Anda di halaman 1dari 151

Hj. Siti Mahfudhoh, M.Pd.

I
Mukarom Faisal Rosidin, M.S.I Berdasarkan Kurikulum
H. Dudung Basori Alwi, Lc., M.Ag Madrasah Aliyah 2013

AL-QUR’AN HADIS
Untuk Kelas XII Madrasah Aliyah IPA, IPS, Bahasa

KEMENTERIAN AGAMA RI
2013
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Swt. atas segala limpahan rahmat dan hidayah-
Nya, buku Al-Qur’an Hadis untuk Kelas XII IPA, IPS, dan Bahasa Madrasah
Aliyah dapat tersusun dengan baik. Solawat serta salam semoga selalu tercurahkan
kepada Nabi Muhammad Saw, sahabat, beserta keluarganya.

Buku ini disusun berdasarkan pada Standar Isi Madrasah Aliyah tahun
2013. Buku ini membahas ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadis tentang Pola hidup
sederhana, ujian dan cobaan, kelestarian lingkungan hidup, IPTEK, Kewajiban
berdakwah, amar ma’ruf nahi mungkar, demokrasi dan adil dan jujur.

Buku ini disusun secara ringkas, padat, dan jelas, serta dilengkapi dengan
peta konsep pembelajaran yang jauh dari kesan menggurui. Cara ini ditempuh
untuk memberi kenyamanan kepada peserta didik. Dengan demikian buku ini
diharapkan dapat menjadi mitra yang mengasikkan bagi peserta didik dalam
belajar.

Akhirnya, kami menyadari bahwa dalam penyusunan buku ini masih ada
kekurangan, baik dari sisi metodologi maupun substansi maka saran dan kritik
yang konstruktif selalu kami harapkan untuk perbaikan selanjutnya. Semoga buku
ini bermanfaat dan mendapatkan ridha dari Allah Swt. amin.

Bandung, Nopember 2013


Pedoman Transliterasi Arab-Latin
PETUNJUK PENGGUNAAN BUKU

 Setiap awal bab disajikan kover


dengan ilustrasi sebagai gambaran
awal tentang materi pelajaran yang
akan disampaikan.

 Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar,


dan Tujuan Pembelajaran sebagai
panduan dan target materi yang
harus disampaikan dan dikuasai
peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran.

 Peta Konsep disajikan


sebagai kerangka pikir materi
yang akan disampaikan dan
dikuasai peserta didik.

 Mari renungkan sebagai


pengantar atau stimulasi
sebelum memasuki
materi pokok
pembelajaran.

 Mari Mengamati
disajikan berupa ilustrasi
untuk menghantarkan
pada pemahaman
peserta didik mengenai
materi pokok
pembelajaran.
 Materi disusun berdasarkan
standar isi Madrasah Aliyah
2013 serta disajikan sesuai
tingkat pemahaman peserta
didik.

 Cluster kata disajikan dengan


arti per kata/kalimat (mufradat)
untuk memudahkan siswa
belajar memahami arti kata per-
kata.

 Terjemahan disajikan secara


menyeluruh dari teks Al-
Qur’an maupun hadis agar
peserta didik dapat
menangkap pesan teks Al-
Qur’an atau hadis secara
utuh.
 Mari Memahami disajikan agar
peserta didik dapat menangkap
pesan yang disampaikan teks Al-
Qur’an atau hadis dengan
ditampilkan tafsiran ayat Al-
Qur’an atau hadis.

 Kontekstualisasi ayat Al-Qur’an


atau hadis yang berorientasi
pada penghayatan dan
pengamalan Al-Qur’an dan
hadis Nabi (pendalaman
karakter peserta didik).

 Berdiskusi sebagai sarana


untuk mengelaborasi dan
mengomukasikan gagasan
para peserta didik.
 Rangkuman sebagai
ringkasan materi untuk
mempermudah peserta
didik mengingat-ingat dan
mengulang pelajaran.
 Ayo Berlatih sebagai
evaluasi peserta didik pada
setiap akhir pembelajaran
yang meliputi aspek
kognitif, affektif, dan
psikomotorik.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Pedoman Transliterasi Arab-Latin
Petunjuk penggunaan buku

BAB I : AKU INGIN SEPERTI KEKASIH ALLAH YANG SEDERHANA


DAN PENYANTUN DHUAFA

A. Kompetensi Inti (KI)


B. Kompetensi Dasar
C. Tujuan Pembelajaran
D. Peta konsep
E. Mari Renungkan
F. Mari Mengamati
G. Mari Mengkaji QS. Al-Furqan : 67
H. Mari mengkaji QS. Al Qashas (28) : 79-82
I. Mari Mengkaji QS. Al Isra’ (17) : 26-30
J. Mari Mengkaji QS. Al Baqarah (2) : 177
K. Mari mengkaji QS. Al-Ma’un (107) : 1-7
L. Hadis tentang pola hidup sederhana
M. Mari Berdiskusi
N. Mari Berlatih

BAB II : BETAPA INDAHNYA UJIAN DAN COBAANKU

A. Kompetensi Inti (KI)


B. Kompetensi Dasar
C. Tujuan Pembelajaran
D. Peta konsep
E. Mari Renungkan
F. Mari Mengamati
G. Mari mengkaji QS. Al Baqarah (2) : 155
H. Mari mengkaji QS. Ali Imran : 186
I. Hadis tentang Ujian dan Cobaan
J. Mari berdiskusi
K. Mari berlatih

BAB III : HIJAU, BERSIH, INDAH DAN SEHAT LINGKUNGANKU


LESTARI
A. Kompetensi Inti (KI)
B. Kompetensi Dasar
C. Tujuan Pembelajaran
D. Peta konsep
E. Mari Renungkan
F. Mari Mengamati
G. Mari Mengkaji QS. Ar Rum (30) : 41-42
H. Mari Mengkaji QS. Al A’raf (7) : 56-58
I. Mari Mengkaji QS. Al Furqan (25) : 45-50
J. Mari Mengkaji QS. Al Baqarah (2) : 204-206
K. Hadis tentang Lingkungan Hidup
L. Mari berdiskusi
M. Mari berlatih

BAB IV : BACALAH DENGAN MENYEBUT NAMA TUHANMU

A. Kompetensi Inti (KI)


B. Kompetensi Dasar
C. Tujuan Pembelajaran
D. Peta konsep
E. Mari Renungkan
F. Mari Mengamati
G. Mari Mengkaji QS. Al Alaq (96) : 1-5
H. Mari Mengkaji QS. Yunus (10) : 101
I. Mari Mengkaji QS. Al Baqarah (2) : 164
J. Mari berdiskusi
K. Mari berlatih

BAB V : MARI BIMBING MEREKA

A. Kompetensi Inti (KI)


B. Kompetensi Dasar
C. Tujuan Pembelajaran
D. Peta konsep
E. Mari Renungkan
F. Mari Mengamati
G. Mari Mengkaji QS. An Nahl (16) : 125
H. Mari Mengkaji QS. Asy Syuara (26) : 214-215
I. Mari Mengkaji QS. Al Hijr (15) : 94-96
J. Hadis tentang perintah berdakwah
K. Mari berdiskusi
L. Mari berlatih

BAB VI : AMAR MA’RUF NAHI MUNGKAR

A. Kompetensi Inti (KI)


B. Kompetensi Dasar
C. Tujuan Pembelajaran
D. Peta konsep
E. Mari Renungkan
F. Mari Mengamati
G. Mari Mengkaji QS. Ali Imran (3) : 104
H. Mari berdiskusi
I. Mari berlatih

BAB VII : MUSYAWARAH SOLUSI TERBAIK

A. Kompetensi Inti (KI)


B. Kompetensi Dasar
C. Tujuan Pembelajaran
D. Peta konsep
E. Mari Renungkan
F. Mari Mengamati
G. Mari Mengkaji QS. Ali Imran (3) : 159
H. Mari mengkaji QS. As. Suara’ (26) : 38
I. Mari berdiskusi
J. Mari berlatih

BAB VIII : HIDUPKU DAMAI DENGAN ADIL DAN JUJUR


A. Kompetensi Inti (KI)
B. Kompetensi Dasar
C. Tujuan Pembelajaran
D. Peta konsep
E. Mari Renungkan
F. Mari Mengamati
G. Mari Mengkaji QS. Al Maidah (5) : 8-10
H. Mari Mengkaji QS. An Nisa’ (4) : 105
I. Mari mengkaji QS. Al-Taubah (9): 119,
J. Mari mengkaji QS.An-Nahl (16): 90-92,
K. Mari berdiskusi
L. Mari berlatih
SEMESTER GANJIL

BAB I
AKU INGIN SEPERTI KEKASIH ALLAH YANG
SEDERHANA DAN PENYANTUN DUAFA

KOMPETENSI INTI

3. Memahami, menerapkan , dan menjelaskan pengetahuan faktual,


konseptual, procedural , dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan procedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah
4. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan
ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif
dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

KOMPETENSI DASAR
DDDDDDDDDDASA
3.1 Memahami ayat-ayat al-Qur'an dan Hadis tentang pola hidup sederhana dan
perintah menyantuni para dhuafa

4.1 Mendemonstrasikan hafalan dan arti per kata ayat-ayat al-Qur'an dan al-
Hadis tentag pola hidup sederhana dan perintah menyantuni para dhuafa
TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mengamati, menanya, mengeksplorasi, mengasosiasi dan


mengkomunikasikan peserta didik dapat :

3.1 Peserta didik dapat Memahami ayat-ayat al-Qur'an dan al-Hadis tentang
pola hidup sederhana dan perintah menyantuni para duafa
4.1 Peserta didik dapat Mendemonstrasikan hafalan dan arti per kata ayat-ayat
al-Qur'an dan al-Hadis tentang pola hidup sederhana dan perintah
menyantuni para duafa

PETA KONSEP

QS. Al-Furqan : 67
tidak berlaku boros tidak pula berlaku kikir dalam
membelanjakan harta

QS.Al-Qoṣos (28) : 79 – 82 seseorang yang


menyombongkan hartanya akan mendapat
siksa dari Allah, seperti Qorun

QS.Al-Isro’ (17) : 36 - 37 Berikan hak kepada


kerabat,orang miskin dan musafir. Dan
pemboros adalah saudara setan
Pola hidup
sederhana Hadis tentang
dan
Larangan berlaku berlebih -lebihan
perintah
menyantuni
dhuafa QS. Al Isro’(17) : 29 – 30
Anjuran berperilaku sederhana dalam
kehidupan sehari hari

QS. Al-Baqoroh 177 :


kebajikan seseorang terletak pada
kepeduliannya pada orang lain

QS. Al Ma’un : 1 – 7
Ciri cirri orang yang mendustakan agama
A. MARI renungkan

Islam mengajarkan kepada manusia agar berfikir, bersikap dan bertindak


pada posisi tengah tengah dengan menseimbangkan kebutuhan duniawi sebagai
sarana untuk mencapai tujuan ukhrowi. Menumpuk harta kekayaan bukanlah hal
yang di larang dalam agama, selagi harta kekayaan tersebut digunakan sesuai
dengan anjuran Allah dan tidak bertentangan dengan fitrah kemanusiaan.
Sesungguhnya Allah telah menetapkan dan mengatur rizki-Nya kepada seluruh
makhluq.dilapangkan dan disempitkannya rizki adalah hak otoritas Allah SWT.
Karena Allahlah sebaik baik pembagi rizki.
Sikap yang terbaik terkait dengan penggunaan harta kekayaan adalah
dengan membiasakan diri hidup hemat, berpola hidup sederhana, tidak boros dan
tidaklah kikir.
Setiap rizki yang dianugerahkan oleh Allah hendaklah dinafkahkan dan
dimanfaatkan demi kepentingan tegaknya agama Allah. Harta yang dinafkahkan
untuk kebaikan akan tumbuh menjadi harta yang berkah ,bersih, dan berkembang
lebih banyak

B. MARI MENGAMATI

Setelah kalian mengamati gambar


di samping, jawablah beberapa
pertanyaan di bawah ini :

1. Mengapa kita harus hidup


sederhana
2. Mengapa kita dilarang untuk
hidup berlebihan dan boros
3. Mengapa kita harus menyantuni
para dhuafa
4. Manfaat apa yang bisa kita
ambil dari pola hidup sederhana
5. Akibat apa yang akan diterima
oleh orang yang berperilaku
berlebihan dan boros
s
Gambar

Perilaku hidup bermegah megahan, sederhana,


menyantuni duafa

Setelah anda mengamati gambar di atas buatlah daftar komentar


yang relevan dari sikap apa yang nampak dari gambar di atas !
1. ……………………………………………………………………
……………………………………………………………………
…………………………………………………………………
2. ……………………………………………………………………
……………………………………………………………………
…………………..……………………………………………
3. ……………………………………………………………….......

C. POLA HIDUP SEDERHANA DAN MENYANTUNI DHUAFA

MARI MENGKAJI QS. AL-FURQAN (25): 67

 
 
 
  
  
Artinya : 67. Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka
tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah
(pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.

CLUSTER KATA

MARI BELAJAR MEMBUAT KAMUS TEMATIK MINI

INDON ARAB INDON ARAB


ESIA ESIA
 
 

 


ANDA PASTI BISA MENERJEMAHKAN AYAT DI ATAS

Kuasai mufrodat di atas, kemudian salin arti perkata dari QS. Al – Furqan (25) :
67 ke dalam buku tugasmu !

SELAMAT MENGERJAKAN !

MARI MENGANALISA QS. AL-FURQAN (25): 67

Pada ayat di atas dengan jelas menyebutkan, apabila manusia atau orang
yang beriman yang ingin membelanjakan hartanya, maka ketika membelanjakan
tersebut dia tidak boleh terlalu boros, dan juga tidak boleh terlalu kikir.,
melainkan berada di tengah-tengah (moderat). Kalau kita berbelanja, maka
belanjalah sesuai dengan keperluan. Kalau bersedekah, jangan sampai
memberikan sedekah terlalu banyak. Hanya karena bangga dengan pahala
bersedekah sehingga kita bersedekah terlalu banyak, sedangkan kita lupa akan
kebutuhan kita sendiri. Tetapi jangan pula karena mengingat akan kebutuhan kita,
lalu kita tidak mau mengeluarkan apa yang kita miliki, hingga zakat sekalipun
tidak mau dikeluarkan. Itulah orang yang kikir sebenarnya. Dalam hal ini, kita
harus bersikap moderat, tidak kikir dan tidak juga boros, namun berada di antara
keduanya (moderat).

Pada dasarnya, janganlah kita membelanjakan sesuatu sampai habis, dan


jangan pula kita enggan membelanjakan apa yang ada pada diri kita. Hal ini tak
mudah dilaksanakan, karena pada umumnya manusia itu bersifat konsumtif. Sifat
konsumtif yang tak bisa ditahan yang kemudian menjadi-jadi, itulah yang disebut
pemborosan. Tapi kalau menahannya juga menjadi-jadi, itulah yang dinamakan
kikir. Di dalam hadits Nabi juga disebutkan, bahwa: “Urusan yang terbaik adalah
urusan yang di tengah-tengah.”

Beberapa sifat yang dimiliki iIbâd al-Rahmân, para hamba Dzat Yang Maha
Penyayang memang benar-benar terpuji. Dalam ayat ini, sifat yang dijelaskan
adalah dalam membelanjakan dan menafkahkan harta yang dikaruniakan Allah
SWT kepada mereka.

Tidak Isrâf
Allah Swt berfirman: wa al-ladzîna idzâ anfaqû lam yusrifû (dan orang-
orang yang apabila membelanjakan [harta], mereka tidak berlebih-lebihan).
Kata al-infâq yang dimaksudkan dalam ayat ini adalah membelanjakan harta.
Diceritakan ayat ini, para hamba Dzat Yang Maha Penyayang itu dalam
membelanjakan hartanya tidak isrâf (melampaui batas). Dalam ayat ini
disebutkan: lamyusrifû.

Secara etimologi, kata al-isrâf berasal dari kata al-saraf. Dijelaskan oleh al-
Asfahani, kata al-isrâf berarti tajâwaz al-hadd fî kulli fi’l yaf’aluhu al-
insân (tindakan melampaui batas pada semua perbuatan yang dikerjakan
manusia), meskipun yang lebih populer digunakan dalam hal infak
(membelanjakan harta).

Dikarenakan pengertiannya adalah tajâwaz al-hadd (melampaui batasan),


maka amat penting diketahui tentanghadd (batasan) yang menjadi miqyâs (tolok
ukur, standar). Dengan batasan tersebut maka dapat diketahui, apakah
membelanjaan harta sudah terkategorikan sebagai al-isrâf atau belum. Oleh
karena kata tersebut dalam Alquran, maka batasan yang dimaksud adalah syara'.
Bukan akal, adat, kebiasaan, begitu juga bukan kesederhanaan yang menjadi
standar hidup. Dengan demikian, apabila seseorang membelanjakan harta untuk
sesuatu yang diharamkan Allah maka inilah yang dmaksud dengan al-isrâf,
( melampaui batas)..
Tidak Kikir
Di samping tidak membelanjakan harta dalam kemaksiatan, mereka juga
tidak bersifat kikir. Allah SWT berfirman: wa lam yaqtarû (dan tidak [pula]
kikir). Secara etmologi, al-qatr berarti taqlîl al-nafqah (meminimkan nafkah).
Kata ini semakna dengan al-bukhl, lawan dari al-isrâf. Sedangkan secara
syar’i, al-qatr berarti menahan diri dari membelanjakan harta dalam ketaatan
kepada Allah SWT.

Allah SWT memerintahkan kepada umatnya untuk tidak bersifat kikir,


karena perbuatan tersebut memang terlarang. Larangan ini disebutkan dalam nash
lain, seperti firman Allah SWT: Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil
dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya menyangka,
bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk
bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di
lehernya di hari kiamat (TQS. Ali Imran [3]: 180).

Secara spesifik, orang-orang yang tidak membayar zakat diancam dengan


siksaan yang keras. Rasulullah SAW bersabda: Tidak ada seorang pun yang
memiliki emas dan perak, lalu tidak mengeluarkan zakatnya, kecuali akan
dipakaikan kepadanya pakaian dari api neraka; yang dengan pakaian itu di
neraka, pinggang, punggung, dan keningnya meleleh. Setiap bagian tubuh tadi
hancur dikembalikan lagi seperti semula (HR al-Khamsah kecuali al-Tirmidzi).

Hanya Membelanjakan Harta dalam Ketaatan


Pada ayat ini diakhiri dengan firman-Nya: Wa kâna bayna dzâlika
qawâm[an] (dan adalah [pembelanjaan itu] di tengah-tengah antara yang
demikian). Kata qawâm[an] berarti ‘ad-l[an] (adil). Dalam konteks ayat ini, kata
tersebut berarti dalam koridor ketaatan. Al-Nahas sebagaimana dikutip al-
Syaukani dalam tafsirnya, berkata,“Termasuk paling bagus dalam penafsiran ayat
ini adalah: Sesungguhnya orang yang membelanjakan hartanya selain dalam
ketaatan kepada Allah adalah al-isrâf (melampaui batas); barangsiapa yang
menahan diri tidak mau menafkahkan hartanya dalam ketaatan Allah adalah al-
iqtâr (kikir); Dan barangsiapa yang menafkahkan hartaya dalam ketaatan kepada
Allah SWT adalah al-qawâm.

Mengenai keutamaan infak dalam perkara wajib dan mandub telah banyak
dijelaskan dalam nash lainnya. Dalam beberapa ayat, tindakan tersebut disebut
sebagai qardh hasan (utang yang baik). Sebagai layaknya utang, Allah SWT
berjanji akan membayar kepada pelakunya dengan balasan berlipat ganda (lihat
QS al-Baqarah [2]: 245), dihapus dosanya (lihat QS al-Maidah [5]: 12, al-
Taghabun [64]: 17), diberikan pahala yang banyak (lihat QS al-Hadid [57]: 11).
Ditegaskan pula bahwa perumpamaan menafkahkan harta di jalan Allah adalah
seperti sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir
melahirkan seratus biji (lihat QS al-Baqarah [2]: 261).

Dari Abu Huraira ra, dia berkata: “Rasulullah SAW bersabda, “Siapa yang
bersedekah dengan sebiji kurma yang berasal dari usahanya yang halal lagi baik
(Allah tidak menerima kecuali dari yang halal lagi baik), maka sesungguhnya
Allah menerima sedekah tersebut dengan tangan kanan-Nya kemudian Allah
menjaga dan memeliharanya untuk pemiliknya seperti seseorang di antara kalian
yang menjaga dan memelihara anak kudanya. Hingga sedekah tersebut menjadi
sebesar gunung (Muttafaq ’alaih).

Demikianlah sifat hamba hamba Allah Yang Maha Penyayang dalam


mengelola harta. Mereka tidak membelanjakan harta mereka dalam kemaksiatan.
Mereka juga tidak kikir dalam berinfak pada perkara yang diperintahkan.
Sebaliknya, mereka hanya membelanjakan hartanya dalam ketaatan kepada-Nya.
Semoga kita termasuk di dalamnya, yakni terhindar dari sifat isrâf dan iqtâr, dan
giat menafkahkan harta di jalan-Nya.

FOKUS

1. ‘Ibâd al-Rahmân, hamba Dzat Yang Maha Penyayang dalam soal harta
memiliki sifat yang spesifik
2. Sifat mereka dalam soal harta:
1. tidak bersifat isrâf dan tabdzîr, yakni membelanjakan harta dalam
kemaksiatan;
2. tidak iqtâr (kikir, bakhil), yakni enggan menginfakkan harta dalam
ketaatan;
3. hanya membelanjakan harta mereka dalam ketaatan.

MARI MENGKAJI SQ. AL – ISRA’ (17) : 26 - 30

  


 
  
 
 

 
  
 
  
 
 
  
  
  
 
 
  
 
 
  
 
 
  
 
 
 
Artinya :26. Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya,
kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan
janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.
27. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah Saudara-saudara
syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.
28. Dan jika kamu berpaling dari mereka untuk memperoleh rahmat
dari Tuhanmu yang kamu harapkan, Maka Katakanlah kepada
mereka Ucapan yang pantas[1].
29. Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu
dan janganlah kamu terlalu mengulurkannya[852] Karena itu kamu
menjadi tercela dan menyesal.
30. Sesungguhnya Tuhanmu melapangkan rezki kepada siapa yang dia
kehendaki dan menyempitkannya; Sesungguhnya dia Maha
mengetahui lagi Maha melihat akan hamba-hamba-Nya

Catatan penting

[1] “apabila kamu tidak dapat melaksanakan perintah Allah seperti yang
tersebut dalam ayat 26, Maka Katakanlah kepada mereka perkataan yang
baik agar mereka tidak kecewa lantaran mereka belum mendapat
CLUSTER
bantuan dari kamu. [852]dalam KATA
pada itu kamu berusaha untuk mendapat
rezki (rahmat) dari Tuhanmu, sehingga kamu dapat memberikan kepada
mereka hak-hak mereka”.

“janganlah kamu terlalu kikir, dan jangan pula terlalu Pemurah”.

MARI BELAJAR MEMBUAT KAMUS TEMATIK MINI

INDONES ARAB INDONES ARAB


IA IA
 
 

 

 
 
 
 

 

 

ANDA PASTI BISA MENERJEMAHKAN AYAT DI ATAS

Kuasai mufrodat di atas, kemudian salin arti perkata dari QS. Al – Isra’ : 26 – 30
ke dalam buku tugasmu !
SELAMAT MENGERJAKAN !

MARI MENGANALISA KANDUNGAN


QS. AL ISRA’ (17) : 26-30

Gambar penyantun duafa

Manusia tidak selalu memiliki harta benda yang melimpah untuk


dipersembahkan kepada keluarga yang membutuhkan. Namun paling tidak rasa
ukhuwah serta kemauan untuk bisa membantu senantiasa tertanam kuat dalam
jiwa manusia. Karena itulah ayat di atas menuntun manusia dan jika kondisi
keuangan dan kemampuanmu tidak menyebabkanmu tidak kuasa membantunya
sehingga mamaksa engkau berpaling dari mereka bukan karena tidak berkenan
membantu, tetapi berpaling dengan harapan suatu saat kamu dapat membantunya
setelah berupaya dan berhasil memperoleh rahmat dari Allah yang maha pemberi
anugrah, maka katakanlah kepada mereka ucapan yang mudah dan tidak
menyinggung perasaan mereka, yaitu ucapan yang penuh hikmah sehingga dapat
melahirkan harapan dan optimis

Ketika bersedekah,berjariyah, berinfaq dan berzakat seringkali hati kita


diliputi oleh perasaan enggan dan takut terjerumus dalam kemiskinan disebabkan
semakin berkurangnya harta kita. Inilah yang disebut dengan bisikan setan.
Seseorang yang kikir, apalagi mereka yang mempunyai kelebihan, kekikirannya
akan membuahkan dengki dan iri hati pada anggota masyarakat. Dan jika ini
terjadi maka setan mulai membisikkan di hati masaarakat untuk melakukan
berbagai aksi kejahatan, seperti pencurian, pembunuhan, perampokan dan lain
sebagainya. Di sisi lain kekikiran melahirkan sifat rakus dan enggan
mendermakan sebagian hartanya, hingga pada gilirannya menjadi lahan bagi setan
untuk memprofokasi manusia melakukan berbagai tindak kejahatan. Berdasarkan
itu pula islam memacu umatnya untuk menegakkankepedulian sosial sebagai
dasar terciptanya ketentraman dan kedamaian masyarakat dengan memberi
bantuan kepada orang orang yang membutuhkan.

Kesamaan persaudaraan setan dengan pemboros adalah pada persamaan


sifat-sifat dan keserasian yang dimiliki oleh keduanya. Pemboros dan setan
keduanya sama sama melakukan tindakan batil tidak pada tempatnya. Predikat
kikir yang disandang oleh manusia dalam al- Qur’an tidak akan terlepas dari dua
sifat, yaitu angkuh karena merasa dirinya punya kelebihan dibanding orang lain
dan membanggakan diri dan berusaha mengekspresikan diri secara fisik, baik
ucapan maupun gerakan tubuhnya yang terkesan sombong. Kedua sifat ini
mempunyai kaitan yang sangat erat dengan harta dan jabatan seseorang. Orang
yang merasa memilikinya, jiwanya diliputi oleh keangkuhan dan kebanggaan. Di
sisi lain kebanyakan dari manusia yang memiliki sifat angkuh dan berbangga diri
cenderung untuk berlaku kikir.

FOKUS

“Islam menghendaki agar umatnya berada pada posisi tengah dengan menseimbangkan antara
pemenuhan kebutuhan dunia dan akhirat, dan dunia sebagai sarana mencapai akhirat”

“ Sikap yang terbaik kaitannya dengan penggunaan harta yang diperoleh adalah hemat . yakni
keadaan tengah pada dua posisi yaitu tidak boros dan tidak kikir”

“Harta yang dibelanjakan di jalan Allah tidak akan berpengaruh pada habisnya harta tersebut.
Harta akan bersih, tumbuh dan berkembang lebih banyak dan memberi manfaat bagi
MARI MENGKAJI QS. AL-QASAS (28): 79 -82
pelakunya”

  


   
 
 
   
  
   
 
 
  
  
  
 
 
 
 
    
  
   
 
 
 
 
  
 
  
   
  
  
  
 
Artinya :

79. Maka keluarlah Karun kepada kaumnya dalam kemegahannya[1139].


berkatalah orang-orang yang menghendaki kehidupan dunia: "Moga-moga
kiranya kita mempunyai seperti apa yang Telah diberikan kepada Karun;
Sesungguhnya ia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar".

80. Berkatalah orang-orang yang dianugerahi ilmu: "Kecelakaan yang besarlah


bagimu, pahala Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan
beramal saleh, dan tidak diperoleh pahala itu, kecuali oleh orang- orang yang
sabar".
81. Maka kami benamkanlah Karun beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka
tidak ada baginya suatu golonganpun yang menolongnya terhadap azab Allah.
dan tiadalah ia termasuk orang-orang (yang dapat) membela (dirinya).
82. Dan jadilah orang-orang yang kemarin mencita-citakan kedudukan Karun
itu, berkata: "Aduhai, benarlah Allah melapangkan rezki bagi siapa yang dia
kehendaki dari hamba-hambanya dan menyempitkannya; kalau Allah tidak
melimpahkan karunia-Nya atas kita benar-benar dia Telah membenamkan kita
(pula). Aduhai benarlah, tidak beruntung orang- orang yang mengingkari (nikmat
Allah)".

[1139] menurut mufassir: Qarun keluar dalam satu iring-iringan yang


lengkap dengan pengawal, hamba sahaya dan inang pengasuh untuk
memperlihatkan kemegahannya kepada kaumnya.

CLUSTER KATA

MARI BELAJAR MEMBUAT KAMUS TEMATIK MINI

INDONES ARAB INDONES ARAB


IA IA
 
 
 
 
 
 

 
 

  

ANDA PASTI BISA MENERJEMAHKAN AYAT DI ATAS

Kuasai mufrodat di atas, kemudian salin arti perkata dari QS. Al – Qoṣos (28) :
79 - 82 ke dalam buku tugasmu !

SELAMAT MENGERJAKAN !

MARI MENGANALISA KANDUNGAN AYAT


QS. AL QOSHOS (28) : 79-82
Pada ayat 76 sebelumnya Allah telah mengkisahkan bahwasanya Qarun
yang hidup pada masa nabi Musa adalah orang yang selalu membanggakan diri,
sombong dan congkak disebabkan harta bendanya yang melimpah. Bahkan kunci-
kunci gudang tempat penyimpanan harta kekayaannya tak sanggup dipikul oleh
sejumlah laki-laki yang kuat dan perkasa.

Ayat 79, Pada ayat ini Allah mengabarkan tentang kesombongan dan
kecongkakan Qarun. Sikap berlebihan Qarun ini tercermin ketika dia keluar
kepada kaumnya dengan mengenakan pakaian , perhiasan dan kendaraan, yang
gemerlap, mewah dan mempesona. Qarun berjalan dengan congkaknya
beriringkan para pembantu dan pekerjanya yang sangat banyak. Sikap demikian
sangatlah dibenci dan dicela oleh Allah SWT. Sikap Qarun tersebut juga memicu
timbulnya anggapan yang salah oleh sebagian masyarakat. Mereka mengira
bahwa kemewahan, harta yang melimpah ruah merupakan bukti kesuksesan
seseorang. Bahkan mereka juga menganggap bahwa harta benda yang melimpah
dapat menjamin kehidupan yang bahagia. Sehingga merekapun berusaha dengan
sekuat tenaga untuk menumpuk harta benda tersebut dengan berbagai cara.
Meskipun cara tersebut seringkali melanggar ketentuan agama.

Jika kita amati disekeliling kita,patutlah kita prihatin bahwa sekarang ini
terus lahir Qarun Qarun baru. Kecintaan mereka pada dunia telah melupakan
mereka pada hakekat hidup. Kekayaan.,kemewahan,dan kekuasaan menjadi harga
mati yang seolah tak bisa ditawar. Sehingga untuk mendapatkannya mereka
mampu melakukan berbagai upaya. Seperti korupsi, menerima suap, menipu
bahkan menjilat teman dan saudara sendiri. Tak bisa dibayangkan bagaimana
dengan keselamatan bumi ini jika dihuni oleh manusia manusia serakah yang
tidak bertanggung jawab. Dampak lebih jauh adalah kehancuran sebuah Negara.
Disebabkan adanya ketimpangan social, konglomerasi yang membabi buta,
hilangnya kepedulian social, tidak tercapainya pemerataan kekayaan, individualis
dan sikap masa bodoh. Sehingga yang kaya makin Berjaya dan yang miskin
makin menderita. Demikianlah Qarun telah berhasil menginspirasi banyak orang
untuk bersikap sombong dan membanggakan diri’
Ayat 80, Berbeda dengan sikap Qarun dan orang orang yang menganggap
kemewahan Qarun adalah sebuah keberuntungan seperti yang sudah dipaparkan
dalam ayat 79 di atas, bagi ahli ilmu adalah pilihan yang salah, bahkan pada
saatnya akan mendatangkan bencana yang besar. Kecintaan manusia terhadap
dunia seringkali membuat manusia lupa bahwa kehidupan dunia fana sedang
kehidupan akhirat adalah kekal abadi . Sebagaimana diceritakan dalam QS. Al –
A’raf (7) : 176

 
 
 
 
  
 
  
  
  
  
 
 
 
 

Artinya : “Dan kalau kami menghendaki, Sesungguhnya kami tinggikan
(derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia
dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, Maka perumpamaannya
seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan
jika kamu membiarkannya dia mengulurkan lidahnya (juga). demikian
Itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat kami.
Maka Ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka
berfikir”.

Golongan yang kedua adalah para cendikiawan yang lebih mempercayai


bahwa pahala dari Allah bagi orang yang beriman dan beramal shaleh adalah lebih
baik dari pada harta benda, kekayaan, kemewahan yang melimpah ruah yang pada
saatnya nanti akan musnah. Sebagaimana difirmankan oleh Allah dalam QS. An –
nahl (16) : 96

   


   
 
 
 
 
 
Artinya : Apa yang di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah
adalah kekal. dan Sesungguhnya kami akan memberi balasan
kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik
dari apa yang Telah mereka kerjakan.

Diakhir ayat tersebut Allah menyatakan bahwa hamba yang dapat menerima
dengan sabar dengan tekun dan patuh melaksanakan perintah Allah SWT serta
meninggalkan yang dilarang serta ,menerima dengan ikhlas apa yang
dianugerahkan kepadanya dan membelanjakannya demi tegaknya agama Allah.
Pada hakekatnya merekalah orang orang yang beruntung.

Ayat 81, Akibat dari sifat sombong, congkak, riya, dan keangkuhannya
justru telah membuat Qarun kehilangan semua yang dia bangga banggakan dulu.
Allah mendatangkan azab yang begitu besar dan pedih karena kelalaiannya
menjaga amanah Allah. Allah membenamkan Qarun ke dalam bumi dengan
seluruh harta bendanya tanpa sisa sedikitpun. Kemewahan dan kesombongannya
yang dulu ia tebarkan lenyap di telan bumi tanpa ada satupun orang yang bisa
menolong dia. Harta benda yang seharusnya menjadi kebahagiaan hidupnya kelak
di akhirat justru menjadikan Qarun kembali kepada Allah dalam keadaan hina
dina. Keadaan ini disebabkan tidak adanya control diri dan social yang berakibat
pada sikap melampau batas.

Ayat 82, Pada ayat ini dijelaskan sikap orang orang yang dulu
mendambakan kehidupan seperti Qarun yang bergelimang kemewahan.
Menyaksikan begitu hebatnya azab Allah yang ditimpakan pada Qarun diakhir
hidupnya membuat mereka tersadar bahwa harta benda, kekayaan, kemewahan
dan jabatan bukanlah kunci kesuksesan. Kebahagiaan yang sesungguhnya adalah
adanya kesadaran diri bahwa anugerah Allah adalah titipan yang harus dikelola
dengan penuh tanggung jawab. Sehingga rizki yang dianugerahkan Allah bisa
membawa manfaat bagi diri sendiri dan orang lain di sekelilingnya. Serta
membawa manusia pada derajat kemuliaan yang tinggi.Seharusnya kita menyadari
bahwa mengingkari nikmat Allah SWT dan mendustakan Ajaran RasulNya
tidaklah membawa keuntungan sedikitpun. Bahkan akan membawa diri kita
terperosok lebih jauh pada jurang kesengsaraan. Dengan tegas Allah
menyampaikan pada QS. An-Nahl (16) : 113.

 
 
 
 
 
Artinya : Dan Sesungguhnya Telah datang kepada mereka seorang Rasul dari
mereka sendiri, tetapi mereka mendustakannya; Karena itu mereka
dimusnahkan azab dan mereka adalah orang-orang yang zalim.

FOKUS

1. Qarun adalah orang yang selalu memamerkan kekayaannya secara berlebih


lebihan. Ia senatiasa bersikap congkak dan sombong serta ingkar terhadap
nikmat Allah. Begitu juga dengan sebagian kaumnya yang mencita citakan
dirinya seperti Qarun , karena ia menganggap semua yang dimiliki Qarun
adalah suatu keberuntungan yang besar.
2. Bagi kaum cendikiawan beranggapan bahwa sikap demikian adalah suatu
kekeliruan besar dan menimbulkan bencana yang nyata. Bagi kaum cerdik
pandai pahala disediakandari oleh Allah SWT adalah jauh lebih baik.
3. Allah membenamkan Qarun ke dalam bumi beserta harta kekayaanyang dulu
ia banggakan. Dan harta bendanya tiada pula dapat menolongnya.
4. Setelah menyaksikan apa yang menimpa Qarun, sebagian kaumnya yang
dahulu menginginkan kehidupan seperti Qarun menyadari bahwa Allahlah
yang melapangkan dan menyempitkan rizki.

Bebarapa catatan penting terkait dengan QS. Qoshos : 79 -82 adalah :

1. Dalam pandangan Islam, kehidupan dunia dan akhirat adalah satu kesatuan.
Dunia adalah tempat menanam, sedang akhirat adalah tempat menuai.
Dalam Islam tidak dikenal istilah amal dunia dan amal akhirat.
2. Kehidupan akhirat adalah tujuan sedangkan kehidupan dunia adalah sarana
untuk mencapai tujuan
3. ayat di atas ketika berbicara tentang kebahagiaan akhirat selalu
menggunakan redaksi bersifat aktif dengan menekankan untuk bersungguh
sungguh dengan sekuat tenaga untuk mencapai kebahagiaan akhirat.
Sedang ketika berbicara tentang kebahagian dunia selalu menggunakan
redaksi bersifat pasif dengan menggunakan kalimat jangan lupakan.

MARI MENGKAJI
QS. AL – BAQARAH (2) 177

  


 
 
 
  
 




  
 



 
 
 
 


 
 
 

 
  
  
 
 
Artinya : Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu
kebajikan, akan tetapi Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman
kepada Allah, hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi
dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak
yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan)
dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba
sahaya, mendirikan salat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang
yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang
sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. mereka
Itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka Itulah orang-
orang yang bertakwa.

CLUTER KATA

MARI BELAJAR MEMBUAT KAMUS TEMATIK MINI

INDONE ARAB INDONE ARAB


SIA SIA
 


 
 

 
 
 

 
 

ANDA PASTI BISA MENERJEMAHKAN AYAT DI ATAS

Kuasai mufrodat di atas, kemudian salin arti perkata dari QS. Al – baqarah :
177 ke dalam buku tugasmu !
SELAMAT MENGERJAKAN !

MARI menganalisa kandungan


QS. AL BAQARAH (2) : 177

gambar
Dalam sebuah riwayat dikemukakan bahwa ayat ini turun berkenaan dengan
sebuah pertanyaan seorang laki laki tentang al – bir (kebajikan). Setelah turun
ayat ini kemudian Rasulullah SAW memanggil kembali laki laki itu dan
membacakan ayat tersebut. Ayat ini turun sebelum diwajibkannya salat fardhu.
Kala itu, bagi seseorang yang sudah bershahadatain kemudian meninggal dalam
keadaan beriman, maka harapannya dia mendapatkan kebaikan. Namun orang
Yahudi beranggapan bahwa kebajikan itu jika salat menghadap ke Barat, sedang
orang Nasrani menghadap ke Timur

Semasa Nabi SAW masih berada di Makkah, beliau dan pengikutnya salat
sekaligus menghadap ke Ka’bah di dalam Masjidil Haram dan Baitul Magdis di
Yerusalim dengan mengambil posisi salat di sebelah Selatan Ka’bah, sehingga
dalam waktu bersamaan juga menghadap ke Yerusalim di sebalah Utara. Tetapi
setelah Rasulullah SAW berhijrah ke Madinah cara tersebut tidak bisa dilakukan
lagi terkait dengan posisi Makkah Selatan sedangkan Yerusalim Utara dari
Madinah. Maka Nabi dan para pengikutnya salat menghadap ke Utara kea rah
Yerusalem. Berkiblat ke Yerusalem sejalan dengan penegasan Allah dalam Al –
Qur’an dan Sunnah yang mengandung makna pengakuan akan kesucian kota itu
dan keabsahan agama serta para nabi yang pernah berada di sana. Namun Nabi
SAW juga menyadari Makkah dengan Ka’bahnya sangat dekat di hati bangsa
Arab dari pada Yerusalem. Sebab itulah Rasulullah SAW memohon kepada Allah
untuk mengganti arah kiblat salat dari Yerusalim ke Makkah.
Perubahan arah kiblat inilah akhirnya menimbulkan kegaduhan di kota
Madinah. Beberapa pengikut Nabipun juga mengalami keraguan atas perubahan
arah kiblat tersebut, meski tidak sebasar kegaduhan yang terjadi di kalangan
orang orang Yahudi di Madinah. Menurutnya ini merupakan indikasi ketidak
sungguhan pada ajaran Muhammad SAW. Mereka menyangsikan apakah agama
yang mengalami perubahan arah kiblat itu mempunyai keotentikan ajaran,
mengingat arah kiblat dalam salat adalah hal yang prinsip.
Allah SWt menjelaskan bahwa hakekat kebajikan adalah iman dan taqwa,
yaitu orang orang yang melakukan kebajikan meliputi aktifitas rohani dan
jasmani.

Adapun tanda-tanda orang yang benar-benar beriman dan bertaqwa adalah


sebagaimana dijelaskan dalam ayat ini, sebagai berikut :
○ Iman (keyakinan) terhadap adanya Allah SWT hari pembalasan
malaikat-malaikat, kitab-kitab yang diiturunkan oleh Allah melalui para
utusan-Nya, serta iman terhadap adanya nabi-nabi Allah. Iman terhadap
adanya Allah SWT menyebabkan manusia merasa bahwa segala gerak
geriknya selalu diawasi dan diketahui oleh Dzat Yang Maha Kuasa itu.
Bahkan tidak hanya perbuatannya, tetapi juga isi hatinya dan semua
yang terlintas dalam alam pikirnya.

○ Adanya kemampuan untuk memberikan sebagian harta kesayangan


kepada orang-orang yang membutuhkannya yaitu karib-kerabat, anak
yatim, orang-orang miskin, musafir yang terlantar karena kehabisan
bekal di perjalanan, dan orang-orang yang meminta-minta karena
ketiadaan harta karena untuk keperluan pembebasan hamba sahaya
ataupun untuk menghilangkan perbudakan.

○ Mendirikan salat, artinya melaksanakan pada waktunya dengan khusyu’


lengkap dengan rukun-rukunnya dan syarat-syaratnya.

○ Menunaikan zakat kepada yang berhak menerimanya. Di dalam Al-


Qur’an apabila disebutkan perintah mendirikan salat selalu pula diiringi
dengan perintah menunaikan zakat, karena antara salat dan zakat
terjalin hubungan yang sangat erat dalam melaksanakan kebaktian dan
kebajikan, salat adalah pembersih jiwa, sedangkan zakat adalah
pembersih harta.

○ Selalu menepati janji. Ornag yang baik adalah orang-orang yang selalu
menepati janjinya apabila dia berjanji, baik janjinya kepada Allah dan
Rasul-Nya sebagai konsekuensi syahadatnya, ataupun janji yang dibuat
sesama manusia, seperti janji-janji untuk bertemu, janji untuk
membayar utang dan lain-lain.

○ Sabar. Orang yang ingin mendapatkan kebaikan harus bersifat sabar


dalam segala situasi, seperti dalam kesempitan, ataupun kesusahan

○ Tekun adalah salah satu kunci sukses dan keselamatan hidup manusia.
Ketidaksabaran akan membuat seseorang akan hidup gelisah dan tidak
tenang. Ketidaksabaran bahkan dapat membawa akibat yang lebih fatal,
yang pada akhirnya akan menghancurkan ketenangan dan kedamaian.

Mari mengkaji QS. Al- mA’un (107): 1-7


 
 
  
  
   
 
 
   
  
 
 

 
Artinya :

1. Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?

2. Itulah orang yang menghardik anak yatim,

3. Dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin.

4. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat,

5. (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya,

6. Orang-orang yang berbuat riya[1603],

7. Dan enggan (menolong dengan) barang berguna[1604].

CLUSTER KATA
MARI BELAJAR MEMBUAT KAMUS TEMATIK MINI

INDONE ARAB INDONE ARAB


SIA SIA
 

 

 
 
ANDA PASTI BISA MENERJEMAHKAN AYAT DI ATAS

Kuasai mufrodat di atas, kemudian salin arti perkata dari QS. Al –Maa’un (107)
: 1 – 7 ke dalam buku tugasmu !
SELAMAT MENGERJAKAN !

Catatan penting

[1603] riya ialah melakukan sesuatu amal perbuatan tidak untuk mencari
keridhaan Allah akan tetapi untuk mencari pujian atau kemasyhuran di
masyarakat.

[1604] sebagian Mufassirin mengartikan: enggan membayar zakat.

Mari menganalisa qs.al-mAA’un (107): 1-7

Pada ayat ini Allah mencela bagi siapa yang meninggalkan hak-hakNya dan
hak-hak hambanya. Firman Allah: “Tahukah kamu (orang) yang mendustakan
agama?” yaitu dengan kebangkitan dan hari pembalasan, sehingga ia tidak
beriman terhadap apa yang diturunkan pada Rasul.

Firman Allah: “Itulah orang yang menghardik anak yatim” maksudnya adalah
menolaknya dengan kejam dan keras, ia tidak menyayanginya akibat hatinya yang
keras, hal ini dikarenakan ia sudah tidak lagi mengharapkan pahala dan tidak takut
pada adzab Allah.
Firman Allah: “Dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin” Ibnu
Katsir menyamakan ayat ini dengan Qur’an surat al fajr ayat 17-18, yang
bunyinya:

18 ، 17 :‫ين } [الفجر‬ ْ ‫علَى َط َع ِام ا ْل ِم‬


ِ ‫س ِك‬ َ َ‫]كَال َبل ال تُك ِْر ُمونَ ا ْل َي ِتي َم َوال تَ َحاضُّون‬

Sekali-kali tidak (demikian), Sebenarnya kamu tidak memuliakan anak


yatim, Dan kamu tidak saling mengajak memberi makan orang miskin, sedangkan
yang dimaksud dengan tidak memuliakan anak yatim ialah tidak memberikan hak-
haknya dan tidak berbuat baik kepadanya. Imam ath Tobari berkata, yaitu orang
yang tidak mengajak oarng lain untuk mengasih makan yang dibutuhkan oleh
orang miskin tersebut. ia tidak menumbuhkan dalam dirinya untuk membantu
anak yatim dan juga tidak mengajak keluarganya untuk membantu dan orang lain
disebabkan kebakhilan terhadap hartanya, atau mendustakan hari pembalasan,
penjelasan ini serupa dengan firman Allah yang berbunyi:

“Dan (Ingatlah) hari (ketika) orang-orang kafir dihadapkan kepada neraka,


(Dikatakan kepada mereka): “Bukankah (azab) Ini benar?” mereka menjawab:
“Ya benar, demi Tuhan kami”. Allah berfirman “Maka rasakanlah azab Ini
disebabkan kamu selalu ingkar”. (QS. Al-Ahqaf: 34)

Firman Allah: “Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu)


orang-orang yang lalai dari shalatnya,” yaitu orang yang senantiasa aksis dalam
shalatnya, akan tetapi ia melalaikannya, tidak tepat waktu, meninggalkan rukun-
rukunnya. Demikian ini dikarenakan kurang perhatiannya terhadap perintah Allah
sehingga ia melalaikan sholat yang mana ini merupakan perkara yang sangat
penting dalam ketaatan dan pendekatan yang lebih utama kepada Allah. Maka
bagi siapa yang melalaikan sholat, ia berhak mendapatkan cela’an dan kecaman,
adapun lupa pada saat sholat ini bisa menimpa pada siapa saja sampai pada nabi
juga demikian. Oleh karena itu Allah mensifatinya dengan Riya’, hatinya keras,
tidak penyayang.

Firman Allah: “Orang-orang yang berbuat riya”, Riya’ adalah sesuatu amal
perbuatan tidak untuk mencari keridhaan Allah akan tetapi untuk mencari pujian
atau kemasyhuran di masyarakat.

Firman Allah: “Dan enggan (menolong dengan) barang berguna.” Yaitu


enggan memeberi sesuatu yang dibutuhkan, seperti ember, kuali, kapak dan lain-
lain. Sebagian Mufassirin mengartikan: enggan membayar zakat.

Mereka itu dikarenakan kuatnya rasa tamaknya, sampai kebutuhan yang kecil saja
enggan untuk mengasih, apalagi yang lebih besar dari itu.

1. Dalam ayat di atas anjuran untuk memuliakan anak yatim, orang


miskin.
2. Menjaga shalat, dan selalu perhatian padanya.
3. : Perintah untuk ikhlas atas semua pekerjaan.
4. : Anjuran untuk berbuat kebaikan sekecil apapun
HADIS TENTANG POLA HIDUP SEDERHANA

Hadis riwayat Ibnu Majah dan Ahmad dari Abdullah bin Amru :
ِ ‫َحدَّثَنَا ُم َح َّمدُ ب ُْن يَ ْحيَى َحدَّثَنَا قُت َ ْيبَةُ َحدَّثَنَا اب ُْن لَ ِهيعَةَ َع ْن ُحيَي‬
‫الر ْح َم ِن ْال ُحبُ ِلي ِ َع ْن َع ْب ِد‬ َّ ‫ّللا ْال َمعَا ِف ِري ِ َع ْن أَبِي َع ْب ِد‬
ِ َّ ‫ب ِْن َع ْب ِد‬
ِ َّ
‫ّللا ب ِْن َع ْم ٍرو‬
ُ ‫ضأ‬ َ ‫سلَّ َم َم َّر ِب‬
َّ ‫س ْع ٍد َو ُه َو يَت َ َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫ّللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ ِ َّ ‫سو َل‬
َ ‫ّللا‬ ُ ‫أ َ َّن َر‬
‫وء ِإ ْس َراف قَا َل نَ َع ْم َو ِإ ْن‬ ِ ‫ض‬ ُ ‫ف فَقَا َل أَفِي ْال ُو‬ ُ ‫س َر‬َّ ‫فَقَا َل َما َهذَا ال‬
ٍ ‫ت َعلَى نَ َه ٍر َج‬
‫ار‬ َ ‫ُك ْن‬
Artinya :

IBNUMAJAH - 419) : Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Yahya


berkata, telah menceritakan kepada kami Qutaibah berkata, telah menceritakan
kepada kami Ibnu Lahi'ah dari Huyai bin Abdullah Al Ma'arifi dari Abi
Abdurrahman Al Hubuli dari Abdullah bin 'Amru berkata; "Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam melewati Sa'd yang sedang berwudlu, lalu beliau
bersabda: "Kenapa berlebih-lebihan! " Sa'd berkata; "Apakah dalam wudlu juga
ada berlebih-lebihan?" beliau menjawab: "Ya, meskipun engkau berada di sungai
yang mengalir".

Hadis riwayat Imam Bukhari dari Hakim bin Hiram


‫سى ب ُْن إِ ْس َما ِعي َل َحدَّثَنَا ُو َه ْيب َحدَّثَنَا ِهشَام َع ْن أ َ ِبي ِه‬ َ ‫َحدَّثَنَا ُمو‬
َّ ‫صلَّى‬
‫ّللاُ َعلَ ْي ِه‬ َ ِ ‫ّللاُ َع ْنهُ َع ْن النَّ ِبي‬
َّ ‫ي‬ َ ‫ض‬ ِ ‫َع ْن َح ِك ِيم ب ِْن ِحزَ ٍام َر‬
‫سلَّ َم قَا َل ْاليَدُ ْالعُ ْليَا َخيْر ِم ْن ْاليَ ِد الس ْفلَى َوا ْبدَأْ ِب َم ْن ت َعُو ُل‬ َ ‫َو‬
‫ّللاُ َو َم ْن‬ َّ ُ‫ف يُ ِعفَّه‬
ْ ‫ظ ْه ِر ِغنًى َو َم ْن يَ ْست َ ْع ِف‬ َ ‫صدَقَ ِة َع ْن‬ َّ ‫َو َخي ُْر ال‬
‫ب قَا َل أ َ ْخبَ َرنَا ِهشَام َع ْن أ َ ِبي ِه َع ْن‬ َّ ‫يَ ْست َ ْغ ِن يُ ْغنِ ِه‬
ٍ ‫ّللاُ َو َع ْن ُو َه ْي‬
‫سلَّ َم‬
َ ‫ّللاُ َعلَ ْي ِه َو‬َّ ‫صلَّى‬ َ ِ ‫ّللاُ َع ْنهُ َع ْن النَّ ِبي‬ َّ ‫ي‬ َ ‫ض‬ِ ‫أ َ ِبي ُه َري َْرة َ َر‬
‫ِب َهذَا‬
Artinya
BUKHARI - 1338) : Telah menceritakan kepada kami Musa bin Isma'il telah
menceritakan kepada kami Wuhaib telah menceritakan kepada kami Hisyam dari
bapaknya dari Hakim bin Hiram radliallahu 'anhu dari Nabi
Shallallahu'alaihiwasallam berkata,: "Tangan yang diatas lebih baik dari pada
tangan yang di bawah, maka mulailah untuk orang-orang yang menjadi
tanggunganmu dan shadaqah yang paling baik adalah dari orang yang sudah
cukup (untuk kebutuhan dirinya). Maka barangsiapa yang berusaha memelihara
dirinya, Allah akan memeliharanya dan barangsiapa yang berusaha
mencukupkan dirinya maka Allah akan mencukupkannya". Dan dari Wuhaib
berkata, telah mengabarkan kepada kami Hisyam dari bapaknya dari Abu
Hurairah radliallahu 'anhu dari Nabi Shallallahu'alaihiwasallam seperti ini".

 ‫سلَّ َم‬
َ ‫ّللا َعلَيْه َو‬ َّ ‫صلَّى‬ َّ ‫سو َل‬
َ ِ‫ّللا‬ ُ ‫س ِم ْعتُ َر‬ َ ‫ب قَا َل‬ َ ‫َع ْن ِم ْقدَا ِد ب ِْن َم ْعدِي َك ِر‬
َ‫ب اب ِْن آدَ َم لُقَ ْي َمات يُ ِق ْمن‬ ْ َ‫ي ِو َعا ًء ش ًَّرا ِم ْن ب‬
ِ ‫ط ٍن بِ َح ْس‬ ٌّ ‫يَقُو ُل َما َم ََل َ آدَ ِم‬
‫ام ِه َوثُلُث ِلش ََرابِ ِه َوثُلُث ِلنَفَ ِس ِه‬ َ ‫ص ْلبَهُ فَإ ِ ْن َكانَ ََل َم َحالَةَ فَثُلُث ِل‬
ِ َ‫طع‬ ُ
Artinya :" Dari Miqdad bin Ma’di Karib berkata : aku mendengar Rosulullah
saw bersabda : Tidak ada yang lebih jahat dari pada orang yang
memadati lambung perutnya dengan makanan untuk menguatkan
badannya. Jika perlu ia makan hendakklah perut diisi sepertiganya
dengan makanan, sepertiganya dengan air (minum), sepertiganya lagi
untuk udara (bernafas)" ( HR. Imam Tirmidzi )
Selanjutnya Rasulullah memberi arahan berupa suatu anjuran bahwa
lambung (perut) hendaknya diisi secara teratur dan terencana, sepertiga berisi
makanan, sepertiga berisi air, dan sepertiga berisi udara. Kalau anjuran ini
dilakukan dengan baik, niscaya akan menunjang kesehatan jasmani dan rohani.
Hidup sederhana bukan berarti harus melarat, tetapi yang dimaksud hidup
sederhana ialah hidup sebatas mencukupi kebutuhan yang diperlukan tanpa
berlebih-lebihan dan melapaui batas. Dari ukuran kesehatan etika dan syara’
kelebihan dalam segala hal tidak akan meraih kebaikan.

D. mari BERDISKUSI

Setelah kalian mendalami materi maka selanjutnya lakukanlah diskusi


dengan teman sebangkumu atau dengan kelompokmu, kemudian persiapkan diri
untuk mempresentasikan hasil diskusi tersebut di depan kelas.

E. MARI BERLATIH
I. Penerapan
1. Terjemahkan perkata ayat ayat berikut ini dengan benar kemudian
berilah tanda centang ( √ ) pada kolom di bawah ini sesuai dengan
kemampuan yang kamu miliki dengan jujur
    
   
  
    
    
  
   
   
   
 

Kemampuan Sangat Lancar sedang Kurang Tidak


menerjemahkan QS. lancar lancar lancer
Al-Qhoshoh : 79 - 80

  


 
  
   
 
  
 
  

Kemampuan Sangat Lancar sedang Kurang Tidak


menerjemahkan lancar lancar lancer
perkata QS. Al-
Isra’ : 26 – 27
II. TUGAS

MANDIRI TIDAK TERSTRUKTUR

Setelah Anda pelajari uraian di atas, Anda kembangkan dengan mencari


materi tambahan dari sumber belajar lainnya. Anda bisa pergi ke
perpustakaan, akses internet atau berdialog dengan para ahli.
Selanjutnya pergilah ke tempat tempat yang bisa menginspirasi anda untuk
merasakan lebih dalam kebenaran dari ayat – ayat Allah tentang pola hidup
sederhana dan perintah menyantuni dhuafa. Seperti ke pantai asuhan, ke
tempat pemulung, fakir miskin, terminal,stasiun dan tempat tempat lain yang
relevan.

SELAMAT BELAJAR
Perilaku yang diamati Tanggapanmu

NILAI PARAF PARAF GURU


ORANG TUA
BAB II
BETAPA INDAHNYA
UJIAN DAN COBAANKU

Gambar musibah terjadi dimana mana

KOMPETENSI INTI

3. Memahami, menerapkan , dan menjelaskan pengetahuan faktual,


konseptual, procedural , dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan procedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah
4. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan
ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

KOMPETENSI DASAR
3.2 Memahami ayat al-Qur'an dan Hadis tentang ujian dan cobaan
3.2 Mendemonstrasikan hafalan dan arti per kata ayat al-Qur'an dan Hadis
tentang ujian dan cobaan

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mengamati, menanya, mengeksplorasi, mengasosiasi dan


mengkomunikasikan peserta didik dapat :

3.2 Memahami ayat al-Qur'an dan Hadis tentang ujian dan cobaan
4.2 Mmendemonstrasikan hafalan dan arti per kata ayat al-Qur'an dan Hadis
tentang ujian dan cobaa

A . MARI RENUNGKAN

Sesungguhnya Allah akan menguji kaum muslimin dengan berbagai


ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan (bahan makanan).
Dengan ujian ini kaum muslimin diharapkan menjadi umat yang kuat mentalnya,
umat yang mempunyai keyakinan yang kokoh, jiwa yang tabah, dan tahan uji.
Sesungguhnya disetiap ujian dan cobaan yang Allah berikan akan selalu
bernilai anugerah bila manusia menerimanya dengan sabar dan ikhlas. Dengan
sabar dan ikhlas semua musibah dan hal hal yang menyedihkan yang menimpa
akan menjadi sesuatu yang indah.
Mari kita mengingat apa yang sudah Rasulullah SAW sabdakan
Rasulullah Saw bersabda: “Aku kagum kepada urusan orang mukmin karena
semua urusannya memiliki nilai baik, dan itu terjadi hanya kepada seorang
mukmin. Bila ia mendapatkan sesuatu yg menyenangkan, lalu ia bersyukur, maka
ia mendapatkan kebaikan. Dan bila ia ditimpa sesuatu yg menyedihkan lalu ia
bersabar, maka ia mendapatkan kebaikan pula”
Mari tetap bersyukur kepada Allah, dengan sedikit ujian yang diberikan
kepada kita. Karena disetiap sedikit ujian Allah sertakan banyak kemulyaan,
dengan terangkatnya derajat hidup kita dimata Allah
Peta konsep

Ketakutan: diartikan khawatir, perasaan was-


was. Kelaparan: tiada (keterbatasan) bahan
 makanan pokok  bencana, paceklik/krisis
 Mufassir lain: takut kepada Allah, lapar
karena puasa ramadhan ?




 Kekurangan harta: lenyapnya sebagian harta 
 dicuri/dirampok, bangkrut, jatuh miskin
 Mufassir lain: zakat harta benda ?

 





Kekurangan Jiwa: meninggalnya teman-teman,


kaum kerabat, kekasih-kekasihnya (kekasih
hati, tokoh panutan, pemimpin, dll)

 Mufassir lain: berbagai macam sakit ?



Kekurangan buah-buahan: tanaman yang tdk
 menghasilnya (produksi turun). Misal: di Arab,
 pohon kurma sering tdk berbuah
 Mufassir lain: anak-anak ?

B. MARI MENGAMATI

Amatilah gambar di bawah ini !

(Sumber. Dok. Kemenag)


Gambar 2.1 Tanah yang gersang.

Kemukakan
pendapatmu
tentang peristiwa
yang terjadi !

Hikmah apa yang


bisa di ambil dari
peristiwa tersebut
` (sumber Dok. Kemenag)
Gambar 2.2. Kelaparan yang melanda
(Sumber. Dok . Kemenag)
Gambar 2.3. Rasa takut yang mendera

Konsep sabar

‫صبر على‬ ‫صبر على‬ ‫صبر على‬


‫العبادة‬ ‫المعصية‬ ‫المصيبة‬

Mengikuti proses/alur Mampu bertahan dengan


sebuah peristiwa/masalah sikap rela dan optimisme
yang dihadapi ? untuk kembali bangkit

Tidak mengikuti/mela-
kukan sesuatu yang
melanggar aturan/ norma
Selesai shalat
Ikut menolong/peduli
shubuh, akan
sekalipun dirinya juga
menanti datangnya
kena musibah
dhuhur

Tidak mau diajak mabuk


mabukan untuk
merayakan kelulusan

C. MARI MENGKAJI QS . AL- BAQARAH (2) : 155 -157


 
 
 
 
 
 
  
 
  
 
 
 
  
 
 
 
Artinya :155. Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit
ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan.
dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.
156. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka
mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun"[1].
157. Mereka Itulah yang mendapat keberkatan yang Itulah orang-
orang yang mendapat petunjuk.

Catatan penting (1)


Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah
kami kembali. kalimat Ini dinamakan kalimat istirjaa
(pernyataan kembali kepada Allah). Disunatkan menyebutnya
waktu ditimpa marabahaya baik besar maupun kecil.

CLUSTER KATA

MARI BELAJAR MEMBUAT KAMUS TEMATIK MINI

INDONES ARAB INDONES ARAB


IA IA
 

 

 


ANDA PASTI BISA MENERJEMAHKAN AYAT DI ATAS

Kuasai mufrodat di atas, kemudian salin arti perkata dari


QS. Al –Baqarah (2) : 155 - 157 ke dalam buku tugasmu !

SELAMAT MENGERJAKAN !
Sesungguhnya Allah akan menguji kaum muslimin dengan berbagai
ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan (bahan makanan).
Dengan ujian ini kaum muslimin menjadi umat yang kuat mentalnya, umat yang
mempunyai keyakinan yang kokoh, jiwa yang tabah, dan tahan uji.
Ada beberapa istilah yang digunakan al-Qur’ân untuk menunjuk sesuatu
yang tidak disenangi, antara lain (musibah), (bala’), (‘adzab), (‘iqab) dan (fitnah).

1) Musibah

Pada mulanya berarti mengenai


atau menimpa. Memang bisa saja
yang mengenai itu adalah sesuatu
yang menyenangkan. Tetapi bila
al-Qur’an menggunakan kata
mushibah, maka ia berarti sesuatu
yang tidak menyenangkan yang
menimpa manusia. Al-Qur’an
mengisyaratkan,
“tidak disentuh seseorang oleh musibah kecuali karena ulahnya sendiri”.
(Q.S. al-Syu’ra’ (42): 30, Q.S. al-Nisâ’ (4): 79), musibah tidak terjadi kecuali
atas izin Allah (Q.S. at-Taghabun (640: 11, Q.S. al-Baqarah (2): 157),
musibah antara lain bertujuan menempa manusia (Q.S. al-Hadid (57): 22).
2) Bala’
Sesuatu yang datang langsung dari Tuhan tanpa keterlibatan manusia,
kecuali menerimanya. Dengan menurunkan bala’, Allah SWT menguji untuk
menampakkan kualitas seseorang.
a) Bala’ ujian adalah keniscayaan hidup.
Apa saja yang dilakukan Allah, tanpa keterlibatan yang diuji dalam
menentukan cara dan bentuk ujian itu. Artinya Penentu cara, waktu dan
bentuk ujian adalah Allah SWT., (Q.S. al-Mulk [67]: 2, Q.S. al-Baqarah
[2]: 124).
b) Ujian/ bala’ merupakan Anugerah/nikmat Allah
Kalau ayat di atas menguraikan aneka bala (ujian) yang tidak
menyenangkan, maka ada juga ujian-Nya yang menyenangkan. (Q.S. al-
Anbiya’ [21]: 35, Q.S. al-Naml [27]: 40, Q.S. al-Fajr [89]: 15-17)
c) Anugerah/nikmat yang berupa ujian itu, tidak dapat dijadikan bukti kasih
Ilahi sebagaimana penderitaan tidak selalu berarti murka-Nya.(Q.S. al-Fajr
[89]: 15-17)
d) Bala’/ujian yang menimpa seseorang dapat merupakan cara Tuhan
mengampuni dosa, menyucikan jiwa dan meninggikan derajatnya. (Q.S. Ali
‘Imran [3]: 154).

3) Fitnah

Kata fitnah yang berarti membakar. Pandai emas membakar emas


untuk mengetahui kualitasnya. Kata fitnah dapat berarti ujian atau siksaan,
berarti bencana itu datang dari perbuatan seseorang atau kelompok, tetapi
dampaknya mengenai orang yang tidak bersalah.Terhadap orang yang tidak
bersalah dan terkena bencana itu, Tuhan menjadikan dia sarana untuk
mengingatkan orang lain. Ketika Allah SWT menjadikan seseorang sebagai
alat atau sarana, tidak mungkin orang itu disia-siakan. Al Qur’an pada
umumnya menggunakannya dalam arti siksa atau ujian/cobaan. Q.S. al-
Anbiyâ’ [21]: 35

MARI MENGKAJI QS. AL IMRAN (3) : 186


 


 
 
  
 
 
  
 
   
 
Artinya :186. Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu.
dan (juga) kamu sungguh-sungguh akan mendengar dari orang-
orang yang diberi Kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang
mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan
hati. jika kamu bersabar dan bertakwa, Maka Sesungguhnya yang
demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan.

Cluster kata

MARI BELAJAR MEMBUAT KAMUS TEMATIK MINI

INDONES ARAB INDONES ARAB


IA IA
 
 
 
 
 
 

ANDA PASTI BISA MENERJEMAHKAN AYAT DI ATAS

Kuasai mufrodat di atas, kemudian salin arti perkata dari


QS. Ali Imran (3) : 186 ke dalam buku tugasmu !

SELAMAT MENGERJAKAN !

MARI MENGANALISA QS. AL IMRAN (3) : 186

Dalam ayat ini Allah menjelaskan bahwa Nabi Muhammad saw, dan
pengikutnya akan mendapat ujian sebagaimana mereka telah uji dengan kesulitan
di peperangan Uhud. Mereka akan diuji lagi mengenai harta dan dirinya.
Sesungguhnya kamu akan diuji mengenal harta dan dirimu. Kamu akan
berkorban dengan hartamu menghadapi musuhmu untuk menjunjung tinggi
derajat umatmu. Kamu akan meningkatkan perjuangan yang mengakibatkan
hilangnya keluarga, teman-teman seperjuangan yang dicintai untuk membela yang
hak. Kamu akan difitnah oleh orang yang diberi kitab dan orang-orang yang
mempersekutukan Allah. Kamu akan mendengar dari mereka hal-hal yang
menyakitkan hati, mengganggu ketenteraman jiwa seperti fitnah zina Yang
dilancarkan oleh mereka terhadap Siti 'Aisyah. Ia tertinggal dari rombongan Nabi
saw ketika kembali dari satu peperangan, di suatu tempat karena mencari
kalungnya yang hilang, kemudian datang Safwan bin Mu'atta menjemputnya.
Orang-orang munafik menuduh `Aisyah berzina dengan Safwan.

Satu fitnah yang cukup memalukan, dan menggemparkan masyarakat Madinah


pada waktu itu, peristiwa yang terkenal dengan "Hadisul ifki (kabar bohong)".
Demikian hebat fitnah yang dilancarkan, dan demikian banyak gangguan yang
menyakitkan hati yang ditujukan kepadamu. Tetapi jika kamu bersabar
menghadapinya dan menerimanya dengan penuh takwa, maka semuanya itu tidak
akan mempunyai arti dan pengaruh sama sekali, dan sesungguhnya sabar dan
takwa itu termasuk urusan yang patut diutamakan.

D. HADIS TENTANG UJIAN DAN COBAAN

‫ عجبا‬:)‫ قال رسول هللا (ص‬:‫نان (ض) قال‬


ٍ ‫ب بن ِس‬
ِ ‫ص َه ْي‬
ُ ‫وعن أبى يحيى‬
ْ ,‫المؤمن إن امرهُ كلَهُ لهُ خير وليس ذلك ألح ٍد إَل للمؤمن‬
‫إن‬ ِ ‫ألمر‬
ِ
‫صبر فكان خيراله‬
َ ْ ,‫شكر فكان خيرا له‬
‫وإن أصابتهُ ضرا ُء‬ َ ‫أصابتهُ سرا ُء‬
)‫(رواه مسلم‬
Artinya : Dari Abi Yahya Suhaib Bin Sinan, Rasulullah SAW bersabda : “Aku
kagum kepada urusan orang mukmin karena semua urusannya memiliki
nilai baik, dan itu terjadi hanya kepada seorang mukmin. Bila ia
mendapatkan sesuatu yg menyenangkan, lalu is bersyukur, maka ia
mendapatkan kebaikan. Dan bila ia ditimpa sesuatu yg menyedihkan
lalu ia bersabar, maka ia mendapatkan kebaikan pula”

Hadis riwayat Tirmidzi dari Mus’ab bin Sa’ad dari ayahnya

‫س ْع ٍد‬َ ‫ب ب ِْن‬ ِ َ‫صع‬ ْ ‫ص ِم ْب ِن بَ ْهدَلَةَ َع ْن ُم‬ ِ ‫َحدَّثَنَا قُت َ ْيبَةُ َحدَّثَنَا َح َّمادُ ب ُْن زَ ْي ٍد َع ْن َعا‬
‫اس أ َشَد بَ ََل ًء قَا َل ْاأل َ ْن ِبيَا ُء ث ُ َّم ْاأل َ ْمث َ ُل‬ِ َّ‫ّللاِ أَي الن‬َّ ‫سو َل‬ ُ ‫َع ْن أ َ ِبي ِه قَا َل قُ ْلتُ يَا َر‬
ُ‫ص ْلبًا ا ْشتَدَّ بَ ََل ُؤه‬ ُ ُ‫ب دِينِ ِه فَإ ِ ْن َكانَ دِينُه‬ ِ ‫س‬ َ ‫الر ُج ُل َعلَى َح‬ َّ ‫فَ ْاأل َ ْمث َ ُل فَيُ ْبتَلَى‬
‫ب ِدينِ ِه فَ َما َيب َْر ُح ا ْل َب ََل ُء ِب ْال َع ْب ِد َحتَّى‬ ِ ‫س‬ َ ‫ي َعلَى َح‬ َ ‫َو ِإ ْن َكانَ فِي دِينِ ِه ِرقَّة ا ْبت ُ ِل‬
‫َطيئَة‬ ِ ‫ض َما َعلَ ْي ِه خ‬ ِ ‫َيتْ ُر َكهُ َي ْمشِي َعلَى ْاأل َ ْر‬
Artinya :
Telah menceritakan kepada kami Qutaibah telah menceritakan kepada
kami Hammad bin Zaid dari 'Ashim bin Bahdalah dari Mush'ab bin Sa'ad dari
ayahnya berkata: Aku berkata: Wahai Rasulullah, siapakah manusia yang paling
berat ujiannya? Beliau menjawab: "Para nabi, kemudian yang sepertinya,
kemudian yang sepertinya, sungguh seseorang itu diuji berdasarkan agamanya,
bila agamanya kuat, ujiannya pun berat, sebaliknya bila agamanya lemah, ia
diuji berdasarkan agamanya, ujian tidak akan berhenti menimpa seorang hamba
hingga ia berjalan dimuka bumi dengan tidak mempunyai kesalahan."

Dalam kandungan hadis di atas menunjukkan sikap orang yang beriman


dalam menghadapi ujian. Sikap inilah yang memberikan perbedaan antara orang
yang beriman dan orang kafir. Segala bentuk cobaan atau ujian dapat menjadikan
setiap urusan yang dihadapinya selalu bernilai kebaikan.
Kandungan lain dari hadis di atas adalah sikap bersyukur ketika
mendapatkan kesenangan. Bersyukur dapat di artikan dengan dua sisi . pertama,
pujian karena adanya kebaikan yang didapatkan. Pujian ini muncul dari perasaan
ridha meskipun kebaikan yang diperoleh hanya sedikit. Namun ia selalu tetap
berbagi kesenangan tersebut dengan orang lain sebagai bentuk ekspresi rasa
syukurnya. Makna syukur yang kedua, perasaan puas dengan kebaikan yang
diterimanya meskipun kelihatan sedikit, ia tetap merasa bersyukur. Dan sikap
yang demikian pada hakekatnya ia telah memperoleh kebaikan yang banya.
Semua urusan orang beriman akan menjadi baik bila ia mau bersabar kala
tertimpa musibah. Sebagai orang yang beriman haruslah meyakini bahwa disetiap
musibah yang ditimpakan masih dalam batas batas kemapuan manusia. Sebab
Allah tidak akan memberikan ujian dan cobaan melebihi kemampuan manusia.
Tetapi kebanyakanmanusia tiada menyadari, sehingga dengan sedikit ujian dan
cobaan banyak manusia yang berputus asa. Bahkan inkar pada tuhan

E. MARI BERDISKUSI
Setelah kalian mendalami materi maka selanjutnya lakukanlah diskusi
dengan teman sebangkumu atau dengan kelompokmu, kemudian persiapkan diri
untuk mempresentasikan hasil diskusi tersebut di depan kelas

fokus

a. Musibah menimpa akibat kesalahan manusia. Maka hendaknya


manusia tidak melakukan keburukan karena bisa jadi berakibat
buruk kepada diri maupun lingkunganya.
b. Bala’ merupakan keniscayaan, dijatuhkan oleh Allah SWT. walau
tanpa kesalahan manusia. Bertujuan untuk menguji manusia. Tiada
yang dapat terhindar dari bala’ karena ini mesti menimpa pada diri
semua manusia, baik yang bersifat buruk maupun baik.
c. Fitnah adalah bencana yang dijatuhkan Allah dan dapat menimpa
yang bersalah dan tidak bersalah. Bahwa fitnah/ujian dilakukan
Allah sebagai peringatan, dan tentu saja apabila peringatan tidak
juga dindahkan setelah berkali-kali, maka adalah wajar menjatuhkan
tindakan yang lebih keras.

F. mari berlatih

1. Penerapan
Terjemahkan perkata ayat ayat berikut ini dengan benar kemudian berilah
tanda centang ( √ ) pada kolom di bawah ini sesuai dengan kemampuan
yang kamu miliki dengan jujur
  
  
  
  
  
  
    
  
   
   
 

Kemampuan Sangat Lancar sedang Kurang Tidak


menerjemahkan lancar lancer lancar
QS. Al-Baqarah (2) :
155 – 157

‫ؤمن إن‬
ِ ‫ألمر الم‬
ِ ‫ عجبا‬:)‫ قال رسول هللا (ص‬:‫نان (ض) قال‬
ٍ ‫ب بن ِس‬
ِ ‫ص َه ْي‬
ُ ‫وعن أبى يحيى‬
ْ ,‫شكر فكان خيرا له‬
‫وإن‬ َ ْ ,‫امرهُ كلَهُ لهُ خير وليس ذلك ألح ٍد إَل للمؤمن‬
‫إن أصابتهُ سرا ُء‬
)‫صبر فكان خيراله (رواه مسلم‬
َ ‫أصابتهُ ضرا ُء‬

Kemampuan Sangat Lancar Sedang Kurang Tidak


menerjemahkan lancar lancer lancar
perkata hadis
dari Abi Yahya S

2. TUGAS

MANDIRI TIDAK TERSTRUKTUR


Setelah Anda pelajari uraian di atas, Anda kembangkan dengan mencari
materi tambahan dari sumber belajar lainnya.

Selanjutnya unduhlah film- film atau tempat tempat kejadian bencana yang
bisa menginspirasi anda untuk merasakan lebih dalam kebenaran dari ayat –
ayat Allah tentang ujian dan cobaan. Seperti ke Rumah sakit, menjenguk
orang sakit, keluarga yang tertimpa musibah dan tempat tempat lain yang
relevan.

SELAMAT
Perilaku BELAJAR, SEMOGA Tanggapanmu
yang diamati SUKSES
PARAF
NILAI ORANG TUA PARAF GURU
BAB III
HIJAU, BERSIH, INDAH DAN SEHAT.
LINGKUNGANKU LESTARI

KOMPETENSI INTI

3. Memahami, menerapkan , dan menjelaskan pengetahuan faktual, konseptual,


procedural , dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan procedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

3. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

KOMPETENSI DASAR

3.3 Memahami ayat-ayat al-Qur'an dan hadis tentang kelestarian lingkungan


hidup
4.3 Mendemonstrasikan hafalan dan arti per kata dari ayat-ayat al-Qur'an dan
hadis tentang kelestarian lingkungan hidup

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mengamati, menanya, mengeksplorasi, mengasosiasi dan


mengkomunikasikan peserta didik dapat :

3.4 Memahami ayat-ayat al-Qur'an dan hadis tentang kelestarian lingkungan


hidup
4.4 Mendemonstrasikan hafalan dan arti per kata dari ayat-ayat al-Qur'an dan
hadis tentang kelestarian lingkungan hidup.

A. Mari renungkan

Terjadinya kerusakan di bumi yang kita tempati ini, merupakan akibat dari
dosa dan pelanggaran yang dilakukan oleh manusia yang mengakibatkan
gangguan keseimbangan alam. Karena ketiadak seimbangan alam tersebut
berakibat bencana kepada manusia.

Sebagai bahan introspeksi, Allah SWT., memerintahkan manusia untuk


menelaah peristiwa peristiwa yang terjadi pada masa lampau tentang orang orang
yang berbuat kerusakan dan akibatnya agar manusia tidak berbuat kerusakan di
atas bumi.

Sadarilah bahwa untuk mempelajari Al-Qur’an hadis, memerlukan


kesungguhan dan keikhlasan, karena itu disarankan agar anda benar-benar serius
dalam belajar dan ikhlas untuk mendalami kebenaran yang bermanfaat dalam
kehidupan dunia akhirat.
PETA KONSEP

Menjaga
kelestarian
lingkungan hidup

QS. Ar-Ruum QS. Al-A’raf QS. Al- QS. Al-


(30) : 41-42 (7) : 56-58 dan Furqan (25) : Baqarah (2) :
pelaku Shad (38) : 27. 45-50 204-206.
pengrusakan Larangan Sumber daya Ciri-ciri
merusak alam alam orang yang
merusak alam

Kerusakan Perintah Allah


alam untuk menciptak an
akibat ulah mencari hujan dan
tangan bukti pelaku angin untuk
manusia pengrusakan kesejahteraan
alam manusia

Munafik
Allah menjadikan merupakan salah
bayang bayang,malam satu ciri manusia
dan siang , yang suka
menghembuskan angin, merusak alam
air yang menghidupkan
tanah tandus dan
memberi minum hewan
B. MARI mengamati

Marilah kita pelajari lebih jauh tentang kerusakan alam.


Amati dengan seksama gambar yang ada di dalam kotak di bawah ini !

http://www.google.co.id/imgres Sumber : Dok. Kemenag


Setelah kalian mengamati gambar di atas, ada beberapa pertanyaan yang perlu
kalian renungkan sebagai berikut :

NO. PERTANYAAN JAWABAN

1 Mengapa terjadi kerusakan alam


Siapa penyebab utama kerusakan
2
alam
Sebutkan kerugian yang
3
diakibatkan oleh kerusakan alam
Apa yang harus kita lakukan
4 untuk menanggulangi kerusakan
alam
Hikmah apa yang bisa diambil
5
dari kerusakan alam
C. mari MENGKAJI QS. AR RUUM (30 ) : 41 - 42
. 414444414:;“Islamengajarkan kepada kita
sebagai ummat yang memeluknya agar
dalam
kehidupan selalu pandai menjaga

 
kelestarian lingkungan hidup, Akan tetapi
 
dalam kehidupan sehari-hari banyak kita 
 
jumpai keruasakan alam terjadi dimana-


mana , baik longsor, gempa bumi, banjir,

penebangan hutan liar (illegal logging)
 
dan sebagainya. Akan tetapi sejauh mana
 
sikap kita menghadapi! Berikan
deskripsi
(gambaran) nyata
bentuk sikap kalian 

dalam mencari solusi (jalan keluar)
  
tentang masalah tersebut? Tentukan sikap
anda dengan cara mengisi kolom di bawah ini
 sesuai
  
dengan pendapat kalian sendiri!
 
 
Artinya :41.“ Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena
perbuatan tangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka
sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali
(ke jalan yang benar)”.
42. “Katakanlah : "Adakanlah perjalanan di muka bumi dan
perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang terdahulu.
Kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang
mempersekutukan (Allah)."

MARI BELAJAR MEMBUAT KAMUS TEMATIK MINI

INDONES ARAB INDONES ARAB


IA IA
 

 
 

 

ANDA PASTI BISA MENERJEMAHKAN AYAT DI ATAS

Kuasai mufrodat di atas, kemudian salin arti perkata dari


QS. Al – Baqarah (2) : 155 - 157 ke dalam buku tugasmu !

SELAMAT MENGERJAKAN !

(Sumber. Dok. Kemenag / ilegal loging )

Salah satu tugas penting yang Allah SWT, titahkan kepada umat manusia adalah
menjadi Khalifah di bumi sebagai tugas sosial, di samping tentunya sebagai
hambaNya sebagai tugas individu, sebagaimana firmanNya yang termaktub dalam Q.
S. Al-Baqarah ( 2 ) : 30

‫ض َخ ِليفَةً قَالُوا أَتَ ْج َع ُل‬ ِ ‫َو ِإ ْذ قَا َل َرب َك ِل ْل َم ََلئِ َك ِة إِ ِني َجا ِعل ِفي ا ْأل َ ْر‬
‫ِس لَ َك‬ ُ ‫ِك َونُقَد‬ ِ ُ‫فِي َها َم ْن يُ ْف ِسدُ فِي َها َو َي ْس ِفك‬
َ ُ‫الد َما َء َونَ ْح ُن ن‬
َ ‫سبِ ُح ِب َح ْمد‬
َ‫قَا َل ِإنِي أَ ْعلَ ُم َما ََل ت َ ْعلَ ُمون‬
Artinya : “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat:
"Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka
bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan
(khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya
dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan
memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman:
"Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."

Perhatikan !

Perilaku dasar manusia sesuai ayat di atas adalah :


 Perilaku Fasad, suka berbuat kerusakan
 Perilaku Isfak, suka menumpahkan darah
Inilah yang kemudian dijadikan alasan oleh para malaikat untuk memprotes
Allah SWT., ketika hendak menjadikan manusia sebagai khalifah di
bumi.Sesungguhnya bahwa Allah telah memberikan sesuatu yang paling berharga
kepada umat manusia yaitu akal untuk berpikir. Di samping akal pikiran, Allah
juga menghiasi manusia hawa nafsu. Nafsu inilah yang menuntun pikiran manusia
untuk berbuat kerusakan di alam ini.
Dari kajian di atas, maka jelaslah bahwa setiap kerusakan yang terjadi di
atas bumi ini adalah disebabkan oleh tangan tangan manusia yang diliputi hawa
nafsu dan sudah mengkhianati dirinya sebagai seorang khalifah.
Kerusakan kerusakan yang timbul di atas bumi, di samping agar manusia
merasakan akibatperbuatannyanya, Allah SWT., juga berharap agar manusia
kembali kepada kebenaran. Sebagai bahan intropeksi, Allah SWT.,
memerintahkan manusia untuk menelaah peristiwa peristiwa yang terjadi pada
masa lampau tentang orang orang yang berbuat kerusakan dan akibatnya agar
manusia tidak berbuat kerusakan di atas bumi.

STOP BERBUAT KERUSAKAN

D. Mari mengkaji QS. Al- A’RAf (7) : 56-58


Tentang larangan berbuat kerusakan

‫ط َمعًا‬ َ ‫عوهُ خ َْوفًا َو‬ ُ ‫ص ََل ِح َها َوا ْد‬


ْ ‫ض بَ ْعدَ ِإ‬ ِ ‫َو ََل ت ُ ْف ِسدُوا فِي ْاأل َ ْر‬
‫) َو ُه َو الَّذِي يُ ْر ِس ُل‬56( َ‫ّللا قَ ِريب ِمنَ ْال ُم ْح ِس ِنين‬ ِ َّ ‫ت‬ َ ‫ِإ َّن َر ْح َم‬
‫س َحابًا ثِقَ ًاَل‬ َ ‫ت‬ ْ َّ‫ي َر ْح َمتِ ِه َحتَّى ِإذَا أ َقَل‬ ْ َ‫الريَا َح بُ ْش ًرا بَيْنَ يَد‬ ِ
‫ت‬ ِ ‫ت فَأ َ ْنزَ ْلنَا ِب ِه ْال َما َء فَأ َ ْخ َر ْجنَا ِب ِه ِم ْن ُك ِل الث َّ َم َرا‬ٍ ‫س ْقنَاهُ ِلبَلَ ٍد َم ِي‬ُ
)57( َ‫رون‬ ُ ‫َكذَ ِل َك نُ ْخ ِر ُج ْال َم ْوتَى لَعَلَّ ُك ْم تَذَ َّك‬
‫ث ََل‬ َ ُ‫ب يَ ْخ ُر ُج نَبَاتُهُ بِإِ ْذ ِن َربِ ِه َوالَّذِي َخب‬ َّ ُ‫َو ْالبَلَد‬
ُ ِ‫الطي‬
َ‫ت ِلقَ ْو ٍم يَ ْش ُك ُرون‬ ِ ‫ف ْاليَا‬ ُ ‫ص ِر‬ َ ُ‫يَ ْخ ُر ُج ِإ ََّل نَ ِكدًا َكذَ ِل َك ن‬
)58(
CLUSTER KATA

MARI BELAJAR MEMBUAT KAMUS TEMATIK MINI

= ‫فَأ َ ْنزَ ْلنَا‬ ‫َو ََل ت ُ ْف ِسدُوا‬


=
= ‫فَأ َ ْخ َر ْجنَا‬ = ‫ص ََل ِح َها‬
ْ ‫ِإ‬

= ‫ب‬ َّ ُ‫َو ْالبَلَد‬


ُ ‫الط ِي‬ = َ‫ْال ُم ْح ِسنِين‬

= ‫ََل يَ ْخ ُر ُج‬ = ‫ي‬


ْ َ‫بَيْنَ يَد‬

ِ ‫ف ْاليَا‬
= ‫ت‬ َ ُ‫ن‬
ُ ‫ص ِر‬ = ُ‫س ْقنَاه‬
ُ

Artinya :56. “ Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah
(Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa
takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan).
Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang
berbuat baik.

57. “Dan Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita


gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan); hingga apabila
angin itu telah membawa awan mendung, Kami halau ke suatu
daerah yang tandus, lalu Kami turunkan hujan di daerah itu, maka
Kami keluarkan dengan sebab hujan itu pelbagai macam buah-
buahan. Seperti itulah Kami membangkitkan orang-orang yang telah
mati, mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran.

58. “ Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan


seizin Allah; dan tanah yang tidak subur, tanaman-tanamannya
hanya tumbuh merana. Demikianlah Kami mengulangi tanda-tanda
kebesaran (Kami) bagi orang-orang yang bersyukur.
Penjelasan Q S. Al – A’raaf ( 7 ) : 56 - 58

(Sumber .Dok.Kemenag )

Dalam ayat ini Allah swt. melarang jangan membuat kerusakan di


permukaan bumi. Larangan membuat kerusakan ini mencakup semua bidang,
merusak pergaulan, merusak jasmani dan rohani orang lain, merusak penghidupan
dan sumber-sumber penghidupan, (seperti bertani, berdagang, membuka
perusahaan dan lain-lainnya). Padahal bumi tempat hidup ini sudah dijadikan
Allah cukup baik. Mempunyai gunung-gunung, lembah-lembah, sungai-sungai,
lautan, daratan dan lain-lain yang semuanya itu dijadikan Allah untuk manusia
agar dapat diolah dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, jangan sampai
dirusak dan dibinasakan. Selain dari itu untuk manusia-manusia yang mendiami
bumi Allah ini, sengaja Allah menurunkan agama dan diutusnya para nabi dan
rasul-rasul supaya mereka mendapat petunjuk dan pedoman dalam hidupnya, agar
tercipta hidup yang aman dan damai. Dan terakhir diutus-Nya Nabi Muhammad
saw. sebagai rasul yang membawa ajaran Islam yang menjadi rahmat bagi semesta
alam. Bila manusia-manusia sudah baik, maka seluruhnya akan menjadi baik,
agama akan baik, negara akan baik, dan bangsa akan baik. Sesudah Allah
melarang membuat kerusakan, maka di akhir ayat ini diulang lagi tentang adab
berdoa. Dalam berdoa kepada Allah baik untuk duniawi maupun ukhrawi selain
dengan sepenuh hati, khusyuk diri dan dengan suara yang lembut, hendaklah juga
disertai dengan perasaan takut dan penuh harapan. Takut kalau-kalau doanya tidak
diterima-Nya dan mendapat ampunan dan pahala-Nya. Berdoa kepada Allah
dengan cara yang tersebut dalam ayat ini akan mempertebal keyakinan dan akan
menjauhkan diri dari keputus-asaan. Sebab langsung meminta kepada Allah Yang
Maha Kuasa dan Maha Kaya, lambat laun apa yang diminta itu tentu akan
dikabulkan-Nya. Rahmat Allah dekat sekali kepada orang-orang yang berbuat
baik. Berdoa termasuk berbuat baik, maka rahmat Allah tentu dekat kepadanya.
Setiap orang yang suka berbuat baik, berarti orang itu sudah dekat kepada rahmat
Allah. Anjuran berbuat baik banyak sekali ditemui dalam Alquran. Berbuat baik
kepada tetangga dan kepada sesama manusia pada umumnya. Berbuat baik juga
dituntut kepada selain manusia, seperti kepada binatang dan lain-lainnya.
Sehingga kalau akan menyembelih binatang dianjurkan sebaik-baiknya, yaitu
dengan pisau yang tajam tidak menyebabkan penderitaan bagi binatang itu.

Dengan kedua ayat ini Allah menegaskan bahwa salah satu karunia besar
yang dilimpahkan-Nya kepada hamba-Nya ialah menggerakkan angin sebagai
tanda bagi kedatangan nikmat-Nya yaitu angin yang membawa awan tebal yang
dihalaunya ke negeri yang kering yang telah rusak tanamannya karena ketiadaan
air, kering sumurnya karena tak ada hujan dan penduduknya menderita karena
haus dan lapaaaaaaaaaaaaaaaar. Lalu Dia menurunkan di negeri itu hujan yang
lebat sehingga negeri yang hampir mati itu menjadi subur kembali dan sumur-
sumurnya penuh berisi air dengan demikian hiduplah penduduknya dengan serba
kecukupan dari hasil tanaman-tanaman itu yang berlimpah-ruah.
Memang tidak semua negeri yang mendapat limpahan rahmat itu, tetapi ada pula
beberapa tempat di muka bumi yang tidak dicurahi hujan yang banyak, bahkan
ada pula beberapa daerah dicurahi hujan tetapi tanah di daerah itu hilang sia-sia
tidak ada manfaatnya sedikit pun.
Tafsir Surah Shaad (38) : 27

ِ َّ‫ظن الَّذِينَ َكفَ ُروا فَ َويْل ِللَّذِينَ َكفَ ُروا ِمنَ الن‬
‫ار‬ َ َ‫اط ًَل ذَلِك‬ َ ‫س َما َء َو ْاأل َ ْر‬
ِ َ‫ض َو َما بَ ْينَ ُه َما ب‬ َّ ‫َو َما َخلَ ْقنَا ال‬
Allah SWT menjelaskan bahwa Dia menjadikan langit, bumi dan makhluk
apa saja yang berada di antaranya, tidaklah sia-sia. Langit dengan segala bintang
yang menghiasi, matahari yang memancarkan sinarnya di waktu siang, dan bulan
yang menampakkan bentuknya berubah-rubah dari malam ke malam, sangat
bermanfaat bagi manusia. Begitu juga bumi dengan segala isinya. baik yang
tampak di permukaannya ataupun yang tersimpan dalam perutnya, sangat besar
artinya bagi kehidupan manusia. Kesemuanya itu diciptakan Allah atas kekuasaan
dan kehendak-Nya sebagai rahmat yang tak ternilai harganya. Apabila orang mau
memperhatikan dengan seksama terhadap makhluk-makhluk yang ada di jagat
raya ini, pastilah ia mengetahui bahwa semua makhluk yang ada itu tunduk pada
ketentuan-ketentuan yang berlaku, yang tak bisa dihindari. Kesemuanya menaati
ketentuan-ketentuan yang berlaku baginya. Begitu juga menciptakan manusia.
Mereka ini tidak dapat melepaskan diri dari ketentuan-ketentuan Allah, begitu
lahir sudah tunduk pada gaya tarik bumi, ia bernafas dengan zat asam dan
sebagainya. Tak pernah ada manusia yang menyimpang dari ketentuan ini. Dan
apabila sampai dewasa, ia memerlukan kawan hidup untuk mengisi kekosongan
jiwanya, dan untuk melaksanakan tujuan hidupnya mengembangkan keturunan.
Kemudian kalau ajal telah datang merenggutnya, ia kembali ke asalnya. Ia akan
dihidupkan kembali di kampung akhirat, guna mempertanggungjawabkan segala
amalnya selagi hidup di dunia.
E. MARI MENGKAJI QS. AL FURQON (25) : 45-50

  


  
  
 
  
   
 
  
  
  
 
 
  
 
 
   
 
 
  
  
 
 
 
 

 
  
 
Artinya :
45. Apakah kamu tidak memperhatikan (penciptaan) Tuhanmu, bagaimana dia
memanjangkan (dan memendekkan) bayang-bayang dan kalau dia
menghendaki niscaya dia menjadikan tetap bayang-bayang itu, Kemudian
kami jadikan matahari sebagai petunjuk atas bayang-bayang itu,
46. Kemudian kami menarik bayang-bayang itu kepada kami[1069] dengan
tarikan yang perlahan-lahan.
47. Dialah yang menjadikan untukmu malam (sebagai) pakaian, dan tidur
untuk istirahat, dan dia menjadikan siang untuk bangun berusaha.
48. Dia lah yang meniupkan angin (sebagai) pembawa kabar gembira dekat
sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan); dan kami turunkan dari langit
air yang amat bersih,
49. Agar kami menghidupkan dengan air itu negeri (tanah) yang mati, dan
agar kami memberi minum dengan air itu sebagian besar dari makhluk
kami, binatang-binatang ternak dan manusia yang banyak.
50. Dan Sesungguhnya kami Telah mempergilirkan hujan itu diantara
manusia supaya mereka mengambil pelajaran (dari padanya); Maka
kebanyakan manusia itu tidak mau kecuali mengingkari (nikmat).

[1069] Maksudnya: bayang-bayang itu kami hapuskan dengan


perlahan-lahan sesuai dengan terbenamnya matahari sedikit demi
sedikit.

Sebelum ayat ini Allah menerangkan mengenai kekuasaan-Nya dalam


menciptakan alam semesta dan seisinya seperti tumbuh-tumbuhan, tanam-
tanaman dan binatang ternak sebagai nikmat dan rizki Allah itu, antara lain
dengan cara bertasbih dan beribadah kepada-Nya, memeliharanya, memanfaatkan
dan melestarikan sumber daya alam dan lingkungan hidup itu guna keperluan
pembangunan dan generasi penerus yang akan datang.
Dalam lima ayat Al Furqon ini juga ditegaskan lagi tentang kekuasaan
Allah dan sebagian penciptaannya yang merupakan sumber daya alam yang harus
dipelihara dan dilestarikan, pendaya gunaannya seoptimal mungkin akan tetapi
kebanyakan manusia itu tidak melaksanakan bahkan mengingkari nikmat dari
rizki Allah itu.
Pada ayat 45, Allah Swt memerintahkan kepada Rasul-Nya supaya
memperhatikan ciptaan-Nya bagaimana Dia memanjangkan dan memendekkan
baying-bayang dari tiap-tiap benda yang kena sinar matahari mulai terbit sampai
terbenamnya. Kalau Dia menghendaki niscaya Dia menjadikan baying-bayang itu
tetap, tidakberpindah-pindah. Biasanya Allah membiarkan baying-bayang itu
memanjang atau memendek untuk dipergunakan manusia mengukur waktu,
seperti Mesir mempergunakan alat yang diberi nama “Misallat” untuk mengukur
waktu pada siang hari dan menentukan musim-musim selama setahun, sedangkan
bangsa Arab juga telah mempergunakan alat yang diber nama “Mazsawil” untuk
menentukan waktu sembahyang dengan baying-bayang sehingga mereka dapat
memastikan tibanya waktu dzuhur bila bayangan jarumnya sudah berpindah dari
arah barat ke timur dan tiba waktu asar bila bayangan setiap benda yang berdiri
sudah menyamainya dan hal tersebut juga dapat kita temui dibeberapa masjid di
Indonesia.
Dengan kekuasaan-Nya Allah Swt menarik baying-bayang itu dan
menggerakkannya beredar perlahan-lahan seperti yang diterangkan dalam ayat 46
tersebut. Dalam peredaran baying-bayang itu secara perlahan-lahan
dihilangkannya bersama-sama dengan terbenamnya matahari sedikit demi sedikit
dan siangpun berganti menjadi malam, kemudian waktu, udara dan kehidupan
berganti.
Siang berganti malam, keadaan yang terang berganti gelap, udara siang
yang panas berganti menjadi udara malam yang sejuk. Kegiatan manusiapun
berganti pada siang hari orang bekerja dan pada malam hari pada umumnya orang
beristirahat dan tidur.
Selanjutnya perubahan itu diterangkan dalam ayat 47 tersebut.
Diterangkan Allah-lah yang menjadikan suasana alam bagi manusia sebagai
pakaian yang menyelimutinya, tidur untuk beristirahat yang menentramkan.
Kemudian dengan kekuasaannya pula malam itu dijadikan siang lagi, agar
manusia bangun pagi untuk bekerja atau berusaha mencari ridlo Allah.
Peredaran matahari dan pergantian siang menjadi malam dan malam
menjadi siang lagi seperti itu merupakan Sunnatullah yang telah menjadi
ketetapan Allah. Tidak ada yang dapat mengubah Sunnatullah itu.
Dalam ayat 48 diterangkan bahwa Allah-lah yang meniupkan angin
sebagai kabar gembira bagi manusia. Mengenai kegunaan air diterangkan dalam
ayat 49. Ayat tersebut, menjelaskan bahwa dengan air hujan Allah menghidupkan
sawah, ladang tanah, kebun yang mati, kering atau tandus menjadi subur dan
banyak memberikan manfaat bagi manusia dengan menghasilkan berbagai macam
tanaman, buah-buahan, sayur-sayuran, budidaya ikan dan keperluan manusia
lainnya. Dalam kehidupan teknologi air juga sangat berguna bagi pembangkit
tenaga listrik dan irigasi.
Kemudian dalam ayat 50, Allah menerangkan bahwa dengan kekuasaan-
Nya pula Dia mempergilirkan hujan itu diantara manusia sehingga menimbulkan
musim. Musim di Indonesia tidak sama dengan musim Negara-negara lain seperti
Eropa dan Jepang. Di Indonesia hanya mengenal dua musim, yaitu hujan dan
kemarau, dinegara-negara lain ada musim gugur, semi dan salju.
Dengan adanya peredaran matahari, pergantian siang menjadi malam,
perubahan dan giliran musim itu hendaknay manusia dapat mengambil pelajaran
guna keperluan hidup dan kesejahteraan umat manusia, mendayagunakan sumber
daya alam dan melestarikan daya gunanya untuk kesejahteraan generasi
mendatang.
Sebagai orang yang beriman dan bertaqwa kepada Allah Swt kita harus
berterima kasih kepada Allah Swt yang telah melimpahkan rizki dan karunia
sumberdaya alam Indonesia yang subur. Diantara cara mensyukurinya yaitu denga
beribadah kepada Allah, memelihara sumberdaya alam dan tidakmerusaknya.

FOKUS

1. Allah SWT adalah maha kuasa, maha pencipta dan pemelihara alam semesta
dan seisinya. Seperti mengedarkan matahari, sehingga menimbulkan baying-
bayang, siang dan malam, pergantian waktu dan musim, menurunkan hujan
guna menghidupkan tanah, tanaman, tumbuh-tumbuhan, keperluan manusia,
dan binatang ternak serta makhluklain.
2. Ciptaan Allah (makhluk), seperti matahari, angin, air, binatang ternak dan
lain-lain itu adalah rahmat dan rizki Allah yang tiada ternilai bagi kehidupan
manusia, manusia harus dapat mengambil pelajaran dari ciptaan Allah itu
sehingga mereka akan mensyukurinya.
3. Atas segala rahmat dan rizki Allah itu manusia bersyukur. Sebagai rasa
syukur dan terima kasih itu manusia harus senantiasa meningkatkan
keimanan, ketaqwaan dan beribadah kepada Allah SWT, disamping
meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta tidak berbuat kerusakan.

F. MARI MENGKAJI QS. AL BAQOROH (2) : 204-206

  


  

 
   
  
 
  
  
 
  
  
 
   
 
  
  
 

Artinya :
204. Dan di antara manusia ada orang yang ucapannya tentang kehidupan
dunia menarik hatimu, dan dipersaksikannya kepada Allah (atas kebenaran)
isi hatinya, padahal ia adalah penantang yang paling keras.
205. Dan apabila ia berpaling (dari kamu), ia berjalan di bumi untuk
mengadakan kerusakan padanya, dan merusak tanam-tanaman dan
binatang ternak, dan Allah tidak menyukai kebinasaan[130].
206. Dan apabila dikatakan kepadanya: "Bertakwalah kepada Allah",
bangkitlah kesombongannya yang menyebabkannya berbuat dosa. Maka
cukuplah (balasannya) neraka jahannam. dan sungguh neraka Jahannam
itu tempat tinggal yang seburuk-buruknya.

[130] Ungkapan Ini adalah ibarat dari orang-orang yang berusaha


menggoncangkan iman orang-orang mukmin dan selalu mengadakan
pengacauan.

Ayat 204 ini diturunkan berkaitan dengan perbuatan yang dilakukan oleh
seorang munafiq yang bernama Al Akhnas bin Syariq A Tsaqafi. Kalau bertemu
dengan Nabi SAW ia selalu memuji dan menyanjung beliau, bahkan menunjukkan
seakan-akan seperti orang mukmin. Kemunafikannya itu ia lakukan untuk
mencapai maksud tertentu sesuai dengan kepentingannya. Dengan kata-kata yang
manis dan menarik ia tidak segan-segan bersumpah dengan nama Allah guna
meyakinkan orang bahwa apa yang dikatakannya adalah benar-benar merupakan
isi hatinya, bukan dibuat-buat padahal ternyata ia adalah seorang munafiq, musuh
dan penentang Nabi SAW dan Islam.
Orang munafiq adalah pembohong, tidak dapat dipercaya, suka
mengelabuhi dan menghasud orang lain, bahkan untuk mencapai tujuannya ia
tidak segan-segan berkhianat kepada saudara atau teman seperjuangannya
sekalipun.
Kemudian mereka tampak apabila ia telah berpaling. Kata-kata yang
manusia dan janji yang indah berubah menjadi perbuatan yang negative, merusak
dan membahayakan. Dalam ayat 205 disebutkan dengan merusak tanam-tanaman
dan binatang ternak padahal tanam-tanaman dan binatang ternak itu diciptakan
oleh Allah untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Mereka itu seharusnya
bersyukur dikaruniai nikmat dan rizki Allah dan tidak sombong lalu berbuat
kerusakan dan dosa.
Keserasian dan keindahan semua ciptaan Allah yang diperuntukkan bagi
manusia merupakan imbalan dari Allah sebagi hasil hubungan dan perbuatan baik
dari manusia terhadap lingkungannya. Oleh karena itu setiap manusia sejak masih
kecil harus belajar memiliki rasa disiplin dan bersikap baik terhadap lingkungan
hidup. Dengan demikian, interaksi positif antara komponen-komponen biotic dan
abiotik, seperti air, udara, unsur-unsur hara, tanah, humus, cahaya, dan sebagainya
akan menciptakan ekosistem yang mantap.
Merusak tanam-tanaman atau tumbuh-tumbuhan bukan hanya akan
menimbulkan kerugian, akan tetapi dapat menimbulkan bencana seperti : banjir
dan longsor. Allah tidak menyukai orang yang membuat kerusakan dan
kebinasaan. Guna memelihara dan melestarikan daya guna sumberdaya islam
perlu digiatkan pendidikan agama islam, membentuk sikap mental,
menghilangkan sifat munafik, curang, merusak. Tidak bertanggung jawab
membina sikap jujur, produktif dan membangun. Membangun pertanian,
kehutanan dan peternakan guna kesejahteraan masyarakat bangsa dan Negara.
Kemudian dalam ayat 206 diterangkan pula sifat orang-orang munafik
lainnya yaitu bahwa apabila mereka dikatakan :”bertaqwalah kepada Allah”,
maka segera bangkitlah kesombongan mereka, sehingga mereka tidak segan-segan
berbuat dosa dan balasan amal perbuatan mereka berupa neraka jahanam, tempat
tinggal yang paling buruk.
HADIS TENTANG LINGKUNGAN HIDUP
‫س ْو ُل هللاِ صلى هللا عليه‬ ُ ‫ قَا َل َر‬:‫ي هللا َع ْنهُ قَا َل‬ َ ‫ض‬ِ ‫َع ْن أَن ٍَس َر‬
ُ‫عا فَيَأْ ُك ُل ِم ْنه‬ ُ ‫سا أ َ ْو يَ ْز َر‬
ً ‫ع زَ ْر‬ ُ ‫ َما ِم ْن ُم ْس ِل ٍم يَ ْغ ِر‬:‫وسلم‬
ً ‫س غ َْر‬
‫صدَقَة (رواه البخاري‬ َ ‫سان أ َ ْو بَ ِهي َمة ِإ ََّل َكانَ لَهُ بِ ِه‬ َ ‫طيْر أ َ ْو ِإ ْن‬
َ
)‫ومسلم‬
Dari Anas bin Malik ra berkata: Rasulullah saw bersabda: Tidaklah seorang
muslim yang menanam tanaman atau menanam tumbuhan, kemudian tanaman itu
dimakan oleh burung atau manusia atau binatang buas kecuali dengan itu
merupakan shadaqah baginya (HR.Bukhari Muslim)

H. MARI BERDISKUSI

Setelah kalian mendalami materi maka selanjutnya lakukanlah diskusi


dengan teman sebangkumu atau dengan kelompokmu, kemudian persiapkan diri
untuk mempresentasikan hasil diskusi tersebut di depan kelas.

FOKUS
Terjadinya bencana alam baik gunung meletus, banjir,
tanah longsor,
tsunami dan lain-lain adalah akibat perbuatan manusia.

STOP ILLEGAL LOGGING

I. MARI BERLATiH

1. Penerapan

a. Terjemahkan perkata ayat ayat berikut ini dengan benar kemudian


berilah tanda centang ( √ ) pada kolom di bawah ini sesuai dengan
kemampuan yang kamu miliki dengan jujur
   
  
  
   
    
   
     
  

Kemampuan Sangat Lancar sedang Kurang Tidak


menerjemahkan QS. lancar lancar lancar
Ar Ruum : 41 – 42

َ ‫عوهُ خ َْوفًا َو‬


‫ط َمعًا ِإ َّن‬ ُ ‫ص ََل ِح َها َوا ْد‬
ْ ‫ض َب ْعدَ ِإ‬ ِ ‫َو ََل ت ُ ْف ِسدُوا فِي ْاأل َ ْر‬
)56( َ‫سنِين‬ِ ‫ّللاِ قَ ِريب ِمنَ ْال ُم ْح‬
َّ ‫ت‬ َ ‫َر ْح َم‬
Kemampuan Sangat Lancar sedang Kurang Tidak
menerjemahkan lancar lancar lancer
QS. Al- A’raf : 56

b. Islam mengajarkan kepada kita sebagai umat yang memeluknya agar


dalam kehidupan selalu pandai menjaga kelestarian lingkungan hidup, Akan tetapi
dalam kehidupan sehari-hari banyak kita jumpai kerusakan alam terjadi dimana-
mana , baik longsor, gempa bumi, banjir, penebangan hutan liar (illegal logging)
dan sebagainya. Akan tetapi sejauh mana sikap kita menghadapi! Berikan
deskripsi (gambaran) nyata bentuk sikap kalian dalam mencari solusi (jalan
keluar) tentang masalah tersebut? Tentukan sikap anda dengan cara mengisi
kolom di bawah ini sesuai dengan pendapat kalian sendiri!

1. Semua yang diciptakan oleh Allah untuk manusia wajib kita syukuri

2. Kita wajib menjaga kelestarian lingkungan hidup sebagai tanda syukur kita
kepada Allah

3. Semua proses terwujudnya karunia Allah merupakan bukti kebesaran dan


tanda-tanda keagunganNya.

4. Kerusakan alam terjadi karena ulah manusia itu sendiri


NO Jenis Fenomena(kejadian) Contoh Perilaku Cara Mengatasi

1 Pencemaran air laut dengan


limbah

2 Penebangan Hutan liar (illegal


logging)

3 Sampah berserakan di mana-


mana
4 Banjir di mana-mana

5 Kebakaran hutan

NILAI PARAF PARAF GURU


ORANG TUA
BAB IV
BACALAH DENGAN MENYEBUT NAMA
TUHANMU YANG MENCIPTAKAN

KOMPETENSI INTI

3.. Memahami, menerapkan , dan menjelaskan pengetahuan faktual, konseptual,


procedural , dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan procedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

4. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
KOMPETENSI DASAR

3.4. Memahami ayat-ayat al-Qur'an tentang ilmu pengetahuan dan teknologi


yang terdapat pada Surat al-‘Alaq: 1-5, Surat Yuunus: 101; Surat al-
Baqarah: 164, dan Hadis riwayat Abu Dawud dari Abu Darda’ ( َ‫سلَك‬
َ ‫َم ْن‬
َ َ ‫ق ا ْل َجنَ ِة َو ِإنَ ا ْل َم َالئِكَةَ لَت‬
‫ض ُع أَجْ نِ َحت َ َها‬ ُ ‫ّللاُ ِب ِه َط ِريقًا ِم ْن‬
ِ ‫ط ُر‬ َ َ‫س َلك‬ َ ‫ب فِي ِه ِع ْل ًما‬ ُ ُ‫َط ِريقًا يَ ْطل‬
ُ‫ض َوا ْل ِحيت َان‬ ِ ‫ت َو َم ْن فِي ْاْل َ ْر‬ ْ َ‫ب ا ْل ِع ْل ِم َوإِنَ ا ْلعَا ِل َم لَي‬
َ ‫ست َ ْغ ِف ُر لَهُ َم ْن فِي ال‬
ِ ‫س َم َوا‬ ِ ‫ِرضًا ِل َطا ِل‬
َ ‫علَى‬
‫سا ِئ ِر‬ َ ‫ض ِل ا ْلقَ َم ِر لَ ْيلَةَ ا ْل َبد ِْر‬ ْ َ‫علَى ا ْل َعا ِب ِد َكف‬
َ ‫ض َل ا ْل َعا ِل ِم‬ ْ َ‫اء َو ِإنَ ف‬ ِ ‫ف ا ْل َم‬ ِ ‫ِفي َج ْو‬
‫ارا َو َال د ِْر َه ًما َو َرثُوا‬ ِ َ‫ب َوإِنَ ا ْلعُلَ َما َء َو َرثَةُ ْاْل َ ْن ِبي‬
ً َ‫اء َوإِنَ ْاْل َ ْن ِبيَا َء لَ ْم يُ َو ِرثُوا دِين‬ ِ ‫ا ْلك ََوا ِك‬
‫ا ْل ِع ْل َم فَ َم ْن أ َ َخذَهُ أ َ َخذَ بِ َحظ َوافِر‬
3.4. Mendemonstrasikan hafalan arti per kata ayat al-Qur'an dan Hadis tentang
ilmu pengetahuan dan teknologi yang terdapat pada Surat al-‘Alaq: 1-5,
Surat Yuunus: 101; Surat al-Baqarah: 164, dan Hadis riwayat Abu Dawud
َ ‫ق ا ْل‬
dari Abu Darda’ ( ‫جنَ ِة‬ ُ ‫ّللاُ بِ ِه َط ِريقًا ِم ْن‬
ِ ‫ط ُر‬ َ َ‫سلَك‬ ُ ُ‫سلَكَ َط ِريقًا يَ ْطل‬
َ ‫ب فِي ِه ِع ْل ًما‬ َ ‫َم ْن‬
‫ست َ ْغ ِف ُر َلهُ َم ْن فِي‬ ْ َ‫ب ا ْل ِع ْل ِم َو ِإنَ ا ْلعَا ِل َم َلي‬ ِ ‫ض ُع أَجْ نِ َحت َ َها ِرضًا ِل َطا ِل‬ َ َ ‫َو ِإنَ ا ْل َم َالئِكَةَ لَت‬
‫علَى ا ْل َعابِ ِد‬ َ ‫ض َل ا ْلعَا ِل ِم‬ ْ َ‫اء َوإِنَ ف‬ ِ ‫ف ا ْل َم‬ ِ ‫ض َوا ْل ِحيت َانُ فِي َج ْو‬ ِ ‫ت َو َم ْن فِي ْاْل َ ْر‬ ِ ‫س َم َوا‬
َ ‫ال‬
‫اء َو ِإنَ ْاْل َ ْنبِ َيا َء لَ ْم‬ِ ‫ب َو ِإنَ ا ْل ُعلَ َما َء َو َرثَةُ ْاْل َ ْن ِب َي‬ِ ‫سا ِئ ِر ا ْلك ََوا ِك‬
َ ‫علَى‬َ ‫ض ِل ا ْلقَ َم ِر لَ ْيلَةَ ا ْل َبد ِْر‬
ْ َ‫َكف‬
‫ارا َو َال د ِْر َه ًما َو َرثُوا ا ْل ِع ْل َم فَ َم ْن أ َ َخذَهُ أ َ َخذَ ِب َحظ َوافِر‬ ً َ‫يُ َو ِرثُوا دِين‬

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mengamati, menanya, mengeksplorasi, mengasosiasi dan


mengkomunikasikan peserta didik dapat :

3.4 Memahami ayat-ayat al-Qur'an tentang ilmu pengetahuan dan teknologi


yang terdapat pada Surat al-‘Alaq: 1-5, Surat Yuunus: 101; Surat al-
Baqarah: 164, dan Hadis riwayat Abu Dawud dari Abu Darda’
4.4 Mendemonstrasikan hafalan arti per kata ayat al-Qur'an dan Hadis tentang
ilmu pengetahuan dan teknologi yang terdapat pada Surat al-‘Alaq: 1-5,
Surat Yuunus: 101; Surat al-Baqarah: 164, dan Hadis riwayat Abu Dawud
dari Abu Darda’ (‫م‬

A. MARI RENUNGKAN
Allah Swt Maha mengetahui. Pengatahuannya melipiti segala sesuatu.
Keteraturan dan ketertiban pada alam semesta ini adalah salah satu bukti
kesempurnaan ilmu Allah. Coba renungkan dan temukan bukti betapa
tiadatarannya Ilmu Allah Swt, ?

‫ض َولَهُ ا ْل َح ْم ُد ِفي‬ ِ ‫اْلر‬


ْ ‫ت َو َما فِي‬ ِ ‫اوا‬ َ ‫ا ْل َح ْم ُد ِ َّلِلِ الَذِي لَهُ َما فِي ال‬
َ ‫س َم‬
ُ ‫ض َو َما يَ ْخ ُر‬
‫ج‬ ْ ‫)يَ ْعلَ ُم َما يَ ِل ُج فِي‬١( ‫ير‬
ِ ‫اْلر‬ ُ ‫اآلخ َر ِة َو ُه َو ا ْل َح ِكي ُم ا ْل َخ ِب‬
ِ
)٢( ‫ور‬ ُ ُ‫الر ِحي ُم ا ْلغَف‬
َ ‫ج فِي َها َو ُه َو‬
ُ ‫اء َو َما يَ ْع ُر‬
ِ ‫س َم‬َ ‫ِم ْن َها َو َما يَ ْن ِز ُل ِم َن ال‬
Artinya :

1. segala puji bagi Allah yang memiliki apa yang di langit dan apa yang di
bumi dan bagi-Nya (pula) segala puji di akhirat. dan Dia-lah yang Maha
Bijaksana lagi Maha mengetahui.

2. Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi, apa yang ke luar
daripadanya, apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepadanya. dan
Dia-lah yang Maha Penyayang lagi Maha Pengampun.

PETA KONSEP
QS.AL-ALAQ (96) : 1-5
perintah belajar membaca dan
QS. Yunus (10): 101 menulis serta mempelajari iptek

Ilmu pengetahuan dapat


diperoleh dengan membaca
tanda-tanda kebesaran
Allah

ILMU
PENGETAHUAN
DAN

TEKNOLOGI

QS. AL-BAQARAH (2):


164
perintah mempelajari dan
meneliti benda benda
langit dan bumi serta yang
ada di dalamnya HR. ABU DAWUD DARI ABU
DARDA’

Setiap orang islam dituntut untuk


menjadi : Pengajar / pelajar /
pendengar / pecinta ilmu

B. MARI MENGAMATI
Coba amatilah dengan seksama gambar di bawah ini

Setelah kalian
mengamati
gambar
disamping
cobalah kamu
fikirkan
keterkaitan
IPTEK dengan
gambar di
samping

( Dok. Kemenag )

C. MARI MENGKAJI QS .al-alaq (96) : 1 -5


 
  
  
   
 
  
  
  
 
Artinya :
1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan,
2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
3. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah,
4. Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam.
5. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

MARI BELAJAR MEMBUAT KAMUS TEMATIK MINI

INDONESIA ARAB INDONESIA ARAB


 

 

ANDA PASTI BISA MENERJEMAHKAN AYAT DI ATAS

Kuasai mufrodat di atas, kemudian salin arti perkata dari


QS. Al – Alaq (96) : 1 - 5 ke dalam buku tugasmu !

SELAMAT MENGERJAKAN !
D. MARI MENGANALISA QS. AL-ALAQ :1 - 5

Pada ayat 1 Allah memerintahkan pada Nabi saw agar membaca dengan
menyebut nama Tuhan yang menciptakan. Sedang Beliau tidak pandai membaca
dan menulis, maka jelas bahwa Beliau tidak pernah membaca suatu kitab apapun
sebelum turunnya Al Qur’an
Membaca berasal dari kata qara’a yang berarti menghimpun. Kemudian
berkembang maknanya menjadi meneliti, menelaah, membaca, menyampaikan
dan mengetahui ciri-cirinya. Aktivitas tersebut dikaitkan dengan kata bismila
rabbika (dengan nama Tuhanmu). Hal itu berarti proses bangkitnya manusia dari
kebodohan (jahiliyah) menuju kepada Islam
Pada ayat kedua Allah menjelaskan tentang bagaimana cara menjadikan
manusia sebagai makhluk yang mulia, diciptakan dari segumpal darah dan dengan
ilmu yang diberikan-Nya ia dapat berkuasa menjadikan insan kamil diantara
manusia, seperti Nabi yang cerdas dan pandai sekalipun tanpa belajar.
Pada ayat 3 Allah memerintahkan kembali kepada Nabi SAW untuk
membaca, karena bacaan tidak dapat melekat pada diri seseorang kecuali dengan
mengulang-ulang dan membiasakannya.
Pada ayat ke 4, Allah menjelaskan bahwa dengan karunia-Nya dan dengan
perantara kalam terjadi proses belajar mengajar antar manusia sehingga
pengetahuan seseorang dapat disosialisasikan pada orang lain. Dan Allah
mejadikan manusia dari ‘alaq (segumpal darah).lalu diajari berkomunikasi dengan
perantaraan kalam.
Sedangkan pada ayat ke 5 Allah melimpahkan karunia-Nya yang tidak
terhingga kepada manusia dan Dialah Tuhan yang mengajar manusia dengan
bermacam-macam ilmu pengetahuan yang bermanfaat baginya yang menjadikan
manusia lebih utama daripada makhluk lain. Maka tidak heran bila Allah SWT
menjadikan Nabi Muhammad saw pandai membaca dan mengetahui bermacam-
macam ilmu pengetahuan sekalipun tanpa proses terlebih dahulu
E. MARI MENGKAJI qs. Yunus (10 ):101

  


 
  
 
   
 
Artinya :Katakanlah: "Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi.
Tidaklah bermanfa`at tanda kekuasaan Allah dan rasul-rasul yang
memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman".

Dalam ayat ini, Allah SWT memerintahkan kepada Nabi Muhammad saw
(beserta umatnya) untuk memperhatikan apa yang ada dilangit dan bumi secara
mendetail, mempunyai maksud agar manusia menggunakan akalnya untuk
mempelajari dan meneliti apa yang ada dilangit dan dibumi, yang nantinya akan
banyak manfaatnya bagi kehidupan manusia itu sendiri.
F. Mari mengkaji QS. Al-baqarah ( 2): 164

  




 

 
  
  
   
  
  
  
  
 


 
 
 
 
Artinya : Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya
malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang
berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa
air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering) -nya
dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin
dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; Sungguh
(terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang
memikirkan.
Dalam ayat 101 QS Yunus dan QS Al Baqoroh : 164 ini Allah SWT
memerintahkan kepada Nabi Muhammad SAW (tentunya beserta umatnya) untuk
memperhatikan apa yang ada di langit dan di bumi.
Ayat diatas mengandung perintah kepada umat islam untukmempelajari
dan meneliti benda-benda langit, tata surya benda-benda ruang angkasa,
disamping memerintahkan meneliti bumi dan apa yang terkandung didalamnya
yang sangat berguna bagi manusia.
Untuk dapat mengkaji, meneliti, menguasai atau mengelola ruang angkasa,
matahari, bulan, bintang dan planet-planet lainnya diruang angkasa manusia harus
menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Demikian pula untuk menggali dan
mengelola bumi dan apa yang terkandung didalamnya baik benda mati maupun
makhluk hidup harus menguasai geografi, geologi, geodasi, pertambangan,
pengeboran, biologi, kedokteran dan lain-lain ilmu pengetahuan dan teknologi ,
sehingga dapat diperoleh tambang emas, perak, tembaga, nikel, timah, berbagai
bahan bakar minyak, batu bara, kondisi atau struktur tanah, baik untuk pertanian,
perkebunan, irigasi, bangunan, jembatan, pembuatan jalan atau perumahan agar
konstruksinya aman dan kuat.
Bintang-bintang di langit dapat menjadi tanda bagi para petani mengetahui
musim untuk memulai kegiatan pertaniannya. Demikian pula bagi para nelayan
bintang-bintang itu dapat merupakan petunjuk arah (kompas) perjalanan mereka
di lautan pada malam hari.
Dalam ayat ini Allah dengan kasih saying terhadap makhluknya, Dia
memperingatkan bahwa tanda-tanda kekuasaan Allah yang sangat banyak
bertebaran di langit dan di bumi itu bisa dipelajari dan diambilmabfaatnya, lalu
Allah juga menurunkan para Rasul yang diutus-Nya untuk member peringatan
kapada umatnya, namun demikian ternyata tidak semua manusia mau beriman.
Dan ini juga dapat dipahami sebaliknya bahwa tanda-tanda kekuasaan Allah
beserta rasul pembawa peringatan tersebut sangat berguna bagi orang-orang yang
beriman.
Pergantian siang dan malam dipelajari oleh ilmu pengetahuan ternyata
membuktikan bahwa bumi mengalami rotasi (peredaran pada porosnya yang dapat
Peredaran semu harian benda langit
 Pergantian siang dan malam
 Perbedaan waktu
 Perbedaan percepatan gravitasi di permukaan bumi
 Pembelokan arah angin
 Pembelokan arus laut

HADIS

‫ كن عا لما او متعلما او محبا‬: ‫ قال رسو ل هللا صلعم‬:‫عن أبي الدرداء‬


) ‫وَل تكن خا مسا فتهلك (رواه البيهقي‬
Artinya : Dari Abi Darda’ : Rasulullah SAW bersabda : Jadilah kamu orang
pandai, pelajar, pendengar, pecinta dan janganlah kamu menjadi
orang yang kelima sebab kamu akan binasa. (HR. Baihaqi).
Hadits diatas menjelaskan bahwa orang muslim itu pandai (alim), bisa
mengajar orang lain. Bila belum sampai ketingkat pandai, jadilah penuntut ilmu
dulu atau belajar dulu kepada orang lain, baik secara formal ataupun secara non
formal. Apabila kesempatan kedua ini tidak ada, karena biaya, waktu dan usia,
jadilah sebagai pendengar saja, baik melalui majelis taklim, rad io, televise atau
media lainnya yang sekarang ini tidak sulit didapat, lebih-lebih bila orang muslim
itu hidup dikota. Pilihan perintah terakhir, bila alternatif-alternatif diatas tidak
memungkinkan, maka bolehlah orang muslim itu hanya sebagai pencinta orang-
orang pandai, pelajar, pendengar ilmu pengetahuan. Dan yang sangat dilarang
adalah janganlah jadi kelompok nomor lima yaitu pembenci, yaitu pembenci
orang pandai, pelajar dan pendengar ilmu pengetahuan, maka akan menyebabkan
kamu akan binasa.
Islam amat menghargai ilmu pengetahuan dan teknologi. Insan intelektuan,
alim terhadap ilmu pengetahuan dalam pandangan memiliki kedudukan yang amat
tinggi terlebih pengembangan ilmu pengetahuan. Usaha pengembangan ilmu
bahkan melebihi ibadah ritual. Sebuah ungkapan mengatakan“ berfikir sesaat
dalam masalah ilmju melebihi ibadah salat 100 rakaat”. Dalam ungkapan lain
dikatakan: Majalis al-Ilm Khoirun Min al-Majalis al-Dzikr (halaqah-halaqah
diskusi ilmu lebih utama dari pada majlis-najlis dzikir.
Terkait tujuan pengembangan ilmu pengetahuan, Islam mempunyai garis
yang tegas bahwa tujuan pengembangan ilmu pengetahuan adalah mengarah
paada terbentuknya keimanaan yang penguatannya, sebagai mana firman Allah
“makasuci Allah sungguh tidaklah engkau ciptakan semua ini sia-sia.
Dengan memahami dasar pengembangan ilmu pengetahu ini dan
penyadaran terhadap betapa besarnya apresiasi Islam terhadap ilmu dan
pengembangannya, maka diharapkan akan munculnya gerasi pemikir dan
pengemangan ilmu pengetahuan. Dengan kesadaran apresiatif masyarakat
terhadap ilmu dan pengembangannya sebagaimana masyarakat muslim kita
dahulu, Izzul Islam wa muslimi dan adagium al-Islamu Ya’lu wala yu’la laih
akan mampu kembali bersinar.

Sungguh amat betapa banyak al-Qur’an dan hadis yang mengisyaratkan hal
tersebut. Kegiatan eksplorasi yang bisa dilakukan dalam pembelajaran terkait
dengan 1materi ini adalah bisa diawali dengan mengenal kemahasempurnaan
ilmu Allah Swt. Sebab sekiranya lautan dijadikan tinta untuk mencatat kalimat-
kalimat (tanda-tanda) kebesaran dan kekuasaan Tuhan dan ilmu-Nya, maka lautan
itu akan habis dan kering sebelum kalimat-kalimat Tuhan itu habis dicatat,
meskipun air laut ditambahkan sebanyak itu pula, karena lautan betapa pun
banyak airnya tetap terbatas sedangkan ilmu dan nikmat Allah SWT tak terbatas.

Jadi, betapa banyak tanda-tanda kebesaran dan kekuasaan Allah SWT dan
betapa luas dan tanpa batas pengetahuan-Nya. Sekalipun semua pepohonan
dijadikan pena dan semua air laut dijadikan tinta serta seluruh kemampuan
dikerahkan untuk itu niscaya ilmu dan kalimat Allah tidak akan habis.

Lahirnya berbagai penemuan-penemuan baru di bidang ilmu pengetahuan


dan teknologi yang tidak pernah berhenti menunjukkan adanya kebesaran dan
kekuasaan Allah yang tak terbatas. Sudah tentu banyak penemuan-penemuan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang belum terungkap dan masih terus dicari oleh para
cendekiawan di dunia.

Penemuan-penemuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi di atas


dapat terjadi karena adanya kemampuan akal manusia dalam menyingkap
sebagian ilmu Allah. Pengetahuan dan ilmu Allah demikian terbentang luasnya di
langit dan di bumi, bahkan di seluruh lam semesta ciptaan Allah. Karena Allah
adalah Dzat yang menciptakana alam semesta, maka Allah-lah yang paling tahu
seluk-beluk ciptaan-Nya. Sama seperti seorang cendikiawan menciptakan
teknologi mobil misalnya, ia akan mengetahui segala hal yang berkaitan dengan
mobil buatannya. Demikian pula dengan Allah yang telah menciptakan alam
semesta ini.

Oleh karena itu, ilmu Allah tidak terbatas dan tidak akan dicipai seluruhnya
oleh pengetahuan manusia. Dengan demikian benarlah firman Allah SWT dalam
ayat tersebut yang menyatakan andaikata air laut dijadikan tinta untuk menulis
ilmu Allah, tentu akan habis sebelum ilmu Allah selesai ditulis. Hal ini
menunjukkan bahwa ilmu manusia sangat terbatas, sedangkan ilmu Allah sangat
sempurna dan tidak terbatas. Oleh karenannya, segala ilmu sebenarnya dari satu
sumber saja, yaitu Allah Yang Maha Berilmu. Manusia berusaha untuk
mempunyai atau mengetahui sedikit ilmu-Nya.

Sebagai seorang mukmin tentu meyakini kesemupurnaan ilmu Allah. Allah


memberikan salah satu ilustrasi buat manusia mengenai kesempurnaan ilmu-Nya
adalah bahwa“ia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi, apa yang keluar
darinya, apa yang turun dari lanngit dan apa yang naik kepadannya”. Kegiatan
eksplorasi yang bisa dilakukan dalam pembelajaran terkait dengan materi ini
adalah pembahsan ilustrasi yang diberikan oleh Allah swt kepada kita mengenai
Ilmu-Nya.

Untuk menginsafkan manusia yang memmpunyai akal agar berfikir, Allah


SWT mengingatkan bahwa semua makhluk-Nya di langit dan di bumi bertasbih
memuji-Nya termasuk burung-burung yang terbang di udara. Allah berfirman:

ُ‫صالتَه‬ َ ‫صافَات ُك ٌّل قَ ْد‬


َ ‫ع ِل َم‬ َ ‫ض َوال‬
َ ‫طي ُْر‬ ِ ‫اْلر‬
ْ ‫ت َو‬
ِ ‫اوا‬ َ ‫س ِب ُح لَهُ َم ْن ِفي ال‬
َ ‫س َم‬ َ َ‫أَلَ ْم ت َ َر أَن‬
َ ُ‫ّللاَ ي‬
)٤١( َ‫ع ِلي ٌم ِب َما َي ْف َعلُون‬ َ ‫س ِبي َحهُ َو‬
َ ُ‫ّللا‬ ْ َ ‫َوت‬

Artinya:“tidaklah kamu tahu bahwasanya Allah: kepada-Nya bertasbih apa yang


di langit dan di bumi dan (juga) burung dengan mengembangkan
sayapnya. masing-masing telah mengetahui (cara) sembahyang dan
tasbihnya[1043], dan Allah Maha mengetahui apa yang mereka
kerjakan(Q.S. An-Nur:41)
Betapa pula banyaknya sesuatu yang keluar dari bumi seperti tanaman yang
bermunculan, mata air yang memancar, gas yang naik menjulang, binatang dan
serangga yang ingin menikmati matahari dan alam bebas dan lain sebagainya.
Betapa banyak kejadian yang turun dari langt, seperti hujan yang tak tak dapat
diperkirakan berapa kadarnya yang merupakan rahmat dari Allah bagi hamba-
Nya. Cahaya yang memancar dengan kerasnya, seperti cahaya matahari. Cahaya
yang memancar dengan terangnya, seperti cahaya bulan. Kemudian betapa pula
banyaknya sesuatu yang naik ke langit, seperti uap dari laut dan sungai, molekul-
molekul gas dari tumbuhan, manusia dan binatang dari bumi sendiri. Betapa
banyak roh orang meninggal dan malaikat yang naik ke langit patuh dan taat
melaksanakan perintah Tuhannya. Semua ini tidak akan dapat dicatat oleh
manusia apalagi untuk mengetahui satu persatu. Akan tetapi, Allah Maha
Mengetahui, tak ada satu pun yang tersembunyi bagi-Nya.
Dengan demikian dapat diketahui bahwa ilmu Allah tidak terbatas,
sedangkan ilmu manusia terbatas karena menreka hanya diberi sedikit ilmu oleh
Allah. Karena ilmu Allah tidak terbatas, maka hal itu berarti ilmu-Nya sangat luas
dan dalam.
Demikain luasnya ilmu Allah, rahmat dan karunia-Nya yang ada di bumi
dan di langit yang semuannya itu diciptakan untuk kepentingan manusia. Dia
Maha Penyayang memberikan karunia yang tidak terhingga kepada makhluk-Nya
dan Maha Pengampun terhadap orang yangbersalah yang mengakui kesalahannya
dan bertaubat kepada-Nya.

HADIS TENTANG ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI


Hadis riwayat Abu Dawud dari Abu Darda’

‫ير ب ِْن قَي ٍْس قَا َل‬ ِ ‫سا َم َع َع ْن دَ ُاودَ ب ِْن َج ِمي ٍل َع ْن َك ِث‬ ً ‫ُك ْنتُ َجا ِل‬
‫اء فِي َم ْس ِج ِد ِد َم ْشقَ فَ َجا َءهُ َر ُجل فَقَا َل يَا أَبَا‬ ِ َ‫أَبِي الد َّْرد‬
‫سلَّ َم‬َ ‫ّللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬ َ ‫سو ِل‬ ُ ‫الر‬ َّ ‫اء ِإنِي ِجئْت ُ َك ِم ْن َمدِينَ ِة‬ ِ َ‫الد َّْرد‬
َّ ‫صلَّى‬
ُ‫ّللا‬ َ ‫ّللا‬ ِ َّ ‫سو ِل‬ ُ ‫ِث بَلَغَنِي أَنَّ َك ت ُ َح ِدثُهُ َع ْن َر‬ ُ ‫ث يُ َحد‬ ٍ ‫ِل َحدِي‬
ِ َّ ‫سو َل‬
‫ّللا‬ ُ ‫س ِم ْعتُ َر‬ َ ‫سلَّ َم َما ِجئْتُ ِل َحا َج ٍة قَا َل فَإِنِي‬ َ ‫َعلَ ْي ِه َو‬
‫ب فِي ِه ِع ْل ًما‬ ُ ُ ‫طل‬ ْ َ‫ط ِريقًا ي‬ َ ‫سلَ َك‬ َ ‫سلَّ َم يَقُو ُل َم ْن‬ َ ‫ّللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬ َ
‫ض ُع‬ َ َ ‫ق ْال َجنَّ ِة َو ِإ َّن ْال َم ََلئِ َكةَ لَت‬ ِ ‫ط ُر‬ُ ‫ط ِريقًا ِم ْن‬ َ ‫ّللاُ ِب ِه‬ َّ ‫سلَ َك‬ َ
‫ب ْال ِع ْل ِم َو ِإ َّن ْالعَا ِل َم لَيَ ْست َ ْغ ِف ُر لَهُ َم ْن ِفي‬ ِ ‫طا ِل‬ َ ‫ضا ِل‬ ً ‫أ َ ْجنِ َحت َ َها ِر‬
‫اء َو ِإ َّن‬ ِ ‫ف ْال َم‬ ِ ‫ان ِفي َج ْو‬ ُ َ ‫ض َو ْال ِحيت‬ ِ ‫ت َو َم ْن ِفي ْاأل َ ْر‬ ِ ‫س َم َوا‬ َّ ‫ال‬
‫سائِ ِر‬ َ ‫ض ِل ْالقَ َم ِر لَ ْيلَةَ ْالبَ ْد ِر َعلَى‬ ْ َ‫ض َل ْالعَا ِل ِم َعلَى ْالعَا ِب ِد َكف‬ ْ َ‫ف‬
‫اء َو ِإ َّن ْاأل َ ْن ِبيَا َء لَ ْم يُ َو ِرثُوا‬ ِ َ‫ب َو ِإ َّن ْالعُلَ َما َء َو َرثَةُ ْاأل َ ْن ِبي‬ ِ ‫ْال َك َوا ِك‬
‫َارا َو ََل د ِْر َه ًما َو َّرثُوا ْال ِع ْل َم فَ َم ْن أَ َخذَهُ أَخَذ ِب َح ٍظ‬ ً ‫َوا ِف ٍر دِين‬
Artinya

ABU DAUD - 3157) : Dari Daud bin Jamil dari Katsir bin Qais ia
berkata, "Aku pernah duduk bersama Abu Ad Darda di masjid Damaskus,
lalu datanglah seorang laki-laki kepadanya dan berkata, "Wahai Abu Ad
Darda, sesungguhnya aku datang kepadamu dari kota Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam karena sebuah hadits yang sampai kepadaku
bahwa engkau meriwayatannya dari Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam. Dan tidaklah aku datang kecuali untuk itu." Abu Ad Darda lalu
berkata, "Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda: "Barangsiapa meniti jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah
akan mempermudahnya jalan ke surga. Sungguh, para Malaikat
merendahkan sayapnya sebagai keridlaan kepada penuntut ilmu. Orang
yang berilmu akan dimintakan maaf oleh penduduk langit dan bumi
hingga ikan yang ada di dasar laut. Kelebihan seorang alim dibanding
ahli ibadah seperti keutamaan rembulan pada malam purnama atas
seluruh bintang. Para ulama adalah pewaris para nabi, dan para nabi
tidak mewariskan dinar dan dirham, mereka hanyalah mewariskan ilmu.
Barangsiapa mengambilnya maka ia telah mengambil bagian yang
banyak.

G. MARI BERDISKUSI

Setelah kalian mendalami materi maka selanjutnya lakukanlah diskusi


dengan teman sebangkumu atau dengan kelompokmu, kemudian persiapkan diri
untuk mempresentasikan hasil diskusi tersebut di depan kelas.

FOKUS
 Islam memerintahkan kita agar belajar membaca dan menulis
serta mempelajari iptek guna meningkatkan taraf hidup di dunia
sebagai jalan menuju akhirat
 Ilmu pengetahuan dapat diperoleh dengan membaca tanda-tanda
kebesaran Allah
 Setiap orang islam dituntut untuk menjadi : Pengajar / pelajar /
pendengar / pecinta ilmu
 Mempelajari iptek tidak boleh mengesampingkan ilmu agama
 Setiap umat manusia berkewajiban untuk mengelola dan
memelihara karunia Allahyang yang berupa sumber daya alam
 Manusia dapat menjadi maju dan berkembang karena ilmu
pengetahuan
 Hanya Allah lah yang berhak mendapat pujian baik di dunia
maupun di akhirat kelak.
 ilmu Allah sangat luas dan dalam. Dia mengetahui semua yang
ada di langit dan semua yang ada di bumi.(DEPAG:2000.
Hal:94-102)
 Ilmu dan kebesaran Allah SWT itu sangat luas dan tiada
H. MARI BERLATIH

1. Terjemahkan perkata ayat ayat berikut ini dengan benar kemudian berilah
tanda centang ( √ ) pada kolom di bawah ini sesuai dengan kemampuan
yang kamu miliki dengan jujur

   


 
 
  

  
   
   
   
   
  
 
 
 
  

Kemampuan Sangat Lancar sedang Kurang Tidak
menerjemahkan QS. lancar lancar lancer
Al-Baqarah : 164
‫ق ال َجنَ ِة َو ِإ َن ال َم ََلئِ َكةَ لَت َ َ‬
‫ض ُع (‬ ‫ط ِريقًا ِمن ُ‬
‫ط ُر ِ‬ ‫ّللاُ ِب ِه َ‬
‫سلَكَ َ‬ ‫ط ِريقًا يَطلُ ُ‬
‫ب فِي ِه ِعل ًما َ‬ ‫سلَكَ َ‬
‫َمن َ‬
‫ض‬‫ت َو َمن فِي اْلَر ِ‬ ‫ب ال ِعل ِم َو ِإ َن ال َعا ِل َم لَيَست َغ ِف ُر لَهُ َمن فِي ال َ‬
‫س َم َوا ِ‬ ‫أَجنِ َحت َ َها ِر ً‬
‫ضا ِل َ‬
‫طا ِل ِ‬
‫علَى ال َعا ِب ِد َكفَض ِل القَ َم ِر لَيلَةَ ال َبد ِر َ‬
‫علَى‬ ‫اء َوإِ َن فَض َل ال َعا ِل ِم َ‬ ‫ف ال َم ِ‬
‫َان فِي َجو ِ‬ ‫َوال ِحيت ُ‬
‫َارا َو َل دِر َه ًما‬ ‫ب َوإِ َن العُلَ َما َء َو َرثَةُ اْلَن ِب َي ِ‬
‫اء َو ِإ َن اْلَنبِ َيا َء لَم ي َُو ِرثُوا دِين ً‬ ‫سائِ ِر ال َك َوا ِك ِ‬
‫َ‬
‫َو َرثُوا ال ِعل َم فَ َمن أ َ َخ َذهُ أ َ َخ َذ بِ َحظ َوافِر‬
‫‪Kemampuan‬‬ ‫‪Sangat‬‬ ‫‪Lancar‬‬ ‫‪sedang‬‬ ‫‪Kurang‬‬ ‫‪Tidak‬‬
‫‪menerjemahkan‬‬ ‫‪lancar‬‬ ‫‪lancar‬‬ ‫‪lancer‬‬
‫‪perkata hadis‬‬
‫‪riwayat Abu‬‬
‫‪Dawud dari Abu‬‬
‫’‪Darda‬‬

‫‪PARAF‬‬
‫‪NILAI‬‬ ‫‪ORANG TUA‬‬ ‫‪PARAF‬‬
‫‪GURU‬‬
SEMESTER GENAP
BAB V
MARI BIMBING MEREKA

KOMPETENSI INTI

3.. Memahami, menerapkan , dan menjelaskan pengetahuan faktual, konseptual,


procedural , dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan procedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

2. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
KOMPETENSI DASAR

3.1. Memahami ayat-ayat al-Qur'an tentang kewajiban berdakwah yang terdapat


pada Surat an-Nahl (16): 125, Surat asy-Syu’araa (26): 214-216, surah al-
Hijr (15): 94-96, dan Hadis riwayat Muslim dari Abu Hurairah

4.1 Mendemonstrasikan hafalan arti per kata ayat-ayat al-Qur'an tentang


kewajiban berdakwah yang terdapat pada Surat an-Nahl (16): 125, Surat
asy-Syu’araa (26): 214-216, surah al-Hijr (15): 94-96, dan Hadis riwayat
Muslim dari Abu Hurairah

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mengamati, menanya, mengeksplorasi, mengasosiasi dan


mengkomunikasikan peserta didik dapat :

1. Peserta didik dapat memahami ayat-ayat al-Qur'an tentang kewajiban


berdakwah yang terdapat pada Surat an-Nahl (16): 125, Surat asy-Syu’araa
(26): 214-216, surah al-Hijr (15): 94-96, dan Hadis riwayat Muslim dari Abu
Hurairah
2. Mendemonstrasikan hafalan arti per kata ayat-ayat al-Qur'an tentang
kewajiban berdakwah yang terdapat pada Surat an-Nahl (16): 125, Surat
asy-Syu’araa (26): 214-216, surah al-Hijr (15): 94-96, dan Hadis riwayat
Muslim dari Abu Hurairah

A. mari RENUNGKAN

Untuk keperluan mensyiarkan Islam, maka setiap ummat Islam memiliki


tanggung jawab untuk berdakwah. Agar dakwah yang dijalankan dapat mencapai
hasil yang baik, maka dalam berdakwah harus mengedepankan sikap lemah
lembut. Tutur kata yang baik, fleksibel, metode yang baik, menggunakan bahasa
yang mudah mereka terima sehingga orang yang diseru tertarik, mengikuti ajakan
dan senang terhadap yang didakwahkan. Peringatan dengan cara lemah lembut
dan bijaksana lebih menyentuh hati dan dapat mengenai sasaran dibanding dengan
peringatan yang keras dan kasar. Coba renungkan bagaimana contoh sikap lemah
lembut yang mempesona setiap orang dan menjadi kepribadian juru dakwah...?
Sadarilah bahwa untuk mempelajari Al-Qur’an hadis, memerlukan
kesungguhan dan keikhlasan, karena itu disarankan agar anda benar-benar serius
dalam belajar dan ikhlas untuk mendalami kebenaran yang bermanfaat dalam
kehidupan dunia akhirat, selanjutnya simaklah baik-baik Diskripsi Materi: Al-
Qur’an Surah An-Nahl[16]: 125 Surat asy-Syu’araa (26): 214-216, surah al-Hijr
(15): 94-96, dan Hadis riwayat Muslim dari Abu Hurair

B. mari mengamati

Amatilah gambar dibawah ini dan berikan tanggapanmu !

c. mari mengkaji qs. An-nahL (16): 125

  


 

 
 
   
  
  
  

 

Artinya : 125: serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan
pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa
yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-
orang yang mendapat petunjuk.

CLUSTER KATA

MARI BELAJAR MEMBUAT KAMUS TEMATIK MINI

INDON ARAB INDON ARAB


ESIA ESIA
 
  
 



 
 

ANDA PASTI BISA MENERJEMAHKAN AYAT DI ATAS

Kuasai mufrodat di atas, kemudian salin arti perkata dari QS. An – Nahl : 125
ke dalam buku tugasmu !

SELAMAT MENGERJAKAN !

Dalam pengertian etimologi kata dakwah merupakan masdar (kata benda)


ُ ‫ يَ ْد‬-‫ دَ َعى‬yang berarti mendorong, panggilan, seruan, mengajak,
dari kata kerja ‫عو‬
mengundang dan memohon. Menurut Quraish Shihab, dakwah adalah seruan atau
ajakan kepada kainsyafan, atau usaha mengubah sesuatu yang tidak baik kepada
sesuatu yang lebih baik terhadap pribadi maupun masyarakat.
Secara umum setiap muslim telah memahami bahwa;Allah Swt telah
memerintahkan kepada Nabi Muhammad Saw,agar menyampaikan dakwahnya
kepada keluarga atau kerabat terdekat seperti istrinya, anak-anaknya dan perintah
bersikap lemah lembut dan penuh kasih sayang kepada orang-orang yang
mengikuti ajakannya dan memberi peringatan dan ancaman akan adzab yang
pedih kepada yang mendurhakai dakwahnya. Isi dakwahnya untuk meyakini dan
mempercayai bahwa tiada Tuhan selain Allah Tuhan yang maha esa.
Apabila dilihat dari awal kemunculanya, Dakwah merupakan misi utama
yang diemban Rasululullah, pada masa awal aktifitas dakwahnya, Rasululullah
menfokuskan kegiatan dakwah untuk keluarga atau kerabat dekatnya, kemudian
secara berangsur-angsur menyeru masyarakat sekitarnya dan kemudian kepada
manusia seluruhnya. Mula-mula dakwah dilakukan secara sembunyi-sembunyi,
kemudian setelah pengikutnya kuat dilakukan secara terang-terangan. Inilah awal
perintah Allah kepada Nabi Muhammad untuk memulai dakwah menyiarkan
agama Allah agar manusia mentauhidkan kepada-Nya dan beramal saleh.
Telah banyak perjalanan sejarah yang kita dengar bagaimana hebatnya
tantangan-tantangan kepada orang-orang yang menyampaikan dakwah bahkan
kepada Nabi-Nabi dan Rasul-rasul untuk menunjukkan betapa tidak ratanya jalan
yang harus ditempuh. Namun demikian mereka tidak pernah mundur barang
setapakpun. Sebab bagi kaum muslimin dakwah adalah suatu tugas suci yang
wajib dilaksanakan, tidak perlu cemas dengan adanya tantangan-tantangan
tersebut melainkan tetap optimis tidak perlu ada keragu-raguan, sehingga tetap
teguh keyakinan, teguh keimanan, dakwah tetap berkumandang cahaya dan syiar
Islam sehingga tetap terpancar ke seluruh penjuru dunia
Dalam ayat ini Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad saw agar
banyak menggunakan cara dalam menyampaikan misi dakwah kerasulannya, hal
tersebut harus dilakukan karena beragamnya corak masyarakat dari yang awam
sampai dengan kaum terpelajar dan juga strata sosial yang berbeda hal tersebut
tentunya juga akan dijumpai problem yang berbeda pula. (Depag : 2002, hal 122-
125)

a. Metode Dakwah
Menurut Ayat 125 QS. An Nah}l, dipahami oleh sementara ulama sebagai
menjelaskan prinsip umum metode dakwah Islamiah yakni terdiri dari tiga
macam yang harus disesuaikan dengan sasaran dakwah. Ketiga metode itu
disesuaikan dengan kemampuan intelektual masyarakat yang dihadapi, akan
tetapi secara prinsip semua metode dapat digunakan kepada semua
masyarakat

1) Metode Hikmah
Menurut Syeh Must}afa Al Maraghi dalam tafsir Al Maraghi mengatakan
bahwa hikmah adalah Perkataan yang jelas dan tegas disertai dengan dalil
yang dapat mempertegas kebenaran, dan dapat menghilangkan keragu-
raguan. Metode ini adalah berdakwah untuk kalangan intelektual, berilmu
pengetahuan atau pendidikan tinggi.

2) Metode Mau'iz}ah H{asanah


Mau'izhah baru dapat mengena dihati sasaran bila ucapan yang
disampaikan itu disertai dengan pengamalan dan keteladanan dari yang
menyampaikannya. Mau'iz}ah biasanya bertujuan mencegah sasaran dari
sesuatu yang buruk yang dapat mengundang emosi baik dari yang
menyampaikan, lebih-lebih yang menerimanya.
Beberapa ciri mauidzah hasanah adalah nasihat yang menjurus kepada
kerid}aan Allah SWT., nasihat dan pengajaran yang dapat melembutkan
hati serta meninggalkan kesan yang mendalam, ia juga mengandungi unsur
at-targhib dan at-tarhib yaitu anjuran dan pencegahan; merujukkan contoh
tauladan yang terbaik dan akhlak yang terpuji sebagai model untuk diikuti.

3) Metode Mujadalah (Debat)


Jadi l yang baik adalah yang disampaikan dengan sopan, dengan
menggunakan argumen yang benar, lagi membungkam lawan serta
menggunakan dalil-dalil walau hanya yang diakui oleh lawan.

b. Sasaran Dakwah
Mohammad Natsir, menyebutkan tiga golongan yang dihadapi dengan
tiga metode yang dapat digunakan oleh juru dakwah, yaitu sebagai
berikut :
1) Golongan cerdik cendikiawan yang cinta kebenaran dan dapat berfikir
kritis, cepat dapat menangkap arti persoalan. Mereka harus dipanggil
dengan hikmah, yakni hujjah (argumentasi) yang dapat diterima
dengan kekuatan akal mereka.
2) Golongan awam, orang kebanyakan yang belum dapat berfikir secara
kritis, dan mendalam. Mereka ini dipanggil dengan mauidzah
hasanah, yakni keteladanan yang baik dari juru dakwahnya.
3) Golongan yang kemampuannya diantara kedua golongan tersebut,
belum dapat dicapai dengan hikmah akan tetapi tidak sesuai pula bila
dilayani seperti golongan awam. Golongan manusia seperti ini
dipanggil dengan bertukar tukar fikiran dengan cara yang lebih baik.

D. Mari mengkaji qs. Asy-Syu’A ra(26) : 214-215


Memberi peringatan kepada keluarga dan kerabat dekat menja kewajiban
setiap muslim, karena itu pahamilah dasar-dasar memberikan peringantan kepada
keluarga dan kerabat dekat sebagaimana Diskripsi Materi: Asy-Syu’ara[26]: 214-
216

 
 
 
  
 
  
  
 
Artinya : 214. dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang
terdekat,215. dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang
mengikutimu, Yaitu orang-orang yang beriman.216. jika mereka
mendurhakaimu Maka Katakanlah: "Sesungguhnya aku tidak
bertanggung jawab terhadap apa yang kamu kerjakan";

CLUSTER KATA

MARI BELAJAR MEMBUAT KAMUS TEMATIK MINI

INDONESIA ARAB INDONESIA ARAB

 
 
 
 

ANDA PASTI BISA MENERJEMAHKAN AYAT DI ATAS

Kuasai mufrodat di atas, kemudian salin arti perkata dari QS. Asy-
Syu’ara’ : 214 - 216 ke dalam buku tugasmu !

SELAMAT MENGERJAKAN !
Penjelasan Ayat
Kata ‫ِيرة‬
َ ‫عش‬َ artinya anggota suku yang terdekat, kata tersebut bersal dari
‫ عَاش ََر‬yang artinya bergaul. Kata ‫ َج َناح‬arti aslinya adalah sayap. Hal ini
menggambarkan perilaku seseorang disamakan dengan burung yang merendahkan
sayapnya apabila hendak mendekati lawan jenisnya atau menlindungi anaknya.
Kata ‫ اتَ َب َع‬artinya mengikuti namun menurut mufassir Ibnu Asyur ia
menerjemahkan dengan Beriman.
Dalam suatu Hadits dari Abu Hurairah menyatakan: "Tatkala ayat ini turun,
Rosulullah memanggil orang-orang Quraisy berkumpul di bukit Shafa. Di antara
mereka ada yang datang secara langsung dan ada yang mengirimkan wakilnya.
Setelah mereka berkumpul, kemudian Rosulullah berkhotbah: "Wahai kaum
Quraisy, selamatkan dirimu dari api neraka, karena sesungguhnya aku tidak bisa
memberi madlarrat dan tidak pula memberi manfaat kepadamu, hai Bani Qushai,
selamatkan dirimu dari api neraka, karena sesungguhnya aku tidak bisa memberi
madlarrat dan tidak pula memberi manfaat kepadamu. Ketahuilah bahwasanya
aku hanya dapat menghubungi karibku di dunia ini saja".
Dalam riwayat lain oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim dari Ibnu Abbas,
dijelaskan bahwa setelah Rosulullah menyeru kapada kaumnya itu lalu Abu
Lahab, paman beliau berkata:
‫تَبًّا لَكَ ا َ ِلهذَا َدع َْوتَنَا ؟ نَ َز َل تَبَتْ يَدَا اَبِى لَ َهب‬
Artinya : :"Celakalah engkau wahai Muhammad hari ini, apakah kami engkau
panggil hanya untuk ini? Maka Allah menurunkan ayat : Tabbat
yadaa Abii Lahabin Watab"
Selain itu, ayat ini menegaskan bahwa mula-mula dakwah Nabi ditujukan
kepada keluarga atau kerabat dekatnya, kemudia secara berangsur-angsur
menyeru masyarakat sekitarnya dan kemudian kepada manusia seluruhnya. Mula-
mula dakwah secara sembunyi-sembunyi, kemudian setelah pengikutnya kuat
dilakukan secara terang-terangan. Inilah awal perintah Allah kepada Nabi
Muhammad untuk memulai dakwah menyiarkan agama Allah agar manusia
mentauhidkan kepada-Nya dan beramal saleh.
Secara gelobal (Ijmali) ketiga ayat di atas menjelaskan kepada kita umat
Islam bahwa Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad saw. agar
menyampaikan dakwahnya kepada keluarga atau kerabat terdekat seperti istrinya,
anak-anaknya dan perintah bersikap lemah lembut dan penuh kasih sayang
kepada orang-orang yang mengikuti ajakannya dan memberi peringatan dan
ancaman akan adzab yang pedih kepada yang mendurhakai dakwahnya. Isi
dakwahnya untuk meyakini dan mempercayai bahwa tiada Tuhan selain Allah
Tuhan yang maha esa.

Dari segi bahasa (etimologi) kata dakwah )ٌ‫ ( َدع َْووة‬berasal dari bahasa Arab
yaitu )ً‫ ( َدعَوا – يَو ْدعُو – َدع َْووة‬yang berarti ajakan, seruan, panggilan, undangan. Jadi
yang dimaksud dengan Ilmu Dakwah ialah : Suatu ilmu pengetahuan yang berisi
cara-cara, tuntunan bagaimana seharusnya menarik perhatian manusia untuk
mengikuti, menyetujui suatu pendapat tertentu dengan cara bijaksana kepada jalan
yang benar sesuai dengan perintah Allah Yang Maha Kuasa demi kebahagiaan di
dunia dan di akhirat.
Kemudian yang disebut penerangan mempunyai suatu tujuan tertentu,
memberikan pengertian terhadap orang lain mengenai sesuatu masalah, sehingga
penerangan merupakan bagian dari dakwah.
Selain dari itu ada juga bagian lain dari dakwah misalnya penyiaran.
Penyiaran bisa juga dipakai untuk memberikan penjelasan-penjelasan terhadap
suatu masalah yang sudah ada pokok permasalahannya, sehingga penjelasannya
datang kemudian.Begitu pula tentang pendidikan dan pengajaran, juga menjadi
bagian dari salah satu alat berdakwah. (Depag : 2002, hal 113)
Telah banyak perjalanan sejarah yang kita dengar bagaimana hebatnya
tantangan-tantangan kepada orang-orang yang menyampaikan dakwah bahkan
kepada Nabi-Nabi dan Rasul-rasul untuk menunjukkan betapa tidak ratanya jalan
yang harus ditempuh. Namun demikian mereka tidak pernah mundur barang
setapakpun. Sebab bagi kaum muslimin dakwah adalah suatu tugas suci yang
wajib dilaksanakan, tidak perlu cemas dengan adanya tantangan-tantangan
tersebut melainkan tetap optimis tidak perlu ada keragu-raguan, sehingga tetap
teguh keyakinan, teguh keimanan, dakwah tetap berkumandang cahaya dan syiar
Islam tetap terpancar ke seluruh penjuru dunia.
Pada ayat 215 ini Allah memerintahkah kepada Nabi Muhammad agar
berlaku dan bersikap rendah hati, lemah lembut, memperdulikan orang lain dan
tidak sombong kepada orang-orang yang mengikuti seruannya, sehingga hati
mereka lebih tertarik dan menyenangi agama yang baru dianut, dapat terjalin
hubungan kasih sayang, mencintai dan menolong serta membela sesama mukmin.
Dalam ayat 216 ini Allah SWT. memberikan petunjuk kepada Nabi
Muhammad dalam menjalankan dakwahnya, yaitu apabila kerabat karib, keluarga
dekat tidak mengindahkan seruannya, maka katakanlah kepada mereka bahwa
engkau tidak bertanggung jawab atas keingkaran dan kedurhakaan meraka, bahwa
Allah mengancam dengan adzab-Nya yang sangat keras sebagai balasan terhadap
sikap dan perbuatan mereka, karena itu tidak seorang pun yang mampu
melepaskan diri dari adzab, kecuali orang-orang beriman dan beramal saleh yang
dapat terhindar dari adzab Allah di akhirat nanti.

FOKUS

Dari uraian di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:

1) Mula-mula Rosulullah melakukan dakwahnya kepada kerabat dan


keluarga terdekat, kemudian kerabat yang jauh dan akhirnya
kepada seluruh manusia;
2) Rosulullah diperintahkan oleh Allah agar bersikap lemah lembut dan
berlaku hormat serta rendah hati, mengasihi dan mencintai kepada
orang-orang mukmin. Selanjutnya perintah ini juga ditujukan kepada
kita ummat Nabi Muhammad
3) Apabila orang-orang yang diseru mengikuti ajaran Allah tidak
menghiraukannya, tidak mengikuti ajakan tersebut dan
mendurhakainya, maka beritahukan tentang ancaman berupa adzab
Allah yang akan ditimpakan kepada mereka. Tidak ada seorang pun
yang terhindar dari adzab-Nya kecuali orang-orang yang beriman
dan beramal saleh. (Depag : 2002, hal. 125)

Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad saw agar menyampaikan


dakwahnya kepada keluarga atau kerabat terdekat seperti istrinya, anak-anaknya
dan perintah bersikap lemah lembut dan penuh kasih sayang kepada orang-orang
yang mengikuti ajakannya dan memberi peringatan dan ancaman akan adzab yang
pedih kepada yang mendurhakai dakwahnya. Isi dakwahnya untuk meyakini dan
mempercayai bahwa tiada Tuhan selain Allah Tuhan yang maha
esa........Renungkan...mengapa keluarga dan kerabat dengan menjadi sasaran
pertama dan utama kegiatan Dakwah....?
Ayat ini juga mengajarkan kepada Rasul SAW. dan umatnya agar tidak
mengenal pilih kasih, atau memberi kemudahan kepada keluarga dalam hal
pemberian peringatan. Ini berarti Nabi SAW. dan keluarga beliau tidak kebal
hukum, tidak juga terbebaskan dari kewajiban. Mereka tidak memiliki hak
berlebih atas dasar kekerabatan kepada Rasul SAW., karena semua adalah hamba
Allah SWT, tidak ada perbedaan antara keluarga atau orang lain. Bila ada
kelebihan yang berhak mereka peroleh, maka itu disebabkan karena keberhasilan
mereka mendekat kepada Allah SWT dan menghiasi diri dengan ilmu serta akhlak
yang mulia.
Dakwah pertama setelah diangkatnya Muhammad SAW, sebagai Nabi dan
Rasul dipusatkan pada lingkungan keluarga. Islam memandang bahwa keluarga
mempunyai peran sentral membina generasi. Bila keluarga itu baik, maka generasi
yang dihasilkan juga akan ikut baik begitu pula sebaliknya. Keluarga-keluarga ini
akan memperbanyak kuantitas dan kualitas generasi shalih.

E. Mari mengkaji qs. Al hijr (15) : 94 - 96

  


  
  
 
   
   
 
Artinya : 94. Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa
yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang
yang musyrik.95. Sesungguhnya Kami memelihara kamu daripada
(kejahatan) orang-orang yang memperolok-olokkan (kamu),96. (yaitu)
orang-orang yang menganggap adanya Tuhan yang lain di samping
Allah; Maka mereka kelak akan mengetahui (akibat-akibatnya).

CLUSTER KATA

MARI BELAJAR MEMBUAT KAMUS TEMATIK MINI

INDON ARAB INDON ARAB


ESIA ESIA
 
 
 


ANDA PASTI BISA MENERJEMAHKAN AYAT DI ATAS

Kuasai mufrodat di atas, kemudian salin arti perkata dari


QS. Al - Hijr’ : 94 - 96 ke dalam buku tugasmu !

SELAMAT MENGERJAKAN !

Penjelasan Ayat
Ayat 94 ini memerintahkan kepada Nabi Muhammad SAW agar
menyampaikan ajaran agama Allah secara terang-terangan, tidak sembunyi-
sembunyi, tantanglah orang musyik itu, jangan memperdulikan apa yang mereka
katakan dan janganlah kamu takut kepada mereka.
ْ ‫ " َوأَع ِْر‬dengan
Sebahagian ahli tafsir mengintepretasikan " َ‫ض ع َِن ا ْل ُمش ِْر ِكين‬
tidak memperdulikan segala tingkah laku orang-orang musyrik yang telah
mendustakan, memperolok-olok dan menentang kamu, tindakan mereka yang
menghalang-halangimu jangan dijadikan kendala untuk menyiarkan agama. Dia
(Allah) menjagamu dari gangguan mereka.
Ayat 95-96 ini menegaskan kepada Nabi Muhammad dan orang-orang
mukmin bahwa Allah akan menjaga dan memelihara Nabi dan pengikutnya dari
perilaku orang-orang Musyrik Makkah yang meremehkan, menghina dan
memperolok-olok Nabi serta mengotori kesucian Al-Qur'an.
Dalam suatu riwayat dikatakan bahwa orang-orang musyrik Makkah yang
sangat meremehkan ajaran Al-Qur'an di antaranya adalah Al-walid bin Mughirah,
Al-Ash bin Wa'il, Al-Haris bin Qais, Aswad bin Abdul Jaghut dan Aswad bin
Muththalib. Dalam sejarah dikenal bahwa penyebab kematian mereka dikarenakan
sikap mereka memperolok-olok dan mendustakan ajaran Allah.
Allah mengetahui bahwa Nabi Muhammad prihatin dan sedih melihat sikap
dan tingkah laku orang-orang musyrik Makkah. Untuk mengobati hati yang sakit
ini, Nabi memperbanyak tasbih, dzikir, tahmid, takbir, sembahyang dan
melakukan ibadah-ibadah lainnya serta menahan hawa nafsu. Sifat Nabi ini
hendaklah dijadikan contoh teladan oleh orang-orang mukmin dalam menghadapi
segala permasalahan. Serahkanlah segalanya kepada Allah niscaya Dia akan
memberikan jalan keluar dari permasalahan-permasalahan yang dihadapi.
Di zaman Rosulullah belum ada media massa seperti sekarang ini, belum
ada media cetak, elektronika, surat kabar, radio, film dan televisi sehingga dakwah
hanya dilakukan dengan lisan. Kemudian setelah beliau menerima tuntunan atas
pedoman dari Allah dengan datangnya ayat pertama, beliau lalu memberikan
dakwahnya kepada istrinya, keluarganya, teman-teman dekat. Mula-mula dengan
sembunyi-sembunyi karena khawatir terhadap fitnah kaum Quraisy yang belum
mau melepaskan tradisi mereka. Akhirnya dakwah yang diberikan diarahkan
untuk memberikan dasar-dasar keyakinan sekaligus membentuk kepribadian
masyarakat supaya kuat dan tahan uji dan penuh ketabahan serta kesabaran.
Setelah keyakinan dianggap kuat dengan ikatan kemasyarakatan walaupun
masih terbatas, tetapi telah dianggap mampu menerima tantangan. Setelah itu
barulah Allah memerintahkan melakukan dakwah secara terang-terangan.
Dengan sikap maju terus pantang mundur disertai dengan keyakinan, sikap
bijaksana, tutur bahasa yang baik dan benar di dalam berdakwah serta pemaaf dan
lemah lembut, maka Islam mandapat sambutan di mana-mana. Namun demikian
walaupun pada awal mulanya Rosulullah selalu mendapat rintangan, tantangan,
hinaan, tetapi hari demi hari pengikut Islam semakin bertambah banyak bahkan
persatuan dan kesatuan pengikutnya menjadi kokoh dan kuat, lebih-lebih setelah
masuk Islamnya dua pemuda perkasa, Hamzah bin Abdul Muththolib dan Umar
bin Khaththab kemenangannya semakin nampak karena pemuda tersebut sangat
keras membela agama Islam, menjadi pembela kebenaran dan pemisah antara
kebenaran dan kebatilan. Akhirnya syiar Islam semakin menyebar di
Semenanjung Arabia. ( DEPAG, 2002, hal. 126-128)

Dengan turunnya ayat ini, Rasul SAW., tidak lagi berdakwah secara
sembunyi-sembunyi. Lebih-lebih dengan adanya jaminan bahwa beliau tidak akan
disentuh oleh kejahatan para pengolok-olok. Beberapa ulama berpendapat bahwa
perintah ini datang setelah berlalu tiga tahun atau lebih sejak pengangkatan
Muhammad SAW., sebagai Rasul.
Salah satu cara yang ditempuh Allah SWT guna menghalangi kejahatan
para pengolok-olok adalah bertambahnya pemeluk Islam. Dengan ke-Islaman
Sayyidina Hamzah RA., paman Nabi SAW., dan Sayyidina Umar RA., lahir
keberanian yang lebih besar di kalangan kaum muslimin dan menciut jiwa kaum
musyrikin, karena kedua tokoh tersebut dikenal luas sebagai para pemberani yang
tidak rela dilecehkan atau dihina keyakinan mereka.

FOKUS

a. Dakwah adalah kewajiban setiap muslim, dilakukan dengan tiga


metode, yaitu dengan hikmah (mengambil pelajaran dari kejadian
yang ada), menggunakan ungkapan yang dapat menyentuh rasa dan
perasaan sehingga dapat diterima oleh kebanyakan masyarakat dan
mengadakan perdebatan menyangkut permasalahan dengan penuh
antusias, sopan dan rasional dengan mengedepankan prinsip kebaikan,
fungsional dan kemaslahatan.
b. Terhadap mereka yang menghalangi atau bahkan mengolok-olok dan
melecehkan ajaran Ilahi, hendak dilakukan dengan sabar dan
bersinambung serta memperlakukan yang telah mengolok-olok itu
dengan penuh kesopanan dan dibalas dengan yang lebih baik.
c. Kewajiban dakwah pada keluarga terdekat harus dilakukan dengan
sebijaksana mungkin, tanpa harus dipaksa dan diintimidasi, karena
hidayah iman adalah milik Allah SWT.
d. Dakwah harus mempertimbangkan kondisi sosial, budaya dan
lingkungan di mana dakwah dilaksanakan
e. Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad agar menyampaikan
ajaran Allah secara terang-terangan kepada kaum musyrikin Makkah
f. Allah memerintahkan agar Nabi dan pengikutnya tidak gentar dan
takut terhadap sikap dan tingkah laku orang-orang musyrikin
Makkah yang selalu memusuhi dan menghina Nabi dan ajaran yang
didakwahkannya sebab Allah menjamin akan memelihara dan
menjaga Nabi dan pengikutnya dari malapetaka yang menimpa
mereka
g. Allah juga memberikan penjelasan kepada Nabi bahwa pada akhirnya
nanti orang-orang musyrik Makkah akan mengetahui akibat-akibat
yang akan ditimpakan kepada mereka
h. Orang-orang yang unggul dan berkualitas akan menjadi pemenang
dalam memperebutkan dunia ini. (DEPAG : 2002, hal. 129)

Adapun pedoman berdakwah yang dapat dipegangi diantaranya sebagai


berikut :
1. Dakwah lebih banyak berorientasi kepada materi yang diajarkan. Dakwah itu
hendaknya ditujukan semata-mata karena Allah dan untuk memperoleh ridha-
Nya, bukanlah untuk orang yang berdakwah dan bukan juga untuk
golongannya atau kaumnya. Rosulullah diperintahkan berdakwah agar
membawa manusia ke jalan Allah dan untuk agama semata.
2. Dakwah hendaklah dilakukan dengan hikmah. Adapun yang dimaksud
dengan "Hikmah" yaitu: hendaklah dakwah berisikan ilmu pengetahuan yang
mampu mengungkap faedahnya untuk kepentingan dan kesejahteraan
manusia. Islam sangat menghargai kajian-kajian ilmiah, tidak seperti
penganut agama sebelum Islam. Ilmuwan sering kali menjadi korban hasil
temuannya, seperti Galileo, Arius, Bruno Bauer, George van Paris dan lain-
lain, yang bertentangan dengan pendapat gereja.
Untuk itu seorang da'i harus dapat memilih materi yang sedang dihadapi
oleh manusia pada zamannya. Kalau manusia modern sekarang yang
dihadapai adalah bagaimana cara mengentaskan dampak negatif dari akibat
industrialisasi, kemudian muncul polusi maka ia harus mampu memecahkan
kesulitan yang dihadapi umatnya. Industrialisasi maju tetapi pencemaran
dapat ditekan sampai titik minimal. Demikian ini tidak gampang, oleh sebab
itu dakwah harus disampaikan dengan metode yang tepat dan gaya yang pas,
sehingga mereka tertarik dan tidak merasa berat menerima ajakannya, karena
adanya dakwah tersebut mampu membuat solusi yang baik. Oleh sebab itu
dakwah harus dilakukan oleh orang-orang yang profesional di bidangnya
masing-masing

3. Dakwah hendaklah dilaksanakan dengan lemah lembut, dengan cara yang


baik, dan tidak menimbulkan kegelisahan dan ketakutan karena merasa
dipaksa. Berhasil atau tidaknya tujuan dakwah sangat banyak dipengaruhih
oleh metode atau cara berdakwah. Namun boleh juga diselipkan materi
pelajaran yang berisikan adzab-adzab dan hukuman yang diancamkan Tuhan
kepada mereka yang sengaja berbuat dosa dan kemunkaran, dengan maksud
mereka menghidari perbuatan yang menimbulkan ancaman Tuhan tersebut.
4. Bila dalam dakwah terjadi perdebatan atau bantahan dengan kaum musrikin
atau Ahli Kitab, hendaklah menjawab bantahan mereka dengan bantahan
yang baik. Perdebatan yang baik ialah perdebatan yang dapat menghambat
timbulnya hal-hal yang negatif seperti sombong, gengsi dan lain sebagainya.
Hal ini sangat penting diperhatikan, sebab dengan cara ini orang akan merasa
dihargai dan dihormati, sehingga pada diri mereka timbul rasa simpatik yang
akhirnya mengikuti ajakan dan seruan para da'i.
5. Serahkanlah segala usaha dan perjuangan kepada Allah, sebab hanya Dia-lah
yang Maha Mengetahui siapa-siapa yang akan diberi petunjuk atau hidayah
dan siapa-siapa yang tidak diberinya. Tugas da'i hanyalah menyampikan
ajaran agama dan bukan menentukan hasilnya.
6. Dakwah hendaklah dilaksanakan dengan cara berulang-ulang dan tidak boleh
berhenti karena megalami hambatan, gangguan ataupun rintangan.
7. Pemberian dakwah harus berwibawa jangan sampai ada anggapan bahwa dia
sama saja dengan mereka
8. Pemberian dakwah harus memiliki ilmu pengetahuan dan wawasan ilmu yang
luas, sehingga tidak membosankan bagi pendengarnya.
9. Pemberi dakwah haurs mempunyai kesehatan fisik dan mental (DEPAG :
2002, hal 113 – 11

FOKUS

1. Ada tiga metode yang digunakan untuk berdakwah yaitu Al-


Hikamah, Mauidhah Hasanah dan Mujadalah. Dalam menggunakan
metode dakwah, seorang Muballigh harus memperhatikan obyek
dakwahnya.
2. Hendaklah dakwah dilaksanakan semata-mata karena Allah dan
mengharap ridha-Nya;Hendaklah dakwah dilakukan dengan hikmah
dengan cara baik dan lemah lembut;
3. Bila terjadi perdebatan, hendaklah dijawab dengan perdebatan yang
baik;Berhasil tidaknya usaha dakwah hendaklah dikembalikan
kepada Allah. Tugas para da'i hanyalah menyampikan agama Allah,
berhasil atau tidak terserah kepada keputusan-Nya.

Rasulullah Muhammad Saw, telah banyak memberikan panduan praktis


bagaimana tata cara melakukan dakwah, agar dalam mengemban misi dakwah
benar-benar efektif dan bernilai ibadah, maka kita harus merujuk contoh
Rasulullah Saw, sebagaimana Diskripsi Materi: Hadits Tentang Kewajiban
Berda’wah sebagai berikut:

Hadis pertama tentang perintah berdakwah

‫عنِى‬َ ‫ بَ ِلغُ ْوا‬: ‫سلَّ َم قَا َل‬


َ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو‬
َ ‫ي‬ َّ ‫َع ْن َع ْب ِد هللاِ ب ِْن َع ْم ِرو أ َ َّن النَّ ِب‬
َّ َ‫ب َعل‬
‫ي ُمتَعَ ِمدًا‬ َ َّ‫َولَ ْو أيَةً َو َح ِدث ُ ْوا َع ْن بَنِى إِ ْس َرائِ ْي َل َوَلَ َح َر َج َو َم ْن َكذ‬
ِ َّ‫فَ ْليَتَبَ َّوأْ َم ْقعَدَهُ ِمنَ الن‬
ِ ‫ار( َر َواهُ ْالبُخ‬
‫َارى‬
Artinya :Dari Abdullah ibnu Amr, Bahwa Nabi SAW bersabda : Sampaikan
dariku walaupun satu ayat dan ceritakan tentang kaum bani Israil
karena yang demikian itu tiada dosa, Barang siapa yang berdusta atas
namaku dengan sengaja maka bersiaplah tempatnya di Neraka ( HR.
Bukhari no. 3202)

Penjelasan Hadis
Hadits di atas menjelaskan bahwa Nabi Muhammad saw memerintahkan
untuk menyampaikan apa yang bisa ditangkap dari beliau, Hadits ini tidak
mensyaratkan bahwa untuk menyampaikan dakwah harus mempunyai bekal ilmu
yang memadahi dulu baru bisa untuk mengajak orang lain, namun dalam
berdakwah bisa dilakukan walau pada saat itu baru satu atau dua ayat yang
dipahami. Hal demikian dapat dipahami dari ungkapan (ً‫ ) َولَ ْو أيَة‬Dan dakwah
tidak selalu harus berbentuk ceramah, pidato, atau debat, hemat penulis dakwah
juga bisa dilakukan dengan memberi contoh yang baik dan istiqomah dari hasil
mengkaji ayat-ayat Allah dan Hadits Rasulallah. Sehingga orang lain akan melihat
dan akhirnya tertarik dan mengikuti.

FOKUS

Dari Hadits di atas, disimpulkan bahwa:


1) Dilarang menyembunyikan atau tidak menyampaikan ilmu kepada
orang lain, atau perintah untuk menyampaikan ilmu meski sesuai
pengetahuan yang dimiliki;
2) Kewajiban dakwah/ meyampaikan kebenaran tidak hanya tidak
seorang ulama’ atau orang yang berpengetahuan luas, tetapi siapa
saja yang memiliki pengetahuan yang meskipun sedikit;
3) Larangan mendustakan sesuatu terhadap nabi saw;
4) Tempat tinggal neraka merupakan konsekwensi orang yang dengan
sengaja membuat keduataan terhadap Nabi saw.

Hadis kedua
َ‫ َم ْن دَ َعا اِلَى ُهدًى َكان‬: ‫س ْو ُل هللاِ صلم‬ ُ ‫ قَا َل َر‬: ‫َع ْن ا َ ِبى ُه َري َْرة َ قَا َل‬
ُ ُ‫َلج ِر ِمثْ ُل ا ُ ُج ْو ِر َم ْن ت َ ِب َعهُ َل يَ ْنق‬
َ ‫ص ذ ِل َك ِم ْن ا ُ ُج ْو ِر ِه ْم‬
‫ش ْيئًا‬ ْ ْ‫لَهُ ِمنَ ا‬
‫َو َم ْن دَ َعا اِلَى الضََّللَ ِة َكانَ َعلَ ْي ِه ِمنَ اَلثْ ِم ِمثْ ُل اَث َ ِام َم ْن تَبِعَهُ َل‬
‫ش ْيئًا‬ ِ َ ‫ص ذ ِل َك ِم ْن اَث‬
َ ‫ام ِه ْم‬ ُ ُ‫َي ْنق‬
Artinya :Dari Abu Hurairah ra ia berkata : Rosulullah SAW bersabda : Barang
siapa yang hendak mengajak kepada kebaikan maka dia akan
memperoleh pahala atas perbuatan baiknya itu serta pahala orang yang
mengikuti dan melaksanakan kebaikan dengan tanpa dikurangi sedikit
pun. Sebaliknya bagi siapa saja yang mengajak kesesatan atau
kemungkaran, maka dia mendapat dosa sebagai balasan atas
perbuatannya sendiri (ditambah) dosa sebanyak dosa orang yang
mengikutinya tanpa dikurangi sedikit pun. (HR Abu Dawud, Ahmad,
Nasai, Turmudzi dan Ibnu Majah)
Penjelasan Hadis

Nabi Muhammad saw menjelaskan kepada kita bahwa pahala orang


berdakwah itu besar bukan saja pahala yang diberikan Allah atas perbuatan
baiknya yang dilakukan sendiri, tetapi juga akan diberikan pahala sebanyak pahala
orang-orang yang mengikuti perbuatan baik yang dianjurkan. Pahala ini diberikan
oleh Allah hingga hari akhir tanpa dikurangi sedikit pun. Hal ini menunjukkan
sifat Rahman dan Rahim-Nya yang dikaruniakan kepada orang-orang yang
dikehendaki.
Sebaliknya, orang yang mengerjakan kejahatan dan kemudian dia
menganjurkan atau mengajak orang lain untuk melakukan seperti yang dia
lakukan, maka orang tersebut mendapatkan dosa atas perbuatan jahat yang
dilakukan, maka orang tersebut mendapat dosa atas perbuatan jahat yang dia
lakukan dan ditambah dosa sebanyak dosanya orang-orang yang mengikutinya
tanpa dikurangi sedikit pun sampai hari kiamat.
Ancaman Allah seperti ini sangat wajar sekalipun yang berbuat adalah orang
lain, tetapi perbuatan itu terjadi dikarenakan ajakan atau anjuran. Bila tidak diajak
atau dianjurkan, sangat mungkin orang lain tidak melakukannya. (DEPAG : 2002,
hal 143-144)

Hadits ketiga

)‫ يَس ُِروا َوال تُعَس ُِروا بَش ُِروا َوال تُنَ ِف ُروا (متفق عليه‬: ‫ع َْن اَنَس ع َِن النَبِ ِى صلم قَا َل‬
Artinya : Dari Anas ra. Dari Nabi SAW., beliau bersabda: "Permudahlah dan
jangan mempersukar, gembirakanlah dan jangan menakut-nakuti". (H.R.
Bukhari-Muslim)

Penjelasan Hadits
Hadits di atas memerintahkan kepada ummat Islam agar dalam menjalankan
dakwahnya supaya dilakukan dengan sikap lemah lembut. Tutur kata yang baik,
fleksibel, metode yang baik, menggunakan bahasa yang mudah mereka terima
sehingga orang yang diseru tertarik, mengikuti ajakan dan senang terhadap yang
didakwahkan. Peringatan dengan cara lemah lembut dan bijaksana lebih
menyentuh hati dan dapat mengenai sasaran dibanding dengan peringatan yang
keras dan kasar.
Janganlah dakwah itu dilakukan dengan kasar, menakut-nakuti, memaksa
atau memberi ancaman karena cara-cara dakwah seperti itu tidak menyebabkan
orang yang diseru senang dan mendekat tetapi menjauhi, tidak mengikuti ajakan
bahkan memusuhi dan bisa menghalang-halangi. Janganlah mengungkit-ungkit
kesalahan yang mereka lakukan tanpa disadari atau disengaja.
Prilaku baik dan lemah lembut yang ditampilkan Rosulullah terhadap
ummatnya yang mencaci maki, membenci, memusuhi dan menghina kepada
beliau patut kita jadikan suri tauladan. Karena cara dakwah seperti itu dapat
mengubah ummat yang jahiliyah menjadi bertauhid, menghargai dan
menghormati orang lain. Pada akhirnya mereka disegani, dihormati dan ditakuti
oleh musuh.
Kemudian Perintah Allah untuk berdakwah dengan lemah lembut seperti di
atas tidak kemudian diartikan kita boleh bersikap masa bodoh terhadap
kemungkaran dan kemaksiatan, tetapi perintah tersebut dimaksudkan agar dalam
melaksanakan dakwah dijalankan dengan cara yang terbaik. Berdakwah
Diperbolehkan menggunakan cara-cara keras dan bahkan memaksa apabila
Seorang Da'i mempunyai kemampuan baik Kekuatan Pangkat, Jabatan maupun
harta dan ia yakin hanya dengan metode tersebut kemunkaran dan kemaksiatan
dapat terhenti. (Depag : 2002, hal 134)

G. mari BERDISKUSI

Setelah kalian mendalami materi maka selanjutnya lakukanlah diskusi


dengan teman sebangkumu atau dengan kelompokmu, kemudian persiapkan diri
untuk mempresentasikan hasil diskusi tersebut di depan kelas.

FOKUS

1. Hendaknya dakwah dijalankan dengan cara yang baik, lemah lembut


dan membuat orang yang diseru tertarik dan menyenangi yang
diserukan kepada mereka.
2. Dakwah tidak boleh dijalankan dengan cara-cara yang kasar, keras,
memaksa atau yang membuat orang menjauhi ajakan. Namun apabila
dalam keadaan terpaksa, tidak ada jalan lain dan tidak menimbulkan
madlarrat, maka cara-cara dakwah seperti ini diperbolehkan sehingga
kemasiatan dan kemungkaran dapat dihentikan. (Depag : 2002, hal
135)
3. Apabila seseorang melakukan perbuatan baik dan mengajak orang
lain berbuat kebaikan, maka dia akan memperoleh pahala dua kali
lipat. Yaitu pahala atas kebaikan yang diperbuat sendiri dan pahala
orang-orang yang mengikuti anjuran. Namun apabila dia hanya
menganjurkan orang lain untuk melakukan perbuatan baik sementara
dia sendiri secara terpaksa tidak bisa melakukannya, maka dia akan
memperoleh pahala orang yang mengikuti anjurannmya
4. Apabila seseorang melakukan kejahatan dan mengajak orang lain,
maka dia akan mendapat dua dosa, yaitu dosa atas perbuatannya
sendiri dan dosa orang lain yang mengikutinya. Apabila seseorang
hanya menganjurkan perbuatan jahat tetapi dia sendiri tidak
melakukannya, maka dia akan memperoleh dosa sebanyak kejahatan
yang dilakukan orang lain atas anjurannya tersebut. (Depag : 2002,
hal 144)
H. MARI BERLATIH

1.Penerapan

a. Terjemahkan perkata ayat ayat berikut ini dengan benar kemudian berilah
tanda centang ( √ ) pada kolom di bawah ini sesuai dengan kemampuan
yang kamu miliki dengan jujur

   



 
   
    
   
   
 

Kemampuan Sangat Lancar sedang Kurang Tidak


menerjemahkan QS. lancar lancer lancer
An – Nahl : 125

‫صلَى اللَهم‬
َ ِ‫ّللا‬
َ ‫سو َل‬
ُ ‫س ِمعْتُ َر‬ َ ‫ع َْن أ َ ِبي‬
َ : ‫س ِعيد ا ْل ُخد ِْري ِ رضي هللا عنه قال‬
‫سانِ ِه فَ ِإ ْن‬ ْ َ‫سلَ َم يَقُو ُل َم ْن َرأَى ِم ْن ُك ْم ُم ْنك ًَرا فَ ْليُغَ ِي ْرهُ بِيَ ِد ِه فَ ِإ ْن لَ ْم ي‬
َ ‫ست َ ِط ْع فَ ِب ِل‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬
َ
)‫ان (رواه مسلم‬ ِْ ‫ف‬
ِ ‫اْلي َم‬ ْ َ ‫ست َ ِط ْع فَ ِبقَ ْلبِ ِه َوذَ ِلكَ أ‬
ُ َ‫ضع‬ ْ َ‫لَ ْم ي‬
Kemampuan Sangat Lancar sedang Kuran Tidak
menerjemahkan perkata lancar g lancer
hadis riwayat Imam lancer
Muslim dari Abi Said Al
Khudry
5) TUGAS TIDAK TERSTRUKTUR

Identifikasikan Sikap Positif Yang Harus Dimiliki Juru Dakwah:

No Jenis Sikap Positif Pelajaran Yang Cara


Diambil Mengembangkannya
1

NILAI PARAF PARAF


ORANG TUA GURU
BAB VI
AMAR MA’RUF NAHI MUNGKAR

(Sumber : Dok. Kemenag)

KOMPETENSI INTI

3. Memahami, menerapkan , dan menjelaskan pengetahuan faktual, konseptual,


procedural , dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan procedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

4.. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
KOMPETENSI DASAR

3.2. Memahami ayat-ayat al-Qur'an dan hadis tentang amar ma'ruf nahi munkar
Surat Ali Imraan: 104, hadis Ibnu Majah dari Qais bin Hazim ‫(إن الناس إذا رأوا‬
)‫ المنكر‬dan hadis Muslim dari Abu Said ( ‫َم ْن َرأَى ِم ْن ُك ْم ُم ْنك ًَرا فَ ْليُغ َِي ْرهُ ِب َي ِد ِه فَإ ِ ْن لَ ْم َي ْست َِط ْع‬
‫ان‬ ِْ ‫ف‬
ِ ‫اْلي َم‬ ْ َ ‫سانِ ِه فَإ ِ ْن لَ ْم يَ ْست َِط ْع فَبِقَ ْلبِ ِه َوذَلِكَ أ‬
ُ َ‫ضع‬ َ ‫)فَبِ ِل‬.

2.2. Mendemonstrasikan hafalan arti per kata ayat-ayat al-Qur'an dan hadis
tentang amar ma'ruf nahi munkar Surat Ali Imraan: 104, hadis Ibnu Majah
dari Qais bin Hazim )‫ (إن الناس إذا رأوا المنكر‬dan hadis Muslim dari Abu Said
(‫يما‬ ِْ ‫ف‬
َ ‫اْل‬ ْ َ‫سانِ ِه فَإ ِ ْن لَ ْم يَ ْست َِط ْع فَبِقَ ْلبِ ِه َوذَلِكَ أ‬
ُ َ‫ضع‬ َ ‫َم ْن َرأَى ِم ْن ُك ْم ُم ْنك ًَرا فَ ْليُغَيِ ْرهُ بِيَ ِد ِه فَإ ِ ْن لَ ْم يَ ْست َِط ْع فَبِ ِل‬

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mengamati, menanya, mengeksplorasi, mengasosiasi dan


mengkomunikasikan peserta didik dapat :

1.. Peserta didik dapat Memahami ayat-ayat al-Qur'an dan hadis tentang amar
ma'ruf nahi munkar Surat Ali Imraan: 104, hadis Ibnu Majah dari Qais bin
Hazim )‫ (إن الناس إذا رأوا المنكر‬dan hadis Muslim dari Abu Said ( ‫َم ْن َرأَى ِم ْن ُك ْم‬
‫ان‬ ِْ ‫ف‬
ِ ‫اْلي َم‬ ْ َ ‫سا ِن ِه فَإ ِ ْن لَ ْم َي ْست َِط ْع فَ ِبقَ ْل ِب ِه َوذَلِكَ أ‬
ُ ‫ض َع‬ َ ‫) ُم ْنك ًَرا فَ ْليُغ َِي ْرهُ ِب َي ِد ِه فَإ ِ ْن لَ ْم َي ْست َِط ْع فَ ِب ِل‬.

2. Peserta didik dapat Mendemonstrasikan hafalan arti per kata ayat-ayat al-
Qur'an dan hadis tentang amar ma'ruf nahi munkar Surat Ali Imraan: 104,
hadis Ibnu Majah dari Qais bin Hazim )‫ (إن الناس إذا رأوا المنكر‬dan hadis
َ ‫َم ْن َرأَى ِم ْن ُك ْم ُم ْنك ًَرا فَ ْليُغَيِ ْرهُ بِيَ ِد ِه فَإِ ْن لَ ْم يَ ْست َِط ْع فَبِ ِل‬
Muslim dari Abu Said ( ‫سانِ ِه فَإ ِ ْن لَ ْم يَ ْست َِط ْع‬
‫يما‬ ِْ ‫ف‬
َ ‫اْل‬ ْ َ ‫فَ ِبقَ ْل ِب ِه َوذَلِكَ أ‬
ُ ‫ض َع‬

A. mari renungkan

Amar ma’ruf br=erarti menyerukan kepada kebajikan, yaitu mengajak,


menghimbau, menyuruh, memerintahkan, menuntut dilaksanakannya semua
perbuatan yang baik menurut sariat islam dan mendemkatkan pelakunya kepa
Allah SWT. Sedang mungkar bermakna mencegah, melarang, menjauhkan,
menentang, melawan, menegur bahkan menyudahi segala perbuatan tercela
menurut sariat islam.

Amar ma;ruf nahi mungkar merupakan kewajiban setiap muslim. Sebab pada
hakekatnya amar ma;ruf nahi mungkar merupakan sarana mencapai keselamatan
dunia dan akhirat. Menghindarkan diri dari murka Allah.

Cobalah kita lihat disekellng kita. Sesungguhnya telah banyak terjadi


kemungkaran yang dilakukan oleh manusia, bahkan oleh saudara saudara muslm
kita sendiri. Dan terkadang justru kemungkaran itu terjadi di depan mata kita,
tanpa kita bisa berbuat apa apa. Jka sudah demikian sanggupkah kita menghadapi
murka Allah kelak karena kelalaian kita tidak menegakkan kebenaran ...?

PETA KONSEP

QS. ALI - IMRAN


104

Manusia Manusia
diperintahkan untuk diperintahkan
mencegah pada untuk menyeru
yang mungkar pada yang ma’ruf

Orang-orang yang
sukses,berbahagia
b. mari mengamati
c. mari mengkaji QS. ALI IMRAN (3) : 104

   


  
 
   
  
Artinya

Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada
yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.
Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara
mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik

CLUSTER KATA

MARI BELAJAR MEMBUAT KAMUS TEMATIK MINI

INDONE ARAB INDONE ARAB


SIA SIA

 

 
 

Kuasai mufrodat di atas, kemudian salin arti perkata QS. Ali Imran : 104 ke
dalam buku tugasmu !

SELAMAT MENGERJAKAN !
D. MARI MENGANALISA QS. ALI IMRAN (3): 104

Kalaulah tidak semua anggota masyarakat dapat melaksanakan fungsi


dakwah, maka hendaklah ada beberapa orang melaksanakan fungsi dakwah, untuk
diteladani dan didengar nasihatnya. Mereka mengajak secara terus-menerus tanpa
bosan dan lelah kepada kebajikan, yakni petunjuk-petunjuk Ilahi, menyuruh
masyarakat kepada yang ma’ruf, yakni nilai-nilai luhur serta adat istiadat yang
diakui baik oleh masyarakat mereka, selama hal itu tidak bertentangan dengan
nilai-nilai Ilahiyah, dan mencegah mereka dari yang munkar; yakni yang dinilai
buruk lagi diingkari oleh akal sehat masyarakat. Mereka yang mengindahkan
tuntunan ini dan yang sungguh tinggi lagi jauh martabat kedudukannya itulah
orang-orang yang beruntung, mendapatkan apa yang mereka dambakan dalam
kehidupan dunia dan akhirat.
Perintah berbuat kebaikan dan melarang perbuatan buruk pada dasarnya
ingin menjadikan bumi - sebagai tempat hidup manusia - ini aman dan makmur
sesuai dengan cita-cita Nabi SAW. pada negara Madinah, 14 abad yang lalu.
Sekaligus menghambat dan meniadakan tradisi buruk yang merusak bumi.
Perusakan di bumi dapat terjadi manakala masyarakat telah melanggengkan
tradisi buruk yang kemudian dianggap baik, karena perbuatan itu telah dibiasakan
bertahun-tahun. Kalau demikian, masyarakat telah membiarkan secara terus
menerus kegiatan yang bertentangan dengan fitrah kemanusiaan yang pada
dasarnya ingin kedamaian ke arah yang merendahkan harkat dan martabat
kemanusiaan.
Paling tidak ada dua hal yang perlu digarisbawahi berkaitan dengan ayat di
atas.
a. Nilai-nilai Ilahi tidak boleh dipaksakan, tetapi disampaikan secara
persuasif dalam bentuk ajakan yang baik.

Dengan mengingat firman-Allah SWT yang memerintahkan manusia untuk


selalu mengajak manusia lain pada jalan tuhan : "Ajaklah ke jalan Tuhanmu
dengan cara yang bijaksana, nasihat (yang menyentuh hati) serta berdiskusilah
dengan mereka dengan cara yang lebih baik." QS. an-Nahl (16): 125. Perhatikan
(‫ )باالتى هاي احسان‬/dengan cara yang lebih baik bukan sekadar "baik". Selanjutnya
setelah mengajak, siapa yang akan beriman silahkan beriman, dan siapa yang
kufur silahkan pula, masing-masing mempertanggungjawabkan pilihannya.
Untuk mencapai maksud tersebut perlu adanya segolongan umat Islam yang
bergerak dalam bidang dakwah yang selalu memberi peringatan, bilamana
nampak gejala-gejala perpecahan dan penyelewengan. Karena itu pada ayat ini
diperintahkan agar supaya di antara umat Islam ada segolongan umat yang terlatih
di bidang dakwah yang dengan tegas menyerukan kepada kebaikan, menyuruh
kepada yang makruf (baik) dan mencegah dari yang mungkar (keji).
Dengan demikian umat Islam akan terpelihara daripada perpecahan dan
infiltrasi pihak manapun. Menganjurkan berbuat kebaikan saja tidaklah cukup
tetapi harus dibarengi dengan menghilangkan sifat-sifat yang buruk. Siapa saja
yang ingin mencapai kemenangan. maka ia terlebih dahulu harus mengetahui
persyaratan dan taktik perjuangan untuk mencapainya, yaitu: kemenangan tidak
akan tercapai melainkan dengan kekuatan, dan kekuatan tidak akan terwujud
melainkan dengan persatuan.
b. Kesepakatan Umum Masyarakat (al-Ma'rûf).

Kesepakatan tersebut sewajarnya diperintahkan, demikian juga al-Munkar


seharusnya dicegah. Baik yang memerintahkan dan yang mencegah itu pemilik
kekuasaan maupun bukan. Sebagaimana sabda baginda Nabi berikut : "Siapa pun
di antara kamu melihat kemunkaran maka hendaklah dia mengubahnya
(menjadikannya ma'ruf dengan tangan/kekuasaan-Nya, kalau dia tidak mampu
(tidak memiliki kekuasaan), maka dengan lidah/ucapannya, kalau (yang ini pun)
dia tidak mampu, maka dengan hatinya, dan itulah selemah-lemah iman."
Demikian sabda Nabi saw. yang diriwayatkan oleh sejumlah perawi hadits antara
lain Imam Muslim, At Tirmidzi dan Ibn Majah melalui sahabat Nabi saw., Abu
Sa'id al-Khudri.
Di sisi lain, karena keduanya merupakan kesepakatan satu masyarakat,
maka kesepakatan itu bisa berbeda antara satu masyarakat muslim dengan
masyarakat muslim yang lain, bahkan antara satu waktu dan waktu lain dalam
satu masyarakat tertentu.
Dengan konsep ma'ru>f, Al Qur’an membuka pintu yang cukup lebar guna
menampung perubahan nilai-nilai akibat perkembangan positif masyarakat.

Ma'ruf: segala perbuatan yang mendekatkan kita


kepada Allah; sedangkan munkar ialah segala
perbuatan yang menjauhkan kita dari pada-Nya.

Melalui ayat tersebut diatas Allah SWT memerintahkan kepada umat islam
agar diantara mereka ada sekelompok orang yang bergerak dalam bidang dakwah
yang selalu member peringatan apabila Nampak gejala-gejala perpecahan dan
pelanggaran terhadap ajaran agama, dengan jalan mengajak dan menyeru manusia
untuk melakukan kebajikan, menyeru kepada ma’ruf dan mencegah dari yang
mungkar. Cara yang ditempuh adalah dengan menyadarkan manusia bahwa
perbuatan-perbuatan yang baik itu akan mendatangkan keuntungan dan
kebahagiaan baik untuk dirinya sendiri maupun orang lain, baik didunia maupun
diakhirat. Begitu juga sebaliknya , bahwa kemungkaran dan kejahatan itu akan
selalu menimbulkan kerugian dan kemadlorotan baik pelakunya maupun orang
lain.
Tujuan dakwah tidak akan tercapai hanya dengan anjuran melakukan
perbuatan baik saja tanpa dibarengi dengan sifat-sifat keutamaan dan
menghilangkan sifat-sifat buruk dan jahat. Agar tujuan dakwah dapat tercapai
dengan baik, maka umat islam harus mengetahui persyaratan dan taktik
perjuangan untuk mencapainya. Kemenangan tidak akan tercapai tanpa kekuatan,
kekuatan tidak akan terwujud melainkan dengan persatuan. Persatuan dan
kesatuan tidak dapat diraih kecuali diimbangi dengan sifat-sifat yang utama. Sifat
yang yang utama inipun tidak akan terpelihara tanpa terjaganya agama. Akhirnya
agama tidak mungkin terpelihara tanpa adanya dakwah. Dari sinilah dapat
dimengerti apabila Allah mewajibkan kepada umat islam untuk melakukan dan
menggiatkan dakwah agar agama yang mereka anut dapat berkembang dengan
baik dan sempurna, sehingga misi agama “ memberikan rahmat bagi seluruh
alam” dapat tercapai. Tanpa adanya dakwah, agama tidak akan mngkin dapat
berkembang.
Dalam berdakwah diperlukan syarat-syarat sebagai berikut :
a. Harus memahami kandungan Al Qur an dan sunnah Nabi serta sejarah
dkwah Rasulullah SAW
b. Harus memahami keadaan orang-orang yang menjadi obyek dakwah
c. Harus memahami bahsa serta dialek orang-orang yang menjadi obyek
dakwah
d. Harus memahami agama dan madzhab-madzhab yang berkembang dalam
masyarakat.
Dengan dorongan agama dan keimanan yang kuat tercapailahbermacam-
macam kebajikan yang akan membawa kepada persatuan dan kesatuan akan
terwujud kekuatan yang besar untuk mencapai kemenangan dalam setiap
perjuangan.
Ayat tersebut diatas ditunjukkan kepada umat islam agar memperhatikan
kepentingan dakwah yaitu melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar di masyarakat
secara berkesinambungan. Amar ma’ruf mempunyai arti mengajak untuk saling
menyuruh orang lain mengerjakan kebajikan, baik perintah wajib maupun sunat
yang akan membawa mereka kepada kebahagiaan dunia akhirat. Nahi munkar
mempunyai arti mencegah perbuatan yang yang dilarang oleh Allah, baik
perbuatan yang diharamkan maupun makruh yang dapat menjerumuskan manusia
ke jurang neraka.
Kemudian pada syst 110 pada surat yang sama Allah menjelaskan bahwa
umat yang paling baik didunia ini adalah umat yang mempunyai dua sifat utama,
yaitu mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran dan senantiasa
beriman kepada Allah SWT. Kedua sifat ini mampu mempersatukan umat dan
mendorong semangat juang kaummusliamin dimasa Nabi masih hidup, sehingga
mereka menjadi umat yang kuat dan jaya. Firman Allah QS. Ali Imron (3) : 110

   


 
 
  
    
   
  
 

Artinya : 110. Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia,
menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan
beriman kepada Allah. sekiranya ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih
baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan
mereka adalah orang-orang yang fasik.
Rasulullah berpesan kepada umat islam agar mereka senantiasa waspada
dan terus menggiatkan gerakan dakwah dan semangat juang sehingga
ajaran islam benar-benar ditaati oleh manusia. Apabila melihat
kemungkaran kapan dan dimana saja kita disuruh untuk mencegah dan
mengubahnya sesuai dengan kemampuan dan kondisi masing-masing.
Bagi yang mempunyai kekuasaan dan kekuatan diperintahkan untuk
menggunakan lisannya untuk memberi nasehat dan bimbingan namun
apabila kita tidak kuasa menjalankan kedua hal tersebut masih ada jalan
lain yang dapat ditempuh yaitu denga hati. Caranya adalah dengan
mendoakan orang-orang yang berbuat dholim, munkar dan sesat itu
supaya diberi kesadaran untuk dapat menginsafi perbuatannya dan pada
akhirnya dapat meninggalkan kemungkaran tersebut. Hanya saja cara
yang terahir itu merupakan cerminan orang-orang mukmin yang lemah
imannya. Sabda Nabi SAW :

Dalam hadits riwayat Muslim disebutkan:

‫علَ ْي ِه‬
َ ‫صلَى اللَهم‬ َ ِ‫ّللا‬ َ ‫سو َل‬ ُ ‫س ِمعْتُ َر‬ َ : ‫س ِعيد ا ْل ُخد ِْري ِ رضي هللا عنه قال‬ َ ‫ع َْن أ َ ِبي‬
‫ست َ ِط ْع فَ ِبقَ ْل ِب ِه‬ْ َ‫سانِ ِه َف ِإ ْن لَ ْم ي‬ ْ َ‫سلَ َم يَقُو ُل َم ْن َرأَى ِم ْن ُك ْم ُم ْنك ًَرا فَ ْليُغَ ِي ْرهُ بِيَ ِد ِه فَ ِإ ْن لَ ْم ي‬
َ ‫ست َ ِط ْع َف ِب ِل‬ َ ‫َو‬
)‫ان (رواه مسلم‬ ِْ ‫ف‬
ِ ‫اْلي َم‬ ْ َ ‫َوذَ ِلكَ أ‬
ُ َ‫ضع‬

Artinya : Dari Abi Sa’id Al Khudry ra. ia berkata : Aku mendengar Rosulullah
saw bersabda : “Siapapun di antara kamu yang melihat kemungkaran
hendaklah mengubahnya dengan tangan atau kekuasannya. Apabila
tidak mampu dengan cara ini, maka hendaklah menggunakan lisannya,
apabila dengan cara itu tidak mampu maka hendaklah dengan hatinya.
Demikian itu (cara yang terakhir) adalah termasuk selemah-lemah
iman” (HR. Muslim)

E. MARI BERDISKUSI

Setelah kalian mendalami materi maka selanjutnya lakukanlah diskusi


dengan teman sebangkumu atau dengan kelompokmu, kemudian persiapkan diri
untuk mempresentasikan hasil diskusi tersebut di depan kelas.

FOKUS
1. Diantara umat islam hendaknya ada orang yang bertugas
melakukan dakwah dengan mengajak kepada kebajikan, menyeru
yang ma’ruf dan mencegah yang ma’ruf dan mencegah munkar.
2. Kebajikan dengan yang ma’ruf pasti akan mendatangkan
keberuntungan dan kabahagiaan baik bagi diri pelakunya maupun
ma’ruf dan mencegah orang lain, baik didunia maupun diakhirat,
sebaliknya kemungkaran dan kejahatan pasti akan mengakibatkan
kerugian dan penyesalan baikbagi dirinya sendiri maupun
masyarakat lingkungannya, seperti penggunaan obat-obat terlarang.
3. Hokum melaksanakan dakwah bagi umat islam adalah fardhu
kifayah artinya apabila sebagian diantara mereka ada yang bertuga
melakukan dakwah maka berarti umat islam secara keseluruhan
telah memenuhi perintah Allah dan mereka akan memperoleh
keberuntungan. Apabila tidak ada yang melakukan dakwah maka
dosalah semua umat islam.
4. Umat islam adalah sebaik-baik manusia selama mereka
melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar dan tetap beriman kepada
Allah SWT dan Rosulullah SAW.
5. Para ahli kitab (Yahudi dan Nasrani) itu dapat dikelompokkan
menjadi dua yaitu golongan yang beriman yang jumlahnya sedikit
dan golongan yang tidak beriman dan tetap berada pada kefasikan
yang jumlahnya lebih banyak.
6. Semangat dan gerakan dakwah menyeru kepada kebaikan dan
mencegah dari kemungkaran harus selalu dilakukan sesuai dengan
kemampuan dan kondisi masing-masing pribadi baik melalui
kekuatan lisan maupun hati.
7. Mencegah kemungkaran hanya dalam hati merupakan cermin
keimanan seseorang.
8. Keberhasilan dakwah tergantung kepada daya dan usaha manusia
sebagai pelaku amar ma’ruf nahi munkar.

F. MARI BERLATIH

1. Penerapan
a. Terjemahkan perkata ayat ayat berikut ini dengan benar kemudian
berilah tanda centang ( √ ) pada kolom di bawah ini sesuai dengan
kemampuan yang kamu miliki dengan jujur

   


  
  
   
 
Kemampuan Sangat Lancar sedang Kurang Tidak
menerjemahkan lancer lancar lancer
perkata QS. Ali Imran :
104
( ‫سانِ ِه فَإ ِ ْن لَ ْم يَ ْست َِط ْع فَبِقَ ْلبِ ِه‬
َ ‫َم ْن َرأَى ِم ْن ُك ْم ُم ْن َك ًرا فَ ْليُغَيِ ْرهُ بِيَ ِد ِه فَإ ِ ْن لَ ْم يَ ْست َِط ْع فَبِ ِل‬
‫يما‬
َ ‫اْل‬ ِْ ‫ف‬ ُ َ‫ضع‬ ْ َ ‫َوذَلِكَ أ‬
Kemampuan Sangat Lancar sedang Kurang Tidak
menerjemahkan hadis lancer lancar lancer
riwayat Muslim dari
Abu Said

II. TUGAS

MANDIRI TIDAK TERSTRUKTUR

Setelah Anda pelajari uraian di atas, Anda kembangkan


dengan mencari materi tambahan dari sumber belajar lainnya.
Anda bisa pergi ke perpustakaan atau mengakses internet

Selanjutnya cobalah anda mencari contoh contoh CD, kaset


,mendatangi tempat tempat pengajian. Kemudian amatilah apa
yang mereka lakukan. Lalu tentukanlah tingkat keberhasilan
mereka dalam menyampaikan dakwah .atau pergilah ke
tempat tempat lain yang relevan yang bisa menginspirasi
anda untuk merasakan lebih dalam kebenaran dari ayat – ayat
Allah tentang amar ma’ruf nahi mungkar

SELAMAT BELAJAR, SEMOGA SUKSES

NILAI PARAF PARAF GURU


ORANG TUA
BAB VII
MUSYAWARAH SOLUSI TERBAIK

KOMPETENSI INTI

3. Memahami, menerapkan , dan menjelaskan pengetahuan faktual, konseptual,


procedural , dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan procedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

4.. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

KOMPETENSI DASAR
3.3.Memahami ayat-ayat al-Qur'an tentang demokrasi pada Surat Ali Imraan:
159, Surat asy-Syuura: 38, dan hadis riwayat Muslim dari Malik al Asyaja’i
)‫(خيار أئمتكم الذين تحبونهم‬, hadis riwayat Bukhari ( ُ‫ت ْاأل َ َمانَة‬ ْ ‫َمت َى السَّا َعةُ قَا َل فَإِذَا ض ُِي َع‬
َ‫ضا َعت ُ َها قَا َل إِذَا ُو ِسدَ ْاأل َ ْم ُر إِلَى َغي ِْر أ َ ْه ِل ِه فَا ْنت َِظ ْر السَّا َعة‬ َ
َ ‫)فَا ْنت َِظ ْر السَّا َعة قَا َل َكي‬
َ ِ‫ْف إ‬
4.3.Mensimulasikan perilaku hidup demokratis seperti terkandung dalam al-
Qur’an surah Ali Imraan (3): 159 dan surah al-Syuuraa (42): 38, dan hadis
tentang pemimpin yang diriwayatkan oleh Muslim dari Malik al Asyaja’i ‫(خيار‬
)‫أئمتكم الذين تحبونهم‬

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mengamati, menanya, mengeksplorasi, mengasosiasi dan


mengkomunikasikan peserta didik dapat :

3.4.Peserta didik dapat memahami ayat-ayat al-Qur'an tentang demokrasi pada


Surat Ali Imraan: 159, Surat asy-Syuura: 38, dan hadis riwayat Muslim dari
Malik al Asyaja’i )‫(خيار أئمتكم الذين تحبونهم‬, hadis riwayat Bukhari ( ‫َمت َى السَّا َعةُ قَا َل‬
َ‫ضا َعت ُ َها قَا َل إِذَا ُو ِسد َ ْاأل َ ْم ُر إِلَى َغي ِْر أ َ ْه ِل ِه فَا ْنت َِظ ْر السَّا َعة‬ َ ‫ت ْاأل َ َمانَةُ فَا ْنت َِظ ْر السَّا َعةَ قَا َل َكي‬
َ ِ‫ْف إ‬ ْ َ‫)فَإِذَا ضُيِع‬

4.4.Peserta didik dapat mensimulasikan perilaku hidup demokratis seperti


terkandung dalam al-Qur’an surah Ali Imraan (3): 159 dan surah al-Syuuraa
(42): 38, dan hadis tentang pemimpin yang diriwayatkan oleh Muslim dari
Malik al Asyaja’i )‫(خيار أئمتكم الذين تحبونهم‬

A. MARI RENUNGKAN

Sungguh betapa islam telah mengatur kehidupan manusia begitu rupa, agar
manusia dapat menjalankan kehidupannya dengan rasa damai. Setiap persoalan
yang terjadi akan berbuah anugerah dan kenikmatan jika kita menyelesaikan
semua masalah dengan agama. Dengan bermusyawarah dan memaafkan masalah
yang menyesakkan dada menjadi hilang.tapi jika masalah kita selesaikan dengan
egois, menganggap dirinya yang paling benar maka bukan penyelesaian yang kita
dapatkan. Justru sikap inilah yang akan memicu persoalan makin membesar. Dan
tidak jarang malah akan menimbulkan persoalan baru. Mari kita ciptakan hidup
tentram dan damai dengan lebih mengedepankan kemaslahatan bersama.
Belajarlah untuk selalu bisa menghargai orang lain. Pada gilirannya kitalah yang
akan mendapat penghargaan itu dari orang lain tanpa kita mengharapkan
sekalipun.

B. MARI MENGAMATI

Amatilah gambar di bawah ini kemudian berikan tanggapanmu !

(Sumber Dok. Kemenag)


PETA KONSEP

DEMOKRASI

QS. Ali Imran : 159


QS. Asy – Syuara’ :38
Mengedepankan
Orang yang
musyawarah untuk
menyelesaikan
mencapai HR. Muslim dari Malik masalah dengan
kesepakatan
Al Asyaja’i musyawarah

Kewajiban
memberantas
kemungkaran
C. MARI MENGKAJI QS. ALI IMRAN (3): 159
  
    
  
 
   
 
  
  
  
    


Artinya :
159. Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah Lembut
terhadap mereka. sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah
mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka,
mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka
dalam urusan itu[246]. Kemudian apabila kamu Telah membulatkan tekad,
Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-
orang yang bertawakkal kepada-Nya.

Cluster kata

MARI BELAJAR MEMBUAT KAMUS TEMATIK MINI

INDONESI ARAB INDONESI ARAB


A A

 
 

 

Kuasai mufrodat di atas, kemudian salin arti perkata QS. Ali Imran : 159 ke
dalam buku tugasmu !

SELAMAT MENGERJAKAN !

Salah satu yang menjadi penekanan pada ayat 159 adalah perintah
bermusyawarah. Melalui ayat ini Allah mennjelaskan kepada kita bahwa
sekalipun dalam keadaan genting seperti terjadinya pelanggaran-pelanggaran yang
dilakukan sebagian kaum muslimin pada peperangan uhud, sehingga
menyebabkan pasukan Nabi Muhammad menderita kekalahan, beliau tetap
berlaku sabar, tidak marah terhadap pelakunya, bahkan memohonkan ampunan
kepada Allah atas kesalahan mereka. Andaikata Nabi Muhammad bersikap kasar
dan tidak memaafkan mereka, niscaya mereka akan menjauhkan diri dari beliau
dan membenci ajaran agama Islam.
Selain itu, Nabi Muhammad SAW senantiasa mengadakan musyawarah
dengan pengikutnya dalam memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapi
termasuk dalam masalah peperangan. Oleh karena itu, kaum muslimin selalu taat
dan patuh terhadap keputusan yang diambil karena mereka merasa bahwa
keputusan itu adalah kesepakatan mereka sendiri bersama Nabi Muhammad.
Mereka memiliki semangat yang tinggi dan tekad yang bulat dalam
memperjuangkan agama Allah tanpa menghiraukan bahaya dan kesulitan yang
mereka hadapi sambil senantiasa bertawakkal dan memohon pertolongan Allah.
Sikap seperti inilah yang diperintah oleh Allah SWT serta akan diberi pahala
besar.
Kata musyawarah adalah dari kata syawara )‫ ( شا ور‬yang artinya
mengeluarkan madu dari sarang lebah. Arti ini kemudian berkembang, sehingga
mencakup segala sesuatu yang dapat diambil/ dikeluarkan dari yang lain
(termasuk pendapat). Kata musyawarah pada dasarnya hanya dipakai untuk hal-
hal yang baik, sejalan dengan arti dasar tersebut diatas.
Madu tidak saja rasanya manis, tetapi ia juga obat bagi banyak penyakit,
sekaligus menjadi sumber kesehatan dan kekuatan. Itulah yang dicari dimanapun
dan siapapun yang menemukannya. Madu dihasilkan oleh lebah. Jika demikian,
yang bermusyawarah seperti lebah, makhluk yang sangat teratur dan disiplin,
kerja samanya mengagumkan, makanannya sari kembang, hasilnya madu,
dimananpun ia hinggap dan tidak pernah membuat kerusakan, tidak mengganggu
kecuali diganggu, sengatannya pun obat. Tidak heran jika Nabi SAW
menyamakan seorang mukmin dengan binatang lebah.
Dalam ayat ini, diungkapkan tiga sifat dan sikap secara berurutan disebut
dan diperintahkan kepada Nabi Muhammad SAW untuk beliau laksanakan
sebelum mengadakan musyawarah. Penyebutan ketiga hal itu walaupun dari segi
konteks turunya ayat, mempunyai arti tersendiri yang berkaitan dengan perang
uhud. Tapi, dari segi pelaksanaan dan esensi musyawarah, ia perlu menghiasi diri
Nabi SAW dan setiap orang yang mengadaiasakan musyawarah. Setelah itu,
disebutkan lagiasaisatu sikap yang harus diambil setelah adanya hasil musyawarah
yaitu kebulatan tekad.
Pertama, yaitu berlaku lemah lembut, tidak berhati keras, dan tidak kasar.
Seorang yang melakukan musyawarah, apalagi yang berada dalam posisi
pemimpin, yang pertama ia harus hindari ialah tutur kata yang kasar serta sikap
keras kepala dan otoriter, karena jika tidak, maka mitra musyawarah akan
bertebaran pergi. Petunjukini dikandung oleh penggalan awal ayat diatas sampai
firman-Nya.

   


  
 
Kedua, yaitu memberi maaf dan membuka lembaran baru dalam bahasa
ayat diatas fa’fu anhum ( ‫) فاعف عنهم‬ “‫ ”عفى‬secara harfiah berarti
“menghapus”, memaafkan. Yaitu menghapus bekas luka hati akibat perlakuan
orang lain yang dinilai tidak wajar, ini perlu karena tiada musyawarah tanpa orang
lain, sedangkan kecerahan pikiran hanya hadir bersamaan dengan sirnanya
kekeruhan hati orang-orang yang bermusyawarah.
Dilain pihak bermusyawarah harus menyiapkan mentalnya untuk selalu
bersedia member maaf, karena boleh jadi ketika melaksanakan musyawarah
terjadi karena boleh jadiperbedaan pendapat atau keluar dari orang lain kalimat
atau pendapat yang menyinggung dan bila mampir ke hati akanmengeruhkan
pikiran, bahkan boleh jadi mengubah musyawarah menjadi pertengkaran dan
permusuhan.
Dengan demikian untuk mendapat yang terbaik dari hasil musyawarah,
hubungan dengan Tuhan pun harus harmonis.
Ketiga, yang harus mengiringi misyawarah adalah permohonan maghfiroh
dan ampunan ilahi, sebagaimana ditegaskan oleh pesan QS. Ali Imron : 159
diatas (   ) “wa istaghfir
lahum”. Pesan terahir ayat ini dalam konteks musyawarah adalah
setelah musyawarah usai, yaitu
(
 ) apabila telah bulat tekad, (laksanakanlah) dan berserah dirilah
kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berserah diri
kepada-Nya.
Wilayah musyawarah adalah persoalan-persoalan social kemasyarakatan,
seperti yang dipahami dari QS Asy Syura tersebut diatas. Para sahabat Nabi SAW
menyadari benar hal ini, sehingga mereka tidak mengajukan saran menyangkut
hal-hal yang telah mereka ketahui adanya petunjuk Ilahi. Ketika Nabi Muhammad
SAW menentukan satu lokasi untuk pasukan kaum muslimin dalam perang badar,
sahabat beliau Al Khubbab Ibn Al Mundzir terlebih dahulu bertanya :”Apakah ini
tempat yang diperintahkan Allah kepadamu untuk engkau tempati, atau pilihan
ini adalah pilihanmu berdasarkan strategi perang dan tipu muslihat ?” Ketika Nabi
menjawab bahwa pilihan itu adalah pilihan berdasarkan pertimbangan sendiri,
barulah Al Khubbab mengusulkan tempat lain yang ternyata disetujui oleh Nabi
SAW. Sebaliknya dalam perundingan Hudaibiyah beberapa syarat yang disetujui
Nabi, tidak berkenan dihati banyak sahabat beliau. Umar Ibn Al Khattab
menggerutu dan menolak, “Mengapa kita harus menerima syarat-syarat ini yang
merendahkan agama kita.” Demikian Umar berucap, tetapi begitu Nabi SAW
menyampaikan bahwa : “ Aku adalah Rasul Allah.” Umar ra dan sahabat-sahabat
lainnya terdiam dan menerima putusan yang diambil Nabi SAW itu.
Hal ini dapat disimpulkan bahwa problematika yang telah ada petunjuknya
dari Allah SWT secara tegas dan jelas, baik langsung maupun melalui Rasul
SAW, maka persoalan itu tidak termasuk lagi yang dapat dimusyawarahkan.
Musyawarah hanya dilakukan dalam hal-hal yang belum ditentukan petunjuknya,
serta soal-soal kehidupan social kemasyarakatan baik yang petunjuknya bersifat
global maupun yang tanpa petunjuk dan yang mengalami perubahan sesuai
dengan berjalannya waktu.
Nabi Muhammad bermusyawarah dalam urusan social kemasyarakatan,
dan beliau dalam beberapa hal bermusyawarah juga menerima saran menyangkut
beberapa urusan keluarga beliau atau pribadi beliau.

MARI MENGKAJI QS. AS. SuARA’ (42) : 38



 
 
 
 
 
38. Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan
mendirikan salat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarat
antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rezki yang kami
berikan kepada mereka.
Secara ringkas ayat ini memberikan janji bagi orang mukmin ganjaran
yang lebih baik dan kekal disisi Allah. Orang-orang mukmkin dimaksud memiliki
sifat-sifat antara lain adalah (  
 ) urusan mereka diputuskan dengan musyawarah
antar mereka.
Menurut pakar tafsir Muhammad Rasyid Ridha ketika menyatakan bahwa
Allah telah menganugerahkan kepada kita kemerdekaan penuh dan kebebasan
yang sempurna dalam urusan dunia dan kepentingan masyarakat, dengan jalan
member petunjuk untukmelakukan musyawarah, yakni yang dilakukan oleh
orang-orang cakap dan terpandang yang kita percayai, guna menetapkan bagi kita
(musyawarah) pada setiap periode hal-hal yang bermanfaat dan membangun
masyarakat.
Hadis riwayat Muslim dari Malik al Asyaja’i

)‫(خيار أئمتكم الذين تحبونهم‬,


Hadis riwayat Bukhari

( ‫ضا َعت ُ َها‬ َ ‫سا َعةَ قَا َل َكي‬


َ ‫ْف ِإ‬ َّ ‫ت ْاأل َ َمانَةُ فَا ْنت َ ِظ ْر ال‬ ُ ‫سا َعةُ قَا َل فَإِذَا‬
ْ ‫ض ِي َع‬ َّ ‫َمتَى ال‬
َ‫سا َعة‬ َّ ‫)قَا َل ِإذَا ُو ِسدَ ْاأل َ ْم ُر ِإلَى َغي ِْر أ َ ْه ِل ِه فَا ْنت َ ِظ ْر ال‬

D. MARI BERDISKUSI

Setelah kalian mendalami materi maka selanjutnya lakukanlah diskusi


dengan teman sebangkumu atau dengan kelompokmu, kemudian
persiapkan diri untuk mempresentasikan hasil diskusi tersebut di depan
kelas.

e. mari berlatih

I. Penerapan

a. Terjemahkan perkata ayat ayat berikut ini dengan benar kemudian berilah
tanda centang ( √ ) pada kolom di bawah ini sesuai dengan kemampuan yang
kamu miliki dengan jujur
   
    
  
   
 
 
   
  
     
 

Kemampuan Sangat Lancar sedang Kurang Tidak


menerjemahkan QS. lancar lancar lancer
Ali Imran : 159

II. TUGAS

MANDIRI TIDAK TERSTRUKTUR

Setelah Anda pelajari uraian di atas, Anda kembangkan dengan mencari


materi tambahan dari sumber belajar lainnya. Anda juga bsa pergi ke
perpustakaan atau mengakses internet.

Selanjutnya cobalah anda mewancarai paraPARAF


NILAI PARAF
tokoh atau pemuka GURU
agama
ORANG TUA
yang kesehariannya selalu menghadapi masarakat yang beragam. Carilah
informasi sebanyak banyaknya tentang bagaimana mereka
menyelesaikan masalah atau pergilah ke tempat tempat lain yang relevan
yang bisa menginspirasi anda untuk merasakan lebih dalam kebenaran
dari ayat – ayat Allah tentang demokrasi

BELAJAR, SEMOGA SUKSES

NILAI PARAF PARAF GURU


ORANG TUA
BAB VIII
HIDUPKU DAMAI DENGAN ADIL
DAN JUJUR

KOMPETENSI INTI

4. Memahami, menerapkan , dan menjelaskan pengetahuan faktual, konseptual,


procedural , dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan procedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

4.. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

KOMPETENSI DASAR
3.4 Memahami ayat-ayat al-Qur’an dan hadis tentang jujur dan adil pada Surat al-
Maidah (5): 8-10, Surat Al-Taubah (9): 119, an-Nahl (16): 90-92, an-Nisaa’
(4): 105, dan hadis riwayat Muslim Muslim dari Abdullah ( ‫ق فَإ ِ َّن‬ ِ ِ‫َعلَ ْي ُك ْم ب‬
ِ ْ‫الصد‬
‫الصدْقَ يَ ْهدِي ِإلَى ْالبِ ِر َو ِإ َّن ْالبِ َّر يَ ْهدِي ِإلَى ْال َجنَّ ِة‬
ِ ).

4.4 Mendemonstrasikan hafalan dan arti per kata ayat-ayat al-Qur’an tentang jujur
dan adil pada Surat al-Maidah (5): 8-10, Surat Al-Taubah (9): 119, an-Nahl
(16): 90-92, an-Nisaa’ (4): 105, dan hadis riwayat Muslim Muslim dari
Abdullah (‫الصدْقَ يَ ْهدِي إِلَى ْالبِ ِر َوإِ َّن ْالبِ َّر يَ ْهدِي إِلَى ْال َجنَّ ِة‬
ِ ‫ق فَإ ِ َّن‬ ِ ِ‫) َعلَ ْي ُك ْم ب‬.
ِ ْ‫الصد‬

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mengamati, menanya, mengeksplorasi, mengasosiasi dan


mengkomunikasikan peserta didik dapat :

1. Peserta didik dapat memahami ayat-ayat al-Qur’an dan hadis tentang jujur
dan adil pada Surat al-Maidah (5): 8-10, Surat Al-Taubah (9): 119, an-
Nahl (16): 90-92, an-Nisaa’ (4): 105, dan hadis riwayat Muslim Muslim
dari Abdullah (‫الصدْقَ َي ْهدِي ِإلَى ْال ِب ِر َو ِإ َّن ْال ِب َّر َي ْهدِي ِإلَى ْال َجنَّ ِة‬
ِ ‫ق فَإ ِ َّن‬ ِ ‫) َعلَ ْي ُك ْم ِب‬.
ِ ْ‫الصد‬
2. Peserta didik dapat mendemonstrasikan hafalan dan arti per kata ayat-ayat
al-Qur’an tentang jujur dan adil pada Surat al-Maidah (5): 8-10, Surat Al-
Taubah (9): 119, an-Nahl (16): 90-92, an-Nisaa’ (4): 105, dan hadis riwayat
Muslim Muslim dari Abdullah ( ‫الصدْقَ يَ ْهدِي ِإلَى ْال ِب ِر َوإِ َّن ْال ِب َّر يَ ْهدِي‬
ِ ‫ق فَإ ِ َّن‬ ِ ‫َعلَ ْي ُك ْم ِب‬
ِ ْ‫الصد‬
‫) ِإلَى ْال َجنَّ ِة‬.

a. Mari renungkan

Telah banyak bukti yang menunjukkan bagaimana kesudahan dari individu


individu atau masarakat suatu bangsa yang berlaku tidak adil dan tidak jujur akan
ditimpa uleh kehinaan dan kenistaan. Tatanan masarakat akan hancur. Jka suatu
masarakat tidak menegakkan amar ma’ruf nahi munkar dan berlaku adil dalam
mengambil keputusan, maka Allah akan menimpakan kenistakan dan kehinaan
hidup kepada mereka, individu yang bersangkutan dan juga kepada keluarga dan
masarakatnya. Kemudian di akherat kelak mereka dkategorikan sebagai orang
orang yang merugi .
Berbeda dengan pribadi yang senantiasa beriman dan beramal shaleh. Maka
Allah menjanjikan kepada mereka ampunan dan pahala yang besar. Maksudnya
adalah dengan iman dan amal saleh dapat menghapus berbuatan salah, tdak adi,
tidak jujur dan perilaku perilaku negatif lainnya yang selama ini manusia lakukan.
Sehingga hatinya menjadi bersih diiliputu oleh kebahagiaan dan ketentraman.
Mari kita bercermin bagaimana kesudahan kisah dari para koruptor, dan
pendusta. Dan marilah kita bercermin bagaiman kesudahan dari orang orang yang
jujur,amanah dan bertintak adil. Ingatlah .....!!!!

Janji Allah adalah nyata

PETA KONSEP

QS al-Maidah (5): 8-10, Al-Taubah (9): 119,Perntah


Perintah berbuat adil ,janji untuk bertaqwandan bersama
dan ancamanAllah, orang yang benar

ADIL DAN
JUJUR

, QS.An-Nisaa’ (4): 105,


QS.An-Nahl (16): 90-92,
Larangan membela orang yang
Berlaku adil dan berbuat
berkhianat
kebajikan, memberi kepada
kaum kerabat,
b. MARI mengamati

Amatilah gambar di bawah ini dan berikan tangagapanmu

c. mari menganalisa qs. Al- maidah (5) : 8 - 10

‫ش َهدَا َء ِب ْال ِق ْس ِط َوَل‬


ُ ِ‫َيا أَي َها الَّذِينَ آ َمنُوا ُكونُوا قَ َّو ِامينَ ِ َّلِل‬
 ‫َآن قَ ْو ٍم َعلَى أََل‬ ُ ‫شن‬َ ‫َي ْج ِر َمنَّ ُك ْم‬
 
  

  
 
  
 
 
  
  
  
  
  
 
  
 
 




 
 
Artinya

9. Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu Jadi orang-orang yang


selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan
adil. dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum,
mendorong kamu untuk Berlaku tidak adil.
10. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. dan
bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa
yang kamu kerjakan. 9. Allah telah menjanjikan kepada orang-orang
yang beriman dan yang beramal saleh, (bahwa) untuk mereka ampunan
dan pahala yang besar. 10. Adapun orang-orang yang kafir dan
mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu adalah penghuni neraka.

CLUSTER KATA
MARI BELAJAR MEMBUAT KAMUS TEMATIK MINI

INDONESIA ARAB INDONESIA ARAB

‫يَ ْج ِر َمنَّ ُك ْم‬ ِ ‫ش َهدَا َء بِ ْال ِقس‬


‫ْط‬ ُ
 

Kuasai mufrodat di atas, kemudian salin arti perkata QS. Al-Maidah : 8-10
ke dalam buku tugasmu !

SELAMAT MENGERJAKAN !

Mari mengkaji qs. Al-maidah :8-10

Di atas dinyatakan bahwa adil lebih dekat kepada takwa. Perlu dicatat
bahwa keadilan dapat merupakan kata yang menunjuk substansi ajaran Islam.
Setelah pada ayat 8 Allah memerintah dan melarang, kini melalui kedua ayat 9
dan 10 Allah menggembirakan dan mengancam, dengan menyatakan : Allah telah
menjanjikan orang-orang yang beriman dengan ucapan yang sesuai dengan isi
hati mereka dan membuktikannya dengan beramal saleh, bahwa untuk mereka
ampunan terhadap dosa-dosa mereka dan pahala yang besar, baik di dunia lebih-
lebih di akhirat sebagai buah dan imbalan amal-amal baik mereka. Adapun orang-
orang yang kafir, yang menolak ajakan Rasul dan mendustakan ayat-ayat Allah,
yang disampaikan oleh para Rasul maka mereka itu –yang ditunjuk oleh ayat ini–
bukan selain mereka yang sangat jauh dalam kekafirannya, serta amat jauh dari
rahmat Allah, adalah penghuni-penghuni neraka.

MARI MENGKAJI qs.AT.TAUBAH : 119

 
 
  
 
Artinya :
Wahai orang orang yang beriman bertakwalah kamu kepada Allah
dan hendaklah kamu bersama sama orang yang benar

Allah Swt dalam ayat yang mulia ini memberikan dua perintah kepada
orang-orang yang beriman; Pertama, kaum muslimin hendaknya bertakwa dan
takut kepada Allah Swt. Takwa yang merupakan bekal yang paling utama bagi
manusia. Takwa yang menjadi ukuran kedekatan manusia terhadap tuhannya,
semakin tinggi ketakwaan yang dimiliki seseorang maka semakin dekat pula dia
dengan tuhannya dan semakin sedikit ketakwaannya maka semakin jauh dia dari
sumber anugerah itu. Dalam ayat ke-13 surah Al-Hujurat disebutkan:” Wahai
manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kalian dari (jenis) laki-laki dan
(jenis) perempuan dan telah kami jadikan kalian berkelompok-kelompok dan
bersuku-suku supaya kalian saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di
sisi Allah adalah orang yang paling takwa. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui (lagi) Maha Mengenal.”

Allah SWT menjanjkan surga kepada hamba hamba yang bertaqwa.Allah


Swt dalam surah Maryam ayat ke-63 berfirman:” Itu adalah surga yang Kami
wariskan kepada hamba Kami yang bertakwa.”

Takwa dalam perspektif Islam begitu penting karena dia akan menjadi kontrol
intern bagi manusia sehingga kontrol lain tidak diperlukan lagi.

Kedua, dalam ayat ini, Allah Swt memerintahkan orang-orang mukmin agar
supaya bersama orang-orang yang benar.

Maksud dari Shadiqin bukanlah setiap orang yang benar, akan tetapi orang-
orang khusus. Hal itu bisa dibuktikan dengan dua hal:

1. Kalau Shadiqin berarti umum dan tidak berkaitan dengan orang-orang


tertentu, maka ungkapan yang seharusnya adalah: ‫ کونوا من الصادقين‬bukan
َ‫ كُونُوا َم َع الصَا ِد ِقين‬karena semuanya harus menjadi orang-orang yang benar
bukan sekedar bersama mereka; oleh karena itu, mengingat kalimat kedua
yang dipakai dan diharuskan untuk mengikuti mereka maka jelas yang
dimaksud oleh ayat adalah orang-orang tertentu.
2. Dhahir ayat menunjukkan kebersamaan dan mengikuti mereka tidak, oleh
karena itu Shadiqin yang dibahas tentunya orang-orang yang sudah
dijamin oleh Allah Swt terbebas dari kesalahan, karena jika mereka tidak
maksum tidak mungkin manusia dapat mengikuti setiap saat.

Jadi , Shadiqin selain memiliki keimanan terhadap Allah dan Rasul-Nya


juga memiliki dua keistimewaan tambahan yang membuat mereka berbeda dari
kaum muslimin yang lain:

1. Setelah iman kepada ketuhanan dan kenabian mereka tidak memiliki


keraguan sama sekali dan di setiap fase-fase kehidupannya. Mereka
senantiasa menjaga keimanannya.
2. Keimanan itu tidak hanya menjadi penghuni hati, akan tetapi diamalkan
kepada tataran praktis dan amal perbuatan sehingga karena hanya
mengharap keridhaan Allah semata, bukan karena kepentingan harta dan
jiwa selalu berjuang di jalan Allah Swt.

FOKUS

1. kebenaran merupakan pilar terkuat keimanan.

2. kebenaran adalah kemaslahatan segala sesuatu sedang

kebohongan kehancuran segala sesuatu

3. Allah memerintahkan hambanya unruk bertaqwa dan


bersama orang orang yang benar

D. Mari mengkajI QS. An – Nahl(16) : 90 - 92

‫اء ذِي ْالقُ ْربَى َويَ ْن َهى َع ِن‬ ِ َ ‫ان َو ِإيت‬ ِ ‫س‬ ْ ‫ّللاَ يَأ ْ ُم ُر ِب ْالعَ ْد ِل َو‬
َ ‫اْلح‬ َّ ‫ِإ َّن‬
‫)وأ َ ْوفُوا‬َ ٩٠( َ‫ظ ُك ْم لَعَلَّ ُك ْم تَذَ َّك ُرون‬ ُ ‫َاء َو ْال ُم ْن َك ِر َو ْالبَ ْغي ِ يَ ِع‬ ِ ‫ْالفَ ْحش‬
‫ضوا األ ْي َمانَ بَ ْعدَ ت َ ْو ِكي ِدهَا َوقَ ْد‬ ُ ُ‫ّللا ِإذَا َعا َه ْدت ُ ْم َوَل ت َ ْنق‬ ِ َّ ‫ِبعَ ْه ِد‬
‫)وَل‬ َ ٩١( َ‫ّللاَ يَ ْعلَ ُم َما ت َ ْفعَلُون‬ َّ ‫ّللاَ َعلَ ْي ُك ْم َك ِفيَل ِإ َّن‬ َّ ‫َجعَ ْلت ُ ُم‬
َ‫ت غ َْزلَ َها ِم ْن بَ ْع ِد قُ َّوةٍ أ َ ْن َكاثًا تَت َّ ِخذُون‬ ْ ‫ض‬ َ َ‫ت َ ُكونُوا َكالَّ ِتي نَق‬
‫ي أ َ ْربَى ِم ْن أ ُ َّم ٍة ِإنَّ َما‬ ُ
َ ‫أ َ ْي َمانَ ُك ْم دَخََل بَ ْينَ ُك ْم أ َ ْن ت َ ُكونَ أ َّمة ِه‬
َ‫ّللاُ ِب ِه َولَيُبَ ِين ََّن لَ ُك ْم يَ ْو َم ْال ِقيَا َم ِة َما ُك ْنت ُ ْم فِي ِه ت َ ْخت َ ِلفُون‬
َّ ‫يَ ْبلُو ُك ُم‬
)٩٢(
Artinya :
90. Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) Berlaku adil dan berbuat
kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari
perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran
kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.
91. dan tepatilah Perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji dan
janganlah kamu membatalkan sumpah-sumpah(mu) itu, sesudah
meneguhkannya, sedang kamu telah menjadikan Allah sebagai saksimu
(terhadap sumpah-sumpahmu itu). Sesungguhnya Allah mengetahui apa
yang kamu perbuat.
92. dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan
benangnya yang sudah dipintal dengan kuat, menjadi cerai berai kembali,
kamu menjadikan sumpah (perjanjian) mu sebagai alat penipu di antaramu,
disebabkan adanya satu golongan yang lebih banyak jumlahnya dari
golongan yang lain. Sesungguhnya Allah hanya menguji kamu dengan hal
itu. dan Sesungguhnya di hari kiamat akan dijelaskan-Nya kepadamu apa
yang dahulu kamu perselisihkan itu.

CLUSTER KATA

MARI BELAJAR MEMBUAT KAMUS TEMATIK MINI

INDONESIA ARAB INDONESIA ARAB

ِ َّ ‫َوأ َ ْوفُوا ِب َع ْه ِد‬


‫ّللا‬ ِ ‫ِِ َو ْال َب ْغي‬
‫َِفِيَل‬ ‫ضوا‬ ُ ُ‫ََِل ت َ ْنق‬
َّ ‫يَ ْبلُو ُك ُم‬
ُ‫ّللا‬ ‫ت غ َْزلَ َها‬ ْ ‫ض‬َ َ‫نَق‬
ANDA PASTI BISA MENERJEMAHKAN AYAT DI ATAS
Kuasai mufrodat di atas, kemudian salin arti perkata dari QS. An – Nahl : 90 -
92 ke dalam buku tugasmu !
SELAMAT MENGERJAKAN !

Ayat ini dinilai oleh para pakar sebagai ayat yang paling sempurna
dalam penjelasan segala aspek kebaikan dan keburukan. Allah SWT
berfirman sambil mengukuhkan dan menunjuk langsung diri-Nya dengan
nama yang teragung guna menekankan pentingnya pesan-pesan Allah yang
secara universal bersesuaian dengan nurani setiap manusia.
Ihsan adalah puncak kebaikan amal perbuatan. Terhadap hamba, sifat
perilaku ini tercapai saat seseorang memandang dirinya pada diri orang lain
sehingga dia memberi untuknya apa yang seharusnya dia beri untuk dirinya;
sedang ihsan antara hamba dengan Allah adalah leburnya dirinya sehingga
dia hanya "melihat" Allah SWT. Karena itu pula ihsan antara hamba dengan
sesama manusia adalah bahwa dia tidak melihat lagi dirinya dan hanya
melihat orang lain itu. Siapa yang melihat dirinya pada posisi kebutuhan
orang lain dan tidak melihat dirinya pada saat beribadah kepada Allah maka
dia itulah yang dinamai muhsin, dan ketika itu dia telah mencapai puncak
dalam segala amalnya.
Setelah ayat yang lalu memerintahkan menepati janji dan memenuhi
sumpah, ayat 92 melarang secara tegas membatalkannya sambil
mengilustrasikan keburukan pembatalan itu. Pengilustrasian ini merupakan
salah satu bentuk penekanan. Memang penegasan tentang perlunya
menepati janji merupakan sendi utama tegaknya masyarakat, karena itulah
yang memelihara kepercayaan berinteraksi dengan anggota masyarakat. Bila
kepercayaan itu hilang, bahkan memudar, maka akan lahir kecurigaan yang
merupakan benih kehancuran masyarakat.

E. Mari mengkaji QS. An – nISA’ : 105


َ ‫اس ِب َما أ َ َر‬
‫اك‬ ِ َّ‫ق ِلت َ ْح ُك َم بَ ْينَ الن‬ِ ‫اب ِب ْال َح‬
َ َ ‫ِإنَّا أ َ ْنزَ ْلنَا ِإلَي َْك ْال ِكت‬
ِ ‫ّللاُ َوَل ت َ ُك ْن ِل ْلخَا ِئ ِنينَ خ‬
‫َصي ًما‬ َّ
Artinya :
“Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab kepadamu dengan
membawa kebenaran, supaya kamu mengadili antara manusia dengan
apa yang telah Allah wahyukan kepadamu, dan janganlah kamu menjadi
penantang (orang yang tidak bersalah), karena (membela) orang-orang
yang khianat”

1. Makna Mufrodat
 : agar mengadili
 : orang-orang berkhianat
 : pembela

2. Analisa Kandungan Ayat


Nilai-nilai agama adalah haq karena nilai-nilai itu selalu mantap tidak
dapat diubah-ubah. Sesuatu yang tidak berubah, sifatnya pasti, dan sesuatu yang
pasti, menjadi benar, dari sisi bahwa ia tidak mengalami perubahan. Nilai-nilai
yang diajarkan Al Qur'an adalah haq. Ia diturunkan dengan haq dalam arti tidak
disentuh oleh kebatilan tidak juga dapat dibatalkan atau dilenyapkan oleh
kenyataan.
Segala yang berkaitan dengan Al Qur'an adalah haq. Yang
menurunkannya, yaitu Allah, adalah Al Haq yang paling mutlak. Yang
membawanya turun, yang menerimanya, cara turunnya, redaksi dan gaya
bahasanya, kandungan dan pesan-pesannya, semuanya haq dan benar, tidak
boleh diubah dan tidak akan berubah.
a. Ijtihad Nabi SAW sebagai Penentu Kebijakan
Ayat ini memberikan kepada Rasul SAW., wewenang menetapkan hukum
sekaligus kebenaran apa yang beliau putuskan melalui Ijtihad karena
beragamnya persoalan, sedang petunjuk Al Qur’an bersifat global. Hal ini
menuntut Nabi Muhammad SAW., untuk mengembangkan tasyri’
menyangkut persoalan pada waktu itu, tentunya dengan prinsip-prinsip yang
dalam pada Al Quran.
Ijtihad beliau pasti benar, tetapi ini bukan berarti bahwa rincian ketetapan
hukum beliau menyangkut si A misalnya pasti benar, tetapi yang dimaksud
adalah cara dan proses penetapan hukum yang beliau tempuh serta
ketetapannya berdasarkan bukti-bukti formal yang dikemukakan oleh yang
berselisih serta pengembalian rincian tersebut kepada wahyu Ilahi adalah benar
dan haq.
b. Sikap Ahlul Kitab Terhadap Ajaran Kitab Suci
Uraian ayat diatas, salah satunya adalah menggambarkan keanehan orang-
orang yang telah diberi kitab suci yakni diantaranya Ahlul Kitab, yang sesat dan
menyesatkan orang lain dan keimanan mereka kepada setan dan berhala,
dilanjutkan dengan uraian tentang anehnya sikap mereka yang mengaku percaya
kepada kitab yang diturunkan Allah tetapi mencari hakim selain-Nya. Ini
dilanjutkan dengan aneka rincian, menyangkut mereka, serta aneka dalil yang
membatalkan dalih mereka, sampai akhirnya perintah untuk menghadapi para
pembangkang dengan keampuhan argument dan kekuatan senjata. Tetapi harus
juga dingat bahwa tidak seluruh penganut ajaran Ahlul Kitab itu buruk secara
sosiologis, sebagai bukti adalah bahwa Nabi juga membela kepentingan seorang
Yahudi dengan bersikap adil dengan menyatakan orang tersebut tidak bersalah,
karena memang bukti yang diajukan oleh seorang muslim lemah.

Hadis tentang berlaku jujur

‫ور َع ْن أ َ ِبي َوائِ ٍل َع ْن‬


ٍ ‫ص‬ُ ‫ش ْيبَةَ َحدَّثَنَا َج ِرير َع ْن َم ْن‬ ُ ‫عثْ َم‬
َ ‫ان ب ُْن أ َ ِبي‬ ُ ‫َحدَّثَنَا‬
‫سلَّ َم قَا َل ِإ َّن‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫ّللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ َ ِ ‫ّللاُ َع ْنهُ َع ْن النَّبِي‬
َّ ‫ي‬ ِ ‫ّللاِ اِب ُْن َم ْسعُ ْودَ َر‬
َ ‫ض‬ َّ ‫َع ْب ِد‬
‫صد ُُق‬ َّ ‫الص ْدقَ يَ ْهدِي إِلَى ْالبِ ِر َوإِ َّن ْالبِ َّر يَ ْهدِي إِلَى ْال َجنَّ ِة َوإِ َّن‬
ْ َ‫الر ُج َل لَي‬ ِ
َ ‫ور َو ِإ َّن ْالفُ ُج‬
‫ور يَ ْهدِي ِإلَى‬ ِ ‫ِب يَ ْهدِي ِإلَى ْالفُ ُج‬
َ ‫صدِيقًا َو ِإ َّن ْال َكذ‬
ِ َ‫َحتَّى يَ ُكون‬
‫ رواه البخاري‬.‫ّللاِ َكذَّابًا‬ َ َ ‫ِب َحتَّى يُ ْكت‬
َّ َ‫ب ِع ْند‬ ُ ‫الر ُج َل لَيَ ْكذ‬ ِ َّ‫الن‬
َّ ‫ار َوإِ َّن‬
Artinya :
Dari Abdullah bin Mas’ud ia berkata dari nabi SAW bersabda :
“Hendaklah kamu berlaku jujur karena sesungguhnya kejujuran itu
membawa kepada kebaikan (ketaatan) dan kebaikan itu membawa ke
Surga. Dan seseorang membiasakan dirinya berkata benar sehingga
ia dicatat di sisi Allah sebagai orang yang benar (sidiq). Dan
hindarilah olehmu berdusta karena dusta membawa kepada
kemaksiatan sedang kemaksiatan membawa ke neraka. Dan
seseorang suka berdusta hingga dicata di sisi Allah sebagai pendusta
(Mutafaqun alaih)

F. mari berdiskusi

Setelah kalian mendalami materi maka selanjutnya lakukanlah diskusi


dengan teman sebangkumu atau dengan kelompokmu, kemudian persiapkan diri
untuk mempresentasikan hasil diskusi tersebut di depan kelas.

FOKUS

a. Kerasulan Nabi Muhammad adalah benar adanya, oleh

karenanya Rasul SAW., diberi wewenang untuk mengemban misi

suci ini melalui pembentukan syari’at yang tidak didapati dalam

Al Qur’an, yang kemudian lebih dikenal dengan Hadis Nabi SAW.

Sehingga apa yang datang dari nabi menyangkut perkataan,

perbuatan dan ketetapanya harus di taati.


b. Kengganan Ahlul Kitab mempecayai bahwa apa yang dikatan

Muhammad SAW., itu kebenaran adalah karena keangkuhan dan

sikap egois yang ditunjukkan sebagai bentuk rasa tidak percaya

diri dan bentuk ketakutan akan lunturnya kepercayaan

masyarakat terhadap pribandinya.

c. Dalam fungsinya sebagai pemutus perkara (hakim) sikap dan

keputusan yang diambil berdasar fakta yang ada di lapangan,

berdasar fakta itulah Nabi SAW., memutus perkara yang timbul

di masyarakat dengan kejujuran dan keadilan. Tetapi dengan

keterbatasan diri dalam memutus perkara, Allah selalu

membimbing sehingga terhindar dari kesalahan.

G. mari BERLATIH

I. Penerapan
a. Terjemahkan perkata ayat ayat berikut ini dengan benar kemudian berilah
tanda centang ( √ ) pada kolom di bawah ini sesuai dengan kemampuan yang
kamu miliki dengan jujur

‫ع ِن ْالفَ ْحشَا ِء‬ َ ‫اء ذِي ْالقُ ْر َبى َو َي ْن َهى‬ ِ َ ‫ان َوإِيت‬
ِ ‫س‬ ْ ‫ّللاَ يَأ ْ ُم ُر بِ ْالعَ ْد ِل َو‬
َ ‫اْلح‬ َّ ‫إِ َّن‬
‫عا َه ْدت ُ ْم‬ ِ َّ ‫)وأ َ ْوفُوا ِب َع ْه ِد‬
َ ‫ّللا ِإذَا‬ َ ٩٠( َ‫ظ ُك ْم َل َعلَّ ُك ْم تَذَ َّك ُرون‬ ُ ‫َو ْال ُم ْن َك ِر َو ْال َب ْغي ِ َي ِع‬
‫ّللاَ يَ ْعلَ ُم‬ َّ ‫ضوا األ ْي َمانَ بَ ْعدَ ت َ ْو ِكي ِدهَا َوقَ ْد َج َع ْلت ُ ُم‬
َّ ‫ّللاَ َعلَ ْي ُك ْم َك ِفيَل ِإ َّن‬ ُ ُ‫َوَل ت َ ْنق‬
َ‫َما ت َ ْفعَلُون‬
Kemampuan Sangat Lancar sedang Kurang Tidak
menerjemahkan QS. lancar lancar lancer
An – Nahl : 90

II. TUGAS

MANDIRI TIDAK TERSTRUKTUR

Setelah Anda pelajari uraian di atas, Anda kembangkan dengan mencari


materi tambahan dari sumber belajar lainnya.

Selanjutnya unduhlah film- film , berita berita di TV tentang penemuan hasil


KPK tentang tindak korupsi, mewancai Hakim di daerahmu atau tempat
tempat lain yang relevan yang bisa menginspirasi anda untuk merasakan lebih
dalam kebenaran dari ayat – ayat Allah tentang jujur dan adil
NILAI PARAF PARAF GURU
ORANG TUA
DAFTAR PUSTAKA

Ash-Shidieqy, T.M, Sejarah dan pengantar ilmu al- Qur’ an, Bulan Bintang,
Jakarta, cetakan keempat
Ash-Shidieqy, T.M, , Tafsir al=Qur’an, Bulan Bintang, Jakarta : 1964
Alimin Mesra, Ulumul Qur’an, Cet 1, ( Jakarta: PSW, 2005)
Al Qaththan, Manna’ Khalil, Studi Ilmu-Ilmu Qur’an, Jakarta: Litera antar Nusa,
1996
Ash-Shalih, Subhi, Membahas Ilmu-lmu al Qur’an, Jakarta : Pustaka Firdaus,
1995
As-Shauwy, Ahmad, Mu’jizat Al Qur’an dan Sunnah tentang IPTEK, Jakarta,
Gema Insani Preass, 1995
At-amimi , Muhammad , Syaikh, Kitab Tauhid, (tarj)Riyad, 1419 H
Al- Hazimi,Abdullah,Ibrahim , Kisah kisah nyata tentang nabi,rasul, sahabat,
tabi’in, orang orang dulu dan sekarang, Jakarta, Yayasan As- Sofwa,1419
H
Al- Jazairi, Jabir, Abu Bakar, Syeikh, Minhajul Muslm (cet.6), Madinah,
Maktabatul ulum wal hikam :1419 H
Baiquni, Ahmad Prof, MSc, PhD, 1997, Al Qur’an dan Ilmu Pengetahuan
Kealaman , Jakarta, PTDana Bhakti Prima Yasa, Cet .1
Asya, Ra’fat Abdurrahman,DR.Kepahlawanan generasi sahabat Rasulullah:
Jakarta, Media dakwah;1984
Buchori, Didin Saefuddin, Pedoman memahami kandungan al- Qur’an, Bogor:
Grnada Sarana Pustaka,2005
Depag RI, Al-Qur’an dan terjemahnya ,1990
Depatemen Agama RI. Al- Qur-an dan Tafsirnya. Jakarta, Proyek pengadaan
kitab sici al-Qur’an :1975/1976
Dirjen Kelembagaan agama islam DEPAG RI, Madrasah Aliyah kelas X,2002
Dirjen Kelembagaan agama islam DEPAG RI, Madrasah Aliyah kelas XI,2002
Dirjen Kelembagaan agama islam DEPAG RI, Madrasah Aliyah kelas XII,2002
Hafidz Abdurrahman, Ululmul Qur’an praktis, Cet.1, ( Bogor : Dea Pustaka,
2004)
Matsna. Moh, MA, DR, Qur’an Hadis,Madrasah Aliyah , Toha Putra, Semarang
Shihab, M.Quraisy (ed) , Ensiklopedia al-Qur;an, Jakarta , Lentera Hati, edisi
revisi

Tim guru MGMP Jatim, Bahan ajar Tafsir, MA kelas XI, Mojokerto: CV. Sinar
Mulia ,2012
Tim guru MGMP Jatim, Bahan ajar Tafsir, MA kelas XII, Mojokerto: CV. Sinar
Mulia ,2012

Anda mungkin juga menyukai