Anda di halaman 1dari 4

01/10/2020

Cardiopulmonary Resuscitation (CPR)


• Basic Life Support (BLS)
Cardiopulmonary • Untuk semua orang
• Memuat Chest Compression – Airway – Breathing
Resuscitation • Advanced Life Support (ALS)
Based on 2015 AHA Guidelines for CPR and ECC • Untuk tenaga medis/paramedis terlatih
• Memuat C – A – B lanjutan dilengkapi dengan terapi obat-obatan (Drug) dan
listrik (Electric)

Kapan memulai CPR? Kapan tidak memulai CPR?


Jika ditemukan • Situations where attempts to perform CPR would place the rescuer at
• Tidak sadar risk of serious injury or mortal peril (eg, exposure to infectious
diseases).
• Tidak bernapas/napas gasping
• Obvious clinical signs of irreversible death (eg, rigor mortis,
• Tidak teraba nadi karotis (masyarakat awam tidak perlu mengecek dependent lividity, decapitation, transection, decomposition).
nadi karotis)
• Valid DNR order

Prinsip dasar teknik CPR berkualitas tinggi 1 siklus CPR


• Lokasi kompresi dada
• Cek nadi karotis dan irama (maksimal 10 detik)
• Setengah bagian bawah tulang sternum
• Kecepatan kompresi dada • Defibrilasi jika irama shockable
• 100 – 120 x/menit • Kompresi dada : bantuan napas 30:2 atau tidak tersinkronisasi jika
menggunakan advanced airway.
• Kedalaman kompresi dada
• 5 – 6 cm • Durasi pemberian napas adalah 1 detik/napas.
• Rekoil dada antar kompresi • Pemberian 2 napas harus kurang dari 10 detik.
• Interupsi minimal kompresi dada • Pemberian napas 1 napas tiap 6 detik untuk yang terpasang advanced
airway
• Mencegah ventilasi berlebihan

1
01/10/2020

Chains of Survival Basic Life Support


• CPR dengan prinsip C-A-B
• Dapat dilakukan siapa saja
• Tanpa obat dan perlengkapan khusus
• AED pada akses publik juga termasuk dalam algoritma BLS

Kapan memulai CPR? Perbedaan pelaksanaan BLS


Jika ditemukan
Langkah Masyarakat awam tidak terlatih Masyarakat awam terlatih Tenaga kesehatan
• Tidak sadar 1 Memastikan keamanan Memastikan keamanan Memastikan keamanan
→Cek respon kesadaran dengan rangsangan verbal dan 2 Cek respon kesadaran Cek respon kesadaran Cek respon kesadaran
nyeri
3 Panggil bantuan Panggil bantuan Aktivasi tim resusitasi setelah
• Tidak bernapas/napas gasping mengecek napas dan nadi
→Bebaskan jalan napas dengan head tilt dan chin lift 4 Cek napas (tidak Cek napas (tidak Cek napas (tidak
→Look, listen, and feel bernapas/tersengal-sengal) bernapas/tersengal-sengal) bernapas/tersengal-sengal)
sekaligus cek nadi karotis
• Tidak teraba nadi karotis (masyarakat awam 5 Hands-only CPR (compression CPR dengan bantuan napas CPR dengan bantuan napas
tidak perlu mengecek nadi karotis) only) (30:2). Bantuan napas dengan dan AED
mouth-to-mask atau bag-to-mask
→Letakkan 3 jari di tengah leher lalu geser ke bagian
samping

2
01/10/2020

Advanced Life Support (ALS) Advanced Life Support (ALS)


• Oksigen: Berikan suplementasi oksigen dengan fraksi tertinggi yang • Antiaritmia (Amiodarone lebih dipilih daripada Lidocaine) diberikan
bisa diberikan pada pasien henti jantung. pada kasus shockable refrakter (setelah shock ke tiga)
• Advanced airways: Supraglottic airways (SGA, misalnya LMA, combi- • Epinephrine/Adrenaline 1 mg tiap 3 – 5 menit segera diberikan pada
tube, laryngeal tube) dan endotracheal tube (ETT) kasus non-shockable dan ditunda setelah shock ke dua pada kasus
• Kompresi dan napas setelah pemasangan advanced airway bersifat shockable.
asynchronous. Frekuensi pemberian napas tiap 6 detik (10 – 12 • Monitoring selama resusitasi: kurva kuantitatif etCO2, ScvO2, arterial
x/menit). relaxation diastolic pressure, IBP)
• Defibrilasi: pada irama shockable (pVT dan VF) dilakukan defibrilasi
segera dengan dosis maksimum (200 J bifasik atau 360 J monofasik).

Adult Cardiac Arrest Algorithm – 2015 Adult Cardiac Arrest Algorithm – 2015
(Shockable rhythm) (Non-shockable rhythm)

Post Cardiac Arrest Care CPR in COVID-19 Pandemic (2020 AHA Consensus)
• Cari penyebab cardiac arrest (secondary survey, EKG 12-lead, status hidrasi,
gula darah, elektrolit serum, analisis gas arteri, radiodiagnostik sesuai • Wajib menggunakan APD sebelum masuk ke ruangan pertolongan
indikasi) CPR
• Tata laksana penyebab cardiac arrest (PPCI pada MI, resusitasi cairan pada • Batasi jumlah personil di ruangan area CPR
hipovolemia, koreksi asidosis, kalium, dan lainnya)
• Target MAP > 65 mmHg dan SBP > 90 mmHg • Pertimbangkan kompresi dengan mechanical device
• Targeted temperature management pada pasien ROSC yang koma dengan • Komunikasikan status COVID-19 ke semua provider sebelum masuk ke
suhu 32 – 36oC selama 24 jam. area pasien
• Cegah demam dan kejang • Gunakan HEPA filter pada semua alat bantu napas (BVM, ventilator,
• Jaga ventilasi dengan target normokarbia. Titrasi oksigen hingga SaO 2 LMA)
minimal 94%.

3
01/10/2020

CPR in COVID-19 Pandemic (2020 AHA Consensus)


• Intubasi first-pass success. Hentikan kompresi untuk meningkatkan
keberhasilan
• Masker bedah di dalam masker oksigen pasif
• Gunakan laringoskop video
• Sangat disarankan ventilasi dengan ventilator sirkuit tertutup (setting
saat CPR FiO2 100%, TV 6 ml/kgBB, RR 10 x/menit, trigger off)
• Jangan lepas-pasang sirkuit pernapasan

Referensi
1. Neumar RW, et al. 2015 American Heart Association Guidelines
Update for Cardiopulmonary Resuscitation and Emergency
Cardiovascular Care. Circulation. 2015;132.
http://circ.ahajournals.org
2. Edelson DP, Topjian AA. Interim Guidance for Basic and Advanced
Life Support in Adults, Children, and Neonates With Suspected or
Confirmed COVID-19. Circulation. 2020;141:e933–e943. DOI:
10.1161/CIRCULATIONAHA.120.047463

Anda mungkin juga menyukai