Anda di halaman 1dari 12

V. PERHITUNGAN PRODUKSI ALAT BERAT V.1.

2 Faktor Konversi Volume Tanah

Volume tanah yang ada dalam perhitungan produksi alat-alat berat yang dipakai pada
pekerjaan tanah ada 3 macam yaitu keadaan asli, lepas dan padat. Hal ini terjadi karena faktor
pengembangan dan penyusutan tanah itu sendiri, seperti telah dijelaskan pada bab II. Secara
V.1 UMUM praktis perhitungan perubahan volume tanah untuk 3 keadaan tersebut dapat memakai faktor
konversi volume tanah seperti pada tabel berikut.
Dalam merencanakan kebutuhan alat maka masalah pokok yang harus dianalisa adalah
perhitungan produksi alat tersebut yang sesuai dengan kondisi material/medan kerjanya.
Tabel Faktor Konversi Tanah
Produksi alat pada medan kerja / material yang berbeda-beda akan menghasilkan produksi Kondisi Tanah yang Dikerjakan
yang berbeda beda meskipun jenis/spesifikasi alat persis sama. Hal ini bisa terjadi karena Jenis Material Kondisi Awal
Kondisi Asli Kondisi Lepas Kondisi Padat
adanya faktor-faktor yang terlibat dalam pekerjaan itu mempunyai besaran-besaran yang Sand / Tanah Pasir A 1.00 1.11 0.99
B 0.90 1.00 0.80
berbeda, misalnya faktor : waktu siklus, efisiensi kerja dll. C 1.05 1.17 1.00
Sandy Clay / Tanah Biasa A 1.00 1.25 0.90
Prinsip dasar untuk menghitung produksi alat secara teoritis dapat dirumuskan sebagai berikut : B 0.80 1.00 0.72
C 1.11 1.39 1.00
Clay / Tanah Liat A 1.00 1.35 0.90
60 B 0.70 1.00 0.63
Q = q × N × E = q × × E C 1.11 1.59 1.00
Cm Tanah Campur Kerikil A 1.00 1.18 1.08
B 0.85 1.00 0.91
C 0.93 1.09 1.00
dimana : Kerikil A 1.00 1.13 1.03
Q = Produksi perjam dari alat (m3/jam) B 0.88 1.00 0.91
q = Produksi (m3) dalam satu siklus untuk memindahkan tanah lepas C 0.97 1.10 1.00
Kerikil Kasar A 1.00 1.42 1.29
N = jumlah siklus dalam satu jam B 0.70 1.00 0.91
E = Efisiensi kerja C 0.77 1.10 1.00
Cm = Waktu siklus (menit) Pecahan Cadas atau Batuan Lunak A 1.00 1.65 1.22
B 0.61 1.00 0.74
C 0.82 1.35 1.00
Pecahan Granit atau Batuan Keras A 1.00 1.70 1.31
V.1.1 Efisiensi Kerja B 0.59 1.00 0.77
C 0.76 1.30 1.00
Produktivitas kerja dari suatu alat yang diperlukan merupakan standard dari alat tersebut Pecahan Batu A 1.00 1.75 1.40
bekerja dalam kondisi ideal dikalikan suatu faktor efisiensi kerja. Efisiensi sangat tergantung B 0.57 1.00 0.80
C 0.71 1.24 1.00
kondisi kerja dan faktor alam lainnya seperti keadaan topografi, keahlian operator, pemilihan Batuan Hasil Ledakan A 1.00 1.80 1.30
standard perawatan dan lain-lain yang berkaitan dengan pengoperasian alat. B 0.56 1.00 0.72
Besarnya faktor efisiensi kerja dapat dilihat pada tabel berikut. C 0.77 1.38 1.00
Sumber : Rochmanhadi, 1992

Tabel Efisiensi Kerja Keterangan :


Pemeliharaan Mesin A = Tanah Asli
Kondisi Operasi Alat
Baik Sekali Baik Sedang Buruk Buruk Sekali B = Tanah Lepas
Baik Sekali 0.83 0.81 0.76 0.70 0.63 C = Tanah Padat
Baik 0.78 0.75 0.71 0.65 0.60
Sedang 0.72 0.69 0.65 0.60 0.54
Buruk 0.63 0.61 0.57 0.52 0.45 V.2 BULLDOZER
Buruk Sekali 0.52 0.50 0.47 0.42 0.32
Sumber : Rochmanhadi, 1984 V.2.1 Produksi Perjam
Rumus :
Kondisi kerja tergantung hal-hal berikut :
1. Apakah alat sesuai dengan topografi yang ada 60
Q = q × × E
2. Kondisi dan pengaruh lingkungan seperti : ukuran medan dan peralatan Cm
3. Pengaturan kerja dan kombinasi kerja antara peralatan dan mesin
4. Metode operasional dan perencanaan persiapan kerja dimana :
5. Pengalaman dan kepandaian operator dan pengawas untuk pekerjaan tersebut Q = Produksi perjam (m3/jam)
q = Produksi persiklus (m3)
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemeliharaan alat adalah : E = Efisiensi kerja
1. Penggantian pelumas (grease/gemuk) secara berkala Cm = Waktu siklus (menit)
2. Kondisi peralatan pemotong (blade, bucket, bowl)
3. Persediaan suku cadang yang sering diperlukan untuk alat yang bersangkutan
V- 1 V- 2
V.2.2 Produksi Per Siklus V.2.4 Contoh Perhitungan Bulldozer
Rumus :
Diketahui sebuah bulldozer tipe straightdozer akan digunakan untuk menggusur tanah (tanah
q = L × H2 × a liat berpasir / sandy clay) dengan data-data sebagai berikut :
- Jarak gusuran = 40 m
dimana : - Efisiensi kerja = 0,75
L = Lebar blade/pisau/sudu (m) - Kecepatan maju / forward speed = 0 – 3,7 km/jam
H = tinggi blade (m) - Kecepatan mundur / reverse speed = 0 – 8,2 km/jam
a = faktor blade - Lebar pisau = 4,13 m
- Tinggi pisau = 1,59 m
Tabel Faktor Blade/Pisau/Sudu dalam Penggusuran - Faktor pisau = 0,80
Derajat Penggusuran Faktor Blade - Bulldozer memakai sistem mesin torqflow (aliran fluida)
Penggusuran dapat dilaksanakan dengan sudu penuh tanah Hitunglah :
Ringan lepas. Kadar Air rendah, tanah berpasir tak dipadatkan, tanah 1.1 – 0.9 - produksi per siklus
biasa, bahan material untuk timbunan persediaan (stockpile) - waktu siklus
Tanah lepas, tetapi tidak mungkin menggusur dengan sudu - Produksi bulldozer dalam keadaan lepas (loose) dan asli (unexcavated)
Sedang 0.9 – 0.7
penuh. Tanah bercampur kerikil atau split, pasir, batu pecah. Catatan : Kondisi awal kerja tanah dlm keadaan lepas
Kadar air tinggi dan tanah liat, pasir bercampur kerikil, tanah liat Solusi :
Agak Sulit 0.7 – 0.6
yang sangat kering dan asli.
Sulit Batu-batu hasil ledakan, batu-batu berukuran besar. 0.6 – 0.4 D = 40 m
Sumber : Rochmanhadi, 1984
E = 0,75
F = 0,75 x 3,7 = 2,775 km/jam = 46,25 m/menit
R = 0,85 x 8,2 = 6,97 km/jam = 116,17 m/menit
V.2.3 Waktu Siklus Z = 0,05 menit
L = 4,13 m
Waktu siklus yang dibutuhkan bulldozer untuk menyelesaikan satu siklus pengoperasian dimulai
H = 1,59 m
pada saat menggusur, ganti persnelling dan mundur, dihitung dengan rumus : a = 0,80
Faktor konversi volume tanah : - loose = 1,00
D D
Cm = + +Z - unexcavated = 0,80
F R
a. Produksi persiklus = q = L x H2 x a
dimana : = 4,13 x 1,592 x 0,80
Cm = waktu siklus (menit) = 8,35 m3
D = jarak angkut/gusur (m)
F = kecepatan maju (m/menit) D D
R = kecepatan mundur (m/menit) b. Waktu Siklus = Cm = + +Z
F R
Z = waktu ganti persnelling (menit)
40 40
= + + 0,05
a. Kecepatan maju (Forward speed) 46,25 116,17
Berkisar antara 3 – 5 km/jam. Bila alat menggunakan torqflow (aliran fluida) maka = 1,26 menit
kecepatan maju = 0,75 x kecepatan maksimum.
b. Kecepatan mundur (Reverse speed) c. Produksi bulldozer untuk tanah lepas (loose) adalah :
Berkisar antara 5 – 7 km/jam. Bila alat menggunakan torqflow (aliran fluida) maka 60 60
QL = q × × E × fc = 8,35 × × 0,75 x 1,00 = 298 m3/jam
kecepatan mundur = 0,85 x kecepatan maksimum. Cm 1,26
c. Waktu yang dibutuhkan untuk ganti gigi/persnelling, seperti terlihat pada tabel
berikut. Produksi bulldozer untuk tanah asli (unexcavated) adalah :
Mesin Waktu ganti persnelling 60 60
QB = q × × E × fc = 8,35 × × 0,75 x 0,80 = 239 m3/jam
Mesin gerak langsung : - tongkat tunggal 0,10 menit Cm 1,26
- tongkat ganda 0,20 menit
Mesin-mesin torqflow 0,05 menit
Sumber : Rochmanhadi

V- 3 V- 4
V.3 LOADER dimana :
Cm = waktu siklus (menit)
D = jarak angkut/gusur (m)
V.3.1 Produksi Perjam F = kecepatan maju (m/menit)
Rumus : R = kecepatan mundur (m/menit)
Z = fixed time (menit)
60
Q = q × × E
Cm Catatan :
Cross Loading V-shape Loading Load and Carry
dimana :
Q = Produksi perjam (m3/jam)
q = Produksi persiklus (m3)
E = Efisiensi kerja D D
Cm = Waktu siklus (menit) Truck
D Truck
Loader D

V.3.2 Produksi Per Siklus Loader


Rumus :

q = q1 × K
Besaran F, R dan Z :
a. Cross loading dan V-Shape :
dimana : F dan R = 0,8 x kecepatan maksimum (torqflow)
q1 = kapasitas bucket penuh (heaped capacity) b. Load and Carry :
K = faktor bucket Bila : D < 50, F dan R = 10 – 15 km/jam
50 < D < 100, F dan R = 10 – 20 km/jam
Kondisi Pemuatan Faktor D > 100, F dan R = 15 – 25 km/jam
Ringan Menggali dan memuat dari stockpile atau material yang telah 1,0 – 0,8
c. Fixed time (Z) adalah waktu yang diperlukan untuk pergantian gigi (gear shifting),
dikeruk oleh excavator lain, yang tidak membutuhkan gaya gali dan
dapat dimuat munjung dalam bucket
memuat (loading), berputar (turning) dll. Besaran fixed time dapat dilihat pada tabel
Sedang Menggali dan memuat stockpile lepas dari tanah yang lebih sulit 0,8 – 0,6 berikut.
untuk digali dan dikeruk tetapi dapat dimuat hampir munjung. Sistem kontrol Cross Loading V-Shape Loading Load and Carry
Pasir kering, tanah berpasir, tanah campuran tanah liat, tanah liat, Direct drive 0,35 0,25 -
gravel yang belum disaring, pasir yang telah memadat dan Hydraulic shift drive 0,30 0,20 -
sebagainya, atau menggali dan memuat gravel langsung dari bukit Torqflow drive 0,30 0,20 0,35
gravel asli.
Agak sulit Menggali dan memuat batu-batu pecah, tanah liat yang keras, pasir 0,6 – 0,5
campur kerikil, tanah berpasir, tanah koloidal liat, tanah liat, dengan
V.3.4 Contoh Perhitungan Loader
kadar air tinggi, yang telah distockpile oleh excavator lain. Sulit
untuk mengisi bucket dengan material tersebut
Sulit Bongkahan, batuan besar dengan bentuk tak teratur dengan 0,5 – 0,4 1. Crawler Loader
ruangan diantaranya, batuan hasil ledakan, batuan bundar, pasir
campur tanah liat, tanah liat yang sulit untuk dikeruk dengan Diketahui crawler loader (mesin torqflow) akan memuat material ke dump truck dengan
bucket. data-data sebagai berikut :
Sumber : Rochmanhadi, 1985 - operating method = V-shape loading
- jarak angkut = 7,5 m
- jenis material = pecahan granit atau batuan keras
V.3.3 Waktu Siklus - efisiensi kerja = 0,83
D D - faktor bucket = 0,80
a. Cross Loading : Cm = + +Z
F R - kapasitas bucket = 2,2 m3
- Kecepatan gerak : Forward = 0 – 5,8 km/jam
D  D  Reverse = 0 – 7,5 km/jam
b. V-Shape Loading : Cm =  x 2  +  x 2  + Z Hitunglah produksi loader dalam keadaan loose dan unexcavated.
 F  R 
Solusi :
D  D = 7,5 m E = 0,83 K = 0,80
c. Load and Carry : Cm =  x 2  + Z
F  q1 = 2,2 m3 Z = 0,2 menit

V- 5 V- 6
F = 0,8 x 5,8 = 4,64 km/jam = 77,3 m/menit V.4 EXCAVATOR
R = 0,8 x 7,5 = 6 km/jam = 100 m/menit
Faktor konversi volume tanah : - loose = 1,00 V.4.1 Produksi Perjam
- unexcavated = 0,59 Rumus :
Catatan : Kondisi awal kerja tanah dlm keadaan lepas
a. Produksi per siklus = q = q1 x K = 2,2 x 0,8 = 1,76 m3 3600
Q = q × × E
Cm
b. Waktu siklus
 7,5   7,5  dimana :
Cm =  x2  +  x 2  + 0,2 = 0,54 menit
 77,3   100  Q = Produksi perjam (m3/jam)
q = Produksi persiklus (m3)
c. Produksi loader (loose) E = Efisiensi kerja
60 60 Cm = Waktu siklus (detik)
QL = q × × E × fc = 1,76 × × 0,83 x 1,00 = 162 m3/jam
Cm 0,54
V.4.2 Produksi Per Siklus
Rumus :
Produksi loader untuk tanah asli (unexcavated) adalah :
60 60 q = q1 × K
QB = q × × E × fc = 1,76 × × 0,83 x 0,59 = 96 m3/jam
Cm 0,54
dimana :
q1 = kapasitas bucket penuh (heaped capacity)
2. Wheel Loader K = faktor bucket
Tabel faktor bucket sama dengan faktor bucket pada Loader
Diketahui wheel loader dengan mesin torqflow memiliki data-data sebagai berikut :
- Heaped capacity = 4,0 m3
V.4.3 Waktu Siklus
- operating method = Cross loading
Rumus :
- jarak angkut = 10 m
- jenis material = sandy clay Cm = waktu gali + waktu putar x 2 + waktu buang
- efisiensi kerja = 0,83
- faktor bucket = 0,9 (easy loading)
- Kecepatan gerak : Forward = 0 – 7 km/jam Tabel Waktu Gali (detik)
Reverse = 0 – 7 km/jam
Hitunglah produksi loader dalam keadaan loose dan unexcavated. Kedalaman Kondisi Galian
Solusi : Gali Ringan Sedang Agak Sulit Sulit
D = 10 m E = 0,83 K = 0,9 q1 = 4 m3 0–2m 6 9 15 26
F = 0,8 x 7 = 5,6 km/jam = 93,3 m/menit 2–4m 7 11 17 28
R = 0,8 x 7 = 5,6 km/jam = 93,3 m/menit >4m 8 13 19 30
Sumber : Rochmanhadi, 1985
Z = 0,3 menit
Faktor konversi volume tanah : - loose = 1,00
- unexcavated = 0,80 Tabel Waktu Putar (detik)
Catatan : Kondisi awal kerja tanah dlm keadaan lepas Sudut Putar Waktu Putar
45 - 90° 4–7
a. Produksi per siklus = q = q1 x K = 4 x 0,9 = 3,6 m3 90 - 180° 5–8
b. Waktu siklus Sumber : Rochmanhadi, 1985
10 10
Cm = + + 0,3 = 0,51 menit Waktu buang tergantung dari kondisi pembuangan material :
93,3 93,3
- Pembuangan ke dalam dump truck = 4 – 7 detik
c. Produksi loader (loose) - Ke tempat pembuangan = 3 – 6 detik
60 60
QL = q × × E × fc = 3,6 × × 0,83 x 1,00 = 352 m3/jam
Cm 0,51
Produksi bulldozer untuk tanah asli (unexcavated) adalah :
60 60
QB = q × × E × fc = 3,6 × × 0,83 x 0,80 = 281 m3/jam
Cm 0,51

V- 7 V- 8
V.5 DUMP TRUCK V.5.5 Jumlah siklus loader untuk memuat dump truck
Rumus :
V.5.1 Produksi Perjam
Rumus : C
n = 1 ×K
q1
60
Q = C × × Et x M
C mt
dimana :
n = jumlah siklus loader untuk memuat dump truck
dimana : C1 = kapasitas dump truck (m3)
Q = Produksi perjam (m3/jam) q1 = kapasitas bucket loader pada keadaan monjong / heaped capacity(m3)
C = Produksi persiklus (m3) K = faktor bucket loader
Et = Efisiensi kerja dump truck
Cmt = Waktu siklus dump truck (menit) V.5.6 Waktu Buang + Waktu Tunggu(t1) dan Waktu Manuver untuk Dimuat (t2)
M = jumlah unit dump truck
Kondisi Operasi t1 (menit) t2 (menit)
V.5.2 Produksi Per Siklus Baik 0,5 – 0,7 0,1 – 0,2
Rumus : Sedang 1,0 – 1,3 0,25 – 0,35
C = n x q1 x K Buruk 1,5 – 2,0 0,4 – 0,5

dimana :
C = Produksi persiklus (m3) V.5.7 Kombinasi Penggunaan Dump Truck dengan Loader
n = jumlah siklus yang dibutuhkan loader untuk mengisi muatan ke dalam Rumus :
dump truck
K = faktor bucket loader C × 60 × Et 60 × q × K × Es
=
q1 = kapasitas bucket loader pada keadaan monjong / heaped capacity (m3) C mt C ms

V.5.3 Jumlah Unit Dump Truck yang Dibutuhkan


Rumus : V.5.8 Contoh Perhitungan Kombinasi Produksi Dump Truck dan Loader
waktu siklus dump truck C mt
M= = Sebuah loader memuat material tanah ke dalam dump truck dengan data dan kondisi sebagai
waktu muat n × C ms berikut :
 Loader :
dimana : - Kapasitas bucket (heaped capacity) = 2 m3
M = jumlah dump truck yang dibutuhkan - Faktor bucket = 0,75
n = jumlah siklus loader untuk memuat dump truck - Jarak angkut = 8 m
Cmt = waktu siklus dump truck (menit) - Cara memuat material ke dump truck dengan tipe V-shape loading
Cms = waktu siklus loader (menit) - Sistem kontrol mesin dengan hydraulic shift drive
- Kecepatan loader : forward = 7 km/jam
V.5.4 Waktu Siklus Dump Truck Reverse = 10 km/jam
Rumus :
 Dump truck
D D - Jarak angkut = 40 km
C mt = n ⋅ C ms + + t1 + + t2
V1 V2 - Efisiensi kerja = 0,8
- Setiap dump truck dimuat dengan 3 kali siklus loader
dimana : - Kecepatan dump truck : dengan muatan = 50 km/jam
Cmt = waktu siklus dump truck (menit) balik dengan muatan kosong = 70 km/jam
n = jumlah siklus loader untuk memuat dump truck - Kondisi operasi saat bongkar, antri dan manuver untuk posisi adalah sedang
Cms = waktu siklus loader (menit)
D = jarak angkutan dump truck (m) Hitung:
V1 = kec. rata-rata dump truck dengan membawa muatan (m/menit) a. jumlah unit dump truck yang dibutuhkan
V2 = kec. rata-rata dump truck dengan keadaan kosong (m/menit) b. Berapa produksi persiklus dump truck
t1 = waktu membuang muatan + waktu menunggu untuk dimuat (menit) c. Produksi per jam dump truck
t2 = waktu yang dibutuhkan dump truck saat mencari posisi sebelum dimuati (menit)
V- 9 V - 10
Solusi : a. Kecepatan kerja (V)

Dloader = 8m Perbaikan jalan 2–6 km/jam


q1 = 2 m3 Pembuatan trens 1,6 – 4 km/jam
K = 0,75 Perapihan tebing 1,6 – 2,6 km/jam
F = 7 km/jam = 116,67 m/menit Perataan medan 1,6 – 4 km/jam
R = 10 km/jam = 166,67 m/menit Pembersihan salju 7 – 25 km/jam
Z = 0,2 menit Leveling 2–8 km/jam

Ddtruck = 40 km = 40.000 m b. Panjang blade efektif (Le), lebar overlap (Lo)


n = 3 Karena blade biasanya miring pada waktu memotong atau meratakan, maka
Et = 0,8 panjang efektif sangat tergantung pada sudut kemiringannya.
V1 = 50 km/jam = 833,33 m/menit Lebar overlap biasanya = 0,3 m.
V2 = 70 km/jam = 1166,67 m/menit
t1 = 1,15 Tabel Le
t2 = 0,3 Panjang blade (m) 2,2 3,1 3,7 4,0 4,3
Panjang blade Sudut blade 60° 1,9 2,7 3,2 3,5 3,7
efektif / Le (m) Sudut blade 45° 1,6 2,2 2,6 2,8 3,0
D  D   8   8 
C ms =  x 2  +  x 2  + Z =  x 2 +  x 2  + 0,2 = 0,433 menit
 F   R   116,67   166,67 
V.6.2 Waktu Penyelesaian yang Dibutuhkan
D D 40000 40000 Rumus :
C mt = n × C ms + + t1 + + t 2 = (3 × 0,433) + + 1,15 + + 0,3 = 85,035 menit
V1 V2 833,33 1166,67 N×D
T =
V×E
a. Jumlah unit dump truck yang diperlukan adalah
C mt 85,035 dimana :
M= = = 65,46 ≈ 66 truk T = waktu kerja (jam)
n × C ms 3 × 0,433 N = jumlah trip
D = jarak kerja (km)
b. Produksi per siklus dump truck : V = kecepatan kerja (km/jam)
C = n x q1 x K E = efisiensi kerja
= 3 x 2 x 0,75
= 4,5 m3 Jika grader bekerja pada suatu site, dengan jalur-jalur levelling yang sejajar, maka jumlah trip
dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut.
c. Produksi dump truck perjam :
60 60 W
Q =C× × Et x M = 4,5 × × 0,8 × 66 = 167,65m 3 / jam N = ×n
C mt 85,035 Le − Lo

dimana :
N = Jumlah trip
V.6 MOTOR GRADER W = Lebar total untuk pekerjaan levelling (m)
Le = Panjang efektif blade (m)
V.6.1 Produksi Perjam Lo = Lebar overlap (m)
Rumus : n = jumlah lapisan yang diperlukan untuk mencapai permukaan yang dikehendaki

Q A = V × (Le − Lo) × 1000 × E


V.6.3 Contoh Perhitungan Motor Grader
dimana :
Sebuah motor grader digunakan untuk pekerjaan levelling dengan data-data sebagai berikut :
QA = produksi perjam (m2/jam)
- lebar total levelling = 10 m - panjang pekerjaan = 10 km
V = kecepatan kerja (km/jam)
- panjang blade = 4,3 m - sudut blade = 60°
Le = panjang blade efektif (m)
- jumlah lapisan =1 - kecepatan kerja = 5 km/jam
Lo = lebar overlap (m)
Hitunglah waktu penyelesaian dan produksi/jam dari alat pada pekerjaan tersebut jika E=0,83.
E = efisiensi kerja
V - 11 V - 12
Solusi : b. Lebar Pemadatan Efektif (W)

W = 10 m Jenis Alat Lebar Pemadatan Efektif (m)


D = 10 km Macadam Roller Lebar roda gerak - 0,2 m
Le = 3,7 m Tandem Roller Lebar roda gerak - 0,2 m
Lo = 0,3 m Soil Compactor (Lebar roda gerak x 2) - 0,2 m
N=1 Mesin gilas roda ban (Tire Roller) Jarak terluar dari ban-ban
E = 0,83 paling luar - 0,3 m
Mesin gilas getar besar (Large Vibratory Roller) Lebar roller - 0,2 m
W 10 Mesin gilas getar kecil (Small Vibratory Roller) Lebar roller - 0,1 m
N = ×n= ×1= 3
Le − Lo 3,7 − 0,3 Bulldozer (Lebar trackshoe x 2) - 0,3 m
Sumber : Rochmanhadi, 1985

N×D 3 × 10
T = = = 7,3 jam c. Tebal Pemadatan untuk Setiap Lapisan (H)
V × E 5 × 0,83 Ketebalan pemadatan untuk setiap lapisan : 0,2 – 0,5 m dalam keadaan lepas.

QA = V × (Le − Lo) × 1000 × E = 5 × (3,7 − 0,3) × 1000 × 0,83 = 1411 m 2 / jam d. Jumlah Lintasan Pemadatan (N)

Jenis Alat Jumlah Lintasan


Mesin gilas roda ban (Tire Roller) 3–5
Mesin gilas roda besi (Road Roller) 4–8
Mesin gilas getar (Vibration Roller) 4–8
V.7 COMPACTOR
Kompaktor tanah (Soil Compactor) 4 - 10
Sumber : Rochmanhadi, 1985
V.7.1 Produksi Perjam untuk Volume Tanah yang Dipadatkan
Rumus :
V.7.2 Produksi Alat Perjam untuk Luas Tanah yang Dipadatkan
W × V × H × 1000 × E Rumus :
Q =
N
W × V × 1000 × E
QA =
dimana : N
Q = produksi perjam (m3/jam)
V = kecepatan kerja (km/jam) dimana :
W = lebar pemadatan efektif per lintasan (m) QA = Luas perjam tanah yang dipadatkan (m2/jam)
H = tebal pemadatan per lapisan (m) V = kecepatan operasi (km/jam)
N = jumlah lintasan pemadatan W = lebar pemadatan efektif (m)
E = efisiensi kerja N = jumlah lintasan pemadatan
E = efisiensi kerja

a. Kecepatan Operasi (V) V.7.3 Contoh Perhitungan Compactor

Nilai kecepatan pengoperasian alat dapat dilihat pada tabel berikut Hitunglah produksi pekerjaan pemadatan dengan vibratory roller dalam satuan luas/jam dan
Jenis Alat Kecepatan volume/jam dengan data-data sebagai berikut :
- W = 0,8 m (1m - 0,2m)
Mesin gilas roda besi (Road Roller) ± 2 km/jam
- V = 1,6 km/jam
Mesin gilas roda ban (Tire Roller) ± 2,5 km/jam - N = 8 lintasan
Mesin gilas getar (Vibration Roller) ± 1,5 km/jam - E = 0,65
Mesin gilas kaki kambing (Sheep Foot Roller) ± 20 mil/jam - H = 0,5 m
Kompaktor tanah (Soil Compactor) ± 4 – 10 km/jam
Tamper ± 1 km/jam Solusi :
Sumber : Rochmanhadi, 1985 W × V × 1000 × E 0,8 × 1,6 × 1000 × 0,65
QA = = = 104 m 2 / jam
N 8
W × V × H × 1000 × E
Q = = Q A × H = 104 × 0,5 = 52 m 3 / jam
N
V - 13 V - 14
V.8 MOTOR SCRAPER Rumus untuk menghitung hauling time atau returning time pada setiap bagian
adalah sebagai berikut :
V.8.1 Produksi Perjam
Rumus : Panjang bagian (m)
Hauling time / returning time =
Kecepa tan rata − rata (m / menit )
60
Q = q × × E
Cm Harga dari faktor kecepatan dapat dilihat pada tabel berikut :
Distance of each section Where vehicle makes Where vehicle enters a
dimana : of haul road (m) standing start section while travelling
Q = Produksi perjam (m3/jam) 0 – 150 0,30 – 0,45 0,55 – 0,60
q = Produksi persiklus (m3) 150 – 300 0,45 – 0,60 0,60 – 0,70
E = Efisiensi kerja 300 – 500 0,50 – 0,65 0,65 – 0,75
Cm = Waktu siklus (menit) 500 – 700 0,60 – 0,70 0,75 – 0,85
700 – 1000 0,65 – 0,75 0,80 – 0,90
1000 0,70 – 0,85 0,85 – 0,95
V.8.2 Kapasitas Mangkok Catatan :
Rumus : Faktor kecepatan pada saat penurunan (downhill) lebih tinggi daripada saat pendakian
(uphill) bila alat melakukan kerja sementara berjalan (tidak berhenti).
q = q1 × K
C. Spread and turn time
dimana : Harga spread and turn time dapat dilihat pada tabel :
q1 = kapasitas monjong (heaped capacity) Spreading Conditions Spreading and turning time (menit)
Bagus 0,4
K = faktor beban
Sedang 0,6
Buruk 1,1
Harga dari faktor beban dapat dilihat pada tabel berikut:
D. Spot and delay time
Material Faktor
Sand / Tanah Pasir 0,90
Spot and delay time adalah waktu yang dipergunakan sewaktu melakukan
Sandy Clay / Tanah Biasa 0,80 perputaran (pembelokan) di borrow pit, perpindahan gigi, menunggu alat
Clay / Tanah Liat 0,70 pendorong, menunggu lokasi borrow pit dll. Harga spot and delay time ini dapat
Dense, heavy clay or sand mixed with boulder 0,65 dilihat pada tabel :
Conditions Spot and delay time (menit)
V.8.3 Waktu Siklus Bagus 0,3
Sedang 0,5
Rumus :
Buruk 0,8
Cm = Loading time + Hauling time + Spreading and turning time
+ Return time + Spot and delay time

A. Loading time
Harga loading time dapat dilihat pada tabel berikut : V.9 DREDGER

Loading Conditions Loading time (menit) V.9.1 Produksi Perjam


Bagus 0,5 Rumus :
Sedang 0,6
Buruk 1,0 Q = Q P × S c × E tot

B. Hauling time (waktu angkut) and returning time (waktu kembali) dimana :
Waktu angkut dan waktu kembali tergantung dari : Q = Produksi perjam dalam keadaan padat (m3/jam)
- rolling time dan grade resistance Qp = Produksi menurut pabrik dalam keadaan campuran lumpur (m3/jam)
- travel speed Sc = Isi padat rata-rata
Etot = Efisiensi total
Untuk menghitung kecepatan rata-rata dari motor scraper dapat dihitung dengan
cara sbb:
Umumnya produksi kapal keruk telah diberikan oleh pabrik pembuat kapal keruk
tersebut baik itu dalam keadaan campuran lumpur maupun dalam keadaan padat (solid)
Average travel speed = max. travel speed x speed factor
dalam satuan m3/jam. Isi padat rata-rata biasanya mempunyai besaran = 10% - 30%.

V - 15 V - 16
V.9.2 Faktor-faktor pengaruh dalam pengerukan dimana :
PCDR = Produksi alat tipe Cutter Suction Dredger (m3/jam)
a. Efisiensi kesediaan mesin SC = Isi padat (%)
Yang dimaksud disini adalah kondisi mesin / umur pemakaian mesin. N = daya terpakai (HP)
Besar efisiensi kesediaan adalah antara : 0,6 – 1,00 H = total head (m)
J = berat jenis campuran (kg/dm3)
b. Efisiensi waktu produktif alat
E = efisiensi total
Yang dimaksud disini adalah perbandingan antara jumlah jam kerja alat tersedia
dengan jumlah jam kerja alat yang benar-benar produktif.
V.9.3 Produksi Alat Tipe Bucket Dredger (BDR)
Jumlah jam kerja alat produktif = jam kerja alat tersedia - jam kerja tidak produktif Rumus :
Jam kerja tidak produktif disebabkan oleh :
- waktu persiapan PBDR = 60 × kp × i × n × S c × E
- waktu pindah pipa
- waktu pindah maju dimana :
- waktu pindah jangkar PBDR = Produksi alat tipe Bucket Dredger (m3/jam)
- waktu pembersihan kemampatan pompa kp = Kapasitas bucket (m3)
i = Jumlah bucket
Efisiensi waktu produktif dapat dihitung sebagai berikut : n = Putaran mesin (rpm)
Sc = Isi padat
T − Σt
EW =
T
dimana :
T = jumlah jam kerja alat tersedia
V.10 WATER PUMPS
t = jumlah jam kerja tidak produktif
Jenis pompa yang dibahas disini adalah pompa sentrifugal karena pompa ini sering
Umumnya besaran nilai EW adalah antara : 0,5 - 0,8 digunakan dalam pekerjaan konstruksi.

c. Efisiensi operator V.10.1 RUMUS


Efisiensi operator perlu diperhitungkan karena :
- pemindahan tanah di bawah permukaan air yang sulit dikontrol secara langsung 1. Kapasitas Pompa (Debit) :
dengan penglihatan mata
- perlu keterampilan khusus dalam kecepatan ayun (swing), gerak maju, dan PW
penambahan kedalaman pengerukan Q=
0,163 J H
- terjadinya kapitasi dalam pompa keruk yang hanya dapat dihindarkan oleh
operator yang terampil saja. 2. Daya Poros Pompa (P) :
Besarnya efisiensi operator berkisar antara : 0,6 – 0,9
PW
d. Efisiensi total pengerukan P=
np
Rumus :

E tot = E M × E W × E O 3. Head Total Pompa (H) :

p V2
dimana : H= + +Z
EM = efisiensi kesediaan mesin j 2g
EW = efisiensi waktu produktif
4. Kecepatan Spesifik (ns) :
EO = efisiensi operator
1
2
Q
ns = n × 3
V.9.3 Produksi Alat Tipe Cutter Suction Dredger (CDR) H 4
Rumus :
5. Hukum kesebangunan pompa :
270 × S c × N × E Jika ada dua buah pompa sentrifugal yang secara geometris sebangun antara satu
PCDR = dengan lainnya, maka berlaku hubungan :
J×H

V - 17 V - 18
2. Hukum Charles
Q1 n 1 D13 H 1 n 12 D12 Pada proses tekanan tetap, volume gas berbanding lurus dengan temperatur
= = mutlaknya.
Q 2 n 2 D 32 H 2 n 22 D 22
V1 T1
1 1 =
P1 n 13 D15 Q1 2 Q22 V2 T2
= n1 × = n2 ×
P2 n 32 D 52 3
H1 4 H24
3
3. Hukum Boyle – Charles

PV=GRT
dimana :
H = Head Total Pompa (m) 4. Kompresi Isotermal
p = tekanan status (kg/m2) Kompresi isotermal ada proses kompresi dengan temperatur konstan.
j = berat zat cair persatuan volume (kg/m3)
P V = tetap
V = kecepatan rata-rata (m/dt)
Z = ketinggian dari bidang referensi (m) 5. Kompresi Adiabatik
ns = kecepatan spesifik (rpm) Kompresi adiabatik adalah proses kompresi dengan cara tanpa ada panas yang
n = putaran pompa (rpm) keluar dari gas atau masuk ke dalam gas.
Q = kapasitas pompa (m3/dt)
Pw = daya air (kw) P1V1k = P2 V2k
np = efisiensi pompa (%)
P = daya poros penggerak pompa (kw) 6. Kompresi Politropik
D = diameter impeller (m) Kompresi politropik adalah proses kompresi dengan anggapan bahwa ada kenaikan
temperatur dan ada panas yang dipancarkan keluar (diantara kompresi isotermal
dan adiabatik).
V.10.2 PERFORMANSI
Bentuk pompa pada umumnya tergantung pada putaran spesifik pompa (ns). P 1 V 1 n = P 2 V2 n
Karakteristik sebuah pompa dapat digambarkan dalam kurva-kurva karakteristik, yang
7. Efisiensi Volumetrik
menyatakan besarnya head total, daya poros, dan efisiensi pompa terhadap kapasitas.
Pada umumnya kurva performansi tersebut digambarkan pada putaran yang tetap  P 1

seperti pada gambar dibawah ini : Qs   2

nv = atau n v = 1 − Σ d  − 1
Q th  Ps  
Head total, efisiensi dan daya

Head total

8. Efisiensi Adiabatik
poros (% harga normal)

( k −1)
 
 Pd 
mk
L mk Ps Q s
− 1
Daya Poros
n ad = ad dimana L ad = ×  
Ls k − 1 6120  Ps  
 
Efisiensi
Keterangan :
P = tekanan gas (kg/m2)
V = Volume gas (m3)
kapasitas G = Berat gas (kw)
R = konstanta gas (m/°K)
k = Cp/Cv = indeks adiabatik
n = indeks politropik
V.11 COMPRESSOR Qs = Volume gas yang dihasilkan (m3/menit)
Qth = perpindahan torak (m3/menit)
V.11.1 RUMUS Pd = tekanan keluar dari silinder tingkat pertama (kg/cm2)
1. Hukum Boyle Ps = tekanan isap dari silinder tingkat pertama (kg/cm2)
Jika suatu gas mempunyai volume V1 dan tekanan P1 dimampatkan pada temperatur Lad = daya adiabatik teoritis (kw)
tetap hingga volumenya menjadi V2, maka tekanan akan menjadi P2, dimana : Ls = daya yang masuk pada kompresor (kw)
m = jumlah tingkat kompresi
T = temperatur gas (°K)
P1V1 = P2V2 = tetap
= Vc/Vs, volume sisa relatif

V - 19 V - 20
V.11.2 PERFORMANSI B. Hiley Formula
Apabila kapasitas dan tekanan udara atau gas yang diperlukan sudah ditetapkan, 1. Drop, single-acting steam and diesel hammer
maka kompresor yang sesuai harus dipilih. Apabila terdapat beberapa kompresor yang
dapat memenuhi persyaratan yang ditetapkan, maka untuk menentukan mana yang 12 e E W + k 2p
U= ×
akan dipilih perlu dilakukan pertimbangan ekonomis. Performansi kompresor dapat 1 W+p
digambarkan dalam bentuk kurva kapasitas (volume), daya poros, efisiensi volumetris S + (C 1 + C 2 + C 3 )
2
dan efisiensi adiabatik keseluruhan, terhadap tekanan keluar. Grafik ini dapat dilihat
seperti dibawah ini. 2. Double–acting and differential-acting steam hammer

12 e E W + k 2p
U= ×
Efisiensi Volumetris 1 W+p
S + (C 1 + C 2 + C 3 )
Efisiensi, daya poros, dan

2
volume udara

Volume Udara V.12.2 FORMULASI KERUGIAN ENERGI AKIBAT TUMBUKAN

A. Drop, single-acting steam and diesel hammer


Daya Poros

Efisiensi Adiabatis 1 − k2
Keseluruhan I=eW h P×
W+p
tekanan keluar (kg/cm2)

B. Double–acting and differential-acting steam hammer

1 − k2
V.12 PILE DRIVERS I=eE P×
Jenis pile driver yang dibahas adalah pile hammers. Tipe pile hammers adalah sebagai W+p
berikut :
- drop V.12.3 FORMULASI KERUGIAN ENERGI AKIBAT KOMPRESI
- single-acting steam
- double-acting steam A. Akibat tekanan kepala dan tutup tiang
- differential-acting steam
- diesel U C1
Loss =
2
V.12.1 FORMULASI KAPASITAS (LOAD) B. Akibat tekanan sementara tiang
Menghitung kapasitas (load) pile hammer ada dua cara, yaitu :
U C2 U2 L
Loss = atau
A. Engineering News Formula 2 2AK
1. Drop hammer
C. Akibat tekanan sementara tanah
2WH
R= U C3
S +1 Loss =
2
2. Single-acting steam hammer
Keterangan :
2WH R = Safe load on a pile (lb)
R= W = Weight of falling mass (lb)
S + 0,1 H = Height of free fall for mass W (ft)
E = Total energi of ram at bottom of its downward stroke (ft-lb)
3. Double and differential – acting hammer S = Average penetration per blow (in)
U = Ultimate supporting per blow (in)
2E P = Weight of pile (lb)
R= e = Efisiensi of hammer
S + 0,1 k = Koefisien of restitution

V - 21 V - 22
C1 = Temporary compression of pile head and cap (in)
C2 = Temporary compression of pile (in)
C3 = Temporary compression, or quake of ground, for average cases where pile
is driven into penetrable ground (in)
L = Length from top of pile to center of driving resistance (in)
A = Cross section area of a pile (in2)
K = Modulus of elasticity of material in a pile (psi)

V - 23

Anda mungkin juga menyukai