Anda di halaman 1dari 25

BAB I

BIOGRAFI EINSTEIN

Albert Einstein (14 Maret 1879–18 April 1955) adalah seorang


ilmuwan fisika teoretis yang dipandang luas sebagai ilmuwan
terbesar dalam abad ke-20. Dia mengemukakan teori relativitas dan
juga banyak menyumbang bagi pengembangan mekanika kuantum,
mekanika statistik, dan kosmologi. Dia dianugerahi Penghargaan
Nobel dalam Fisika pada tahun 1921 untuk penjelasannya tentang efek fotoelektrik dan
"pengabdiannya bagi Fisika Teoretis".

Setelah teori relativitas umum dirumuskan, Einstein menjadi terkenal ke seluruh


dunia, pencapaian yang tidak bisaa bagi seorang ilmuwan. Di masa tuanya, keterkenalannya
melampaui ketenaran semua ilmuwan dalam sejarah, dan dalam budaya populer, kata Einstein
dianggap bersinonim dengan kecerdasan atau bahkan jenius. Wajahnya merupakan salah satu
yang paling dikenal di seluruh dunia. Pada tahun 1999, Einstein dinamakan "Tokoh Abad Ini"
oleh majalah Time.

Kepopulerannya juga membuat nama "Einstein" digunakan secara luas dalam iklan
dan barang dagangan lain, dan akhirnya "Albert Einstein" didaftarkan sebagai merk dagang.
Untuk menghargainya, sebuah satuan dalam fotokimia dinamai einstein, sebuah unsur kimia
dinamai einsteinium, dan sebuah asteroid dinamai 2001 Einstein.

Masa muda dan universitas

Einstein dilahirkan di Ulm di Württemberg, Jerman; sekitar 100 km sebelah timur Stuttgart.
Bapaknya bernama Hermann Einstein, seorang penjual ranjang bulu yang kemudian
menjalani pekerjaan elektrokimia, dan ibunya bernama Pauline. Mereka menikah di Stuttgart-
Bad Cannstatt. Keluarga mereka keturunan Yahudi; Albert disekolahkan di sekolah Katholik
dan atas keinginan ibunya dia diberi pelajaran biola.

Pada umur lima tahun, ayahnya menunjukkan kompas kantung, dan Einstein menyadari
bahwa sesuatu di ruang yang "kosong" ini beraksi terhadap jarum di kompas tersebut; dia
kemudian menjelaskan pengalamannya ini sebagai salah satu saat yang paling menggugah

1
dalam hidupnya. Meskipun dia membuat model dan alat mekanik sebagai hobi, dia dianggap
sebagai pelajar yang lambat, kemungkinan disebabkan oleh dyslexia, sifat pemalu, atau
karena struktur yang jarang dan tidak bisaa pada otaknya (diteliti setelah kematiannya). Dia
kemudian diberikan penghargaan untuk teori relativitasnya karena kelambatannya ini, dan
berkata dengan berpikir dalam tentang ruang dan waktu dari anak-anak lainnya, dia mampu
mengembangkan kepandaian yang lebih berkembang. Pendapat lainnya, berkembang
belakangan ini, tentang perkembangan mentalnya adalah dia menderita Sindrom Asperger,
sebuah kondisi yang berhubungan dengan autisme.

Einstein mulai belajar matematika pada umur dua belas tahun. Ada gosip bahwa dia gagal
dalam matematika dalam jenjang pendidikannya, tetapi ini tidak benar; penggantian dalam
penilaian membuat bingung pada tahun berikutnya. Dua pamannya membantu
mengembangkan ketertarikannya terhadap dunia intelek pada masa akhir kanak-kanaknya dan
awal remaja dengan memberikan usulan dan buku tentang sains dan matematika.

Pada tahun 1894, dikarenakan kegagalan bisnis elektrokimia ayahnya, Einstein pindah dari
Munich ke Pavia, Italia (dekat kota Milan). Albert tetap tinggal untuk menyelesaikan sekolah,
menyelesaikan satu semester sebelum bergabung kembali dengan keluarganya di Pavia.

Kegagalannya dalam seni liberal dalam tes masuk Eidgenössische Technische Hochschule
(Institut Teknologi Swiss Federal, di Zurich) pada tahun berikutnya adalah sebuah langkah
mundur dia oleh keluarganya dikirim ke Aarau, Swiss, untuk menyelesaikan sekolah
menengahnya, di mana dia menerima diploma pada tahun 1896, Einstein beberapa kali
mendaftar di Eidgenössische Technische Hochschule. Pada tahun berikutnya dia melepas
kewarganegaraan Württemberg, dan menjadi tak bekewarganegaraan.

Pada 1898, Einstein menemui dan jatuh cinta kepada Mileva Marić, seorang Serbia yang
merupakan teman kelasnya (juga teman Nikola Tesla). Pada tahun 1900, dia diberikan gelar
untuk mengajar oleh Eidgenössische Technische Hochschule dan diterima sebagai warga
negara Swiss pada 1901. Selama masa ini Einstein mendiskusikan ketertarikannya terhadap
sains kepada teman-teman dekatnya, termasuk Mileva. Dia dan Mileva memiliki seorang putri
bernama Lieserl, lahir dalam bulan Januari tahun 1902. Lieserl Einstein, pada waktu itu,
dianggap tidak legal karena orang tuanya tidak menikah.

2
Kerja dan Gelar Doktor

Pada saat kelulusannya Einstein tidak dapat menemukan pekerjaan mengajar, keterburuannya
sebagai orang muda yang mudah membuat marah professornya. Ayah seorang teman kelas
menolongnya mendapatkan pekerjaan sebagai asisten teknik pemeriksa di Kantor Paten Swiss
pada tahun 1902. Di sana, Einstein menilai aplikasi paten penemu untuk alat yang
memerlukan pengetahuan fisika. Dia juga belajar menyadari pentingnya aplikasi dibanding
dengan penjelasan yang buruk, dan belajar dari direktur bagaimana "menjelaskan dirinya
secara benar". Dia kadang-kadang membetulkan desain mereka dan juga mengevaluasi
kepraktisan hasil kerja mereka.

Einstein menikahi Mileva pada 6 Januari 1903. Mileva adalah seorang matematikawan. Pada
14 Mei 1904, anak pertama dari pasangan ini, Hans Albert Einstein, lahir. Pada 1904, posisi
Einstein di Kantor Paten Swiss menjadi tetap. Dia mendapatkan gelar doktor setelah
menyerahkan thesis "Eine neue Bestimmung der Moleküldimensionen" ("On a new
determination of molecular dimensions") pada tahun 1905 dari Universitas Zürich.

Di tahun yang sama dia menulis empat artikel yang memberikan dasar fisika modern, tanpa
banyak sastra sains yang dapat ia tunjuk atau banyak kolega dalam sains yang dapat ia
diskusikan tentang teorinya. Banyak fisikawan setuju bahwa ketiga thesis itu (tentang gerak
Brownian, efek fotolistrik, dan relativitas khusus) pantas mendapat Penghargaan Nobel.
Tetapi hanya thesis tentang efek fotoelektrik yang mendapatkan penghargaan tersebut. Ini
adalah sebuah ironi, bukan hanya karena Einstein lebih tahu banyak tentang relativitas, tetapi
juga karena efek fotoelektrik adalah sebuah fenomena kuantum, dan Einstein menjadi
terbebas dari jalan dalam teori kuantum. Yang membuat thesisnya luar bisaa adalah, dalam
setiap kasus, Einstein dengan yakin mengambil ide dari teori fisika ke konsekuensi logis dan
berhasil menjelaskan hasil eksperimen yang membingungkan para ilmuwan selama beberapa
dekade.

Dia menyerahkan thesis-thesisnya ke "Annalen der Physik". Mereka bisaanya ditujukan


kepada "Annus Mirabilis Papers" (dari Latin: Tahun luar bisaa). Persatuan Fisika Murni dan
Aplikasi (IUPAP) merencanakan untuk merayakan 100 tahun publikasi pekerjaan Einstein di
tahun 1905 sebagai Tahun Fisika 2005.

3
Gerakan Brown

Di artikel pertamanya di tahun 1905 bernama "On the Motion—Required by the Molecular
Kinetic Theory of Heat—of Small Particles Suspended in a Stationary Liquid", mencakup
penelitian tentang gerakan Brownian. Menggunakan teori kinetik cairan yang pada saat itu
kontroversial, dia menetapkan bahwa fenomena, yang masih kurang penjelasan yang
memuaskan setelah beberapa dekade setelah ia pertama kali diamati, memberikan bukti
empirik (atas dasar pengamatan dan eksperimen) kenyataan pada atom. Dan juga
meminjamkan keyakinan pada mekanika statistika, yang pada saat itu juga kontroversial.

Sebelum thesis ini, atom dikenal sebagai konsep yang berguna, tetapi fisikawan dan kimiawan
berdebat dengan sengit apakah atom itu benar-benar suatu benda yang nyata. Diskusi statistik
Einstein tentang kelakuan atom memberikan pelaku eksperimen sebuah cara untuk
menghitung atom hanya dengan melihat melalui mikroskop bisaa. Wilhelm Ostwald, seorang
pemimpin sekolah anti-atom, kemudian memberitahu Arnold Sommerfeld bahwa ia telah
berkonversi kepada penjelasan komplit Einstein tentang gerakan Brown.

4
BAB II
TEORI RELATIVITAS EINSTEIN

A. TEORI RELATIVITAS KHUSUS

Fisika Klasik
Fisika, awal abad ke-20, merupakan kajian teratur sebagaimana dikembangkan pada
abad-abad sebelumnya. Pandangan tentang ruang dan waktu dalam fisika terutama
berdasarkan karya yang dilakukan oleh Galileo dan Newton, dan karya ini diperdebatkan oleh
penyingkapan rahasia baru Einstein. Di samping itu, Einstein juga membuktikan tidak adanya
suatu segi keganjilan sains abad ke-19 yang dikenal sebagai “eter”.

Relativitas Awal
Karena panggung sudah ditata untuk menggambarkan keadaan fisika klasik pada
peralihan abad ke-20, kita dapat mempertimbangkan sumbangan Einstein atas pemahamannya
tentang relativitas khusus. Akan tetapi pertama-tama, kita seharusnya mempelajari dari mana
asal mula gagasan relativitas. Einstein tidak menciptakan gagasan tetapi dia hanya
memperjelas dan memperluas gagasan itu, baik secara fisika dan matematika.

Pandangan Kuno tentang Ruang dan Waktu


Kita dapat memulainya dengan pandangan tentang ruang dan waktu pada masa
sebelum Renaisans, khususnya pada masa Yunani dan Romawi kuno. Pandangan pada masa
itu adalah bahwa kerangka acuan alami untuk memandang dan mengukur benda. Kerangka
acuan ini sederhana; keadaan diam, yaitu, keadaan tidak bergerak. Dalam pandangan dunia
ini, ada kerangka acuan mutlak, yang disebut “diam absolut” dan semua pengamat setuju
bahwa kerangka acuan ini ada pada keadaan diam. Kerangka acuan mutlak ini juta memiliki
waktu mutlak, di mana semua waktu-waktu lainnya dapat diukur.

Pandangan Galileo tentang Relativitas


Perubahan terhadap pandangan sebelum Renaisans tentang ruang dan waktu
terjadi bersamaan dengan karya Galileo Galilei pada pertengahan abad ke-17. Galileo pertama
kali menjelaskan “dasar relativitas”. Gagasan ini baru terjadi ketika Galileo

5
mempertimbangkan hukum fisika seperti apa yang dipakai oleh pengamat di dalam sebuah
kapal laut yang bergerak pada kecepatan tetap dibandingkan dengan pengamat yang diam di
darat. Galileo memperhatikan bahwa selama kapal itu bergerak pada kecepatan tetap, dalam
satu arah, di atas lautan yang tenang tanpa gelombang atau gangguan lain, bahwa seorang
pengamat di dalam kapal tidak mampu melakukan percobaan apa pun untuk membuktikan
bahwa kapal sedang bergerak (kecuali melihat ke luar jendela).
Prinsip relativitas Galileo menyatakan bahwa hasil semua percobaan yang dilakukan
oleh pengamat di dalam kapal akan sama dengan hasil percobaan yang dilakukan oleh
pengamat di darat. Bola akan menggelinding dengan cara yang sama dan akan jatuh ke tanah
dalam waktu yang sama, misalnya. Prinsipnya dapat dinyatakan dengan lebih ringkas dengan
mengatakan bahwa hukum-hukum mekanis fisika dalah sama untuk pengamat yang lembam
(diam atau inersia).

Newton
Hukum-hukum fisika klasik pertama kali dijelaskan oleh Sir Isaac Newton (1643-
1727) pada akhir abad ke-17. Dalam karyanya pada tahun 1687, Philosophiae naturalis
principia mathematica (disebut the Principa), dia menganalisis gerakan dari benda-benda di
bawah bermacam-macam gaya. Hukum-hukum Newton tentang gerak memperhitungkan
prinsip relativitas Galileo dan unsur utama dari teori Newton adalah gagasan bahwa suatu
partikel dalam kerangka acuan diam akan bergerak dalam arah yang pasti ada kecepatan yang
pasti. Newton juga menganggap bahwa waktu dalam kerangka acuan yang beragam dapat
diukur berkenaan dengan waktu mutlak, sesuatu yang tidak berubah.

Persoalan-persoalan dengan Pandangan Newton dan Maxwell mengenai Alam Semesta


Pada akhir abad ke-19, baik rumusan yang rapi, elegan dari Maxwell tentang
elektromagnetisme dan mekanika klasik Newton menunjukkan beberapa persoalan. Beberapa
ketidakkonsistenan yang tampaknya kecil namun para ilmuwan tidak mampu menjelaskannya
dengan memuaskan. Ketidakkonsistenan ini mencakup kenyataan bahwa orbit planet
Merkurius di sekitar matahari sedikit berbeda dari ramalan yang dibuat oleh para ilmuwan
yang mempelajari orbit. Juga, ada persoalan-persoalan dengan persamaan Maxwell, eter, dan
kerangka acuan bergerak. Para ilmuwan sedang mempertimbangkan masalah-masalah yang
sebelumnya telah diterima sebagai kebenaran seperti apakah kecepatan cahaya sesungguhnya
pasti atau tidak.

6
Persamaan Maxwell yang menyatukan studi tentang listrik, magnetisme, dan optik
(dengan memasukkan cahaya sebagai gelombang elektromagnetik), menunjukkan bahwa
kecepatan cahaya adalah ketetapan yang pasti. Namun, keberadaan kecepatan yang pasti
untuk cahaya tidak sesuai dengan pandangan Galileo dan Newton yang menyatakan bahwa
kecepatan bervariasi tergantung pada pengamat. Apabila seorang pengamat yang bergerak
mengukur kecepatan cahaya, hasilnya seharusnya berbeda dari kecepatan yang diukur oleh
seorang pengamat yang tidak bergerak. Namun, persamaan Maxwell membutuhkan kecepatan
cahaya yang pasti tidak beragam, tidak menjadi masalah siapa yang melakukan pengamatan.
Hal ini tentunya sangat membingungkan namun kemudian Einstein dating untuk memberikan
beberapa penjelasan.

Pemecahan Einstein
Dalam makalah tahun 1905, Einstein mengusulkan suatu solusi bagi permasalahan
tentang kecepatan cahaya. Dalam makalahnya, Einstein pertama-tama mendukung prinsip
dasar Galileo tentang relativitas. Pandangan Galileo tentang relativitas hanya dilakukan untuk
hukum-hukum mekanika fisika. Einstein sebaliknya memperluas pernyataan awal itu dengan
memasukkan hukum-hukum fisika. Pernyataan baru Einstein tentang relativitas adalah bahwa
semua hukum-hukum fisika sama untuk pengamat tidak bergerak.

Dalil-dalil Relativitas Khusus Einstein


Pernyataan-pernyataan baru Einstein menunjukkan bahwa bukan hanya tidak ada
percobaan mekanis yang dilakukan pengamat untuk membuktikan apakah dia bergerak atau
tidak (pada kecepatan tetap), tetapi juga tidak ada percobaan optik atau elektromagnetik yang
dapat dia lakukan. Einstein mengatakan bahwa kecepatan cahaya sama untuk semua
pengamat tidak bergerak, dan tidak beragam atau bergantung pada sumber gerakan. Para
pengamat bahkan tidak dapat menggunakan kecepatan cahaya untuk menyampaikan apakah
mereka, atau sumber cahaya, bergerak atau tidak.
Dua dalil tentang relativitas khusus adalah :
Hukum-hukum fisika sama untuk kerangka acuan inersia apa pun.
2. Dalam kerangka acuan inersia, kecepatan cahaya (c) adalah
sama apakah
cahaya itu dikeluarkan oleh suatu sumber yang bergerak (gerakan yang sama,
tidak mengalami percepatan) atau diam.

7
Ruang-waktu
Pandangan Galileo tentang Relativitas membuat kita melupakan gagasan tempat yang
pasti pada ruang. Pandangan baru Einstein tentang relativitas menggunakan pandangan ini
selangkah lebih maju. Pandangan ini tidak hanya menghilangkan gagasan yang pasti di
angkasa, tetapi juga menghilangkan gagasan tentang waktu yang pasti. Peristiwa-peristiwa
yang terjadi pada saat yang sama bersifat sekaligus. Einstein menunjukkan bahwa
keserantakan tidak pasti dalam kerangka acuan. Peristiwa-peristiwa yang muncul bersamaan
bagi seorang pengamat dapat terjadi bagi pengamat lain pada waktu yang berbeda.
Teori ini membuat waktu sebagai waktu yang tidak tetap (variabel) lain dari tempat
“ruang dan waktu”. Dengan bantuan ahli matematika Jerman, Hermann Minkowski (1864-
1909), Einstein menunjukkan bahwa kejadian-kejadian dipertimbangkan seperti terjadi pada
suatu koordinat empat dimensi tertentu; tiga dimensi untuk lokasi ruang yang khas (seperti
garis lintang, garis bujur, dan ketinggian), ditambah dimensi keempat untuk waktu. Dan persis
seperti tiga posisi ruang bisa beragam sesuai dengan kerangka acuan.

Kereta Api Relatif


Einstein menganjurkan suatu percobaan pikiran untuk membantu memahami
bagaimana seorang pengamat dapat berpikir bahwa dua peristiwa bersamaan dan pengamat
lain berpikir dua peristiwa itu tidak bersamaan. Bayangkan sebuah kereta api dengan seorang
pengamat di atas gerbong di tengah kereta api dan pengamat lainnya di tanah. Pada suatu saat
tertentu, dua pengamat itu berhadapan langsung satu sama lain, dan mencocokkan jam mereka
ketika mereka melambaikan tangan sambil berlalu.
Lalu, dua ledakan petir menyambar, satu meninggalkan tanda di ujung depan kereta
dan di tanah pada titik yang sama, dan satu lagi meninggalkan tanda di belakang kereta api
dan pada titik yang sama pada tanah. Kedua pengamat mencatat kejadian ini.
Pengamat di darat mendapat cahaya dari kedua sambaran kilat pada saat yang sama.
Dia mengukur jarak antara kedua tanda di tanah, dan menemukan bahwa dia berdiri tepat di
tengah-tengah dua titik. Karena dia mengetahui bahwa kecepatan cahaya tetap, dia dapat
menyimpulkan bahwa kedua sambaran kilat terjadi pada saat yang bersamaan sebab cahaya
melintas pada jarak yang sama.
Pengamat di atas kereta mempunyai kesimpulan yang berbeda. Dia berdiri di tengah
kereta api dan dia mengetahui bahwa jarak dari tanda yang dibuat kilat di ujung depan kereta
api sama dengan jarak dari tanda yang dibuat kilat di ujung belakang kereta api. Namun, dia

8
mendapat cahaya yang dikeluarkan oleh sambaran kilat di depan kereta sebelum cahaya
dikeluarkan dari sambaran kilat di belakang kereta. Sebab dia mengetahui bahwa kecepatan
cahaya tetap, dan jarak dari masing-masing tanda adalah sama, dia menyimpulkan bahwa
sambaran kilat di depan kereta terjadi sebelum sambaran kilat di belakang kereta.
Bagaimana hal ini bisa terjadi? Kedua kejadian itu bersamaan bagi pengamat di darat,
tetapi tidak bersamaan bagi pengamat di atas kereta api. Kita dapat memahami bagaimana hal
ini terjadi dengan melihat gerakan dari pengamat di atas kereta api. Pada waktu cahaya
menghampirinya dari depan dan belakang kereta api, dia bergerak bersama seluruh gerbong
kereta api. Arah gerakannya adalah menghadap depan kereta api. Jadi, ketika dibandingkan
dengan jarak di tanah, cahaya dari depan kereta api harus melintasi jarak yang lebih sedikit
untuk menghampiri pengamat tersebut. Sementara cahaya dari belakang kereta harus
melintasi jarak yang lebih besar. Perbedaan dalam lintasan waktu ini menjelaskan mengapa
pengamat di atas kereta api menyimpulkan cahaya dari dua peristiwa ini tidak bersamaan.
Dengan demikian, karya awal Einstein tentang relativitas menunjukkan bahwa baik
ruang maupun waktu tidak mutlak. Persepsi dari setiap ruang dan waktu tergantung pada
pengamat dan kerangka acuannya. Namun, Einstein benar-benar mengganti dalil mutlak ini
dengan lebih mendasar dan baru. Dalam teori baru tentang ruang dan waktu, satu-satunya
yang mutlak adalah cahaya. Kecepatan cahaya adalah mutlak, bebas dari kerangka acuan.

Beberapa Teka-teki dari Relativitas Khusus


Di samping hal-hal aneh yang sebelumnya tidak pernah disinggung, dimana peristiwa-
peristiwa tidak lagi bersamaan jika diukur dari kerangka acuan berbeda, relativitas khusu juga
menghasilkan beberapa perilaku yang sangat aneh ketika kecepatan mendekati kecepatan
cahaya. Menggali beberapa dari konsekuensi aneh ini, yang semuanya konsisten dengan
pandangan Einstein tentang alam semesta, menghasilkan banyak gagasan yang menarik yang
mempengaruhi jalan yang diambil oleh sains. Diantaranya, dilatasi (pemuaian) waktu,
penyusutan panjang, dan paradoks kembar.

9
B. TEORI RELATIVITAS UMUM
Setelah keberhasilan relativitas khusus dalam menyatukan ruang dan waktu, Einstein
mulai melakukan penelitian atas teori relativitas umum, yang akhirnya menyatukan relativitas
dan gravitasi, seperti yang awalnya dikembangkan oleh Galileo dan Newton.

Relativitas Khusus Lawan Relativitas Umum


Teori relativitas khusus Einstein merombak cara para ilmuwan memandang ruang dan
waktu. Cara itu menggabungkan ruang dan waktu menjadi teori ruang-waktu yang baru di
mana baik waktu dan jarak adalah variabel bukannya faktor tetap. Satu-satunya jumlah tetap
dalam relativitas khusus Einstein adalah kecepatan cahaya. Namun, relativitas khusus dibatasi
kerangka acuan inersia (kerangka yang tidak mempercepat atau mengubah arah).
Einstein mulai melakukan penelitian segera untuk melakukan generalisasi teori
relativitasnya. Dia menginginkan suatu teori yang menjelaskan apa yang terjadi bukan hanya
kerangka acuan inersia tetapi juga kerangka apa pun yang menggerakkan, mempercepat, atau
mengubah arah. Ketika kerangka itu dipadamkan, ada masalah lain dengan relativitas khusus,
yakni relativitas khusus bertentangan dengan hukum gravitasi Newton. Dalam penelitian
untuk meyatukan gravitasi dan relativitas, Einstein akhirnya menghasilkan teori relativitas
umum.
Teori relativitas umum Einstein juga disebut “Hukum Gravitasi Einstein”, dan
berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Galileo dan Newton tentang tarikan gravitasi.
Mulai tahun 1907, Einstein memulai percobaannya untuk menggunakan gravitasi sebagai
sesuatu yang tetap dalam teori gravitasi yang lebih umum, persis seperti kecepatan cahaya
yang tetap dalam teori relativitas khusus.

Sebuah Kotak di Ruang Angkasa


Einstein mengajukan sebuah percobaan pemikiran seperti yang dia lakukan beberapa
waktu sebelumnya untuk mempertimbangkan masalah relativitas umum. Dalam hal ini, dia
membayangkan seorang pengamat dalam stasiun ruang angkasa, cukup jauh dari benda-benda
lainnya sehingga tidak tunduk pada gaya gravitasi apapun. Karena tidak ada benda apapun
yang cukup dekat untuk memberikan gaya gravitasi, pengamat dalam kotak itu akan
mengapung di sekitarnya.
Namun, Einstein lalu mempertimbangkan apa yang terjadi jika sebuah tali diikatkan
pada kotak itu, dan beberapa “keadaan” luar mulai menarik kotak itu dengan kekuatan tetap.

10
Aktivitas ini akan menyebabkan kotak dan pengamat di dalamnya bergerak cepat ke atas
menuju keadaan yang menarik tali itu. Pengamat dalam kotak tersebut tidak akan mengapung
lagi tapi dia akan menuju dasar kotak dan dia harus berdiri di sana.
Pengamat tersebut juga dapat melakukan eksperimen dengan menjatuhkan benda
dalam kotak atau mengelindingkan benda-benda itu dari tempat yang miring, dan mendapati
bahwa benda-benda tersebut bergerak dengan cepat menuju lantai pada kecepatan tetap.
Dengan demikian, pengamat itu akan menyimpulkan bahwa dia ada dalam kotak yang besar,
dia mungkin akan berfikir mengapa kotak itu sendiri tidak jatuh, dan ketika dia memukuli tali
itu (digunakan keadaan yang tidak terlihat) maka dia akan menyimpulkan bahwa kotak itu
tergantung pada tali tersebut.
Jadi, apakah pengamat dalam kotak itu salah? Einstein menyatakan bahwa sebenarnya
pandangan pengamat dalam kotak itu persis sama besarnya dengan pandangan pengamat di
luar, atau seorang yang dapat melihat seluruh sistem. Yaitu, tidak ada perbedaan antara,
berada dalam sebuah kotak yang berkecepatan sama (kerangka acuan), dan berada dalam
medan gravitasi yang sama.

Prinsip ekuivalensi
Sebenarnya, percobaan pikiran yang sederhana ini menuju prinsip dasar relativitas
umum. Ingat bahwa relativitas khusus didasarkan pada gagasan bahwa kerangka acuan inersia
adalah sama, dan bahwa pengamat tidak dapat menyatakan apakah dia diam atau dalam
rangka acuan bergerak pada kecepatan tetap. Relativitas umum memperluas gagasan ini.
Dalam relativitas umum, kerangka acuan yang cepat sebanding dengan kerangka acuan di
mana ada medan gravitasi yang sama. Gagasan ini disebut prinsip ekuivalensi Einstein, dan
Einstein mengatakan bahwa penemuan gagasan ini, pada tahun 1907, adalah pemikiran yang
paling membahagiakan dalam hidupnya.
Prinsip ekuivalensi Einstein mengatakan bahwa tidak ada cara untuk membedakan
antara kerangka acuan percepatan dan kerangka acuan di mana ada medan gravitasi yang
sama. Dengan kata lain, percepatan dan gravitasi dengan tepat menciptakan kondisi yang
sama, dan pengamat dalam ruang tertutup tidak dapat melakukan percobaan apa pun
untuk membedakan keduanya.
Hasil lain dari prinsip ekuivalensi adalah
1. pergeseran atau perubahan warna merah secara gravitasi yang dapat dijelaskan
dengan efek Doppler, perubahan warna merah dan biru,

11
2. waktu dan ketinggian yang dapat dijelaskan dengan jam yang bergerak cepat di atas
gunung, dan dampak pada system penentuan posisi global,
3. lengkungan ruang yang tidak mengakui geometri Euclid dan dijelaskan oleh Einstein
melalui ruang yang dibelokkan,
4. menyelesaikan masalah perihelium Merkurius.
Pembelokan Cahaya dalam Suatu Medan Gravitasi
Setelah makalahnya pada tahun 1907 tentang prinsip ekuivalensi, Kontribusi Einstein
berikutnya dalam bidang relativitas umum tidak muncul hingga tahun 1911. Sebagai bagian
dari prinsip ekuivalensinya, Einstein menyadari bahwa cahaya itu sendiri seharusnya
dibelokkan oleh medan gravitasi. Namun, ketika mempertimbangkan ukuran bumi, Einstein
berpendapat bahwa kecil kemungkinan adanya eksperimen tentang klaim seperti ini.
Meskipun demikian, dalam makalahnya tahun 1911, Einstein menyadari bahwa
pembelokan cahaya dapat dilihat melalui pengamatan astronomis. Massa bintang-bintang dan
galaksi, menurut dugaan Einstein, cukup luas untuk membelokkan cahaya ke tingkat yang
cukup dapat diamati.

Pengukuhan Pengamatan
Ramalan Einstein yang berani bahwa cahaya dapat dibelokkan oleh medan gravitasi
dengan cukup mengagumkan dikukuhkan oleh pengamatan-pengamatan yang dilakukan pada
tanggal 29 Mei 1919, selama gerhana matahari total. Para ahli astronomi membuat
pengukuran yang sangat seksama tentang posisi bintang-bintang dekat matahari selama
gerhana terjadi. Mereka melihat bahwa posisi yang tampak dibelokkan dengan jarak dari 1,7
detik busur lingkaran, suatu jarak yang sangat kecil, tetapi merupakan jarak yang telah
diramalkan oleh Einstein. Pengukuran ini menyingkirkan batas-batas ketepatan ilmiah pada
waktu itu, tetapi cukup tepat untuk mengukuhkan teori Einstein.

Einstein membuktikan bahwa cahaya pun dipengaruhi oleh gravitasi


Posisi bintang jauh yang tampak ketika sinarnya berada dekat dengan matahari
Sinar “dibelokkan’ oleh medan gravitasi
Matahari yang kuat
Jalur yang dibelokkan
Pergeseran posisi bintang yang tampak

12
Bintang Jauh

Pengukuhan teori Einstein tahun 1919 membuat Einstein terkenal dalam waktu singkat
dan mitos tentang Einstein sang genius mulai dibangun. Hanya dalam tempo enam bulan
setelah akhir PD I, orang-orang mengakui bahwa ilmuwan berusia empat puluh tahun ini telah
menguak tabir dengan sangat mengagumkan dalam bidang sains murni yang tidak
terpengaruh oleh konflik politik atau sosial.
1 Pengamatan tahun 1919 tentu membuat Einstein dan relativitas umum menjadi
10
pusat perhatian, tetapi keraguan tetap ada tentang apakah teorinya benar adanya atau
tidak. Pengamatan gerhana memiliki tingkat kesalahan sampai 20%, tidak cukup tepat untuk
mengesampingkan beberapa teori gravitasi yang bersaing dengan teori Einstein. Hingga
akhirnya satelit Hipporcos memetakan posisi binatang dengan akurasi yang belum pernah
terjadi sebelumnya, dari tahun 1989 sampai tahun 1993, para ilmuwan akhirnya mempunyai
cukup bukti untuk menunjukkan bahwa ramalan Einstein benar sampai tingkat akurasi dari
1% - satu dalam seribu. Hal ini cukup untuk meyakinkan bahkan ilmuwan yang paling skeptis
sekalipun.

Bentuk Akhir Relativitas Umum


Pada tanggal 25 November 1915, setelah sejumlah awal percobaan yang keliru dan
kesalahan lainnya, Einstein menyerahkan makalah, yang kira-kira berjudul “Persamaan
Medan Gravitasi”, yang akhirnya memiliki persamaan medan untuk relativitas umum. Hampir
semua teman Einstein pada masa itu bingung dan heran oleh serangkaian makalah cepat
antara tahun 1912 dan 1915, yang masing-masing mengoreksi, mengubah, dan memperluas
makalah-makalah sebelumnya.
Salah satu dari perluasan pertama relativitas umum dilakukan oleh Karl Schwarzschild
(1873-1916) pada tahun 1916. Dalam makalah ini, Schwarzchild memecahkan persamaan
relativitas umum dan gravitasi Einstein untuk menemukan medan gravitasi benda besar dan
padat. Penelitian ini menuju pada penemuan lubang hitam, bintang neutron, dan benda-benda
astronomis lainnya.
Pada bulan Maret 1916, Einstein menulis sebuah artikel yang menyimpulkan dan
menjelaskan fondasi, penyokong relativitas umum dalam istilah yang lebih mudah dipahami.

13
Artikel tersebut dan satu lagi yang dia tulis tidak lama kemudian menjadi sumber resmi untuk
relativitas umum.
Tiga pernyataan penting mengenai relativitas umum adalah sebagai berikut
1. Ruang dan waktu tidak kaku. Bentuk dan struktur ruang dan waktu dipengaruhi oleh
materi dan energi.
2. Materi dan energi menentukan bagaimana ruang, dan ruang waktu berbentuk kurva
lengkung.
3. Ruang dan pelengkungannya menentukan bagaimana materi bergerak.

Relativitas umum benar-benar dikukuhkan dengan sangat kuat dalam bidang fisika.
Hal ini membuat banyak ilmuwan yang menolak gagasan baru Einstein pada masa itu
menyesal. Teori tersebut ternyata masuk akal dan beberapa tahun kemudian ketika nama besar
Einstein meningkat, semakin banyak ilmuwan yang mulai mengerti dan mengembangkan
teori-teori pemecahan Einstein.

14
C. TEORI EINSTEIN DALAM AL-QUR’AN
Di dalam teori relativitas Einstein setidaknya ada dua hal yang menjadi titik acuan yakni :
1. kecepatan cahaya adalah kecepatan tertinggi yang ada di alam
ini, artinya manusia tidak mungkin dapat mencapai atau menyamai kecepatan cahaya
tersebut. Kecepatan cahaya adalah 2,998 x 105 km/detik atau dibulatkan menjadi 300.000
km/detik.
2. benda yang bergerak akan memiliki massa yang lebih besar dari
pada massa diamnya. Teori Einstein ini kemudian terkenal dengan teori relativitas khusus
Einstein. Menurut Einstein hubungan antara massa dan yang bergerak dan massa diamnya
adalah sebagai berikut :
m0
m=
v2
1− 2
c dimana:
m = massa benda bergerak,
m0 = massa diam benda (tak bergerak),
v = kecepatan benda bergerak,
c = kecepatan cahaya.

Penelusuran Teori Einstein Dalam Al-Qur’an


1. Teori Einstein mengatakan bahwa kecepatan cahaya adalah kecepatan tertinggi
yang ada di alam ini. Di dalam Al-Qur’an ada ayat yang mengatakan bahwa :
“Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya, dan Dia tentukan
perjalanannya, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan hisab (perhitungan).
Allah menjadikan tidak lain kecuali dengan benar. Dia menerangkan tanda-tanda
kebesaran-Nya bagi kaum yang mengetahui.”(QS. Yunus, 105).
Berdasarkan ayat di atas, tersirat suatu pengertian bahwa :
a.Matahari (bersinar) dan bulan (bercahaya) telah ditentukan oleh Allah SWT mengenai
perjalanannya. Ini berarti matahari dan bulan punya garis edar (orbit) sendiri-sendiri.
Mengenai garis edar (orbit) matahari dan bulan diperjelas lagi di dalam ayat:
“Dan Dialah yang mencipatakn malam dan siang, matahari dan bulan, masing-
masing pada garis edarnya.”(QS. Al Anbiya’.21:33).

15
Pendapat pertama yaitu adanya garis orbit matahari dan bulan didukung oleh ayat 33
surat Al Anbiyaa’. Kalau dikaitkan dengan kenyataannya bahwa matahari sebagai pusat
orbit (helio centris) segala planet yang ada pada tatasurya, maka garis edar matahari
tersebut dapat diartikan sebagai titik pusat orbit, sehingga planet-planet tidak
bertabrakan.
b. Matahari dan bulan ditentukan perjalanannya tersirat
dari adanya perhitungan tahun dan bulan berdasarkan perjalanan matahari dan bulan
tersebut. Hal ini mudah dipahami karena perhitungan kalender yang ada di dunia ini
juga berdasarkan bumi mengelilingi matahari dan perjalanan bulan mengelilingi bumi
sesuai dengan garis orbitnya.
c.Matahari bersinar dan bulan bercahaya telah ditentukan perjalanannya, dalam pengertian
in tersirat juga suatu tantangan untuk mengetahui atau mencari berapa kecepatan
perjalanan sinar dan kecepatan perjalanan sinar dan kecepatan perjalanan cahaya. Untuk
memudahkan secara fisis, pengertian kecepatan sinar sama saja degan kecepatan cahaya.

Mengenai kecepatan cahaya dijelaskan secara tersirat di dalam ayat:


“Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian naik (kembali) kepadaNya
dalam satu hari yang kadarnya sama dengan seribu tahun menurut hitungan
kamu.”(QS. As Sajdah, 32:5).

Berdasarkan ayat di atas tersirat adanya yang menjalankan urusan dari langit ke bumi
kemudian naik kembali menghadap kepadaNya. Siapakah dia yang menjalankan urusan
tersebut dan menghadap Tuhan? Itu tidak lain adalah malaikat. Malaikat diciptakan Allah
dari cahaya (nur) dan kecepatan malaikat turun dari langit ke bumi kemudian kembali lagi
menghadap Allah dalam 1 hari yang lamanya sama dengan 1000 tahun ukuran manusia.
Nah, dari pemikiran inilah akan dibuktikan bahwa Al-Qur’an telah lebih dahulu memuat
apa yang disebut sebagai teori Einstein. Selain itu dari pemikiran ini akan dihitung berapa
kecepatan cahaya dengan menggunakan perhitungan matematika dan fisika yang berbasis
ayat-ayat Al-Qur’an.

Perhitungan Kecepatan Cahaya Berbasis Al-Qur’an


Berdasarkan QS. As Sajdah ayat 5 di atas, Allah memberi isyarat adanya jarak yang
ditempuh malaikat (nur = cahaya), lamanya (waktu), dan kecepatannya. Secara matematis
dapat dituliskan:

16
Jarak yang ditepuh = (kecepatan cahaya) x (waktu tempuh)
Atau secara fisika dan mekanika dapat ditulis:
s = (v ) x ( t )
s
v= Jarak yang ditempuh dan lama waktu
t
tempuh dapat dihitung sebagaimana yang
telah dilakukan oleh DR. Mansour HasafElNabi, seorang ahli astrofisika Mesir yang
menemukan cara perhitungannya. Perhitungannnya adalah sebagai berikut:

(Jarak yang ditempuh oleh “sang urusan” (malaikat/nur) dalam satu hari)
=
(Jarak yang ditempuh oleh bulan selama 1000 tahun atau 12.000 bulan)

c.t = 12.000 . L
dengan keterangan:
c = kecepatan cahaya yang akan dihitung
t = waktu selama satu hari
L = panjang rute edar bulan selama satu bulan

Untuk menghitung lebih lanjut, perlu diketahui bahwa dalam bidang astronomi
dikenal 2 sistem kalender bulan, yaitu:
1) Sistem Sinodik, yaitu kalender bulan yang
didasarkan pada penampakan bulan dan matahari apabila dilihat dari bumi.
1 hari = 24 jam.
1 bulan = 29,52059 hari.
2) Sistem Sideral, yaitu kalender bulan yang
didasarkan pada pergerakan relatif bulan dan matahari terhadap bintang dan alam
semesta.
1 hari = 23 jam 56 menit 4,0906 detik
1 bulan = 27,321661 hari.

Dalam perhitungan astronomi terbukti bahwa perhitungan dengan menggunakan


sistem sideral akan menghasilkan perhitungan kecepatan cahaya yang lebih tepat, yaitu
mendekati perhitungan harga c yang sudah ada. Perhitungan yang akan digunakan pada
pembahasan kali ini adalah perhitungan dengan sistem sideral.

17
Menurut sistem sideral, lintasan bulan berupa garis lengkung (kurva), panjangnya
sama dengan:
L=v.T
Dalam astronomi kecepatan bulan (v) ada 2 macam, yaitu: kecepatan relatif terhadap
bumi dan kecepatan relatif terhadap bintang dan alam semesta. Pemahaman mengenai
keduanya adalah sebagai berikut:
a) Kecepatan relatif terhadap bumi yang
besarnya dapat dihitung berdasarkan persamaan berikut:
v* = 2πR/T
dimana:
R = jari-jari revolusi bulan = 384.264 km.
T = periode revolusi bulan = 655,71986 jam.
v* = 2 (3,14) (384.264) km / (655,71986) jam = 3.682,07 km/jam.

b) Kecepatan relatif terhadap bintang dan


alam semesta
Untuk kecepatan relatif bulan terhadap bintang dan alam semesta ini diperlukan koreksi
dari nilai hasil perhitungan kecepatan relatif terhadap bumi. Mengenai hal ini Einstein
sangat mendukung menghitung kecepatan bulan relatif terhadap bintang dan alam
semesta, dengan memasukkan factor cosinus terhadap kecepatan bulan relatif terhadap
bumi. Sehingga kecepatannya menjadi:
v = v* . cosα = v* .cos 26,92848

Bila dihitung lebih lanjut


C . t = 12.000 L ; (ingat: L = v . T = v* cos α T)
C . t = 12.000 . v. T
C . t = 12.000 . (v* cos α . T )

Dimana telah diketahui bahwa:


t = 86164,0906 detik
T = 655,71986 jam
v* cos α = (3.682,07 km/jam) cos 26,92848 = (3.682,07 km/jam) (0,89159)
Sehingga kecepatan cahaya dapat dihitung:
C = 12.000 . (v* cos α) T/t

18
C = 12.000 . (3.682,07 km/jam . 0,89159) . 655,71986 jam/86164,0906 detik
C = 299.792 km/detik

Harga C berdasarkan perhitungan Al-Qur’an di atas merupakan hasil terbaik dari


kecepatan cahaya. Perbandingan harga C berdasarkan perhitungan Al-Qur’an dengan hasil
pengukuran yang pernah dilakukan oleh orang selama ini:

Hasil Pengukuran Cahaya “c”


No. Pengukuran Menurut Versi Metode/Cara Hasil yang Diperoleh
1 Al Qur’an - 299.792,5 km/detik
2 US Nat. Bur. Of Stand. - 299.792,4574 km/detik
3 The British Nat. Physics. Lab - 299.792,4590 km/detik
4 James Bradley (1728) Aberasi bintang 301.000,0 km/detik
5 Armand Fizeau (1849) Roda gigi 315.000,0 km/detik
6 Leon Foucault (1850) Cermin berputar 298.000,0 km/detik
7 Rosa dan Dorsey ( 1907) Elektromagnetik 299.788,0 km/detik
8 Albert Michelson (1926) Cermin berputar 299.796,0 km/detik
9 Smith Essen (1947) Resonator 299.792,0 km/detik
10 K.D. Froome (1958) Radio interferor 299.792,5 km/detik
11 Evansons (1973) Sinar laser 299.792,4574 km/detik

Dari hasil pengukuran seperti tabel di atas, tampak bahwa pengukuran kecepatan cahaya
berdasarkan Al-Qur’an adalah yang paling mendekati harga sebenarnya karena harga “c”
berdasarkan pengukuran no. 2,3,20, dan 11 kalau digabungkan dan dilakukan harga
pembulatan maka harga pembulatan akan mendekati harga perhitungan berdasarka Al-
Qur’an. Hal ini menunjukkan bahwa Al-Qur’an benar-benar dapat dipakai sebagai acuan
ilmu pengetahuan, sebagai wahyu yang wajib dipelajari dengan analisis tajam, sekaligus
sebagai bukti bahwa kandungan ayat-ayat kaunniyyah Al-Qur’an itu benar adanya karena
penulisnya adalah Sang Pencipta alam semesta ini. Subhanallah, Allahu Akbar.

2. Pembuktian teori relativitas Einstein yang berkaitan dengan massa

19
Telah dijelaskan di atas bahwa didalam teori Einstein dijelaskan bahwa:
m0
m=
v2
1− 2
c Dimana:
m = massa benda bergerak
m0 = massa diam benda (tak bergerak)
v = kecepatan benda yang bergerak
c = kecepatan cahaya

Teori relativitas Einstein tersebut jika diterapkan kepada usaha manusia untuk pergi ke
bintang (luar angkasa) di luar tata surya kita, mengandung pengertian bahwa manusia
harus terbang dengan kecepatan mendekati atau sama dengan cahaya. Mengapa harus
terbang mendekati atau sama dengan cahaya? Karena perjalanan menuju bintang terdekat
dari tata surya kita, yaitu bintang alpha centauri jaraknya kurang lebih 4 tahun cahaya.
Jarak 4 tahun cahaya dalam bidang astronomi akan sama dengan:
(4 x 365 x 24 x 60 x 60) detik x 300.000 km/detik = 378,432 x 1011 km.
Atau sama dengan = 37.843.200.000.000 km.
Berarti jika manusi akan menempuh jarak tersebut dengan kecepatan cahaya akan
memerlukan waktu 4 tahun, terbang non stop. Coba kita analisa persoalan tersebut:
Manusia terbang dengan kecepatan cahaya, jelas tidak bisa.
b. Seandainya bisa terbang
kecepatan cahaya, maka massa manusia menjadi (dimana manusia terbang dengan
kecepatan v = c):
m0 m0 m0 m0
m= = = = =∞
c2 1−1 0 0 Massa manusia menjadi tak terhingga, jelas
1−
c2 tidak mungkin dan berarti bahwa analisa b
juga tidak bisa.

Dari analisa a dan b dapat disimpulkan bahwa jika manusia akan pergi ke bintang
terdekat, di luar tata surya kita, jelas tidak bisa.

Bagaimana jika kecepatan terbang dikurangi, misalkan dengan kecepatan 1/100 kecepatan
cahaya. Berarti kesempatannya = 3000 km/detik = 3000 x 3600 km/jam = 10.800.000.
km/jam. Jika kita analisa kemungkinan persoalan ini:

20
c. Kendaraan atau pesawat
luar angkasa berkecepatan 10,8 juta km/jam, rasanya mustahil bisa diciptakan, karena
factor gesekan udara yang menimbulkan panas sangat tinggi pada pesawat yang
kemudian menyeababkan pesawat akan terbakar. Jelas bahwa pengandaian ini tidak
bisa.
d. Seandainya kecepatan
10,8 juta km/jam bisa dicapai, maka waktu tempuh ke bintang terdekat tersebut akan
sama dengan:
4 tahun / (1/100) = 400 tahun
Hal ini berarti bahwa manusia harus terbang selama 400 tahun non stop. Ini juga jelas
tidak bisa.

Dari analisa c dan d, dapat disimpulkan bahwa manusia jika akan pergi ke bintang
terdekat di luar tata surya kita jelas tidak bisa. Jadi, teori relativitas Einstein tersebut jika
diterapkan pada keinginan manusia untuk melakukan penerbangan ke bintang terdekat di luar
tata surya kita, jelas tidak bisa. Artinya teori Einstein benar.

Teori Einstein ditinjau dari Al-Qur’an:


“….jika kamu menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka tembuslah. Kamu
tidak bisa menembusnya melainkan dengan kekuatan.”(QS. Ar Rahman, 55:33).

Ayat di atas mengisyaratkan bahwa manusia tidak bisa keluar dari tata surya, tidak bisa
terbang ke bintang terdekat, sesuai dengan analisa a, b, c, dan d di atas. Manusia sudah bisa
pergi ke bulan karena sudah memiliki kekuatan yaitu ilmu peroketan untuk mengalahkan gaya
tarik bumi. Akan tetapi perjalanan manusia ke bulan, termasuk ke dalam ruang lingkup tata
surya kita dan belum ke luar tata surya. Perjalanan manusia keluar dari tata surya, berdasarkan
apa yang tersirat dalam ayat di atas dan berdasarkan analisa a, b, c, d dari teori Einstein,
keduanya menyatakan bahwa manusia tidak mungkin untuk terbang menuju ke bintang yang
ada di luar tata surya kita. Berdasarkan penjelasan ini maka secara tidak langsung Al-Qur’an
telah memuat teori Relativitas Einstein.

D. APLIKASI TEORI EINSTEIN

21
Sistem Penentuan Posisi global
Apakah Anda memiliki mobil dengan system penentuan posisi global fantastis di
dalamnya? Pernakah Anda melihat GPS tangan yang dijual di took teknologi yang trendi
dan takjub ketika lingkungan Anda telah dipetakan sehingga seluruh dunia dapat melihat?
Berterimakasihlah kepaa Einstein karena dia membuat peralatan baru yang bagus ini
menjadi mungkin.

Hubungan dengan Relativitas


Relativitas umum membawa pada sejumlah terobosan ilmiah dan perubahan teoritis,
tetapi relativitas umum juga membuka jalan bagi teknologi pribadi yang mempengaruhi
bagi manusia dalam kehidupan keseharian mereka. Salah satu “efek samping” relativitas
adalah gagasan bahwa waktu berlalu pada kecepatan berbeda tergantung pada ketinggian
di mana Anda berada. Dampak ini harus diperhitungkan ketika system GPS dirancang.

Bagaimanakah GPS bekerja?


GPS bekerja dengan menerima sinyal dari satelit yang mengorbit bumi. Sinyal dikirim
dengan satelit ganda, dan ada penundaan waktu karena kenyataannya sinyal dikeluarkan
saat jeda. Sinyal-sinyal ini berupa kode sehingga alat GPS (biasanya unit yang
dioperasikan dengan tangan, dibuat terpadu ke dalam mobil, pesawat atau alat transportasi
lainnya) mengetahui dengan tepat dimana satelit berada (dan bagaimana satelit itu
ditempatkan) pada waktu sinyal dipancarkan. Kecepatan cahaya digunakan untuk
mentransfer penundaan waktu antara satelit menuju tempat-tempat jauh, dan system GPS
mampu menetapkan dengan tepat di mana ia berada kapan pun pada waktu tertentu.

Untuk menentukan dengan tepat titik pada permukaan, jam pada satelit GPS harus
bergerak dengan akurasi satu nanodetik (sepersemiliar detik). Namun, satelit-satelit
bergerak sesuai dengan pengamat di bumi. Jadi, baik relativitas khusus dan umum harus
diperhitungkan. Perancang system GPS harus mempertanggung jawabkan baik dilatasi
waktu dari relativitas khusus, dan fakta bahwa waktu bergerak pada tingkat yang berbeda
tergantung pada ketinggian, maupun dilatasi waktu dari relatvitas umum.

22
Kita harus berterima kasih kepada Einstein, efek-efek ini dapat dihitung dengan tepat
dan menciptakan jam pada satelit GPS. Tanpa koreksi relativitas, satelit GPS akan gagal
melakukan sinkronisasi dalam menit, dan kesalahan posisi pada permukaan akan mulai
bertambah kira-kira sebesar 10 kilometer setiap hari! Tanpa teori relativitas Einstein,
penempatan GPS tidak akan mungkin, dan pesawat terbang serta pengembara akan
mengalami lebih banyak masalah menemukan jalnnya di palanet kita.

23
24
BAB III
PENUTUP

Teori Relativitas Einstein ada dua yakni teori Relativitas Khusus dan Teori Relativitas
Umum. Dalil keduanya adalah:

A. Dua dalil tentang relativitas khusus adalah :


Hukum-hukum fisika sama untuk kerangka acuan inersia apa pun.
2. Dalam kerangka acuan inersia, kecepatan cahaya (c) adalah
sama apakah cahaya itu dikeluarkan oleh suatu sumber yang bergerak (gerakan yang
sama, tidak mengalami percepatan) atau diam.

B. Tiga pernyataan penting mengenai relativitas umum adalah sebagai berikut:


1. Ruang dan waktu tidak kaku. Bentuk dan struktur ruang dan waktu dipengaruhi
oleh materi dan energi.
2. Materi dan energi menentukan bagaimana ruang, dan ruang waktu berbentuk
kurva lengkung.
3. Ruang dan pelengkungannya menentukan bagaimana materi bergerak.

25

Anda mungkin juga menyukai