Þ Tahap Anal yang berlangsung dari usia 18 bulan sampai 3-4 tahun. Titik kenikmatan di tahap ini adalah
anus. Memegang dan melepaskan sesuatu adalah aktifitas yang paling dinikmati.
Þ Tahap Phallic berlangsung antara usia 3 sampai 5, 6 atau 7 tahun. Titik kenikmatan di tahap ini adalah
Þ Tahap Laten berlangsung dari usia 5, 6, atau 7 sampai usia pubertas ( sekitar 12 tahun ). Dalam tahap
ini, Freud yakin bahwa rangsangan-rangsangan seksual ditekan sedemikian rupa demi proses
belajar
Þ Tahap Genital dimulai pada saat usia pubertas, ketika dorongan seksual sangat jelas terlihat pada diri
remaja, khususnya yang tertuju pada kenikmatan hubungan seksual. Mastrubasi, seks, oral, homo
seksual dan kecenderungan-kecenderungan seksual yang kita anggap biasa saat ini, tidak
Abraham Maslow (Yusuf Syamsu, 2007: 152). adalah seorang psikolog terkenal yang teman
bekerja pada psikologi humanistik telah melihat ketenaran menyebar ke berbagai mata pelajaran
Kebutuhan.
Abraham Harold Maslow (Jess Feist & Gregory Jess Feist, 2008 : 242) lahir pada 1 April 1908 di
Brooklyn, New York . Maslow adalah anak sulung dari tujuh bersaudara yang lahir dari imigran
Yahudi Rusia. Relatif tidak berpendidikan sendiri mereka melihat belajar sebagai kunci untuk
anak-anak mereka berhasil di tanah air baru mereka. Dengan demikian semua anak-anak mereka
didorong untuk belajar; Abraham anak tertua didorong sangat keras karena ia diakui sebagai
Para ahli psikologi humanistik mempunyai perhatian terhadap isu-isu penting tentang eksistensi
manusia, seperti : cinta, kreativitas, kesendirian dan perkembangan diri. Mereka tidak meyakini
bahwa manusia dapat mempelajari sesuatu tentang kondisi manusia melalui penelitian terhadap
binatang.
Para ahli humanistik memiliki pandangan yang optimistik terhadap hakikat manusia (Yusuf
2. Manusia memiliki kebebasan untuk merancang atau mengembangkan tingkah lakunya, dalam hal
3. Manusia adalah makhluk rasional dan sadar, tidak dikuasai oleh ketidaksadaran, kebutuhan
E.1991:115), maka ajaran dasar psikologi yang akan dibahas antara lain :
Salah satu aspek yang fundamental dari psikologi humanistik adalah ajarannya bahwa manusia
atau individu harus dipelajari sebagai keseluruhan yang integral, khas, dan terorganisasi. Maslow
merasa bahwa para ahli psikologi di masa lalu maupun sekarang terlalu banyak membuang
waktu untuk menganalisa kejadian-kejadian atau tingkah laku secara terpisah dan mengabaikan
Para jurubicara psikologi humanistik mengingatkan tentang adanya perbedaan yang mendasar
antara tingkah laku manusia dengan tingkah laku hewan. Bagi mereka manusia lebih dari sekedar
hewan. Ini bertentangan dengan behaviorisme yang mengandalkan penyelidikan tingkah laku
hewan dalam memahami tingkah laku manusia. Maslow dan para teoritis kepribadian humanistik
umumnya memandang manusia sebagai makhluk yang berbeda dengan hewan apapun. Maslow
juga menegaskan bahwa penyelidikan dengan hewan tidak relevan bagi upaya memahami
tingkah laku karena hal itu mengabaikan ciri-ciri yang khas pada manusia seperti adanya
gagasan-gagasan, nilai-nilai, rasa malu, cinta, semangat, humor, rasa seni, kecemburuan dan
sebagainya yang dengan kesemua ciri yang dimilikinya itu manusia bisa menciptakan
Teori Freud secara implisit menganggap bahwa manusia pada dasarnya memiliki karakter jahat.
jelas ketetapannya, Freud menurut Maslow hanya memiliki sedikit kepercayaan tentang
kemuliaan manusia, dan berspekulasi secara pesimis tentang nasib manusia. Sebaliknya,
psikologi humanistic memiliki anggapan bahwa manusia itu pada dasarnya adalah baik atau
tepatnya netral. Menurut prespektif humanistik kekuatan jahat atau merusak yang ada pada
manusia itu adalah hasil dari lingkungan yang buruk dan bukan merupakan bawaan.
Mengutamakan kreativitas manusia merupakan salah satu prinsip yang penting dari psikologi
humanistik. Maslow dari studinya atas sejumlah orang tertentu, menemukan bahwa pada orang-
orang yang ditelitinya itu terdapat satu cirri yang umum, yakni kreatif. Dari itu Maslow
menyimpulkan bahwa potensi kreatif merupakan potensi yang umum yang ada pada manusia.
Maslow yakin bahwa jika setiap manusia mempunyai atau menghuni lingkungan yang
menunjang setiap orang dengan kreativitasnya maka akan mampu mengungkapkan segenap
potensi yang dimilikinya. Dan pada saat yang sama Maslow mengingatkan bahwa untuk menjadi
kreatif orang itu tidak perlu memiliki bakat atau kemampuan khusus. Menurut Maslow
kreativitas itu tidak lain adalah kekuatan yang mengarahka manusia kepada pengekspresian yang
Maslow secara konsisten beranggapan bahwa tidak ada satupun pendekatan psikologis yang
mempelajari manusia yang bertumpu pada fungsi-fungsi manusia berikut cara dan tujuan
hidupnya yang sehat. Dalam hal ini Maslow terutama mengkritik Freud yang menurutnya terlalu
mengutamakan studi atas orang-orang yang tidak sehat. Dengan tegas Maslow menyebut teori
psikoanalisa ortodoks sebagai teori yang berat sebelah dan kurang komperhensif karena hanya
berlandaskan pada bagian yang abnormal dari tingkah laku manusia. Maslow juga merasa bahwa
psikologi terlalu menekankan pada sisi negative manusia dan mengabaikan kekuatan atau sifat-
sifat yang positif. Maslow yakin bahwa kita tidak akan bisa memahami gangguan mental
sebelum kita memahami kesehatan mental. Karena itu Maslow mendesakkan perlunya studi atas
orang-orang yang berjiwa sehat sebagai landasan bagi pengembangan psikologi yang universal.
DAFTAR PUSTAKA
§ Walgito Bimo. Dr. Prof. Pengantar Psikologi Umum. Jogjakarta : ANDI, 2003
§ Sobur Alex, M. Si. Drs. Psikologi Umum. Bandung : Pustaka Setia, 2003
§ Gerungan W.A. Psych. Dipl. Dr. Psikologi Sosial. Bandung : PT Refika Aditama, 2004
§ Suryabrata Sumadi. Ph.D., Ed.S., M.A., B.A., Drs. Psikologi Kepribadian. PT Raja Grafindo
[1]
ALWISOL, Psikologi Kepribadian, UMM Press, Malang :2007, hal 08
[2]
ALWISOL, Psikologi Kepribadian, UMM Press, Malang :2007, hal 09
[3]
Dr. C. George Boeree, Personality Theories, PRISMASOPHIE, Jogjakarta: 2004, hal 36
[4]
ALWISOL, Psikologi Kepribadian, UMM Press, Malang :2007, hal 19
[5]
Dr. C. George Boeree, Personality Theories, PRISMASOPHIE, Jogjakarta: 2004, hal 56
[6]
DR. W.A. GERUNGAN, Dipl. Psych. Psikologi Sosial, PT Refika Aditama, Bandung,: 2004,
hal 25
[7]
Drs. Sumadi Suryabrata, B.A., M.A,,Ed.S., Ph.D., Psikologi Kepribadian, PT Raja Grafindo,
Jakarta :1982, hal 185-191
[8]
ALWISOL, Psikologi Kepribadian, UMM Press, Malang :2007, hal 80-84
[9]
Dr. C. George Boeree, Personality Theories, PRISMASOPHIE, Jogjakarta: 2004, hal 153
[10]
Dr. C. George Boeree, Personality Theories, PRISMASOPHIE, Jogjakarta: 2004, hal 156-
158
[11]
Drs. Alex Sobur, M. Si., Psikologi Umum, Pustaka Setia, Bandung ; 2003, hal 309-311
[12]
Prof. Dr. Bimo Walgito, Psikologi Umum, ANDI, Jogjakarta:2003, hal 71
[13]
ALWISOL, Psikologi Kepribadian, UMM Press, Malang :2007, hal 395
[14]
Dr. C. George Boeree, Personality Theories, PRISMASOPHIE, Jogjakarta: 2004, hal 257