Anda di halaman 1dari 9

BUKAN BAWANG MERAH & BAWANG

PUTIH BIASA

SINOPSIS CERITA
Di sebuah desa yang damai dan
tentram hiduplah seorang gadis cantik
bernama bawang putih. Dia hidup bersama
ibu tiri dan anaknya yang bernama Bawang
Merah . Mereka memperlakukannya bukan
seperti saudara tapi seperti pembantu.

Suatu hari kerajaan Petei mengadakan


acara pemilihan untuk mencari calon istri
untuk Sang Pangeran. Bawang Merah dan
Bawang Putih mengikuti acara tersebut
walaupun awalnya Putih tidak di izinkan Ibu
tirinya untuk ikut tapi berkat sang Maha
Kuasa dan tekad, dia berhasil ikut acara
tersebut. Lalu bagaimana kelanjutan kisah
tersebut? Siapakan yang akan
mendapatkan Sang Pangeran? Kita lihat
saja !!!
SKENARIO
Babak 1. Dirumah
Narator : pada pagi yang indah, disebuah rumah yang terlihat
tenang dan tentram (padahal tidak) sedang terlihat
seorang wanita yang sedang tidak tenang karena
cuaca yang terik sambil mengayunkan kipasnya.
Karena sangat kepanasan dia menggerakan
kipasnya semakin lama semakin cepat cepat… dan
ceepaatttt…..
Ibu tiri : Stop…. Stop…. (menghentikan sang Narator untuk
berbicara). Eh..,, kamu gimana sich ceritanya. Saya
capek nih, gerakin kipasnya sebegitu cepatnya. Yang
bener dong…
Narator : iya.. iya.. sorry… Lanjut ya?!
Ibu tiri : ikan hiu, ikan cucut… yu’ lanjut.
Narator : (melanjutkan cerita yang terpotong) lalu, dia merasa
kehausan dan memanggil Putri tirinya yang
bernama Putih.
Setelah Narator meninggalkan tempatnya.
Ibu tiri : pu…ti…hh…. (teriak-teriak..)
Putih : iya…… ibu……
putih datang dari arah belakang Sang Ibu tirinya dan
tiba-tiba.. “duakkk” (sfx)… mereka secara tidak
sengaja saling terhantuk..
Ibu tiri : aduahhh….
Putih : aw… sakit…
Ibu tiri : heh.. kamu gimana sih… kalo jalan pake mata dong (
sambil menujuk hidung)
Putih : aduh.. ibu ini.. mata bukan disini (sambil menunjuk
hidung), tapi di sini (menujuk mata)
Ibu tiri: : oh iya ya.., kamu bener juga!!
Putih : lagian sapa yang jalan pake mata, saya jalan pake kaki
ko’!!
Ibu tiri : oh iya ya… (tidak sadar jadi sok baik). Eh, saya ko’ jadi
begini sih.. heh.., putih!?!
Putih : iya bu.. ( jadi manis lagi)
Ibu tiri : ambilkan saya minum, haus nih..
Putih : baik bu.. (sambil berlalu pergi)
Ibu tiri : eh, saya belum selesai bicara… ( putih balik lagi) kamu
udah belum bersihin dapur, ngepel, nyuci baju, cuci
piring, jemur pakaian, nyapu, bersih-bersihin halaman,
ngelap jendela?
Putih : udah semua bu…
Ibu tiri : ya udah kalo begitu.. bersihin lagi sana..
Putih : lha.. kan barusan udah saya bersihkan semua, ko’ lagi
sih?
Ibu tiri : eh.., saya kan berperan jadi ibu tiri, dan kamu kan anak
tiri saya. Menurut cerita, kamu harus selalu patuh dan
jangan mengeluh. Kan ceritanya kamu anak yang baik
dan bernbakti pada orang tua.(sang ibu tiri
menjelaskan)
Putih : oh iya ya.. hehehe. Tapi, tega amat ya yang buat cerita.
Apa dia gak kasihan sama saya?
Ibu tiri : Au.. Ah.. gelap (memasang wajah tak berdosa)
Kembali ke belakang panggung.
Putih : ini bu minumannya
Ibu tiri : Lama banget sih ? (sambil meminum minuman)
aaaaaaaaaaaaaaaa..... najisss inggriisss perancisss
cuiihhh, minuman apa ini ? kok asin ? kamu mau
membunuh saya ya ?
Putih : ya ampun bu, saya lupa mungkin yang saya masukin
tadi garam bukan gula
Ibu tiri : adduh, bego banget sih kamu ! udah sana !
Merah : mamiiii, di luar ada rame-rame tuh, lagi ngapain ya ?
lihat yuuk !
Babak. 2 Pengumuman
Narator : Tiba-tiba sebuah pengumuman utusan dari kerajaan
Petei mengumumkan akan diadakannya sebuah
audisi untuk mencari calon istri Sang Pangeran.
Bawang merah dan ibu tiri ini dari tadi ribut aja
pengen ikutan. karena mendengar pengumuman
tersebut. Bawang merah segera mempersiapkan
segalanya mulai dari pakaian, suara, dan segala
macamnya. Dan bagaimana suasana persiapan
mereka? mari kita lihat bersama!

Merah sedang bedandan di kamarnya.


Merah : Putih ! ambilkan lipstik! sisir !
Putih : (menatap mereka bertiga)
Merah : apa ! ko’ liat-liat ! mau ikut?
Putih : (mengangguk dengan semangat) iya.. iya.. mau!!
Merah : (ia menatap lalu mengatakan) Gak boleh!! (menjawab)
Putih : yaaa..hh!!
Ibu tiri datang menghampiri
Ibu tiri : aduhh.. ayo cepat kita berangkat!!
Merah : iya ! mom !
Ibu tiri : (menatap putih) dan kamu, tetap dirumah! (berlalu pergi)
Merah : (menatap sinis) huh.. rasain…
Mereka pun berangkat.Putih masih di kamar itu
sembari membereskan kamar yang berantakan. Akan
tetapi putih berfikir akan tetap mengikuti kontes itu
Babak 3. Acara Audisi Dan Akhir Cerita
Narrator : tibalah saatnya audisi pemilihan calon istri Sang
Pangeran Papriko Ijoo Mantapoo Lezatto bin Raja
Peteo Ijoo Mantapoo Lezatoo.. Ckckck..,
(menggeleng-gelengkan kepala karena heran)
hmm, dasar keluarga sayur-sayuran..
All : sewottt… (membalas perkataan Narator)
Narrator : (terkejut) waduh.., bahaya nich!! Bisa di amuk masa
saya!!
All : emang.. (jawab serentak)
Narrator : (terkejut) hehe.. ya udah deh saya lanjut aja.. ehem
ehem (berdeham tanda siap melanjutkan cerita)
..Bagaimanakah suasana acara audisi tersebut?
Karena sudah terlihat gelisah. Jadi kita lihat saja
langsung.. Mari..(mempersilahkan).
Menunggu acara di mulai. Suasana tempat audisi
sangat ramai dan masih terdengar orang yang
berbincang-bincang atau mengeluh.
Ibu tiri : aduhh.. udah panas! Lama lagi! Kapan sih nih acara
mulai..
Mrs. pare memulai acara.
Mrs. Pare : ya sudah para penonton silahkan duduk. Karena kita
akan memulai acaranya . Oke, langsung saja kita
panggilkan peserta pertama yang sudah tidak asing
lagi yang biasa kita gunakan untuk masak, menumis
dan…
All : lamaaaaaa!!! (teriak)
Mrs. Pare : iya..iya… Bawang merah
Merah maju.
Merah : ehem,ehem.., (viera-perih) aku kan bertahan meski
takkan mungkin, mendengar kisahnya walau perih…
(menyanyi dengan suara yang cempreng)
All : iya cukup… (memberi pengarahan)
Merah : ya udah deh… (menerima kenyataan)
Mrs. Pare : baiklah para penonton tinggal satu kontestan lagi kita
panggil kan bawang putih
datanglah Putih gadis manis nan jelita,
All : wahh.. cuantik banget..
Putih : makasih..
Ibu tiri+merah : apuahhhh?… Putih.. (teriak-teriak gak jelas)
Mrs. Pare : baiklah kalau begitu.. silahkan.. (mempersilahkan
Putih)
Putih : makasih.. (membalas + senyuman manis)
Putih siap menyanyi.
Putih : (geisha-takkan pernah ada) ku ingin kau tahu isi hatiku..
kaulah yang terakhir dalam hidupku.. takkan ada yang
lain hanya kamu.. tak pernah ada, takkan pernah ada..
(putih menyanyi dengan perasaan)
Semua orang terpesona dengan suara putih yang
merdu. Kecuali Ibu tiri, Merah. Dan Putih
mendapatkan tepuk tangan yang meriah dari semua
penonton.
Para penonton : (manggut-manggut).. bagus banget suaranya..
Semuanya memperlihatkan senyum merekah.
Mrs. Pare : baiklah para penonton sekalian dan untuk para
peserta diharapkan berkumpul karena pemenangnya
akan segera di umumkan.
Para penonton : siapa ya (sambil berbisik-bisik)
Mrs.pare : Bawang…(ucapannya menggantung) Merahhh….
Merah dan ibu tiri teriak-teriak dan loncat-loncat kegirangan.
Merah : yee..!!! saya menang…. Ah, pangeran I’m coming…
hehehe (gaya super berlebihan bisa juga di bilang..
Lebay)
Putih menyela.
Putih : tunggu.. tunggu… kenapa dia yang menang? Kan
suara yang paling bagus punyasaya?... (protes, gak
terima)
Mrs. Pare : hmm, maaf ya.. sebenarnya Pangeran suka dengan
cewek yang suaranya cempreng.. makanya untuk
mencari istri idaman Sang Pangeran, kerajaan
mengadakan acara audisi ini.. begituu…
Putih : aneh banget (sambil terheran heran)
Mrs.Pere menyela.
Mrs. Pare : baiklah kalau begitu.. untuk pemenang tolong berdiri di
depan sini. (menujukan tempat). Dan tutup mata ya..
Pangeran akan menghampiri anda..
Merah langsung melakukan apa yang disuruh
Mrs.Pare. Dan dari arah belakang Merah, telah berdiri
Sang Pangeran. Berlahan, Sang Pangeran menyentuh
pundak Merah.
Merah : ahhh, pangeran.. saya jadi malu.. (malu-malu Lebay)
Pangeran : tidak usah malu calon istriku..
Mendengar suara pangeran, merah menjadi aneh.
Merah : ehh, Kok suaranya beda ya.. kayak kakek-kakek.. (
merah berlahan membalik badanya. Dan…)
kyaaaaaaaaaaa….aaaaa…aaa (teriak histeris).. kok
Pangerannya udah tua… tidakkkk (berlari menjauh
dari Sang Pangeran).
Pangeran : lho.. sayangku.. mau kemana? Sini sama your honey…
(mengejar Merah)
Merah : tidak mauuu…
Kejar-kejaran dalam gerak lambat. Narator masuk.
Narrator : pause.. (menghentikan gerak mereka) ternyata..
Sang Pangertan sudah berumur 100 tahun. Dan
merah tidak menginginkan untuk jadi istrinya…
play (lanjut Narator)
Masih kejar-kejaran.
Merah : tidakkkkkk…
Di kejar Pangeran menuju belakang panggung. Ibu tiri dan Bombay
mengikuti.
Ibu tiri : anakku… tunggu mami…. (mengejar Merah)
Tinggalah di panggung Putih, Mrs.Pare dan Narator.
Mrs.pare : wah… tega banget mereka.. masa kita ditinggalin.?
Ckckckck (geleng-geleng kepala) kita pergi aja deh!
Putih + Narator : betul , tapi kita mau kemana? (serempak)

Mrs.pare : (sambil mikir) pergi shoping kek , ke salon kek,


creambath kek, manicure kek, pedicure kek, cukyur
kek, terserah deh (mereka pun pergi)
Akhirnya pergilah mereka semua dan tak ada yang tersisa.

Anda mungkin juga menyukai