id
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab sebelumnya telah dibahas rancangan faktorial secara umum, seringkali peneliti
berhadapan pada rancangan yang melibatkan sejumlah faktor yang masing-masing faktor hanya
terdiri atas dua buah taraf atau level. Oleh karena itu perlu dilakukan rancangan faktorial 2k,
yaitu rancangan faktorial yang menyangkut k buah faktor dengan masing-masing faktor
memiliki dua taraf atau level. Banyaknya taraf yaitu 2, ditulis sebagai bilangan pokok dan
banyaknya faktor yaitu k, ditulis sebagai pangkat. Apabila rancangan melibatkan dua faktor
maka disebut rancangan faktorial 22. Jika rancangan melibatkan tiga faktor maka disebut
rancangan faktorial 23. Rancangan melibatkan empat faktor maka disebut rancangan faktorial 24,
dan seterusnya. Batasan-batasan:
• Faktor-faktor tersebut fixed (tetap)
• Merupakan rancangan random lengkap
• Asumsi normalitas, independensi dan homogenitas variansi dipenuhi.
1. Asumsi normalitas dipenuhi apabila Normal Probability plot of the Residuals
membentuk atau mendekati garis lurus.
2. Asumsi homogenitas variansi dipenuhi jika :
a. Residuals versus the Fitted Values tidak membentuk suatu pola tertentu atau acak.
3. Asumsi independensi dipenuhi apabila Residuals versus the order of the data tidak
membentuk suatu pola tertentu atau acak.
4
Didonwload dari ririez.blog.uns.aac.id
BAB II
PEMBAHASAN
(1) a
1 2
Faktor A
Keterangan : taraf rendah dinyatakan 1
taraf tinggi dinyatakan 2
taraf rendah faktor A dan taraf rendah faktor B = A1B1
taraf rendah faktor A dan taraf tinggi faktor B = A1B2
taraf tinggi faktor A dan taraf rendah faktor B = A2B1
taraf tinggi faktor A dan taraf tinggi faktor B = A2B2
5
Didonwload dari ririez.blog.uns.ac.id
Terdapat kombinasi perlakuan yang ditulis (1), a, b, dan ab, dengan (1) menyatakan
kombinasi perlakuan yang terjadi karena taraf rendah faktor A dan taraf rendah faktor B, a
menyatakan kombinasi perlakuan yang terjadi karena taraf tinggi faktor A dan taraf rendah
faktor B, b menyatakan kombinasi perlakuan yang terjadi karena taraf rendah faktor A dan
taraf tinggi faktor B, ab menyatakan kombinasi perlakuan yang terjadi karena taraf tinggi faktor
A dan taraf tinggi faktor B.
2.1.1 Estimasi Efek
Dalam suatu percobaan rancangan faktorial 22 terdapat beberapa efek. Dimana efek
tersebut antara lain efek faktor dan efek taraf yang masing – masing berjumlah dua buah. Efek
tersebut kemudian diestimasi untuk pengujian lebih lanjut dalam penentuan jumlah kuadrat.
Estimasi efek dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu estimasi efek dengan rata – rata, estimasi
efek dengan kontras, estimasi efek dengan tabel.
2.1.1.1 Estimasi Efek dengan Rata – Rata
Efek faktor A dapat diestimasi dengan rata – rata efek A yang dikombinasikan dengan
B, yaitu saat B rendah dan tinggi, sehingga diperoleh hasil sebagai berikut :
Efek A dengan B rendah adalah [a − (1)] / n , efek A dengan B tinggi adalah [ab − b ] / n
AB =
1
[(ab − b ) − (a − (1) )] = 1 [ab − a − b + (1)]
2n 2n
Metode lain untuk memperoleh formula rata – rata efek di atas, misalkan efek A adalah
dengan menyelisihkan antara rata – rata respon dari 2 kombinasi perlakuan di sisi kanan bujur
sangkar (gambar) Y A+ dan 2 kombinasi perlakuan di sisi kiri bujur sangkar Y A− . Diperoleh
hasil:
6
Didonwload dari ririez.blog.uns.ac.id
ab + a b + (1)
A = Y A+ − Y A− = − =
1
[ab + a − b − (1)]
2n 2n 2n
Dengan cara yang sama diperoleh
ab + b a + (1)
B = Y B+ − Y B− = − =
1
[ab + b − a − (1)]
2n 2n 2n
Sedangkan untuk efek interaksi AB didapat dari selisih antara rata-rata kombinasi perlakuan
diagonal kanan ke kiri { ab dan (1)} dan rata-rata diagonal kiri ke kanan { a dan b }
ab + (1) a + b
AB = − =
1
[ab + (1) − a − b]
2n 2n 2n
Efek faktor A bernilai positif berarti adanya peningkatan taraf dari rendah ke tinggi akan
meningkatkan respon. Efek faktor B bernilai negatif berarti adanya peningkatan taraf dari rendah
ke tinggi akan menurunkan respon. Efek interaksi AB muncul relatif kecil.
2.1.1.2 Estimasi Efek dengan Kontras
Kombinasi perlakuan ditulis dengan urutan tertentu, yang merupakan urutan baku
(standart) yaitu (1), a, b, ab . Dengan urutan standar tersebut, koefisien kontras digunakan untuk
mengestimasi efek. Dimana koefisien kontras biasanya +1 atau -1.
Efek (1) A b Ab
A -1 +1 -1 +1
B -1 -1 +1 +1
AB +1 -1 -1 +1
Perlu diperhatikan bahwa koefisien kontras untuk mengestimasi efek interaksi didapat dengan
mengalikan koefisien antara dua efek utama yang bersesuaian.
2.1.1.3 Estimasi Efek dengan Tabel
Tabel plus minus berikut dapat digunakan untuk menentukan tanda setiap kombinasi
perlakuan. Efek utama A, B, interaksi AB, dan I menunjukkan total atau rata-rata dari jumlah
eksperimen. Di mana I hanya memiliki tanda plus.
Kombinasi Faktorial
perlakuan I A B AB
(1) + - - +
a + + - -
b + - + -
ab + + + +
7
Didonwload dari ririez.blog.uns.ac.id
Perlu diperhatikan untuk mencari kontras dengan cara mengalikan tanda (dengan kolom yang
sesuai) terhadap kombinasi perlakuan kemudian dijumlahkan.
Contoh: untuk mengestimasi A, kontrasnya adalah − (1) + a − b + ab
untuk mengestimasi B, kontrasnya adalah − (1) − a + b + ab
untuk mengestimasi AB, kontrasnya adalah + (1) − a − b + ab
2.1.2 Analisis Variansi
Dalam analisis variansi terdapat perhitungan jumlah kuadrat. Jumlah kuadrat sama
dengan kuadrat kontras dibagi jumlah observasi di setiap total kontras kali jumlah kuadrat
koefisien kontras. Sehingga diperoleh:
JKA =
[ab + a − b − (1)]2
n.4
JKB =
[ab + b − a − (1)]2
n.4
JKAB =
[ab + (1) − a − b]2
n.4
2 2 n
y 2 ...
JKT = ∑∑
i =1 j =1
∑ y 2ijk −
k =1 4n
JKS = JKT – JKA – JKB - JKAB
Uji hipotesis:
I. Ho : interaksi faktor AB tidak mempengaruhi respon secara signifikan
H1 : interaksi faktor AB mempengaruhi respon secara signifikan
Daerah Kritis : Ho ditolak jika Fhit > F(α , ( a −1)( b −1), ab ( n −1))
RK AB
Statistik Uji : Fhitung =
RK S
II. Ho : faktor A tidak mempengaruhi respon secara signifikan
H1 : faktor A mempengaruhi respon secara signifikan
Daerah Kritis : Ho ditolak jika Fhit > F(α , ( a −1), ab ( n −1))
RK A
Statistik Uji : Fhitung =
RK S
III. Ho : faktor B tidak mempengaruhi respon secara signifikan
H1 : faktor B mempengaruhi respon secara signifikan
8
Didonwload dari ririez.blog.uns.ac.id
RK B
Statistik Uji : Fhitung =
RK S
Tabel Anava
Sumber JK Db RK F
variasi
JKA =
[ab + a − b − (1)]2 RKA =
JK A RK A
A n.4 a −1 = 1 1 RK S
JKB =
[ab + b − a − (1)]2 RKB =
JK B RK B
B n.4 b–1 =1 1 RK S
JKAB =
[ab + (1) − a − b]2 RKAB =
JK AB RK AB
AB n.4 ( a − 1)(b − 1) = 1 1 RK S
2 2 n
Y 2 ...
Total JKT = ∑
i =1
∑
j =1
∑ Y 2ijk −
k =1 4n N-1
9
Didonwload dari ririez.blog.uns.aac.id
Sehingga akan menghasilkan variabel kode yang bernilai ± 1 . Apabila faktor A dengan taraf
rendah maka x1 = −1 . Apabila faktor A dengan taraf tinggi maka x1 = +1 . Apabila faktor B
dengan taraf rendah maka x2 = −1 . Apabila faktor B dengan taraf tinggii maka x2 = +1 .
(ii) Untuk a yaitu kombinasi perlakuan faktor A dengan taraf tinggi dan faktor B dengan taraf
rendah, dimana yˆ a = β 0 + β1 (+1) + β 2 (−1) sehingga diperoleh residual en = y 21. − yˆ a .
(iii) Untuk b yaitu kombinasi perlakuan faktor A dengan taraf rendah dan
dan faktor B dengan taraf
tinggi, dimana yˆb = β 0 + β1 (−1) + β 2 (+1) sehingga diperoleh residual en = y12. − yˆ b
(iv) Untuk ab yaitu kombinasi perlakuan faktor A dengan taraf tinggi dan faktor B dengan
taraf tinggi, dimana yˆ ab = β 0 + β1 (+1) + β 2 (+1) sehingga diperoleh residual en = y 22. − yˆ ab
dengan n = banyak replikasi.
2.2 Rancangan Faktorial
Rancangan ini melibatkan 3 faktor dengan masing-masing
masing masing faktor mempunyai 2 level.
Misalkan, terdapat 3 faktor A, B, dan C dengan masing-masing
masing mempunyai 2 level, yaitu
“rendah” dan “tinggi”. Jika dilakukan percobaan dengan perulangan sebanyak n, maka total
seluruh kombinasi perlakuan dapat disajikan sebagai berikut:
10
Didonwload dari ririez.blog.uns.aac.id
B
“rendah” “tinggi”
A C C
“rendah” “tinggi” “rendah” “tinggi”
. . . .
“rendah” . . . .
. . . .
“tinggi” . . . .
Keterangan :
= observasi dengan kombinasi perlakuan dari masing-masing
masing masing taraf
1 - - - (1) 0 0 0
2 + - - A 1 0 0
3 - + - B 0 1 0
4 + + - Ab 1 1 0
5 - - + C 0 0 1
6 + - + Ac 1 0 1
7 - + + bc 0 1 1
8 + + + abc 1 1 1
11
Didonwload dari ririez.blog.uns.aac.id
Metode lain untuk memperoleh formula rata – rata efek A dengan menyelisihkan rata – rata efek
A yang telah dikombinasikan dengan perlakuan pada saat A “tinggi” dengan A “rendah”
, maka efek faktor A dapat dirumuskan
1
1
1
4 4 4
12
Didonwload dari ririez.blog.uns.aac.id
Efek interaksi AB merupakan setengah selisih dari rata – rata efek A pada saat B tinggi
dengan B rendah. Rata – rata efek A saat B+ adalah . Sedangkan rata – rata efek A
13
Didonwload dari ririez.blog.uns.aac.id
Efek interaksi AC merupakan setengah selisih dari rata – rata efek A pada saat C tinggi
dengan C rendah. Rata – rata efek A saat C+ adalah . Sedangkan rata – rata efek A
Efek interaksi BC merupakan setengah selisih dari rata – rata efek B pada saat C tinggi
dengan C rendah. Rata – rata efek B saat C+ adalah
(ii) kontras
14
Didonwload dari ririez.blog.uns.aac.id
(iii) kontras
(iv) kontras
(v) kontras
2.2.1.3 Estimasi Efek dengan Tabel
Dari efek perlakuan di atas maka dapat dibuat tabel plus-minus
plus minus rancangan yang
disajikan sebagai berikut:
(1) + - - + - + + -
A + + - - - - + +
B + - + - - + - +
Ab + + + + - - - -
C + - - + + - - +
Ac + + - - + + - -
Bc + - + - + - + -
Abc + + + + + + + +
15
Didonwload dari ririez.blog.uns.aac.id
perhitungan jumlah kuadrat yang sangat berguna untuk pengujian hipotesis. Dari perhitungan
estimasi efek di atas dapat dihitung jumlah kuadratnya baik itu jumlah kuadrat total, sesatan,
efek.
(i)
(ii)
(iii)
(iv)
(v)
(vi)
(vii)
(viii)
Tabel Anava :
Variasi Db JK RK F0
A (a–1)
1) = 1 / RKs
B (b-1)
1) = 1 / RKs
C (c-1)
1) = 1 / RKs
AB (a-1) (b-1)
1) = 1 / RKs
AC (a-1) (c-1)
1) = 1 / RKs
BC (b-1) (c-1)
1) = 1 / RKs
16
Didonwload dari ririez.blog.uns.aac.id
N = a.b.c.n = 2.2.2.n = 8 n
Uji hipotesis :
a. Interaksi ABC
H0 : Tidak ada interaksi A, B, dan C terhadap respon.
H1 : Ada interaksi A, B, dan C terhadap respon.
F0 : / RKs
H0 ditolak jika F0 > Ftabel =
b. Interaksi AB
H0 : Tidak ada interaksi A dan B terhadap respon.
H1 : Ada interaksi A dan B terhadap respon.
Daerah kritis : H0 ditolak jika F0 > Ftabel =
d. Interaksi BC
H0 : Tidak ada interaksi B dan C terhadap respon.
H1 : Ada interaksi B dan C terhadap respon.
Daerah kritis : H0 ditolak jika F0 > Ftabel =
17
Didonwload dari ririez.blog.uns.aac.id
dimana
masing-masing
masing adalah variabel kode utuk A, B, C.
Cara menentukan variabel kode :
18
Didonwload dari ririez.blog.uns.aac.id
BAB III
CONTOH APLIKASI
Pekerja
Tipe botol
1 2
Kaca 5.12 4.89 6.65 6.24
4.98 5.00 5.49 5.55
Plastik 4.95 4.43 5.28 4.91
4.27 4.25 4.75 4.71
Penyelesaian :
AB A B Komb.Perlk
Komb. 1 2 3 4 Total
+ - - (1) 5.12 4.89 4.98 5.00 19.99
- + - A 4.95 4.43 4.27 4.25 17.90
- - + B 6.65 6.24 5.49 5.55 23.93
+ + + Abb 5.28 4.91 4.75 4.71 19.65
81.47
a. Uji hipotesis
- Kontras A : -(1) + a – b +ab = -19.99 +17.90 – 23.93 + 19.65 = - 6.37
- Kontras B : -(1) - a + b + ab = -19.99 - 17.90 + 23.93 + 19.65 = 5.69
19
Didonwload dari ririez.blog.uns.aac.id
Tabel anava
Sv Db JK RK F
A (tipe botol) 1 2.5361 2.5361
.5361 20.40
B (pekerja) 1 2.0235 2.0235 16.28
AB (interaksi) 1 0.2988 0.2988 2.411
Sesatan 12 1.4910 0.1243
Type equation here.Total 15 6.3504
# Uji hipotesis efek interaksi tipe botol dan pekerja dalam industri #
a. 01 : tidak terdapat efek interaksi tipe botol dan pekerja dalam industri.
0 : terdapat efek interaksi tipa botol dan pekerja dalam industri.
b. 3 0.05
c. Daerah kritis : 01 ditolak jika6
jika 8 69;: 61.17::
11.75
20
Didonwload dari ririez.blog.uns.aac.id
b. Analisis Residual
Estimasi Efek:
Untuk , diperoleh , ,
, ,
Untuk , diperoleh , ,
, ,
Untuk , diperoleh ,
, ,
Untuk , diperoleh , ,
, ,
21
Didonwload dari ririez.blog.uns.ac.id
c. Menggunakan Minitab.14
Uji Hipotesis :
1. 01 : tidak terdapat efek interaksi tipe botol dan pekerja dalam industri.
0 : terdapat efek interaksi tipa botol dan pekerja dalam industri.
2. α = 0,05
3. Daerah kritis : Ho ditolak jika P-Value < α = 0.05
4. Statistik Uji
Faktor Type Levels Values
tipe botol fixed 2 1, 2
pekerja fixed 2 1, 2
95
90
80
70
Percent
60
50
40
30
20
10
1
-0.8 -0.6 -0.4 -0.2 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8
Residual
Terlihat dari plot di atas titik – titiknya mendekati garis lurus maka asumsi kenormalan
dipenuhi.
22
Didonwload dari ririez.blog.uns.ac.id
b. Asumsi homogenitas
0.50
0.25
Residual
0.00
-0.25
-0.50
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Observation Order
Terlihat dari plot di atas titik – titiknya dapat dikatakan berpola acak atau tidak membentuk
pola tertentu sehingga asumsi independensi dipenuhi.
c. Analisis adanya efek
0.50
0.25
Residual
0.00
-0.25
-0.50
4.50 4.75 5.00 5.25 5.50 5.75 6.00
Fitted Value
Dari grafik residuals vs the fitted values tampak titik- titik yang acak (tidak membentuk pola
tertentu), berarti tidak ada efek interaksi antara tipe botol dan pekerja terhadap pengembangan
industri.
d. Uji homogenitas variansi dengan menggunakan metode bartlet’s
1. Respon terhadap tipe botol
01 : tidak terdapat efek tipe botol dalam pengembangan industri.
0 : terdapat efek tipe botol dalam pengembangan industri
23
Didonwload dari ririez.blog.uns.aac.id
1
tipe botol
Levene's Test
Test Statistic 2.17
P-Value 0.163
2
1
pekerja
24
Didonwload dari ririez.blog.uns.aac.id
Test for
f Equal Variances for respon
tipe botol pekerja
Bartlett's Test
Test Statistic 6.49
1 P-Value 0.090
2
2
0.0 0.5
5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5
95% Bonfe
erroni Confidence Intervals for StDevs
25
Didonwload dari ririez.blog.uns.ac.id
selalu belajar darinya. Problem ini menggunakan hasil dari percobaan yang dilakukan oleh
Greatchen Krueger di Arizona State University.
Ada beberapa perbedaan cara membuat bronis. Tujuan dari percobaan untuk
membedakan bagaimana material pan, macam-macam jenis campuran brownis, dan metode
pengadukan yang mempengaruhi kelezatan dari brownis. Level faktornya adalah:
Level faktor
Faktor
Rendah (-) Tinggi (+)
A : material pan Gelas Aluminium
B : metode Sendok Mixer
pengadukan
C : jenis campuran Mahal Murah
Variabel responnya berupa kelezatan, sebuah ukuran subyektif yang berasal dari kuisioner
yang diberikan kepada orang-orang, yang masing-masing diberi sepotong brownis. Perlakuan
kuisioner dinilai dari macam rasa, penampilan, konsistensi, aroma dan seterusnya. Delapan
orang tester mendapat sepotong brownis dan menjawab pertanyaan. Data lengkapnya dapat
dilihat pada tabel berikut:
Angkatan Faktor Hasil uji panel Kombinasi
total
brownis A B C 1 2 3 4 5 6 7 8 perlakuan
1 - - - 11 9 10 10 11 10 8 9 78 (1)
2 + - - 15 10 16 14 12 9 6 15 97 a
3 - + - 9 12 11 11 11 11 11 12 88 b
4 + + - 16 17 15 12 13 13 11 11 108 ab
5 - - + 10 11 15 8 6 8 9 14 81 c
6 + - + 12 13 14 13 9 13 14 9 97 ac
7 - + + 10 12 13 10 7 7 17 13 89 bc
8 + + + 15 12 15 13 12 12 9 14 102 abc
740
26
Didonwload dari ririez.blog.uns.aac.id
Penyelesaian:
1. Analisis data
Menghitung kontras
27
Didonwload dari ririez.blog.uns.aac.id
Menghitung efek =
Efek A =
Efek B =
Efek C =
Efek AB =
Efek AC =
Efek BC =
Efek ABC =
28
Didonwload dari ririez.blog.uns.aac.id
Tabel anava
Variasi Db JK RK F
A 1
B 1
C 1
AB 1
AC 1
BC 1
ABC 1
Sesatan 56
Total 63
Uji hipotesis
1. Uji hipotesis interaksi ABC
a. 0= : tidak ada efek interaksi antara material pan, metode pengadukan, dan jenis campuran
terhadap kelezatan brownis.
0 : terdapat efek interaksi antara material pan, metode pengadukan, dan jenis campuran
terhadap kelezatan brownis.
b. 3 0.05
tolak jika 6 8 69::>? 69::>? 61.17::7B 4.01792
c. Daerah kritis : 0= : ditolak
d. Statistik uji : dari tabel anava diperoleh 6 0.04136
e. Kesimpulan : karena 6 0.04136 < 61.17::7B 4.01792 maka 0= diterima, maka
tidak ada efek interaksi antara material pan, metode pengadukan, dan jenis campuran
terhadap kelezatan brownis.
29
Didonwload dari ririez.blog.uns.ac.id
30
Didonwload dari ririez.blog.uns.ac.id
31
Didonwload dari ririez.blog.uns.ac.id
0 : terdapat efek interaksi antara material pan, metode pengadukan, dan jenis campuran
terhadap kelezatan brownis.
b. 3 0.05
c. Daerah kritis : 0= ditolak jika P-Value > α = 0.05
d. Statistik uji :
Faktor Type Levels Values
A fixed 2 1, 2
B fixed 2 1, 2
C fixed 2 1, 2
32
Didonwload dari ririez.blog.uns.ac.id
99
95
90
80
70
Percent
60
50
40
30
20
10
5
0.1
-8 -6 -4 -2 0 2 4 6 8
Residual
Terlihat dari plot di atas titik – titiknya mendekati garis lurus maka asumsi kenormalan
dipenuhi.
# Uji kecocokan model untuk asumsi homogenitas variansi #
5.0
2.5
Residual
0.0
-2.5
-5.0
-7.5
10 11 12 13 14
Fit t ed V alue
Dari plot di atas terlihat acak, maka asumsi homogenitas variansi terpenuhi.
33
Didonwload dari ririez.blog.uns.aac.id
1
A
5.0 7.5 1
10.0 12.5 15.0 17.5
Respon
34
Didonwload dari ririez.blog.uns.aac.id
Test fo
or Equal Variances for Respon
F-Test
Test Statistic 1.24
1 P-Value 0.554
Levene's Test
B
1
B
1
C
5.0 7.5 10
0.0 12.5 15.0 17.5
Respon
Bartlett's Test
Test Statistic 1.33
1 P-Value 0.723
2
2
1 2 3 4 5
95% Bonferroni Con
nfidence Intervals for StDevs
36
Didonwload dari ririez.blog.uns.ac.id
α = 0,05
Daerah kritis : Ho ditolak jika P-Value < α
Stat uji
Bartlett's Test
Test Statistic 15.37
1 P-Value 0.002
1
2
2
1 2 3 4 5 6
95% Bonferroni Confidence Intervals for StDevs
37
Didonwload dari ririez.blog.uns.ac.id
Bartlett's Test
Test Statistic 1.47
1 P-Value 0.689
2
2
1 2 3 4 5
95% Bonferroni Confidence Intervals for StDevs
38
Didonwload dari ririez.blog.uns.ac.id
Bartlett's Test
1
1 Test Statistic 18.99
2 P-Value 0.008
1 Levene's Test
1
1
2
2
1
2
2
0 2 4 6 8 10
95% Bonferroni Confidence Intervals for StDevs
39
Didonwload dari ririez.blog.uns.aac.id
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
• Rancangan faktorial 2k, yaitu rancangan faktorial yang menyangkut k buah faktor dengan
masing-masing
masing faktor memiliki dua taraf atau level. Banyaknya taraf yaitu 2, ditulis
sebagai bilangan pokok dan banyaknya faktor yaitu k, ditulis sebagai pangkat.
• Rancangan faktorial 22, yaitu rancangan faktorial yang melibatkan dua faktor
• Untuk rancangan
gan faktorial
fak 22, persamaan regresinya dapat ditulis
• Rancangan faktorial 22 dapat diselesaikan dengan uji hipotesis dengan statistik uji
[ab + a − b − (1)]2
JKA = n.4
[ab + b − a − (1)]2
JKB = n.4
• Rancangan faktorial 23, yaitu rancangan faktorial yang melibatkan tiga faktor.
• Untuk rancangan factorial 23, persamaan regresinya dapat ditulis
• Rancangan faktorial 23 dapat diselesaikan dengan uji hipotesis dengan statistik uji
40
Didonwload dari ririez.blog.uns.aac.id
Efek faktor A dapat diestimasi dengan kombinasi B dan C dalam dua level, yaitu
Efek A dengan B- C- adalah [a - (1)]
Efek A dengan B+ C- adalah [ab - b]
Efek A dengan B- C+ adalah [ac - c]
Efek A dengan B+ C+ adalah [abc - bc]
Maka kontras . Dengan cara yang sama diperoleh
kontras
kontras
kontras
kontras
kontras
DAFTAR PUSTAKA
41