OLEH:
LUH MADE INDRASUARI 17708041
I MADE ANGGITA CHANDRA 17708021
PEMBIMBING:
dr. I GUSTI PUTU WIADNJANA, MPH
KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS-ILMU KEDOKTERAN
PENCEGAHAN (IKK-IKP)
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS WARMADEWA
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
rahmatnya-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan penelitian kami dengan judul “Tingkat
Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Remaja Tentang Kesehatan Reproduksi di Desa Kelili Tahun
2017” tepat pada waktunya.
1. dr. Gst Putu Wiadnjana, MPH yang telah membimbing dan memberi masukan kepada
penulis
2. UPT Kesmas Tegallalang I yang telah memberikan data terhadap penelitian
3. Orang tua dan rekan-rekan yang telah memberi bimbingan dan motivasi pada penulis
Dalam kesempatan ini pula, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
terhadap laporan ini dari pembaca. Semua kritik dan saran yang berkaitan dengan laporan ini
akan penulis terima dengan baik.
Penulis
DAFTAR ISI
2.5 Sikap..........................................................................................................7
2.6 Perilaku......................................................................................................7
LAPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
Halaman
Remaja adalah periode pertumbuhan dan perkembangan manusia yang terjadi setelah masa kanak-
kanak dan sebelum dewasa, dari usia 10 sampai 19 tahun. Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan
fisik, mental, dan sosial yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan, tetapi dalam segala
aspek yang berhubungan dengan proses reproduksi, fungsi, dan sistem dalam semua tahap kehidupan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku remaja tentang
kesehatan reproduksi. Jenis penelitian ialah deskriptif dengan desain potong lintang, menggunakan
kuesioner sebagai alat pengumpul data. Populasi penelitian ini adalah seluruh anggota Seka Teruna
Teruni Banjar Gede, Desa Keliki, Kecamatan Teglallalang, Kabupaten Gianyar. Hasil penelitian
mendapatkan 65 responden. Terdadpat 64 responden (98,5%) memiliki pengetahuan yang baik, 39
responden (60%) memiliki sikap yang cukup tentang kesehatan reproduksi, dan perilaku remaja tentang
kesehatan reproduksi dari (36,8%) responden menunjukan kategori kurang.
Simpulan: Sebagian besar remaja memiliki pengetahuan
dan perilaku yang baik dan sikap yang cukup, namun terdapat 24 (36,8%) responden yang sudah
melakukan hubungan seksual.
Adolescence is a period of human growth and development that occurs after childhood and before
adulthood, from the age of 10 to 19 years. Reproductive health is the whole physical, mental, and social
condition, which is not only free from disease or disability, but also in every aspect related to the process
of reproduction, function, and system at all stages of life. This study aimed to find out the level of
knowledge, attitudes, and behaviour of the adolescents about reproductive health. The type of this
research was descriptive with cross sectional design, using questionnaire as data gathering tool. The
population of this research were the members of Seka Teruna Teruni Banjar Gede, Keliki Village,
Teglallalang District, Gianyar Regency. The results obtained 65 respondents. 64 respondents (98.5%)
had good knowledge, 39 respondents (60%) had enough attitudes about reproductive health, and about
the adolescents’ behaviour of reproductive health of 24 (36,8%) respondents showed bad category.
Conclusion: Most adolescents had good knowledge and behaviour and adequate attitude, but 24 (36.8%)
respondents had sexual intercourse.
PENDAHULUAN
Masa remaja menurut World Health Organization (WHO) merupakan periode perkembangan
antara pubertas, peralihan biologis dari masa anak-anak dan masa dewasa, yaitu antara umur
10-19 tahun. Menurut badan statistik tahun 2010 memperlihatkan bahwa remaja berjumlah
43.5 juta atau 18% dari jumlah penduduk. Isu Kesehatan reproduksi dan seksual remaja
menjadi penting bagi pembangunan nasional mengingat besarnya populasi penduduk remaja
tersebut dan dampak jangka panjang yang dapat ditimbulkan dari persoalan kesehatan
reproduksi dan seksual remaja. Sementara, penduduk remaja kita saat ini masih rentan terhadap
masalah kesehatan reproduksi dan seksual seperti perkawinan remaja, pengetahuan mengenai
kesehatan reproduksi dan seksual yang rendah, penyakit menular seksual seperti HIV dan
AIDS, aborsi yang tidak aman, maupun kekerasan berbasis gender. Berdasarkan Riset
Kesehatan Dasar tahun 2010, sebanyak 41,9 % usia perkawinan pertama berada pada kelompok
usia 15-19 tahun, dan 33,6% berada pada kelompok usia 20-24 tahun1.
Untuk mendukung program KIA-KB mewujudkan target 0 kasus kehamilan usia kurang
dari 20 tahun, perlunya pengetahuan, sikap dan perilaku remaja mengenai kesehatan reproduksi
seperti ciri perubahan fisik saat pubertas, kebersihan organ reproduksi, dampak perilaku seks
pranikah, penyakit menular seksual dan konsep pacaran sehat. Oleh karena itu, penelitian ini
akan dilakukan sebagai suatu observasi tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku remaja
mengenai reproduksi di Desa Keliki4.
Bagaimana tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku remaja mengenai kesehatan reproduksi
di Desa Keliki?
1. Peneliti menjadi lebih memahami tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku remaja
mengenai kesehatan reproduksi di Desa Keliki?
Penelitian ini diharapkan mampu menjadi dasar pertimbangan bagi pengelola program
dalam memberikan promosi kesehatan mengenai kesehatan reproduksi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Remaja
Remaja merupakan peralihan antara masa anak-anak dengan dewasa yang masuk dalam
rentangan usia 10-24 tahun. Usia remaja sangat berkaitan erat dengan perubahan-perubahan
yang terjadi pada fisik maupun psikologisya, perubahan ini disebut dengan masa pubertas. Pada
masa pubertas seorang remaja mengalami perubahan yang spesifik antara laki-laki dengan
perempuan. Pada laki-laki terjadi mimpi basah, pertumbuhan jerawat dan rambut di area
kemaluan ketiak, perubahan suara, pembesaran kelamin, dan lain sebagainya. Sedangkan pada
perempuan terjadi menstruasi, pertumbuhan payudara, pinggul membesar, tumbuh jerawat dan
rambut pada kemaluan. Selain mengalami perubahan, remaja juga memiliki ciri khas, yaitu
rasa keingintahuan yang besar dan berani mengambil resiko tanpa adanya pertimbangan
matang sebelumnya. Hal ini dapat mengakibatkan remaja mudah mengalami perilaku beresiko
yang akan menghantarkan mereka pada tindakan-tindakan negatif sehingga dapat
mempengaruhi kesehatan reproduksinya5.
2.4 Pengetahuan
Notoatmodjo (2014) menjelaskan bahwa, pengetahuan adalah hal yang diketahui oleh orang
atau responden terkait dengan sehat dan sakit atau kesehatan. Sebagian besar pengetahuan
manusia diperoleh melalui pendidikan, pengalaman orang lain, media masa dan lingkungan.
Pengetahuan merupakan hal penting yang akan membentuk suatu perilaku seseorang.
Pengetahuan diperlukan sebagai pendukung dalam menumbuhkan rasa percaya diri maupun
sikap dan perilaku sehari-hari sehingga dapat dikatakan pengetahuan merupakan fakta yang
mendukung tindakan seseorang11.
Pengetahuan yang baik dipengaruhi oleh jenjang pendidikan dan peran orang tua dari
remaja. Kurangnya informasi mengenai perilaku seks disebabkan oleh kurangnya peran orang
tua dan adanya situasi yang mendukung. Untuk itu perlunya informasi tentang pemenuhan
kebutuhan remaja melalui program yang tepat termasuk pendidikan dan konseling,
perlindungan remaja terhadap kekerasan seksual, memberikan informasi mengenai kesehatan
reproduski, serta pencegahan PMS (premenstrual syndrome), prevensi HIV/AIDS, program
prevensi dan perawatan pelecehan seksual remaja, sehingga remaja dapat memahami perlunya
menjaga kesehatan reproduksi dan mengerti tentang dampak yang ditimbulkan dari perilaku
yang tidak bertanggung jawab12.
2.5 Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu
stimulus atau objek. Sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Sikap seseorang
terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak maupun perasaan tidak
mendukung atau tidak memihak pada objek tersebut (Notoadmojo, 2014). Sikap positif
ditunjukkan dengan mampu melakukan penanganan dini dan pencegahan dini terhadap
Kesehatan Reproduksi. Sikap negatif ditunjukkan bila seseorang tersebut tidak mampu
melakukan penanganan dan pencegahan terhadap kesehatan reproduksi13.
2.6 Perilaku
Perilaku adalah aktivitas yang dilakukan sesorang yang telah mengetahui stimulus atau
objek kesehatan, kemudian mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa yang diketahui
dan selanjutnya akan melaksanakan berdasarkan apa yang diketahui atau disikapinya14.
Menurut Notoadmojo (2014), untuk mengemukakan atau mencoba menganalisis perilaku
seseorang dapat dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu:
1. Faktor predisposisi
Seseorang tahu terlebih dahulu terhadap stimulus yang berupa informasi didapat
sehingga menimbulkan pengetahuan baru pada subjek tersebut selanjutnya
menimbulkan respon batin dalam bentuk sikap subjek dilanjutkan akan membentuk
praktik.
2. Faktor pendorong
Faktor yang mendorong untuk bertindak dalam mencapai suatu tujuan tertentu yang
terwujud dalam dukungan terutama suami, keluarga dan petugas kesehatan untuk saling
bantu sehingga tercipta kerjasama yang baik agar mendorong seseorang untuk
terjadinya perilaku atau praktik.
Perilaku kesehatan ditentukan oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan tradisi dan sebagainya
dari orang yang bersangkutan. Ketersediaan fasilitas, sikap dan perilaku petugas kesehatan
juga. Pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dengan perilaku seksusal pada remaja
memiliki hubungan yang signifikan dimana pengetahuan yang tinggi dikuasai oleh remaja akan
berdampak pada pencapaian perilaku seksual yang baik14.
BAB III
KERANGKA KONSEP
Karakteristik responden:
Umur
Jenis Kelamin
Pengetahuan
Sikap Kesehatan
Reproduksi
Perilaku
Gambar 3.1 Kerangka konsep tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku remaja mengenai
METODE PENELITIAN
Populasi target dari penelitian ini adalah seluruh STT di Desa Keliki.
4.2.2 Populasi terjangkau
Populasi terjangkau dari penelitian ini adalah STT usia 16-19 tahun di Banjar Keliki.
4.2.3 Sampel penelitian
Sampel dalam penelitian ini adalah STT usia 16-19 tahun Di Banjar Keliki. Dalam
peneletian ini tidak dilakukan metode sampling karena seluruh populasi diteliti. Jumlah
sampel mencapai 65 orang. Laki
Tabel 4.1 Variabel dan definisi operasional tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku Remaja
Mengenai Kesehatan Reproduksi di Desa Keliki.
No. variabel Definisi operasional Skala Kategori
pengukuran
1. Pengetahuan Kemampuan untuk Ordinal a. Pengetahuan baik :
remaja menjawab pertanyaan jika jawaban benar
mengenai mengena kesehatan 76%-100%.
kesehatan reproduksi (definisi remaja,
reproduksi. ciri perubahan fisik saat b. Pengetahuan cukup
pubertas, definisi seksual : jika jawaban benar
pranikah, proses kehamilan, 56 %-75 %.
dampak perilaku seks c. Pengetahuan
pranikah dan penyakit kurang : jika
menular seksual). jawaban benar <
55%.
2. Sikap Sikap adalah tanggapan Ordinal a. Sikap baik : jika
remaja atau reaksi responden jawaban benar
mengenai terhadap kesehatan 76%-100%.
kesehatan reproduksi terutama b. Sikap cukup baik :
reproduksi. terhadap, informasi jika jawaban benar
kesehatan reproduksi, 56 %-75 %.
konsep pacaran sehat, c. Sikap kurang baik :
faktor risiko mengenai jika jawaban benar
pergaulan bebas, peran < 55%.
orangtua untuk remaja.
3. Perilaku Perilaku adalah segala Ordinal a. Perilaku baik : jika
remaja sesuatu yang telah jawaban benar 76%
mengenai dilakukan responden -100%.
kesehatan terhadap hubungan seksual, b. Perilaku cukup :
reproduksi. pemakaian jenis alat jika jawaban benar
kontrasepsi dan penyakit 56% -75%.
menular seksual. c. Perilaku kurang :
jika jawaban benar
< 55%.
Dalam penelitian ini hanya menggunakan data primer. Data primer yaitu data yang
diperoleh secara langsung dari responden dengan mendatangi responden. Penelitian ini bersifat
personal, sehingga teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara menggunakan
kuesioner kepada reponden dan diminta untuk mengisi lembar persetujuan yang menyatakan
bersedia untuk menjadi responden. Kuesioner yang digunakan yaitu tingkat pengetahuan
remaja mengenai kesehatan reproduksi, sikap remaja mengenai kesehatan reproduksi dan
pencegahan dan perilaku siswi mengenai kebersihan organ reproduksi, hubungan seksual
pranikah dan dampak hubungan seksual pranikah.
Data yang didapatkan akan dianalisis menggunakan program Statistical Package for the
Social Science (SPSS) for windows version 21. Analisis data yang digunakan adalah analisis
univariat untuk mengetahui tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku Remaja Mengenai
Kesehatan Reproduksi di Desa Keliki. Analisis data menggunakan tabel distribusi frekuensi
yang dikonfirmasi dalam bentuk persentase.
BAB V
5.2 Sikap
Sikap responden terhadap kesehatan reproduksi diukur dengan menggunakan kuesioner yang
terdiri dari 6 pernyataan positif dan 4 pernyataan negatif. Sepuluh pernyataan tersebut
mencakup sikap terhadap kesehatan reproduksi terutama terhadap informasi kesehatan
reproduksi, konsep pacaran sehat, faktor risiko mengenai pergaulan bebas, peran orangtua
untuk remaja. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, didapatkan hasil distribusi sikap
responden terhadap kesehatan reproduksi berdasarkan komponen sikap. Hal tersebut tercantum
dalam tabel 5.2 berikut ini.
Tabel 3 menunjukkan pernyataan dengan jawaban benar terbanyak yaitu pada pernyataan no.
8 yaitu sebanyak 47 (72,3%) responden menjawab sangat setuju. Hal ini menunjukkan sebagian
besar responden memiliki sikap yang baik mengenai hubungan seksual yang boleh dilakukan
setelah menikah. Komponen dengan jawaban salah terbanyak adalah pernyataan no. 9 dengan
19 (29,2%) responden yang menjawab tidak setuju. Hal ini menunjukkan sikap responden
menjawab mengenai pemantauan orang tua terhadap pergaulannya terbilang rendah.
5.3 Perilaku
Perilaku responden terhadap kesehatan reproduksi diukur dengan menggunakan kuesioner
yang berisi 5 pertanyaan tertutup. Lima pertanyaan tersebut mencakup informasi mengenai
hubungan seksual, pemakaian jenis alat kontrasepsi dan penyakit menular seksual.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, didapatkan hasil distribusi perilaku responden
terhadap kesehatan reproduksi berdasarkan komponen perilaku. Hal tersebut tercantum dalam
tabel 5.3 berikut ini
Tabel 5 menunjukkan pernyataan dengan jawaban Ya yaitu pada pernyataan no. 1 yaitu
sebanyak 24 (36,9%) responden. Hal ini menunjukkan sebagian besar responden memiliki
perilaku sudah berhubungan. Komponen dengan jawaban tidak terbanyak adalah pernyataan
no. 4 dengan 24 (100%). Hal ini menunjukkan perilaku responden tidak pernah terkena
penyakit menular seksual.
Tingkat pengetahuan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, didapatkan hasil tingkat pengetahuan remaja
mengenai kesehatan reproduksi di Desa Keliki tergolong dalam kategori baik sebanyak 64
responden (98,5%) sedangkan pada kategori cukup yaitu 1 responden (1,5%). Dilihat dari
distribusi jawaban responden tiap pertanyaan, semua responden memiliki pengetahuan yang
baik mengenai pengertian remaja yaitu masa peralihan dari kanak-kanak menuju dewasa. Hal
ini didasarkan dari pertanyaan dengan jawaban benar terbanyak adalah pertanyaan no. 1 yaitu
sebanyak 65 (100%) responden menjawab benar. Sebaliknya sebagian besar responden
memiliki pengetahuan yang kurang mengenai ciri utama perubahan pubertas pada remaja laki-
laki. Hal ini ditunjukkan dari jawaban salah terbanyak adalah pertanyaan no. 2 dengan 50
(76,9%) responden.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
Sirupa et al (2016) dengan 182 responden didapatkan hasil pengetahuan mengenai kesehatan
reproduksi dalam kategori baik sebesar 91%. Faktor yang mempengaruhi tingginya tingkat
responden yang memiliki pengetahuan yang baik dikaitkan dengan faktor lain, yaitu akses
informasi. Pada era globalisasi dimana akses informasi semakin canggih seperti internet dapat
mempermudah seseorang ntuk menambah wawasan serta pengetahuan dalam hal kesehatan
reproduksi.
Sikap
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, didapatkan hasil dari sikap remaja mengenai
kesehatan reproduksi di Desa Keliki tergolong dalam kategori sikap baik sebanyak 26
responden (40%) sedangkan pada kategori cukup sebanyak 39 responden (60%). Kategori
sikap cukup merupakan hasil yang dominan dari kategori lainnya sehingga dapat disimpulkan
bahwa kategori cukup yaitu sikap remaja mengenai pemantauan orang tua terhadap
pergaulannya terbilang rendah
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan kepada
siswa-siswi Madrasah Alliyah Sukamiskin tahun 2013 dengan 38 responden didapatkan sikap
mengenai kesehatan reproduksi dalam kategori cukup sebesar 65%. Hal ini dikarenakan,
dalam berkomunikasi orang tua dengan remaja, remaja seringkali merasa tidak nyaman atau
tahu untuk membicarakan masalah seksualitas dan kesehatan reproduksinya. Remaja lebih
senang menyimpan dan memilih jalannya sendiri seperti bercerita kepada teman sebaya tanpa
berani mengungkapkan kepada orang tua. Hal ini disebabkan karena ketertutupan orang tua
terhadap anak terutama masalah seks yang dianggap tabu untuk dibicarakan serta kurang
terbukanya anak terhadap orang tua karena anak merasa takut untuk bertanya. Sikap adalah
kecenderungan bertindak dari individu, berupa respon tertutup terhadap stimulus ataupun objek
tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas akan tetapi merupakan
predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek
di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek.
Perilaku
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, didapatkan hasil dari perilaku remaja mengenai
kesehatan reproduksi di Desa Keliki tergolong dalam kategori perilaku kurang sebanyak 24
(36,8%) responden menjawab Ya yaitu pernah melakukan hubungan seksual.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan pada 2
sekolah di kota Manado, yaitu SMK Negeri 1 Manado dan SMK Kristen Getsemani Manado
tahun 2013 yaitu didapatkan perilaku pernah melakukan hubungan seksual sebanyak 23
(11,5%) responden. Hal ini menunjukkan adanya pergeseran nilai dan norma di kalangan
remaja. Sikap remaja mengenai masalah kesehatan reproduksi masih sejalan dengan norma
sosial dan agama yang berlaku. Bagaimanapun juga perilaku dari sebagian remaja sudah
menunjukkan adanya kecenderungan pergeseran nilai-nilai. Masalah perilaku reproduksi
dikalangan remaja tersebut tidak saja sebagai akibat dari faktor biologis semata, tetapi juga
berkenaan dengan faktor lingkungan serta kurangnya pembekalan (informasi) mengenai
kesehatan reproduksi secara utuh dan menyeluruh
Keterbatasan penelitian
Kesehatan reproduksi merupakan ilmu yang sangat luas maka dari itu peneliti membatasi
penelitian dengan memfokuskan pada faktor risiko, dampak hubungan seksual dan psikososial
remaja. Selain itu peniliti kesulitan untuk menentukan pertanyaan yang bersifat personal
terutama pada pertanyaan perilaku.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada remaja mengenai kesehatan reproduksi di
Desa Keliki dapat disimpulkan bahwa seluruh responden memiliki tingkat pengetahuan yang
tergolong dalam kategori baik yaitu sebanyak 64 responden (98,5%). Pada tingkat sikap,
sebagian besar responden memiliki sikap cukup sebesar 39 (60%) responden. Sedangkan pada
tingkat perilaku, sebagian besar responden memiliki perilaku kurang sebanyak 24 (36,8%)
responden yang sudah melakukan hubungan seksual.
Saran
Lampiran 1
TAHUN 2017
Tanggal: Kode:
Petunjuk Umum:
1. Kuesioner ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan sikap dan perilaku
remaja mengenai kesehatan reproduksi di Desa Keliki
2. Kami mohon anda dapat menjawab kuesioner ini dengan sebenar – benarnya.
3. Anda diharapkan menjawab seluruh pertanyaan sesuai petunjuk dan tidak
mendiskusikan jawaban dengan orang lain.
4. Identitas anda akan kami rahasiakan sehingga anda tidak perlu ragu khawatir untuk
menjawab pertanyaan pada kuesioner ini.
Identitas Responden
1. Umur : Tahun
2. Jenis kelamin :
II. Sumber Informasi
(…) Internet
(…) Guru
(…) Keluarga
(…) lain-lain............................
(…) Tidak ada
I. PENGETAHUAN
c. Tidak tahu
a. Mimpi basah
c. Tidak tahu
c. Tidak tahu
c. Tidak tahu
remaja putra
sekolah
c. Tidak tahu
seksual pranikah?
seksual pranikah
c. Tidak tahu
a. Karena suka dan cinta pada pacar, coba – coba, menganggap seks
tinggi
c. Tidak tahu
c. Tidak tahu
10. Dampak fisik apakah yang ditimbulkan jika remaja melakukan seksual
pranikah?
c. Tidak tahu
c. Tidak tahu
B. SIKAP
Mohon berikan sikap anda terhadap hal-hal sebagai berikut : (Berikan tanda
ceklis (√) dengan masing-masing kotak yang disediakan sesuai jawaban anda).
Petunjuk :
A. ya B. tidak
2. apakah ketika anda melakukan hubungan seksual anda memakai alat kontrasepsi?
A. ya B. tidak
A. Kondom
B. Spiral
C. Suntikan
D. Pil
E. Tidak tahu
A. Ya B. tidak
5. apakah anda pernah memeriksakan diri ke dokter berkaitan dengan infeksi menular
seksual?
A. Ya B.Tidak
Pelaksanaan Minggu ke-
No Kegiatan
4 5 6 7 8
1 Penyelesaian
pembuatan outline
2 Presentasi Outline
4 Penyelesaian laporan
penelitian
5 Presentasi hasil
penelitian
Lampiran 2
Jadwal Kajian
No Kegiatan Jumlah Total Biaya
1 Transportasi
2 Administrasi
Lampiran 3
Perkiraan Biaya
Lampiran 4
Validasi
pengetahuan
Pearson Correlation 1 -.112 .641** -.112 -.201 -.112 -.161 .151 -.015 .141 .151 .394*
p1 Sig. (2-tailed) .556 .000 .556 .287 .556 .395 .426 .938 .457 .426 .031
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
* ** ** ** ** ** **
Pearson Correlation -.112 1 .371 1.000 .557 1.000 .695 .186 .473 .695 -.186 .719**
p2 Sig. (2-tailed) .556 .043 .000 .001 .000 .000 .326 .008 .000 .326 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
** * * *
Pearson Correlation .641 .371 1 .371 .111 .371 .200 .167 .049 .200 .000 .612**
p3 Sig. (2-tailed) .000 .043 .043 .559 .043 .288 .379 .797 .288 1.000 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
** * ** ** ** ** **
Pearson Correlation -.112 1.000 .371 1 .557 1.000 .695 .186 .473 .695 -.186 .719**
p4 Sig. (2-tailed) .556 .000 .043 .001 .000 .000 .326 .008 .000 .326 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
** ** **
Pearson Correlation -.201 .557 .111 .557 1 .557 .356 .333 .196 .356 .111 .560**
p5 Sig. (2-tailed) .287 .001 .559 .001 .001 .053 .072 .299 .053 .559 .001
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
** * ** ** ** ** **
Pearson Correlation -.112 1.000 .371 1.000 .557 1 .695 .186 .473 .695 -.186 .719**
p6 Sig. (2-tailed) .556 .000 .043 .000 .001 .000 .326 .008 .000 .326 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
** ** ** **
Pearson Correlation -.161 .695 .200 .695 .356 .695 1 .000 .288 .464 .000 .522**
p7 Sig. (2-tailed) .395 .000 .288 .000 .053 .000 1.000 .122 .010 1.000 .003
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson Correlation .151 .186 .167 .186 .333 .186 .000 1 .000 .267 .333 .585**
p8 Sig. (2-tailed) .426 .326 .379 .326 .072 .326 1.000 1.000 .153 .072 .001
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
** ** ** ** *
Pearson Correlation -.015 .473 .049 .473 .196 .473 .288 .000 1 .681 -.392 .391*
p9 Sig. (2-tailed) .938 .008 .797 .008 .299 .008 .122 1.000 .000 .032 .033
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
** ** ** ** **
Pearson Correlation .141 .695 .200 .695 .356 .695 .464 .267 .681 1 -.267 .669**
p10 Sig. (2-tailed) .457 .000 .288 .000 .053 .000 .010 .153 .000 .153 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
*
Pearson Correlation .151 -.186 .000 -.186 .111 -.186 .000 .333 -.392 -.267 1 .256
p11 Sig. (2-tailed) .426 .326 1.000 .326 .559 .326 1.000 .072 .032 .153 .172
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson Correlation .394* .719** .612** .719** .560** .719** .522** .585** .391* .669** .256 1
total Sig. (2-tailed) .031 .000 .000 .000 .001 .000 .003 .001 .033 .000 .172
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
sikap
s1 s2 s3 s4 s5 s6 s7 s8 s9 s10 total
*
Pearson Correlation 1 .357 .378 -.022 .179 .205 .000 -.318 -.110 .047 .428*
s1 Sig. (2-tailed) .053 .039 .909 .344 .277 1.000 .087 .562 .806 .018
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
*
Pearson Correlation .357 1 .452 .139 .065 .034 -.247 -.239 .190 .012 .431*
s2 Sig. (2-tailed) .053 .012 .463 .733 .860 .187 .204 .314 .948 .017
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
* * **
Pearson Correlation .378 .452 1 -.119 .350 .471 .211 -.147 .103 .254 .616**
s3 Sig. (2-tailed) .039 .012 .532 .058 .009 .263 .437 .588 .176 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson Correlation -.022 .139 -.119 1 .112 -.135 .148 .022 .217 .200 .386*
s4 Sig. (2-tailed) .909 .463 .532 .554 .475 .435 .907 .250 .288 .035
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
** **
Pearson Correlation .179 .065 .350 .112 1 .794 .577 -.148 -.004 .227 .673**
s5 Sig. (2-tailed) .344 .733 .058 .554 .000 .001 .434 .984 .228 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
** ** **
Pearson Correlation .205 .034 .471 -.135 .794 1 .642 -.208 .171 .290 .646**
s6 Sig. (2-tailed) .277 .860 .009 .475 .000 .000 .270 .367 .121 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
** ** **
Pearson Correlation .000 -.247 .211 .148 .577 .642 1 .039 .350 .475 .605**
s7 Sig. (2-tailed) 1.000 .187 .263 .435 .001 .000 .836 .058 .008 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson Correlation -.318 -.239 -.147 .022 -.148 -.208 .039 1 .059 -.225 .018
s8 Sig. (2-tailed) .087 .204 .437 .907 .434 .270 .836 .755 .232 .923
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
**
Pearson Correlation -.110 .190 .103 .217 -.004 .171 .350 .059 1 .484 .424*
s9 Sig. (2-tailed) .562 .314 .588 .250 .984 .367 .058 .755 .007 .020
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
** **
Pearson Correlation .047 .012 .254 .200 .227 .290 .475 -.225 .484 1 .442*
s10 Sig. (2-tailed) .806 .948 .176 .288 .228 .121 .008 .232 .007 .014
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
* * ** * ** ** ** * *
Pearson Correlation .428 .431 .616 .386 .673 .646 .605 .018 .424 .442 1
total Sig. (2-tailed) .018 .017 .000 .035 .000 .000 .000 .923 .020 .014
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
perilaku
t1 t2 t3 t4 t5 total
N 30 30 30 30 30 30
** *
Pearson Correlation .023 1 .508 .438 -.069 .675**
N 30 30 30 30 30 30
** *
Pearson Correlation .272 .508 1 .408 .000 .759**
N 30 30 30 30 30 30
* *
Pearson Correlation .111 .438 .408 1 .111 .647**
N 30 30 30 30 30 30
N 30 30 30 30 30 30
* ** ** ** *
Pearson Correlation .431 .675 .759 .647 .431 1
N 30 30 30 30 30 30
Lampiran 5
Pengolahan Data
pengetahuan
p1
p2
p3
p4
p5
p6
p7
p8
p9
p10
p11
sikap
s1
s2
s3
s4
s5
s6
s7
s8
s9
s10
perilaku
pr1
Pr2
Pr3
Pr4
Pr5