Hukum kekekalan energi yang mereka temukan menyatakan bahwa energi tidak dapat
diciptakan atau dimusnahkan, energi hanya dapat berubah bentuk menjadi energi listrik,
mekanik, atau kalor.
Ia adalah seorang yang hobi fisika. Dengan percobaan ia berhasil membuktkan bahwa panas
(kalori) tak lain adalah suatu bentuk energi. Dengan demikian ia berhasil mematahkan teori
kalorik, teori yang menyatakan panas sebagai zat alir.
Joule (simbol J) adalah satuan SI untuk energi dengan basis unit kg.m2/s2. Nama joule diambil
dari penemunya James Prescott Joule. Joule disimbolkan dengan huruf J. Istilah ini pertama kali
diperkenalkan oleh Dr. Mayer of Heilbronn.
Joule diambil dari satuan unit yang didefinisikan sebagai besarnya energi yang dibutuhkan untuk
memberi gaya sebesar satu Newton sejauh satu meter. Oleh sebab itu, 1 joule sama dengan 1
newton meter (simbol: N.m). Selain itu, satu joule juga adalah energi absolut terkecil yang
dibutuhkan (pada permukaan bumi) untuk mengangkat suatu benda seberat satu kilogram
setinggi sepuluh sentimeter.
Definisi satu joule lainnya yaitu pekerjaan yang dibutuhkan untuk memindahkan muatan listrik
sebesar satu coulomb melalui perbedaan potensial satu volt, atau satu coulomb volt (simbol:
C.V). 1 joule juga dapat didefinisikan sebagai pekerjaan untuk menghasilkan daya satu watt
terus-menerus selama satu detik, atau satu watt sekon (simbol: W.s).
6. Johannes Kepler
Johannes Kepler yang lahir tahun 1571 di kota Weil der
Stadt, Jerman, penemu hukum pergerakan planit-planit.
Penemuan Kepler in cuma dua puluh delapan tahun
sesudah penerbitan buku De revolutionibus orbium
coelestium, buku besar yang di dalamnya memuat teori
Copernicus bahwa planit-planit berputar mengitari
mentari dan bukannya mengitari bumi. Kepler belajar di
Universitas Tubingen, peroleh gelar sarjana muda tahun
1588 dan gelar sarjana penuh tiga tahun kemudian.
Umumnya para ilmuwan saat itu menolak teori
"heliocentris" Copernicus; tetapi, ketika Kepler di Tubingen dia dengar hipotesa heliocentris itu dan
memperincinya dengan kecerdasan tinggi, akhirnya dia mempercayainya.
Sesudah meninggalkan Tubingen, Kepler menjadi mahaguru selama beberapa tahun di akademi di kota
Graz. Sambil mengajar dia tulis buku pertamanya tentang astronomi (1596). Kendati teori yang diajukan
Kepler di buku itu ternyata sepenuhnya meleset, buku itu dengan jernih menunjukkan kemampuan
matematika Kepler dan kemurnian pikirannya, sehingga ahli astronomi besar Tycho Brahe
mengundangnya jadi asistennya di peneropong bintangnya di dekat Praha.
Kepler menerima undangan ini dan bergabung dengan Tycho bulan Januari 1600. Tycho meninggal dunia
tahun berikutnya, tetapi Kepler sudah berhasil menyuguhkan kesan baik pada bulan-bulan sebelumnya
sehingga Kaisar Romawi Suci --Rudolph II-- segera menunjuknya menggantikan Tycho selaku
matematikus kerajaan. Kepler menduduki posisi itu selama sisa hidupnya.
Sebagai pengganti Tycho Brahe, Kepler mewarisi setumpuk besar catatan hasil pengamatan cermat ihwal
planit-planit yang telah digarap Tycho bertahun-tahun. Karena Tycho --astronom besar terakhir sebelum
diketemukan teleskop-- juga pengamat yang hati-hati dan teliti yang pernah dikenal dunia, catatan-
catatan itu teramat besar harganya. Kepler percaya bahwa catatan analisa matematika Tycho yang
cermat memungkinkannya menentukan kesimpulan bahwa teori gerakan planit adalah benar: teori
heliocentris Copernicus; teori geocentris Ptolemy yang lebih lamaan; atau bahkan teori ketiga yang
dirumuskan Tycho sendiri. Tetapi, sesudah bertahun-tahun melakukan sejumlah perhitungan yang
cermat, Kepler dengan rasa cemas menemukan bahwa pengamatan Tycho tidaklah konsisten dengan
teori-teori yang mana pun juga!
Akhirnya Kepler menyadari bahwa masalahnya adalah: dia, seperti juga Copernicus dan Tycho Brahe dan
semua astronom klasik telah menduga bahwa orbit keplanitan terdiri dari lingkaran-lingkaran atau
gabungan dari lingkaran-lingkaran. Tetapi, kenyataan menunjukkan bahwa orbit keplanitan tidaklah
melingkar, melainkan agak oval, ellips.
Bahkan sesudah menemukan pemecahan pokok, Kepler masih harus menghabiskan waktu berbulan-
bulan membenamkan diri dalam kerja hitung-menghitung yang rumit dan melelahkan untuk meyakinkan
bahwa teorinya memuaskan pengamatan Tycho. Buku besarnya Astronomia Nova, diterbitkan tahun
1609, menyuguhkan dia punya bagian pertama dari dua hukum pergerakan planit. Hukum pertama
menegaskan tiap planit bergerak mengitari mentari dalam orbit oval atau ellips dengan matahari pada
satu fokus. Hukum kedua menegaskan bahwa planit bergerak lebih cepat ketika berada lebih dekat
dengan matahari; kecepatan planit berbeda begitu rupa bahwa garis yang menghubungkan planit dan
matahari selama perputaran, meliwati bidang yang sama luasnya dalam jangka waktu yang sama.
Sepuluh tahun kemudian Kepler mengeluarkan hukum ketiganya: makin jauh jarak sebuah planit dari
matahari, makin perlu waktu lebih lama untuk menyelesaikan perputarannya atau kwadrat kala
perputaran planit-planit berbanding lurus dengan pangkat tiga jarak rata-ratanya dengan matahari.
Hukum Kepler, dengan menyuguhkan gambaran pokok yang komplit dan tepat tentang gerak planit-
planit mengitari
matahari, memecahkan masalah utama bidang astronomi, yang bahkan oleh orang-orang genius seperti
Copernicus dan Galileo terliwatkan. Tentu saja, Kepler tidak menjelaskan mengapa planit-planit bergerak
pada orbitnya seperti itu; masalah ini terpecahkan di abad berikutnya oleh Isaac Newton. Tetapi, hukum
Kepler merupakan pendahulu vital buat sintesa besar Newton. ("Jika saya melihat lebih dulu dari orang
lain," begitu pernah Newton bilang, "ini akibat saya berdiri di atas pundak-pundak para raksasa." Tak
salah lagi, Kepler adalah salah satu dari raksasa-raksasa itu yang dimaksud Newton).
Sumbangan Kepler kepada astronomi hampir bisa disejajarkan dengan Copernicus. Dan sesungguhnya,
dalam beberapa hal hasil karya Kepler bahkan lebih mengesankan. Dia lebih orisinal,, dan kesulitan
matematika yang dihadapinya bagaikan menggunung. Teknik matematika pada saat itu tidaklah
sesempurna perkembangannya seperti halnya kini, dan saat itu tak ada mesin kalkulator yang menolong
Kepler dalam tugas penghitungan-penghitungannya.
Ditinjau dari sudut arti penting karya Kepler, adalah mengherankan bilamana pada mulanya hampir tidak
digubris orang, bahkan oleh seorang ilmuwan besar seperti Galileo. (Galileo tak ambil perhatian hukum
Kepler sungguh mencengangkan karena kedua orang itu saling berkorespondensi satu sama lain, dan
juga karena hasil karya Kepler dapat menolong menguji teori Ptolemy). Tetapi bila yang lain-lainnya agak
lambat menghargai ketinggian hasil karya Kepler, ini dapat difahami oleh Kepler sendiri.
Dalam nada letupan kegembiraan Kepler menulis "... Buku telah kutulis! Telah kupersembahkan sesuatu
anugerah kesenangan yang suci. Dia akan dibaca baik oleh orang sejamanku atau oleh generasi
sesudahku. Aku tidak peduli. Bisa jadi buku itu harus menunggu 100 tahun untuk menjumpai seorang
pembaca, seperti halnya Tuhan menunggu 6000 tahun seseorang yang bisa memahami kebesaran
karyanya."
Meskipun angsur-berangsur, sesudah melampaui beberapa dekade, arti penting hukum Kepler menjadi
jelas buat dunia ilmu pengetahuan. Pada abad berikutnya pendapat-pendapat yang memihak teori
Newton berkata bahwa hukum Kepler disimpulkan dari teori-teori itu. Pendapat sebaliknya mengatakan,
hukum gerak Newton, hukum gaya berat Newton disimpulkan dari hukum Kepler. Tetapi, untuk berbuat
demikian memerlukan teknik itu, Kepler, cukup mudah menangkap permasalahannya dan mengajukan
pendapat bahwa gerakan planit dikontrol oleh tenaga yang datang dari matahari.
Sebagai tambahan hukum gerakan planit-planit, Kepler menyumbangkan berbagai ihwal kecil di bidang
astronomi. Dia juga membuat sumbangan penting mengenai teori optik. Di akhir-akhir umurnya --sayang
sekali-- dia diganggu oleh masalah pribadi. Jerman merosot jadi kacau karena "Perang tiga puluh tahun"
dan jarang orang yang bisa lolos dari kesulitan-kesulitan serius.
Salah satu masalah adalah soal nafkah. Kekaisaran Romawi Suci lambat dalam pembayaran gajinya,
walau dalam keadaan yang tidak gawat. Dalam keadaan perang yang kacau-balau, gaji Kepler ditunggak
terus. Karena Kepler kawin dua kali dan punya dua belas anak, kesulitan duit ini betul-betul berat.
Masalah lain menyangkut bundanya yang di tahun 1620 ditahan dengan tuduhan jadi "dukun sihir."
Kepler banyak buang waktu hingga akhirnya sang ibu bisa dibebaskan tanpa mengalami siksaan.
Kepler meninggal dunia tahun 1630 di Regensburg, Bavaria. Dalam masa "Perang tiga puluh tahun" yang
mengganas itu, kuburnya diobrak-abrik. Tetapi, hukum gerakan planitnya terbukti lebih menjadi
kenangan yang lestari dari sekadar sepotong batu nisan.