Anda di halaman 1dari 28

History of Quantum Mechanics

Mochamad Zakki Fahmi, Ph.D


Department of Chemistry, Airlangga University
Mekanika Kuantum
• Mekanika kuantum merupakan paradigma sains revolusioner pada awal abad
20.
• Lahirnya mekanika kuantum tidak terlepas dari teori-teori yang sudah
diciptakan sebelumnya, utamanya teori atom.
• Mekanika kuantum merupakan bentuk perkembangan teori atom yang berperan
untuk merevisi teori-teori yang sudah ada sebelumnya sesuai dengan
perkembangan fenomena yang terjadi, terutama dunia mikroskosmik.
• Mekanika adalah kajian ilmu tentang gerak, sedangkan kuantum
merupakan kuantitas ukuran sesuatu dengan besar tertentu,
sehingga mekanika kuantum adalah kajian ilmu tentang fenomena gerak kuantum.
• Secara sederhana mekanika kuantum menyatakan bahwa partikel pada tingkat
subatomik tidak sesuai dengan hukum fisika klasik. Identitas elektron
dapat berwujud materi atau energi yang bergantung pada cara pengukurannya.

Gary Zukaf (2003:22)


Perkembangan Mekanika Kunatum
Fisika Kuantum
• Tahun 1900 merupakan babak baru yang menandai lahirnya fisika kuantum.
• Sumber-sumber cahaya seperti benda benda padat yang dipanaskan dan gas-gas yang
dihasilkan oleh sebuah lecutan listrik merupakan awal dari penelitian tentang bagaimana
kuatnya radiasi pada berbagai panjang gelombang.

Joseph Stefan dan Ludwig Boltzman telah


melakukan pengukuran laju energi kalor radiasi
yang dipancarkan oleh suatu benda, kemudian
dikenal dengan Hukum Stefan-Boltzman.

Energi kalor yang dipancarkan tiap


satuan luas permukaan benda tiap 𝐼 = 𝜎𝑇 4
satuan waktu berbanding lurus dengan 𝑃
pangkat empat suhu mutlaknya Karena I = , maka
𝐴
𝑃
𝑃= 𝐴𝜎𝑇 4 𝐼 = = 𝜎𝑇 4
𝐴
Dengan:
- P = Daya radiasi (W)
- A = Luas permukaan benda (m2)
- σ = Konstanta Stefan-Boltzman (5,67x10-8 W m2 K-4)
- T = Suhu benda (K)

Untuk benda panas yang bukan benda hitam berlaku persamaan yang
sama namun ditambah dengan e atau koefisien emisivitas

4
𝑃 = 𝑒𝐴𝜎𝑇
0<e<1
Radiasi Benda Hitam (black body radiation)

Jika suatu benda disinari dengan radiasi elektromag-netik, benda itu


akan menyerap setidaknya sebagian energi radiasi tersebut.
 Temperatur benda akan naik
Jika benda tersebut menyerap semua energi yang datang tanpa
memancarkannya kembali, temperatur benda akan terus naik

 Kenyataannya tidak pernah terjadi, mengapa?

 Karena energi
sebagian yang diserap benda akan
dipancarkan kembali.

Apabila laju penyerapan energi lebih besar dari laju pancarannya,


 Temperatur akan terus naik
 Akhirnya benda mencapai temperatur keseimbangan dimana
laju penyerapan sama dengan laju pancarannya.
Keadaan ini disebut setimbang termal (setimbang termodinamik).
Untuk memahami sifat pancaran suatu benda kita hipotesakan suatu
pemancar sempurna yang disebut benda hitam (black body)

 Benda hitam adalah suatu benda yang


menyerap seluruh pancaran elektromagnetik
(energi) yang datang padanya
 Tidak ada pancaran yang dilalukan
atau yang dipantulkan

 Pada keadaan kesetimbangan termal, temperatur benda hanya


ditentukan oleh jumlah energi yang diserapnya per detik

 Pada keadaan ini, sifat pancaran dapat ditentukan dengan tepat


Wilhelm Wien seorang fisikawan Jerman menemukan suatu
hubungan yang empiris sederhana antara panjang gelombang yang
dipancarkan untuk intensitas maksimum (λm) dengan suhu mutlak
(T) sebuah benda yang dikenal sebagai Hukum Pergeseran Wien

UV Kasat Inframerah
mata 0,2898
8 000 K maks =
T
Intensitas benda
hitam sebagai
fungsi panjang maks dinyatakan dalam cm
7 000 K
dan T dalam Kelvin
Intensitas)

gelombang
Atau
6 000 K

5 000 K
4 000 K
maks T= C = 2,90x10-3
0, 0, 0, 0, 1, 1, 1, 1, 2,
00 25 50 75 00 25 (m)
50 75 00
• Hukum Wien ini menyatakan bahwa makin tinggi temperatur suatu
benda hitam, makin pendek panjang gelombangnya

• Hal ini dapat digunakan untuk menerangkan gejala bahwa bintang


yang temperaturnya tinggi akan tampak berwarna biru, sedangkan
yang temperatur-nya rendah tampak berwarna merah.

Gambar disamping menunjukkan


bahwa semakin panas/tinggi
temperatur permukaan bintang maka
makin biru warnanya dan sebaliknya
semakin dingin/rendah temperatur
permukaannya maka makin merah
temperaturnya
Teori Wien menyatakan hubungan antara intensitas radiasi
dengan panjang gelombang menggunakan analogi antara
radiasi dalam ruangan dan distribusi kelajuan molekul gas.

2hc 2
I   5 hc / kT ; h  6,626 x10  34 J .s
 (e  1)
Model ini dibuat dengan menganggap
benda hitam seperti sebuah selinder
berisi radiasi benda hitam (gelombang
elektromagnetik). Dinding silinder
bersifat pemantul sempurna dan
piston dapat bergerak naik turun.
Radiasi ini mampu memberikan tekanan
pada piston. Tekanan radiasi dapat
terjadi akibat tekanan gas pada piston
Model persamaan ini gagal, karena hanya mampu
menerangkan kurva spektrum intensitas radiasi benda
hitam dengan panjang gelombang panjang saja. Tetapi
tidak cocok untuk panjang gelombang lebih besar
14/09/2015 9
Teori Rayleigh-Jeans menyatakan hubungan antara
intensitas dan panjang gelombang radiasi dengan
menggunakan penurunan dari teori klasik murni.

2ckT
I  ; k  1,38 x10 23 J / K
4

Lord Rayleigh dan James Jeans mengusulkan dengan menganggap bahwa


muatan-muatan didinding permukaan benda berongga dihubungkan
dengan semacam pegas. Ketika suhu naik maka muatan akan bergetar
yang berubah kecepatannya dan akibat hal tersebut, maka timbul radiasi
benda hitam

Model persamaan ini gagal, karena hanya mampu menerangkan kurva


spektrum intensitas radiasi benda hitam dengan panjang gelombang
besar saja. Tetapi tidak cocok untuk panjang gelombang lebih kecil
Pada tahun 1900, fisikawan berkebangsaan Jerman
Max Planck (1858-1947), memutuskan untuk
mempelajari radiasi benda hitam.

Menurut Planck, benda hitam menyerap energi


dalam berkas-berkas kecil dan memancarkan energi
yang diserapnya dalam berkas-berkas kecil pula. Berkas-
berkas kecil itu selanjutnya disebut kuantum.

Planck berhasil menemukan suatu persamaan matematika untuk radiasi benda hitam yang
benar-benar sesuai dengan data percobaan yang diperolehnya. Persamaan tersebut
selanjutnya disebut Hukum Radiasi Benda Hitam Planck

Kuantum yang bergerak dengan kecepatan cahaya disebut foton.


Energi Foton dirumuskan sebagai berikut:
Dengan:
E : Energi foton (J)
𝐸 = 𝑛ℎ𝑓 n : Jumlah Foton (Bilangan bulat)
atau h : tetapan Planck (6,6x10-34 Js)
𝑛ℎ𝑐 c : Kecepatan cahaya (3x108 m/s)
𝐸= λ : Panjang gelombang (m)
𝜆
Plank menurunkan teorinya memakai
anggapan yang sama dengan Rayleigh-
Jeans yaitu dengan menganggap radiasi
dihasilkan oleh muatan atau molekul
yang bergetar dengan menambah 2
asumsi mengenai osilasi molekul
molekul pada dinding benda berongga

1. molekul-molekul yang bersosialisasi akan memancarkan energi diskret (tidak


kontinu). En yang diberikan dengan rumus :
E = nhf
2. Molekul memancar atau menyerap energi dalam satuan-satuan energi yang
diskrit yang dinamakan foton
E = hf
Hipotesis Planck berlawanan dengan teori
klasik tentang gelombang elektromagnetik
yang merupakan titik awal dari lahirnya teori
kuantum sebagai penanda terjadinya revolusi
dalam bidang fisika.
Pada mulanya, Planck sendiri dan fisikawan
lainnya menganggap bahwa hipotesis tersebut
tidak lain dari fiksi matematika yang cocok.

Pengakuan terhadap hasil karya Planck datang perlahan-


lahan karena pendekatan yang ditempuh merupakan cara
berfikir yang sama sekali baru. Albert Einstein
menggunakan konsep kuantum untuk menjelaskan
efek fotolistrik yang diamati.
Pada tahun 1918 Planck memperoleh
Hadiah Nobel bidang fisika berkat teori
kuantumnya.
Dengan memanfaatkan teori kuantum
untuk menjelaskan efek fotolistrik,
Einstein memenangkan hadiah nobel
bidang fisika pada tahun 1921.

Selanjutnya Bohr yang mengikuti


jejak Einstein menggunakan teori
kuantum untuk teori atomnya juga
dianugerahi Hadiah Nobel Bidang
Fisika tahun 1922.
Tiga hadiah Nobel fisika dalam waktu yang hampir berurutan di awal
abad ke-20 sebagai penanda pengakuan secara luas terhadap lahirnya
teori mekanika kuantum. Teori ini mempunyai arti penting dan
fundamental dalam fisika
pada tahun 1924 Louis-Victor de Broglie merumuskan
secara empiris bahwa semua partikel atau materi, tidak
hanya cahaya, memilki sifat alami seperti gelombang.
Gelombang dalam mekanika klasik memiliki sifat-sifat
seperti interferensi, difraksi dan polarisasi.

Hipotesa De Broglie :
“ Partikel – partikel dengan momentum p seharusnya juga memiliki sifat – sifat
gelombang dengan panjang gelombang λ
Hipotesa ini dibuktikan oleh Davisson & Germer pada tahun 1926.
Panjang gelombang De Broglie :

h = konstanta Plank = 6,6 x 10 – 34


Js
m = massa partikel (kg)
v = kecepatan gerak partikel
(m/s)
Teori Kuantum Modern dikembangkan dalam perhitungan energi
partikel atau elektron menggunakan persamaan gelombang yang
dirumuskan oleh Erwin Schroedinger, sehingga dikenal dengan
persamaan Schroedinger. Persamaan ini bersama dengan prinsip
ekslusi Pauli merupakan dasar bagi penerapan teori kuantum
modern dalam menjelaskan efek zeeman, atom berelektron
banyak, osilator harmonis dan atom hidrogen.

Diantara kedua teori kuantum klasik dan modern, terdapat beberapa model atom
dikembangkan oleh Thomson, Rutherford, Bohr dan Sommerfeld-Bohr. Model
atom tersebut berdasarkan teori kuantum lama (besaran diskrit) dan sebagai
dasar bagi penerapan teori kuantum modern khusunya dalam atom hidrogen dan
atom berlektron banyak.
Pada tahun 1925 Werner Karl Heisenberg mengajukan rumus
baru dibidang fisika. Rumus tersebut merupakan suatu rumus
yang teramat sangat radikal, jauh berbeda dalam pokok konsep
dengan rumus klasik Newton.
Soal 1

Andaikan matahari sebagai Benda hitam, maka pada


kedalaman 100.000 km, berapa suhunya? (Jari-jari Matahari
700.000 km, suhu permukaan matahari 5800 K)
Diketahui: h = 100000 km =
1x108 m 4 𝑟2𝑇4
𝑝𝑒𝑟𝑚𝑢𝑘𝑎𝑎𝑛
r = 700000 km = Th =
8
𝑟ℎ2
7x10 m
Tpermukaan = 5800 K
4
(7𝑥10 8) 2 .58004
Ditanya: Th ? Th =
Jawab: (7𝑥108 −1𝑥108 )4
Ppermukaan = Ph
= 6265 K
4
𝑒4𝜋𝑟 2 𝜎𝑇𝑝𝑒𝑟𝑚𝑢𝑘𝑎𝑎𝑛 = 𝑒4𝜋𝑟ℎ2 𝜎𝑇ℎ4
Soal 2: Dari hasil pengamatan diperoleh bahwa
puncak spektrum bintang A dan bintang B
masing-masing berada pada panjang
gelombang 0,35 m dan 0,56 m.
Tentukanlah bintang mana yang lebih
panas, dan seberapa besar perbedaan
temperaturnya

Jawab : maks A = 0,35 m , maks B =


0,56 m
Jadi bintang A mempunyai maks lebih
pendek daripada bintang B. Menurut
hukum Wien, bintang A lebih panas
daripada bintang B 0,289
0,289 T
maks 8 8
= T = ma
ks
Soal 3

Supaya ikatan kimia dalam molekul kulit manusia dapat


diputuskan perlu energi foton 3,5 eV, sesuai dengan panjang
gelombang berapakah energi itu?
Diketahui: E = 3,5 eV
Ditanya: 𝜆?
Jawab: ℎ𝑐
E=
𝜆
ℎ𝑐
𝜆 =
𝐸
6,6𝑥10−34 𝑥3𝑥108
𝜆 =
5,6𝑥10−19
𝜆 = 3,536x10-7 m = 3536 Å
Efek Fotolistrik
Adalah peristiwa terlepasnya elektron – elektron
dari permukaan logam ketika logam tersebut
disinari cahaya

Ano
da

• Pertama kali ditemukan


Kato pertama kali oleh Hertz
da • Elektron yang terlepas
disebut elektron foto
Penjelasan Efek Fotolistrik
• Semakin besar intensitas cahaya menyebabkan
semakin banyak elektron yang terlepas
• Kenaikan frekuensi cahaya akan meningkatkan EK
elektron foto
h = konstanta
Plank = 6,6 x 10 -34 Js
W0 = fungsi
kerja / energi ambang

• Jika frekuensi cahaya “ f “ lebih kecil dari


frekuensi ambang “ f0 “, maka tidak ada
elektron yg terlepas
• Elektron terlepas dari permukaan logam sesaat
setelah penyinaran
Diagram Energi Efek Fotolistrik

Efoton = Eelektron = ½ m
hf v2

Wo =
hfo
Grafik Efek Fotolistrik

Hasil pembacaan
grafik :
1. EK elektron foto 0 –
4,0 eV
2. Energi minimal untuk
melepaskan elektron
f = 1,6 eV (Wo )
o

Grafik E - f
Hasil pembacaan
grafik :
1. Vo = potensial henti
(beda potensial
negatif antara anode
& katode yg
menyebabkan tidak
Grafik I - v satupun elektron foto
yang sampai ke
anode)
2. Intensitas cahaya
tidak berpengaruh
thd EK maks.
Efek Compton

Momentum sebuah
foton

Persamaan Efek
Compton

Anda mungkin juga menyukai