Buku Logika Hukum PDF
Buku Logika Hukum PDF
I
Law" menghendaki agar ilmu hukum terbebas dari
anasir-anasir di luarnya.
Namun ilmu hukum dengan "keanqkuhannya"
membolehkan dirinya melintasi jauh ilmu-ilmu lain
di luarnya untuk dijelajahi dan dijamahnya guna
untuk lebih mengeksiskan kedirian ilmunya dalam
mengembang fungsi dan tujuan keberadaannya.
Dengan alasan itu pulalah Roscou Pound, dengan
"Soziioloq! of Jurisprudenz" menganjurkan agar
ilmu hukum mengembara di luar kedirian ilmunya
dengan menjelajahi disiplin ilmu lain dalam upaya
mewujudkan keberfungsian dirinya dalam segala
sendi yang bersentuhan dengan kemanusiaan. Artinya
demi hukum, maka ilmu hukum dapat melintasi
disiplin ilmu-ilmu di luar disiplin keilmuannya. []
I
stilah tentang logika berasal dari bahasa Latin dari
kata "logos" yang berarti perkataan atau sabda.
Dalam khazana kepustakaan Islam biasa disebut
dengan istilah mantiq berasal dari bahasa Arab
yang diambil dari kata kerja "nataqa" yang diartikan
sebagai berkata atau berucap. (Ahmad Warson
M unawir, 1984: 1531 I.
Dalam pergaulan sosial akademik lazim didengar
pembicaraan atau ungkapan-ungkapan dalam ucapan
bahwa hat itu logis, argumentasi yang dibangunnya
sangat logis, semuanya itu dimaksudkan bahwa logis
adalah masuk akal, yang tidak log is adalah sebaliknya.
George F. Kneller, dalam bukunya "Logic and
Language of Education" mengartikan logika sebagai
E. llmu Hukum
llmu hukum normatif dan empiris atau hukum
normatif dan empiris merupakan terminologi yang
masih dipertentangkan di kalangan ahli ahli hukum.
Ada yang berpandangan bahwa ilmu hukum adalah
llmu yang tidak dapat diempiriskan, karenanya
ilmu hukum mengikuti karakter keilmuannya
yaitu sui generis. Namun dibalik adanya ahli yang
berpandangan demikian, ditemukan pula pandangan
dari ahli ahli lain yang membagi di samping adanya
ilmu hukum normatif pula ada ilmu hukum empiris,
ilmu hukum sosiologis.
Prof. Meuwissen dan beberapa ahli hukum
Belanda lainnya, melakukan pembedaan antara
ilmu hukum dogmatis dengan ilmu hukum empiris.
Demikian juga Bruggink, yang melakukan pembedaan
antara ilmu hukum normatif dan ilmu hukum empiris.
(Peter. MM, 2008:27).
Prof. Soetandyo Wignjosoebroto mengatakan
bahwa ilmu hukum dapat dibedakan ke dalam dua
1. Sosiologi Hukum
Memasuki wilayah sosiologi hukum, berarti kita
berada dalam lingkungan fenomena hukum yang tidak
lain adalah reaksi dan realitas sosial hukum. Biasa
disebut dengan istilah das sen atau hukum dalam
kenyataan empiris (law in action I.
Baik ilmu hukum normatif atau dogmatik maupun
ilmu hukum empiris atau sosiologi hukum, dua-duanya
mempunyai obyek kajian yang sama, yaitu hukum.
Namun antar keduanya dalam mengkaji hukum
berbeda pendekatan yang digunakan, hukum empiris
menggunakan pendekatan prilaku faktual subyek
hukum, sementara hukum normatif menggunakan
pendekatan instrumental norma. Hukum empiris
mengkaji hukum denganmenyorotnyadari luar sistem
2. Antropologi Hukum
Bagi yang tidak memahami disiplin ilmu
Antropologi hukum IAntropology of Lawl, akan sukar
4. Psikologi Hukum
L
ogika yang sedang dibahas dalam buku ini
adalah salah satu bidang keilmuan. Dalam
bahasa Indonesia llmu seimbang artinya dengan
Science dan dibedakan pemakaiannya secara jelas
dengan kata Pengetahuan (Knowledge!. Maksudnya
ilmu dan pengetahuan mempunyai pengertian yang
berbeda secara mendasar IMundiri,2012:51.
Al-Gazali dalam "al-Munqiz minad-Dalal",
mengatakan bahwa pengetahuan lknowledegel adalah
hasil dari aktivitas mengetahui, yakni tersingkapnya
suatu kenyataan ke dalam jiwa hingga tidak ada
keraguan terhadapnya IMundiri, Ibid).
Jujun. S. Suriasumantri 12007:19), dalam
mengartikan tentang ilmu diawalinya dengan suatu