Anda di halaman 1dari 68

DASAR-DASAR PENILAIAN &

PENGELOLAAN
PENDERITA
GAWAT DARURAT

dr. I Made Sudira SpAn KIC


SMF Anestesi dan Terapi Intensif
RSUD Sanjiwani Gianyar
Curiculum Vitae
• FK Udayana , 1988
• Anesthesi UNDIP , 1996 ▪
• Konsultan Intensive Care, Jakarta, 2000

• Puskesmas Bondokodi Sumba Barat NTT


• Ka Rumah Sakit Karitas Weetobula Sumba
Barat NTT ▪
• Anestesi dan Terapi Intensif RSUD Sanjiwani
Gianyar
2
TPU
Siswa mampu menangani penderita gawat darurat dengan baik
dan benar

TPK
Peserta mampu :
1. Mengenal penderita gawat darurat
2. Mengetahui macam-macam penyebab kegawat daruratan
3. Memahami sistematika penanganan penderita gawat darurat
4. Mendiagnosa kegawatan jalan nafas / airway
5. Menangani kegawatan jalan nafas / airway
6. Mendiagnosa kegawatan nafas / breathing
7. Menangani kegawatan nafas / breathing
8. Memberikan terapi oksigen
9. Mendiagnosa gangguan sirkulasi
10. Menangani gangguan sirkulasi
11. Mendiagnosa gangguan kesadaran
12. Menangani gangguan kesadaran
• Gawat  Critical ill patients
• Darurat  Emergency patients
Silent epidemic
Complex disaster
Triage dan evakuasi
Siapa didahulukan dan siapa dikirim ke mana

4 korban Ratusan korban


Natural disaster
Complex disaster
Kerusuhan
PENDAHULUAN
 Penderita gawat darurat
Penderita yang oleh suatu penyebab
(penyakit, trauma, kecelakaan, tindakan
anestesi) jika tidak segera ditolong akan
mengalami cacat, kehilangan organ
tubuh atau meninggal

 Time saving is life saving =


waktu adalah nyawa

 Tindakan pada menit-menit pertama


menentukan hidup atau mati penderita

 Tindakan yang harus tepat, cepat & cermat


SURVAI KESEHATAN RUMAH SAKIT (SKRT)
1986 DAN 1992

• Kematian jantung  Urutan 2


• Kematian trauma  Urutan 4
• Kematian jantung di Jakarta
 1991  2535 orang
 1992  2746 orang
 1993  2961 orang
 1994  3255 orang
 1995  1283 orang (sampai maret)
• Kematian kecelakaan lalu lintas di Indonesia
 1991  10.621 orang
 1992  9.819 orang
 1993  10.038 orang
 1994  11.004 orang
 1995  9.251orang
USA : TRAUMA

• Trauma penyebab kematian ketiga setelah cancer


dan atheroselerosis
• Usia 1- 44 tahun (produktif)  penyebab kematian pertama
• Jumlah kecelakaan : 60 juta / tahun
• 30 juta perlu perawatan medik
• 3,6 juta perlu MRS
• 9 juta cacat :
300.000 permanen
8.700.000 temporer
• Kematian 145.000 / tahun
• Trauma – related costs > $ 100 milyar / year
HASIL SURVEY DI PROPINSI :
NTT, KALBAR, KALTENG, SUMUT, BENGKULU

No. Macam Kasus % Kasus


1. Trauma / kecelakaan lalu lintas 20 %
2. Diare 17 %
3. Malaria – panas – kejang 15,6 %
4. ISPA – batuk – sesak 12,2 %
5. Stroke – tidak sadar 8,6 %
6. TBC – batuk darah – sesak 7,7 %
7. Jantung – hipertensi, infark 7,6 %
8. Obsgyn – perdarahan, eklampsia 6,4 %
9. Intoksikasi – gigitan ular - peptisida 4,9 %

Trauma : 25 %
Non trauma : 75 %
BILA TERJADI HENTI NAFAS DAN HENTI JANTUNG

Keterlambatan Kemungkinan berhasil

1 menit 98 / 100

4 menit 50 / 100

10 menit 1 / 100
CHAIN OF SURVIVAL

Early Activation of EMS

Early Basic of CPR

Early Defibrillation

Early Advanced Life Support


Tujuan Penilaian Penderita
Gawat Darurat

Mengidentifikasi gangguan
fisiologis
Mengidentifikasi cara yang
paling tepat untuk memperbaiki
gangguan tersebut
Mendiagnosa masalah yang
mendasari
Anamnesa  Pemeriksaan fisik 
Pemeriksaan Penunjang 
Penanganan

Pasien gawat darurat  tidak


bisa berurutan  bahkan paralel
 anamnesa, pemeriksaan fisik
dan resusitasi awal dikerjakan
secara bersamaan
CONCEPT

• ABCDE – approach to evaluation / treatment

• Treat greatest threat to life first

• Definitive diagnosis not immediately important

• Time is of the essence

• Do no further harm
SISTEMATIKA DALAM PPGD
Triase

Survei primer + resusitasi

Survei sekunder

Stabilisasi

Rujukan / Terapi definitif


Primary survey and resuscitation
of vital functions are done
simultaneously – a team approach
• TRIASE • Terapi definitif
•Survei primer dan resusitasi / rujukan

• RS. lain

• Kamar Operasi

• ICU
(Quick Dx. - Quick Rx.)

Survei sekunder
Stabilisasi
Cara pemilahan penderita berdasarkan :
 Kebutuhan terapi
 Sumber daya yang tersedia

Terapi didasarkan pada kebutuhan :


A: Airway
B : Breathing
C : Circulation
D: Disability
E : Exposure
KEY POINTS ACLS

In the Primary Survey, focus on basic CPR and


defibrillation

First A-B-C-D
• Airway :
Open the airway
• Breathing :
Provide positive – pressure ventilations
• Circulation :
Give chest compressions
• Defibrillation:
Shock ventricular fibrillation or pulseless
ventricular tachycardia (VF/VT)
PROTECTION FROM COMMUNICABLE
DISEASE

• Water impermeable apron


• Gown
• Gloves
• Face mask
• Cap
• Eye protection / goggles
• Foot covers

To prevent contact with body fluids patients


PENILAIAN AWAL
Parameter Nilai
Tekanan darah Sistolik < 90 atau MAP <
70 mmHg
Denyut jantung  150 atau < 50 x/mnt
Frequensi pernafasan  > 30 atau < 8 x/mnt
Kesadaran  GCS < 12
Oliguria < 0,5 ml/kg/jam
Natrum < 120 mmo; atau > 150
mmol/l
Kalium < 2,5 mmol atau > 6
mmol/l
pH < 7,2
Bikarbonat < 18 mmol/l
MUSIBAH MASSAL
Jumlah penderita
Masalah gawat darurat

Tidak melebihi Melebihi


kemampuan RS kemampuan RS

PRIORITAS PRIORITAS
Yang gawat darurat Kemungkinan survival
dan multi trauma yang terbesar
Emergency A B C D E
Kasus Airway Breathing Circulation Disability Prioritas
1. + + + + 1
2. - - + - 3
3. + + + - 2
4. - - - - 4
5. Dst
K

• Biru : gawat darurat sangat berat


• Merah : gawat darurat
• Kuning : tidak gawat, tetapi darurat
• Hijau : tidak gawat darurat
• Hitam : meninggal
Pengertian Istilah
• Gawat Darurat: tiba-tiba gawat atau akan menjadi gawat
dan terancam nyawanya dan atau anggota badannya
menjadi cacat. Contoh AMI, Resusitasi, Mayor operasi (
MERAH)
• Gawat tidak darurat: Penderita gawat tapi tidak
memerlukan tindakan darurat. Contoh Ca stadium akhir
(BIRU)
• Darurat tidak gawat: Tidak mengancam nyawa atau
kehilangan anggota badan. Contoh: vulnus tanpa
berdarah aktif (KUNING)
• Tidak gawat tidak darurat. Contoh batuk pilek (HIJAU)
• Hitam  mati
PENILAIAN
PENDERITA GAWAT DARURAT

A = Airway ( + C Spine Controle )


B = Breathing
C = Circulation
D = Disability
E = Exposure
A = AIRWAY ( + C SPINE CONTROLLE )

CARA MENILAI

 Lihat ( Look )
 Dengar ( Listen )

 Raba ( Feel )
A:
Airway
L I HAT

OBSTRUKSI JALAN NAPAS / TIDAK


 Agitasi  Hipoksemia
 Penurunan kesadaran  Hipercarbia
 Pergerakan dada - perut waktu bernafas
( See saw - Rocking respiration)
 Retraksi sela iga
 Sianosis : kuku, bibir
A:
Airway DEN G A R
OBSTRUKSI JALAN NAPAS / TIDAK

• Suara napas normal


Bicara normal ------ tidak ada sumbatan

• Suara napas tambahan - obstruksi parsial


- Snoring - Crowing / stridor
- Gurgling - Suara parau ----- laring !

• Suara napas hilang


- Obstruksi total
- Henti napas
A:
Airway RABA
OBSTRUKSI JALAN NAPAS/TIDAK

 Meraba / merasakan hembusan hawa


expirasi dari lubang hidung / mulut

 Ada / tidaknya getaran di leher waktu


bernapas - sumbatan parsial
A: TABEL :
Airway
OBSTRUKSI JALAN NAPAS

LIHAT DENGAR RABA


SUMBATAN GERAK SUARA HAWA
NAPAS TAMBAHAN EKSPIRASI
Bebas Normal (-) (+)
Partial
Normal (+) (+)
ringan
Parsial
See saw (++) (+)
berat
Total See saw (-) (-)
40
A:
Airway SEBAB OBSTRUKSI JALAN NAPAS

 Lidah dan Epiglotis

 Muntahan, darah, sekret dan


benda asing

 Trauma maksilofasial
PENGELOLAAN K
A:
Airway OBSTRUKSI JALAN NAPAS

MAINTENANCE AIRWAY DEFINITIVE AIRWAY


DENGAN ALAT
1. Intubasi trakhea
1. Suction (cair)
 Oral
2. Oral airway
 Nasal
3. Nasal airway
2. Crico thyroidectomy
TANPA ALAT  Needle
1. Jaw Thrust  Surgical
2. Oral Airway 3. Trackheostomy
3. Nasal Airway
PENYEBAB GANGGUAN BREATHING

1. SENTRAL 2. PERIFER
 Obat-obatan  Airway
 Radang otak  Paru
 Tumor Otak  Rongga Pleura
 Trauma kepala  Otot napas
 Stroke  Syaraf
 Jantung
B:
Breathing L I HAT
 Takhipnea
 Perubahan status mental
 Gerak napas
 Sianosis
 Distensi vena leher
 Jejas di dada
B:
Breathing D E NGA R
 Keluhan
sesak (penderita sadar)
 Suara napas
- Normal ?
- Menurun ?
- Hilang ?
 Suara napas tambahan
B:
Breathing RABA
 Hawa ekspirasi

 Emphysema sub cutis - pneumothorax


 Krepitasi / nyeri tekan

 Deviasi trakhea
B:
Breathing PEMERIKSAAN TAMBAHAN

 Pulse Oximeter
 CO2 detector, capnograf
 Gas darah
 Foto thorax
B:
Breathing PENGELOLAAN K

1. TERAPI SUPORTIF
 Bantuan napas (ventilasi)
- Tanpa alat : Mouth to mouth
Mouth to nose
- Dengan alat : Bag-valve mask / tube
Tehnik : Napas buatan (Controlled respiratori)
Napas bantuan (Assisted Respiratory)
 Oksigenasi
- Variable Performance System
- Fixed Performance System

2. TERAPI CAUSAL
 Apakah penderita syok ?
 Tanda-tanda syok
 Perfusi : - Perfusi perifer
- Perfusi ke ginjal
 Nadi : - Rate
- Ritme
- Pengisian
 Tekanan darah

49
JENIS SYOK TANDA KHAS TERAPI
Hipovolemik CVP rendah - Cairan 2-4 x kehilangan
volume
- Bila Hb < 8 transfusi

Kardiogenik - CVP tinggi - Diuretic


- Ada aritmia - Digitalis
- Beta mimetic
- Obat-obat aritmia

Obstruktif - CVP tinggi Menghilangkan obstruksi

Distributif - Hiperdinamik dan - Suportif


hypodinamic stage
- Febris - Antibiotika
- Hilangkan fokus infeksi
C:
Circulation

 Apakah penderita henti jantung ?

 Lakukan Bantuan Hidup Dasar


(Napas buatan dan pijat jantung)
1. Bagaimana kesadaran penderita
 AVPU (paling cepat)
 Glasgow Coma Scale (EVM)
 Sadar, somnolent, sopor, coma

2. Tanda-tanda neurologis lain


 Mata : pupil, gerak, papil
 Anggota gerak : Hemiplegia,
paraplegia
 Sistem saraf, tanda vital
52
3. Penyebab gangguan kesadaran
D: a. Gangguan pernapasan
Disability
 Hipoksemia
 Hipercarbia
b. Gangguan sirkulasi
 Syok
 Cardiac arrest
 CVA (perdarahan, thrombo emboli)
c. Trauma
d. Metabolik
e. Infeksi
f. Obat-obatan
g. Tumor
K

 Penderita harus dibuka pakaiannya

 Penderita tidak boleh kedinginan

 Selimut, ruang cukup hangat

 Cairan infus yang sudah dihangatkan


Nafas
buatan
Nafas
buatan
Nafas
buatan
M-M
Cek
pernafasan
Trakeostomy
Cricotyrotomi
ETT
Kesadaran menurun  Safar
Kesadaran menurun  Tripel manufer Safar
Bantuan nafas  Kesadaran menurun

Anda mungkin juga menyukai